Anda di halaman 1dari 17

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL

“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-


73470-5-2

EFEKTIVITAS PROGRAM RTTIC DAN ATCS


UNTUK MENGATASI KEMACETAN DI KOTA MALANG
(STUDI KASUS : DISHUB KOTA MALANG)
Busyra Nur1, Niken Dyah Nawang Wulan2, Muhammad Fadil3
Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Korespondensi: muhammadfadil0198@gmail.com

ABSTRAK
Kemacetan di Indonesia adalah salah satu permasalahan yang fundamental yang sering dihadapi
oleh Negara berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kemacetan merupakan
situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhenti nya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan, kemacetan sering terjadi di kota-kota besar
di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, tak terkecuali Malang. Faktor penyebab terjadinya
kemacetan karena luas jalan tidak cukup untuk menampung jumlah kendaraan, parkir di
sembarangan tempat, tidak tertibnya pengguna jalan, banjir, kelayakan atau kerusakan jalan, dan
kecelakaan lalu lintas. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui program serta implementasi dari
program tersebut untuk mengatasi kemacetan di Kota Malang, jurnal ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang pada dasarnya bersifat deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung. Malang merupakan salah satu kota
besar di Indonesia tepatnya di Provinsi Jawa Timur, Malang menjadi salah satu kota yang banyak
menarik minat masyarakat baik untuk menempuh pendidikan ataupun berlibur serta maka tidak
heran Malang mengalami kemacetan. Dinas Perhubungan di Kota Malang dalam mengatasi
kemacetan yang terjadi di Kota Malang mengimplementasikan program yang bernama RTTIC serta
ATCS, dimana program tersebut mempunyai fungsi memantau persimpangan yang merupakan titik-
titik kemacetan di Kota Malang. Road Traffic and Transport Information Center (RTTIC) yakni
aplikasi yang dapat digunakan masyarakat Kota Malang untuk mengetahui informasi situasi arus
lalu lintas secara langsung dan aplikasi RTTIC terkoneksi pula terhadap aplikasi Area Traffic
Control System (ATCS) yang mana aplikasi ini berfungsi untuk mengetahui beberapa persimpangan
di jalan Kota Malang serta dapat mengatur Traffic Light di beberapa persimpangan tersebut.

Kata Kunci : ATCS, Efektivitas, Kemacetan, RTTIC

ABSTRACT
Congestion in Indonesia is one of the fundamental problems often faced by developing countries in
line with the population increase. Congestion is a situation or circumstances of his delays or even
halted traffic caused by the large number of vehicles exceeds the capacity of the road, traffic jams
often occur in big cities in Indonesia such as Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang was no
exception. Factors that cause congestion because road width is not enough to accommodate the
number of vehicles, parked in haphazard place, not his orderly road users, flood, or the feasibility
of road damage and traffic accidents. This journal aims to determine the program and the
implementation of the program to tackle congestion in Malang, This journal uses qualitative
research methods are essentially descriptive, analysis, referring to the data, utilizing the existing
theories as support material. Malang is one of the major cities in Indonesia precisely in the province
of East Java, Malang became one of the cities which attracted many good people to pursue
education or a vacation, and it is no wonder the unfortunate experience congestion. Department of
Transportation in the city of Malang in overcoming bottlenecks that occur in the city of Malang
implement a program called RTTIC and ATCS, where the program has the function to monitor the
intersections are points of congestion in the city of Malang.

Keywords: ATCS, Congestion, Effectibeness, RTTIC

PENDAHULUAN

357
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Kota merupakan suatu pusat kegiatan administrasi secara kenampakan fisik,


