1.
BAB I
PENDAHULUAN 10%
Latar belakang
Harapan agar Polri dapat melaksanakan tugasnya secara professional hingga
saat ini belum dapat terwujud, hal ini dikarenakan SDM yang melaksanakan Tupoksi
belum melaksanakan tugasnya secara benar, belum memiliki moral dan kualitas yang
diharapkan. Kinerja Polri yang professional sangat dipengaruhi oleh proses
rekruitmen personil. Rekruitmen yang dilakukan secara transparan akan
menghasilkan SDM Polri yang sesuai dengan harapan organisasi yaitu personil yang
professional, bermoral dan pantang menyerah dalam pelaksanaan tugas.
Untuk melakukan rekruitmen secara transparan maka diperlukan
pengawasan yang optimal agar dalam proses penerimaan ditingkat Poltabes, personil
yang akan menjadi anggota Polri benar-benar memiliki kriteria sesuai dengan
persyaratan. Tantangan bagi personil yang melakukan pengawasan proses rekruitmen
saat ini adalah masih adanya perilaku anggota Polri maupun masyarakat yang
melakukan kolusi dengan panitia rekruitmen.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan maka SDM yang
melakukan pengawasan harus professional dan kredibel guna meniadakan bentukbentuk penyimangan dalam proses rekruitmen personil sehingga dari proses
rekruitmen yang transparan dapat menghasilkan calon-calon anggota Polri yang
professional dan bermoral dan dapat mendukung tercapainya profesionalisme Polri.
2.
Pokok permasalahan
Pelaksanaan
pengawasan
guna
meningkatkan
transparansi
3.
Pokok-pokok persoalan
a.
SDM pelaksana pengawasan belum profesional.
b.
4.
Ruang lingkup
BAB II
1.
2.
BAB III
1.
15%
SDM (sumber daya manusia: Kasat Intel, Kanit P3D) pelaksana pengawasan
rekruitmen.
a.
Skill
1)
2)
3)
b.
c.
2.
Sikap
1)
Respon terhadap pengawasan rekruitmen sudah ada.
2)
Kesadaran dan kepatuhan terhadap tugas sudah cukup baik.
3)
Inovasi dalam melakukan pengawasan sudah ada.
Perilaku
1)
Kedisiplinan personil pengawas cukup baik.
2)
Mental personil cukup baik.
Pelaksanaan pengawasan
a.
Perencanaan
1)
Penetapan sasaran pengawasan belum ada.
2)
Penyusunan jadwal pengawasan belum ada.
3)
Rencana pelaporan kegiatan belum dibuat.
b.
Pengorganisasian
1)
Belum dibentuk metode pengawasan.
2)
Bahan yang digunakan untuk melakukan pengawasan belum memadai.
c.
Pelaksanaan
1)
Pengawasan sudah dilaksanakan oleh personil.
2)
Anggaran dan sarana pengawasan belum didukung.
3)
Dokumentasi pengawasan belum ada.
5)
Supervisi pengawasan belum dilaksanakan.
6)
Laporan hasil pengawasan sudah dibuat.
d.
2)
e.
periodik.
Anev terhadap kegiatan pengawasan belum dilaksanakan.
BAB IV
1.
Intern
a.
Kekuatan
1)
Pendidikan umum yang dimiliki rata-rata SMA
2)
Kedisiplinan personil pengawas cukup baik.
3)
Mental personil cukup baik.
5)
Inovasi dalam melakukan pengawasan sudah ada.
6)
Respon terhadap pengawasan sudah ada.
7)
Kesadaran dan kepatuhan terhadap tugas sudah cukup baik.
b.
Kelemahan
1)
Personil belum pernah mendapatkan arahan dari pimpinan tentang
2)
proses rekruitmen
Personil kurang memiliki pemahaman yang spesifik tentang proses
3)
rekruitmen.
Perencanaan pengawasan belum dibuat
4
4)
2.
5)
6)
7)
Ekstern
a.
