JUDUL
OPTIMALISASI POLMAS PERAIRAN GUNA MENINGKATKAN PERAN SERTA
MASYARAKAT DALAM RANGKA MENANGGULANGI GANGGUAN KAMTIBMAS
DI WILAYAH PERAIRAN DAN PESISIR PANTAI
PROVINSI JAMBI
Jambi,
Maret 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Polmas (Pemolisian/Perpolisian Masyarakat) sebagai model pilihan dalam
rangka implementasi paradigma sipil secara formal melalui Peraturan Kapolri
Nomor 7 tahun 20081[1], harus diakui polmas sebagai akselerasi Implementasi
Paradigma sipil telah banyak memberi perubahan-perubahan di dalam tubuh
Polri. Tapi apabila implementasi polmas ini dikesampingkan, dikhawatirkan tidak
saja dapat menghambat upaya pembangunan profesionalisme Polri sesuai visi
dan Misi Polri, tetapi juga dapat menganggu upaya meraih kepercayaan
masyarakat sesuai sasaran prioritas Grand Strategi Polri 2005-2025 dan pada
akhirnya bermuara terhadap terjadinya hambatan dalam mewujudkan keamanan
dalam negeri.
Reformasi Birokrasi Polri (RBP) gelombang II merupakan penjabaran
program berdasarkan hasil analisis dan evaluasi dari pelaksanaan Program pada
Reformasi Birokrasi Polri gelombang I, yang diintegrasikan dengan acuan
strategis Polri (Grand Strategi Polri 20052025, Renstra Polri 20102014 dan
Program Revitalisasi Polri 20102013), serta acuan 9 (sembilan) program mikro
yang diarahkan dalam Reformasi Birokrasi Nasional seperti yang tertera pada
Permen-PAN Nomor 20 tahun 2010. Arah Road Map RBP gelombang II tahun 2011
1[1] Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Pedoman Dasar Strategi dan
Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaran Tugas Polri, Mabes Polri,
Jakarta (2008)
sampai 2014 adalah Program ; 1). Penataan dan Penguatan Organisasi, 2).
Penataan
Tatalaksana,
3).
Penataan
Peraturan
Perundang-undangan,
4).
Pelayaran;
melakukan
penangkapan
ikan
secara
illegal
dengan
b.
2[2] Arahan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,. Pada Saat Pembukaan Rapat Kerja
Teknis Fungsi Kepolisian Perairan T.A 2010, Di Mabes Polri, Jakarta,. tanggal 3 mei 2010
mengangkat
judul
yaitu
Optimalisasi
Polmas
Perairan
Guna
3[3] Buku Pedoman Pelatihan Untuk Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Tentang Pemolisian Masyarakat, Kerjasama dengan Organisasi International untuk
Imigrasi (IOM), dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Jakarta,. Juni 2006
4[4] Rahadjo, Satjipto, Polisi Sipil; Dalam Perubahan Sosial di Indonesia, Editor Hasyim
Asyari, Penerbit Kompas, Jakarta, 2002
Pokok-Pokok Persoalan
Bagaimana mengoptimalkan kondisi sumber daya pendukung polmas perairan ?
Bagaimana Tata kelola dalam mendukung pelaksanaan kegiatan polmas perairan
4.
yang baik ?
Ruang Lingkup
Dalam Penulisan Naskah Perorangan ini,
b.
1)
Tujuan
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan polmas perairan saat ini.
2)
3)
4)
6.
kegiatan
Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan saran.
8.
Pengertian-Pengertian
a.
Optimalisasi
Berarti membuat menjadi optimal dan paling baik, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, edisi ketiga. Istilah optimalisasi berasal dari kata optimal dan
menurut Trisno Yuwono (1994;304) artinya adalah terbaik, tertinggi atau paling
baik atau mengusahakan atau bertindak secara sungguh-sungguh untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dari yang sudah dikerjakan.
b.
