Anda di halaman 1dari 12

TOPIK: MANAJEMEN PENGAWASAN DAN ANGGARAN/KEUANGAN POLRI

JUDUL
OPTIMALISASI PENGAWASAN
GUNA MENINGKATKAN AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DIPA POLRES
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT
BAB I
1.

PENDAHULUAN 10%

Latar belakang
Kinerja Polri selama kurun 2009 dinilai masih memprihatinkan, berbagai
kasus yang terjadi telah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri dari
waktu ke waktu. Kelemahan Polri yang dinilai masih harus diperbaiki adalah
akuntabilitas dan transparansi. Kondisi saat ini kultur transparansi yang ada ditubuh
Polri masih bersifat abu-abu , Polri baru bersikap terbuka atas keberhasilan penegakan
hukum atau ketertiban masyarakat, tetapi tertutup atas kegagalan profesi ataupun
etika. Akibatnya transparansi Polri tidak berhasil membangun akuntabilitas
eksternalnya. Dampaknya, dari waktu ke waktu, kepercayaan publik terhadap Polri
merosot. Bentuk akuntabilitas dari Polri yang diberi anggaran pemerintah adalah
apakah masyarakat sudah merasakan atau tidak terhadap kinerja Polri dalam
menjalankan Tupoksinya. Untuk mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri
maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan akuntabilitas dan transparansi guna
meningkatkan kinerja organisasi.
Transparansi dan akuntabilitas Polri sangat penting dalam peningkatan
hubungan Polri dengan masyarakat dalam rangka peningkatan pelayanan Polri.
Hubungan Polri dan masyarakat yang positif didasarkan pada kepercayaan dalam
mendukung pelaksanaan tugas Polri. Aspek yang diukur dalam penilaian akuntabilitas
dan transparansi adalah kinerja organisasi, ketersediaan dan berjalannya mekanisme
pengawasan internal, persepsi publik, penilaian terhadap integritas Polri, transparansi
terhadap pengawasan eksternal, serta tingkat akuntabilitas. Untuk mewujudkan
akuntabilitas

dan transparansi dalam bidang keuangan maka

Polri harus

mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan.


Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap penggunaan keuangan Polri maka
manusia atau personil memegang peranan penting. Hasil pengawasan tergantung dari
kemampuan personil dalam melaksanakan tugasnya yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, integritas pribadi, kedisiplinan, kejujuran serta pemahaman terhadap
mekanisme penggunaan anggaran DIPA. Guna mengoptimalkan pelaksanaan

pengawasan terhadap penggunaan anggaran DIPA Polres maka diperlukan personil


yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengawasan.
2.

Pokok permasalahan
Pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah pelaksanaan pengawasan
terhadap penggunaan DIPA Polres guna meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
belum optimal sehingga kepercayaan masyarakat belum terwujud.

3.

Pokok-pokok persoalan
a.
SDM pelaksana pengawasan belum profesional.
b.
Pelaksanaan pengawasan belum dilakukan secara optimal.

4.

Ruang lingkup
Ruang lingkup pembahasan NKP ini adalah optimalisasi pelaksanaan
pengawasan terhadap penggunaan DIPA Polri guna meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan di Polres Buleleng.

1.

BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN 10%
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah Kasus Bisnis, menerangkan
bahwa analisa SWOT yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan suatu strategi yang didasarkan pada pemberdayaan kekuatan (strengths),
peluang (Opportunitas), kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (threats)

2.

IMAN BASTARI, Ak., MAcc , Manajemen audit yaitu proses identifikasi masalah,
analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan
profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah.
2

3.

Komjen Pol. Drs. Nanan Soekarna, Manajemen pengawasan, sasaran pengawasn


meliputi aspek manajerial semua unit organisasi khususnya aspek perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian rencana kerja satker serta
pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan Negara.

BAB III
KONDISI PELAKSANAAN PENGAWASAN SAAT INI 15%
1.
SDM (sumber daya manusia) pelaksana pengawasan anggaran/keuangan
a.
Skill
1)
Pendidikan umum yang dimiliki rata-rata SMA
2)
Personil belum pernah mengikuti pendidikan kejuruan tentang

b.

c.

