Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon
berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota
Cilegon dikenal sebagai kota industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon
adalah Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja
terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap
tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon. Kota ini
memiliki wilayah strategis yang berhubungan langsung dengan selat
sunda, dan terhubung dengan jalan tol Jakarta - Merak. Selain itu
rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan
terkoneksi dengan jalan lingkar selatan Kota Cilegon menambah
tingkat konektivitas Kota ini dengan daerah lain di sekitarnya.

Berdasarkan pasal 72 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974


tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, Cilegon sudah
memenuhi persyaratan dibentuknya Kota Administratif. Atas usul
Pemerintah Daerah Tingkat II Serang No.86/Sek/Bapp/VII/84 tentang
usulan pembentukan Kota Administratif Cilegon dan atas pertimbangan
yang obyektif, maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.40 Tahun
1986 tanggal 17 September 1986, tentang Pembentukan Kota
Administratif Kota Cilegon. Juga ditetapkan luas Kota Cilegon adalah
17.550 Ha yang meliputi 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan
Pulo Merak, Ciwandan, Cilegon dan 1 (satu) Perwakilan Kecamatan
Cilegon di Cibeber. Sedangkan Kecamatan Bojonegara masuk wilayah
kerja pembantu Bupati Wilayah Kramatwatu.

Suatu daerah tidak akan terlepas dari segala aktivitas masyarakat.


Daerah yang tumbuh dan berkembang akan ditandai dengan semakin
meningkatnya aktivitas dari penduduknya. Setiap aktivitas tersebut
akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang ada di
suatu daerah. Untuk mengimbangi dan mendukung dari keseluruhan

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-1
aktivitas tersebut, diperlukan berbagai fasilitas transportasi yang efektif
dan efisien.

Untuk mendukung suatu sistem transportasi yang efektif dan efisien


diperlukan sarana, prasarana, dan didukung oleh tata laksana serta
sumber daya manusia yang baik sehingga dapat membentuk suatu
jaringan prasarana dan jaringan pelayanan. Oleh karena itu diperlukan
suatu studi - studi kelayakan yang dapat menunjang setiap kebijakan
yang akan diambil.

Dalam program PKL ini, taruna/taruni ditugaskan untuk mengadakan


penelitian serta merangkum seluruh data dan informasi sistem
transportasi di wilayah studi penelitian serta menganalisanya untuk
mendapatkan informasi mengenai akar permasalahan dalam sistem
transportasi yang dibahas dalam beberapa sub bidang yaitu:

• Perencanaan Transportasi (Transport Planning)

• Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (Traffic Engineering)

• Angkutan Umum (Public Transport)

• Keselamatan Lalu Lintas (Safety Transport), dan

• Integrasi Antar Moda

Dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini akan disajikan laporan


umum mengenai unjuk kerja transportasi darat, serta identifikasi
permasalahan yang ada akan ditindaklanjuti dengan rekomendasi atau
usulan pemecahan permasalahan-permasalahan di daerah penelitian
dalam bentuk skripsi yang disusun masing–masing taruna. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan referensi pemerintah daerah dalam
menentukan kebijakan dan pemecahan masalah serta meningkatkan
unjuk kerja transportasi di Kota Cilegon.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-2
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan laporan umum ini adalah untuk memberikan
gambaran secara umum mengenai kondisi transportasi di Kota Cilegon
serta untuk mengidentifikasi permasalahan–permasalahan transportasi
yang dilihat dari beberapa bidang, yaitu bidang Perencanaan
Transportasi, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, Manajemen dan
Operasional Angkutan Umum, Keselamatan Lalu Lintas, serta Integrasi
Antar Moda yang ada di Kota Cilegon.
Tujuan dari penulisan laporan umum ini adalah untuk:
1. Mempraktikkan teori yang didapat selama perkuliahan dalam hal
pengumpulan data, analisis, penyajian, mengidentifikasikan serta
mendapatkan solusi dari permasalahan lalu lintas dan transportasi
darat pada kondisi kenyataan di Kota Cilegon;
2. Mendapatkan data tentang Transportasi Darat di Kota Cilegon yang
menyangkut tentang karakteristik permintaan (demand) akan jasa
transportasi dan penawaran (supply) dari sarana dan prasarananya,
pengoperasian serta pola pergerakan di Kota Cilegon;

