I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban telah menjadi kebutuhan primer masyarakat Kabupaten Tabanan, karena dengan kondisi yang aman dan tertib maka per- tumbuhan perekonomian akan semakin terdukung dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteran masyarakat. Sesuai dengan tugas pokok Polri dalam Undang-undang No. 2 tahun 2002 maka Polres Tabanan memegang peranan penting dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Tabanan. Untuk menciptakan rasa aman dan tentram di masyarakat maka Polres Tabanan memiliki strategi/pola pencegahan dan penanganan kejahatan yaitu pola Kawasan Tertib Hukum yang disingkat KTH.
Kawasan Tertib Hukum (KTH) disini adalah suatu kawasan yang mem- iliki potensi kerawanan dimana pada kawasan tersebut menjadi skala priori- tas bagi Polri dalam hal pencegahan dan penanganan pelanggaran, kriminali- tas dan konflik sosial. Saat ini Polres Tabanan menetapkan wilayah KTH di sepanjang jalan Pahlawan (900 m) yaitu dari simpang Wagimin sampai sim- pang Pahlawan. Polres Tabanan sebenarnya telah melaksanakan pola KTH ini sejak .. bulan yang lalu yaitu KTH Pos Dadakan hingga Pos Adipura (Jl. IR. Soekarno KM 15,4 s/d KM 21,1). Perubahan lokasi KTH didasarkan atas perintah Kapolda Bali untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban disekitar 2
mako dan menetapkan area Mako Polres Tabanan sebagai Kawasan Tertib Hukum.
Pertimbangan lain dalam penetapan KTH bahwa Mako Polres Tabanan berada di Kecamatan Tabanan yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian. Masyarakat di wilayah ini merupakan masyarakat heterogen karena semakin banyaknya warga pendatang baik sebagai pegawai instansi pemerintahan maupun karyawan wiraswasta. Tingginya kegiatan dan mobili- tas masyarakat disepanjang jalan Pahlawan menimbulkan potensi kerawanan pelanggaran lalu lintas, kecelakaan dan kemacetan, selain itu jalan ini digunakan dalam kegiatan car free night di malam minggu dan car free day di hari minggu pagi.
Polri sendiri tidak akan mampu mengatasi gangguan Kamtibmas jika hanya mengandalkan pola konvensional seperti patroli dan penindakan pelanggaran semata. Personil Polri yang bertugas dalam KTH tidak hanya melaksanakan tugas operasional Kepolisian namun juga bertugas untuk melibatkan potensi yang ada di masyarakat setempat dalam upaya mencip- takan keamanan dan ketertiban. Beberapa hal tersebut diatas yang men- dasari penetapan sepanjang jalan Pahlawan yaitu sekitar 900 meter sebagai Kawasan Tertib Hukum (KTH) Polres Tabanan. Dengan pola ini diharapkan kedepan akan dapat menciptakan suatu kawasan yang tertib baik dari krimi- nalitas maupun Kamtibcarlantas.
2. Dasar a. Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Perkap No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar dan Implementasi Polres dalam Pelaksanaan Tugas Polri. 3
c. Skep Kapolri No. Pol. : Skep/ 507/ X/ 2009 tanggal 30 Oktober 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Standar penerapan Polmas bagi pelaksana Polmas. d. Surat Telegram Kapolda Bali No : ST/ 06/ I/ 2014 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Kawasan Tertib Hukum di Polda Bali.
3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud dibuatnya tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran ten- tang Kawasan Tertib Hukum (KTH) di Polres Tabanan b. Tujuan Tujuan pembuatan tulisan ini agar konsep Kawasan Tertib Hukum (KTH) ini dapat dipahami sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan efektif dan efisien.
