TINJAUAN PUSTAKA
dari Kepolisian yang diberi tugas khusus dibidang lalu lintas dan karenanya
kejuruan lalu lintas, yang disesuikan dengan penggolongan yang sudah menjadi
Seorang polisi lalu lintas harus memiliki kualitas-kualitas sikap yang baik
1. Bertanggung jawab
mendapatkan kebenaran.
14
warga masyarakat
sebelum ia bertugas secara efektif di jalan raya. Semua hal ini akan bisa tercapai
Tugas pokok Polri di bidang Lalu Lintas yang meliputi segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan dalam pengandalian lalu lintas untuk mencegah dan
berikut :
peraturan perundang-undangan.
15
ini.
tugas :
lainnya.
perundang-undangan.
hukum masyarakat.
16
tentang tugas polisi lalu lintas yang juga tidak mengabaikan tugas-tugas pokok
lainnya.
Dari tugas pokok tersebut, maka dijabarkan dalam fungsi yang terurai
dalam fungsi Polantas (Fungsi Teknis Lantas Polri), yaitu “Penyelenggara Tugas
b. Diknas Lantas.
dijabarkan dalam fungsi, maka polisi Lalu Lintas berperan juga sebagai :
a. Penegak Hukum
lalu lintas, pendidikan masyarakat dibidang lalu lintas, perekayasa lalu lintas dan
17
lalu usaha dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang lalu lintas untuk
dan ikut serta aktif dalam usaha menciptakan keamanan, ketertiban dan
a. Pengendalian situasi dan kondisi kehidupan berlalu lintas yang aman, tetib
dan lancar.
pemakai jalan.
berikut:
18
a. Pengendalian situasi dan kondisi kehidupan berlalu lintas yang aman, tertib
dan lancar
pemakai jalan.
Menurut Mabes POLRI (2001) berarti : Segala usaha dan kegiatan yang
fungsi jalan beserta sarana dan prasarananya dalam upaya meningkatkan tugas-
a. Dibidang perencanaan
4) Trafic light
5) Marka jalan
6) Tempat-tempat parkir
19
merupakan fungsi terakhir Polantas, menurut Mabes POLRI (2001) adalah segala
usaha dan kegiatan di bidang lalu lintas yang meliputi administrasi khusus lalu
yang harus diikuti secara terus menerus. Untuk itu informasi tentang segenap
aspek masalah lalu lintas harus dihimpun secara terus menerus oleh POLRI guna
dijadikan bahan untuk menanggulangi masalah lalu lintas secara mandiri. (Utomo,
2005)
20
21
masyarakat lainnya
c. Memberikan ijin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak dan
senjata tajam.
kepolisian
bersifat legal.
kewajibannya adalah :
22
Negara RI.
Soekanto, 2001, yang dimaksud lalu lintas jalan adalah lalu lintas yaitu
gerak pindah manusia dan atau barang dengan atau tanpa alat penggerak, dari satu
Menurut Tabah (2001), penegakan hukum Lalu Lintas (Police Traffic Law
Enforcement), adalah segala kegiatan dan tindakan dari Polri di Bidang Lalu
Lintas lainnya ditaati oleh setiap pemakai jalan dalam usaha menciptakan
Kamtibcar Lantas.
23
1) Pasal 13
2) Pasal 14
1) Pasal 4
2) Pasal 5
3) Pasal 6
4) Pasal 7
5) Pasal 203
6) Pasal 205
7) Pasal 211
8) Pasal 212
24
j) Perda.
2. PENERIMAAN DIRI
Penerimaan diri sebagai suatu keadaan yang disadari oleh diri sendiri
untuk menerima begitu saja kondisi diri tanpa berusaha mengembangkan diri
lebih lanjut Santrock (2008). Sikap menerima diri adalah kemampuan seseorang
untuk mengakui kenyataan diri secara apa adanya termasuk juga menerima semua
pengalaman hidup, sejarah hidup, latar belakang hidup, dan lingkungan pergaulan
(Riyanto, 2009). Menurut Prihadi (2004) menerima diri apa adanya berarti pasrah
dan jujur terhadap kondisi yang dimiliki, tidak ada yang ditutup-tutupi, baik itu
maupun yang menghambat yang ada di dalam diri. Semua diterima apa adanya.
penerimaan diri diartikan sebagai sikap seseorang yang merasa puas dengan diri
keterbatasan diri. Ada dua hal penting dalam arti penerimaan diri tersebut,
pertama adanya perasaan puas terhadap apa yang telah dimiliki; kedua, adanya
25
menggunakan alat bantu dan individu dapat menerima keadaan tersebut. Sikap
yang demikian membuat individu tidak akan mencela diri sendiri ketika
tinggi terhadap diri sendiri, atau tidak bersikap merendahkan terhadap diri sendiri.