3. Mendapatkan data, baik data sekunder maupun primer yang


nantinya akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengatur dan merencanakan sistem transportasi darat di Kota
Cilegon;

4. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang menyangkut


transportasi darat di Kota Cilegon dengan melakukan peringkatan
masalah untuk mengetahui prioritas penanganan permasalahan
transportasi tersebut;
5. Sarana implementasi dan evaluasi terhadap kemampuan praktik
Taruna dan Taruni sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar pada Program Diploma IV Transportasi
Darat Sekolah Tinggi Transportasi Darat;

6. Sebagai bahan acuan dasar dalam pembuatan skripsi;

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-3
7. Memberikan usulan-usulan kepada Pemerintah Kota Cilegon, dalam
hal ini Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Cilegon yaitu berupa
hasil identifikasi masalah sebagai dasar penelitian lebih lanjut;

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini menerapkan beberapa teknik


survai dan analisis transportasi secara komprehensif dengan
melakukan suatu kegiatan utama dalam pengumpulan data aktivitas
pergerakan orang dan barang, pengukuran kinerja jaringan
transportasi darat, kinerja operasional transportasi darat, serta kinerja
antarmoda transportasi darat. Data-data yang dikumpulkan meliputi
data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait
dengan transportasi darat serta data primer yang diperoleh dari
pengamatan di lapangan secara langsung. Data-data tersebut
dijadikan sebagai dasar analisis sistem transportasi yang akan
dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Cilegon untuk menyusun rencana-
rencana jangka pendek maupun jangka panjang (Masterplan
Transportation).

C. RUANG LINGKUP
Transportasi memiliki kaitan yang erat dengan sektor-sektor lainnya
sehingga permasalahan transportasi cenderung bersifat kompleks serta
dapat mempengaruhi kinerja dari sektor-sektor lain yang akan
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah. Dalam
penelitian transportasi dengan berbagai permasalahan yang kompleks,
ruang lingkup pembahasan laporan umum tersebut yang terdapat
dalam buku pedoman praktik kerja lapangan tahun 2019 dibagi ke
dalam lima bidang yaitu:
1. Perencanaan Transportasi (Transport Planning)
Bidang ini memberikan gambaran tentang pola perjalanan lalu lintas
dan angkutan jalan di Kota Cilegon dengan memperlihatkan tingkat
kecenderungan pergerakan lalu lintas di daerah studi serta
permasalahan yang sedang dan akan dihadapi pada daerah studi.
2. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (Traffic Engineering)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-4
Bidang ini akan memberikan gambaran tentang unjuk kinerja lalu
lintas yang ada serta permasalahan yang sedang dihadapi di bidang
lalu lintas Kota Cilegon.
3. Angkutan Umum (Public Transport)
Bidang ini akan memberikan gambaran umum tentang profil dan
kinerja operasional angkutan umum serta mengidentifikasi
permasalahan yang ada pada angkutan umum Kota Cilegon.
4. Keselamatan Lalu Lintas (Safety)
Bidang ini memberikan gambaran tentang daerah yang merupakan
titik rawan kecelakaan serta faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan di Kota Cilegon. Penentuan ruas jalan rawan
kecelakaan dengan menggunakan analisis pembobotan berdasarkan
tingkat keparahan, analisis tingkat kecelakaan perkilometer, analisis
ketertiban kecelakaan, analisis tahun kejadian, bulan kejadian, hari
kejadian dan jam kejadian dengan analisis pembobotan. Selain itu,
dilakukan pengelompokan aspek keselamatan jalan ke dalam 5 pilar
keselamatan seperti Manajemen Keselamatan, Jalan yang
Berkeselamatan, Kendaraan yang Berkeselamatan, Perilaku
Pengguna Jalan yang Berkeselamatan dan Penanganan Korban
Pasca Kecelakaan.
5. Integrasi Antar Moda
Bidang Integrasi Antar Moda ini memberikan gambaran pada
integrasi jaringan baik prasarana maupun pelayanan transportasi
serta fasilitas pendukungnya dan membahas mengenai temuan
masalah-masalah yang telah diidentifikasi secara umum.
Penulisan Laporan Umum merupakan evaluasi karakteristik lalu
lintas yang ada sesuai dengan bidang tersebut. Hasil evaluasi
dijadikan dasar untuk mengidentifikasi masalah sehingga dapat
memberikan usulan atau rekomendasi dari permasalahan lalu lintas
yang ada di kota Kota Cilegon. Ruang lingkup wilayah studi dapat
dilihat pada Tabel I.1 Nama Kecamatan dan Kelurahan Kota
Cilegon.

