Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TERTULIS DAN ANALISIS MASALAH

Interview Mengenai Ketertiban Berlalu Lintas


Creative Problem Solving (CPS)

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Mustika Ikfa D. (105118013)


2. Sayyidah Afifa (101518014)
3. Rafkita shelly (101518015)
4. Rizqi Alifia Nur A. (101518016)
5. Galaxi Bintang M. (101518017)
6. Ananda Azhari A.P. (101518018)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS PERTAMINA FEBRUARI 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lalu lintas merupakan salah satu yang sering terlihat, bahkan setiap hari
ketika beraktifitas di luar rumah. Lalu lintas di dalam Undang-undang no 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diartikan senbagai gerak
kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan (Departemen Hubungan, 2009,
hlm. 1), maksud dari ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi kendaraan itu bergerak, orang, serta barang dan fasilitas
pendukung.
Lalu lintas yang ramai umumnya berada pada kota-kota yang besar yang
padat akan penduduk. Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia menjadi daya
tarik sendiri bagi masyarakat dari berbagai daerah untuk datang dan menetap
di Jakarta. Hal ini yang menyebabkan kota Jakarta menjadi padat akan
penduduk yang akan berakibat, baik dari segi ekonomi, pendidikan, sosial
maupun sarana transportasi. Jakarta dikenal akan kemacetan lalu lintasnya
(Yuliawati & Fakhrana, 2006), hal ini diakibatkan karena meningkatnya
kebutuhan sarana transportasi yang digunakan untuk menunjang dan
memperlancar aktivitas.
Padatnya lalu lintas di kota Jakarta menyebabkan maraknya orang untuk
melakukan pelanggaran dalam berlalu lintas (Wulandari, 2016, para. 1–4).
Terjadinya pelanggaran lalu lintas ini merupakan salah satu bentuk masalah
yang sering menjadi momok di jalan raya. Hal ini dapat dilihat dari adanya
indikasi angka kecelakaan yang terus terjadi, bahkan meningkat tiap tahunnya.
Penyebab kecelakaan ini dikarenakan pengabaian seseorang terhadap tata
tertib lalu lintas.
Oleh sebab itulah kami mengadakan wawancara mengenai ketertiban
berlalu lintas, untuk memenuhi tugas dari Creative Problem Solving (CPS)
serta untuk mengetahui ketertiban berlalu lintas dan pelanggaran lalu lintas
apa sajakah yang sering dilakukan di kota besar ini.
1.3. Tujuan
1. Menganalisis hal yang menjadi masalah terbesar dalam lalu lintas.
2. Menganalisis yang menjadi penyebab pada masalah yang terjadi dalam
lalu lintas.
3. Menganalisis cara pengaturan lalu lintas oleh petugas lalu lintas.
4. Mengidentifikasi peranan pemerintah dan pengguna jalan dalam
menjalankan penertiban lalu lintas
5. Membuat Socratic Question untuk mendapatkan informasi yang akurat.
6. Memenuhi tugas Creative Problem Solving.

1.4. Sasaran
Ketertiban berlalu lintas sangatlah dekat hubungannya dengan pihak
kepolisian. Sebagaimana yang kita tahu bahwa tugas polisi itu sendiri adalah
mengatur ketertiban para pengemudi motor dan mobil di lalu lintas. Selain
itu, semenjak di adakannya commuter line yang beroperasi di wilayah
Jabodetabek membuat para pengguna jalan harus berhati-hati apabila jalur
yang di pilih melewati rel kereta. Maka dari itu, diperlukan masyarakat yang
mempunyai inisiatif yang sangat tinggi untuk mengatur keadaan lalu lintas
agar tetap tertib dan mengurangi tingkat kecelakaan yang disebabkan
kecerobahan para pengemudi karena tidak berhati-hati saat berkendara.

1.5. Metodelogi
Narasumber : Pak Hartono
Waktu : 10:10 - 10:20
Tempat : Jalan Simprug Garden

1.6. Alat dan Bahan


Kertas dan video rekaman dialog antara narasumber dan pewawancara.