dilihat dari pembangun infrastruktur yang berfungsi sebagai sarana penunjang
kegiatan penduduk kota, dan berbagai macam problematika yang terjadi di jalan
seperti kemacetan. Pembangunan kota yang terus berjalan dan terus adanya
pembaharuan sebagai suatu gambaran meningkatnya aktivitas di sebuah kota
tersebut. Problematika dalam dalam hal kemacetan di kota-kota besar yang ada di
Indonesia terjadi karena kota tersebut sebagai tempat mencari nafkah sehingga
terjadi kepadatan penduduk dan menjadikan bertambahnya alat transportasi baru
dengan tujuan meningkatkan strata pada setiap penduduk.
Kemacetan di Indonesia adalah salah satu permasalahan yang sulit di atasi.
Kemacetan merupakan siatuasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya
lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Kemacetan lalu lintas sering dialami di kota-kota besar di Indonesia seperti
kota Jakarta, Surabaya, Malang, Bandung, Sidoarjo, dan lain-lain. Faktor penyebab
kemacetan terjadi karena luas jalan tidak menampung jumlah kendaraan, parkir di
sembarangan tempat, tidak tertibnya lalu lintas, kurangnya transportasi umum,
banjir, kelayakan atau kerusakan jalan, serta kecelakaan lalu lintas.
Kemacetan yang terjadi di Kota Malang, karena masalah bertambahnya
jumlah kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil pribadi, sehingga
menjadikan kapasitas jalan tidak sesuai dengan jumlah kendaraan. Beberapa ruas
jalan yang kerap dilanda kemacetan panjang sering terjadi di pertigaan lampu merah
Jalan Dinoyo, perempatan lampu merah ITN dan pertigaan jembatan Soekarno
Hatta. Masalah kemacetan yang sering terlihat adalah kemacetan di jalan Soekarno
Hatta tepatnya di sepanjang jembatan layang jalan Soekarno Hatta, dimana ini
merupakan jalan utama yang ada di Kota Malang, dikarenakan penataan jalan yang
kurang bagus. Karena itulah Kota Malang sebagai salah satu kota besar di Indonesia
yang mempunyai masalah kemacetan yang sulit untuk diatasi.
Pemerintah kota Malang seharusnya cepat tanggap dengan masalah baru
yang terjadi kini, karena jika tidak sesegera mungkin diatasi, maka akan semakin
meluas dan akan menjadi masalah yang kompleks di Kota Malang ini. Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Kebijakan Pemerintah Kota
Malang untuk Mengatasi Kemacetan di Kota Malang.

358
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Yang Masuk Ke Kota Malang Menurut Jenis Kendaraan
Tahun (2016 – 2018)

Dari lampiran tabel di atas bahwasanya ada beberapa jenis kendaran yang
setiap tahunya memasuki Kota Malang. Yang mana setiap tahunnya ada beberapa
jenis kendaraan yang memasuki Kota Malang mengalami peningkatan, maka dari
itu inilah salah satu faktor yang membuat Kota Malang timbulnya kemacetan karena
dari Kota Malang tersebut akan semangkin padat dalam beralalu litas dan juga luas
Kota Malang ini bisa dikatakan sempit dan penduduknya sangant maksimum.
Titik-titik kemacetan yang ada di daerah Kota Malang ini disebabkan karena
infrastruktur pada titik tersebut tidak memadai. Infrastruktur yang tidak memadai

359
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

ini seperti, ada jalan-jalan yang dinilai cukup sempit untuk berlalu larangnya
kendaraan bermotor, jalan yang rusak, adanya parkir liar yang memanfaatkan jalan
raya. Titik-titik kemacetan di jalan raya pada Kota Malang ada di beberapa daerah
misalnya :
1. Jl. Soekarno Hatta
2. Jl. Gajayana
3. Jl. MT. Haryono
4. Jl. Sigura-gura (ITN 1)
5. Jl. Ahmad Yani
6. Jl. Mertojoyo
7. Jl. Bendung Sutami
8. Jl. Sumbersari
9. Jl. Bogor
10. Jl. Mertojoyo
11. Jl. Borobudur
12. Jl. Letjedn S. Parman
13. Jl.Laksda adi Sucipto
HTP Heteronom yang mengatur tentang kemacetan lalu lintas, antara lain :
1. UU Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2. UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 5, tentang Pembinaan dibidang registrasi
dan identifkasi kendaran bermotor dan pengemudi, penegakan hukum,
operasional manajemen.
3. UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 245, tentang Lalu Lintas dan angkutan
jalan pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana
dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
HTP Otonom yang mengatur tentang permasalahan kemacetan, antara lain :

1. PP Nomor 32 Tahun 2011, tentang manajemen dan rekayasa, analisa


dampak serta manajemen kebutuhan lalu lintas.
2. Peraturan Walikota Malang Nomor 6 Tahun 2011, tentang Kawasan Tertib
Lalu Lintas.

360
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

3. Peraturan Walikota Malang Nomor 35 tahun 2013, tentang Rekayasa Lalu


Lintas di Kawasan Jl. Sumbersari-Jl. Gajayana-Jl. MT. Haryono-Jl. DI.
Panjaitan-Jl. Bogor.
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 96 Tahun 2015, tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.
1.1 Rumusan Masalah
1. Dari semua penjelasan diatas mengenai permasalah kemacetan yang terjadi di
Kota Malang, bagaimana keseriusan ataupun upaya dinas perhubungan
(DISHUB) dalam program RTTIC dan ATCS untuk menangani permasalahan
kemacetan di era revolusi industri 4.0 ini?
1.2 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui program dan
implementasi kebijakan pemerintah Kota Malang mengenai masalah
kemacetan dan juga untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah mengenai masalah kemacetan.
1.3 Manfaat
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran obyektif terkait
dengan pengentasan kemacetan terhadap kebijakan dinas perhubungan (DISHUB)
dalam pengentasan kemacetan di Kota Malang serta dapat digunakan sebagai tolak
ukur pelayanan yang sudah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Malang..

a. Manfaat Akademik
Dengan mengetahui kebijakan pemerintah daerah Kota Malang dalam
pengentasan kemacetan diharapkan dapat menambah atau memperkaya
pengetahuan tentang tatanan maupun strategi yang ada di dalam pemerintah Kota
Malang.
b. Manfaat Dunia Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi
pemerintah Kota Malang dalam kebijakan pemerintah dalam pengentasan
kemacetan.