Ini berarti seseorang yang mampu menerima dirinya mampu melihat kebaikan
sekaligus kekurangan yang ada di dirinya. Penghargaan yang tinggi bukan berarti
memiliki sikap tinggi hati, melainkan dapat menghargai diri sendiri beserta
membuat diri melayang dan lupa diri. Individu perlu menapak pada kenyataan
yang ada tentang dirinya, agar proses penerimaan diri menjadi lebih mudah.
individu dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri individu
tersebut; bukan khayalan dan impian. Usaha yang perlu dilakukan adalah
kaki yang bengkok maka yang lebih utama dilakukan individu adalah merawat kaki
26
antara kenyataan diri dengan diri yang ideal dapat membuat orang tidak puas dan
tidak dapat menyesuaikan dirinya. Individu yang tidak mampu menyesuaikan diri
dapat berakibat penolakan terhadap dirinya, yang pada akhirnya tidak mampu
mengeluhkan hal-hal buruk tentang dirinya kepada orang lain. Keluhan yang tidak
berkesudahan dapat membuat orang lain terganggu, sehingga membuat orang lain
orang lain dapat berakibat individu terrtekan karena merasa tidak memiliki teman,
sebaliknya jika individu dapat menerima diri sendiri maka itu dapat memberikan
(Matthews, 2003). Artinya diri sendiri menjadi senang orang lain pun ikut senang.
Supratiknya (1995) adalah dapat menimbulkan kerelaan diri untuk membuka atau
mengungkapkan aneka pikiran, perasaan, dan reaksi kepada orang lain, pandangan
bahwa dirinya disenangi, berharga, dan diterima oleh orang lain, dan mampu
menerima orang lain. Individu yang menerima dirinya sadar akan kelebihan dan
27
sebagaimana adanya.
menimbulkan perilaku yang membuat orang lain menyukai dan menerima dirinya.
Ini kemudian mendorong perilaku remaja yang baik dan mendorong perasaan
seseorang. Menjadi diri yang menyenangkan bagi diri sendiri dapat dilakukan
dengan cara senantiasa menumbuhkan perasaan suka pada diri, misalnya dengan
Matthews (2003) menjelaskan bahwa untuk dapat merasa senang terhadap diri
sendiri maka yang perlu dilakukan adalah tidak mengkritik diri sendiri, bersikap
diri adalah kemauan individu untuk dapat mengakui dan menerima diri apa
keadaannya dengan cara memanfaatkan apa yang dimilikinya secara efektif dan
mengkritik dan tidak bersikap merendahkan diri; menerima pujian secara wajar
dan mampu memberikan pujian, sehingga timbul rasa menghargai diri sendiri,
28
Dampak yang ditimbulkan adalah perasaan membuat diri sendiri dan orang lain
merasa senang.
adalah kemampuan menerima kondisi diri sendiri secara jujur dan terbuka serta
tidak malu dan ragu mengakui kelemahan dan kelebihan pada diri sendiri dan di
Penerimaan diri tidak berarti seseorang menerima begitu saja kondisi diri
tanpa berusaha mengembangkan diri lebih lanjut, orang yang menerima diri
berarti telah mengenali dimana dan bagaimana dirinya saat ini, serta mempunyai
keinginan untuk mengembangakan diri lebih lanjut. Grinder (dalam Donald, 2007)
a. Perasaan sederajat
orang lain, sehingga individu tidak merasa sebagaiorang yang istimewa atau
menyimpang dari orang lain. Individu merasa dirinya mempunyai kelemahan dan
ini tampak dari sikap individu yang percaya diri, lebih suka mengembangkan
29
c. Bertanggung jawab
ini tampak dari perilaku individu yang mau menerima kritik dan menjadikannya
Individu lebih mempunyai orientasi diri keluar dari pada ke dalam diri,
tidak malu yang menyebabkan individu lebih suka memperhatikan dan toleran
lingkungannya.
e. Berpendirian.
Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap conform
terhadap tekanan sosial. Individu yang mampu menerima diri mempunyai sikap
a. Pengetahuan Diri.
Pengetahuan diri dapat dilakukan dengan mengenal diri baik secara internal
maupun eksternal, mengenal secara internal dapat dilakukan dengan cara menilai
30
eksternal pengenalan diri dilakukan dengan cara menilai diri menurut pandangan
orang lain.
tentang bagaimana orang lain memandang diri kita. Hal tersebut bisa dilakukan
dengan cara meminta pendapat orang lain tentang diri sendiri (Supratiknya, 1995).
