Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH




OPTIMALISASI PERAN POLSUBSEKTOR BAGI KEGIATAN PUBLIK
GUNA MEMBERIKAN PELAYANAN PRIMA
DALAM RANGKA TERPELIHARANYA STABILITAS KAMTIBMAS

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Reformasi yang bergulir di Indonesia telah mendorong terjadinya berbagai
perubahan disemua aspek kehidupan yang ada, termasuk dalam aspek kelembagaan
negara yang berupaya mewujudkan good governance. Demikian halnya terhadap Polri,
berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan reformasi internal Polri dengan
melakukan perbaikan pada aspek instrumental, struktural dan kultural.
Sekarang ini sifat hakekat pekerjaan dan organisasi di sektor modern mulai
berubah dari pekerjaan yang bersifat craff (kerajinan) menjadi pekerjaan yang berbasis
pengetahuan dan kebutuhan sumber daya manusia juga berubah kearah pekerjaan yang
berpengetahuan (knowledge workers), karena itu pekerjaan yang bersifat rutin
(meaningless refetive task) mulai diganti dengan tugas pekerjaan yang menekankan pada
inovasi dan perhatian (inovation and caring). Keterampilan dan keahlian tunggal mulai
ditinggalkan dan digantikan dengan profesionalisasi dengan keahlian ganda. Disamping
itu penugasan yang bersifat individual mulai berubah menjadi pekerjaan tim (team work).
Bagaimana peran Polisi dalam menyikapi masalah ini, fungsi Polisi dalam
masyarakat adalah untuk mengayomi, melindungi dan melayanai masyarakat, hal ini
sesuai dengan Undang-undang No. 2 Tahun 2002
1
tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, karena masyarakat / sumber daya manusia adalah aset utama bangsa. Polisi
harus dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan harapan dan keinginan
masyarakat, sosok Polisi yang ideal di seluruh dunia adalah polisi yang protagonis (abdi
masyarakat) bukan yang antagonis, polisi yang protagonis merupakan sosok polisi yang
terbuka terhadap dinamika perubahan masyarakat dan bersedia untuk meng-
akomodasikannya dalam tugas-tugasnya. Lebih jauh ditegaskan lagi oleh Satjipto

1
Undang Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta, 2002, Sinar Grafika
Jakarta, 2002



2
Raharjo
2
, dikatakan bahwa Polisi adalah suatu lembaga yang selalu berubah, mengubah
dan membangun dirinya. Secara spesifik dikatakan bahwa sejarah atau evolusi
Kepolisian di dunia mencerminkan (perubahan) pengorganisasian masyarakat. Polisi
memiliki habitat sosialnya sendiri.
Sejalan dengan pemikiran tersebut apa yang harus dilakukan oleh Polsubsektor
untuk menciptakan rasa aman, memelihara keteraturan dalam meningkatkan kualitas
hidup masyarakat, tindakan yang dilakukan adalah membangun pola-pola peningkatan
pelayanan publik sesuai dengan program merevitalisasi Polri yaitu menjadikan Polri
lebih melayani, proaktif, transparan dan akuntabel, dengan berdasarkan kaidah taat
hukum, taat prosedur dan taat etika
3
, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan pelayanan prima sebagai pedoman
atau acuan bagi para petugas dalam meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat,
sehingga masyarakat percaya akan tugas-tugas Polisi yang pada akhirnya profesionalisme
Polri dapat terwujud.
2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan bahwa belum
optimalnya peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan prima dalam rangka
terpeliharanya stabilitas Kamtibmas.
3. Pokok Persoalan
Merujuk pada permasalahan diatas, maka pokok-pokok persoalan yang akan
dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut
a. Bagaimana kemampuan peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan
prima ?
b. Bagaimana metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat ?
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup penulisan naskah ini tentang optimalisasi peran Polsubsektor bagi
kegiatan publik guna memberikan pelayanan prima dalam rangka terpeliharanya stabilitas
kamtibmas dibatasi hanya pada tugas di tingkat KOD.

2
Satjipto Raharjo, sosok Polisi yang ideal, Jakarta 2007
3
Revitalisasi, Bahan ajaran, kebijakan Kapolri tentang revitalisasi Polri menuju pelayanan prima guna
meningkatkan kepercayaan masyarakat, Bandung, Juli 2011.