Tabel I. 1Wilayah Administrasi Kota Cilegon

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-5
Kecamatan Desa/Kelurahan
Cibeber Bulakan, Cibeber, Cikerai,
Kalitimbang, Karangasem,
Kedaleman
Cilegon Bagendun, Bendungan,
Ciwaduk, Ciwedus, Ketileng
Citangkil Citangkil, Deringo, Kebonsari,
Lebakdenok, Samangraya,
Tamanbaru, Warnasari
Ciwandan Banjar Negara, Gunungsugih,
Kepuh, Kubangsari,
Randakari, Tegalratu
Gerogol Gerem, Gerogol, Kotasari,
Rawa Arum
Pulo Merak Lebak Gede, Mekarsari,
Suralaya, Tamansari
Jombang Gedong Dalem, Jombang
Wetan, Masigit, Panggung
Rawi, Sukmajaya
Purwakarta Kebondalem, Kotabumi,
Pabean, Purwakarta,
Ramanju, Tegal Bunder
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Cilegon 2019

Selanjutnya selama praktek kerja lapangan dilakukan, wilayah studi


tersebut dibagi lagi menjadi beberapa zona menurut wilayah
administratif, kelurahan.

D. PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan laporan umum ini, metode pengumpulan data yang
digunakan dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang didapat dari instansi terkait yaitu:
a) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Cilegon;
b) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota
Cilegon;
c) Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon;
d) Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegon;
e) Rumah Sakit Kota Cilegon;
f) Kepolisian Kota Cilegon.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-6
2. Pengumpulan Data Primer
Data sekunder merupakan data yang didapat melalui hasil survei
langsung di lapangan, yaitu:
a. Bidang Perencanaan Transportasi
1) Survei Tata Guna Lahan (Land Use);
2) Survei Wawancara Rumah Tangga (Home Interview Survey);
3) Survei Wawancara Tepi Jalan (Road Side Interview);
4) Survei Potensi Angkutan Barang (Potential Transport of Goods).
b. Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
1) Survei Inventarisasi Ruas Jalan dan Simpang;
2) Survei Inventarisasi Rambu;
3) Survei Inventarisasi Parkir;
4) Survei Volume Lalu lintas Terklasifikasi (Traffic Counting);
5) Survei Pengamatan Bergerak (Moving Car Observer);
6) Survei Gerakan Membelok (Clasified Turning Movement
Counting).
c. Bidang Angkutan Umum
1) Survei Inventarisasi Angkutan Umum;
2) Survei Statis;
3) Survei Dinamis (Survei Naik/Turun Penumpang dan Survei
wawancara penumpang);
4) Survei Preferensi Angkutan Umum (State Preference of Public
Transport);
d. Bidang Keselamatan Lalu Lintas
1) Survei Inventarisasi Daerah Rawan Kecelakaan dan Lokasi
Potensi Kecelakaan;
2) Survei Perilaku Pengguna Jalan;
3) Survei Spot Speed;
4) Survei Pejalan Kaki.
e. Bidang Integtasi Antarmoda
1) Survei Inventarisasi Pelabuhan dan Bandar Udara;
2) Survei Statis Pelabuhan dan Bandar Udara;
3) Survei Wawancara Penumpang di Pelabuhan dan Bandar Udara.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-7
E. ISTILAH DAN PENGERTIAN
1. Bidang Perencanaan Transportasi (Transport Planning)

