Anda di halaman 1dari 14

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

LAPORAN PENUGASAN
MATA PELAJARAN :
MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN FUNGSI SABHARA

DOSEN PENGAJAR :
1. KOMBES POL. TOMMY BAMBANG IRAWAN, S.I.K., M.H.
2. AKBP ASEP KAMALUDIN, M.M.

TENTANG :

DALAM RANGKA MENDUKUNG KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI


KEP. BABEL, BAHWA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KEJAHATAN
JALANAN DAN TERTIBNYA BERLALULINTAS MAKA DIBERLAKUKAN
PATROLI GABUNGAN YANG TERDIRI DARI POLRI, TNI AD, SATPOL PP

OLEH :

NAMA : NANNANG SUWARDI


NO. SERDIK : 202307003064
POKJAR : IV (EMPAT)

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI


ANGKATAN KE - 70 T.A. 2023

1
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang. .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah. ........................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Penyusunan Rencana Operasi. ..................................... 4
B. Pelatihan dan Peningkatan Kemampuan Personel. ....... 5
C. Kerjasama Antarinstansi................................................. 7
D. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan. .......................... 8

BAB III PENUTUP


A. Simpulan. ...................................................................... 11
B. Rekomendasi. ................................................................ 12

i
1
LAPGAS PERORANGAN

TENTANG :

DALAM RANGKA MENDUKUNG KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI


KEP. BABEL, BAHWA UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KEJAHATAN
JALANAN DAN TERTIBNYA BERLALULINTAS MAKA DIBERLAKUKAN
PATROLI GABUNGAN YANG TERDIRI DARI POLRI, TNI AD, SATPOL PP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang.
Dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Babel) untuk mencegah terjadinya
kejahatan jalanan dan menjaga tertibnya berlalulintas, Kabag Ops dan
para Kasatfung memiliki peran penting. Pertama-tama, Kabag Ops
memiliki tugas untuk merencanakan dan mengkoordinasikan patroli
gabungan yang melibatkan Polri, TNI AD, dan Satpol PP. Dalam
peran ini, Kabag Ops perlu memastikan bahwa patroli tersebut
memiliki jadwal rutin dan terencana, serta melibatkan personel yang
terlatih dan terampil. Para Kasatfung, di sisi lain, memiliki tanggung
jawab untuk memastikan bahwa personel di bawah kendalinya siap
untuk menjalankan patroli gabungan dengan baik. Kasatfung juga
perlu berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti Polri, TNI
AD, dan Satpol PP, untuk memastikan sinergi dalam pelaksanaan
patroli gabungan.
Kabag Ops dan para Kasatfung harus memiliki mekanisme
pelaporan yang efisien untuk mengumpulkan data dan informasi
terkait kejahatan jalanan dan pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting
untuk evaluasi dan perbaikan kebijakan serta tindakan yang
diperlukan. Dengan demikian, melalui koordinasi yang baik antara
Kabag Ops dan Kasatfung, patroli gabungan yang terkoordinasi dan
efektif dapat membantu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka

1
Belitung mencapai tujuan mereka dalam menjaga keamanan jalan
raya dan mencegah terjadinya kejahatan jalanan. Dalam konteks ini,
Kabag Ops dan para Kasatfung juga perlu menjalankan peran
pengawasan dan evaluasi yang ketat terhadap pelaksanaan patroli
gabungan. Mereka harus memastikan bahwa patroli tersebut tidak
hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga pada pencegahan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pola-pola kejahatan
jalanan yang muncul dan mengambil tindakan preventif, seperti
pemasangan kamera pengawas atau peningkatan penerangan jalan.
Dalam mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Kabag Ops dan para Kasatfung perlu menjalin
kerjasama yang erat dengan masyarakat setempat. Ini bisa
melibatkan kampanye penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
tentang pentingnya kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dan peran
aktif masyarakat dalam melaporkan potensi kejahatan jalanan.
Dengan partisipasi aktif masyarakat, patroli gabungan dapat lebih
efektif dalam mencegah kejahatan jalanan dan menjaga tertibnya
berlalulintas. Dalam keseluruhan konteks ini, kolaborasi yang solid
antara Kabag Ops, para Kasatfung, dan berbagai instansi terkait
menjadi kunci utama dalam mendukung kebijakan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menciptakan lingkungan
jalan raya yang aman dan tertib. Patroli gabungan yang terkoordinasi
dengan baik serta partisipasi masyarakat akan memainkan peran
penting dalam mencapai tujuan tersebut.

B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam penulisan lapgas manajemen dan
standar keberhasilan fungsi Sabhara adalah “Apa tindakan yang
harus dilaksanakan Kabagops dan oara Kasatfung dalam rangka
mendukung kebijakan pemerintah provinsi Kep. Babel untuk
mencegah terjadinya kejahatan jalanan dan tertibnya
berlalulintas ?”

2
BAB II
PEMBAHASAN

Kabag Ops dan para Kasatfung memiliki peran penting dalam


membangun kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga keamanan
jalan raya dengan mengkoordinasikan program-program penyuluhan dan
sosialisasi terkait aturan lalu lintas, keselamatan berkendara, dan
pencegahan kejahatan jalanan. Dengan memberikan edukasi kepada
masyarakat, mereka dapat meningkatkan pemahaman tentang risiko dan
konsekuensi dari pelanggaran lalu lintas dan tindakan kriminal di jalan,
sehingga masyarakat lebih sadar dan patuh terhadap peraturan lalu lintas.
Dalam mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Kabag Ops dan para Kasatfung juga harus aktif dalam memantau
dan menganalisis tren kejahatan jalanan dan pelanggaran lalu lintas di
wilayah mereka. Data dan analisis tersebut dapat digunakan untuk
menyusun strategi patroli yang lebih efektif dan menyelaraskan sumber
daya dengan risiko yang ada.
Penting bagi Kabag Ops dan Kasatfung untuk membangun kerjasama
yang erat dengan instansi terkait lainnya, termasuk instansi pemerintah
daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, untuk
menciptakan lingkungan yang lebih aman di jalan raya. Melalui kolaborasi
yang kuat, mereka dapat menciptakan sinergi yang memungkinkan
efisiensi dan efektivitas dalam upaya pencegahan kejahatan jalanan dan
peningkatan keamanan berlalulintas. Dengan demikian, Kabag Ops dan
para Kasatfung memiliki peran sentral dalam mendukung kebijakan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menciptakan
lingkungan jalan yang lebih aman dan tertib.
Tindakan yang harus dilakukan oleh Kabag Ops dan para Kasatfung
dalam mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (Babel) untuk mencegah terjadinya kejahatan jalanan dan
menjaga tertibnya berlalulintas melibatkan beberapa aspek penting. Selain

3
yang telah disebutkan sebelumnya, berikut adalah beberapa tindakan yang
perlu dilakukan :

A. Penyusunan Rencana Operasi.


Penyusunan rencana operasi patroli gabungan dalam konteks
mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (Babel) untuk mencegah kejahatan jalanan dan menjaga
tertibnya berlalulintas memerlukan perhatian khusus dan spesifik.
Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
penyusunan rencana operasi :

1. Analisis Risiko dan Prioritas. Kabag Ops dan para Kasatfung


perlu melakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi daerah-
daerah atau waktu-waktu tertentu yang memiliki tingkat
kejahatan jalanan yang tinggi. Dari analisis ini, prioritas dapat
ditentukan untuk mengalokasikan sumber daya dengan efisien.

2. Penentuan Wilayah Patroli. Rencana operasi harus mencakup


wilayah-wilayah yang akan dipantau. Wilayah ini harus dipilih
berdasarkan data kejahatan terkini, pola lalu lintas, dan masukan
dari petugas lapangan. Wilayah yang padat lalu lintas, daerah
dengan riwayat kecelakaan tinggi, atau daerah rawan
kriminalitas perlu mendapatkan perhatian khusus.

3. Jadwal Patroli. Jadwal patroli harus dipertimbangkan dengan


baik. Ini melibatkan pemilihan waktu yang strategis, seperti saat
jam sibuk lalu lintas atau saat-saat yang sering terjadi tindak
kejahatan jalanan. Patroli rutin dan patroli kejut mungkin
diperlukan, tergantung pada situasi.

4. Personel dan Peralatan. Rencana operasi harus mencakup


alokasi personel yang tepat untuk setiap patroli. Hal ini termasuk
jumlah petugas, tugas mereka, dan peralatan yang diperlukan
seperti kendaraan patroli, alat komunikasi, atau peralatan
perlindungan diri.
4
5. Taktik dan Strategi Patroli. Strategi patroli harus dibahas dalam
rencana operasi. Ini mencakup taktik yang akan digunakan,
seperti patroli berjalan kaki, penggunaan kendaraan patroli,
penggunaan kamera pengawas, atau pos-pos pengamatan
tetap. Taktik ini harus sesuai dengan tujuan pencegahan
kejahatan dan penegakan hukum.

6. Sistem Pelaporan. Rencana operasi harus mencakup sistem


pelaporan yang efektif. Setiap petugas patroli harus tahu
bagaimana melaporkan temuan atau insiden yang mereka temui
selama patroli. Ini penting untuk pemantauan dan evaluasi.

Penyusunan rencana operasi yang cermat dan spesifik adalah


kunci untuk memastikan bahwa patroli gabungan dapat mencapai
tujuan pencegahan kejahatan jalanan dan menjaga tertibnya
berlalulintas sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.

B. Pelatihan dan Peningkatan Kemampuan Personel.


Pelatihan dan peningkatan kemampuan personel dalam konteks
patroli gabungan yang melibatkan Polri, TNI AD, dan Satpol PP
merupakan aspek yang sangat penting. Dalam hal ini, Kabag Ops dan
para Kasatfung perlu memfokuskan perhatian mereka pada beberapa
hal yang lebih spesifik :

1. Pengembangan Keterampilan Patroli. Personel perlu dilatih


secara khusus dalam keterampilan patroli, termasuk teknik
pengawasan, pemantauan, dan taktik yang efektif. Mereka harus
memahami bagaimana berpatroli secara efisien, mengidentifikasi
potensi situasi berbahaya, dan meresponsnya dengan cepat.

2. Pelatihan Penanganan Darurat. Personel harus siap untuk


menghadapi situasi darurat seperti kecelakaan lalu lintas,
kebakaran, atau situasi medis mendesak. Mereka perlu dilatih
5
dalam pertolongan pertama dan penanganan situasi darurat
hingga bantuan medis atau petugas lainnya tiba.

3. Pelatihan Komunikasi. Kemampuan komunikasi yang baik


adalah kunci dalam patroli gabungan. Personel perlu belajar
bagaimana berkomunikasi dengan efisien dan efektif, terutama
ketika berhadapan dengan masyarakat atau pihak lain yang
terlibat dalam situasi tertentu.

4. Penguasaan Hukum dan Peraturan. Personel perlu memahami


hukum dan peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas
patroli. Mereka harus tahu batasan hukum, hak, dan kewajiban
mereka, serta tindakan yang sah dalam penegakan hukum.

5. Latihan Simulasi. Untuk mempersiapkan personel menghadapi


situasi nyata, latihan simulasi yang melibatkan skenario-skenario
patroli, kecelakaan lalu lintas, atau pengejaran kejahatan perlu
dilakukan secara berkala. Hal ini akan memperkuat kemampuan
reaksi dan koordinasi personel.

6. Penggunaan Alat dan Teknologi. Jika ada peralatan khusus atau


teknologi yang akan digunakan dalam patroli, personel perlu
dilatih dalam penggunaan, pemeliharaan, dan pemecahan
masalah peralatan tersebut. Ini melibatkan pelatihan dalam
pemantauan kamera, penggunaan alat komunikasi, dan
sebagainya.

Peningkatan kemampuan personel dalam patroli gabungan


merupakan langkah krusial untuk memastikan efektivitas dalam
melaksanakan kebijakan pencegahan kejahatan jalanan dan
penegakan tertib berlalulintas. Dengan melibatkan personel yang
terlatih dan terampil, patroli gabungan akan menjadi lebih efisien dan
dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan keamanan dan ketertiban
lalu lintas yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
6
C. Kerjasama Antarinstansi.
Kerjasama antarinstansi dalam patroli gabungan yang
melibatkan Polri, TNI AD, dan Satpol PP sangat krusial untuk
mencapai tujuan pencegahan kejahatan jalanan dan menjaga
tertibnya berlalulintas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Beberapa aspek spesifik terkait kerjasama antarinstansi dalam
konteks ini adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi Operasional. Untuk mencapai efektivitas maksimal,


instansi terkait harus memiliki mekanisme koordinasi yang baik.
Hal ini melibatkan penentuan peran dan tanggung jawab
masing-masing instansi dalam patroli gabungan, pembagian
wilayah yang akan dipantau, serta penjadwalan operasional
yang terkoordinasi.

2. Pemahaman dan Protokol Bersama. Penting bagi semua


instansi terkait untuk memiliki pemahaman yang sama tentang
tujuan dan sasaran patroli gabungan. Hal ini melibatkan
penyusunan protokol bersama yang mencakup taktik, prosedur,
dan kode etik yang akan diikuti selama operasi. Protokol ini juga
harus mencakup prosedur komunikasi antarinstansi.

3. Sumber Daya Bersama. Instansi terkait perlu bekerja sama


dalam memanfaatkan sumber daya secara efisien. Ini termasuk
berbagi peralatan, kendaraan, dan personel jika diperlukan.
Kolaborasi dalam hal ini dapat mengurangi beban biaya
operasional.

4. Pertukaran Informasi dan Intelijen. Kerjasama antarinstansi


memungkinkan pertukaran informasi yang lebih baik. Instansi
Polri, misalnya, dapat berbagi intelijen tentang potensi kejahatan
jalanan dengan TNI AD dan Satpol PP, yang kemudian dapat
digunakan untuk merencanakan patroli yang lebih efektif.

7
5. Respon Terhadap Situasi Darurat. Kerjasama antarinstansi juga
penting dalam merespon situasi darurat seperti kecelakaan lalu
lintas atau insiden kejahatan. Instansi yang terlibat harus
memiliki prosedur yang jelas tentang bagaimana merespons
situasi-situasi ini, termasuk koordinasi tanggap darurat dan
bantuan yang dibutuhkan.

6. Evaluasi dan Perbaikan Bersama. Setelah setiap patroli


gabungan, instansi terkait harus melakukan evaluasi bersama
untuk mengevaluasi keberhasilan operasi dan mengidentifikasi
area yang perlu perbaikan. Ini memungkinkan mereka untuk
terus meningkatkan efektivitas patroli di masa depan.

7. Komitmen jangka panjang. Kerjasama antarinstansi ini


sebaiknya dilihat sebagai komitmen jangka panjang. Instansi
terkait perlu terus berkoordinasi, berkomunikasi, dan menjalin
hubungan kerja yang kuat untuk memastikan keberlanjutan
upaya pencegahan kejahatan jalanan dan pengawasan lalu
lintas.

Dengan kerjasama antarinstansi yang kuat dan terstruktur,


patroli gabungan yang melibatkan Polri, TNI AD, dan Satpol PP dapat
menjadi kekuatan yang efektif dalam menjaga keamanan dan
ketertiban di jalan raya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kerjasama yang baik akan membantu memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya, meningkatkan efisiensi, dan meminimalkan celah kerja
yang mungkin timbul antarinstansi.

D. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan.


Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan adalah komponen kunci
dalam menjalankan patroli gabungan yang efektif dalam mendukung
kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk

8
mencegah kejahatan jalanan dan menjaga tertibnya berlalulintas.
Berikut adalah pembahasan lebih spesifik tentang aspek ini:

1. Evaluasi Berkala. Untuk memastikan efektivitas patroli


gabungan, Kabag Ops dan para Kasatfung harus mengatur
jadwal evaluasi berkala. Evaluasi ini mencakup pemantauan
data patroli, statistik kejahatan jalanan, dan pelanggaran lalu
lintas yang dicatat selama periode tertentu. Data tersebut harus
dianalisis dengan cermat untuk mengidentifikasi tren dan pola
kejahatan serta area yang memerlukan perhatian khusus.

2. Umpan Balik Personel. Melibatkan anggota patroli dalam proses


evaluasi sangat penting. Mereka dapat memberikan umpan balik
berdasarkan pengalaman lapangan mereka. Kabag Ops dan
Kasatfung dapat melakukan wawancara individu atau kelompok
untuk mendapatkan pandangan langsung tentang kendala yang
dihadapi dan saran perbaikan dari personel.

3. Identifikasi Kegagalan dan Sukses. Evaluasi harus mencakup


pengidentifikasian area atau metode patroli yang kurang efektif,
serta area atau taktik yang berhasil dalam mencegah kejahatan
jalanan dan meningkatkan keselamatan lalu lintas. Dengan cara
ini, keberhasilan dapat ditingkatkan dan masalah dapat segera
diatasi.

4. Perencanaan Tindakan Perbaikan. Hasil evaluasi harus


digunakan sebagai landasan untuk merancang tindakan
perbaikan yang konkret. Kabag Ops dan para Kasatfung perlu
mengembangkan rencana perbaikan yang mencakup perubahan
dalam strategi patroli, penambahan sumber daya, atau pelatihan
tambahan bagi personel yang memerlukan.

5. Pemantauan Implementasi. Setelah perbaikan diidentifikasi,


Kabag Ops dan para Kasatfung harus memastikan implementasi
yang tepat. Ini mencakup pemantauan progres perbaikan,
9
termasuk pelaksanaan taktik baru atau perubahan dalam
operasional patroli. Pemantauan berkala diperlukan untuk
menilai apakah perbaikan tersebut berhasil.

6. Siklus Berkelanjutan. Evaluasi dan perbaikan adalah proses


siklus yang harus berkelanjutan. Setelah tindakan perbaikan
dilaksanakan, evaluasi berikutnya akan menjadi titik awal untuk
mengidentifikasi area perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain,
ini adalah pendekatan yang adaptif yang terus-menerus
meningkatkan efektivitas patroli gabungan.

Dengan mengadopsi pendekatan yang berfokus pada evaluasi


dan perbaikan berkelanjutan, Kabag Ops dan para Kasatfung dapat
memastikan bahwa patroli gabungan tetap relevan dan efektif dalam
mencegah kejahatan jalanan dan menjaga tertibnya berlalulintas
sesuai dengan tujuan kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Ini juga akan membantu menciptakan lingkungan
yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan.
Adapun sebagai simpulan dalam penulisan lapgas terkait
dengan manajemen dan standar keberhasilan fungsi Sabhara dapat
diuraikan sebagai berikut :

1. Dalam upaya mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung untuk mencegah terjadinya
kejahatan jalanan dan menjaga tertibnya berlalulintas, Kabag
Ops dan para Kasatfung memiliki peran penting dalam
perencanaan, koordinasi, dan pelaksanaan patroli gabungan.
Pentingnya kerjasama antarinstansi, pelatihan personel, dan
keterlibatan masyarakat serta pemanfaatan teknologi adalah
kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan ini.

2. Kolaborasi antara Polri, TNI AD, dan Satpol PP dalam patroli


gabungan merupakan pendekatan yang sangat penting dalam
menjaga keamanan jalan raya dan mencegah kejahatan jalanan
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam kerjasama ini,
perencanaan, pelatihan, dan koordinasi yang efisien sangat
krusial untuk mencapai hasil yang optimal.

3. Edukasi masyarakat tentang pentingnya keselamatan lalu lintas


dan peran mereka dalam mendukung upaya pencegahan
kejahatan jalanan adalah investasi jangka panjang yang perlu
dipertimbangkan. Kesadaran masyarakat dapat membantu
dalam menciptakan budaya tertib berlalulintas dan partisipasi
aktif dalam melaporkan aktivitas mencurigakan. Penggunaan
teknologi modern dalam patroli dan pengawasan lalu lintas dapat
meningkatkan efisiensi operasi dalam pemantauan dan
penanganan kasus dengan lebih efektif.

11
B. Rekomendasi.
Rekomendasi merupakan masukan atau saran kepada
pimpinan / organisasi kesatuan, antara lain :

1. Memberikan rekomendasi agar memperkuat koordinasi antara


Polri, TNI AD, dan Satpol PP untuk memastikan informasi dan
sumber daya terbagi secara efisien dalam patroli gabungan.

2. Memberikan rekomendasi agar melakukan pelatihan rutin untuk


personel yang terlibat dalam patroli, termasuk latihan
penanganan situasi darurat.

3. Memberikan rekomendasi agar mengorganisir program


penyuluhan dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang keselamatan lalu lintas dan pencegahan
kejahatan jalanan.

Lembang, Oktober 2023


Penulis

NANNANG SUWARDI
NO. SERDIK : 202407003064
POKJAR : IV (EMPAT)

12

Anda mungkin juga menyukai