TOPIK :
JUDUL :
OPTIMALISASI PERAN PENGAWASAN FUNGSIONAL POLRES DEPOK
GUNA MENCEGAH TERJADINYA PENYIMPANGAN PENYALAHGUNAAN
WEWENANG PADA PELAKSANAAN OPERASI PATUH JAYA
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh kembangnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri sangat
ditentukan oleh persepsi masyarakat terhadap kompetensi, moralitas dan
profesionalisme Polri dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jati diri sebagai
aparat pemerintahan yang memiliki tugas to serve and to protect. Sebagaimana
yang ditegaskan Satjipto Rahardjo terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap
Polri sangat ditentukan oleh kemampuan Polri dalam melaksanakan tugasnya,
karena struktur sosial, kultural dan ideologis dalam masyarakat telah menentukan
pemberian tempat kepada polisi, bagaimana polisi diterima masyarakat dan
bagaimana polisi harus bekerja Namun demikian kepercayaan masyarakat terhadap
Polri terkadang ternoda oleh sikap dan perilaku anggota Polri, penyimpangan yang
dilakukan oleh oknum anggota Polri yang tidak bertanggungjawab menimbulkan
sikap negatif masyarakat sehingga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat
terhadap Polri.
Salah satu upaya mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri adalah
mencegah terjadinya penyimpangan penyalahgunaan wewenang pada pelaksanaan
operasi patuh jaya yang lebih mengedepankan pada tindakan penegakkan hukum di
bidang Kamseltibcar Lantas. Operasi Patuh Jaya sejatinya merupakan upaya cipta
kondisi di bidang ketertiban dan kelancaran lalu lintas, dimana dalam
pelaksanaannya setiap personel diberi target untuk melakukan tindakan tilang
minimal 10 tilang perorang selama 14 hari pelaksanaan operasi patuh. Selain itu
operasi patuh juga didukung dengan pelayanan dan pembinaan penyuluhan di
bidang lalu lintas, sehingga melalui kegiatan operasi tersebut, masyarakat
diharapkan dapat berlaku tertib dalam berlalu lintas. Namun demikian tidak dapat
2
B. Permasalahan
Mendasari uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang akan
diangkat dalam penulisan NKP ini adalah bagaimana mengoptimalkan
pengawasan fungsional Polres Depok, agar dapat mencegah penyimpangan
penyalahgunaan wewenang pada pelaksanaan operasi patuh jaya, sehingga
kepercayaan masyarakat terwujud?.
C. Persoalan-persoalan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka pokok-pokok persoalan dalam
penulisan NKP ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan personel Siwas dalam melaksanakan pengawasan
fungsional?
2. Bagaimana prosedur pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan operasi
patuh jaya?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Judul
Judul dalam penulisan NKP ini adalah optimalisasi peran pengawasan
fungsional Polres Depok guna mencegah terjadinya penyimpangan penyalahgunaan
wewenang pada pelaksanaan operasi patuh jaya dalam rangka terwujudnya
kepercayaan masyarakat.
1. Variabel judul
a. Variabel - 1 : Optimalisasi peran pengawasan fungsional Polres Depok;
a. Variabel - 2 : Guna mencegah terjadinya penyimpangan penyalahgunaan
wewenang pada pelaksanaan operasi patuh jaya;
b. Variabel - 3 : Terwujudnya kepercayaan masyarakat.
2. Kata kunci variabel
a. Kata kunci variabel - 1 : Peran
b. Kata kunci variabel - 2 : Penyimpangan
c. Kata kunci variabel - 3 : Kepercayaan masyarakat.
3. Kriteria kata kunci
a. Kata kunci peran berdasarkan teori peran adalah expectations about
appropriate behavior in a job position Harapan tentang perilaku yang
tepat dalam posisi kerja, dimana terdapat 2 (dua) jenis perilaku yang
diharapkan dalam pekerjaan, pertama role perception, yaitu persepsi
mengenai perilaku yang diharapkan; dan kedua role expectation, yaitu
cara orang lain menerima perilaku. Dengan peran yang dimainkan, akan
terbentuk suatu komponen penting dalam hal identitas dan kemampuan
orang itu untuk bekerja;
b. Kata kunci penyimpangan dijelaskan berdasarkan definisi para ahli, yaitu
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial;
c. Kata kunci Kepercayaan masyarakat dijelaskan dengan menggunakan
program grand strategi Polri (trust building), yaitu melakukan sesuatu
seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam satu pola
tindakan yang saling mendukung. Apabila Kepercayaan masyarakat
kepada Polri terwujud, maka akan ada dukungan masyarakat dalam
pelaksanaan tugas pokok Polri.
