Anda di halaman 1dari 16

Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

UPAYA POLRESTABES SURABAYA DALAM MENANGGULANGI PELANGGARAN


LALU LINTAS

RAGIL MUHAMMAD ASYWIEM SYAH AULIA


S-1 PPKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, ragilaswim@gmail.com

Abstrak
Salah satu permasalahan yang dihadapi kota besar adalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari indikasi
angka pelanggaran yang meningkat. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini (1)
bagaimanakah upaya polrestabes surabaya dalam menanggulangi pelanggaran lalu intas, (2) kendala apa
yang dihadapi dalam melaksanakan upaya preventif dan represif. Penelitian ini bertujuan mengetahui
bagaimana upaya dan kendala polrestabes surabaya dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas.
Pelanggaran adalah delik yaitu perbuatan yang melawan hukum baru dapat diketahui setelah ada
undang-undang yang mengatur. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, tidak bermotor, pejalan kaki dan
hewan di jalan yang merupakan salah satu cabang dari transportasi yang menyangkut operasi dari jalan
Pelanggaran lalu lintas disebut tilang merupakan kasus ruang lingkup pidana yang diatur dalamUU
Nomor 22 Tahun 2009.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi..
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa upaya polrestabes dalam menanggulangi
pelanggaran lalu lintas belum maksimal. Kendala meliputi faktor internal, kurangnya personil, kendaraan
patroli terbatas, oknum aparat nakal dan kurangnya dana. Kendala eksternal, kurangnya sosialisasidan
kurangnya pengetahuan rambu lalu lintas.
Kata Kunci: Pelanggaran Lalu lintas, Upaya Preventif, Upaya Represif

Abstract
One of the major problems facing the city is the traffic. This is evident from the increasing
number of violations indication. The formulation of the issues raised in this study (1) how Polrestabes
efforts in tackling traffic violations surabaya intas, (2) obstacles faced in implementing preventive and
repressive. The purpose of this research effort and learn how to overcome obstacles Polrestabes Surabaya
traffic violations
Violations are offenses against the law of the act which can only be known after the legislation
governing. Traffic is the movement of vehicles, not motorized, pedestrians and animals on the road which
is one branch of surgery concerned transport from road traffic violation ticket is called the scope of the
criminal case is set inside UU No. 22 of 2009.
This study uses qualitative research methods with qualitative descriptive approach. The data
collection techniques used in this study using the method of observation, in-depth interviews, and
documentation.
Based on the research results can be explained that Polrestabes efforts in tackling traffic
violation is not maximized. Constraints include internal factors, lack of personnel, patrol vehicles is
limited, naughty apparatus and lack of funding. External constraints, lack sosialisasi and lack of
knowledge of traffic signs.

Keywords: Traffic Violations, Preventive Efforts, Efforts Repressive

I. LATAR BELAKANG yang diperoleh dari Satlantas Polrestabes


Surabaya sebagai salah satu kota besar di Surabaya menyebutkan bahwa terjadi
Indonesia, memiliki tingkat aktivitas lalu lintas peningkatan pelanggaran dari tahun 2010
yang tinggi sehingga kerawanan tingkat sampai dengan 2011. Dari data tersebut dapat
pelanggaran lalu lintas cukup tinggi. Terjadinya dilihat bahwa pada tahun 2010 jumlah
kasus pelanggaran lalu lintas di jalan raya pelanggaran adalah 82070 sedangkan jumlah
cenderung mengakibatkan pelanggaran, pelanggaran pada tahun 2011 adalah 213386.
ketidaktertiban pengguna jalan dan kemacetan Jumlah pelanggaran di wilayah Polrestabes
lalu lintas dirasakan semakin meningkat. Data Surabaya pada tahun 2010-2011 berjumlah

519
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

295456 kejadian. Pada data diatas pelanggaran Surabaya khususnya jajaran Direktorat Lalu
marka merupakan penyumbang terbesar Lintas melaksanakan berbagai upaya dan
pelanggaran di jalan raya dengan angka 53181. kegiatan baik bersifat preventif dan represif
Sedangkan menurut jenis kendaraan sepeda guna mewujudkan keamanan, keselamatan,
motor terdapat 162178 pelanggaran, menurut ketertiban, dan kelancaran lalu lintas yang baik.
profesi terjadi pada swasta dengan 90760 Upaya preventif dan represif bertujuan untuk
pelanggaran, menurut pendidikan didominasi mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas
oleh SLTA 120063 pelanggaran, menurut umur yang dapat mengakibatkan kerugian harta
terjadi 90998 pelanggaran pada umur 22 sampai benda. Tidak hanya kerugian berupa harta benda
dengan 30 tahun. tetapi juga dapat menyebabkan kematian.
Kecelakaan mengalami peningkatan dari Bahkan yang lebih parah dapat menimbulkan
tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Selama kecacatan yang mengakibatkan keputusasaan.
tahun 2011, jumlah korban tewas 2011 tercatat Pentingnya upaya preventif dan represif
5.395 dan tahun 2010 sebanyak 5.422 tewas. dalam menciptakan kondisi tertib lalu lintas
Sedangkan jumlah yang menderita luka berat maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi
3.790 pada tahun 2011 dan tahun 2010 tercatat dengan judul : Upaya Polrestabes Surabaya
2.428. Sementara luka ringan tahun 2011 Dalam Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas.
tercatat 24.048 dan pada tahun 2010 sebanyak
11.288. II. KAJIAN PUSTAKA
Lalu lintas sebagai bagian dari sistem A. Pelanggaran Lalu Lintas
transportasi sangat penting dan strategis dalam 1. Pengertian pelanggaran
pembangunan nasional. Pengaruh kelancaran Di dalam Kitab Undang-undang Hukum
transportasi dan dampaknya secara langsung Pidana (KUHP) tidak dijelaskan mengenai arti
terasa dalam kehidupan masyarakat. Apalagi pelanggaran. Dalam KUHP menempatkan
dengan keselamatan dan keamanan gerak kejahatan didalam Buku II dan pelanggaran
manusia dan barang yang diperlukan. dalam Buku III, tetapi tidak ada penjelasan
Kenyamanan dan kepastian tidak akan terjadi mengenai apa yang disebut kejahatan dan
sesuatu yang menyebabkan keselamatan jiwa pelanggaran. Semuanya diserahkan kepada ilmu
dalam berkendara merupakan suatu impian yang pengetahuan untuk memberikan dasarnya, tetapi
dicita-citakan oleh masyarakat pada umumnya. tampaknya tidak ada sepenuhnya memuaskan.
Oleh karena pelanggaran lalu lintas mempunyai Pelanggaran dapat dibedakan dengan kejahatan
dampak yang besar sesuai dengan kondisinya, melalui sanksi yang diberikan. Pelanggaran
sehingga diperlukan strategi dan langkah- adalah delik undang-undang yaitu perbuatan
langkah perbaikan sistem dan mekanisme yang sifat melawan hukumnya baru dapat
penindakan pelanggaran lalu lintas jalan tertentu diketahui setelah ada undang-undang yang
yang efektif dan lebih baik. Langkah-langkah mengatur.
perbaikan tersebut berfungsi untuk menciptakan Menurut Nur Fitriani (2011), secara
suatu kondisi ketertiban dan kelancaran lalu kuantitatif pembuat undang-undang
lintas. Untuk menciptakan keamanan, membedakan kejahatan dan pelanggaran,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu sebagai berikut:
lintas di masyarakat pemerintah harus lebih a. Pasal 5 KUHP hanya berlaku bagi
bijaksana dalam menyikapi permasalahan lalu perbuatan-perbuatn yang merupakan
lintas. Dengan menekankan sanksi hukum bagi kejahatan di Indonesia. Jika seorang
para pelanggar lalu lintas, diharapkan pemakai Indonesia yang melakukan delik di luar
atau pengguna jalan dapat mematuhi aturan- negeri yang digolongkan sebagai delik
aturan dalam berlalu lintas, sehingga tidak pelanggaran di Indonesia, maka
melakukan pelanggaran. dipandang tidak perlu dituntut.
Upaya menekan angka pelanggaran lalu b. Percobaan dan membantu melakaukan
lintas serta akibat yang ditimbulkan dari delik pelanggaran tindak dipidana.
terjadinya pelanggaran lalu lintas, Polrestabes
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