a) Zona adalah suatu kawasan dalam wilayah studi lalu lintas yang
dianggap mempunyai karakteristik yang homogen, baik dalam
tata guna lahan maupun pergerakannya (STP 2, 1992).
b) Pusat Kegiatan Kota (Central Bussines District) adalah daerah
pusat kegiatan yang merupakan pusat perdagangan, pusat
pertokoan, pusat perkantoran, pusat pendidikan, dan pusat
industri yang dapat menimbulkan tarikan perjalanan (STP 2,
1992).
c) Daerah Pusat Zona (Centroid) adalah titik semu pada suatu zona
yang dapat menggambarkan lokasi asal dan tujuan keseluruhan
perjalanan pada zona yang bersangkutan. Titik pusat zona
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang memiliki bangkitan dan
tarikan perjalanan tertinggi dan yang terpadat lalu lintasnya pada
masing-masing zona.
d) Zona Dalam (Internal Zone) adalah zona-zona yang ada di dalam
daerah studi (STP 2, 1992).
e) Zona Luar (Eksternal Zone) adalah zona–zona yang berada di
luar daerah studi (STP 2, 1992).
f) Aksesibilitas (Accessibility) adalah ukuran kemudahan mengenai
cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem
transportasi (Black, 1981).
g) Lahan terbuka (Open Space) yaitu daerah terbuka atau daerah
yang belum terbangun.
h) Garis Keinginan (Desire Line) yaitu besarnya perjalanan dari satu
zona ke zona lain. Digambarkan dengan garis yang berbeda
warna dan ketebalannya, menunjukkan jumlah perjalanan antar
zona.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-8
2. Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas ( Traffic Enginering )

a) Simpul/Titik (Node) adalah pertemuan antara beberapa ruas


jalan yang saling berpotongan.
b) Segmen Jalan adalah penggalandari ruas jalan karena adanya
perbedaan karakteristik lalu lintas atau adanya persimpangan.
c) Jalan Arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna. (UU No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan).
d) Jalan Kolektor adalah jalan pengumpul bagi arus lalu lintas lokal
disekitarnya dengan ciri–ciri perjalanan jarak menengah,
kecepatan rata-rata menengah dan jumlah jalan masuk rata–rata
menengah. (UU No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan).
e) Jalan Lokal adalah jalan yang melayani akses ke daerah lokal
pedalaman wilayah dengan ciri–ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata–rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi (UU No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan).
f) Volume Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati
suatu titik pada suatu ruas jalan persatuan waktu tertentu,
dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari
(Direktorat BSLLAK, 1999).
g) Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu
Lintas Jalan. (Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)
h) Kapasitas adalah jumlah arus lalu lintas maksimum yang dapat
dipertahankan (MKJI, 1997).
i) Tundaan (Delay) adalah waktu tempuh tambahan yang
diperlukan untuk melewati suatu ruas jalan maupun
persimpangan (MKJI, 1997).
j) Jaringan jalan adalah satu kesatuan jaringan yang terdiri atas
sistem jaringan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
terjalin dalam hubungan hirarkis (UU No.22 tahun 2009 Tentang
LLAJ).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I-9
k) Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu atau
nilai perubahan jarak terhadap waktu yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor manusia, kendaraan dan
prasarana, arus lalu lintas serta cuaca dan lingkungan sekitarnya.
Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam
desain jalan, penurunan standar, sebagai informasi dari kondisi
perjalanan dan tingkat pelayanan serta kualitas arus lalu lintas.
l) Waktu perjalanan adalah total waktu yang dibutuhkan oleh
kendaraan untuk melakukan perjalanan pada suatu ruas jalan
tertentu, termasuk juga waktu berhenti atau hambatan yang
terjadi selama perjalanan.
m) Waktu bergerak adalah waktu yang dihitung selama kendaraan
bergerak, dimana waktu bergerak merupakan pengurangan
antara waktu perjalanan dengan hambatan.
n) Waktu Henti adalah waktu yang dihitung dari mulai kendaraan
berhenti karena disebabkan oleh tundaan sampai dengan
kendaraan mulai berjalan kembali.
o) Peluang Antrian adalah peluang antrian dengan lebih dari dua
kendaraan di daerah pendekat yang mana saja, pada simpang
tak bersinyal (MKJI 1997).
p) Tundaan adalah waktu tempuh hambatan yang diperlukan untuk
melewati suatu simpang dibandingkan terhadap situasi tanpa
simpang. Catatan: Tundaan terdiri dari Tundaan Lalu Lintas (DT)
yang disebabkan pengaruh kendaraan lain; Tundaan Geometrik
(DG) yang disebabkan perlambatan dan percepatan untuk
melewati fasilitas (misalnya akibat lengkung horizontal pada
persimpangan). (MKJI 1997).
q) Derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu lintas terhadap
kapasitas (Q/C). (MKJI 1997).
r) Hambatan Samping adalah dampak terhadap perilaku lalu lintas
akibat kegiatan sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian
angkot dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi
jalan dan kendaraan lambat (MKJI 1997).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 10
s) Waktu Siklus adalah waktu untuk urutan lengkap dari indikasi
sinyal (sebagai contoh, diantara dua saat permulaan hijau yang
berurutan di dalam pendekat yang sama; det.) (MKJI 1997).

3. Bidang Manajemen Angkutan Umum

a) Terminal adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang


digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,
menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan (UU LLAJ No.22 Tahun 2009).
b) Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan
Bermotor Umum Dalam Trayek adalah persyaratan
penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor
umum dalam trayek mengenai jenis dan mutu pelayanan yang
berhak diperoleh setiap pengguna jasa angkutan.
c) Waktu Menunggu (Lay Over Time) adalah waktu yang
diperlukan untuk beristrahat atau menunggu giliran angkutan
umum tersebut berangkat kembali melayani angkutan umum.
d) Waktu Berjalan Kaki adalah waktu yang dibutuhkan pejalan kaki
untuk dapat sampai ke titik angkutan umum.
e) Faktor Muat (Load Factor) adalah perbandingan antara jumlah
penumpang dengan kapasitas angkut kendaraan angkutan
umum dikalikan 100%.
f) Frekuensi adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per
satuan waktu (DitjendHubDat, 2001).
g) Waktu Putar (Round Trip Time) adalah waktu perjalanan bolak-
balik dari terminal asal ke terminal tujuan dan kembali ke
terminal asal.
h) Waktu Operasi (Running Time) adalah waktu yang diperlukan
untuk angkutan umum tersebut meninggalkan terminal menuju
tempat sesuai dengan trayek tersebut.
i) Headway yaitu interval atau jarak waktu antara dua bis yang
beruntutan.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 11
4. Bidang Keselamatan Lalu Lintas