2.

3)

anggaran/keuangan.
Personil belum pernah mengikuti pelatihan tentang pengawasan

4)

anggaran/keuangan.
Personil belum pernah mengikuti kursus tentang pengawasan

5)

anggaran.
Personil kurang memiliki pemahaman yang spesifik tentang aturan

6)

pengawasan anggaran/keuangan.
Personil pernah mendapatkan

arahan

tentang

penggunaan

anggaran/keuangan DIPA dari KPPN, Kabidku dan Karorenbang.


Sikap
1)
Respon terhadap pengawasan anggaran/keuangan sudah ada.
2)
Kesadaran dan kepatuhan terhadap tugas sudah cukup baik.
3)
Inovasi dalam melakukan pengawasan sudah ada.
4)
Kreativitas dalam mencari terobosan pengawasan belum ada.
Perilaku
1)
Kedisiplinan personil pengawas cukup baik.
2)
Ketauladanan personil cukup baik
3)
Mental personil cukup baik.

Pelaksanaan pengawasan
a.
Perencanaan
3

b.

c.

d.

e.
f.

1)
2)
3)

Penetapan sasaran pengawasan belum sesuai dengan target.


Penyusunan jadwal pengawasan belum ada.
Rencana SDM yang terlibat pengawasan belum sesuai dengan

4)

kebutuhan dan belum didukung anggaran.


Rencana pelaporan kegiatan belum dibuat.

Pengorganisasian
1)
Belum dibentuk metode pengawasan.
2)
Penunjukan personil pengawas masih berdasarkan jabatan struktural.
3)
Peralatan yang digunakan belum mendukung pelaksanaan tugas.
4)
Bahan yang digunakan untuk melakukan pengawasan belum memadai.
Pelaksanaan
1)
Penugasan pengawasan sudah dilaksanakan oleh personil.
2)
Dana pengawasan belum didukung.
3)
Penyediaan dan pemanfaatan sarana pengawasan belum didukung.
4)
Dokumentasi pengawasan belum ada, hanya laporan tertulis.
5)
Supervisi pengawasan belum dilaksanakan.
6)
Komunikasi dan koordinasi pengawasan belum optimal.
7)
Laporan hasil pengawasan sudah dibuat.
Pengendalian dan pengawasan
1)
Pemantauan pelaksanaan pengawasan belum dilakukan.
2)
Tindak lanjut hasil pengawasan belum dilaksanakan.
3)
Formulir kendali mutu pengawasan belum ada.
4)
Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan belum dilakukan secara
periodik.
Koordinasi dan Jaminan Kualitas
1)
Koordinasi pengawasan belum optimal (masih bekerja sendiri-sendiri).
2)
Jaminan kualitas hasil pengawasan masih diragukan.
Anev
1)
Belum dilakukan analisa terhadap hasil pengawasan.
2)
Belum dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan.

BAB IV
1.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 10 %

Intern
a.
Kekuatan
1)
Pendidikan umum yang dimiliki rata-rata SMA
2)
Kedisiplinan personil pengawas cukup baik.
3)
Ketauladanan personil cukup baik
4)
Mental personil cukup baik.
5)
Laporan hasil pengawasan sudah dibuat
6)
Respon terhadap pengawasan anggaran/keuangan sudah ada.
4

7)
8)
9)
10)

Kesadaran dan kepatuhan terhadap tugas sudah cukup baik.


Inovasi dalam melakukan pengawasan sudah ada.
Penugasan pengawasan sudah dilaksanakan oleh personil.
Personil pernah mendapatkan arahan tentang penggunaan
anggaran/keuangan DIPA dari KPPN, Kabidku dan Karorenbang.

b.

2.