c. Pada pemidanaan atau pemidanaan a. Pelanggaran terhadap alat


terhadap anak dibawah umur pemberi isyarat lalu lintas
tergantung pada apakah itu kejahatan b. Pelanggaran terhadap marka
atau pelanggaran. c. Pelanggaran terhadap rambu-
Apapun alasan pembenar antara kejahatan rambu lalu lintas
dan pelanggaran, yang pasti jenis pelanggaran d. Pelanggaran terhadap kecepatan
itu lebih ringan dari pada kejahatan. Hal ini maksimum dan minimum
dapat diketahui dari ancaman pidana pada e. Pelanggaran terhadap peringatan
pelanggaran tidak ada yang diancam dengan bunyi
pidana penjara, tetapi berupa pidana kurungan f. Pelanggaran terhadap persyaratan
dan denda, sedangkan pada kejahatan lebih administrative pengemudi dan
didominasi dengan ancaman pidana penjara. kendaraan.
a. Pengertian Lalu Lintas 2. Tindak pelanggaran angkutan jalan,
Undang - undang No. 22 Tahun 2009 yang terdiri dari beberapa jenis
menjelaskan pengertian lalu lintas adalah gerak pelanggaran, yaitu :
Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas a. Pelanggaran terhadap persyaratan
Jalan. Sedangkan di Kamus Besar Bahasa teknis dan laik jalan kendaraan
Indonesia lalu lintas berarti hilir mudik, berjalan b. Pelanggaran terhadap perizinan
bolak balik. Dari uraian di atas dapat c. Pelanggaran terhadap berat
disimpulkan lalu lintas adalah suatu kegiatan muatan kendraan (Undang-
yang ada di jalan baik itu gerak kendaraan, Undang Nomor 22 Tahun 2009
manusia, hewan dan lain lain. tentang Lalu Lintas Dan
Menurut perinkins dalam Nur Fitriyani Angkutan Jalan BAB VII tentang
(2011), lalu lintas (traffic) adalah pertalian kendaraan)
dengan angkutan dan harta benda di jalan dan Berdasarkan penjelasan di atas dapat
meliputi perjalanan,gerak dari kendaraan disimpulkan bahwa pelanggaran lalu lintas
penarikan benda-benda yang dapat bergerak, adalah perbuatan yang bertentangan dengan apa
angkutan penumpang, arus pejalan kaki, dan yang secara tegas dicantumkan dalam UU
ditambah dengan beberapa kegiatan yang No.22 Tahun 2009 sebagai pelanggaran. Tetapi
berhubungan penggunaan jalan umum. bukan berarti pelanggaran lalu lintas hanyalah
b. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas pelanggaran terhadap UU No.22 Tahun 2009
Pengertian mengenai pelanggran lalu lintas saja karena UU tersebut sifatnya umum dan
dapat disimak dalam brosur penyuluhan hukum berlaku di Indonesia, sehingga dapat
VIII tentang pelaksanaan lalu lintas yang dimungkinkan adanya peraturan mengenai lalu
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan lintas yang sifatnya khusus misalnya peraturan
Badan Peradilan Umum Departemen lalu lintas melalui Peraturan Daerah Kota
Kehakiman edisi 1 Tahun 1993 yang Surabaya Nomor 12 tahun 2006 tentang
selengkapnya berbunyi: Analisis Dampak Lalu Lintas Di Jalan
“ Pelanggaran lalu lintas adalah setiap (http://jdih.surabaya.go.id). Pengaturan tersebut
pelanggaran yang dilakukan oleh pemakai dilakukan sebab tidak semua daerah di wilayah
jalan baik terhadap rambu-rambu lalu Indonesia mempunyai karakteristik yang sama
lintas maupun dalam cara mengemudi dalam hal lalu lintas dan angkutan jalan
jalan, orang yang menggunakan kendaraan sehingga pemerintah pusat mencegah campur
bermotor maupun pejalan kaki”. tangan berlebihan yang mengakibatkan tidak
UU No. 22 Tahun 2009 membagi tindak sesuaianya dalam pelaksanaannya.
pidana pelanggaran lalu lintas menjadi dua c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
yaitu: Pelanggaran Lalu Lintas
1. Tindak pidana pelanggaran lalu lintas, Pelanggaran lalu lintas dapat disebabkan
yang terdiri dari beberapa jenis oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun
pelanggaran, yaitu: faktor eksternal pengguna kendaraan bermotor.

521
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

Faktor internal meliputi faktor manusia, d. Undang-undang yang berlaku


sedangkan faktor eksternal adalah faktor belakangan, membatalkan undang-
kendaraan, faktor jalan, dan faktor cuaca. Selain undang yang berlaku terdahulu.
itu, hampir setiap hari terjadi pelanggaran lalu e. Undang-undang tidak dapat diganggu
lintas akibat faktor penegakan hukum yang gugat.
kurang diterapkan dalam berlalu lintas. Faktor- f. Undang-undang merupakan suatu
faktor penegakan hukum juga berpengaruh sarana untuk mencapai kesejahteraan
besar dalam terjadinya pelanggaran lalu lintas. spiritual dan materiel bagi masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto (1983) faktor- maupun pribadi, melalui pelestarian
faktor penegakan hukum tersebut adalah Faktor ataupun pembaharuan (inovasi).
hukumnya sendiri dalam hal ini dibatasi pada artinya supaya pembuat undang-
undang-undangnya saja. undang tidak sewenang-wenang atau
Undang-undang adalah peraturan tertulis supaya undang-undang tersebut tidak
yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa menjadi huruf mati, maka perlu
pusat maupun daerah yang sah. Suatu Undang- dipenuhi beberapa syarat tertentu,
undang dikatakan baik jika mengandung nilai yakni antara lain:
filosofis, nilai yuridis dan nilai sosiologis. 1 Keterbukaan di dalam proses
1. Nilai Yuridis yaitu apabila peraturan pembuatan Undang undang
hukum tersebut penentuannya 2 Pemberian hak kepada warga
berdasarkan kaidah yang lebih tinggi masyarakat untuk mengajukan
tingkatannya. Hal ini berarti pula usul-usul tertentu.
peraturan itu tidak boleh bertentangan 3 Gangguan terhadap penegakan
dengan peraturan hukum yang lebih hukum yang berasal dari undang-
tinggi. undang mungkin disebabkan,
2. Sosiologis yaitu apabila hukum karena:
tersebut diakui atau diterima oleh 4 Tidak diikutinya asas-asas
masyarakat kepada siapa peraturan berlakunya undang-undang
hukum tersebut ditujukan atau 5 Belum adanya peraturan
diberlakukan. pelaksanaan yang sangat
3. Filosofis yaitu apabila peraturan dibutuhkan untuk menerapkan
hukum tersebut sesuai dengan cita-cita undang-undang.
hukum sebagai nilai positif tertinggi, Ketidakjelasan arti kata-kata di dalam undang-
yaitu masyarakat adil makmur undang yang mengakibatkan kesimpangsiuran
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. di dalam penafsiran serta penerapannya.
Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, a. Faktor penegak hukum
terdapat beberapa asas yang tujuannya adalah Penegak hukum yaitu Pihak-pihak
agar undang-undang tersebut mempunyai yang berkecimpung di bidang
dampak yang positif. artinya supaya undang- penegakan hukum. Mentalitas penegak
undang tersebut mencapai tujuannya, sehingga hukum merupakan titik sentral
efektif. Asas-asas tersebut antara lain : daripada proses penegakan hukum. Hal
a. Undang-undang tidak berlaku surut ini disebabkan, oleh karena pada
b. Undang-undang yang dibuat oleh masyarakat Indonesia masih terdapat
penguasa yang lebih tinggi, kecenderungan yang kuat, untuk
mempunyai kedudukan yang lebih senantiasa mengidentifikasikan hukum
tinggi pula. dengan penegaknya. Apabila
c. Undang-undang yang bersifat khusus penegaknya bermental baik, maka
menyampingkan undang undang yang dengan sendirinya hukum yang
bersifat umum, apabila pembuatnya diterapkannya juga baik. Kalau saja
sama. penegak hukum tidak disukai, maka
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