Polmas Perairan
Polmas (perpolisian masyarakat) perairan5[5] dapat diartikan bahwa dalam
penyelenggaraan tugas Kepolisian di wilayah perairan (laut yang termasuk di
kawasan Negara) dan lingkungan masyarakat perairan dan pesisir pantai untuk
menciptakan kondisi aman dan tertib yang dilaksanakan oleh kepolisian perairan
dengan
memberdayakan
warga
masyarakat
melalui
kemitraan,
mampu
Meningkatkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat (2008), artinya
menaikkan (derajat, taraf, dsb), meningkatkan berasal dari kata dasar tingkat
digabungkan awalan Me dan akhiran Kan menjadi meningkatkan yang artinya
mempertinggi, memperhebat, mereka akan mampu dalam penghidupannya serta
dengan artian lainnya mengangkat diri atau memegahkan diri.
d.
Peran Serta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat (2008), artinya Peran
Masyarakat
Masyarakat mempunyai arti
hidup dalam suatu wilayah dalam arti yang sangat luas misalnya kecamatan,
kota, kabupaten ataupropinsi atau bahkan lebih luas, sepanjang mereka memiliki
kesamaan kepentingan, misalnya masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan,
masyarakat tradisonal masyarakat modern, dsb. (PERKAP 7 tahun 2008).
f.
Menanggulangi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) adalah
Gangguan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) artinya
menyebabkan
hal
sesuatu
ketidaknormalan
serta
hal
yang
menyebabkan ketidaklancaran.
h.
tegaknya
hukum,
serta
terbinanya
ketentraman
yang
mengandung
1.
b.
c.
Intensifikasi patroli :
d.
e.
f.
g.
khususnya pola penerapan Polmas model B yang akan dijadikan sebagai analisis
dalam membedah pelaksanaan tata kelola yaitu dalam tahapan pelaksanaan
manajerial dalam mendukung kegiatan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda
Jambi.
2.
Teori Manajemen
6[6] Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2008 Tentang Pedoman Dasar Strategi dan
Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaran Tugas Polri.
manajemen
secara
umum
adalah
waktu
yang
akan
datang
(future)
dalam
menggambarkan
dan
orang
dalam
kegiatan
ini,
dengan
menetapkan
faktor-faktor
kegiatan tersebut.
Pelaksanaan (Actuating), adalah usaha agar semua anggota kelompok suka
melaksanakan tercapainya tujuan dengan kesadarannya dan berpedoman pada
d.
3.
TEORI KOMPETENSI
Badan
Kepegawaian
Negara
mendefinisikan
kompetensi
sebagai
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang Pegawai Negeri Sipil yang
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara Profesional, efektif dan efisisen.8[8]
Menurut Irjen Pol. Drs. Suhardi Sigit (2009), kompetensi adalah karakteristik
dasar yang ditampilkan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, manajerial dan
kepemimpinan yang memungkinkan individu menunjukkan kinerja terbaiknya.
Dari uraian di atas didapatkan kesimpulan sederhana apa yang dimaksud
kompetensi yaitu keseluruhan keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku
yang diistilahkan dengan Skill, Knowlegde dan Attitude (SKA) yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya di masing-masing bidang, sehingga
Pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan
efisisen.
4.Manajemen Sumber Daya Manusia
Inti dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pembinaan
terhadap SDM organisasi yang dimiliki agar lebih baik, Dalam konteks MSDM
Polri, system pembinaan SDM diselenggarakan melalui suatu siklus pembinaan
personil Polri yang meliputi : penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan
dan pemisahan. Kelima aspek dalam penyelenggaraan siklus pembinaan personil
ini merupakan bagian-bagian dari seluruh kegiatan pembinaan sumber daya
manusia Polri.
Sedangkan menurut Lembaga Manajemen UI bekerjasama dengan
kantor Deputi SDM Kapolri, dan Partnership for Governance Reform in Indonesia
(2006) sistem pembinaan SDM Polri merupakan penataan keterkaitan dan proses
pada faktor-faktor penting terkait dengan pembinaan yang memacu SDM yang
lebih baik. Sistem pembinaan tersebut mencakup sistem perencanaan SDM,
8[8] Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21
Nopember 2003.
sistem rekrutmen dan seleksi, sistem pendidikan dan latihan, sistem penilaian
kinerja, sistem karir, dan sistem kompensasi. Masalahnya, sekalipun sudah
merupakan sistem, namun dalam implementasinya belum terintegrasi dan
sinergis.
