Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

TUGAS HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA


INDONESIA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”


Dosen pengampu: Sugiyarto, M.Pd

Disusun oleh:

FERRY MARCH AJI SAPUTRA


19.02.0292

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RAKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL
2023
Nama : Ferry March Aji Saputra
Notar : 19.02.0292
Kelas : TRO-A Dewasa
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan.
Tugas : Mengidentifikasi masalah beserta pembahasannya tentang tema
hak dan kewajiban warga negara Indonesia.

1. Identifikasi masalah tentang hak dan kewajiban warga negara


Indonesia :
1) Pelanggaran hak warga negara dalam bidang Pendidikan.

Adanya pihak/oknum yang melakukan tindakan korupsi dalam


pendidikan. Korupsi merupakan perbuatan yang sangat merugikan
bangsa dan Negara. Korupsi merupakan bentuk pelanggaran hak
warga Negara. Dengan adanya korupsi, banyak hak warga negara
yang tidak dapat terpenuhi. Contoh korupsi dalam bidang pendidikan
yaitu korupsi mengenai dana yang diberikan dari pemerintah ke
sekolah yang seharusnya digunakan semestinya namun dikorupsi oleh
satu pihak sehingga berakibat pada banyak anak yang putus sekolah.
Biaya operasional yang sudah dikorupsi oleh beberapa pihak yang
tidak bertanggungjawab.

Selain itu, korupsi menyebabkan beberapa bangunan sekolah,


terutama di daerah tertinggal menjadi tidak layak. Korupsi dalam
bidang pendidikan termasuk bentuk pelanggaran hak warga Negara.
Korupsi dalam bidang pendidikan bertentangan dengan pasal 31 ayat
(1) UUD 1945 menegaskan bahwa “Setiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan”.

2) Pelanggaran kewajiban warga negara dalam aturan lalu lintas.

Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi dan


mengabaikan keselamatan dan kenyamanan saat dijalan raya serta
tidak menyadari bahwa kecelakaan bemula dari pelanggaran lalu
lintas. Berikut ini beberapa pelanggaran yang sering dilanggar yaitu :
− Tidak memiliki kelengkapan persyaratan teknis dan layak jalan.
Misalnya tidak melengkapi kaca spion, klakson, lampu utama,
lampu rem, dan lain-lain.
− Tidak memiliki atau membawa STNK (Surat Keterangan Nomor
Kendaraan) dan SIM (Surat Izin Mengemudi).
− Tidak memakai helm standar.
− Tidak memakai sabuk pengaman.
− Menerobos lampu merah.
− Mengemudi dalam keadaan mabuk saat perjalanan.
− Mengemudikan kendaraan sambil menelpon.
− Kendaraan berbelok tidak menyalakan lampu sein.
− Tidak menyalakan lampu utama.

3) Lemahnya penegakan hukum di Indonesia.

Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan


bahwa Indonesia adalah negara hukum. Menurut Leon Duguit,
seorang ahli hukum menyebut bahwa penegakan hukum merupakan
sistem yang di dalamnya terdapat pemerintah atau lembaga negara
yang bertindak secara terorganisir untuk menjamin keadilan dan
ketertiban dengan menggunakan perangkat atau alat kekuasaan
negara.
Di Indonesia, kinerja para penegak hukum sering kali
dianggap kurang memuaskan. Ketidakpuasan masyarakat ini menjadi
pertanda lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Hukum yang
dianggap sebagai cara untuk mencari keadilan bagi masyarakat malah
memberikan rasa ketidakadilan. Salah satu penyebab lemahnya
penegakan hukum di Indonesia adalah kualitas para penegak hukum.
Masih rendahnya moralitas mengakibatkan profesionalisme kurang
dan terjadi ketidakmauan pada penegak hukum. Moralitas ini
berkaitan pula dengan korupsi yang dilakukan oknum penegak hukum
(judicial corruption).
Salah satu contoh lemahnya penegakan hukum adalah
penilangan pengendara yang melanggar aturan lalu lintas. Tak sedikit
pengendara yang tidak ingin disidang di pengadilan dan memilih jalur
“damai di tempat”. Hal ini sudah bertahun-tahun terjadi sehingga
menjadi satu rahasia umum. Akibatnya, muncul ketidakpercayaan
masyarakat terhadap penegak hukum.

2. Pembahasan masalah yang saya ambil adalah masalah pada nomor 2


yaitu pelanggaran kewajiban warga negara dalam aturan lalu lintas.