secara serta merta hukum yang Semakin tinggi kesadaran


diterapkan juga dianggap buruk. masyarakat akan hukum maka
Penegak hukum merupakan semakin memungkinkan adanya
golongan panutan dalam masyarakat, penegakan hukum di masyarakat.
yang hendaknya mempunyai Karena hukum berasal dari
kemampuan-kemampuan tertentu, masyarakat dan diperuntukkan
sesuai dengan aspirasi masyarakat. mencapai kedamaian di
Mereka harus dapat berkomunikasi dan masyarakat pula. Oleh karena itu,
mendapat pengertian dari golongan dipandang dari sudut tertentu
sasaran, disamping mampu maka masyarakat dapat
membawakan atau menjalankan mempengaruhi penegakan hukum
peranan yang dapat diterima oleh tersebut. Penegakan hukum
mereka. Golongan panutan juga harus berkaitan erat dengan ketaatan
dapat memilih waktu, lingkungan yang bagi pemakai dan pelaksana
tepat di dalam memperkenalkan peraturan perundang-undangan
norma-norma atau kaidah-kaidah Faktor masyarakat ini memegang
hukum yang baru, serta memberikan peranan sangat penting, hal ini
keteladanan yang baik. berkaitan dengan taraf kesadaran
a) Faktor sarana atau fasilitas hukum dan kepatuhan hukum
Sarana atau fasilitas masyarakat. Kesadaran hukum
mencakup tenaga manusia yang merupakan suatu proses yang
berpendidikan dan terampil, mencakup unsur pengetahuan
organisasi yang baik, peralatan hukum, pemahaman hukum, sikap
yang memadai, keuangan yang hukum dan perilaku hukum.
cukup. Tanpa adanya sarana atau Masyarakat Indonesia
fasilitas, maka tidak mungkin mempunyai pendapat-pendapat
penegakan hukum akan mengenai hukum yang sangat
berlangsung dengan lancar. mempengaruhi kepatuhan
Sarana dan prasarana hukumnya dan dari sekian banyak
mempunyai pengaruh yang sangat pengertian masyarakat tentang
besar bagi kelancaran pelaksanaan hukum, banyak yang
penegakan hukum sangat mudah mengidentifikasikannya dengan
dipahami, dan banyak sekali petugas (dalam hal ini penegak
contoh-contoh dalam masyarakat. hukum). Salah satu akibatnya
Misalnya pada UU No22 tahun adalah bahwa baik buruknya
2009 Paragraf 9 tentang Tata Cara hukum senantiasa dikaitkan
Berlalu Lintas bagi Pengemudi dengan pola perilaku penegak
Kendaraan Bermotor Umum pasal hukum tersebut. Sebenarnya hal
126 setiap orang yang ini adalah persepsi yang salah
mengemudikan kendaraan pada masyarakat. Masyarakat
bermotor umum angkutan orang seharusnya menumbuhkan
dilarang berhenti selain tempat kesadaran untuk mentaati hukum
yang telah ditentukan, tetapi dari dirinya sendiri. Untuk itu
kenyataan di jalan, jumlah halte kedisiplinan masyarakat untuk
yang disediakan sangat terbatas. menaati hukum perlu
Sehingga menimbulkan ditingkatkan.Masyarakat harus
pelanggaran-pelanggaran terhadap mampu mentaati hukum karena
UU tersebut. hukum juga berfungsi untuk
b) Faktor masyarakat mengatur tentang kepentingan
mereka.

523
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

c) Faktor kebudayaan atau culture menggunakan ruas jalan untuk berjualan hal
Kebudayaan(sistem) hukum tersebut sudah merupakan pelanggaran terhadap
menurut Soerjono Soekanto lalu lintas.
(1983), pada dasarnya mencakup Tentunya dari pelanggaran yang terjadi di
nilai-nilai yang mendasari hukum kota Surabaya juga menimbulkan beberapa
yang berlaku, nilai-nilai mana akibat lain, diantaranya :
merupakan konsepsi-konsepsi 1. Menyebabkan luka-luka atau bahkan
abstrak mengenai apa yang kematian
dianggap baik (sehingga dituruti) 2. Sanksi atau tilang
dan apa yang dianggap buruk 3. Penyitaan
(sehingga dihindari). Nilai-nilai 4. Kemacetan parah
tersebut, lazimnya merupakan 5. Emosi / Perkelahian, dan
pasangan nilai-nilai yang 6. Kebiasaan melanggar peraturan lalu
mencerminkan dua keadaan lintas yang biasa kemudian menjadi
ekstrim yang harus diserasikan. budaya melanggar peraturan
Pasangan nilai yang berperanan e. Upaya Penanggulangan Pelanggaran
dalam hukum adalah sebagai lalu lintas
berikut: Masalah pokok pelanggaran lalu lintas
(1). Nilai ketertiban dan nilai sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang
ketentraman mungkin mempengaruhinya. Faktor tersebut
(2). Nilai jasmaniah dan nilai mempunyai arti yang netral, sehingga dampak
rohaniah positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-
(3).Nilai kelanggengan/ faktor tersebut. Seseorang yang melanggar
konservatisme dan nilai peraturan lalu lintas, bukanlah selalu seorang
kebaruan /inovatisme penjahat (walaupun kadang-kadang petugas
d. Akibat Pelanggaran Lalu Lintas berhadapan dengan penjahat). Seorang
Permasalahan yang terjadi pada kondisi pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas
lalu lintas di Surabaya telah menimbulkan adalah seseorang yang lalai di dalam membatasi
berbagai masalah khususnya menyangkut penyalahgunaan hak-haknya.
permasalahan lalu lintas. Permasalahan Pemasangan rambu yang tepat untuk
diantaranya adalah pertambahan kendaraan memperingati pengemudi bahwa di mukanya
bermotor yang dikeluarkan oleh pabrikan dan terdapat tikungan yang berbahaya, akan dapat
tidak dibarengi dengan penambahan akses jalan. mencegah terjadinya kecelakaan. Selain itu
Kondisi ini mengakibatkan kemacetan lalu pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan
lintas karena masyarakat yang enggan mematuhi salah satu cara dalam menangani para pelanggar
rambu-rambu lalu lintas yang ada. Sehingga lalu lintas. Sekarang ini masyarakat sudah mulai
tidak heran kalau setiap harinya sering terjadi sadar dengan adanya sekolah mengemudi.
pelanggaran lalu lintas yang tidak sedikit Sekolah mengemudi merupakan suatu lembaga
menimbulkan kecelakaan. pendidikan yang tujuan utamanya adalah
Pada kenyataanya masih banyak menghasilkan pengemudi-pengemudi yang
melakukan pelanggaran lalu lintas baik dari cakap dan terampil di dalam mencegah
pihak pengguna jalan maupun dari pihak terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kalau tidak
penegak hukumnya sendiri. Sesuai dengan yang maka kemungkinan besar akan terjadi
terjadi dilapangan banyak pelanggaran- kecelakaan yang mengakibatkan kerugian benda
pelanggaran lalu lintas yang dianggap kecil tapi atau hilangnya nyawa seseorang.
bisa mengakibatkan menggangu ketertiban Untuk itu upaya penanggulangan pihak Sat
umum, kerugian, dan bisa terjadi juga kematian, Lantas Polrestabes Surabaya melaksanakan
diantaranya pelanggaran lalu lintas tersebut tugasnya dengan mengutamakan upaya
adalah para pengguna jalan menerobos lampu preventif atau tindakan pencegahan dan represif
lalu lintas dan para pedagang kaki lima yang atau menindak dengan mengkaji ulang suatu
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