Ronny Lihawa (2006:12) menyatakan terdapat dua komponen utama
dalam polmas, yaitu : (1) Kemitraan masyarakat (community partnership), dan (2)
Pemecahan masalah (Problem Soving). Dengan mengacu kepada pendapat
tersebut serta dengan memperhatikan ruang lingkup penugasan petugas Polmas
sebagai awak Polmas, maka dalam pembinaan SDM petugas Polmas hendaknya
diarahkan kepada pemilikan kemampuan yang dipersyaratkan untuk mendukung
e.
and
negotiating skill)
5.
ANALISA SWOT
Landasan teori analisa SWOT, yaitu penilaian terhadap hasil
identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan,
kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya diidentifikasikan guna
menentukan cara-cara solusi atau alternatif pemecahan masalah (Problem
Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang
diharapkan (Freddy Rangkuti : 2006)9[9]. Adapun dalam melakukan analisa SWOT,
maka
akan
diformulasikan
suatu
Identifikasi
situasi
terhadap
setiap
9[9] Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Hal. 19
a.
b.
dihadapi.
Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi di mana kompetensi
kapabilitas atau sumber daya organisasi yang pemanfaatanya belum dirasakan
c.
d.
menguntungkan.
Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan
kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan tugas.
Analisa SWOT dalam penulisan ini, dipakai dalam menformulasikan serta
sebagai bahan penulis untuk mengkombinasikan strategi apa yang harus
dirangkai oleh penulis yang didapat dari analisa dari faktor-faktor yang
mempengaruhi yang meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu dengan
menformulasikan bagaimana temuan strategi dari kombinasi kekuatan dan
peluang yang dimiliki, adanya kelemahan dan peluang, dan kekuatan dan
ancaman yang ada serta seberapa besar kelemahan dan ancaman.
BAB III
1.
Situasi Umum
a.
Geografi
1)
Demografi
Propinsi Jambi memiliki jumlah penduduk sebesar 2.890.848 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki 1.473.679 jiwa dan perempuan 1.417.169 jiwa. Penduduk Jambi
terdiri dari berbagai suku bangsa yaitu melayu, jawa, minang, batak, banjar dan
bugis. Untuk penduduk yang berdomisili di pesisir pantai mayoritas penduduk
suku bugis dan suku banjar, sedangkan yang berdomisili di sekitar perairan
pedalaman atau sungai mayoritas penduduk asli (suku melayu).
c.
1)
Hasil hutan :
2)
Hasil tambang
3)
Hasil perikanan
4)
Hasil Kebun
d.
IPOLEKSOSBUD HANKAM
1)
Ideologi
msyarakat
Jambi
khususnya
bagi
masyarakat
perairan
sudah
2)
3)
dan
pertambangan
yang
menjadi
pendorong
meningkatnya
a)
Timbulnya kecemburuan sosial pencari kerja dari penduduk asli dengan tenaga
kerja pendatang dari wilayah lain yang lebih siap bersaing serta pengusaha yang
b)
cenderung lebih memilih pekerja pendatang dari luar yang lebih siap pakai.
Masyarakat Jambi terdiri dari berbagai suku bangsa yang antara satu dengan
c)
5)
a)
Masih dirasakan belum optimal, hal ini terlihat masih adanya gangguan
kamtibmas yang terjadi di masyarakat perairan dan pesisir pantai jambi baik
b)
c)
d)
e)
f)
SAR.
Kerja sama antara Ditpolair Polda Jambi dengan pemerintah daerah dan instansi
bahari (DKP, Bea Cukai, Imigrasi, KPLP, TNI AL) sudah berjalan dalam
menanggulangi gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai
Jambi, namun masih perlu dioptimalkan.
6)
Jenis kejadian
Curat
Curas
Anirat
Curi kapal
Pebunuhan
Penggelapan
Laka air
Illegal logging
Illegal fishing
2009
2010
2011
2012
4
1
3
5
13
4
5
7
1
3
8
-
1
2
8
2
201
3
6
-
10.
11.
12.
13.
14.
2.
a.