361
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

c. Kontribusi Riset
Dari kontribusi riset ini dapat memberikan informasi mengenai kebijakan
pemerintah daerah dalam pengentasan kemacetan di Kota Malang dan lebih di
akuratkan dan lebih diperkenalkan ke masyarakat terkait program RTTIC dan
ATCS tersebut.

METODE PENELITIAN

1.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena penelitian yang pada
dasrnya menggunakan pendekatan induktif-deduktif. Pendekatan ini berasal dari
suatu kerangka teori gagasan para ahli maupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan
beserta pemecahaannya yang diajukan untuk memperoleh kebenaran (verifikasi)
dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Pengumpulan data yang peneliti
lakukan melalui penelitian secara langsung di lapangan atau tempat yang penulis
teliti. Dengan cara melihat dan memeriksa permasalahan yang diangkat secara
langsung. Dengan cara ini akan lebih mempermudah dalam mendapatkan informasi
secara langsung tentang permasalahan tersebut.
1.2 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Dinas Perhubungan di Kota
Malang. Kantornya berada di JL. Raden Intan No. 1 Karanglo, Polowijen,
Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65126.
1.3 Jenis Data
Penelitian ini sumber data yang akan digunakan berupa jenis data primer,
karena data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang
berupa wawancara. Untuk pengumpulan data dilakukan wawancara kepada Dinas
Perhubungan Kota Malang atau sebagai narasumber informasi yang dibutuhkan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung untuk memperoleh data.
Jenis data penelitian sekunder kami gunakan untuk mendukung data primer
dalam bentuk pengumpulan data yang kami targetkan dari hasil wawancara seperti,
dokumen-dokumen yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Malang, berupa data,

362
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

gambar, grafik peta dari persentase pencapaian terhadap inovasi aplikasi “RTTIC
dan ATCS’’ sebagai validitas hasil penelitian yang kami lakukan.
Pada penelitian ini kelompok kami ingin mencari data tentang penyebab
terjadinya kemacetan, cara mengatasi kemacetan, untuk mengetahui program
RTTIC dan ATCS yang dibuat oleh pemerintah Kota Malang dalam menangani
masalah kemacetan lalu lintas jalan raya. Dari data tersebut nantinya kami dapat
menyimpulkan bahwa bagaimana keefektifitasan program yang dibuat oleh
pemerintah itu dapat berjalan dengan baik atau tidak, sesuai dengan program yang
telah dibuat sejak awal untuk dapat mengurangi masalah kemacetan lalu lintas
untuk memelihara ketertiban dan ketentraman di jalan raya.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang akan digunakan berupa jenis data primer, karena data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa
wawancara. Untuk pengumpulan data dilakukan wawancara kepada Dinas
Perhubungan Kota Malang atau sebagai narasumber informasi yang dibutuhkan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung untuk memperoleh data. Jenis data
penelitian sekunder kami gunakan untuk mendukung data primer dalam bentuk
pengumpulan data yang kami targetkan dari hasil wawancara seperti, dokumen-
dokumen yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Malang, berupa data, gambar,
grafik peta dari persentase pencapaian terhadap inovasi “RTTIC dan ATCS’’
sebagai validitas hasil penelitian yang kami lakukan.
1.5 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yaitu data yang telah terkumpul dari hasil wawancara
dan studi kepustakaan atau dekomentasikan, dianalisis dan ditafsirkan untuk
mengetahui maksud serta maknanya, kemudian dihubungkan dengan masalah
penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk narasi dan kutipan
langsung hasil wawancara. Pengumpulan data dengan cara:
1. Perencanaan; Peneliti merancang hasil wawancara baik wawancara maupun
data yang telah ditemukan dalam bentuk laporan hasil penelitian yang
dilakukan di Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Malang.

2. Pelaksanaan; Peneliti melaksanakan mengamatan dan memahami


bagaimanana peran pemerintah terhadap masyarakat Kota Malang dalam

363
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

pelayanan publik di Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Malang sehingga


dapat menyimpulkan. Selanjutnya Peneliti menguji coba, menganalisis dan
menetapkan instrumen penelitian.

3. Evaluasi; Pada tahap ini peneliti akan menganalisis dan mengelola data yang
telah dikumpulkan dengan metode yang sudah ditentukan.