a) Lokasi Rawan Kecelakaan adalah lokasi dimana sering terjadi


kecelakaan dalam bentuk titik (spot).
b) DPK adalah daerah potensi kecelakaan, dimana untuk
mengetahui wilayah yang memiliki potensi kecelakaan adalah
dengan melakukan analisis secara ilmiah. Dasar penentuan DPK
adalah hasil survei wawancara kepada masyarakat tentang
daerah mana yang memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan.
c) Black-spot adalah lokasi pada jaringan jalan dimana frekuensi
kecelakaan atau jumlah kecelakaan lalu lintas dengan korban
mati, atau kriteria jumlah kecelakaan lainnya, per tahun lebih
besar daripada jumlah minimal yang ditentukan. Atau secara
praktis bila dikaitkan dengan spesifikasi panjang jalan adalah
sebuah persimpangan, atau bentuk yang spesifik seperti
jembatan, atau panjang jalan yang pendek, biasanya tidak lebih
dari 0,3 km (Dirjenhubdat,2007)
d) Black-link adalah panjang jalan yang mengalami tingkat
kecelakaan, atau kematian, atau kecelakaan dengan kriteria lain
per kilometer per tahun, atau per kilometer kendaraan yang lebih
besar daripada jumlah minimal yang telah ditentukan. Secara
praktis bila dikaitkan dengan spesifikasi panjang jalan, lebih dari
0,3 km, tapi biasanya terbatas dalam satu bagian rute dengan
karakteristik serupa yang panjangnya tidak lebih dari 20 km
(Dirjenhubdat,2007)
e) Black-area adalah wilayah dimana jaringan jalan mengalami
frekuensi kecelakaan, atau kematian, atau kriteria kecelakaan
lain, per tahun yang lebih besar dari jumlah minimal yang
ditentukan. Secara praktis, wilayah yang meliputi beberapa jalan
raya atau jalan biasa, dengan penggunaan tanah yang seragam
dan yang digunakan untuk strategi manajemen lalu lintas
berjangkauan luas. Di daerah perkotaan wilayah seluas 5
kilometer per segi sampai 10 kilometer persegi cukup sesuai.
(Dirjenhubdat,2007)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 12
f) LPK adalah lokasi potensi kecelakaan, dimana untuk mengetahui
lokasi yang memiliki potensi kecelakaan adalah dengan
melakukan analisis secara ilmiah. Dasar penentuan LPK adalah
hasil survei wawancara kepada masyarakat tentang lokasi mana
yang memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan. Teknis survei
wawancara kepada masyarakat tersebut dapat dilakukan secara
bersamaan dengan survei Home Interview (HI). Dimana dalam
formilir survei HI tersebut ditambahkan item terkait bidang
keselamatan.
g) Biaya Kecelakaan Lalu Lintas adalah besarnya total kerugian
yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas di wilayah studi.
Besaran biaya kecelakaan ini adalah total dari direct cost dan
inderct cost yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas di wilayah
studi tersebut.
h) Kecelakaan adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda (UU LLAJ No.22 Tahun 2009).
i) Keselamatan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang
dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh
manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan (UU LLAJ No.22
Tahun 2009).

5. Bidang Integrasi Antar Moda

a) Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan paling


sedikit menggunakan 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas
dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda
dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha
angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk
penyerahan barang kepada penerima barang angkutan
multimoda.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 13
b) Angkutan Antarmoda adalah angkutan orang/penumpang
dengan melakukan perjalanan dan pergerakan paling sedikit
menggunakan 2 (dua) moda angkutan yang berbeda dalam satu
rangkaian perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain.
c) Moda Penghubung (Feeder) Moda penghubung dapat
didefinisikan sebagai moda yang akan digunakan sebelum dan
sesudah melakukan perjalanan menggunakan moda utama.
Moda sebelum disini adalah kendaraan yang digunakan dari
tempat asal menuju titik simpul angkutan umum baik itu dengan
berjalan kaki, sepeda, sepeda motor, angkutan umum, dan lain
sebagainya, sedangkan moda sesudah adalah moda yang akan
digunakan dari pemberhentian simpul angkutan umum ke tempat
tujuan.
d) Moda utama merupakan moda yang digunakan dalam perjalanan
dengan jarak yang cukup jauh. Ada beberapa jenis moda
transportasi utama, yakni moda darat, moda air, dan moda udara

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Tabel I. 2 Wilayah Administrasi Kota Cilegon