Illegal BBM
Lain-lain kejahatan
Kepabeanan
KSDA
Pelayaran
2
2
-
3
7
-
2
4
-
2
1
1
14
2
1
2
1
17
Jumlah
30
26
18
31
29
PERSONIL
PAMEN
PAMA
BRIGADIR
AWAK KAPAL 10 UNIT
PNS
JUMLAH
JUMLAH
7
6
64
40
117
DSP
15
26
43
52
22
158
KET
Jumlah personil Ditpolair Polda Jambi apabila mendasari dari Peraturan Kapolri
nomor 22 tahun 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat
Polda bahwa personil Ditpolair Polda Jambi masih kurang, di samping itu juga
masih ada jabatan yang belum terisi yaitu kepala satuan patroli daerah
(Kasatrolda) dan jabatan perwira lain.
2) KualitasPersonil Direktorat Polair Polda Jambi
Data Kualifikasi Personil Ditpolair Polda Jambi
NO
KUALIFIKASI DAN
SERTIFIKASI
1
1
2
3
4
2
Suspariksa Laut
Dasar Polair
Nautika
ANT - V / ATT - V
5
6
7
8
9
10
11
Harwat kapal
Reserse
Intel
SAR
Selam
Komlek
Brimob
JUMLAH
NO
PA
3
1
5
1
1
BA
4
57
5
7
6
3
5
1
4
14
2
4
4
3
-
PENDIDIKAN
UMUM DAN
PENGEMBANGAN
UMUM
6
JUMLAH
PA
7
BA
8
SMU
98
STRATA 1
12
13
14
15
16
Lantas
Keuangan
Binmas
Mekanik kapal
Labfor
JUMLAH
1
1
25
1
1
3
105
STRATA 2
JUMLAH
14
103
Dilihat dari data di atas bahwa kualitas personil Ditpolair Polda Jambi adalah
sebagai berikut :
a) Personil Ditpolair Polda Jambi sudah sebagian besar memiliki kualifikasi
pendidikan kejuruan, namun masih ada 33 (tigapuluh tiga) personil yang belum
b)
(3)
(4)
(5)
terjadi di masyarakat.
Masih lemahnya personil yang menjalankan tugas Polmas perairan dalam
menyelesaikan resolusi konflik, karena kurangnya keterampilan dalam meredam
kamtibmas di masyarakat.
Masih adanya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh personil Ditpolair Polda
Jambi yang ditugaskan untuk melaksanakan polmas perairan. `
b.
sebagai berikut :
1) Kualitas dan kuantitas materiil utamanya menyangkut masalah kapal patroli yang
berada di pos-pos Polair dalam mendukung pelaksanaan Polmas perairan belum
memadai.
2) Kecenderungan penyeragaman pengadaan materiil, khususnya pengadaan kapal
patroli dengan tidak mempertimbangkan karakteristik karakteristik wilayah serta
adanya kebijaksanaan tentang pengadaan secara terpusat.
3) Pemeliharaan dan perawatan terhadap seluruh materiil, fasilitas dan jasa terhadap
kapal patroli beserta isinya dalam mendukung pelaksanaan Polmas perairan yang
dimiliki oleh Ditpolair Polda Jambi masih belum terlaksana dengan baik.
c.
Anggaran DIPA RKA-KL TA. 2014 Ditpolair Polda Jambi yang mendukung
pelaksanaan Polmas di wilayah perairan Jambi.
1) Kegiatan polmas dan sambang nusa belum terdukung anggaran sehingga untuk
rencana kegiatan tersebut menggunakan dukungan anggaran dari dukungan
operasional pimpinan dengan rincian sebagai berikut yaitu kegiatan sambaing
nusa dengan jumlah Rp. 11.750.000 untuk 10 (sepuluh) personil dan kegiatan
polmas dengan dukungan anggaran berjumlah Rp. 5.250.000 untuk 6 (enam) kali
kegiatan.
2) Pemeliharaan kapal patroli type C2 dan C3 (10 unit x Rp. 8.500.000 total
Rp.85.000.000). Dari rincian tersebut dapat diketahui bahwa dukungan anggaran
pemeliharaan dan perawatan terhadap kapal patroli sangat minim.
3.
Kondisi tata kelola Pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi saat
ini :
a. Aspek Perencanaan.
1) Ditpolair Polda Jambi saat ini belum mampu mengimplementasikan Polmas
perairan dengan dituangkan dalam rencana program kerja (renproja) dan
anggaran.
2)
Belum
mampu
memberdayakan
sumber
daya
yang
ada
dalam
Aspek Pengorganisasian.