peristiwa yang terjadi sesuai dengan ketentuan e. Menambah jumlah sarana pos polisi
yang diatur oleh undang-undang. Selain itu yang agak rawan terhadap pelanggaran
kepolisian juga mengadakan patrol-patroli rutin marka jalan.
dan operasi rutin. Apabila operasi dan patroli f. Peningkatan giat rekayasa lalu lintas
rutin kurang maksimal maka pihak Sat Lantas berupa perbaikan atau penyempurnaan
Polrestabes Surabaya menggelar operasi khusus marka jalan atau rambu-rambu lalu
lalu lintas. Operasi khusus ini dengan lintas serta system pengaturan arus lalu
melakukan razia kendaraan bermotor, baik razia lintas yang diharapkan bisa
kelengkapan kendaraan bermotor maupun razia mengurangi terjadinya pelanggaran
kelengkapan surat kendaraan bermotor. Upaya- marka jalan juga mencegah timbulnya
upaya penangulanggan pelanggaran lalu lintas kecelakaan lalu lintas.
yang dilakukan Sat Lantas Polrestabes Surabaya g. Meningkatkan kegiatan Turjawali
yaitu upaya preventif dan upaya represif, (peraturan, penjagaan, pengawalan
dengan penjelasan sebagai berikut: patrol) terutama didaerah rawan
1. Upaya Preventif pelanggaran dan rawan kecelakaan.
Adapun upaya-upaya preventif yang h. Sat Lantas juga memberikan tindakan
dilakukan pihak Satlantas Polrestabes hukum berupa pemberian surat tilang
Surabaya guna mencegah terjadinya kepada pengguna jalan yang
pelanggaran lalu lintas yaitu : melakukan pelanggaran lalu lintas.
a. Pengaturan lalu lintas yang diartikan Pemberian hukuman ini diharapkan
sebagai pemberitahuan kepada dapat memberikan efek jera kepada
pemakai jalan, bagaimana dan dimana pelanggar supaya dikemudian hari
mereka dapat atau tidak bergerak atau masyarakat akan berfikir untuk tidak
berhenti terutama ada waktu melakukan pelanggaran lalu lintas
kemacetan dan keadaan darurat. Dalam kembali.
arti luas pengaturan lalu lintas meliputi 2. Upaya Represif
semua aktifitas dari polisi dalam Adapun kegiatan Sat Lantas
mengatur lalu lintas dijalan umum. Polrestabes Surabaya dalam menaggulangi
b. Penjagaan lalu lintas adalah suatu pelanggaran lalu lintas dengan cara
kegiatan pengawasan lalu lintas pada represif adalah sebagai berikut :
tempat-tempat tertentu yang diadakan a. Tilang
sesuai kebutuhan terutama bersifat Tilang adalah bukti pelanggaran.
pencegahan, perlindungan pelayanan fungsi tilang itu sendiri adalah sebagai
terhadap pengguna jalan, bila undangan kepada pelanggar lalu lintas
menemukan pelanggaran lalu lintas untuk menghadiri sidang di pengadilan
maupun kecelakaan lalu lintas segera negeri, serta sebagai tanda bukti
mengambil tindakan represif sesuai penyitaan atas barang yang disita oleh
prosedur yang berlaku. pihak kepolisian dari pelanggar.
c. Sosialisasi atau kampanye untuk b. Penyitaan
mematuhi peraturan lalu lintas melalui Penyitaan dilakukan karena
pemasangan spanduk-spanduk dan pengendara kendaraan tidak membawa
sosialisasi ke sekolah-sekolah sepeti atau mempunyai surat-surat
diadakannya Polsanak ( Polisi Sahabat kelengkapan kendaraan bermotor dan
Anak), PKS, Police Goes to Campus, surat izin mengemudi (SIM).
Taman Lalu Lintas, Saka Bhayangkara c. Teguran
dan lain-lain. Teguran dilakukan kepada pengendara
d. Polmas atau pemolisian masyarakat kendaraan bermotor yang melakukan
adalah proses edukasi ditingkat pelanggaran tetapi berjanji tidak akan
komuniti guna membentuk budaya melakukan pelanggaran lagi.
tertib lalu lintas. Dilakukan dengan cara membuat surat

525
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

pernyataan tertulis bahwa tidak akan Surabaya mengalami peningkatan dari tahun
melakukan pelanggaran. 2010-2011 dan Polrestabes mempunyai upaya-
Upaya ini diharapkan dapat upaya untuk menanggulangi pelanggaran
menyelesaikan permasalahan dan juga tersebut.
mendatangkan rasa damai dalam C. Teknik pengumpulan data
masyarakat, walaupun dalam hal Metode pengumpulan data yang
demikian ini pada dasarnya tidak dapat digunakan dalam penelitian ini adalah metode
menghilangkan pelanggaran secara observasi, wawancara mendalam, dan
langsung, akan tetapi dapat dokumentasi.
memberikan peringatan terhadap D. Instrument penelitian
mereka yang telah melakukan Intrumen penelitian merupakan bagian
pelanggaran oleh masyarakat atau yang tidak terpisahkan dari suatu penelitian
korban. dan merupakan bagian yang harus ada dalam
Kegiatan ini merupakan penelitian. Instrumen penelitian merupakan
proses dan perwujudan pihak Satlantas alat yang digunakan untuk mengumpulkan
Polrestabes Surabaya kepada data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
masyarakat sebagai upaya untuk Instrumen penelitian tidak pernah terlepas dari
mengimplementasikan kepolisian teknik pengumpulan data yang telah diuraikan
dalam fungsi lalu lintas dimana diatas. Karena jenis alat pengumpulan data
kegiatan-kegiatan tersebut haruslah yang akan digunakan harus sesuai dengan
ditumbuh kembangkan dan teknik pengumpulan data maka yang menjadi
dilaksanakan secara berkesinambungan instrumen di dalam penelitian ini adalah
dalam kebersamaan yang saling pedoman wawancara.
mendukung. Dengan adanya upaya E. Teknik Analisis Data
diatas diharapkan apa yang ditujukan Teknik analisis data adalah cara atau
akan tercapai sesuai dengan tujuan analisis yang akan digunakan untuk mengolah
kepolisian khususnya Satlantas data yang diperlukan sehingga akan
Polrestabes Surabaya. Tujuan untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Menganalisis
mengembalikan keseimbangan dalam data merupakan suatu langkah penting dalam
masyarakat yang telah terganggu penelitian, peneliti harus memastikan pula
dengan terjadinya pelanggaran. analisis yang akan digunakan sesuai dengan
permasalahan penelitian.
III. METODE PENELITIAN Teknik analisis data yang digunakan
A. Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif
Penelitian ini termasuk dalam kualitatif. Data yang diperoleh dianalisis
penelitian deskriptif dengan dengan menggunakan analisis kualitatif.
menggunakan pendekatan kualitatif.
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, IV. HASIL PENELITIAN DAN
2005:4) menjelaskan penelitian kualitatif PEMBAHASAN
adalah prosedur penelitian yang A. Hasil
menghasilkan data deskriptif berupa 1. Data umum
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- Kepolisian Resort Kota Besar yang
orang dan perilaku yang dapat diamati. selanjutnya disingkat Polrestabes adalah
B. Lokasi Penelitian pelaksana tugas dan wewenang Polri di
Tempat penelitian adalah lokasi yang wilayah kabupaten/kota yang berada di bawah
digunakan untuk mendapatkan data-data yang Kapolda. Kepolisian Resor Kota Besar
diperoleh selama kegiatan penelitian. Penelitian Surabaya terdiri dari 1 Mapolres yang
ini dilakukan di Polrestabes Surabaya di Jalan bermarkas di Jalan Taman Sikatan No.1
Taman Sikatan No.1 Surabaya. Hal ini karena Surabaya yang membawahi 26 Polsek.
pelanggaran lalu lintas di wilayah Polrestabes Diantara Polsek - Polsek tersebut terdapat
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