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan,
istilah dan pengertian, serta sistematika
penulisan laporan umum.
BAB II GAMBARAN UMUM
Berisikan gambaran umum Kota Cilegon
mengenai letak geografi, tata guna lahan,
penduduk, pemerintahan, prasarana dan sarana
perhubungan darat, kepemilikan kendaraan, dan
pendapatan. Selain itu, akan dipaparkan
mengenai arah pengembangan Kota Cilegon dan
Peraturan Daerah yang berlaku di Kota Cilegon.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metodologi penelitian yaitu survei,
dasar teori dan formula yang akan digunakan
sebagai dasar analisis data yang sudah didapat
untuk kemudian dirumuskan dalam identifikasi
permasalahan pada tiap-tiap bidang.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 14
BAB IV BIDANG PERENCANAAN TRANSPORTASI
Berisi mengenai metode penelitian yang meliputi
tahapan penelitian, metode pengumpulan serta
analisis data, profil dan kinerja bidang
perencanaan transportasi yang meliputi
bangkitan perjalanan, penyebaran perjalanan,
pemilihan moda, pembeban perjalanan, serta
kinerja aksesibiltas jaringan jalan dan jaringan
rute angkutan umum.
BAB V BIDANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU
LINTAS
Berisi mengenai metode penelitian yang meliputi
tahapan penelitian, metode pengumpulan data,
dan analisis data. Profil bidang rekayasa lalu
lintas meliputi jaringan jalan, volume lalu lintas,
kecepatan, kapasitas, serta kinerja ruas jalan
dengan indicator kecepatan, V/C ratio ,
kepadatan, dan peringkatan masalahan.
BAB VI BIDANG MANAJEMEN DAN OPERASIONAL
ANGKUTAN UMUM
Berisi mengenai metode penelitian yang meliputi
tahapan penelitian, metode pengumplan data,
serta analisis data. Profil bidang angkutan
umum meliputi moda, rute, fasilitas dan
prasarana angkutan umum, serta kinerja
angkutan umum dilihat dari segi penumpang
meliputi frekuensi, factor muat, dan dari segi
operator meliputi jumlah penumpang tiap
perjalanan, tingkat kemerataan penumpang,
pendapatan per penumpang kilometer, serta
panjang ruas yang terhimpit. Selanjutnya akan
dibuat peringkatan permasalahan untuk tiap-tiap
trayek ditinjau dari sudut operator, pemerintah,
dan pengguna jasa.
BAB VII BIDANG KESELAMATAN LALU LINTAS
Berisi mengenai metode penelitian yang meliputi
tahapan penelitian, metode pengumpulan data,
dan analisis data. Profil bidang keselamatan lalu
lintas meliputi tingkat kecelakaan pada suatu
ruas jalan dan persimpangan diukur
berdasarkan kecelakaan per km, kecelakaan per
10.000 kendaraan, kecelakaan per jutaan-
kendaraan – kilometer dan peringkatan
masalah.
BAB VIII BIDANG INTEGRASI ANTAR MODA
Bagian ini berisi mengenai permasalahan di
bidang integrasi antarmoda yang terjadi di
daerah studi, pengumpulan data yang meliputi
data mengenai sarana, prasana dan operasi
yang terdapat pada simpul-simpul transportasi

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 15
yaitu pelabuhan, bandara, terminal dan stasiun
yang terdapat di daerah studi, analisis data
serta identifikasi permasalahannya. Dalam hal
ini Kota Cilegon tidak memiliki Bandara, maka
analisis mikro perpindahan moda Angkutan
Jalan dengan Angkutan Udara tidak dimasukkan.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 16
Tabel I. 1Wilayah Administrasi Kota Cilegon......................................................5
Tabel I. 2 Wilayah Administrasi Kota Cilegon...................................................14

Contents
BAB I..............................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................1

B. MAKSUD DAN TUJUAN.............................................................................3

C. RUANG LINGKUP.....................................................................................4

D. PENGUMPULAN DATA..............................................................................6

E. ISTILAH DAN PENGERTIAN......................................................................8

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA CILEGON


TIM PKL KOTA CILEGON-2019/STTD/ANGKATAN XXXVIII I - 17

Anda mungkin juga menyukai