Saat ini yang mempunyai tanggung jawab dalam mengemban fungsi
Binmas maupun Polmas di Ditpolair Polda Jambi adalah Kepala satuan patroli
daerah (kasatrolda) di mana fungsi pengemban fungsi Binmas di bawah
kasatrolda adalah kepala seksi SAR Binmas, namun saat ini jabatan Kasatrolda
dan kepala seksi SAR Binmas masih belum ada yang menjabat, untuk pelaksana
kegiatan polmas perairan dilaksanakan oleh personil pos polair atau awak kapal
dan ditunjuk personil sebagai penyuluh kamtibmas.
c. Aspek Pelaksanaan.
1) Kontak petugas Polmas dengan warga masyarakat melalui sistem hubungan
cepat belum berjalan efektif dan kotak
masyarakat.
2)
arah.
3) Kegiatan patroli Polmas di wilayah perairan dan pesisir pantai tidak dilaksanakan
secara maksimal.
4) Kegiatan pembinaan terhadap komunitas masyarakat perairan dan pesisir pantai
dilaksanakan oleh fungsi teknis kepolisian Ditpolair.
5) Penggalangan potensi yang sudah dilaksanakan dengan melakukan pembinaan
terhadap kelompok sadar kamtibmas.
6) Koordinasi dan kerjasama Kamtibmas yang berjalan saat ini dengan pemerintah
daerah, kecamatan dan desa di wilayah perairan dan pesisir pantai serta instansi
bahari lainnya (DKP, Bea Cukai, IMIGRASI, TNI AL, KPLP), namun belum
dilaksanakan secara optimal.
d.
BAB IV
Faktor Internal.
Kekuatan
Adanya piranti lunak maupun petunjuk dan arahan, kebijakan dan strategi dapat
menjadikan dasar dan pedoman yang kokoh bagi Polri dalam melaksanakan,
mendukung dan mengimplementasikan pelaksanaan Polmas, seperti Undangundang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Peraturan Kapolri nomor 7 tahun 2008 tentang Polmas, Grand Strategi Polri serta
program strategis Ditpolair tahun 2010-2014 serta Reformasi Birokrasi Polri tahap
II,
dengan
strateginya
yaitu
Menyelenggarakan
Polmas
perairan
dan
2)
Sumber daya personil Ditpolair Polda Jambi dilihat dari segi kuantitas masih
3)
4)
5)
b.
1)
Kelemahan
Kurangnya kualitas dan kemampuan personil Ditpolair Polda Jambi tentang
2)
implementasi polmas.
Struktur yang mengawaki fungsi Binmas perairan belum terisi dalam struktur
organisasi Ditpolair Polda Jambi, yaitu kepala satuan patroli daerah dan kepala
3)
4)
5)
serta
anggaran
kegiatan
pembinaan
dan
penyuluhan
terhadap
masyarakat perairan dan pesisir pantai juga masih sangat dirasakan kurang.
Mentalitas personil Ditpolair Polda Jambi belum seluruhnya baik dengan masih
adanya pelanggaran disipilin yang dilakukan.
2.
a.
1)
Faktor Eksternal
Peluang
Adanya peraturan yang merupakan kekuatan pendukung Polri dalam menjalankan
polmas. Seperti Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Amandemen Kedua, khususnya pasal 30, bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk turut serta dalam usaha-usaha pertahanan dan
keamanan negara berdasarkan pada sistem keamanan rakyat semesta serta
Undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, khususnya pasal 3 ayat (1) huruf c dan penjelasannya, pasal 14 ayat
(1) huruf c dan f, pasal 15 ayat (2) huruf g dan f, merupakan wadah atau peluang
bagi masyarakat untuk menyalurkan hak dan kewajibannya dalam usaha-usaha
2)
keamanan.
Masyarakat Jambi secara khusus merupakan masyarakat adat yang memiliki
3)
4)
lembaga
swadaya
masyarakat
(LSM)
kelompok komunitas,
dalam
menanggapi
dan
Kendala
Kegiatan sosial politik ada kecenderungan untuk kepentingan perorangan atau
golongan tertentu yang merasa tidak puas terhadap politik pemerintah saat ini
yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan mempengaruhi massa secara langsung
atau melalui media, pengumpulan massa dalam bentuk unjuk rasa dengan
2)
3)
4)
5)
BAB V
1.