3
BAB II
PEMBAHASAN

Pelayanan prima merupakan usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
dibutuhkan orang lain dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah merasakan pelayanan yang diberikan dengan harapannya minimal
sama atau lebih baik. Kepuasan berkaitan dengan suasana hati yang dapat menerima dengan baik
dari sesuatu yang diterima. Kepuasan pelanggan merupakan suatu penerimaan dengan hati yang
senang dari pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan kepadanya.
Pelayanan prima memiliki ukuran atau standar yang dapat dijadikan indikator atau ciri
untuk mengukur suatu pelayanan yang dilakukan. Standar tersebut adalah sebagai berikut :
- Kesederhanaan, yakni prosedur dan tata cara pelayanan dilakukan dengan cara yang
mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
Kesederhanaan tidak berarti mengabaikan atau mempermudah sesuatu atau mencari jalan
pintas untuk mempercepat penyelesaian masalah.
- Kejelasan dan kepastian, yakni adanya kejelasan dan kepastian mengenai hal-hal berikut
prosedur, syarat pelayanan, pihak yang berwenang dan bertanggung jawab, waktu
penyelesaian, biaya yang ditetapkan, hak dan kewajiban atau petugas yang melayani.
Implementasi pelayanan prima di lingkungan Polri sebagaimana yang tertuang dalam UU
No. 2 tahun 2002, Pasal 2, yaitu Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masayarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
- Pentingnya pelayanan bagi Polri diungkapkan pula dalam Kode Etik Polri yang
merupakan standar normatif bagi pelaksanaan tugas Polri sebagaimana tercantum dalam
Pasal 5 yakni Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat senantiasa, salah satu diantaranya yaitu memberikan
pelayanan terbaik, mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit, bersikap hormat
kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak/ arogan karena kekuasaan, tidak
membeda-bedakan cara pelayanan kepada semua orang, tidak mengenal waktu istirahat
selama 24 jam, atau tidak mengenal hari libur dan tidak membebani biaya, kecuali diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
- Sesuai program Revitalisasi Kapolri yang mencakup 10 bidang pelayanan program
prioritas yang telah ditetapkan untuk memperkuat dan mendorong terwujudnya pelayanan



4
prima yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri, salah satu diantaranya yaitu
menggelar Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di berbagai sentra kegiatan publik;
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pelayanan prima oleh Polsubsektor saat ini masih
kurang optimal, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya yaitu tingginya
angka kejahatan, selain itu secara demografi, jumlah penduduk Kota berdasarkan Hasil
Registrasi Penduduk Tahun 2009 adalah 2.619.243 jiwa dengan kepadatan penduduk tiap km
dihuni kurang lebih 13.646 jiwa, daerah terpadat adalah yaitu 38.348 jiwa, dengan kepadatan
penduduk dan tingginya tindakan kriminalitas yang terjadi merupakan suatu persoalan kompleks
yang dihadapi.
Adapun crime Total dan Crime Clearance (CC dan CT) jajaran Polres, seperti yang
tergambar dalam tabel berikut :
No. JENIS KRIMINALITAS
JAN-OKT
2009
JAN- OKT
2010
KET
CT CC CT CC
1. Curanmor R-2 1020 89 1.453 107
2. Curanmor R-4 148 8 130 15
3. Curi Berat 816 204 646 350
4. Curi Keras 363 80 333 143
5. Curi Ringan 226 91 228 193
6. Aniaya Ringan 104 31 107 103
7. Aniaya Berat 293 147 239 302
8. Penipuan 723 204 751 304
9. Penggelapan 479 119 421 163
10. Peras / Anc.Keras 65 34 54 24
11. Pengrusakan 49 5 62 20
12. Kebakaran 57 46 32 41
13. Pembunuhan 5 2 4 8
14. Perkosaan 15 10 14 5
15. Perzinahan 27 12 11 4
16. Penculikan 11 1 5 1
17. Narkotika 173 122 172 184
18. Mata Uang Palsu 1 0 2 3
19. Pemalsuan Surat 42 16 32 35
20. Pemalsuan Merk 1 0 7 -
21. Sumpah Palsu 9 2 1 1
22. Perjudian 5 7 22 11
23. Penghinaan 9 3 25 2
24. Cemar Nama Baik 35 12 55 9
25. Penadahan 0 7 1 30
26. Korupsi 0 0 - -
27. Senpi, Handak, Sajam 5 8 20 24
28. Lain-lain Kriminalitas 483 281 391 443
JUMLAH 5.164 1.541 5.309 2.528