Kelemahan
1)
Personil belum pernah mengikuti pendidikan kejuruan tentang
2)

anggaran/keuangan.
Personil belum pernah mengikuti pelatihan tentang pengawasan

3)

anggaran/keuangan.
Personil belum pernah mengikuti kursus tentang pengawasan

4)

anggaran.
Personil kurang memiliki pemahaman yang spesifik tentang aturan

5)
6)
7)
8)
9)

pengawasan anggaran/keuangan.
Kreativitas dalam mencari terobosan pengawasan belum ada.
Perencanaan pengawasan belum dibuat
Pengorganisasian pengawasan belum ada
Belum dilakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengawasan.
Koordinasi belum dilakukan secara optimal dan hasil pengawasan

kualitasnya masih diragukan.


10)
Belum dilakukan dokumentasi dalam pelaksanaan pengawasan.
11)
Analisa dan evaluasi belum dilakukan.
Ekstern
a.
Peluang
1)
Adanya supervisi maupun wasrik yang dilakukan satuan dapat
2)

mengurangi penyimpangan penggunaan anggaran/keuangan.


Adanya arahan dari Kabidku maupun Karorenbang

3)

penggunaan anggaran/keuangan DIPA Polres.


Adanya arahan dari KPPN tentang penggunaan anggaran/keuangan

4)

DIPA.
Adanya kontrol dari media maupun LSM tentang kegiatan Polri yang

tentang

menggunakan anggaran DIPA.


b.

Kendala
1)
Personil

yang ditunjuk melaksanakan pengawasan kurang energik

2)
3)

karena faktor usia.


Daya ingat atau daya tangkap personil kurang
Belum ada regenerasi personil yang dapat melaksanakan tugas

4)
5)

pengawasan penggunaan anggaran DIPA Polres.


Anggaran pengawasan belum didukung oleh dinas.
Banyak kegiatan agama maupun adat oleh personil pengawas sehingga
pelaksanaan pengawasan belum efektif sesuai target.
5

BAB V
1.

KONDISI PELAKSANAAN PENGAWASAN YANG DIHARAPKAN 15

%
SDM (sumber daya manusia) pelaksana pengawasan anggaran/keuangan
a.
Skill
1)
Personil yang dilibatkan dalam pengawasan agar minimal memiliki
pendidikan umum sarjana bidang ekonomi atau akutansi supaya
2)

memahami masalah keuangan.


Agar personil diusulkan untuk mengikuti pendidikan kejuruan tentang
anggaran/keuangan sehingga dapat mengetahui mekanisme anggaran

3)

DIPA.
Agar personil
pengawasan

4)

diusulkan

mengikuti

anggaran/keuangan

pelatihan/kursus

sehingga

dapat

tentang

mengetahui

mekanisme pelaksanaan pengawasan anggaran.


Agar personil pengawas anggaran memiliki pemahaman yang spesifik
tentang aturan pengawasan anggaran/keuangan sehingga dapat

5)

memahami dan mengerti aturan pengawasan anggaran.


Agar personil pengawas selalu berkoordinasi dengan Kabidku dan
Karorenbang tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pengawasan.

b.

Sikap
1)
Respon terhadap pengawasan anggaran/keuangan agar ditingkatkan
2)

sehingga dapat mengetahui penyimpangan sekecil mungkin.


Kesadaran dan kepatuhan terhadap tugas agar dipertahankan sehingga

3)

tugas pengawasan berjalan optimal.


Inovasi dalam melakukan pengawasan agar terus ditingkatkan agar

4)

tidak terjadi kebuntuan dalam pelaksanaan pengawasan.


Personil agar kreatif dalam mencari terobosan pengawasan sehingga
tugas yang diberikan cepat diselesaikan.

c.

Perilaku
6

1)

Kedisiplinan personil pengawas agar dipertahankan supaya dapat

2)

mencegah perilaku yang menyimpang .


Ketauladanan personil agar dipertahankan supaya dapat menjadi

3)

contoh bagi personil lainnya.


Mental personil agar dipertahankan sehingga dalam pelaksanaan tugas
pengawasan tingkat kredibilitasnya tidak diragukan.

2.