4. Penyusunan Laporan; Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah


menyusun hasil dari pada pengumpulan data dan melaporkan hasil-hasil
penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA
Kemacetan
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak
mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya saja pada
Kota Malang, kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari. Malang
merupakan kota pendidikan yang menjadi daerah tujuan bagi para calon pelajar
yang berasal dari dalam maupun luar pulau jawa. Selain sebagai kota pendidikan
Malang juga sebagai kota wisata yang cukup banyak menarik perhatian wisatawan
untuk dikunjungi. Sehingga tidak heran lagi kalau Kota Malang menjadi salah satu
kota yang volume kemacetan pada lalu lintas jalan rayanya cukup tinggi. Dengan
jumlah penduduk Kota Malang yang cukup tinggi dan ditambah dengan penduduk
luar Malang yang berdomisili deerah Malang, makin menambahkan volume
kemacetan yang terjadi. Memang kemacetan itu merupakan gejala yang setiap hari
dihadapi oleh warga masyarakat Kota Malang yang sehari-harinya mempergunakan
jalan raya. Penggunaan jalan raya tersebut senantiasa harus didasarkan atas
keserasian antara ketertiban (umum) dengan ketentraman (pribadi).
Kemacetan sendiri memiliki pengertian, kondisi dimana kendaraan tidak
dapat bergerak dengan lancar pada waktu tertentu dikarenakan volume kendaraan
yang berlebihan dan tidak sesuai dengan infrastruktur yang ada. Kemacetan yang
terjadi di Kota malang ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara Suplai
dan Demand dalam hal ini adanya keseimbangan infrasturuktur dan jumlah
kendaran yang ada. Dari tahun ke tahun jumlah atau volume kendaran terus

364
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

meningkat, namun peningkatan ini tidak di imbangi dengan pembangunan


infrasturktur jalan yang memadai sehingga mengakibatkan kemacetan, selain itu
ada faktor lain yang juga mengakibatkan kemacetan yaitu kesalahan dalam tata
guna lahan dimana banyak kampus-kampus yang hanya menumpuk atau
memfokuskan perkuliahan hanya pada satu kampus saja dan tidak membangun
kampus di daerah lain yang mengakibatkan aktifitas mahasiswa hanya terfokus
pada satu wilayah saja contoh nyatanya seperti yang terjadi pada Universitas
Brawijaya, ini berakibat terjadinya kemacetan di daerah Jl .Soekarno-Hatta di setiap
waktu-waktu tertentu biasanya pada saat jam masuk dan pulang kuliah mahasiswa,
selain itu perumahan dan pusat perdagangan juga hanya berkembang di daerah yang
di nilai ramai. Kemudian penyebab kemacetan lainnya ialah, jumlah volume
kendaraan baru yang dikeluarkan oleh dealer tidak ada batasan, sehingga hampir
setiap hari ada sekitar 200 motor dan 10 mobil yang di keluarkan oleh dealer.
Efektivitas
Efektifitas juga dapat diartikan seperti yang diutarakan oleh Soeseno
Handayaningrat (2010) adalah apabila suatu tujuan atau sasaran telah tercapai
sesuai dengan rencana. Dan menurut H.E.Merson dalam buku yang sama
memandang efektivitas sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dapat pula diartikan suatu kondisi atau
keadaan. Dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai atau sasaran atau
peralatan yang digunakan disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat,
sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan
(Martoyo, 2014)

Sinangan (2009), mengemukakan empat konsep atau cara untuk memahami


efektivitas, yaitu : Berkaitan dengan hubungan antara teori-teori organisasi yang
modern maupun klasik tentang output maupun input, Efektivitas dianggap sebagai
perbandingan atau tingkatan dimana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap
tercapai, Memahami efektivitas adalah efektivitas external atau perbandingan
antara evaluasi lingkungan suatu unit output dan evaluasi suatu unit input,
Kemampuan untuk tetap berlangsung, beradaptasi dan berkembang tanpa
memperdulikan tujuantujuan khusus yang akan dicapai.