4
2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Dukungan Pemda terhadap pelaksanaan operasi patuh jaya secara
profesional dengan memberdayakan pengawasan fungsional;
2) Partisipasi masyarakat sebagai kontrol sosial dengan memberikan
penilaian obyektif terhadap kinerja anggota Polri di lapangan dalam
pelaksanaan operasi Patuh Jaya;
3) Terjalinnya kerjasama dengan lintas sektoral dalam mendukung
pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan operasi Patuh jaya;
4) Pelibatan instansi terkait sebagai pengawas eksternal untuk
mendukung transparansi dan akuntabilitas kinerja;
5) Keberadaan media massa meliput pelaksanaan operasi patuh jaya,
sehingga dapat menekan penyimpangan oleh anggota di lapangan.
b. Kendala
1) Budaya masyarakat yang terlibat suap menyuap dalam
menyelesaian kasus, sehingga menyuburkan penyimpangan;
2) Masih tingginya angka pelanggaran lalu lintas, tidak sebanding
dengan operasi kepolisian;
3) Stigma negatif masyarakat masyarakat terhadap profesionalisme
Polres dalam melaksanakan tugas pokoknya;
4) Sikap ego sektoral masing-masing instansi dalam menjaln
kerjasama, sehingga dipandang belum sinergis;
5) Keberadaan lembaga pengawas eksternal belum berperan optimal
membantu meningkatkan pengawasan kinerja Polres.
D. Upaya Pemecahan Masalah
Upaya pemecahan masalah dilaksanakan melalui perumusan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan dan implementasi strategi / action plan, yaitu:
1. Visi
Terwujudnya peran pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan operasi
patuh jaya, sehingga dapat mencegah penyimpangan penyalahgunaan
wewenang dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat.
2. Misi
a. Meningkatkan kemampuan personel Siwas dalam melaksanakan
pengawasan fungsional;
8
BAB III
PENUTUP
Mendasari pembahasan di atas, dengan memperhatikan pokok permasalahan dan
pokok-pokok persoalan, maka kesimpulan yang dapat sampaikan adalah sebagai berikut:
A. Simpulan
1. Kemampuan personel Siwas dalam melaksanakan pengawasan fungsional
dipandang belum merata, mengingat personel yang ada merupakan pindahan
dari satuan lain yang bermasalah, belum memiliki kualifikasi pengawasan
fungsional, kemampuan melakukan analisa terhadap hasil temuan
penyimpangan masih lemah, kurang memiliki kesadaran untuk melaksanakan
pengawasan fungsional secara optimal. Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan
dengan melaksanakan sosialisasi, menyelenggarakan pelatihan pengawasan
fungsional melalui kegiatan coaching clinic dan seminar;
2. Prosedur pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan operasi patuh jaya
berdasarkan penelusuran belum sepenuhnya optimal, dimana masih terdapat
beberapa kelemahan yang memerlukan perbaikan dan pembenahan, seperti :
belum dibuatnya rencana pengawasan fungsional, pembentukan tim kerja
pengawasan fungsional kurang dilaksanakan, laporan hasil pengawasan masih
duplikasi, prosedur kerja belum jelas, sehingga perlu upaya pembenahan
dengan membuat prosedur baku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
B. Rekomendasi
1) Kapolres merekomendasikan kepada Kapolda up. Irwasda dan Karo SDM agar
manambah kuota personel Siwas pada Polres jajaran dengan memperhatikan
latar belakang dan atau sertifikasi pengawasan fungsional, sehingga
diharapkan diperoleh personel yang berkualitas dalam pelaksanaan tugas;
2) Kapolres merekomendasikan kepada Kapolda up. Irwasda agar membuat
standar opeasioanl prosedur pengawasan fungsional yang berlaku seragam
bagi Polres jajaran dalam melaksanakan pengawasan fungsional.
12
DAFTAR PUSTAKA
Literatur:
Perundangan;
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Pokok Permasalahan ................................................................ 2
C. Persoalan-persoalan ................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Analisis Judul............................................................................. 3
B. Kondisi Pokok Bahasan ............................................................. 4
C. Faktor-faktor mempengaruhi ..................................................... 6
D. Upaya Pemecahan Masalah...................................................... 7