Untuk menanggulangi masalah pelanggaran lalu lintas diperlukan


kerjasama dari semua pihak, baik itu dari pihak kepolisian sebagai
aparat penegak hukum yang bersikap disiplin dalam menetapkan sanksi
yang ada maupun masyarakat sebagai pengguna jalan.
Upaya upaya penanggulangan pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan pihak kepolisian yaitu upaya preventif (pencegahan) dan
upaya represif (penindakan) dengan penjelasan berikut.

1) Upaya Preventif (pencegahan).

Adapun upaya-upaya preventif yang dilakukan pihak Satlantas


guna mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas yaitu:

a. Pengaturan lalu lintas yang diartikan sebagai pemberitahuan


kepada pemakai jalan, bagaimana dan dimana mereka dapat atau
tidak bergerak atau berhenti terutama ada waktu kemacetan dan
keadaan darurat. Dalam arti luas pengaturan lalu lintas meliputi
semua aktifitas dari polisi dalam mengatur lalu lintas di jalan
umum.

Gambar Pengaturan lalu lintas

b. Penjagaan lalu lintas adalah suatu kegiatan pengawasan lalu lintas


pada tempat-tempat tertentu yang diadakan sesuai kebutuhan
terutama bersifat pencegahan, perlindungan pelayanan terhadap
pengguna jalan, bila menemukan pelanggaran lalu lintas maupun
kecelakaan lalu lintas segera mengambil tindakan represif sesuai
prosedur yang berlaku.
Gambar Penjagaan lalu lintas

c. Sosialisasi atau kampanye untuk mematuhi peraturan lalu lintas


melalui pemasangan spandukspanduk dan sosialisasi ke
sekolahsekolah seperti diadakannya Polsanak (Polisi Sahabat
Anak), PKS (Patroli Keamanan Sekolah), Police Goes to Campus,
Taman Lalu Lintas, dan Saka Bhayangkara.

Gambar bimbingan SALUD


Gambar kampanye lalu lintas

d. Polmas atau perpolisian masyarakat adalah proses edukasi


ditingkatkan komunitas guna membentuk budaya tertib lalu lintas.
e. Menambah jumlah sarana pos polisi yang agak rawan terhadap
pelanggaran marka jalan.

Gambar Pos polisi

f. Peningkatan giat rekayasa lalu lintas berupa perbaikkan atau


penyempurnaan marka jalan atau rambu-rambu lalu lintas serta
system pengaturan arus lalu lintas yang diharapkan bisa
mengurangi terjadinya pelanggaran marka jalan juga mencegah
timbulnya kecelakaan lalu lintas.
Gambar Perbaikan marka jalan

g. Meningkatkan kegiatan peraturan, penjagaan, pengawalan patrol


terutama di daerah rawan pelanggaran dan rawan kecelakaan.

Gambar polisi sedang patrol

h. Satlantas juga memberikan Tindakan hukum berupa pemberian


surat tilang kepada pengguna jalan yang melakukan pelanggaran
lalu lintas. Pemberian hukuman ini diharapkan dapat memberikan
efek jera kepada pelanggar supaya dikemudian hari masyarakat
akan berpikir untuk tidak melakukan pelanggaran lalu lintas
kembali.

2) Upaya Represif (penindakan).


Adapun kegiatan Satlantas dalam menanggulangi pelanggaran
lalu lintas dengan cara represif adalah sebagai berikut:
a. Tilang
Tilang adalah bukti pelanggaran. Fungsi tilang itu sendiri adalah
sebagai undangan kepada pelanggar lalu lintas untuk menghadiri
sidang di pengadilan negeri, serta sebagai tanda bukti penyitaan
atas barang yang disita oleh pihak kepolisian dari pelanggar.

Gambar Polisi sedang melakukan penilangan

b. Penyitaan
Penyitaan dilakukan karena pengendara kendaraan tidak
membawa atau mempunyai surat-surat kelengkapan kendaraan
bermotor dan surat izin mengemudi (SIM).

Gambar Penyitaan kendaraan bermotor

c. Teguran
Teguran yang dilakukan kepada pengendara kendaraan bermotor
yang melakukan pelanggaran tetapi berjanji tidak akan melakukan
pelanggaran lagi. Dilakukan dengan cara membuat surat
pernyataan tertulis bahwa tidak akan melakukan pelanggaran.
Upaya ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dan
juga mendatangkan rasa damai dalam masyarakat, walaupun
dalam hal demikian ini pada dasarnya tidak dapat menghilangkan
pelanggaran secara langsung, akan tetapi dapat memberikan
peringatan terhadap mereka yang telah melakukan pelanggaran
oleh masyarakat atau korban.

Anda mungkin juga menyukai