Kondisi Sumber daya pelaksanaan polmas perairan oleh Direktorat Polair Polda
Jambi yang diharapkan.
Untuk
gangguan
meningkatkan
kamtibmas
peran
yang
serta
selama
ini
masyarakat
sering
dalam
terjadi,
menanggulangi
maka
diperlukan
pelaksanaan Polmas perairan dengan didukung oleh kondisi sumber daya yang
baik, dengan indikator sebagai berikut :
a.
Personil.
1) Kuantitas personil
a) Dengan kekurangan personil Ditpolair Polda Jambi saat ini, diharapkan mampu
memberdayakan personil yang ada sesuai dengan kemampuan dan manajerial
yang dimiliki dalam memback up luasnya wilayah perairan Jambi.
b) Melakukan pengisian struktur organisasi Ditpolair Polda Jambi yaitu kepala
satuan patrol daerah dan kepala seksi SAR Binmas maupun brigadir pembina
fungsi Binmas khususnya terhadap pengemban tugas Polmas perairan.
2) Kualitas personil
a) Pengetahuan
(1) Memberikan kesempatan kepada personil Ditpolair Polda Jambi untuk mengikuti
pendidikan kejuruan dan pelatihan dengan memprioritaskan bidang Binmas
secara khusus tentang Polmas perairan.
(2) Personil Ditpolair Polda Jambi diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan
pengembangan umum di universitas yang ada di Jambi, dengan fokus bidang
yang
ditekuni
menyangkut
peningkatan
kemampuan
di
bidang
sosial
kemasyarakatan.
(3) Mengikutsertakan secara rutin personil Ditpolair Polda Jambi dalam program
pelatihan yang berorientasi tentang pelaksanaan Polmas yang diselenggarakan
(4)
(5)
kearifan lokal dan budaya masyarakat perairan dan pesisir pantai Jambi.
b) Keterampilan
(1) Kemampuan untuk menjalin komunikasi dua arah atau timbal balik menuju
terbangunnya konsensus bersama dengan dilakukan secara bersahaja, terbuka
dan intensif serta dalam posisi yang setara, sehingga masing-masing dapat
mengenal
dengan
baik,
saling
memahami,
saling
mempercayai,
saling
menghargai dan saling mengerti, serta sadar akan tanggung jawabnya dan pada
(2)
dalam
Polmas,
kasus per kasus, kejahatan harus dilihat tidak sebagai kejahatan, tetapi sebagai
akibat
dari
masalah
yang
lebih
besar
bersumber
di
masyarakat
dan
mengkomunikasikan
masyarakat,
Kemampuan
masalah,
membangun
dan
Kemampuan
memberdayakan
melaksanakan
konsensus,
(3)
(4)
(5)
masyarakat.
Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh personil Ditpolair Polda Jambi yang
2.
Kondisi tata kelola pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang
diharapkan.
a. Aspek Perencanaan.
1) Ditpolair Polda Jambi mampu mengoptimalkan Polmas perairan dengan
pengoptimalisasiannya dituangkan dalam bentuk suatu rencana program kerja
(renproja) dan anggaran dengan penentuan jangka waktu bertahap yaitu
2)
b. Aspek Pengorganisasian.
Pengorganisasian pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi
harus berpegang kepada struktur bahwa petugas Polmas
perairan adalah
personil kapal atau pos Polair yang sudah ada, yang dalam pelaksanaan
tugasnya dikendalikan oleh Kapos polair atau komandan kapal, kemudian untuk
Kepala satuan patroli daerah (kasatrolda) berfungsi sebagai pembina teknis
implementasi Polmas perairan, sehingga terdapat pertanggung jawaban yang
jelas.
c. Aspek Pelaksanaan.
1) Pelaksanaan kontak petugas Polmas dengan warga masyarakat melalui sistem
hubungan cepat hotline, telepon satelite dan SMS centre serta mengefektifkan
dan pemanfaatan kotak
2)
masyarakat.
Penerangan maupun penyuluhan menggunakan komunikasi dua arah dengan
memberdayakan fasilitas yang ada di kapal patroli yang ada dengan pengeras
suara.
