Anda di halaman 1dari 24

NASKAH KARYA PERORANGAN (NKP) "OPTIMALISASI POLMAS

PERAIRAN GUNA MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT


DALAM RANGKA MENANGGULANGI GANGGUAN KAMTIBMAS DI
WILAYAH PERAIRAN DAN PESISIR PANTAI PROVINSI JAMBI "

NASKAH KARYA PERORANGAN


(NKP)

JUDUL

OPTIMALISASI POLMAS PERAIRAN GUNA MENINGKATKAN PERAN SERTA


MASYARAKAT DALAM RANGKA MENANGGULANGI GANGGUAN KAMTIBMAS
DI WILAYAH PERAIRAN DAN PESISIR PANTAI
PROVINSI JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Polmas (Pemolisian/Perpolisian Masyarakat) sebagai model pilihan dalam rangka
implementasi paradigma sipil secara formal melalui Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun
2008[1], harus diakui polmas sebagai akselerasi Implementasi Paradigma sipil telah
banyak memberi perubahan-perubahan di dalam tubuh Polri. Tapi apabila implementasi
polmas ini dikesampingkan, dikhawatirkan tidak saja dapat menghambat upaya
pembangunan profesionalisme Polri sesuai visi dan Misi Polri, tetapi juga dapat
menganggu upaya meraih kepercayaan masyarakat sesuai sasaran prioritas Grand
Strategi Polri 2005-2025 dan pada akhirnya bermuara terhadap terjadinya hambatan
dalam mewujudkan keamanan dalam negeri.
Reformasi Birokrasi Polri (RBP) gelombang II merupakan penjabaran program
berdasarkan hasil analisis dan evaluasi dari pelaksanaan Program pada Reformasi
Birokrasi Polri gelombang I, yang diintegrasikan dengan acuan strategis Polri (Grand
Strategi Polri 20052025, Renstra Polri 20102014 dan Program Revitalisasi Polri
20102013), serta acuan 9 (sembilan) program mikro yang diarahkan dalam Reformasi
Birokrasi Nasional seperti yang tertera pada Permen-PAN Nomor 20 tahun 2010. Arah
Road Map RBP gelombang II tahun 2011 sampai 2014 adalah Program ; 1). Penataan
dan Penguatan Organisasi, 2). Penataan Tatalaksana, 3). Penataan Peraturan
Perundang-undangan, 4). Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, 5).Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur, 6). Manajemen Perubahan, 7). Penguatan Pengawasan, 8).
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, 9). Monitoring dan Evaluasi, Masing-masing program
tersebut telah disusun rencana aksi dan program kegiatan terkait dengan Pencapaian,
Rencana program kegiatan, Kriteria keberhasilan, Agenda Prioritas, Waktu
pelaksanaan dan tahapan kerja, Penanggung jawab, serta Anggaran. Dalam wujud
rencana aksi dalam peningkatan kualitas pelayanan publik yaitu peberdayaan
partisipasi masyarakat, Ditpolair Polda Jambi dalam program rencana aksi Reformasi
Birokrasi Polri diantaranya diwujudkan dalam kegiatan pelayanan Polmas Perairan,
kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan partisipasi masyarakat guna
menanggulangi gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai.
Gangguan kamtibmas secara faktual merupakan bentuk gangguan nyata secara
umum sering kita alami dalam kehidupan keseharian, namun untuk gangguan kamtibmas
secara khusus yang sering terjadi di wilayah perairan dan pesisir pantai [2] antara
lain a. kejahatan konvensional : pencurian di atas kapal; penganiayaan; pembunuhan;
perampasan; Pelanggaran terhadap undang-undang Pelayaran; melakukan penangkapan ikan
secara illegal dengan menggunakan bom ikan dan peracunan ikan, serta penyetruman
ikan, b. kejahatan antar negara : penyelundupan; narkoba; imigran gelap; traficking in
person ; perompakan (sea piracy), c.kejahatan terhadap kekayaan negara : illegal
logging; illegal fishing; illegal BBM; pencurian cagar budaya terhadap barang muatan kapal
tenggelam;perusakan lingkungan hidup, serta d. kejahatan yang berimplikasi Kontijensi : unjuk
rasa anarkhis; sengketa antar nelayan; kecelakaan laut.
Dalam masyarakat yang demokratis, anggota polisi dan masyarakat bekerja sama
bahu-membahu serta bersama-sama menjalin upaya untuk menjamin keamanan dan
perlindungan kepada setiap anggota masyarakat. Hubungan yang baik antara polisi dan
masyarakat adalah syarat mutlak sangat dibutuhkan dalam hal ini. Relasi yang baik
tersebut memungkinkan terjadinya penghormatan hak asasi manusia dalam setiap
tindakan polisi dan masyarakat. Hubungan yang baik juga mampu meningkatkan saling
pengertian antara polisi dan masyarakat. Walhasil, usaha pemecahan masalah yang
kreatif dan tindakan-tindakan proaktif dalam pemolisian setiap hari dapat
berlangsung.[3]
Dalam penulisan ini secara khusus penulis akan mengambarkan bagaimana
pelaksanaan optimalisasi polmas perairan oleh DirektoratPolair Polda Jambi guna
meningkatkan peran serta masyarakat utamanya terhadap masyarakat yang tinggal di
wilayah perairan dan pesisir pantai dalam menanggulangi setiap gangguan kamtibmas,
dikandung pengertian di sini bahwa Polri bekerja berdasar padaparadigma ganda, yang
salah satunya adalah paradigma kemitraan dan kesejajaran. Cita-cita terbangunnya
suatu masyarakat warga yang bertumpu pada kontribusi dari kekuatan-kekuatan dalam
masyarakat, tentunya akan dapat diwujudkan dengan baik apabila kekuasaan tidak
bertindak refresif.[4] Sasaran proritas dan kebijakan strategi Polri yang salah satunya
adalah mendukung pencapaian pemberdayaan dan inovasi serta peningkatan kegiatan
program Quick Wins maupun program Reformasi Birokrasi Polri tentang pelayanan
polmas perairan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh Dit Polair Polda Jambi,
maka Ditpolair Polda Jambi perlu melakukan optimalisasi dalam melaksanakan polmas
perairan. Oleh karenanya dalam naskah ini penulis akan mencoba mengangkat judul
yaitu Optimalisasi Polmas Perairan Guna Meningkatkan Peran Serta
Masyarakat Dalam Rangka Menanggulangi Gangguan Kamtibmas Di wilayah Perairan
dan pesisir pantai.

2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan
sebagai berikut: Bagaimana optimalisasi polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi guna
meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menanggulangi gangguan kamtibmas di
wilayah perairan dan pesisir pantai propinsi Jambi.

3. Pokok-Pokok Persoalan
a. Bagaimana mengoptimalkan kondisi sumber daya pendukung polmas perairan ?
b. Bagaimana Tata kelola dalam mendukung pelaksanaan kegiatan polmas
perairan yang baik ?
4. Ruang Lingkup
Dalam Penulisan Naskah Perorangan ini, Penulis membatasi pada pembahasan
Optimalisasi pelaksanaan polmas perairan olehDitpolair Polda Jambi guna
meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menanggulangi gangguan
kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai propinsi Jambi.

5. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Memenuhi persyaratan seleksi dalam Dikbang Sespimen Polri Angkatan 54 T.A. 2014.

b. Tujuan
1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan polmas perairan saat ini.
2) Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kegiatan polmas perairan
oleh Ditpolair Polda Jambi tersebut.
3) Untuk mendeskripsikan kondisi yang ideal dalam melaksanakan polmas perairan.
4) Memformulasikan Optimalisasi kegiatan polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi guna
meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menanggulangi gangguan kamtibmas di
wilayah perairan dan pesisir pantai.

6. Tata Urut ( Sistematika )


Penulisan NKP ini terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab yang berisi latar belakang, permasalahan dan pokok-pokok
persoalan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, tata urut penulisan serta pengertian-
pengertian.

BAB II Kerangka Teoritis


Bab ini mengurai tentang landasan teori atau konsep yang digunakan, adalah
: (1) Konsepsi Perpolisian Masyarakat; (2) Teori Manajemen; (3)
Teori Kompetensi; (4) Teori Manajemen Sumber Daya Manusia; dan (5) Analisa SWOT.

BAB III Kondisi Awal


Bab ini akan menguraikan kondisi kegiatan polmas perairan saat ini, yang
meliputi: kondisi masyarakat, kondisi sumber daya(personil, anggaran, dan sarana
prasarana), serta pelaksanaan tata kelola pelaksanaan
polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi.

BAB IV Faktor Yang Mempengaruhi


Bab ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan polmas
perairan oleh Ditpolair Polda Jambi saat ini.

BAB V Kondisi Yang Diharapkan


Bab ini akan membahas mengenai kondisi kegiatan polmas perairan yang ideal terkait
dengan kondisi sumber daya dan tata keloladalam pelaksanaan
polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi.