Pelaksanaan pengawasan
a.
Perencanaan
1)
Agar dibuat penetapan sasaran pengawasan sehingga pelaksanaan
2)

pengawasan sesuai dengan target.


Agar dibuat jadwal pengawasan untuk

3)

pelaksanaan tugas.
Agar SDM yang terlibat pengawasan ditunjuk sesuai dengan

memudahkan

kontrol

kebutuhan dan didukung anggaran supaya tujuan pengawasan dapat


4)

tercapai secara optimal.


Agar dibuat rencana

pelaporan

kegiatan

untuk

mengetahui

perkembangan tugas yang dilaksanakan.


b.

Pengorganisasian
1)
Agar dibentuk metode pengawasan sehingga personil pengawas
2)

memiliki pedoman dalam bertindak.


Agar ditunjuk personil pengawas yang memiliki kemampuan tentang
anggaran/keuangan sehingga dapat bekerja sesuai dengan sasaran

3)

pengawasan.
Dalam pelaksanaan pengawasan agar didukung peralatan yang

4)

memadai sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan.


Agar disiapkan bahan yang digunakan untuk melakukan pengawasan
untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan.

c.

Pelaksanaan
1)
Agar pelaksanaan pengawasan dilaksanakan oleh personil dengan
2)

sungguh-sungguh supaya hasil yang dicapai obyektif.


Agar didukung dana untuk melakukan pengawasan sehingga dapat

3)

meningkatkan motivasi personil pengawas.


Agar disediakan sarana yang digunakan

4)

pengawasan untuk mendukung kegiatan.


Dalam pelaksanaan pengawasan agar dibuat dokumentasi baik berupa

dalam

foto maupun laporan tertulis sehingga ada bukti otentik.

pelaksanaan

5)

Agar

dilakukan

Supervisi

oleh

pimpinan

dalam

pelaksanaan

pengawasan sehingga dapat mengetahui sampai sejauh mana


6)

perkembangan pelaksanaan pengawasan.


Agar Komunikasi dan koordinasi personil pengawas lebih diintesifkan

7)

sehingga tercipta kerjasama team.


Setelah pelaksanaan kegiatan pengawasan laporan hasil pengawasan
agar dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan.

d.

Pengendalian dan pengawasan


1)
Agar pimpinan melakukan pemantauan pelaksanaan pengawasan
2)

sebagai sarana kontrol.


Agar dilakukan tindak lanjut terhadap hasil temuan pelaksanaan

3)

pengawasan sehingga ada upaya perbaikan.


Agar dibuat Formulir kendali mutu pengawasan untuk digunakan

4)

sebagai standar pengawasan.


Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan agar dilakukan secara
periodik sehingga perkembangan setiap waktu dapat diketahui oleh
pimpinan.

e.

Koordinasi dan Jaminan Kualitas


Agar koordinasi pengawasan lebih optimal (tidak bekerja sendirisendiri) sehingga hasil pengawasan dapat terjamin kualitasnya.

f.

Agar dilakukan analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan untuk


mengetahui kelemahan, hambatan dalam pelaksanaan tugas

BAB VI
1.

UPAYA PEMECAHAN MASALAH 30 %

SDM (sumber daya manusia) pelaksana pengawasan anggaran/keuangan


a.
Skill
1)
Melakukan penempatan atau penunjukan personil yang dilibatkan
dalam pengawasan sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya yaitu
2)

sarjana bidang ekonomi atau akutansi.


Mengikutsertakan
dalam
pendidikan

kejuruan

tentang

anggaran/keuangan bagi personil yang bertugas sebagai pelaksana


pengawas anggaran DIPA baik dilembaga Polri maupun diinstansi lain
guna meningkatkan kemampuan personil dalam bidang mekanisme
penggunaan anggaran DIPA.
8

3)

Mengikutsertakan personil yang bertugas sebagai pelaksana pengawas


anggaran DIPA mengikuti pelatihan/kursus tentang pengawasan
anggaran/keuangan sehingga dapat mengetahui mekanisme atau seluk

4)

beluk mengenai pelaksanaan pengawasan anggaran.