1.7. Metode
Untuk mendapatkan jawaban dan data-data dari semua pertanyaan, metode
yang dipilih adalah dengan mewawancarai langsung para pihak yang
memiliki wewenang yang lebih cocok.

BAB II
ISI

Hasil Interview
Narasumber 1

Penanya : Apa masalah terbesar yang kerap terjadi dalam upaya


penertiban lalu lintas yang dilakukan oleh SATLANTAS?
Narasumber : Sebenarnya, masalah tertibnya lalu lintas dititik beratkan
dalam pengguna jalan itu sendiri. SATLANTAS sudah
melakukan beberapa upaya untuk menertibkan lalu lintas,
tetapi hasil dari upaya tersebut terbilah jauh dari kata efektif.
Contohnya pemasangan rambu-rambu lintas kerap kali
dianggap angin lalu oleh pengguna jalan itu sendiri, padahal
tujuan kami memasang rambu-rambu lalu lintas adalah satu,
untuk memberi peringatan keselamatan dalam berkendara.
Dua, untuk penertiban lalu lintas.
Penanya : Mengapa hal itu kerap terjadi, bisakah Anda jelaskan alasan
tersebut?
Narasumber : Kendala yang terjadi terletak pada jumlah kendaraan. Di mana
jumlah kendaraan itu cenderung naik di setiap tahunnya.
Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh SAMSAT ada
sekitar 6000 unit mobil, 9000 unit motor, dsb. dikeluarkan oleh
perusahaan otomotif. Dan hal yang paling mengejutkan adalah
jumlah mobil itu keluar di setiap harinya dan di sekitar
jabodetabek.
Penanya : Menurut Anda, hal apa yang memicu kenaikkan jumlah minat
untuk memiliki kendaraan bermotor?
Narasumber : Menurut saya, permasalahan tingginya konsumen terhadap
pembelian kendaraan bermotor disebabkan oleh tidak adanya
aturan atau hukum yang kuat dalam pembatasan jumlah
kepemilikkan kendara bermotor per individu, karena hal ini
berkaitan dengan HAM. Dijelaskan dalam undang-undang,
bahwasaya ada hak memiliki atau hak bebas untuk
mendapatkan kesejahteraannya sendiri. Mungkin hal itu yang
membuat pemerintah masih ragu untuk membatasi jumlah
kendaraan bermotor per individunya.
Penanya : Adakah contoh-contoh yang menggambarkan
ketidakteraturannya lalu lintas?
Narasumber : Banyaknya pengguna jalan yang mengabaikan peringatan lalu
lintas yang disampaikan oleh pelaksana tim SATLANTAS,
pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan seperti:
menerobos lalu lintas, menggunakan jalur khusus busway, dsb.
Penanya : Apakah pengguna jalan, jumlah kendaraan, kecelakaan lalu
lintas, dan kerusakkan badan jalan menjadi penyebab tidak
tertibnya lalu lintas?
Narasumber :Iya, jujur saja kemacetan merupakan salah satu pemicu dari
kemacetan. Pengguna jalan merupakan salah satu objek yang
paling besar dalam membuat kemacetan dan pelanggaran lalu
lintas. Jumlah kendaraan juga dapat menjadi salah satu
penyebabnya. Badan jalan yang berlubang di persimpangan
jalan juga menjadi penghambat kelancara lalu lintas sehingga
terjadi sedikit kepadatan di ruas jalan tersebut.
Penanya : Apakah benar, jika salah satu tidak tertibnya lalu lintas
merupakan kelalaian dari SATLANTAS?
Narasumber : Sebenarnya SATLANTAS adalah perantara antarapemerintah
dan polisi kepada masyarakat. Hal yang harus ditekankan
adalah kesadaraan diri dari tiap pengguna kendaraan itu
sendiri.
Penanya : Apakah ketetapan pemerintah dalam mengatur ketertiban lalu
lintas, dengan menerapkan sistem ganjil-genap efektif
mengurangi kemacetan lalu lintas?
Narasumber : Saya sebenarnya setuju dengan adanya ketetapan pemerintah
dalam sistem ganjil-genap. Akan tetapi hal itu tidak
menujukkan hasil yang diharapkan untuk mengurangi
kemacetan. Dan hal itu juga ternyata memicu peningkatan
jumlah pembelian kendara bermotor dengan asumsi