3)
BAB VI
polmas
perairan
oleh
Ditpolair
Polda
Jambi
guna
Visi
Untuk
mengimplementasikan
pelaksanaan
Polmas
perairan
guna
POLMAS
PERAIRAN
SEHINGGA GANGGUAN
KAMTIBMAS
DI
Misi
Meningkatkan kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang mendukung
b.
3.
a.
Tujuan
Tercapainya kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang memadai sehingga
dapat mendukung pelaksanaan Polmas perairan guna meningkatkan peran serta
b.
masyarakat.
Terlaksananya Tata kelola dalam pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair
Polda Jambi guna meningkatkan peran serta masyarakat.
4.
a.
Sasaran
Untuk mencapai suatu kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang memadai
dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Polmas perairan dengan
b.
5.
a.
Kebijakan
Terdukungnya pengembangan sumber daya dalam mendukung pelaksanaan
Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi meliputi dukungan terhadap sumber
daya yang mengawakinya, anggaran serta sarana prasarana yang dapat
b.
aspek
pengorganisasin,
aspek
pelaksanaan
serta
aspek
Strategi
Adapun strategi yang dibuat oleh penulis dengan landasan teori analisa
SWOT, yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan
kategori suatu kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang
selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara solusi atau alternatif
pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu
kondisi sebagaimana yang diharapkan.
Penulis melakukan analisa SWOT
yaitu
dengan
mengkombinasikan
Kekuatan dengan Peluang (S.O), Kelemahan dan Peluang (W.O), Kekuatan dan
Ancaman (S.T) serta Kelemahan dan Ancaman (W.T), maka penulis dapat
menentukan, menganalisa dan memformulasikan strategi yang dapat dilakukan
dalam pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi, sebagai maksud
untuk meningkatkan peran serta masyarakat, sehingga outcome yang didapat
adalah bersama masyarakat dapat menanggulangi gangguan kamtibmas di
wilayah perairan dan pesisir Jambi, yaitu :
a.
1)
2)
3)
4)
b.
1)
2)
3)
Polmas perairan.(W.O)
Ditpolair Polda Jambi melakukan penggalangan terhadap masyarakat untuk
4)
c.
1)
perairan.(W.T)
Strategi jangka panjang (1-2 tahun)
Ditpolair Polda Jambi meningkatkan peran serta seluruh elemen masyarakat,
2)
3)
4)
(S.T)
Ditpolair Polda Jambi meminimalisir pelanggaran disiplin personil khususnya
yang melaksanakan tugas polmas perairan.(W.T)
7.
Action Plan
Rencana aksi (action plan) dalam optimalisasi Polmas perairan oleh Ditpolair
Polda jambi guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka
menanggulangi gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai
adalah dengan :
a.
1)
2) Metode :
a) Sumber daya manusia
(1) Pengisian kekosongan jabatan dalam struktur organisasi dengan mengusulkan
pengisian jabatan kepala satuan patroli daerah dan kepala seksi SAR Binmas
dengan personil yang memiliki kualifikasi dan kemampuan Binmas maupun
(2)
Polmas perairan.
Pendidikan atau edukasi
Mengusulkan dan memprioritaskan kepada personil pengemban Polmas
perairan untuk :
internal Polri maupun instansi lain, sarasehan dan FGD (focus discussion group).
Mengikuti pendidikan kejuruan tentang Polmas.
Sosialisasi
Melaksanakan sosialisasi kepada personil secara terprogram dan konsisten
tentang materi yang berkaitan dengan implementasi Polmas, antara lain :
(a)
(b)
(c)
Sosialisasi Surat Keputusan Kapolri Nomor 433 bulan Juli tertanggal 1 Juli 2006
Tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Polmas.
(4)
(a)
(b)
(5)
(a)
(b)
(c)
(d)
b)
(1)
(2)
(3)
c)
Anggaran
Untuk meningkatkan dukungan anggaran dalam mendukung pelaksanaan
Polmas perairan, berupaya untuk mengajukan usulan kepada Kapolda Jambi
melalui Kepala Biro Perencanaan, yang selanjutnya dituangkan dalam rancangan
rencana kerja tahun berikutnya, yaitu dengan :
(1)
(2)
(3)
3)
Obyek
Sebagai obyek dalam pelaksanaan polmas perairan adalah Wadir polair,
Kabag bin opsnal, Kasubbag renmin, Kasubdit fasarkan, Kasubdit gakkum,
Kasatrolda, Kepala seksi SAR Binmas, Kapos Polair, Komandan Kapal, serta
Personil Polair pengemban fungsi Polmas.
b.
oleh
1)
2) Metode
(a) Aspek Perencanaan.