Melakukan sosialisasi terhadap personil pengawas anggaran sehingga
memiliki pemahaman yang spesifik tentang aturan pengawasan

5)

anggaran/keuangan.
Apabila menemui hambatan atau kendala dalam pelaksanaan
pengawasan anggaran personil pengawas berkoordinasi dengan
Kabidku dan Karorenbang serta melaporkan kepada pimpinan.

b.

Sikap
1)
Melakukan pembinaan terhadap personil yang dilibatkan dalam
pengawasan anggaran sehingga respon atau daya tanggap terhadap
2)

ketidak beresan penggunaan anggaran DIPA dapat ditingkatkan.


Memupuk kesadaran dan kepatuhan personil terhadap tugas yang
diberikan oleh pimpinan sehingga dalam pelaksanaan pengawasan

3)

anggaran dapat dilakukan dengan ikhlas, teliti dan cermat.


Memberikan motivasi kepada personil untuk melakukan inovasi dalam
pelaksanaan pengawasan agar tercipta pola pengawasan yang efektif

4)

dan efisien serta hasil pengawasan yang berkualitas.


Mengarahkan personil agar kreatif dalam mencari

terobosan

pengawasan untuk mencapai hasil sesuai dengan target .


c.

Perilaku
1)
Memupuk kedisiplinan personil pengawas agar selalu konsisten dalam
2)

melakukan pengawasan dan tepat waktu.


Memberikan motivasi terhadap ketauladanan yang telah ditunjukkan

3)

personil agar dapat dijadikan contoh bagi personil lainnya.


Memberikan pembinaan mental dan rohani personil agar selalu bekerja
dengan prinsip ibadah dan kejujuran.

2.

Pelaksanaan pengawasan
a.
Perencanaan
1)
Sebelum melakukan kegiatan pengawasan membuat penetapan sasaran
pengawasan sehingga personil yang akan melakukan kegiatan
pengawasan

dapat

mengetahui

pengawasan.

sasaran

yang

akan

dilakukan

2)

Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pengawasan sebagai pedoman


dalam pelaksanaan kegiatan sehingga pelaksanaan pengawasan dapat

3)

dikontrol melalui jadwal yang telah dibuat.


Menunjuk personil yang terlibat dalam kegiatan pengawasan sesuai
dengan keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan serta didukung

4)

dengan anggaran yang memadai.


Membuat rencana pelaporan kegiatan sebagai sarana untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan pengawasan.

b.

Pengorganisasian
1)
Membuat metode pengawasan yang dapat digunakan sebagai pedoman
personil dalam melaksanakan kegiatan pengawasan guna memudahkan
2)

pencapaian hasil.
Menunjuk personil pengawas yang memiliki kemampuan dalam hal
anggaran keuangan sehingga pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan

3)

sesuai dengan target sasaran.


Mendukung peralatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan
kegiatan

4)

pengawasan

guna

pengawasan secara optimal.


Menyiapkan bahan-bahan
pengawasan

sebagai

tercapainya

yang

pedoman

pelaksanaan

digunakan
dalam

untuk

pelaksanaan

kegiatan
melakukan
kegiatan

pengawasan.
c.

Pelaksanaan
1)
Personil yang melaksanakan pengawasan anggaran DIPA bekerja
dengan sungguh-sungguh, kredibel dan obyektif guna mencapai hasil
2)

yang berkualitas.
Memberikan dukungan anggaran yang digunakan dalam kegiatan

3)

pengawasan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.


Menyediakan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan pengawasan

4)

untuk mendukung kelancaran kegiatan pelaksanaan pengawasan.


Membuat dokumentasi dalam pelaksanaan pengawasan baik berupa
foto maupun laporan tertulis sebagai bukti pelaksanaan kegiatan yang

5)

telah dilakukan.
Pimpinan melakukan supervisi kepada personil yang melakukan
kegiatan

pengawasan

supaya

dapat

diketahui

perkembangan

pelaksanaan kegiatan baik hambatan maupun kemajuan yang dicapai.