5
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa kasus Curanmor sebagai data crime yang sangat
menonjol disusul dengan Curat dan penipuan turut mendominasi kejadian kriminalitas dan
secara umum penyelesaian perkara belum sepenuhnya optimal.
1. Fakta-fakta yang ditemukan.
Apabila memperhatikan gambaran tersebut diatas, maka kriminalitas yang terjadi
masih yang sangat menonjol, diimbangi jumlah dan kepadatan penduduk, oleh sebab itu
upaya untuk mengoptimalisasi peran Polri dalam memberikan pelayanan prima masih
terkendala.
a. Kemampuan peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan prima.
Sumber daya manusia diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sebagai faktor penentu bagi keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas
yang dipercayakan kepada Polri dalam melaksanakn tugas pelayanan masyarakat.
Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut, maka perlu dilakukan
pembenahan sumber daya manusia Polri guna dapat memelihara fleksibilitas
organisasi sehingga pelayanan Polri terhadap masyarakat dapat terus meningkat.
Sumber daya personel saat ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kuantitas
dan kualitas, sebagaimana dapat diuraikan antara lain :
1) Kuantitas.
Data personel pada fungsi Polsubsektor Polres berdasarkan laporan
Bulan Desember 2010 antara lain DSP 16 orang, RIIL 10 orang, jumlah
personel masih belum sesuai dengan DSP, sesuai Peraturan Kapolri Nomor
23 tahun 2010 untuk jumlah personil yang menempati Pos Polisi Sub
Sektor sejumlah 16 anggota kepolisian, saat ini kekurangan personel
mencapai 6 orang,
2) Kualitas
Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 2 Tahun 2002 Polri
memiliki peran yang cukup strategis dalam menjaga stabilitas serta
memelihara keamanan dan ketertiban, menegakan hukum serta
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.



6
Namun sejauh ini kemampuan maupun kualitas anggota dalam
melaksanakan tupoksinya masih dihadapkan kepada beberapa kelemahan
antara lain :
a) Pejabat yang menduduki Kepala Polsubsektor saat ini masih jabat
oleh Bintara tinggi belum sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 23
Tahun 2010, bahwa minimal pejabat yang menduduki yaitu
minimal berpangkat Iptu atau Ipda.
b) Belum optimalnya peningkatan kinerja yang dapat dirasakan
secara nyata manfaatnya oleh masyarakat maupun stakeholder
lainnya
c) Pengembangan infrastruktur pelayanan belum optimal
melaksanakan tugasnya.
d) Dedikasi dan loyalitas anggota dalam menjalankan tugas pokok,
fungsi dan perannya belum disertai peningkatan peran
pengawasan guna memelihara akuntabilitas kinerja.

b. Metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat
Sampai saat ini penyelenggaraan kegiatan pada fungsi Polsubsektor
belum dapat memberikan kontribusi sebagaimana diharapkan, karena pada
kenyataannya tugas, fungsi dan perannya belum dapat dilaksanakan dengan baik,
anggota belum mampu menerapkan sistem dan metode untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan program revitalisasi dalam melayani,
proaktif, dan akuntabel, sesuai prosedur, hal ini disebabkan karena kemampuan,
penampilan dan sikap mental anggota belum sesuai harapan, beberapa indikator
kelemahan tersebut antara lain :
1) Internal.
a) Belum optimal dalam memberikan pelayanan, pimpinan belum
dapat melayani bawahan (servant leadership)
b) Kurang proaktif, belum ada tindakan yang tegas terhadap anggota
yang melakukan pelanggaran hukum
c) Kurang transparan, belum adanya keterbukaan dan bersedia
menerima komplain dan memberikan respon terhadap adanya
pengaduan.