masyarakat akan memiliki dua plat nomor yang berbeda di
kedua mobilnya.
Penanya : Apa pendapat bapak mengenai isu kendaraan dengan nomor
plat palsu?
Narasumber : Berbicara mengenai kepalsuan, tentunya erat hubungannya
dengan hukum karena telah memalsukan sebuah data kedalam
sistem. Saya menentang keras dengan hal tersebut. Dan pelaku
yang memalsukan nomor plat tersebut akan ditindak pidana.
Penanya : Menurut Anda, seberapa penting patroli lalu lintas itu
dilakukan? Dan apakah di semua protokol jalan dilakukan
patroli?
Narasumber : Sangat penting, patroli lalu lintas perlu dilakukan untuk
menghindari kemacetan, mencegah terjadinya kejahatan di
jalan raya dan menekan angka kecelakaan.
Penanya : Langkah apa yang dilakukan pemerintah dalam menertibkan
lalu lintas?
Narasumber : Penerapan sistem plat bernomor Ganjil-Genal, Pemberlakuan
pajak dua tahun dimana jika pemilik kendaraan bermotor tidak
membayar pajak selama dua tahun maka kendaraan itu tidak
akan diizinkan beroperasi, menyediakan transportasi umum
yang nyaman, bersih, dan dengan harga yang ekonomis.
Penanya : Apakah ada solusi dari Anda yang dapat membantu untuk
mengatasi ketidaktertitbannya lalu lintas?
Narasumber : Menurut saya cara yang paling efektife untuk menertibkan lalu
lintas dapat dilakukan dengan cara membatasi angka
kendaraan bermotor dalam jangka waktu 10 tahun, tetapi hal
ini juga harus diselaraskan dengan pengaturan HAM dan
hukum. Ditambah lagi harus adanya sosialisasi tentang
penanama taat berlalu lintas sejak kecil.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber Bapak Hartono
yang merupakan pihak kepolisian lalu lintas, masalah terbesar yang terjadi
dalam lalu lintas adalah kemacetan dan kecelakaan.
Kemacetan terjadi karena faktor manusia dan faktor alam, faktor manusia
yakni tingginya pengguna jalan, pelanggaran lalu lintas,dan kecelakaan dan
faktor alam yakni karena bencana alam. Kecelakaan juga merupakan salah
satu masala terbesar yang disebabkan oleh faktor manusia dimana seringnya
terjadi pelanggaran lalu lintas dan faktor alam yang dikarenakan oleh bencana
alam.
Petugas pengatur lalu lintas dalam wawancara terdapat satu narasumber yaitu
petugas kepolisian.
Pada petugas kepolisian meyebutkan bahwa pengguna jalan harus
mematuhi peraturan lalu lintas yang ada dan diberlakukannya sosialisasi
kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran tentang cara berlalu
lintas.
Peranan pemerintah dalam tata tertib lalu lintas sangatlah penting karena
pada dasarnya semua peraturan dalam berkendara telah diatur dalam sebuah
undang-undang. Pemerintah juga memiliki peranan sebagai problem solver
dengan adanya kerjasama dengan pihak kepolisian dan pengguna jalan itu
sendiri. Adanya kesadaran dari pengguna jalan juga merupakan peranan yang
penting dalam terciptanya ketertiban lalu lintas.
3.2. Daftar Pustaka
Departemen Hubungan. (2009). Undang-Undang Republik Indoneseia.

Jakarta. Diambil dari http://hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-nomor-22-

tahun-2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan/download

Wulandari, I. A. (2016). Pelanggaran Lalu Lintas yang Kerap Terjadi di

Indonesia. blogspot. Diambil dari

http://arnumnewaddres.blogspot.com/2016/08/artikel-pelanggaran-lalu-

lintas-yang.html

Yuliawati, & Fakhrana, R. S. (2006, September 14). Tahun 1965, awal

kemacetan abadi Jakarta. CNN Indonesia. Diambil dari

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160913184335-20-

158039/tahun-1965-awal-kemacetan-abadi-jakarta
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai