Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS MODEL KEBIJAKAN BOTTOM UP REKAYASA LALU LINTAS

OLEH DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG DALAM MENGATASI


KEMACETAN DI KOTA MALANG

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

DINAS PERHUBUNGAN KOTA MALANG

Oleh :
Muhammad Rizal Muslim
202010050311196

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
A. LATAR BELAKANG

Kemacetan menjadi salah satu masalah yang serius terutama untuk kota kota besar di
Indonesia salah satunya Kota Malang. Tingkat kemacetan di Kota Malang terbilang cukup parah.
Menurut hasil penelitian Inrix pada Global Traffic Scoreboard 2021 atau data tingkat kemacetan
global. Penelitian itu mengungkapkan bahwa sejumlah kota di Indonesia termasuk sebagai kota
termacet di dunia. Salah satunya kota Malang. Kota Malang tercatat berada diurutan ke-4 kota
termacet di Indonesia setelah Surabaya, Jakarta, dan Denpasar. Banyaknya pendatang seperti
mahasiswa serta kepadatan penduduk yang meningkat menjadi salah satu penyebab kemacetan di
kota Malang. Banyak masyarakat datang ke Malang dengan berbagai alasan seperti untuk
belanja, bekerja, sekolah ataupun kuliah.

Badan Pusat Statistik Kota Malang pada tahun 2023 mencatat, selama dua tahun terakhir
partumbuhan kendaraan mengalami peningkatan. Walaupun sempat mengalami penurunan pada
tahun 2021 dikarenakan kebijakan Lockdown akibat pandemi COVID-19 pada tahun setelahnya
jumlah kendaraan di kota malang mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama
kendaraan roda dua. Pertumbuhan kendaraan roda dua di Kota Malang mencapai 70.000 unit
kendaran dan untuk roda empat pertumbuhan jumlah kendaraan sebesar 20.000 unit kendaraan.
Maka dari itu permasalahan kemacetan menjadi sangat kompleks. Kemacetan lalu lintas ini juga
memberi dampak terhadap masyarakat yang dapat dilihat dari segi waktu, biaya, lingkungan.
Dari segi waktu, kemacetan menyebabkan waktu yang ditempuh menjadi lebih lama. Dari segi
biaya, kemacetan menyebabkan lebih boros bensin dikarenakan waktu perjalanan menjadi lebih
lama. Dari segi lingkungan, kemacetan menimbulkan polusi udara meningkat dan dapat
berdampak pada lingkungan sosial masyarakat dikarenakan terganggu oleh polusi udara dan
polusi suara yang dihasilkan oleh kendaraan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
Kota Malang membentuk beberapa kebijakan yang diharapkan dapat mengendalikan hingga
menurunkan tingkat kemacetan di Kota Malang salah satunya adalah Rekayasa Lalu Lintas.
Rekayasa lalu lintas adalah peraturan yang diberlakukan dalam rangka mencegah terjadinya
kemacetan di jalan raya. Skema rekayasa lalu lintas yang sering diterapkan yaitu satu arah (one
way) dan ganjil-genap (gage).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis
Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu lintas Pasal 1, rekayasa lalu lintas merupakan
serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Dalam hal ini,
rekayasa lalu lintas memiliki tujuan utama untuk mendapatkan atau memberikan kondisi lalu
lintas yang selancar dan seaman mungkin tanpa biaya yang besar. Persoalan dasar mengapa ada
rekayasa lalu lintas tidak hanya karena terlalu banyak kendaraan, namun juga masalah jalan yang
terlalu sempit.

Dinas Perhubungan Kota Malang peranan penting sebagai dinas yang menangani bidang
perhubungan dan sebagai penyedia fasilitas dan pengawas. Terdapat beberapa bidang dalam
Dinas Perhubungan diantaranya Bidang Lalu lintas, Bidang angkutan, Bidang perparkiran.
Dalam permasalahan untuk mengatasi kemacetan, Dinas Perhubungan terutama bidang lalu
lintas memiliki peranan penting yaitu Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis Bidang lalu
lintas, penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang manajeman rekayasa lalu
lintas jalan dan pengelolaan sarana transportasi lalu lintas jalan, Pengumpulan dan pengolahan
data dalam rangka perencanaan teknis manajeman rekayasa lalu lintas jalan dan pengelolaan
sarana transportasi lalu lintas jalan.

Dari permasalahan yang terdapat diatas, tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui
bagaimana keefektivitasan kebijakan rekayasa lalu lintas dalam mengatasi kemacetan khususnya
di Kota Malang dan apa saja hambatan dalam pelaksanaannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keefektivitasan penerapan kebijakan rekayasa lalu lintas dalam mengatasi
kemacetan di Kota Malang?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan rekayasa lalu lintas di
Kota Malang?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat keefetivitasan penerapan kebijakan rekayasa
lalu lintas dalam menekan angka kemacetan di Kota Malang.
2. Mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan rekayasa
lalu lintas di Kota Malang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Secara Teoritis
secara teoritis yaitu melalui sumbangan teori dan analisisnya untuk kepentingan
penelitian di masa yang akan datang dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
terhadap penerapan kebijakan transportasi dalam managemen perkotaan.

b. Secara Praktis
1. Bagi Dinas Perhubungan Kota Malang dan Pemerintah Kota Malang, penelitian ini
dapat dimanfaatkan sebagai laporan tertulis tentang efektivitas kebijakan rakayasa
lalu lintas dan sebagai masukan untuk Pemerintah Daerah Kota Malang.
2. Bagi Jurusan Ilmu Pemerintahan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai fakta dari
penerapan kebijakan-kebijakan yang mengatur lalu lintas.
3. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan data
dan informasi tentang peran dinas dalam pengawasan lalu lintas dan efektivitas
penerapan kebijakan.

E. DEFINISI KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL

1. Definisi Konseptual

Penjajakan konseptualisasi ditujukan untuk mempermudah proses pencarian data yang


nantinya akan dilanjutkan melalui operasionalisasi konsep. Fokus penelitian yang
didefinisikan secara konseptual adalah :

a. Peran Dinas Perhubungan


Peran secara etimologi berarti seseorang yang melakukan tindakan yang dimana tindakan
tersebut diharapkan oleh masyarakat lain. Artinya setiap tindakan yang dimiliki setiap individu
memiliki arti penting bagi sebagian orang. Peran yaitu aspek dinamis atau status. Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah
melakukan suatu peran. Artinya peran menentukan apa yang harus diperbuat oleh seseorang
sehubungan dengan posisinya dalam masyarakat.

Berdasarkan konsep pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian peran adalah
sesuatu yang sudah menjadi badan dan dapat menggerakkan suatu kegiatan yang ada didalam
atau diluar organisasi. Peran dari Dinas Perhubungan Kota Malang yaitu melakukan
pengendalian dan menertibkan sarana dan prasarana transportasi umum, guna meningkatkan
pelayanan yang optimal, mulai dari aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengguna
jasa transportasi khususnya warga Kota Malang.

b. Implementasi kebijakan Rekayasa Lalu lintas

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah
disusun secara matang. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan dianggap sah dan
menjadi kebijakan. Implementasi juga bisa diartikan sebagai suatu proses melaksanakan
kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan
kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program. Disini Dinas Perhubungan Kota Malang
mengimplementasikan kebijakan rekayasa lalu lintas adalah dengan operasi gabungan dengan
jajaran samping (TNI dan POLRI) dalam melakukan sosialisasi pada masyarakat maupun
penertiban secara langsung dilapangan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Implementasi kebijakan rekaya lalu lintas


1) Peran Dinas Perhubungan adalah dalam lalu lintas sesuai Undang-undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai tugas-tugas pokok
sesuai bidangnya antara lain : Pertama, bidang lalu lintas, terbagi atas seksi
manajemen dan rekayasa lalu lintas yang didalamnya berkaitan dengan perencanaan
sistem lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar serta penyediaan sarana dan prasarana
lalu lintas. Kedua, bidang sarana dan prasarana, bertugas dalam hal PKB (Pengujian
Kendaraan Bermotor). Ketiga, bidang operasional, terbagi atas seksi operasional dan
seksi keselamatan penyeberangan diatas air.Keempat, Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) adalah bidang dari Dinas Perhubungan yang bertugasuntuk urusan lapangan
(Terminal, kawasan parkir, dan radio siaran pusat daerah), pelaksana teknis ini
berkaitan dengan pengaturan dan pengawasan secara langsung kelancaraan lalu lintas
di lingkup Terminal.
2) Sosialisasi program adalah usaha yang dilakukan oleh dinas perhubungan agar tujuan
tercapai.
3) Sasaran yang hendak dicapai adalah menurunnya angka kemacetan di Kota Malang
setelah diterapkannya kebijakan rekayasa lalu lintas.
4) Fungsi Program adalah menekan angka kemacetan lalu lintas di Kota Malang.
5) Sumber daya manusia atau implementator adalah potensi yang dapat melakukan
pengawasan atau monitoring secara langsung di lapangan.
b. Hambatan hambatan pada saat penelitian ini dilakukan adalah kurangnya kesadaran
masyarakat dalam mentaati peraturan lalu lintas yang diterapkan. Karena kebanyakan
masyarakat menyepelekan pentingnya mentaati peraturan lalu lintas.
KARTU KENDALI BIMBINGAN MAGANG RISET

Nama : Muhammad Rizal Muslim

NIM : 202010050311196
Judul Riset : Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan
Rekayasa Lalu Lintas di Kayutangan Kota
Malang

Bimbingan ke- : I / II / III / IV / V / VI / VII


Waktu Pembimbingan :
No. Saran Perbaikan

Anda mungkin juga menyukai