adanya pos – pos Polisi guna antisipasi 16. Polsek Tegalsari


gangguan kamtibmas yang terjadi di wilayah 17. Polsek Dukuh Pakis
sekitarnya. 18. Polsek Genteng
Dalam melakukan tugasnya sebagai 19. Polsek Sawahan
pengayom dan pelindung masyarakat, maka 20. Polsek Wonokromo
polisi harus senantiasa berperang dengan 21. Polsek Wonocolo
kejahatan yang semakin tinggi intensitasnya, 22. Polsek Gayungan
agar pelaksanaan tersebut dapat terarah dan 23. Polsek Lakarsantri
tidak tumpang tindih maka organisasi 24. Polsek Wiyung
kepolisian membuat suatu struktur kepolisian 25. Polsek Karang Pilang
dimana dalam struktur tersebut terbagi satuan- 26. Polsek Jambangan
satuan tugas yang memiliki fungsi berbeda Selain itu kaitannya dengan pelanggaran
sehingga sasaran dan cara kerjanya juga sesuai lalu lintas, Sat Lantas Polrestabes Surabaya
dengan fungsi penugasan tersebut. walaupun membuat klasifikasi pelanggaran lalu lintas
sebenarnya dalam fungsi penugasan itu ada menjadi 3 potensial yaitu klasifikasi
kesamaan yaitu setiap satuan mempunyai pelanggaran laka lantas, klasifikasi
fungsi preventif dan represif. pelanggaran semrawut / padat / macet, dan
1.1 Lokasi Satlantas Polrestabes Surabaya klasifikasi pelanggaran potensial lain – lain.
Satlantas merupakan unsur pelaksana 1.2 Susunan Organisasi Satlantas
tugas pokok yang berada di bawah Kapolres. Polrestabes Surabaya
Satlantas bertugas melaksanakan Turjawali Kasat Lantas adalah unsur pelaksana utama
lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas Polrestabes yang berada di bawah
(Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan Kapolrestabes, yang bertugas membina dan,
identifikasi kendaraan bermotor dan dalam batas kewenangan yang ditentukan,
pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang
dan penegakan hukum di bidang lalu lintas. meliputi kegiatan pendidikan masyarakat,
Satlantas dipimpin oleh Kasatlantas yang penegakan hukum, pengkajian dan rekayasa
bertanggung jawab kepada Kapolres dan masalah lalu lintas, registrasi dan identifikasi
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah pengemudi dan kendaraan bermotor serta patroli
kendali Wakapolres. Dalam hal ini membahas jalan raya pada tingkat Polrestabes. Waka Sat
tentang penegakan hukum dengan kata lain Lantas Polrestabes adalah unsur pembantu
tentang pelanggaran lalu lintas. Markas Pimpinan dan staf pada Sat Lantas Polrestabes
komando Sat Lantas yang bertempat di Jalan yang bertugas membantu Kasat Lantas
Ikan Kerapu no 2 – 4 Surabaya membawahi 26 Polrestabes dalam memimpin dan
polsek. Diantara adalah : mengendalikan pelaksanaan tugas staf Sat
1. Polsek Bubutan Lantas pada tingkat Polrestabes dalam batas
2. Polsek Krembangan kewenangannya dalam hal Kasat Lantas
3. Polsek Asemrowo berhalangan serta melaksanakan tugas lain
4. Polsek Tandes sesuai perintah Kasat Lantas. Kaur Bin Ops
5. Polsek Pakal menyiapkan rencana dan program kegiatan
6. Polsek Benowo termasuk rencana pelaksanaan tugas
7. Polsek Sukomanunggal operasional fungsi lalu lintas. Kaur Mintu
8. Polsek Tambaksari menyiapkan rencana / program kerja dan
9. Polsek Simokerto anggaran Sat Lantas beserta unitnya dan
10. Polsek Kenjeran materiil / logistik serta pelayanan ketata –
11. Polsek Tenggilis Mejoyo usahaan termasuk administrasi personil dan
12. Polsek Gubeng materiil fungsi lantas dalam lingkungan
13. Polsek Rungkut Polrestabes. Kanit Turjawali merumuskan dan
14. Polsek Mulyorejo mengembangkan prosedur dan tata cara kerja
15. Polsek Sukolilo tetap bagi pelaksana unit/Sub unit lalu lintas

527
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

serta mengawasi, mengarahkan dan diperkuat. Pos penjagaan lalu lintas


mengevaluasi pelaksanaannya. Kanit Dikyasa tetap atau tempat tertentu yang di
menyelenggarakan fungsi teknis lalu lintas lengkapi dengan atau tanpa alat
dalam kegiatan pendidikan masyarakat di pengendali isyarat lalu lintas, yang
bidang lantas / sarana angkutan dan prasarana dinilai memiliki kerawanan lalu lintas
jalan. Kanit Regident menyelenggarakan yang bersifat sebagai potensi gangguan
kegiatan registrasi dan identifikasi terhadap dan atau ambang gangguan keamanan,
pengemudi dan kendaraan bermotor dalam keselamatan, ketertiban dan kelancaran
rangka penerbitan SSB. Menyelenggarakan lalu lintas untuk mendapatkan
kegiatan administrasi, perencanaan dan pengawasan atau penjagaan secara
pengadaan materiil serta logistik yang berkaitan terus- menerus oleh petugas. Pos
dengan penerbitan SSB. Kanit Laka penjagaan lalu lintas sementara
menyelenggarakan kegiatan Lidik dan Sidik dilakukan di tempat tertentu yang
dalam rangka penegakkan hukum bidang memiliki kerawanan lalu lintas pada
kecelakaan lalu lintas dan bidang yang berkaitan jam rawan (peak hours) yang bersifat
dengan Kamtibcar Lantas. Menyelenggarakan sebagai potensi gangguan dan atau
kegiatan administrasi yang berkaitan dengan ambang gangguan keamanan,
kegiatan operasional Unit Laka Kasubnit Gassus keselamatan, ketertiban dan kelancaran
Membuat jadwal dan reniat Pelaksanaan tugas lalu lintas, untuk mendapat
Unit Gassus. Melaksanakan Pengawasan dan pengawasan atau penjagaan pada
Pengendalian Pelaksanaan tugas Lalu Lintas waktu adanya kepadatan atau
pada Unit Gassus. kesemrawutan lalu lintas. Pos
2. Data khusus penjagaan lalu lintas yang diperkuat
2.1 Preventif dilakukan di tempat tertentu yang di
Diketahui bahwa kesadaran masyarakat dalam lengkapi dengan atau tanpa alat
berlalu lintas kurang sehingga sebagai upaya pengendali isyarat lalu lintas, yang
preventif Satlantas Polrestabes Surabaya dinilai memiliki kerawanan lalu lintas
mengadakan beberapa kegiatan antara lain : yang bersifat sebagai gangguan nyata
a. Pengaturan Lalu Lintas keamanan, keselamatan, ketertiban dan
Kegiatan pengaturan lalu lintas ini kelancaran lalu lintas untuk
dilakukan setiap hari dan secara mendapatkan pengawasan atau
bergiliran oleh anggota kepolisian penjagaan secara terus-menerus oleh
untuk mengatasi kemacetan dan petugas Polri dengan kekuatan personil
pelanggaran yang terjadi dalam yang ditambah pada saat diperlukan
wilayah Polrestabes Surabaya. untuk mengantisipasi situasi dan
Kegiatan yang dilakukan adalah kondisi di jalan. Selain itu juga
mengatur jalur yang rawan terdapat beberapa anggota yang
pelanggaran dan berjaga pada jalan berjaga dan mengatur lalu lintas pada
putar balik yang berpotensi mengalami jam-jam tertentu sebagai pengatur
pelanggaran lalu lalu lintas. kemacetan lalu lintas yang terjadi
b. Penjagaan Lalu Lintas khususnya di wilayah Surabaya.
Hal ini dilakukan dengan cara c. Sosialisasi Atau Kampanye
dibangunnya pos-pos penjagaan dan Kegiatan sosialisasi dan kampanye ini
ditempatkan beberapa anggota biasanya dilakukan dalam waktu 3
kepolisian lalu lintas untuk menjaga bulan sekali sebagai pengenalan dan
daerahnya masing-masing. Pos pemahaman tentang berlalu lintas yang
penjagaan digolongkan menjadi pos baik. Selain itu untuk
penjagaan lalu lintas tetap, pos mensosialisasikan program-program
penjagaan lalu lintas sementara, dan seperti penyalaan lampu disiang hari
pos penjagaan lalu lintas yang biasanya dilakukan dengan cara
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