10

6)

Mengintensifkan komunikasi dan koordinasi personil pengawas guna


menciptakan team yang solid dalam pelaksanaan pengawasan sehingga

7)

dapat memaksimalkan kinerja team.


Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan sebagai
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada pimpinan.

d.

Pengendalian dan pengawasan


1)
Pimpinan melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan
pengawasan guna mengetahui perkembangan kemajuan pelaksanaan
2)

kegiatan.
Menindaklanjuti hasil temuan pelaksanaan pengawasan guna perbaikan

3)

dalam penggunaan anggaran sehingga tidak terjadi penyimpangan.


Membuat formulir kendali mutu pengawasan yang dapat digunakan

4)

sebagai standar pelaksanaan pengawasan.


Melakukan pemantauan terhadap tindak lanjut hasil pengawasan secara
periodik guna meningkatkan akuntabilitas penggunaan anggaran DIPA.

e.

Koordinasi dan Jaminan Kualitas


1)
Melakukan koordinasi dengan Itwasda, Bidku dan Renbang apabila
menemui hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan sehingga
diperoleh petunjuk solusi guna mengatasi hambatan dalam pelaksanaan
2)

pengawasan.
Mengintensifkan koordinasi personil pengawas sehingga tercipta satu
persepsi yang sama dalam pelaksanaan tugas serta terbangunya

3)

kerjasama team guna memperlancar pelaksanaan kegiatan pengawasan.


Melakukan kegiatan pengawasan dengan kredibel, disiplin dan
bertanggungjawab guna memperoleh hasil yang berkualitas dan dapat
dijadikan sebagai tindak lanjut terhadap upaya perbaikan dalam
penggunaan anggaran keuangan.

f.

Melakukan analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan untuk


mengetahui hambatan yang terjadi sehingga dapat digunakan dalam upaya
peningkatan pelaksanaan kegiatan pengawasan selanjutnya.

11

1.

BAB VII
PENUTUP 10%
Kesimpulan
a.
SDM (sumber daya manusia) yang ditunjuk dalam pelaksana pengawasan
anggaran/keuangan DIPA Polres sikap dan perilakunya sudah cukup baik
namun dalam pelaksanaan kegiatan belum profesional karena skill (pendidikan
dan kemampuan) yang dimiliki belum memadai sehingga pelaksanaan
pengawasan belum sesuai dengan target dan belum berkualitas.
b.

Pelaksanaan pengawasan anggaran DIPA Polres belum optimal karena belum


berpedoman

pada

manajemen

pengawasan

baik

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan maupun analisa


dan evaluasi. Selain belum optimalnya manajemen pengawasan, koordinasi
antar personil juga belum intensif sehingga hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan pengawasan belum memiliki akuntabilitas dan transparansi yang
diharapkan

sehingga

berpengaruh

terhadap

kualitas

hasilnya.

Hasil

pelaksanaan pengawasan belum dapat digunakan sebagai bahan tindak lanjut


terhadap upaya perbaikan atau peningkatan dalam penggunaan anggaran
keuangan DIPA Polres sehingga kepercayaan masyarakat belum terwujud.
2.

Rekomendasi
a.
Untuk memperoleh SDM (sumber daya manusia) yang profesional dalam
bidang anggaran/ keuangan direkomendasikan agar Polda melakukan
rekruitmen personil yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana dalam
bidang ekonomi/keuangan dan menempatkan personil sesuai dengan
kemampuannya sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas di Polres.
b.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan anggaran DIPA di Polres


direkomendasikan agar Polda (Itwasda, Bidku dan Renbang) bekerjasama
dengan BPKP (badan pengawasan keuangan dan pembangunan) memberikan
pelatihan atau kursus kepada personil Polres yang mengemban fungsi
pengawasan

anggaran/keuangan

tentang

mekanisme

penggunaan

anggaran/keuangan DIPA, pengawasannya serta tindaklanjut terhadap hasil


temuan pada tingkat Polres.

12

Anda mungkin juga menyukai