4. Tata Urut Tulisan ini terbagi dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: a. BAB I PENDAHULUAN b. BAB II PEDOMAN UMUM c. BAB III STANDAR PENERAPAN HUKUM c. BAB IV TUGAS FUNGSI PENDUKUNG d. BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN e. BAB VI PENUTUP
II. PEDOMAN UMUM a. Kawasan Tertib Hukum (KTH) merupakan suatu kawasan atau area ter- tentu yang memiliki keteraturan-keteraturan sesuai dengan hukum yang berlaku yang dipedomani oleh masyarakat, dimana tidak terdapat pelu- ang potensi terjadinya kejahatan, pelanggaran dan laka lantas, 4
peredaran narkoba, konflik social ataupun prilaku menyimpang lainnya, sehingga dapat tercipta rasa aman dan tertib dikawasan tersebut.
b. Konsep KTH ini merupakan konsep yang mendasari kepada pemaham- an bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak mungkin dil- akukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai ob- jek, melainkan harus dilakukan secara bersama-sama oleh polisi dan masayarakat dengan cara memberdayakan masyarakat, sehingga anta- ra polisi dan masyarakat dapat bersama-sama mendeteksi dan melakukan pemetaan terhadap masalah sosial atau kejahatan yang ada dan dapat menentukan pola-pola atau model-model pencegahan keja- hatan dalam rangka menciptakan situasi yang aman dan tertib.
c. Tujuan dan sasaran dari KTH antara lain:
1. Tujuan dibentuknya Kawasan Tertib Hukum adalah meminimalisir potensi kerawanan kriminalitas, pelanggaran lalulintas dan konflik sosial dengan meningkatkan sinergitas maupun partisipasi masyarakat dan instansi pemerintahan di kawasan tersebut.
2. Sasaran KTH adalah: a) Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat di Kawasan Ter- tib Hukum b) Meningkatnya kemampuan masyarakat, instansi pemerintah dan swasta bersama dengan Polri mengidentifikasi potensi kerawanan atau permasalahan yang terjadi di lingkungan. c) Menurunnya kejadian yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di Kawasan Tertib Hukum. d) Terciptanya Kamtibselcarlantas di sepanjang jalur KTH.
d. Target
5
III. STANDAR PENERAPAN KTH
a. Tingkat Polres 1. Penanggung jawab Penanggung jawab dalam pelaksanaan Kawasan Tertib Hukum di wilayah hukum Polres Tabanan adalah Kapolres Tabanan sekaligus sebagai penentu kebijakan terkait Kawasan Tertib Hukum dan se- bagai wakil penanggung jawab adalah Wakapolres Tabanan. Pe- nanggung jawab memiliki tugas antara lain: a) Mengembangkan taktik dan teknis operasionalisasi Kawasan Ter- tib Hukum. b) Mengevaluasi pelaksanaan Kawasan Tertib Hukum secara kese- luruhan dan melaporkan ke satuan atas. c) Memperluas dukungan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mendukung pelaksanaan KTH.
2. Pengendali Pengendali dalam kegiatan Kawasan Tertib Hukum di wilayah hokum Polres Tabanan diemban oleh Kabagops selaku Kakorlakdal KTH. Kakorlakdal bertugas antara lain : a) Mengatur,mengorganisasikan, memonitor dan mengevaluasi atas pelaksanaan KTH baik ditingkat Polres maupun Polsek jajaran agar lebih efektif dan sesuai dengan perencanaan b) Mengkompulir laporan hasil kegiatan KTH Polres dan Polsek jaja- ran dan melaporkan kepada Kapolres dan satuan atas. c) Melaksanakan supervisi ke KTH Polres dan KTH Polsek jajaran untuk menyempurnakan pelaksanaan tugas personil KTH. d) Mengkoordinasikan pemenuhan kebutuhan dukungan operasion- alisasi KTH dengan fungsi-fungsi yang terkait KTH.