365
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Dari pendapat-pendapat diatas, timbulah pertanyaan, bagaimana kriteria-


kriteria apa yang menjadi ukuran efektifitas organisasi. Dalam kaitan itu, Gibson
dkk mengemukakan adanya lima hal pokok yang menjadi ukuran efektifitas, yaitu:
Produksi yaitu mengacu pada ukuran output utama organisasi baik menyangkut
jumlah, maupun kualitas keluaran yang dibutuhkan lingkungan, Efesiensi yang
mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya organisasi, Kepuasan yaitu
menunjukkan tingkat dimana organisasi memenuhi kebutuhan karyawan /
anggotanya, Adaptasi yaitu tingkat dimana organisasi dapat dan benar-benar
tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal atau mengacu pada kemampuan
manajemen, merasakan perlunya perubahan dalam organisasi, Pengembangan yaitu
kemampuan organisasi untuk meningkatkan kapasitas dalam menghadapi tuntunan
lingkungan atau mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar
kapasitas dan potensinya untuk berkembang.
Road Traffic and Transport Information Center ( RTTIC )
Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta
potensi pemanfaatannya yang luas, membuka peluang untuk pengaksesan dan
pengelolaan informasi bagi masyarakat umum. Oleh karena itu Dinas Perhubungan
Kota Malang membuat suatu program atau aplikasi berbasis android yang bernama
Road Traffic and Transport Information Center ( RTTIC ) yang akan dikoneksikan
dengan Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Malang.
Dengan aplikasi tersebut masyarakat umum dapat mengetahui informasi situasi arus
lalu lintas yang secara langsung. Program RTTIC dapat di download di google play
store dengan nama RTTIC Kota Malang bagi pengguna handphone android.
Area Traffic Control System ( ATCS )
Kota Malang sebagai kota pendidikan, wisata, dan industri telah mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan. Berbagai permasalahan
lalu lintas muncul seperti kemacetan lalu lintas yang dapat berdampak terhadap
aksebilitas masyarakat.
Untuk menunjang pemantauan dan pengawasan arus lalu lintas persimpangan
di Kota Malang, Dinas Perhubungan Kota Malang telah mempunyai ruang Area
Traffic Control System ( ATCS ) yang terkoneksi dengan beberapa titik
persimpangan jalan di Kota Malang, sebagai alat pengendalian dan pengaturan
waktu siklus pada persimpangan yang dapat dilakukan di CC-room ATCS Dinas

366
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Perhubungan Kota Malang. Dan untuk melayani masyarakat di Kota Malang, Dinas
Perhubungan Kota Malang bekerjasama dengan Malang TV untuk melaksanakan
penyiaran pantauan arus lalu lintas pada persimpangan jalan dari ruang ATCS.

Adapun persimpangan di Kota Malang yang terkoordinasi dengan ATCS


berjumlah 16 simpang yaitu Simpang Raden Intan, Simpang Araya, Simpang
Kejaksaan, Simpang PLN, Simpang Rajabali, Simpang Sarina, Simpang Dieng,
Simpang JL.Kawi, Simpang Kasin, Simpang Tidar, Simpang ITN. Simpang
Plaosan, Simpang LA. Sucipto, Simpang Ciliwung Timur, Simpang Sulfat, dan
Simpang Borubudur.
Pada Tahun 2018 Dinas Perhubungan Kota Malang melalui kegiatan
Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ melakukan kegiatan penambahan 3 titik
simpang yaitu Simpang Savana, Simpang Kaliurang, dan Simpang Ciliwung yang
akan terkoneksi dengan ruang CC-Room ATCS. Diharapkan seluruh simpang yang
ada di Kota Malang dapat terkoneksi dengan ATCS Dinas Pehubungan Kota
Malang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menangani permasalahan kemacetan diatas Dinas Perhubungan Kota
Malang memiliki upaya yang salah satu nya adalah program RTTIC dan ATCS,
yang mana kedua program tersebut difungsikan untuk memantau titik-titik lalu
lintas atau persimpangan yang menjadi titik rawan kemacetan. Kedua program
tersebut saling berketerkaitan yang mana RTTIC berfungsi untuk memantau arus
lalu lintas secara real time sedangkan program ATCS berfungsi untuk melakukan
pemantauan dan pengawasan lalu lintas di persimpangan-persimpangan yang telah
di pasangi CCTV, dan juga sebagai alat pengendalian dan pengaturan waktu siklus
di persimpangan.
Kemacetan di Kota Malang disebabkan oleh beberapa faktor yakni jumlah
volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan yang mana volume kendaraan
yang banyak ini tidak diimbangi dengan perkembangan infrastruktur yang ada,
tidak ada keseimbangan antara Suplai & Demand dimana setiap harinya jumlah
kendaraan semakin meningkat, namun perkembangan infrastrukur yang dibangun
tidak dapat mengimbanginya yang pada akhirnya menyebabkan kemacetan yang
terjadi di Kota Malang.