(1) Menyusun dan membuat penjabaran Program Kerja dan Anggaran yang berkaitan
dengan pelaksanaan implementasi Polmas perairan dengan berpedoman kepada
Peraturan Kapolri nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman dasar strategi dan
(2)
(b)
(1)
(2)
dibuat, bahwa :
Petugas Polmas perairan adalah seluruh personil Pos Polair atau personil kapal.
Kasatrolda adalah sebagai Pembina teknis pelaksanaan Polmas perairan dibantu
(3)
(c)
(1)
(2)
(3)
sarana kapal patroli yang sudah dilengkapi dengan alat pengeras suara.
Intensifkan patroli dengan cara petugas polmas melaksanakan patroli door to
(4)
door, patroli dialogis, patroli sambang kampung, dan menempatkan kotak patroli.
Kegiatan pembinaan terhadap masyarakat perairan dan pesisir pantai oleh fungsi
teknis kepolisian yang ada di Ditpolair polda Jambi dengan melaksanakan
(5)
(6)
KPLP, BASARDA dan TAGANA), dan Kerjasama dengan kelompok pengguna dan
(d)
(1)
(2)
(3)
3)
Obyek
Sebagai obyek dalam dalam pelaksanaan tata kelola untuk kegiatan Polmas
perairan adalah kabag bin opsnal, kasubbag renmin, Kasubdit gakkum,
Kasatrolda, Kepala seksi SAR Binmas perairan, Kapospol Polair (komandan
kapal) serta Personil Polair pengemban fungsi Polmas, Komunitas masyarakat
perairan, Media cetak dan elektronik, Potensi masyarakat, Kelompok pecinta
olahraga air, Pemerintah daerah, Criminal justice system (CJS), Instansi bahari,
dan pengguna atau pemakai jasa di bidang perairan (swasta).
BAB VII
PENUTUP
1.
a.
Kesimpulan
Kegiatan Polmas perairan telah dilaksanakan oleh Ditpolair Polda Jambi dalam
usahanya meningkatkan peran serta masyarakat dalam menanggulangi gangguan
kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai Jambi, namun dalam
implementasinya masih belum optimal karena berbagai faktor kendala dan
hambatan sumber daya yang ada. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya
prasarana
disesuaikan
dengan
karakteristik
perairan
Jambi
dan
Polmas perairan.
Tata kelola pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang saat ini
sudah berjalan, dalam pelaksanaannya secara detail belum dilaksanakan secara
optimal, sehingga pelaksanaan akselerasi Polmas perairan tidak berjalan dengan
baik. Oleh karena itu diperlukan suatu optimalisasi pelaksanaan tata kelola
Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang bernilai strategis dengan
melakukan upaya sebagai berikut : menyusun rencana program kerja dan
anggaran, dalam pengorganisasian mengarahkan dan menetapkan siapa subyek
pelaksana Polmas perairan, pembina teknis dan pengendalinya, dari aspek
pelaksanaan polmas perairan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
secara optimal, serta dari aspek pengawasan dan pengendalian dilakukan melalui
pemanfaatan kekuatan yang terdapat dalam struktur organisasi Ditpolair Polda
Jambi untuk secara bersama-sama melaksanakan pengawasan dan pengendalian
dalam pelaksanaan Polmas perairan.
2.
a.
Saran
Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Direktur Polair Baharkam Polri
tentang pengadaan kapal patroli yang digunakan dalam pelaksanaan Polmas
perairan dengan spesifikasinya disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi
perairan Jambi dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung
b.
polmas perairan.
Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Kapolda Jambi melalui Karo
SDM dan Dir Binmas Polda Jambi untuk melaksanakan pelatihan tentang Polmas
kepada personil pengemban fungsi Polmas perairan dengan dimasukkan ke
dalam program pelatihan yang diselenggarakan oleh bagian pembinaan dan
latihan Biro SDM Polda Jambi.