BAB VI Optimalisasi Polmas Perairan


Bab ini merupakan isi dari optimalisasi kegiatan polmas perairan oleh Ditpolair Polda
Jambi guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menanggulangi gangguan
kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai.

BAB VII Penutup


Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah diuraikan pada bab-
bab sebelumnya dan diakhiri dengan saran.

8. Pengertian-Pengertian
a. Optimalisasi
Berarti membuat menjadi optimal dan paling baik, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, edisi ketiga. Istilah optimalisasi berasal dari kata optimal dan menurut
Trisno Yuwono (1994;304) artinya adalah terbaik, tertinggi atau paling baik atau
mengusahakan atau bertindak secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang
terbaik dari yang sudah dikerjakan.

b. Polmas Perairan
Polmas (perpolisian masyarakat) perairan[5] dapat diartikan bahwa dalam
penyelenggaraan tugas Kepolisian di wilayah perairan (laut yang termasuk di kawasan
Negara) dan lingkungan masyarakat perairan dan pesisir pantai untuk menciptakan
kondisi aman dan tertib yang dilaksanakan oleh kepolisian perairan dengan
memberdayakan warga masyarakat melalui kemitraan, mampu mendeteksi gejala yang
dapat menimbulkan permasalahan serta mampu memberikan solusi dalam
memecahkan permasalahan di lingkungannya.
c. Meningkatkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat (2008), artinya menaikkan
(derajat, taraf, dsb), meningkatkan berasal dari kata dasar tingkat digabungkan awalan
Me dan akhiran Kan menjadi meningkatkan yang artinya mempertinggi, memperhebat,
mereka akan mampu dalam penghidupannya serta dengan artian lainnya mengangkat
diri atau memegahkan diri.

d. Peran Serta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat (2008), artinya Peran
adalah perangkat tingkat yang diharapkan oleh seseorang yang berkedudukan di
masyarakat atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.
sedangkan serta adalah suatu artian turut atau ikut dengan kata lain turut campur
sehingga artian peran serta secara keseluruhan tindakan seseorang yang memiliki
kedudukan di masyarakat untuk ikut campur tangan dalam membantu.

e. Masyarakat
Masyarakat mempunyai arti adalah sekelompok orang atau warga yang hidup
dalam suatu wilayah dalam arti yang sangat luas misalnya kecamatan, kota, kabupaten
ataupropinsi atau bahkan lebih luas, sepanjang mereka memiliki kesamaan
kepentingan, misalnya masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan, masyarakat
tradisonal masyarakat modern, dsb. (PERKAP 7 tahun 2008).

f. Menanggulangi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) adalah
Menanggulangi berasal dari kata tanggulangi yang artinya perhitungan tentang hal-hal
yang akan terjadi, bayangan, ramalan sedangkan Menanggulangi adalah suatu upaya
membuat perhitungan, cara, metode tentang hal-hal yang akan terjadi.

g. Gangguan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) artinya adalah
halangan, rintangan, atau godaan atau sesuatu yang menyusahkan sehingga
menyebabkan hal sesuatu ketidaknormalan serta hal yang menyebabkan
ketidaklancaran.

h. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 5
menyatakan, bahwa yang dimaksud Keamanan dan Ketertiban masyarakat
(Kamtibmas) adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan
nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum,
serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina,
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah,
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum serta bentuk-bentuk gangguan
lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

BAB II
LANDASAN TEORI

1. Konsepsi Perpolisian Masyarakat[6]


Polmas (perpolisian masyarakat) adalah penyelenggaraan tugas kepolisian yang
mendasari kepada pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak
mungkin dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek,
melainkan harus dilakukan bersama oleh Polisi dan masyarakat dengan cara
memberdayakan masyarakat melalui kemitraan Polisi dengan masyarakat, sehingga
secara bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan
permasalahan di masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk mengantisipasi
permasalahannya dan mampu memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungannya.
Pola penerapan polmas salah satunya melalui intensifikasi kegiatan fungsi
Binmas Polri disebut Pemolisian masyarakat model B, meliputi kegiatan antara lain :
a. Intensifikasi kontak petugas Polri dengan warga masyarakat:
b. Intensifikasi penerangan dan penyuluhan :
c. Intensifikasi patroli :
d. Kegiatan pembinaan oleh Fungsi Teknis Kepolisian:
e. Pengalangan potensi komunitas :
f. Pendidikan atau pelatihan ketrampilan Kamtibmas ;
g. Koordinasi dan kerjasama Kamtibmas;
Dalam penulisan ini, penulis akan menformulasikan konsepsi polmas khususnya
pola penerapan Polmas model B yang akan dijadikan sebagai analisis dalam
membedah pelaksanaan tata kelola yaitu dalam tahapan pelaksanaan manajerial dalam
mendukung kegiatan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi.

2. Teori Manajemen
Dalam penulisan ini perlu juga dikemukan teori manajemen, karena berbicara
soal organisasi serta suatu strategi seperti organisasi besar Polri tentu tidak terlepas
dari suatu konsep manajemen. Karena itu ada beberapa hal teoritis manajemen yang
perlu dikemukan.
R. Makharita menyatakan manajemen secara umum adalah pemanfaatan
sumber-sumber yang tersedia atau potensial di dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini
manajemen dititik beratkan pada usaha menggunakan atau memanfaatkan sumber
yang tersedia atau berpotensi dalam pencapaian tujuan, Sumber atau sarana
manajemen ialah orang (Man), Uang (Money), sarana dan prasarana (material),
mesin (Machine), metode (Method), dan waktu (Time), dan prasarana lainnya seperti
tanah, gedung, alat angkutan dan sebagainya (Soewarno Handayaningrat,1981: 19)
Manajemen menurut George R, Terry sebagai ahli manajemen[7]memiliki fungsi
antara lain :
a. Perencanaan (Planning), adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan
kenyataan, membuat atau menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan
waktu yang akan datang (future) dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang di usulkan dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang
dikehendaki.
b. Pengorganisasian (Organization), adalah menentukanmengelompokkan dan
pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan,
penugasan orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik
yang sesuai, dan menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap
setiap individu yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
c. Pelaksanaan (Actuating), adalah usaha agar semua anggota kelompok suka
melaksanakan tercapainya tujuan dengan kesadarannya dan berpedoman pada
perencanaan dan usaha pengorganisasian.
d. Pengawasan (Controlling), adalah proses penentuan apa yang harus diselesaikan yaitu
pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan kolektif agar
pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana yang sesuai dengan standar.

3. TEORI KOMPETENSI
Badan Kepegawaian Negara mendefinisikan kompetensisebagai kemampuan
dan karakteristik yang dimiliki seseorang Pegawai Negeri Sipil yang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan
tugasnya secara Profesional, efektif dan efisisen.[8]
Menurut Irjen Pol. Drs. Suhardi Sigit (2009), kompetensi adalah karakteristik dasar
yang ditampilkan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, manajerial dan
kepemimpinan yang memungkinkan individu menunjukkan kinerja terbaiknya.
Dari uraian di atas didapatkan kesimpulan sederhana apa yang dimaksud
kompetensi yaitu keseluruhan keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku yang
diistilahkan dengan Skill, Knowlegde dan Attitude (SKA) yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya di masing-masing bidang, sehingga Pegawai tersebut
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisisen.

4. Manajemen Sumber Daya Manusia


Inti dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pembinaan terhadap
SDM organisasi yang dimiliki agar lebih baik, Dalam konteks MSDM Polri, system
pembinaan SDM diselenggarakan melalui suatu siklus pembinaan personil Polri yang
meliputi : penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan dan pemisahan. Kelima
aspek dalam penyelenggaraan siklus pembinaan personil ini merupakan bagian-bagian
dari seluruh kegiatan pembinaan sumber daya manusia Polri.
Sedangkan menurut Lembaga Manajemen UI bekerjasama dengan kantor Deputi
SDM Kapolri, dan Partnership for Governance Reform in Indonesia (2006) sistem
pembinaan SDM Polri merupakan penataan keterkaitan dan proses pada faktor-faktor
penting terkait dengan pembinaan yang memacu SDM yang lebih baik. Sistem
pembinaan tersebut mencakup sistem perencanaan SDM, sistem rekrutmen dan
seleksi, sistem pendidikan dan latihan, sistem penilaian kinerja, sistem karir, dan sistem
kompensasi. Masalahnya, sekalipun sudah merupakan sistem, namun dalam
implementasinya belum terintegrasi dan sinergis.
Ronny Lihawa (2006:12) menyatakan terdapat dua komponen utama dalam
polmas, yaitu : (1) Kemitraan masyarakat (community partnership), dan (2) Pemecahan
masalah (Problem Soving). Dengan mengacu kepada pendapat tersebut serta dengan
memperhatikan ruang lingkup penugasan petugas Polmas sebagai awak Polmas, maka
dalam pembinaan SDM petugas Polmas hendaknya diarahkan kepada pemilikan
kemampuan yang dipersyaratkan untuk mendukung kinerja terbaiknya, yaitu:
a. Ketrampilan berkomunikasi (Communication skills)
b. Ketrampilan menyelesaikan masalah (Problem solving skills)
c. Ketrampilan kepemimpinan (Leadership skill)
d. Ketrampilan membangun tim (Team Building skill)
e. Resolusi Konflik dan ketrampilan bernegosiasi (Conflict resolution and negotiating skill)

5. ANALISA SWOT
Landasan teori analisa SWOT, yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi
situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang
atau ancaman yang selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara-cara solusi
atau alternatif pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta
suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan(Freddy Rangkuti : 2006)[9]. Adapun dalam
melakukan analisa SWOT, maka akan diformulasikan suatu Identifikasi situasi terhadap
setiap permasalahan yang ada dengan melakukan analisa dari pengabungan beberapa
faktor yang mempengaruhi, antara lain :
a. Kekuatan (Strength) adalah identifikasi situasi internal organisasi yang berupa
kompetensi atau kapabilitas atau sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat
digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman yang dihadapi.
b. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi di mana kompetensi
kapabilitas atau sumber daya organisasi yang pemanfaatanya belum dirasakan optimal
dalam menangani peluang dan ancaman.
c. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menguntungkan.
d. Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan
kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan tugas.
Analisa SWOT dalam penulisan ini, dipakai dalam menformulasikan serta sebagai
bahan penulis untuk mengkombinasikan strategi apa yang harus dirangkai oleh penulis
yang didapat dari analisa dari faktor-faktor yang mempengaruhi yang meliputi faktor
internal dan eksternal, yaitu dengan menformulasikan bagaimana temuan strategi dari
kombinasi kekuatan dan peluang yang dimiliki, adanya kelemahan dan peluang, dan
kekuatan dan ancaman yang ada serta seberapa besar kelemahan dan ancaman.

BAB III
KONDISI POLMAS PERAIRAN SAAT INI

1. Situasi Umum
a. Geografi
1) Propinsi Jambi terletak pada koordinat 101358LS S/D 0201105LS dan 10301242BT
S/D 10402153BT
2) Luas wilayah propinsi Jambi 53.435.75 km2 dengan luas perairan pedalaman (internal
water) 40.099.5 km2 diukur dari ambang luar kampung laut Kab. Tanjab Timur sampai
dengan Muara Tebo, sedangkan luas wilayah laut 4.827 816 km2, diukur dari wilayah
laut teritorial berbatasan propinsi Riau dan Sumatera Selatan.

b. Demografi
Propinsi Jambi memiliki jumlah penduduk sebesar 2.890.848 jiwa, yang terdiri
dari laki-laki 1.473.679 jiwa dan perempuan 1.417.169 jiwa. Penduduk Jambi terdiri dari
berbagai suku bangsa yaitu melayu, jawa, minang, batak, banjar dan bugis. Untuk
penduduk yang berdomisili di pesisir pantai mayoritas penduduk suku bugis dan suku
banjar, sedangkan yang berdomisili di sekitar perairan pedalaman atau sungai
mayoritas penduduk asli (suku melayu).

c. Sumber Daya Alam


1) Hasil hutan : kayu, rotan, dan lain-lain.
2) Hasil tambang : emas, batubara, Minyak, dan lain-lain
3) Hasil perikanan : Ikan laut, ikan air tawar,dan lain-lain.
4) Hasil Kebun : karet, kelapa sawit, damar dan lain-lain.

d. IPOLEKSOSBUD HANKAM
1) Ideologi msyarakat Jambi khususnya bagi masyarakat perairan sudah sepenuhnya
mendasari Pancasila sebagai Ideologi bangsa.
2) Kehidupan politik tingkat nasional tidak terlalu banyak berpengaruh di wilayah perairan
Jambi. Masyarakat perairan Jambi dapat berpikir lebih realistis dalam berpolitik dengan
tidak mudah diprovokasi oleh kelompok tertentu yang ingin mengacaukan situasi.
Proses pergantian kepala daerah melalui pemilihan langsung oleh masyarakat yang
berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas seperti terjadinya bentrokan antar
pendukung yang dipicu oleh hasutan kelompok tertentu akibat kecurangan dalam
pemungutan dan perhitungan suara.
3) Perekonomian masyarakat khususnya di wilayah perairan Jambi cukup stabil, hal ini
disebabkan oleh bergairahnya dunia usaha bidang industri, perkebunan, perikanan dan
pertambangan yang menjadi pendorong meningkatnya kesejahteraan masyarakat,
nemun demikian masih terdapat beberapa wilayah perairan yang belum lancar
mendapatkan distribusi kebutuhan hidup sehari-hari yang berakibat terhadap mahalnya
beberapa kebutuhan pokok masyarakat tersebut. Masyarakat perairan dan pesisir
pantai Jambi sebagian memanfaatkan perairan sebagai mata pencaharian seperti
nelayan, jasa tranportasi dan perdagangan.
4) Kehidupan sosial budaya semakin berkembang sejalan dengan bertambahnya
penduduk, dinamika pembangunan serta pengaruh globalisasi yang ditandai dengan
masuknya pengaruh terhadap budaya setempat, beberapa pengaruh yang
dimungkinkan terjadi di antaranya :
a) Timbulnya kecemburuan sosial pencari kerja dari penduduk asli dengan tenaga kerja
pendatang dari wilayah lain yang lebih siap bersaing serta pengusaha yang cenderung
lebih memilih pekerja pendatang dari luar yang lebih siap pakai.
b) Masyarakat Jambi terdiri dari berbagai suku bangsa yang antara satu dengan yang
lainnya terdapat perbedaan bahasa dan adat budaya.
c) Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses industri yang tidak
terkendali telah membawa dampak terhadap kelestarian alam dan lingkungan hidup
khususnya dalam wilayah perairan Jambi serta terhadap masyarakat sehingga dapat
menimbulkan gangguan kamtibmas.
5) Peran serta masyarakat dalam menanggulangi dan mencegah gangguan kamtibmas di
wilayah perairan dan pesisir pantai Jambi pada saat ini :
a) Masih dirasakan belum optimal, hal ini terlihat masih adanya gangguan kamtibmas yang
terjadi di masyarakat perairan dan pesisir pantai jambi baik pelanggaran maupun
kejahatan.
b) Di wilayah perairan tertentu masyarakatnya menunjukan sikap kurang kooperatif dengan
petugas polisi, hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan dan
pengetahuan masyarakat tentang hukum.
c) Terdapat beberapa wilayah yang berpotensi konflik karena sengketa lahan yang
memungkinkan terjadinya unjuk rasa anakhis.
d) Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama sudah menunjukan perannya dalam bekerja
sama dengan polisi dalam upaya menanggulangi gangguan kamtibmas, namun dalam
pelaksanaanya masih kurang diikuti oleh warga masyarakat.
e) Kelompok masyarakat perairan seperti jasa tranportasi dan pelayaran sudah sebagian
tergalang sehingga informasi sangat berperan dalam memberikan informasi dan
bekerja sama dengan petugas polisi dalam melakukan kegiatan SAR.
f) Kerja sama antara Ditpolair Polda Jambi dengan pemerintah daerah dan instansi bahari
(DKP, Bea Cukai, Imigrasi, KPLP, TNI AL) sudah berjalan dalam menanggulangi
gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai Jambi, namun masih perlu
dioptimalkan.
6) Situasi gangguan kamtibmas di wilayah perairan propinsi Jambi secara umum bersifat
pelanggaran dan tindak pidana di mana dampaknya dapat menimbulkan gejolak dan
meresahkan masyarakat.
Data Gangguan kamtibmas di perairan
No Jenis kejadian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Curat 4 - - 1 -
2. Curas - - 1 2 -
3. Anirat - - - - -
4. Curi kapal - - - - -
5. Pebunuhan - - - - -
6. Penggelapan 1 - - - -
7. Laka air 3 4 3 - -
8. Illegal logging 5 5 8 8 6
9. Illegal fishing 13 7 - 2 -
10. Illegal BBM 2 3 2 2 2
11. Lain-lain kejahatan 2 7 4 - 1
12. Kepabeanan - - - 1 2
13. KSDA - - - 1 1
14. Pelayaran - - - 14 17

Jumlah 30 26 18 31 29

2. Sumber daya yang mendukung pelaksanaan polmas perairan saat ini


a. Personil Direktorat Polair Polda Jambi.
1) Kuantitas personil Direktorat Polair Polda Jambi.
Data Personil DitpolairpoldaJambi
NO PERSONIL JUMLAH DSP KET
1 PAMEN 7 15
2 PAMA 6 26
3 BRIGADIR 64 43
4 AWAK KAPAL 10 UNIT 40 52
5 PNS - 22
JUMLAH 117 158

Jumlah personil Ditpolair Polda Jambi apabila mendasari dari Peraturan Kapolri nomor
22 tahun 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Polda bahwa
personil Ditpolair Polda Jambi masih kurang, di samping itu juga masih ada jabatan
yang belum terisi yaitu kepala satuan patroli daerah (Kasatrolda) dan jabatan perwira
lain.

2) KualitasPersonil Direktorat Polair Polda Jambi


Data Kualifikasi Personil Ditpolair Polda Jambi
NO KUALIFIKASIDAN JUMLAH PENDIDIKAN JUMLAH
SERTIFIKASI UMUM DAN
NO
PENGEMBANGAN
PA BA PA BA
UMUM
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Suspariksa Laut 1 -
2 Dasar Polair 5 57 SMU 7 98
3 Nautika 1 5 1
4 ANT - V / ATT - V 1 7
5 Harwat kapal - 4
6 Reserse 6 14
7 Intel 3 2 2 STRATA 1 5 5
8 SAR - 4
9 Selam 5 4
10 Komlek - 3
11 Brimob 1 -
12 Lantas - 1
13 Keuangan - 1 3 STRATA 2 2 -
14 Binmas 1 -
15 Mekanik kapal 3
16 Labfor 1 -
JUMLAH 25 105 JUMLAH 14 103

Dilihat dari data di atas bahwa kualitas personil DitpolairPolda Jambi adalah sebagai
berikut :
a) Personil Ditpolair Polda Jambi sudah sebagian besarmemiliki kualifikasi pendidikan
kejuruan, namun masih ada 33 (tigapuluh tiga) personil yang belum pernah mengikuti
pendidikan kejuruan sama sekali.
b) Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil DitpolairPolda Jambi sebagian besar
hanya berpendidikan setingkat SMU.
c) Hanya 1 (satu) personil yang memiliki kualifikasi pendidikan kejuruan Binmas dan 10
(sepuluh) personilbrigadir yang pernah mengikuti pelatihan Babinkamtibmas dan
polmas.

3) Kemampuan dan Kompetensi personil Ditpolair Polda Jambi


a) Pengetahuan.
(1) Kurangnya kesempatan personil Ditpolair Polda Jambiuntuk mengikuti berbagai pendidikan
dan pelatihan yang berkaitan dengan fungsi Binmas dan Polmas.
(2) Personil Ditpolair Polda Jambi jarang untuk diikutkan dalam program pelatihan baik yang
diselenggarakan oleh intern Polri maupun lembaga dan instansi terkait lainnya.
(3) Sosialisasi yang berkaitan dengan peraturan maupun materi tentang Polmas jarang
diberikan kepada personil Ditpolair Polda Jambi.
(4) Pelatihan secara intern dan terprogram kepada personil Ditpolair Polda Jambi tentang
materi Polmas perairan jarang dilakukan.
(5) Kurang pengetahuan serta pengenalan tentang lingkungan sekitar dan kearifan lokal
serta budaya lokal masyarakat perairan Jambi.
b) Keterampilan
(1) Personil Ditpolair Polda Jambi dalam berkomunikasi masih bersifat
langsung, hanya bersifat satu arah dan terlalu formal, sehingga cenderung kaku,
kurang komunikatif, dan tidak membuka ruang diskusi.
(2) Personil Ditpolair Polda jambi yang melaksanakan tugas Polmas tidak
mempunyai keterampilan menangani konflik, kejahatan maupun pelanggaranyang
terjadi di masyarakat.
(3) Masih lemahnya keterampilan untuk mempengaruhi atau menggerakkan perilaku orang
lain agar bekerja secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan Polmas, Kondisi ini
secara signifikan telah berdampak kepada masih lemahnya
kepemimpinanpersonil yang melaksanakan Polmas perairan dalam menjalankan fungsi
dan perannya menggerakkan masyarakat secara bersama untuk memikul tanggung
jawab di bidang kamtibmas.
(4) Belum mempunyai keterampilan dalam mengerakkan dan membangun tim (team
building) dengan masyarakat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di
masyarakat.
(5) Masih lemahnya personil yang menjalankan tugasPolmas perairan dalam
menyelesaikan resolusi konflik, karena kurangnya keterampilan dalam meredam bibit
konflik yang berkembang di masyarakat.
c) Perilaku.
(1) Mentalitas personil Ditpolair Polda Jambi belum seluruhnya baik masih bersikap reaktif
tentang pentingnya pelaksanaan Polmas perairan sehingga secara otomatis juga
reaktif dalam mengantisipasi setiap perkembangan gangguan kamtibmas dimasyarakat.
(2) Masih adanya pelanggaran disiplin yang dilakukanoleh personil Ditpolair Polda
Jambi yang ditugaskan untuk melaksanakan polmas perairan. `

b. Sarana dan Prasarana pendukung Polmas perairan.


Adapun fakta dari sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan Polmas
perairan oleh Ditpolair polda Jambi dapat dilihat dengan indikator sebagai berikut :
1) Kualitas dan kuantitas materiil utamanya menyangkut masalah kapal patroli yang
berada di pos-pos Polair dalam mendukung pelaksanaan Polmas perairan belum
memadai.
2) Kecenderungan penyeragaman pengadaan materiil, khususnya pengadaan kapal
patroli dengan tidak mempertimbangkan karakteristik karakteristik wilayah serta
adanya kebijaksanaan tentang pengadaan secara terpusat.
3) Pemeliharaan dan perawatan terhadap seluruh materiil, fasilitas dan jasa terhadap
kapal patroli beserta isinya dalam mendukung pelaksanaan Polmas perairan yang
dimiliki olehDitpolair Polda Jambi masih belum terlaksana dengan baik.

c. Anggaran DIPA RKA-KL TA. 2014 Ditpolair Polda Jambi yang mendukung pelaksanaan
Polmas di wilayah perairan Jambi.
1) Kegiatan polmas dan sambang nusa belum terdukung anggaran sehingga untuk
rencana kegiatan tersebut menggunakan dukungan anggaran dari dukungan
operasional pimpinan dengan rincian sebagai berikut yaitu kegiatan sambaing nusa
dengan jumlah Rp. 11.750.000 untuk 10 (sepuluh) personil dan kegiatan polmas
dengan dukungan anggaran berjumlah Rp. 5.250.000 untuk 6 (enam) kali kegiatan.
2) Pemeliharaan kapal patroli type C2 dan C3 (10 unit x Rp. 8.500.000 total
Rp.85.000.000). Dari rincian tersebut dapat diketahui bahwa dukungan
anggaran pemeliharaan danperawatan terhadap kapal patroli sangat minim.

3. Kondisi tata kelola Pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi saat ini :
a. Aspek Perencanaan.
1) Ditpolair Polda Jambi saat ini belum mampu
mengimplementasikan Polmas perairan dengan dituangkan dalam
rencana program kerja (renproja) dan anggaran.
2) Belum mampu memberdayakan sumber daya yang
ada dalammengimplementasikan Polmas perairan.

b. Aspek Pengorganisasian.
Saat ini yang mempunyai tanggung jawab dalam mengemban fungsi Binmas
maupun Polmas di Ditpolair Polda Jambi adalah Kepala satuan patroli daerah
(kasatrolda) di mana fungsi pengemban fungsi Binmas di bawah kasatrolda adalah
kepala seksi SAR Binmas, namun saat ini jabatan Kasatrolda dan kepala seksi SAR
Binmas masih belum ada yang menjabat, untuk pelaksana kegiatan polmas perairan
dilaksanakan oleh personil pos polair atau awak kapal dan ditunjuk personil sebagai
penyuluh kamtibmas.
c. Aspek Pelaksanaan.
1) Kontak petugas Polmas dengan warga masyarakat melalui sistem hubungan cepat
belum berjalan efektif dan kotak pengaduan tidak menarik minat masyarakat.
2) Penerangan maupun penyuluhan kurang memanfaatkanfasilitas yang ada di kapal
patroli dengan pengeras suara atau dengan menggunakan komunikasi dua arah.
3) Kegiatan patroli Polmas di wilayah perairan dan pesisir pantaitidak dilaksanakan secara
maksimal.
4) Kegiatan pembinaan terhadap komunitas masyarakat perairan dan pesisir pantai
dilaksanakan oleh fungsi teknis kepolisian Ditpolair.
5) Penggalangan potensi yang sudah dilaksanakan dengan melakukan
pembinaan terhadap kelompok sadar kamtibmas.
6) Koordinasi dan kerjasama Kamtibmas yang berjalan saat ini dengan pemerintah daerah,
kecamatan dan desa di wilayah perairan dan pesisir pantai serta instansi bahari lainnya
(DKP, Bea Cukai, IMIGRASI, TNI AL, KPLP), namun belum dilaksanakan secara
optimal.

d. Aspek Pengawasan dan Pengendalian.


Dalam aspek pengawasan dan pengendalian, bahwa Direktur Polair Polda
Jambi adalah sebagai penentu arah, namun dalam kenyataannya Direktur Polair Polda
Jambi belum mampuuntuk melaksanakan pengawasan melekat dan mengoreksi
pelaksanaan implementasi Polmas di wilayah perairan dan pesisir pantai, baik dilihat
dari sisi perencanaan, pengorganisasian maupun pelaksanaan Polmas per

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Faktor Internal.
a. Kekuatan
1) Adanya piranti lunak maupun petunjuk dan arahan, kebijakan dan strategi dapat
menjadikan dasar dan pedoman yang kokoh bagi Polri dalam melaksanakan,
mendukung dan mengimplementasikan pelaksanaan Polmas, seperti Undang-undang
nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Kapolri
nomor 7 tahun 2008 tentang Polmas, Grand Strategi Polri serta program strategis
Ditpolair tahun 2010-2014 serta Reformasi Birokrasi Polri tahap II,dengan strateginya
yaitu Menyelenggarakan Polmas perairan dan mengembangkan sarana prasarana
berkaitan dengan Polmas perairan, serta Kemitraan dalam bentuk kerjasama antara
Polisi dengan masyarakat perairan guna antisipasi serta mencari solusi pemecahan
masalah.
2) Sumber daya personil Ditpolair Polda Jambi dilihat dari segi kuantitas masih kurang
namun sudah mendekati DSP.
3) Tersedianya sarana dan prasarana, material fasilitas dan jasa yang dimiliki
Ditpolair Polda Jambi saat ini, cukup menunjang dalam pelaksanaan Polmas perairan,
ini dilihat jumlah kapal Patroli yang dapat mendukung mobilitas personil dalam
melaksanakan Polmas perairan.
4) Sebagaian besar personil Ditpolair Polda Jambi adalah putra daerah, hal ini merupakan
kekuatan dalam menjalankan Polmas perairan.
5) Adanya komitmen dari Direktur Polair Polda Jambi untuk mengaplikasikan Polmas
perairan dan berjalannya kegiatan Polmas perairan mengacu kepada pola penerapan
Polmas.

b. Kelemahan
1) Kurangnya kualitas dan kemampuan personil DitpolairPolda Jambi tentang implementasi
polmas.
2) Struktur yang mengawaki fungsi Binmas perairan belum terisi dalam struktur organisasi
Ditpolair Polda Jambi, yaitu kepala satuan patroli daerah dan kepala seksi SAR Binmas
perairan.
3) Sarana dan prasarana kapal patroli dalam mendukung Polmas di wilayah perairan tidak
sesuai dgn karakteristik wilayah perairan Jambi.
4) Dukungan anggaran tentang pemeliharaan dan perawatan kapal patroli, dukungan
logistik serta anggaran kegiatan pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat
perairan dan pesisir pantai juga masih sangat dirasakan kurang.
5) Mentalitas personil Ditpolair Polda Jambi belum seluruhnya baik dengan masih adanya
pelanggaran disipilin yang dilakukan.

2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Adanya peraturan yang merupakan kekuatan pendukung Polri dalam menjalankan
polmas. Seperti Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Amandemen Kedua, khususnya pasal 30, bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk turut serta dalam usaha-usaha pertahanan dan keamanan negara
berdasarkan pada sistem keamanan rakyat semesta serta Undang-undang nomor 2
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya pasal 3 ayat (1)
huruf c dan penjelasannya, pasal 14 ayat (1) huruf c dan f, pasal 15 ayat (2) huruf g dan
f, merupakan wadah atau peluang bagi masyarakat untuk menyalurkan hak dan
kewajibannya dalam usaha-usaha keamanan.
2) Masyarakat Jambi secara khusus merupakan masyarakat adat yang memiliki hubungan
kekerabatan yang sangat kental antara satu dengan lainnya.
3) Sebagian masyarakat Jambi adalah merupakan masyarakat perairan, karena sebagian
masyarakat Jambiberdiam dan tinggal di sepanjang wilayah perairan dan pesisir pantai,
di mana sebagian besar penghasilan dan mata pencaharian dari
masyarakat Jambi tersebut adalah sebagai bersumber dari hasil laut, transportasi
perairandan nelayan.
4) Kuatnya harapan dan dorongan masayarakat jambi sertaantusiasme pemerintah daerah
(mulai tingkat propinsi sampai desa) serta dari kelompok komunitas, termasuk lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dalam menanggapi dan mendorong pelaksanaan kebijakan
dan strategi Polri tentang Polmas.

b. Kendala
1) Kegiatan sosial politik ada kecenderungan untuk kepentingan perorangan atau golongan
tertentu yang merasa tidak puas terhadap politik pemerintah saat ini yang diwujudkan
dalam bentuk kegiatan mempengaruhi massa secara langsung atau melalui media,
pengumpulan massa dalam bentuk unjuk rasa dengan maksud untuk menunjukan
eksistensi golongan tersebut.
2) Wilayah Jambi memiliki wilayah perairan yang sangat luasdengan terbentangnya sungai
besar yang dijadikan sebagai sarana jalur transportasi dan juga pesisir pantai yang
terbentang dari batas propinsi Riau sampai Sumatera Selatan, perairan Jambi juga
merupakan jalur perdagangan antar pulau bahkan antar Negara seperti Singapura dan
Malaysia, sehingga dengan kondisi tersebut sering menjadi lahan bagi para pelaku
tindak kejahatan baik yang berasal dari domestik dan luar negeri untuk mengambil
segala sumber kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarakat Jambi secara illegal dan
melakukan penyelundupan.
3) Jambi merupakan wilayah yang memiliki alur laut kepulauan Indonesia (ALKI), sehingga
dengan adanya ALKI tersebut kapal-kapal asing dan domestik bebas memasuki wilayah
perairan Jambi, sehingga tidak menutup kemungkinan gangguan kamtibmas di wilayah
perairan Jambi sangat mungkin dan sering terjadi.
4) Tingkat pendidikan masyarakat Jambi khususnya masyarakat perairan dan pesisir
pantai yang masih rendah, sehingga secara otomatis masyarakat perairan dan pesisir
pantai sangat sulit untuk menerima danmemahami dalam diberikan sosialisasi tentang
Polmas.
5) Kebutuhan sehari-hari masyarakat parairan dan pesisir pantai Jambi yang belum
terdistribusi dengan dengan baik, sehingga dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk
memperoleh keuntungan dengan melakukan kegiatan melanggar hukum seperti
masalah pendistribusian BBM dan kebutuhan pokok masyarakat yang lain.

BAB V

KEGIATAN POLMAS PERAIRAN YANG DIHARAPKAN

1. Kondisi Sumber daya pelaksanaan polmas perairan oleh Direktorat Polair


Polda Jambi yang diharapkan.

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menanggulangi gangguan


kamtibmas yang selama ini sering terjadi, maka diperlukan pelaksanaan Polmas
perairan dengan didukung oleh kondisi sumber daya yang baik, dengan indikator
sebagai berikut :
a. Personil.
1) Kuantitas personil
a) Dengan kekurangan personil Ditpolair Polda Jambi saat ini,
diharapkan mampu memberdayakan personil yang ada sesuai dengan kemampuan dan
manajerial yang dimiliki dalam memback up luasnya wilayah perairan Jambi.

b) Melakukan pengisian struktur organisasi Ditpolair Polda Jambi yaitu kepala satuan
patrol daerah dan kepala seksiSAR Binmas maupun brigadir pembina fungsi Binmas
khususnya terhadap pengemban tugas Polmas perairan.
2) Kualitas personil
a) Pengetahuan
(1) Memberikan kesempatan kepada personil DitpolairPolda Jambi untuk mengikuti
pendidikan kejuruan dan pelatihan dengan memprioritaskan bidang Binmas secara
khusus tentang Polmas perairan.
(2) Personil Ditpolair Polda Jambi diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan
pengembangan umum di universitas yang ada di Jambi, dengan fokus bidang yang
ditekuni menyangkut peningkatan kemampuan di bidang sosial kemasyarakatan.
(3) Mengikutsertakan secara rutin personil Ditpolair Polda Jambi dalam program pelatihan
yang berorientasi tentang pelaksanaan Polmas yang diselenggarakan oleh Intern
Polri maupun lembaga dan instansi terkait lainnya.
(4) Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan rutin kepada personil
Ditpolair Polda Jambi yang berhubungan dengan peraturan maupun materi tentang
Polmas secara terprogram.
(5) Meningkatnya pengetahuan serta pengenalan terhadap lingkungan sekitar, kearifan
lokal dan budaya masyarakat perairan dan pesisir pantai Jambi.
b) Keterampilan
(1) Kemampuan untuk menjalin komunikasi dua arah atau timbal balik menuju
terbangunnya konsensus bersama dengan dilakukan secara bersahaja, terbuka dan
intensif serta dalam posisi yang setara, sehingga masing-masing dapat mengenal
dengan baik, saling memahami, saling mempercayai, saling menghargai dan saling
mengerti, serta sadar akan tanggung jawabnya dan pada akhirnya muncul kesediaan
sukarela untuk saling membantu.
(2) Ketrampilan menyelesaikan masalah adalah bahwa dalam Polmas, penanggulangan
kejahatan harus menghindari penanganan yang berorientasi kasus per kasus,
kejahatan harus dilihat tidak sebagai kejahatan, tetapi sebagai akibat dari masalah yang
lebih besar bersumber di masyarakat dan penanggulangannya harus menjadi tanggung
jawab bersama. Guna terwujudnya kemampuan dalam memecahkan masalah tersebut,
beberapa kemampuan pendukung yang harus dimiliki yaitu Kemampuan deteksi dan
antisipasi dini, Kemampuan mengkomunikasikan masalah, Kemampuan
memberdayakan masyarakat, Kemampuan membangun dan melaksanakan konsensus,
Kemampuan melayani masyarakat serta Kemampuan sebagai polisi umum.
(3) Memiliki kemampuan membangun kemitraan, dengan tujuan untuk membentuk dan
memelihara kepercayaan masyarakat.
(4) Mampu menjadikan potensi dan komunitas masyarakat perairan sebagai mitra kerja
utama, dalam operasionalisasinya diikuti dengan kejelasan dan ketegasan
pendistribusian tugas dan pendelegasian wewenang, serta dalam pola hubungan dan
tata cara kerja yang lebih bersifat fungsional, partisipatif, konsultatif, kolaboratif dan
koordinatif.
(5) Adanya perbedaan kebutuhan, aspirasi, nilai, ide, kepentingan serta harapan individu
dan kelompok masyarakat, sehingga berpotensi terhadap terjadinya konflik, baik
horisontal maupun vertikal. Atas dasar ini personil Ditpolair Polda Jambi harus memiliki
kemampuan untuk membina masyarakat dengan mengelola perbedaan secara baik
agar tidak terjadi konflik.
c) Perilaku.
(1) Mentalitas personil Ditpolair Polda Jambi yang baikdan bersikap proaktif tentang
pentingnya pelaksanaan Polmas perairan sehingga secara otomatis juga
aktif mengantisipasi setiap perkembangan gangguan kamtibmas di lingkungan
masyarakat.
(2) Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh personil Ditpolair Polda Jambi yang
ditugaskan untuk menjalankan Polmas perairan dapat diminimalisasir.
`
b. Sarana dan Prasarana pendukung pelaksanaan Polmas perairan
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas materiil utamanya menyangkut kapal patroli yang
berada dalam mendukung pelaksanaan Polmas perairan.
2) Pengadaan kapal patroli dengan mempertimbangkankarakteristik wilayah
perairan Jambi.
3) Menginventarisir, mengecek dan melakukan pemeliharaan serta perawatan secara
rutin terhadap seluruh materiil dan fasilitas kapal patroli beserta peralatannya, sehingga
usia pakai kapal patroli yang dimiliki dapat bertahan lama.

c. Anggara yang mendukung pelaksanaan Polmas perairan olehDitpolair Polda Jambi


dapat terpenuhi melalui pengajuan dalam rencana program kerja dan tertuang dalam
DIPA RKA-KL.
2. Kondisi tata kelola pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang
diharapkan.
a. Aspek Perencanaan.
1) Ditpolair Polda Jambi mampu mengoptimalkan Polmasperairan dengan
pengoptimalisasiannya dituangkan dalam bentuk suatu
rencana program kerja (renproja) dan anggaran dengan penentuan jangka waktu
bertahap yaitu semester, triwulan dan bulanan.
2) Mempunyai kemampuan dalam memberdayakan sumber dayaDitpolair Polda
Jambi yang ada saat ini dalammengimplementasikan Polmas perairan.

b. Aspek Pengorganisasian.
Pengorganisasian pelaksanaan Polmas perairan olehDitpolair Polda Jambi harus
berpegang kepada struktur bahwa petugas Polmas perairan adalah personil kapal
atau pos Polair yang sudah ada, yang dalam pelaksanaan tugasnya dikendalikan oleh
Kapos polair atau komandan kapal, kemudian untuk Kepala satuan patroli daerah
(kasatrolda) berfungsi sebagai pembina teknis implementasi Polmas perairan, sehingga
terdapat pertanggung jawaban yang jelas.

c. Aspek Pelaksanaan.
1) Pelaksanaan kontak petugas Polmas dengan warga masyarakat melalui sistem
hubungan cepat hotline, telepon satelite dan SMS centre serta mengefektifkan dan
pemanfaatan kotak pengaduan melalui kegiatan sosialisasikepada masyarakat.
2) Penerangan maupun penyuluhan menggunakan komunikasi dua arah dengan
memberdayakan fasilitas yang ada di kapal patroli yang ada dengan pengeras suara.
3) Meningkatkan intensitas kegiatan patroli Polmas perairanyang dilaksanakan secara
maksimal dengan melaksanakan pola patroli disesuaikan situasi dan kondisi wilayah
dan lingkup tugasnya serta dilakukan secara merata pada wilayahperairan dan pesisir
pantai.
4) Meningkatkan Kegiatan pembinaan terhadap komunitas
masyarakat perairan oleh fungsi teknis kepolisian yang ada di Ditpolair Polda
Jambi secara keseluruhan.
5) Meningkatkan penggalangan dan pembinaan kepada seluruh komponen komunitas
masyarakat perairan dan kelompokmasyarakat sadar kamtibmas.
6) Meningkatkan pelaksanaan koordinasi dan kerjasamakamtibmas secara konsisten baik
dengan pemerintah daerahmaupun instansi bahari (DKP, Bea Cukai, IMIGRASI, TNI
AL, KPLP).

d. Aspek Pengawasan dan Pengendalian.


Direktur Polair Polda Jambi sebagai pimpinan Direktoratharus mampu dalam
melakukan koreksi pelaksanaan Polmas perairan baik dari aspek
perencanaan, pelaksanaan maupun Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
Polmas perairanyang merupakan tanggung jawab Direktur Polair Polda yang sehari-
harinya dibantu oleh Wakil Direktur, Kabag Pembinaan Operasional, Kepala satuan
patroli daerah sebagai pembina teknis Polmas dan Kepala sub direktorat penegakan
hukum, serta Kepala pos Polair atau komandan kapal melalui mekanisme baik
pelaporan secara lisan dan tertulis serta melalui rapat koordinasi, gelar
operasional serta analisa dan evaluasi.
BAB VI

OPTIMALISASI POLMAS PERAIRAN OLEH DITPOLAIR POLDA JAMBI


GUNA MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Perkembangan lingkungan strategis yang berdampak terhadap gangguan


kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai Jambi harus dapat diantisipasi oleh
Ditpolair Polda Jambi dengan mengedepankan pendekatan Polmas dengan tujuan akhir
mengikutsertakan masyarakat sebagai mitra yang sejajar dalam memelihara kamtibmas
di lingkungannya.
Optimalisasi polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi guna meningkatkan
peran serta masyarakat dengan tujuan akhir secara bersama-sama antara Polri dan
masyarakat dapat menanggulangi gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir
pantai, sehingga perlu dirumuskan dengan membuat Visi, misi, tujuan, sasaran,
startegi, kebijakan dan upaya (action plan) yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Visi
Untuk mengimplementasikan pelaksanaan Polmas perairan guna meningkatkan
peran serta masyarakat dalam rangka menanggulangi gangguan kamtibmas di wilayah
perairan dan pesisir pantai, maka dapat dirumuskan visi, yaitu : TERWUJUDNYA
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KEGIATAN POLMAS
PERAIRANSEHINGGA GANGGUAN KAMTIBMAS DI WILAYAH PERAIRAN DAN
PESISIR PANTAI DAPAT TERTANGGULANGI

2. Misi
a. Meningkatkan kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang mendukung pelaksanaan
Polmas perairan.
b. Meningkatkan tata kelola yang mendukung pelaksanaan Polmasperairan oleh Ditpolair
Polda Jambi.

3. Tujuan
a. Tercapainya kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambi yang memadai sehingga dapat
mendukung pelaksanaan Polmasperairan guna meningkatkan peran serta masyarakat.
b. Terlaksananya Tata kelola dalam pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda
Jambi guna meningkatkan peran serta masyarakat.

4. Sasaran
a. Untuk mencapai suatu kondisi sumber daya Ditpolair Polda Jambiyang memadai dalam
rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Polmas perairan dengan
meningkatkan sumber daya manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana.
b. Untuk menata kelola pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair polda Jambi yang
dapat dilakukan dengan suatu kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian yang baik.