367
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Kemudian adanya penumpukan perumahan, pusat perdagangan, dan


kampus, disini dapat kita lihat kalau kampus-kampus yang berada di Kota Malang
hanya melakukan perkembangan bangunan pada satu titik, tidak melakukan
penyebaran bangunan kampus ke beberapa titik ke arah wilayah yang daerahnya
barada agak jauh dari pusat kemacetan. Kemudian pusat perdagangan yang
barkumpul atau terfokus pada satu tempat saja, atau bahkan pusat perdagangan ini
letaknya hanya bersebelahan, jadi para pengunjung pusat perdagangan yang
otomatis sebagai pengguna kendaraan ini memarkirkan kendaraan mereka dengan
sembarangan atau tidak teratur, mereka memarkirkan di sebagian jalan raya yang
seharusnya digunakan untuk pengendaraan motor berjalan.
Sebelum pemerintah Kota Malang turun lapang menerapkan sistem RTTIC
serta ATCS, kebijakan pemerintah Kota Malang ada yang namanya manajemen
rekayasa lalu lintas yang mana setiap tahun atau setiap ada pembahasan mengenai
kemacetan akan diadakan sebuah forum lalu lintas yang mana melibatkan beberapa
elemen yaitu terutama Dinas PU, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan kota, Provinsi
maupun Nasional. Setelah adanya kesepakatan dalam forum tersebut baru diajukan
kepada Walikota dan setelah itu baru turun lapang dan uji coba, jika uji coba
tersebut berhasil dan berjalan sesuai yang di inginkan dalam forum tersebut maka
bisa diimplementasikan, jika dalam mengatasi masalah kemacetan yang disebabkan
oleh pembangunan maka pemerintah akan melakukan andalalin atau Analisis
Dampak Lalu-Lintas.
Setelah melakukan manajemen rekayasa lalu lintas tersebut telah berhasil,
maka pemerintah Kota Malang melakukan penanganan seperti memberlakukan
program untuk mengatasi kemacetan di Kota Malang seperti RTTIC serta ATCS.
Program RTTIC ini dimana program ini akan dikoneksikan dengan Area Traffic
Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Malang. Dengan aplikasi
tersebut masyarakat umum dapat mengetahui informasi situasi arus lalu lintas yang
secara langsung. Program RTTIC dapat di download di google play store atau di
Apps Store dengan nama RTTIC Kota Malang bagi pengguna handphone Android
maupun pengguna handphone IOS.
Sedangkan program ATCS ini merupakan program untuk menunjang
pemantauan dan pengawasan arus lalu lintas persimpangan di Kota Malang, Dinas

368
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Perhubungan kota Malang telah mempunyai ruang Area Traffic Control System (
ATCS ) yang terkoneksi dengan beberapa titik persimpangan jalan di Kota Malang,
sebagai alat pengendalian dan pengaturan waktu siklus pada persimpangan yang
dapat dilakukan di CC-room ATCS Dinas Perhubungan Kota Malang. Dan untuk
melayani masyarakat di Kota Malang, Dinas Perhubungan Kota Malang
bekerjasama dengan Malang TV untuk melaksanakan penyiaran pantauan arus lalu
lintas pada persimpangan jalan dari ruang ATCS.
Adapun persimpangan di Kota Malang yang terkoordinasi dengan ATCS
berjumlah 16 simpang yaitu Simpang Raden Intan, Simpang Araya, Simpang
Kejaksaan, Simpang PLN, Simpang Rajabali, Simpang Sarina, Simpang Dieng,
Simpang JL.Kawi, Simpang Kasin, Simpang Tidar, Simpang ITN. Simpang
Plaosan, Simpang LA. Sucipto, Simpang Ciliwung Timur, Simpang Sulfat, dan
Simpang Borubudur.
Pada Tahun 2018 Dinas Perhubungan Kota Malang melalui kegiatan
Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ melakukan kegiatan penambahan 3 titik
simpang yaitu Simpang Savana, Simpang Kaliurang, dan Simpang Ciliwung yang
akan terkoneksi dengan ruang CC-Room ATCS. Diharapkan seluruh simpang yang
ada di Kota Malang dapat terkoneksi dengan ATCS Dinas Pehubungan Kota
Malang.
Dalam mengatasi kemacetan di Kota Malang, Dinas Perhubungan
mengalami beberapa kendala seperti awal penanganan kemacetan dilakukannya
rekayasa jalan, walaupun rekayasa jalan ini tidak terlalu signifikan. Kendala pada
program ini ialah kendaraan bermotor yang sangat padat, kemudian para
pengendara yang melanggar peraturan pada saat program ini dijalankan. Adanya
aplikasi RTTIC (Road Transport and Traffic Information Center) Kota Malang..
Kendala program ini, tidak semua masyarakat tahu kalau pemerintah Kota Malang
memiliki aplikasi pemberi informasi keadaan jalan, pada titik tertentu yang dipantu
melalui kamera CCTV, kemudian informasi tentang event dan obyek vital yang ada
di Kota Malang. Para supir kendaraan angkutan umum tidak melalui jalur yang
sesuai, mereka tidak mematuhi jalur-jalur yang telah ditentukan, sehingga mereka
melalui jalan-jalan yang bukan jalurnya mereka. Contohnya angkutan umum trayek
AL, dimana seharunya angkutan umum ini melewati Jl. Gajayana, namun supir