3. Perwira Pengawas 6
Perwira Pengawas KTH bertugas : a) Bertanggung jawab terhadap keamanan KTH b) Mengawasi dan mengendalikan personil yang bertugas di KTH c) Melaporkan situasi kepasa Kapolres setiap hari pukul 08.00 Wita
4. Perwira Pengendali Perwira Pengendali KTH bertugas : a) Memberikan APP kepada personil yang melaksanakan tugas ka- wasan tertib hukum di jalan Pahlawan dari Pos Wagimin s/d Pos Pahlawan. b) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap personil yang bertugas di kawasan tertib hukum. c) Melaporkan situasi kawasan tertib hukum kepada perwira pengawas setiap hari pukul 08.00 Wita dan pukul 20.00 Wita. 5. Piket fungsi Sabhara Piket fungsi Sabhara melaksanakan patroli dialogis dan patroli ka- wasan pada jalur kawasan tertib hukum 6. Piket fungsi Binmas Fungsi Binmas memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna jalur KTH agar mematuhi peraturan lalulintas dan tidak menjadi korban kejahatan. 7. Piket Fungsi Reserse a) Melaksanakan kring serse pada tempat rawan curat, curas, curanmor sepanjang jalur kawasan tertib hukum. b) Melaksanakan penangkapan terhadap pelaku kejahatan sekitar jalur KTH. c) Melaksanakan pamtup pada kegiatan car free night \
8. Piket fungsi Lalulintas 7
a) melaksanakan kegiatan penjagaan pos wagimin dan pos pahla- wan. b) melaksanakan patroli di kawasan tertib hukum di sepanjang jalan pahlawan dari pos wagimin s/d pos pahlawan. c) melaksanakan penindakan simpatik/tilang kepada masyarakat pengguna jalan yang melakukan pelanggaran. d) melaksanakan TPTKP apabila terjadi kecelakaan sepanjang jalur Kawasan Tertib Hukum. 9. Piket fungsi Intel a) Melaksanakan diteksi dini terhadap situasi dan kondisi pada jalur Kawasan Tertib Hukum. b) Melaksanakan pengamanan tertutup pada tempat tempat ra- wan curas curat dan curanmor. c) Melaksanakan penggalangan kepada seluruh komponen masy, pemilik hotel, show room auto 2000 pada KTH untuk bersama- sama menjaga keamanan dan bila menemukan hal yang men- curigakan segera lapor ke polisi.
b. Tingkat Polsek 1. Penanggung jawab Penanggung jawab dalam pelaksanaan Kawasan Tertib Hukum di Polsek jajaran Polres Tabanan adalah Kapolsek dan sebagai wakil penanggung jawab adalah Wakapolsek. Penanggungjawab bertugas melakukan mengevaluasi pelaksanaan KTH agar selaras dengan program kegiatan yang diturunkan dari satuan atas. 2. Pengendali Pengendali KTH di Polsek jajaran adalah Padal KTH yang telah di- tunjuk di masing-masing Polsek dibantu oleh Unit Provos. Padal ber- tugas untuk mengawasi pelaksanaan tugas personil KTH dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kapolsek.
8
IV. PERAN FUNGSI PENDUKUNG Fungsi perencanaan dan anggaran, diemban oleh Kabagren selaku Kaprogar ( Kepala program dan anggaran) yaitu menyusun program dan memberikan dukungan pembiayaan untuk kegiatan KTH di wilayah hukum Polres Tabanan. Dukungan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan KTH bersumber dari anggaran DIPA rutin tupoksi : 1. Fungsi Intelijen menggunakan anggaran Binjar. 2. Fungsi Reskrim menggunakan anggaran Jaga Fungsi / ULP Non Organ- ik. 3. Fungsi Lantas menggunakan anggaran Turjawali Lantas. 4. Fungsi Sabhara menggunakan anggaran Turjawali Sabhara. 5. Fungsi Binmas menggunakan anggaran Bintibmas / Binkamsa.
V. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN a. Internal 1. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan secara fungsional oleh Kapolres, para Kapolsek, Sie Propam secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan perannya masing masing. 2. Pengawasan melalui laporan dari para pelaksana Kawasan Tertib Hukum, menganalisa dan mengevaluasi laporan dan memberikan feed back kepada pelapor untuk perbaikan di masa yang akan da- tang. 3. Memberikan reward dan punishment kepada para pelaksana KTH sebagai wujud perhatian dan komitmen pimpinan terhadap penera- pan program dan strategi KTH b. Eksternal 1. Pengawasan oleh masyarakat dan LSM serta komunitas media mas- sa merupakan pengawasan public terhadap kinerja Polri khususnya 9
dalam hal pelaksanaan Kawasan Tertib Hukum, melalui tolok ukur / kriteria keberhasilan Kawasan Tertib Hukum. 2. Pengawasan oleh fungsi pemerintahan lainnya termasuk Tomas dan Toda merupakan pengawasan eksternal yang akan memberikan koreksi terhadap kinerja Polri termasuk pelaksanaan KTH di lapan- gan.
VI. PENUTUP Demikian buku pedoman ini disusun untuk dijadikan acuan atau pe- doman dalam penerapan KTH diseluruh wilayah hukum Polres Tabanan, dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan karakteristik kawasan masing-masing.