beberapa anggota kepolisian memakai e) One School One Police


tulisan dada dan berdiri di rambu- Program ini diwujudkan dengan
rambu lalu lintas agar pengendara bias mengundang kapolsek untuk menjadi
melihat dengan jelas. Ada juga pembina upacara bendera dengan
beberapa program baru yang dibantu anggotanya khususnya anggota
diperkenalkan pada masyarakat antara satlantas untuk mempraktekan gerakan
lain : lalu lintas setiap hari senin pada awal
a) Kanalisasi Lajur Kiri (Kalkir) bulan untuk memberikan sosialisasi.
Kanalisasi lajur kiri diperuntukan Dengan adanya sosialisasi ini kegiatan
untuk pengendara roda dua dengan PKS disekolah semakin meningkat dan
tujuan untuk mencegah pelanggaran membantu pihak kepolisian untuk
dan laka lantas. Sampai saat ini mengatur arus lalu lintas didepan
penerapan kalkir hanya dibeberapa sekolah mereka masing-masing.
simpul-simpul tertentu. Bentuk f) Cangkrukan Lantas
pelanggaran jika tidak ada kalkir salah Kegiatan ini dilakukan dengan cara
satunya melanggar marka jalan atau mengundang atau mendatangkan
rambu lalu lintas. Karena jika tidak ada petugas kepolisian dan pejabat
kalkir akan terjadi kesemrawutan dan kecamatan pada saat acara tertentu.
menimbulkan lebih banyak Seperti contohnya acara pengajian
pelanggaran. yang diadakan oleh karang taruna.
b) Jangan Menerobos Dan Menghambat Program ini ditujukan untuk
Di Lampu Merah (Jembatan Merah) pendekatan terhadap masyarakat agar
Dengan adanya program jembatan memahami pentingnya peraturan lalu
merah ini diharapkan akan mengurangi lintas.
pelanggaran dan laka lantas. Bentuk g) Peningkatan giat rekayasa lalu lintas
pencegahannya adalah dengan berupa perbaikan atau penyempurnaan
menempatkan petugas di setiap trafic marka jalan atau rambu-rambu lalu
light. lintas serta sistem pengaturan arus lalu
c) Surabaya Taat Marka Jalan (STMJ) lintas yang dilakukan dengan
Penerapan dari program ini adalah mengadakan contra flow yaitu
dengan cara menempatkan beberapa memisahkan lajur antara kendaraan
petugas berdiri sejajar disepanjang roda dua dan kendaraan roda empat.
marka seperti halnya setiap pagi Hal ini di tujukan agar laju lalu lintas
dilaksanakan di jalan ahmad yani tidak mengalami kemacetan yang
tepatnya didepan royal plaza setiap parah yang akan mengakibatkan
pagi hari pukul 06-08 kecuali hari pelanggaran lalu lintas yang dilakukan
minggu. oleh pengguna jalan. Seperti hanya
d) Kendaraanku Sehat dan Lengkap pelanggaran terhadap marka jalan dan
(Sluman,Slumun, Slamet, Ransel) pengguna jalan cenderung
Program ini dilaksanakan ketika menggunakan fasilitas jalan yang
petugas melaksanakan oprasi atau razia bukan seharusnya di lewati oleh
kendaraan. Kegiatan ini dilaksanakan pengguna jalan. Dapat dicontohkan
untuk mencegah pelanggaran lalu sepeda motor yang melewati trotoar
lintas dan antisipasi curanmor. Maksud yang seharusnya diperuntukan untuk
dari kendaraan sehat adalah kendaraan pejalan kaki tetapi digunakan oleh
yang mempunyai standar kelengkapan, pengendara sepeda motor.
sedangkan yang dimaksud kendaraan h) Meningkatkan kegiatan peraturan,
lengkap adalah kendaraan yang penjagaan, pengawalan patroli
memiliki dokumen atau surat-surat (Turjawali) terutama di daerah rawan
yang sah (STNK). pelanggaran dan rawan kecelakaan.

529
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh dibawah umur. Kegiatan ini biasa
beberapa anggota kepolisian dengan dilakukan setiap malam minggu di
menggunakan mobil patroli untuk daerah-daerah yang rawan pelanggaran
berkeliling di wilayah daerah hukum lalu lintas yaitu dengan menggelar
masing-masing. operasi patuh.
2.2 Represif 2.3 Kendala polrestabes Surabaya dalam
Adapun kegiatan Sat Lantas menanggulangi pelanggaran lalu lintas
Polrestabes Surabaya dalam menaggulangi Dalam pelaksanaan upaya menanggulangi
pelanggaran lalu lintas dengan cara represif pelangaran lalu lintas oleh pihak kepolisian juga
adalah sebagai berikut : mempunyai beberapa kendala yang dialami.
a. Tilang Antara lain :
Pemberian tilang dilakukan setiap hari 1. Faktor internal
kepada masyarakat yang melanggar Yang dimaksud dengan faktor internal adalah
peraturan lalu lintas baik pelanggaran faktor yang berasal dari kepolisian itu sendiri.
surat-surat kendaraan, kelengkapan Diantaranya adalah :
kendaraan dan marka jalan. a. Dalam penegakan hukum pelanggaran
b. Penyitaan lalu lintas pihak kepolisian terkendala
Penyitaan dilakukan apabila pada jumlah personil yang dimiliki. Ini
pengendara kendaraan tidak dilengkapi dibuktikan dengan masih banyaknya
dengan surat-surat kendaraan dan tidak titik-titik rawan terjadinya pelanggaran
memiliki surat izin mengemudi. lalu lintas yang belum terjaga oleh
Misalnya pengendara sepeda motor petugas satlantas. Karena daerah yang
pada waktu terjaring razia patuh dan diprioritaskan adalah jalan protokol
tidak membawa atau mempunyai surat- seperti daerah akses keluar masuknya
surat kendaraan bermotor dan surat izin kota seperti Bundaran Waru. Selain itu
mengemudi maka sepeda motornya petugas satlantas tidak hanya
akan disita. Sebelum pelanggar ditugaskan untuk menjaga dan
mengambil kendaraan yang telah disita mengatur lalu lintas tetapi juga
oleh petugas kepolisian, pelanggar mengamankan kegiatan masyarakat
wajib menghadiri sidang tilang di yang di Surabaya seperti contohnya
pengadilan negeri. Setelah demo.
melaksanakan persidangan di b. Jumlah kendaraan patroli yang terbatas
pengadilan negeri pelanggar bisa untuk melakukan kegiatan penegakan
mengambil kendaraan yang telah disita pelanggaran lalu lintas yang terjadi.
oleh petugas kepolisian dengan Kondisi ini disebabkan karena
membawa dokumen atau surat yang banyaknya permintaan pengawalan
sah. Apabila dokumen atau surat tidak dari instansi lain. Sehingga kendaraan
sah dengan kata lain masa berlaku untuk berpatroli menjadi berkurang
surat telah habis kendaraan yang telah dan menyebkan patroli tidak maksimal.
disita belum bisa diambil sebelum Selain itu alat komunikasi yang
pelanggar memperpanjang masa disediakan juga terbatas. Hal ini
berlaku surat kendaraan. menyebabkan upaya menanggulangi
c. Teguran pelanggaran lalu lintas kurang
Teguran ini dilakukan kepada maksimal.
pelanggar yang berjanji tidak akan c. Adanya oknum aparat yang nakal atau
melakukan pelanggaran lagi dengan mau menerima suap dan kurang patuh
cara membuat surat pernyataan tertulis dalam mematuhi peraturan. Hal ini
tidak akan melakukan pelanggaran lagi disebabkan karena mereka merasa
atau pemanggilan terhadap orang tua mempunyai kewenangan untuk
terhadap pelanggar yang masih
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