369
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

melihat pada jalan tersebut sangat ramai dan macet sehingga supir melalui Jl.
Sigura-gura yang sebenarnya bukan jalan sesuai track nya.
Meskipun terdapat beberapa kendala seperti diatas, tetapi
pengimplementasian program ini memiliki beberapa hal dalam efektivitas
menangani kemacetan di Kota Malang seperti Adanya aplikasi RTTIC (Road
Transport and Traffic Information Center) Kota Malang. Aplikasi yang dibikin ini
sebenarnya cukup efektif karena program ini sangat update tentang keadaan di titik
kemacetan yang sudah dipanatu oleh CCTV selama 24 jam, namun tidak semua
masyarakat Kota Malang, mengetahui adanya aplikasi yang dibuat oleh pemerintah
Kota Malang ini. Rekayasa Jalan. Program ini dinilai cukup efektif, karena mampu
mengurangi kemacetan walaupun tidak terlalu signifikan karena ini masih dalam
proses dalam arti kesadaran masyarakatnya juga. Traffic Lamp. Program ini efektif
untuk dilaksanakan karena dapat mengurangi kemacetan, dengan diberlakunya
kurang atau ditambahnya waktu red lamp, agar kemacetan tidak semakin panjang
dan menumpuk kendaraan. Penyelenggaraaan LLAJ. Penanganan kemacetan
dengan program ini cukup efektif, mulai dari kegiatan turun lapang yang dilakukan
pihak DisHub sendiri, kemudian pengaturan trayek-trayek angkutan umum,
walaupun terkadang ada saja supir angkutan umum yang melanggar peraturan yang
telah dibuat. Pengembangan infrastruktur. Program ini efektif, karena memang
daerah yang di Jl. Soekarno-hatta di daerah Blimbing.
Adapun titik-titik memungkinkan untuk diperlebar, harus diperlebar.
Contoh sudah dilaksanakan program ini ada yang terpasangi ATCS
(berbentuk CCTV) untuk mengetahui arus lalu lintas di titik rawan kemacetan
di Kota Malang yaitu Jl. Soekarno-Hatta. Pada jalan ini kemacetan
disebabkan karena, dijalan ini terdapat pemusatan bangunan, mulai dari
bangunan kampus, bangunan tempat tinggal, dan pertokoan, sehingga pada
jalan ini segala yang dibutuhkan oleh masyarakat kemungkinan tersedia di
daerah ini, Jl. Soekarno Hatta ini bisa disebut sebagai pusat masyarakat Kota
Malang untuk menjalani segala macam aktivitas. Selain itu, banyak juga anak
muda yang menyaksikan dan melakukan balap liar yang dilakukan setiap
malam minggu, maka hal-hal tesebutlah yang biasa menyebabkan terjadi

370
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

kemacetan di daerah ini. Jl. MT. Haryono. Jalan ini mengalami kemacetan
karena merupakan salah satu jalan utama untuk menuju daerah Batu.
Selain itu di daerah ini juga terdapat banyak tempat pertokoan dan
di daerah ini juga ada salah satu Universitas Brawijaya, Jl. Sigura-gura.
Kawasan ini dinilai cukup macet karena, jalannya yang cukup sempit untuk 2
jalur, kemudian daerah ini berdekatan antara kampus 3 ini, yaitu ITN, UIN
dan kampus 2 UMM. Dan di daerah ini juga banyak tempat kulinernya para
mahasiswa dan termasuk cafe-cafe. Jl. Bendungan Sutami. Jalan ini cukup
macet, karena kawasan yang berdekatan dengan beberapa kampus besar
(ITN,UM,UB, UMM kampus 2) dan Mall MATOS.
Jl. Gajayana, jalan ini macet karena adanya pusat bangunan, seperti
pertokoan, dan tempat tinggal warga, kemudian jalan yang cukup sempit. Jl.
Mertojoyo pada kawasan ini macet dikarenakan dekat dengan Taman
Merjosari, dimana biasanya warga sekitar berkumpul untuk sekedar
menikmati pemandangan, maupun berolahraga, selain itu kawasan ini juga
berdekatan dengan salah satu kampus (UIN). Jl. Sumber Sari, disini
merupakan kawasan pusat bangunan seperti pertokoan, kemudian diperparah
lagi dengan jalan rusak yang menyebabkan para pengendara harus berjalan
dengan sangat pelan. Jl. Bogor, kawasan ini sering terjadi kemacetan karena
letaknya yang berdekatan dengan kawasan kampus, kawasan Mall, dan
tempat Kursus.
KESIMPULAN
Kota Malang adalah salah satu kota yang cukup berkembang di Indonesia.
Dimana Kota Malang ini juga kota pendidikan, wisata, maupun industri. Masalah
kemacetan ini menjadi kesadaran bagi seluruh elemen masyarakat, sebab hal ini
merupakan masalah bersama bukan hanya masalah perorangan atau sebuah
instansi. Oleh karena itu, untuk dapat menanggulangi masalah kemacetan ini, maka
semua pihak yang ada di masyarakat, mulai dari pengguna transportasi, pihak
penyedia, serta pihak pemerintah harus ikut serta menyelesaikan masalah ini
dengan kesadaran penuh. Tidak cukup hanya dari satu pihak saja, tetapi semuanya
yang memiliki tujuan bersama yaitu mewujudkan sistem transportasi yang baik.