7
d) Kurang akuntabel, yaitu pengemban tugas belum mampu
memenuhi tanggung jawabnya.
2) Eksternal.
a) Belum mampu memberikan pelayanan kepolisian yang lebih cepat,
lebih mudah, lebih baik dan lebih nyaman bagi masyarakat dengan
memenuhi standar mutu pelayanan dan tingkat kepuasan
masyarakat public service organization (pso)
b) Kurang mampu merespon potensi yang dapat menimbulkan
gangguan keamanan dan ketertiban, serta kurang terjalinnya
kerjasama yang sinergis dengan masyarakat yang ada disekitarnya.
c) Masih belum dapat memberikan informasi yang diperlukan
masyarakat secara proporsional dengan membuka akses informasi
yang dibutuhkan.
d) Belum mampu untuk melakukan penanganan perkara secara
tegas dan tuntas, untuk memenuhi rasa keadilan dan kepastian
hukum
2. Analisa terhadap kondisi saat ini
Untuk meningkatkan pelayanan yang prima yang optimal kepada masyarakat
sesuai dengan kondisi faktual tersebut, maka analisa yang dapat diuraikan untuk
mengupayakan langkah-langkah optimalisasinya, antara lain :
a. Kemampuan peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan prima
1) Dengan masih kurangnya jumlah personil yang tidak sesuai dengan DSP,
akan berdampak pada kurang optimalnya upaya pemberian pelayanan
kepada masyarakat.
2) Secara kualitas masih banyak kelemahan-kelemahan dalam memberikan
pelayanan karena belum dipahaminya program untuk diimplementasikan
dalam meningkatkan kinerja maupun aspek-aspek lainnya yang berkaitan
dengan program revitalisasi, sehingga akan berdampak pada kurang
optimalnya pelayanan yang diberikan serta profesionalisme Polri belum
sesuai dengan yang diharapkan.
b. Metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat
Untuk meningkatkan kegiatan pelayanan yang mampu memberikan
konstribusi sesuai dengan program revitalisasi.



8
1) Internal.
a) Dengan belum adanya timbal balik yang saling mendukung dalam
memberikan pelayanan, mengakibatkan kurang terciptanya
sinergitas sehingga melebarkan jarak antara pimpinan dan
bawahan.
b) Dengan tidak ada ketegasan dari pimpinan akan berdampak pada
kurang percayanya atas kepemimpinannya sehingga lebih tampak
jelas kurang profesional dan proporsional dalam mengemban
amanat UU.
c) Dengan tidak adanya transparansi, akan menumbuhkan ketidak
percayaan.
d) Dengan tidak adanya pemenuhan tanggung jawab akan
mengakibatkan tidak terpenuhinya rasa keadilan dan kepastian
hukum sesuai yang diharapkan.
2) Eksternal.
a) Dengan masih belum optimalnya pelayanan sesuai program
revitalisasi, akan berdampak pada tidak terpenuhinya keinginan
dan kepuasan masyarakat atas kinerja Polri sesuai program-
program yang telah ditetapkan oleh pimpinan (eksternal)
b) Dengan masih optimalnya upaya pelayanan yang diberikan akan
berdampak pada berkurangnya kepuasan masyarakat atas kinerja
Polri sesuai standar mutu pelayanan yang dipersyaratkan dalam
Undang-Undang (eksternal)
c) Dengan masih kurang proaktifnya dalam merespon masalah yang
dihadapi, sehingga deteksi dini terhadap permasalahan yang dapat
menimbulkan gangguan tidak dapat diatasi dengan baik
(eksternal).
d) Dengan masih kurangnya kepekaan dan respons dalam mengatasi
pelanggaran hukum mengakibatkan pencegahan terhadap masalah
pelanggaran tidak dapat diatasi dengan baik dan tentunya akan
berdampak pada terganggunya Kamtibmas (eksternal)




9
3. Upaya optimalisasi peran Polsubsektor bagi kegiatan publik guna memberikan
pelayanan prima.
Dalam menjaga dan memelihara situasi kamtibmas Polri sebagai garda terdepan
dalam penegakan hukum dan pemelihara kamtibmas dalam rangka terpeliharanya
keamanan, dihadapkan pada kondisi lingkungan strategi yang berkembang diharapkan
mampu menganalisa dengan baik yang selanjutnya dapat menentukan langkah-langkah
upaya pemecahan masalah secara tepat.
a. Kemampuan peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan prima.
Sejalan dengan program revitalisasi Polri pada perlu mengoptimalkan
kemampuan anggota baik pada aspek kuantitas maupun kualitas antara lain :
1) Menempatkan anggota berdasarkan kebutuhan dan job discriptions serta
sesuai dengan peraturan dan kebijakan pimpinan yang berlaku sehingga
kemampuannya lebih optimal.
2) Memberdayakan anggota yang ada untuk melaksanakan tugasnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3) Melakukan pengawasan secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya,
sehingga hasilnya dapat dirasakan masyarakat.
4) Meningkatkan pengawasan sehingga dedikasi anggota meningkat dalam
menjalankan tupoksinya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
b. Metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat
Sesuai dengan program kedelapan dalam rangka menggelar sentra
pelayanan kepolisian pada berbagai sentra kegiatan publik, untuk meningkatkan
pelayanan prima kepada masyarakat dengan mengedepankan efektifitas dan
efisiensi dibidang pelayanan dikaitkan dengan gangguan kamtibmas menunjukan
fluktuasi dan terjadi di sentra-sentra kegiatan publik seperti: pasar, terminal, mall
dan tempat-tempat keramaian lainnya.
Oleh sebab itu guna memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat perlu dikembangkan pos-pos yang berfungsi sebagai sentra pelayanan
kegiatan publik tersebut.
Sesuai dengan program revitalisasi, maka dalam penyelenggaraan tugas
Polsubsektor harus dapat mencerminkan pelaksanaan program tersebut bagi
terwujudnya pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat



10
terhadap polri yaitu perilaku yang dapat dicontoh oleh masyarakat. sehingga
dalam pelaksanaannya petugas yang memiliki sifat :
1) Melayani, yaitu memberikan pelayanan kepolisian yang lebih cepat, lebih
mudah, lebih baik dan lebih nyaman bagi masyarakat dengan memenuhi
standar mutu pelayanan dan tingkat kepuasan masyarakat, secara
eksternal menjadikan polri sebagai public service organization (pso), dan
secara internal menerapkan budaya atasan melayani bawahan (servant
leadership);
2) Proaktif, Polri yang proaktif adalah mengetahui secara dini kondisi yang
apabila tidak segera mendapat respon berpotensi menimbulkan gangguan
keamanan dan ketertiban, serta menjalin kerjasama yang sinergis dengan
pemangku kepentingan untuk dapat mengatasi dengan solusi yang tepat.
secara eksternal diharapkan dapat meningkatkan kepekaan, responsif,
inisiatif dan tegas mengatasi pelanggar hukum; dan secara internal
bertindak proaktif mencegah pelanggaran dan penyimpangan serta
mengambil tindakan tegas terhadap personel polri yang melanggar hukum.
3) Transparan, Polri yang transparan yaitu memberikan informasi yang
diperlukan masyarakat secara proporsional. secara eksternal dengan
membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan, dan secara
internal bersikap terbuka, bersedia menerima komplin dan dapat
memberikan respon yang baik;
4) Akuntabel, Polri yang akuntabel yaitu pertanggung-jawaban pelaksanaan
tugas pokok dengan selalu mengikuti kaidah hukum dan prosedur baku,
serta bertindak sesuai norma dan etika. secara eksternal melakukan
penanganan perkara secara tegas dan tuntas, tidak diskriminatif,
memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum, dan secara internal
menekankan agar personel polri dalam mengemban tugas selalu dengan
penuh rasa tanggung jawab.








11
BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan
a. Tindak pidana kejahatan yang terjadi masih cukup tinggi seiring dengan
kepadatan penduduk sebagai factor yang mempengaruhi kurang optimalnya peran
Polsubsektor dalam memberikan pelayanan prima, oleh sebab itu perlu upaya-
upaya antara lain menempatkan anggota berdasarkan job discriptions,
pemberdayaan anggota secara optimal dan pengawasan untuk meningkatkan
kinerja anggota.
b. Selama ini metode penyelenggaraan kegiatan pada fungsi Polsubsektor belum
dapat memberikan kontribusi sebagaimana diharapkan oleh sebab itu perlu upaya-
upaya lebih optimal agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan meningkatkan kepedulian, proaktif, transparan, akuntabel, sehingga
diharapkan tingkat kepuasan masyarakat terpenuhi.

2. Rekomendasi / saran.
a. Perlu mengusulkan kepada satuan atas untuk menambah kekurangan personil
agar sesuai dan memenuhi DSP secara proporsional dan maupun penempatan
anggota sesuai dengan job discriptions, sehingga pelayanan kepada masyarakat
dapat lebih optimal.
b. Perlu disosialisasikan tentang pemahanan pelayanan prima sesuai kebijakan
Kapolri yang mencakup 10 bidang pelayanan program prioritas yang telah
ditetapkan untuk memperkuat dan mendorong terwujudnya pelayanan prima yang
dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat untuk dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat.









12
DAFTAR PUSTAKA


Undang Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta, 2002,
Sinar Grafika Jakarta, 2002

Laporan Satuan Polres Tahun 2011

Renja Polres, Tahun 2011.

Intelijen dasar kepolisian Resort tahun 2011

Revitalisasi, Bahan ajaran, kebijakan Kapolri tentang revitalisasi Polri menuju pelayanan prima
guna meni ngkat kan kepercayaan masyarakat, Bandung, Juli 2011.

Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 Tanggal 30 September 2010 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort.

Anda mungkin juga menyukai