melakukan penyimpangan yang mobil patroli untuk berkeliling di


seharusnya tidak dilakukan. wilayah daerah hukum masing-masing.
d. Dana yang dibutuhkan untuk d. Beberapa kegiatan sosialisasi seperti
operasional yang bertujuan untuk penyalaan lampu pada waktu siang hari
keselamatan, keamanan, ketertiban dengan cara anggota kepolisian
kelancaran lalu lintas dan rekayasa lalu memakai tulisan dada dan berdiri di
lintas kurang. Kondisi ini dibuktikan rambu-rambu lalu lintas,melakukan
dengan ketidak sesuaian kebutuhan kalkir dengan cara menempatkan
pelaksanaan tugas dilapangan yang kendaraan beroda dua di lajur kiri dan
cukup padat. Seperti contohnya subsidi kendaraan roda empat di lajur kanan,
BBM untuk melakukan kegiatan dan cangkrukan lalu lintas dengan cara
anggota lalu lintas dilapangan sangat melakukan sosialisasi ke kelurahan-
kurang. kelurahan di seluruh surabaya.
2. Faktor eksternal Beberapa kegiatan preventif yang belum
Faktor eksternal atau faktor dari luar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
dihadapi oleh pihak kepolisian dalam a. Penjagaan lalu lintas berupa
melaksanakan penegakan hukum terhadap pembangunan pos-pos lalu lintas yang
pelanggaran lalu lintas adalah kesadaran ditempatkan pada daerah yang rawan
masyarakat yang masih rendah terhadap terjadi pelanggaran dan kecelakaan lalu
pengetahuan rambu-rambu lalu lintas dan tata lintas seperti pos polisi di sekitar pasar
tertib berlalu lintas serta pemahaman tentang wonokromo.
keselamatan dan keamanan dalam berkendara di b. Kegiatan sosialisasi berupa penyuluhan
jalan. Tidak hanya itu kedisiplinan masyarakat dan pengenalan rambu-rambu lalu
dalam mengendari kendaraan masih sangat lintas kepada masyarakat dan
rendah dikarenakan mendahulukan kepentingan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan
mereka sendiri. juga instansi pendidikan yang lain
B. Pembahasan seperti One School One Police serta
Setelah melakukan penelitian dan STMJ (Surabaya Taat Marka Jalan).
mengumpulkan seluruh data dengan observasi c. Belum diadakanya beberapa kegiatan
dan wawancara mendalam. Dapat diketahui preventif yang telah direncanakan
bahwa sebagian polsek dibawah Polrestabes dikarenakan kurangnya anggaran dana
belum melakukan kegiatan preventif dan yang dibutuhkan untuk melakukan
represif dengan baik. pembangunan pos-pos di daerah yang
Berikut ini adalah upaya preventif yang rawan pelanggaran lalu lintas,
sudah dilaksanakan : pengadaan alat-alat peraga rambu-
a. Pengaturan lalu lintas yang telah rambu dan marka yang digunakan
dilakukan setiap hari dan secara pihak kepolisian dalam sosialisasi
bergiliran oleh anggota kepolisian kepada masyarakat dan pemberian
dalam wilayah hukum Polrestabes intensif gaji yang tidak memadai
Surabaya. kepada anggota kepolisisan serta tidak
b. Peningkatan giat rekayasa lalu lintas didukung dengan fasilitas sarana
berupa perbaikan marka jalan dan prasarana yang memadai untuk
rambu-rambu lalu lintas serta melakukan sosialisasi ke sekolah dan
pengaturan arus lalu lintas dengan instansi pendidikan yang lain. Masih
mengadakan contra flow dengan rendahnya kemampuan para anggota
memisahkan lajur antara kendaraan kepolisian dalam penguasaan teknologi
beroda dua dan beroda empat. komputer untuk menunjang sosialisasi
c. Kegiatan turjawali yang dilaksanakan yang dilakukan dengan menggunakan
pihak kepolisian dengan menggunakan media elektronik pada sekolah atau
instansi tertentu. Selain itu juga