371
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Saat ini permasalahan kemacetan lalu lintas di Kota Malang sudah semakin
kompleks. Upaya-upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas ini
sangat diperlukan agar permasalahan kemacetan lalu lintas dapat teratasi. Adapun
solusi yang dapat dilakukan pemerintah guna mengatasi kemacetan ini adalah
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi
peraturan dan kebijaksanaan berlalu lintas demi menghindari kemacetan,
Memberikan prioritas kepada transportasi massal atau angkutan kota guna
mengurangi kepadatan kendaraan di jalan tetapi juga memperhatikan kenyamanan
transportasi massal tersebut sehingga pemilik kendaraan mau beralih menggunakan
transportasi ini.
Program RTTIC dan ATCS yang telah di implementasikan di Kota Malang
sudah berjalan efektif meskipun terdapat beberapa kendala dalam
pengimplementasian nya. Namun program ini sudah menunjukkan bahwasanya
pemerintah Kota Malang dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi di era
Revolusi 4.0 pada konteks pemerintahan yang dihasilkan dengan contoh kedua
program tersebut untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Malang.
DAFTAR PUSTAKA

Alhadar, A. (2011). Analisis Kinerja Jalan Dalam Upaya Mengatasi Kemacetan


Lalu Lintas Pada Ruas Simpang Bersinyal Di Kota Palu.: SMARTek, 9(4).

Ekawati, N. N. (2014). Kajian Dampak Pengembangan Pembangunan Kota


Malang Terhadap Kemacetan Lalu Lintas (Studi pada Dinas Perhubungan
Kota Malang). : Jurnal Administrasi Publik, 2(1), 129-133.

Hadi, Krishno, Asworo, Listiana, Taqwa, Iradhad. (2020). “Inovasi Dialogis:


Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem
Pelayanan Malang Online). Journal of Government and Civil Society,
4(1),115–129, DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438.
Iskandar, A. (2014). Analisis Kebijakan Dinas Perhubungan Kota Bandar
Lampung Dalam Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Melalui
Operasionalisasi Bus Rapid Transit (Studi Di Kota Bandar Lampung). :
Pranata Hukum, 9(1).

372
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
“Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-
73470-5-2

Losa, C. (2018). Efektifitas Kerja dalam Menangulangi Masalah Kemacetan


(suatu Studi di Dinas Perhubungan Kota Manado). : Jurnal Administrasi
Publik, 1(043).

Kirana, A. W. (2015). Evaluasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Menangani


Kemacetan di Sekitar Universitas Brawijaya (Studi Mengenai Dampak
Sebelum dan Sesudah Implementasi Peraturan Walikota Malang No 35
Tahun 2013 Tentang Rekayasa Lalu Lintas di Kota Malang). : Jurnal
Administrasi Publik, 3(10), 1674-1680.

Prasetya, A. J. (2014). Pelaksanaan Peraturan Walikota Malang No 35 Tahun 2013


Tentang Rekayasa Lalu Lintas Di Kawasan Jalan Sumbersari–Jalan
Gajayana-Jalan Mt. Hryono–Jalan Di Panjaitan–Jalan Bogor Dalam
Mengurai Kemacetan (Studi di Dinas Perhubungan Kota Malang dan
Di.: Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, 1(1).

Tahir, A. (2012). Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan


Kemacetan Lalu-lintas Kota Surabaya.: SMARTek, 3(3).

Yunas, N. S. (2017). Kebijakan Revitalisasi Sistem Transportasi Publik Sebagai


Langkah Antisipatif Kemacetan Total Di Kota Malang. CosmoGov : Jurnal
Ilmu Pemerintahan, 3(1), 116-126.

Walean, A., Kaunang, M., & Kimbal, M. (2019). Strategi Dinas Perhubungan
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kota Manado Provinsi Sulawesi.: Jurnal
Administrasi Publik, 5(79).
Widayanti, A. (2010). Pengembangan Angkutan Umum Massal Berbagai Alternatif
Untuk Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Di Kota Madya
Malang. Waktu, 8(2), 31-42.

373

Anda mungkin juga menyukai