5. Kebijakan
a. Terdukungnya pengembangan sumber daya dalam mendukung pelaksanaan
Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi meliputi dukungan terhadap sumber daya
yang mengawakinya, anggaran serta sarana prasarana yang dapat mendukung
pelaksanaan polmas perairan.
b. Terdukungnya pengembangan terhadap tata kelola dalam pelaksanaan Polmas perairan
oleh Ditpolair Polda jambi yang meliputi aspek manajerial yaitu aspek perencanaan,
aspek pengorganisasin, aspek pelaksanaan serta aspek pengawasan dan
pengendalian.

6. Strategi
Adapun strategi yang dibuat oleh penulis dengan landasan teori analisa SWOT,
yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu
kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya
diidentifikasikan guna menentukan cara solusi atau alternatif pemecahan
masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana
yang diharapkan.
Penulis melakukan analisa SWOT yaitu dengan mengkombinasikan Kekuatan
dengan Peluang (S.O), Kelemahan dan Peluang (W.O), Kekuatan dan Ancaman (S.T)
serta Kelemahan dan Ancaman (W.T), maka penulis dapat menentukan, menganalisa
dan memformulasikan strategi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan Polmas
perairan oleh Ditpolair Polda Jambi, sebagai maksud untuk meningkatkan peran serta
masyarakat, sehingga outcome yang didapat adalah bersama masyarakat dapat
menanggulangi gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir Jambi, yaitu :
a. Strategi Jangka pendek (0 - 6 bulan)
1) Ditpolair Polda Jambi membuat SOP Polmas Perairan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas pelaksanaan polmas perairan. (S.O)
2) Ditpolair Polda Jambi melaksanakan sosialisasi Polmasperairan dengan menerapkan
prinsip-prinsip sesuai dengan kearifan lokal masyarakat perairan dan pesisir
pantai Jambi.(W.O)
3) Ditpolair Polda Jambi melaksanakan pengembangan sumber daya yang ada, kemudian
mewujudkan Pos Polair sebagai sentra pelayanan kepolisian terpadu sebagai ujung
tombak Polmas perairan. (S.T)
4) Ditpolair Polda Jambi menyusun rencana dan melaksanakanpelatihan rutin tentang
implementasi polmas perairan kepada personil khususnya petugas polmas
perairan. (W.T)
b. Strategi jangka Menengah (6 bulan - 1 tahun)
1) Ditpolair Polda Jambi melakukan modifikasi kegiatan Polmasperairan disesuaikan
dengan kultur masyarakat perairan dan pesisir pantai Jambi.(S.O)
2) Ditpolair Polda Jambi memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kerjasama
dengan pemerintah daerah dan instansi bahari terkait dalam hal mengoptimalkan
Polmas perairan.(W.O)
3) Ditpolair Polda Jambi melakukan penggalangan terhadap masyarakat untuk menjadi
agen informasi dan agen Polmas perairan.(S.T)
4) Ditpolair Polda Jambi meningkatkan kemampuan personil pengemban Polmas
perairan dengan mengusulkan mengikuti pendididkan kejuruan tentang polmas dan
mengusulkan dukungan anggaran guna mendukung kegiatan polmas perairan.(W.T)
c. Strategi jangka panjang (1-2 tahun)
1) Ditpolair Polda Jambi meningkatkan peran serta seluruh elemen masyarakat,
pemerintah daerah dan instansi bahari dalam kerjasama kamtibmas.(S.O)
2) Ditpolair Polda Jambi mengidentifikasi kebutuhan riil terhadap sarana dan
prasarana pendukung kegiatan Polmasperairan.(W.O)
3) Ditpolair Polda Jambi melaksanakan kegiatan Polmas perairan dalam mendukung upaya
peningkatan pendidikan terhadap masyarakat perairan dan pesisir pantai.(S.T)
4) Ditpolair Polda Jambi meminimalisir pelanggaran disiplin personil khususnya yang
melaksanakan tugas polmas perairan.(W.T)
7. Action Plan
Rencana aksi (action plan) dalam optimalisasi Polmas perairan oleh Ditpolair
Polda jambi guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka menanggulangi
gangguan kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai adalah dengan :

a. Meningkatkan kondisi sumber daya dalam mendukungpelaksanaan


Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi.
Untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda
Jambi, dilihat dari dukungan oleh sumber daya dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Subyek :
Dir Polair Polda Jambi, Wadir, Kasatrolda dan kasi SAR binmas berperan sebagai
subyek di tingkat Direktorat kepolisian perairan Daerah.

2) Metode :
a) Sumber daya manusia
(1) Pengisian kekosongan jabatan dalam struktur organisasi dengan
mengusulkan pengisianjabatan kepala satuan patroli daerah dan kepala
seksi SAR Binmas dengan personil yang memilikikualifikasi dan kemampuan
Binmas maupunPolmas perairan.
(2) Pendidikan atau edukasi
Mengusulkan dan memprioritaskan kepada personil pengemban Polmas perairan
untuk :
(a) Mengikuti pendidikan pengembangan umum di universitas yang ada di Jambi.
(b) Mengikuti berbagai pelatihan tentang Polmas yang diselenggarakan oleh pihak
internalPolri maupun instansi lain, sarasehan dan FGD (focus discussion group).
(c) Mengikuti pendidikan kejuruan tentang Polmas.
(3) Sosialisasi
Melaksanakan sosialisasi kepada personilsecara terprogram dan konsisten
tentang materi yang berkaitan dengan implementasi Polmas, antara lain :
(a) Sosialisasi Peraturan kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi
Implementasi Polmas dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
(b) Sosialisasi Buku Petunjuk Pedoman Pelatihan untuk Anggota Polri tentang Polmas.
(c) Sosialisasi Surat Keputusan Kapolri Nomor 433 bulan Juli tertanggal 1 Juli 2006
Tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Polmas.
(4) Arahan dan Pelatihan
(a) Secara konsisten memberikan acara arahan pimpinan (AAP) pada setiap apel pagi
secara menyeluruh kepada personil Ditpolair Polda Jambi.
(b) Menyelenggarakan pelatihan polmas secara intern dengan
mendatangkan pelatih dari Dit Binmas Polda Jambi yang diselenggarakan secara
terprogram.
(5) Untuk mengurangi segala bentuk penyimpangan yang dilakukan personil Polmas
perairan :
(a) Melaksanakan pembinaan mental dan rohani kepada seluruh
personil khususnyapengemban fungsi Polmas perairan.
(b) Membuat suatu sistem penilaian kinerja untuk mengidentifikasi dan mengukur prestasi
kinerja personil secara berkesinambungan dan konsisten.
(c) Meningkatkan akuntabilitas dalam melaksanakan Polmas perairan, seperti melalui
pengambilan sumpah guna memantapkan komitmen bersama.
(d) Melakukan kontrak kinerja untuk disepakati mengenai keberhasilan pelaksanaan tugas
dalam pelaksanaan Polmas perairan.

b) Sarana dan Prasarana


Dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana dalam
mendukung Polmas perairan, melakukan upaya dengan mengajukan kepada
KapoldaJambi melalui Kepala Biro perencanaan dan Kepala Biro Sarpras yang
dimasukkan dalam pengajuan rancangan rencana kerja tahun berikutnya yaitu :
(1) Mengajukan usulan terhadap penambahan pos polair.
(2) Mengajukan usulan pengadaan kapal dengan spesifikasi jenis kapal yang disesuaikan
dengan karakteristik perairan Jambi.
(3) Mengajukan penambahan terhadap biaya perawatan dan pemeliharaan kapal patroli.

c) Anggaran
Untuk meningkatkan dukungan anggaran dalam mendukung pelaksanaan Polmas
perairan, berupaya untuk mengajukan usulan kepada Kapolda Jambimelalui Kepala
Biro Perencanaan, yang selanjutnya dituangkan dalam rancangan rencana kerja tahun
berikutnya, yaitu dengan :
(1) Mengajukan usulan anggaran pendukung program pemberdayaan potensi keamanan
yang meliputi kegiatan pembinaan forum kemitraan polisi dan masyarakat (FKPM) serta
kegiatan pembinaan dan penyuluhan masyarakat.
(2) Mengajukan usulan penambahan anggaran dukungan logistik kapal patroli.
(3) Mengajukan usulan penambahan anggaranpemeliharaan dan perawatan kapal patroli.

3) Obyek
Sebagai obyek dalam pelaksanaan polmas perairanadalah Wadir polair, Kabag
bin opsnal, Kasubbag renmin,Kasubdit fasarkan, Kasubdit gakkum, Kasatrolda, Kepala
seksi SAR Binmas, Kapos Polair, Komandan Kapal, serta Personil Polair pengemban
fungsi Polmas.

b. Meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan kegiatan polmasperairan oleh


Direktorat Polair Polda Jambi.
1) Subyek
Adapun yang menjadi subyek dalam pelaksanaan tata kelola untuk kegiatan Polmas
perairan adalah Dir Polair Polda Jambi, Wadir, Kasatrolda dan Kasi SAR Binmas.