531
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

kurangnya personil yang dimiliki oleh umur dan pada kondisi-kondisi tertentu
pihak kepolisian di masing-masing bagi pengendara berkebutuhan khusus.
polsek yang ada untuk menjaga daerah Blanko teguran sendiri terdiri dari dua
yang rawan terjadi pelanggaran lalu lembar yang berwarna biru dan kuning.
lintas. Sementara dari masyarakat Lembar biru diperuntukan untuk
sendiri kurangnya kesadaran terhadap pengendara yang melanggar peraturan
pengetahuan rambu-rambu dan tata lalu lintas dan tidak perlu hadir sidang
tertib lalu lintas sangat berpengaruh di pengadilan negeri karena ini hanya
dalam menunjang terlaksanakannya bersifat teguran atau peringatan, jadi
program-program kepolisian tidak untuk disidangkan. Sedangkan
khususnya untuk keselamatan diri untuk lembar warna kuning
sendiri dan orang lain. diperuntukan untuk kepolisian sebagai
Sementara itu kegiatan represif yang sudah arsip.
dilaksanakan dan berjalan baik adalah sebagai Sedangkan kegiatan represif yang belum
berikut : dilaksanakan dengan baik oleh pihak kepolisian
a. Tilang yang dilakukan pada saat adalah penyitaan terhadap barang bukti
diadakannya operasi atau razia lalu pelanggaran berupa sepeda motor atau mobil
lintas oleh pihak kepolisian dan yang digunakan dalam melakukan pelanggaran
penilangan yang dilakukan setiap hari lalu lintas. Hal ini karena masih ada beberapa
kepada masyarakat yang melanggar oknum kepolisian yang tidak mematuhi aturan
peraturan lalu lintas. Satu set tilang dalam menjalani tugas dilapangan sesuai dengan
terdiri dari lima lembar kertas tilang tugasnya yaitu dengan cara mengajukan
mulai dari warna merah, biru, hijau, penawaran damai yang diajukan kepada pihak
kuning dan putih. Tilang warna merah pelanggar. Selain itu masih banyaknya sistem
ditujukan bagi pelanggar untuk hadir kekeluargaan yang dilakukan oleh masing-
sidang di pengadilan negeri sesuai masing oknum aparat jika saudara atau
tanggal sidang yang sudah ditentukan keluarganya melakukan pelanggaran.
oleh petugas. Apabila pelanggar tidak Beberapa kegiatan preventif dan represif
bisa menghadiri sidang untuk berkas yang telah direncanakan belum berjalan dengan
tilang dilimpahkan ke kejaksaan negeri baik. Kegiatan-kegiatan tersebut masih
sehingga pelanggar bisa mengambil di mempunyai beberapa kesulitan atau kendala
kejaksaan negeri. Lembar biru yang menghambat upaya penanggulangan
prosedurnya adalah pelanggar pelanggaran yang dilakukan oleh Satlantas
menitipkan denda pelanggaran lalu Polrestabes Surabaya. Untuk itu jumlah
lintas di bank, sementara Bank yang pelanggaran dari tahun 2010-211 mengalami
ditunjuk adalah Bank BRI jalan peningkatan, terjadinya peningkatan jumlah
Rajawali. Denda yang dititipkan di pelanggaran dikarenakan adanya beberapa
bank adalah denda maksimal sesuai kendala yang dihadapi oleh pihak kepolisian,
dengan jenis pelanggaran dan jenis kendala-kendala tersebut adalah :
kendaraan. Tilang lembar hijau a. Kurangnya jumlah personil yang
difungsikan untuk dijadikan arsip bagi dimiliki oleh pihak kepolisian di
pengadilan negeri. Tilang lembar masing-masing polsek yang ada. Ini
kuning dikembalikan kepada petugas dibuktikan dengan masih banyaknya
kepolisian setelah sidang tilang titik-titik rawan terjadinya pelanggaran
dilaksanakan dan nantinya akan lalu lintas yang belum terjaga oleh
dijadikan sebagai arsip bagi kepolisian, petugas satlantas. Karena daerah yang
tilang lembar putih difungsikan sebagai diprioritaskan adalah jalan protokol
arsip bagi kejaksaan negeri. seperti daerah akses keluar masuknya
b. Teguran kepada setiap pelanggar lalu kota seperti Bundaran Waru. Selain itu
lintas khususnya yang masih di bawah petugas satlantas tidak hanya
Upaya Polrestabes Menanggulangi Pelanggaran Lalu Lintas

ditugaskan untuk menjaga dan V. Kesimpulan Dan Saran


mengatur lalu lintas tetapi juga A. Kesimpulan
mengamankan kegiatan masyarakat Berdasarkan hasil penelitian dan
yang di Surabaya seperti contohnya pembahasan yang diuraikan di atas dapat
demo. diambil kesimpulan sebagai berikut :
b. Adanya oknum kepolisian yang kurang 1. Upaya Polrestabes Surabaya dalam
patuh terhadap aturan dengan masih menanggulangi pelanggaran lalu lintas
adanya sistem damai atau suap. Hal ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu upaya
disebabkan karena mereka merasa preventif dan upaya represif. Untuk upaya
mempunyai kewenangan untuk Polrestabes Surabaya dalam
melakukan penyimpangan yang menanggulangi pelanggaran lalu lintas
seharusnya tidak dilakukan. Dengan belum dilaksanakan secara sempurna
adanya hal seperti ini pihak kepolisian karena belum semua upaya preventif dan
sudah menyerahkan sepenuhnya represif yang telah direncanakan dilakukan
kepada PROPAM POLDA JATIM 2. Kendala yang dihadapi oleh pihak
untuk membina dan menyelenggarakan kepolisian yaitu kendala internal yang
fungsi pertanggungjawaban profesi dan meliputi kurangnya personil, jumlah
pengamanan internal termasuk kendaraan patroli yang terbatas, adanya
penegakan disiplin dan ketertiban oknum aparat yang kurang patuh terhadap
dilingkungan POLRI dan pelayanan peraturan, dan kurangnya dana yang
pengaduan masyarakat tentang adanya dibutuhkan untuk operasial. Selain itu juga
penyimpangan tindakan anggota/pns ada kendala eksternal yang meliputi
POLRI. kurangnya sosialisasi yang dilakukan dan
c. Kurangnya anggaran dana yang kurangnya kesadaran masyarakat tentang
dibutuhkan untuk melakukan semua tata tertib lalu lintas dan pengetahuan
kegiatan yang telah direncanakan. tentang rambu-rambu lalu lintas.
Kondisi ini dibuktikan dengan ketidak B. Saran
sesuaian kebutuhan pelaksanaan tugas Berdasarkan penelitian dan pembahasan di
dilapangan yang cukup padat. Seperti atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
contohnya subsidi BBM untuk berikut :
melakukan kegiatan anggota lalu lintas 1. Menambah waktu dan jadwal personil
dilapangan sangat kurang. Seperti kepolisian di masing-masing pos dan
contohnya pihak Satlantas diberikan polsek untuk memaksimalkan segala
subsudi BBM 40 liter/bulan, sedangkan kegiatan yang telah direncanakan.
BBM yang dbutuhkan melebihi dari 2. Memberikan sanksi yang tegas kepada
apa yang dianggarkan. Hal ini oknum kepolisian yang tidak patuh
menyebabkan kegiatan Satlantas terhadap aturan.
Polrestabes Surabaya tidak bisa 3. Diharapkan pemerintah menambah dana
melakukan kegiatan seperti yang yang dianggarkan demi terlaksanakannya
seharusnya dilakukan. Untuk seluruh kegiatan.
permasalahan ini sebenarnya sudah
ditindak lanjuti oleh bagian yang DAFTAR PUSTAKA
terkait tetapi belum mendapat Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
persetujuan dari Atasan. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Selain itu juga ditunjukan dengan Rineka Cipta.
meningkatnya angka pelanggaran dan
C.S.T Kansil, dkk.1995. Disiplin Berlalu Lintas
kecelakaan yang terjadi di wilayah masing- Dijalan Raya. Jakarta : PT. Rhineka Cipta.
masing khususnya dan wilayah Surabaya
umumnya. Fitriani, Nur. 2011. Penerapan Pasal 288 Uu
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan

533
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

Angkutan Jalan Dalam Menanggulangi


Pelanggaran Lalu Lintas. Universitas
Bhayangkara. Surabaya. Skripsi tidak
diterbitkan

Hadi,Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi Dan


Thesis. Jogjakarta : Penerbit: Andi Offset
Hobbs. F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik lalu
lintas. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Moleong, Lexy. 2002. Metodelogi Penelitian


kualitatif. Bandung : PT. Rosda Karya.

Poerwadarminta, S. 2002. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka..

R. Soesilo, 1981, Kitab Undang-Undang


Pidana (KUHP). Bogor : Politeia

Soekanto, Soerjono. 1983. Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada.

Warpani, Suwardjoko P. Pengelolaan Lalu


Lintas Dan Angkutan Jalan. Bandung : ITB
University Press.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang


Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Peraturan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun


1993 Tentang Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No


44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan Dan
Pengemudi

http://www.solusihukum.com/kanal.php/
Fungsi Disiplin/ diakses tanggal 18 April
2012.

http://www.pelanggaranlalulintas.com/kanal.p
hp/ perilaku pengendara sepeda motor pada
remaja terhadap resiko kecelakaan/ diakses
tanggal 24 April 2012.

http://www.poldajatim.com/kanal.php/
Kecelakaan Di Jatim dengan banyak kasus/
diakses tanggal 29 juni 2012.

http://www.beritajatim.com/kanal.php/UU
lalin tak efektif, pengendara cueki rambu-
rambu/ diakses tanggal 15 Maret 2012.

Anda mungkin juga menyukai