Peluang
1)
Adanya
2)
b.
yang
dilakukan
satuan
dapat
mengurangi
BAB V
supervisi
1.
c.
2.
Pelaksanaan pengawasan
a.
Perencanaan
1)
Agar membuat Penetapan sasaran pengawasan.
2)
Agar menyusun jadwal pengawasan.
3)
Agar membuat Rencana pelaporan kegiatan.
b.
Pengorganisasian
1)
Agar dibentuk metode pengawasan.
2)
Agar disiapkan Bahan yang digunakan untuk melakukan pengawasan.
c.
Pelaksanaan
1)
Agar Pengawasan dilaksanakan oleh personil dengan jujur.
2)
Agar Anggaran dan sarana pengawasan didukung.
3)
Agar dilakukan Dokumentasi pengawasan.
5
5)
6)
d.
e.
BAB VI
1.
mengawasai pelaksanaan
2)
b.
3)
mewujudkan transparansi.
Memberikan Inovasi dalam melakukan pengawasan.
Disamping berpedoman kepada mekanisme atau aturan yang sudah
ada, maka personil yang terlibat dalam pengawasan dapat mencari
inovasi dalam melakukan pengawasan sehingga tujuan pelaksanaan
pengawasan dapat tercapai secara optimal.
c.
Perilaku
1)
Meningkatkan Kedisiplinan personil pengawas.
Kedisiplinan adalah kunci dari keberhasilan pelaksanaan tugas,
sehingga dalam melaksanakan tugas apapun setiap personil pengawas
2)
2.
melakukan penyimpangan.
Pelaksanaan pengawasan
a.
Perencanaan
1)
Membuat Penetapan sasaran pengawasan.
Dalam melaksanakan tugas maka persiapan yang dilakukan yaitu
menetapkan sasaran yang akan diawasi supaya ada pedoman dalam
2)
bertindak.
Menyusun jadwal pengawasan.
pelaksanaannya.
Membuat Rencana pelaporan kegiatan.
Dalam suatu pelaksanaan kegiatan maka harus dibuat perencanaan
laporannya sehingga dapat menjadi bukti otentik terhadap kegiatan
b.
pengawasan
khususnya
tentang
mekanisme
proses
calon/peserta seleksi.
Pelaksanaan
1)
Pengawasan dilaksanakan oleh personil dengan jujur.
Untuk menghasilkan calon-calon anggota Polri yang berkualitas maka
personil pengawas harus melakukan tugasnya dengan jujur, tidak
2)
3)
kegiatan pengawasan.
Melakukan Dokumentasi
4)
pelaksanaan kegiatan.
Pimpinan melakukan Supervisi pengawasan baik terhadap personil
pengawasan
sebagai
bentuk
bukti
d.
Laporan
hasil
pertanggungjawaban.
Pengendalian dan pengawasan
8
pengawasan
sebagai
bentuk
pengawasan.
Setelah proses pelaksanaan pengawasan selesai dilakukan, maka pimpinan
melakukan analisa dan evaluasi terhadap kinerja personil pelaksana
pengawasan serta proses rekruitmen yang sudah terlaksana sehingga proses
pengawasan rekruitmen selanjutnya akan lebih optimal.
1.
BAB VII
PENUTUP 10%
Kesimpulan
a.
SDM (sumber daya manusia) yang ditunjuk dalam pelaksana pengawasan
rekruitmen personil ditingkat Poltabes belum profesional karena skill
(pendidikan dan kemampuan) yang dimiliki belum memadai sehingga
pelaksanaan pengawasan belum sesuai dengan target.
b.
2.
Rekomendasi
a.
Untuk memperoleh SDM (sumber daya manusia) yang profesional dalam
pelaksanaan pengawasan rekruitmen maka direkomendasikan agar Polda
melakukan penataran terhadap para personil Poltabes yang terlibat dalam
pelaksanaan pengawasan rekruitmen personil guna meningkatkan kemampuan
b.