2) Metode
(a) Aspek Perencanaan.
(1) Menyusun dan membuat penjabaran Program Kerja dan Anggaran yang berkaitan
dengan pelaksanaan implementasi Polmas perairan dengan berpedoman kepada
Peraturan Kapolri nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman dasar strategi dan
implementasi Polmas dalam penyelenggaraan tugas Polri.

(2) Menyusunan Program Kerja dan Anggaran dibuat dalam kurun waktu semester, triwulan
dan bulanan.
(b) Aspek Pengorganisasian.
Mengarahkan dan menetapkan sesuai dengan struktur organisasi yang telah
dibuat, bahwa :
(1) Petugas Polmas perairan adalah seluruh personil Pos Polair atau personil kapal.
(2) Kasatrolda adalah sebagai Pembina teknis pelaksanaan Polmas perairan dibantu
Kepala seksiSAR Binmas.
(3) Kepala Pos Polair sekaligus merangkap Komandan kapal Patroli sebagai pengendali
dalam pelaksanaan Polmas perairan.
(c) Aspek Pelaksanaan.
(1) Pelaksanaan kontak personil Polmas perairandengan warga masyarakat dengan
memasang sarana telekomunikasi melalui dukungan komunikasi masyarakat sebagai
sarana komunikasi hotline dan SMS centre dan melakukan sosialisasi kembali kepada
masyarakat tentang kotak pengaduan yang ada di tempat umum sebagai sarana
pelaporan masyarakat.
(2) Intensifkan Penerangan atau penyuluhan umum kamtibmas dengan melakukan
pertemuan dan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat secara konsisten atau
melalui sarana pemasangan spanduk, penyebaran pamflet, melalui pembagian
booklet dan memanfaatkan media cetak maupun elektronik serta melakukan serta
melaksanakan penerangan keliling dengan menggunakan sarana kapal patroli yang
sudah dilengkapi dengan alat pengeras suara.
(3) Intensifkan patroli dengan cara petugas polmas melaksanakan patroli door to
door, patroli dialogis, patroli sambang kampung, dan menempatkan kotak patroli.
(4) Kegiatan pembinaan terhadap masyarakat perairan dan pesisir pantai
oleh fungsi teknis kepolisianyang ada di Ditpolair polda Jambi denganmelaksanakan
Binmas Straal dan melaksanakan sistem kring reserse.
(5) Penggalangan terhadap potensi komunitas perairan yang ada, di sini petugas polmas
perairanuntuk melakukan penggalangan terhadap tokohmasyarakat, kelompok pecinta
olahraga air, tokoh intektual dan pemerhati serta lembaga swadaya masyarakat (LSM)
perairan, ulama dan tokoh agama yang digunakan sebagai Dai atau rohaniawan
kamtibmas.
(6) Koordinasi dan kerjasama Kamtibmas secara konsisten dengan pemerintah
daerah agar memberdayakan seluruh aparatur pemerintah daerah, melakukan
pertemuan dengan rutin instansi bahari (DKP, Bea Cukai, IMIGRASI, TNI AL, KPLP,
BASARDA dan TAGANA), danKerjasama dengan kelompok pengguna dan pemakai
jasa perairan yang bersifat pembinaan.
(d) Aspek Pengawasan dan Pengendalian.
(1) Direktur Polair dibantu Wadir Polair, Kabag bin opsnal, Kasubbag ren, Kasatrolda dan
kasubdit gakkum untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian dengan dengan
memeriksa laporan tertulis personil pengemban fungsi Polmas perairan, pengawasan
melekat dengan melakukancross check di lapangan, dan pemberian Reward and
punishment secara tegas, adil, transparan dan proporsional guna menciptakan iklim
positif pada pelaksanaan Polmas perairan.
(2) Melaksanakan Rapat Kerja Teknis Fungsi secara periodik guna
mengevaluasi pelaksanaan Polmas perairan.
(3) Direktur Polair mengajukan usulan kepada Kapolda Jambi untuk menugaskan personil
dariBid Propam sebagai maksud untuk memantau kinerja personil pengemban fungsi
Polmas perairan yang berada di wilayah tugasnya.

3) Obyek
Sebagai obyek dalam dalam pelaksanaan tata kelola untuk kegiatan Polmas
perairan adalah kabag bin opsnal, kasubbag renmin, Kasubdit gakkum, Kasatrolda,
Kepala seksi SAR Binmas perairan, Kapospol Polair (komandan kapal) serta Personil
Polair pengemban fungsi Polmas, Komunitas masyarakat perairan, Media cetak dan
elektronik, Potensi masyarakat, Kelompok pecinta olahraga air, Pemerintah daerah,
Criminal justice system (CJS), Instansi bahari, dan pengguna atau pemakai jasa di
bidang perairan (swasta).
BAB VII

PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Kegiatan Polmas perairan telah dilaksanakan oleh Ditpolair Polda Jambi dalam
usahanya meningkatkan peran serta masyarakat dalam menanggulangi gangguan
kamtibmas di wilayah perairan dan pesisir pantai Jambi, namun dalam implementasinya
masihbelum optimal karena berbagai faktor kendala dan hambatansumber daya yang
ada. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya khusus yang bernilai strategis dalam
mengoptimalkan, seperti : pengisian kekosongan struktur organisasi, memberikan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan, melaksanakan sosialisasi dengan materi
Polmas, melaksanakan secara rutin arahan dan pelatihan di bidang Polmas, pembinaan
rohani secara konsisten, membuat suatu penilaian kinerja, mensinergiskan kinerja
dengan melakukan ikrar bersama dan kontrak kinerja, serta mengajukan pengusulan
sarana prasarana disesuaikan dengan karakteristik perairan Jambi dan pengajuan atas
penambahan anggaran yang dapat mendukung pelaksanaan Polmas perairan.
b. Tata kelola pelaksanaan Polmas perairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang saat ini sudah
berjalan, dalam pelaksanaannya secara detail belum dilaksanakan secara optimal,
sehingga pelaksanaan akselerasi Polmas perairan tidak berjalan dengan baik. Oleh
karena itu diperlukan suatu optimalisasi pelaksanaan tata kelola Polmas
perairan oleh Ditpolair Polda Jambi yang bernilai strategis dengan melakukan upaya
sebagai berikut : menyusun rencana program kerja dan anggaran, dalam
pengorganisasian mengarahkan dan menetapkan siapa subyek pelaksana Polmas
perairan, pembina teknis dan pengendalinya, dari aspek pelaksanaan polmas perairan
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal, serta dari aspek
pengawasan dan pengendalian dilakukan melalui pemanfaatan kekuatan yang terdapat
dalam struktur organisasi Ditpolair Polda Jambi untuk secara bersama-sama
melaksanakan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Polmas perairan.

2. Saran
a. Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Direktur Polair Baharkam
Polri tentang pengadaan kapal patroli yang digunakan dalam pelaksanaan Polmas
perairan dengan spesifikasinyadisesuaikan dengan karakteristik dan kondisi
perairan Jambidengan dilengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung
pelaksanaan Polmas perairan.
b. Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Direktur Poair Baharkam Polri
tentang pembuatan pedoman pelaksanaan atau petunjuk pelaksanaan (juklak) tentang
polmas perairan sebagai pedoman pelaksanaan dan pembuatan SOP polmas perairan.
c. Dir Polair Polda Jambi mengajukan usulan kepada Kapolda Jambimelalui Karo SDM
dan Dir Binmas Polda Jambi untukmelaksanakan pelatihan tentang Polmas kepada
personil pengemban fungsi Polmas perairan dengan dimasukkan ke dalam program
pelatihan yang diselenggarakan oleh bagian pembinaan dan
latihan Biro SDM Polda Jambi.

[1] Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008, Tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi
Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaran Tugas Polri, Mabes Polri, Jakarta (2008)
[2] Arahan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,. Pada Saat Pembukaan Rapat Kerja Teknis
Fungsi Kepolisian Perairan T.A 2010, Di Mabes Polri, Jakarta,. tanggal 3 mei 2010

[3] Buku Pedoman Pelatihan Untuk Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentang
Pemolisian Masyarakat, Kerjasama dengan Organisasi International untuk Imigrasi (IOM), dan
Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Jakarta,. Juni 2006
[4] Rahadjo, Satjipto, Polisi Sipil; Dalam Perubahan Sosial di Indonesia, Editor Hasyim Asyari,
Penerbit Kompas, Jakarta, 2002
[5] Rancangan Peraturan Direktur Polair Baharkam Polri, Nomor ..tahun 2011,.Tentang
Pedoman Pelaksanaan Perpolisian Masyarakat (Polmas) di Wilayah Perairan, Jakarta, Juli
2011.
[6] Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2008 Tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi
Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaran Tugas Polri.
[7] Terry R. George, Azas-asas Manajemen, terjemahan dari Principle Of Management,
Jakarta 2000.
[8] Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 46A tahun 2003 tanggal 21 Nopember
2003.
[9] Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Hal. 19

Anda mungkin juga menyukai