Yaitu keyakinan bahwa diri diterima secara intrinsik dan tanpa syarat.
Penerimaan diri dasar ini lebih berorientasi pada urusan personal individu.
Individu mampu menghargai dan menerima diri apa adanya serta tidak
(Supratiknya 1995).
diri ideal dan riil hanya akan menyebabkan individu merasa tidak puas diri dan
mudah frustasi.
e. Pengungkapan diri.
perasaan, atau lainnya) kepada orang lain (Supratiknya, 1995). Pengungkapan diri
dapat memberi informasi kepada individu tentang siapa dirinya, sebab dari
31
hendaknya dilakukan secara asertif sebab tindakan tersebut lebih mendukung pada
Menurut Allport (Sobur, 2003) elemen penting dalam penerimaan diri adalah
f. Penyesuaian diri
terdapat penyesuaian diri. Individu yang tidak mampu menyesuaikan diri menjadi
memiliki cacat pada tubuhnya, maka individu harus menyesuaikan diri dengan
cacat tersebut, agar cacatnya dapat diterima menjadi bagian dari dirinya.
tubuhnya. Jika keadaan ini dibiarkan maka individu tidak akan mampu menerima
dirinya.
32
penerimaan diri berarti mampu menerima diri apa adanya dan memanfaatkan apa
yang dimilikinya secara efektif. Pendapat ini mengandung dua hal yaitu pertama,
proses penerimaan diri terdapat kemampuan untuk mengenali potensi diri. Kedua
ada upaya yang positif untuk memanfaatkan apa yang dimilikinya, hal itu berarti
diri, penerimaan diri pantulan, penerimaan diri dasar, pembandingan antara diri
yang riil dengan ideal, pengungkapan diri, penyesuaian diri, penghargaan diri, dan
diri, antara lain: aspirasi realistis, keberhasilan, wawasan diri, wawasan sosial, dan
a. Aspirasi realistis.
Supaya anak menerima dirinya, ia harus realistis tentang dirinya dan tidak
sasaran yang di dalam batas kemampuan mereka,walaupun batas ini lebih rendah
33
c. Wawasan diri
Kemampuan dan kemauan menilai diri secara realistis serta mengenal dan
penerimaan diri. Dengan bertambahnya usia dan pengalaman sosial, anak harus
d. Wawasan sosial.
Kemampuan melihat diri seperti orang lain melihat mereka dapat menjadi
sosial.
Bila individu melihatnya dengan satu cara pada satu saat dan cara lain
memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi pula dalam memandang dan
34
yang berasal dari luar individu maupun dari dalam individu itu sendiri.
faktor dari luar individu terdiri dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
35
dalam hidupnya.
sosial, Konsep diri yang stabil, tingkat pendidikan, dukungan sosial, lingkungan,
diri untuk membedakan antara orang yang menerima keadaan diri dengan orang
yang menolak keadaan diri (denial). Berikut ini adalah ciri dari orang yang
36
d. Menyadari asset diri yang dimilikinya, dan merasa bebas untuk menarik
kehidupannya.
mengingkari kelebihannya.
kemarahannya.
37
penerimaan terhadap keadaannya dan menghargai diri sendiri, yakin akan standar-
standar dan pengakuan terhadap dirinya tanpa terpaku pada pendapat orang lain
dan memiliki perhitungan akan keterbatasan dirinya. Dan tidak melihat pada
dirinya sendiri secara irrasional. Orang yang menerima dirinya menyadari asset
diri yang dimilikinya, dan merasa bebas untuk menarik atau melakukan
sendiri.
terhadap dirinya dan dapat bertahan dalam kegagalan atau kepedihan serta dapat
Philips dan Berger (dalam Robinson & Shaver, 2004) memberikan ciri-ciri
individu yang menerima dirinya adalah (a) adanya keyakinan akan kemampuan
diri dalam menghadapi persoalan; (b) adanya anggapan berharga terhadap diri
sendiri sebagai manusia dan sederajat dengan orang lain; (c) tidak ada anggapan
aneh atau abnormal terhadap diri sendiri dan tidak ada harapan untuk ditolak
orang lain; (d) tidak ada rasa malu atau tidak memperhatikan diri sendiri; (e) ada
keberanian memikul tanggung jawab atas perilaku sendiri; (f) adanya objektivitas
38
sebagai manusia yang berharga dan sederajat dengan orang lain, (c) mampu
menempatkan diri seperti halnya orang-orang lain, sehingga orang lain juga dapat
menerima dirinya, (d) menyadari dan tidak merasa malu atas keadaan yang
dimilikinya, (e) bertanggung jawab atas segala perbuatannya, (f) dapat menerima
mengingkari kelebihannya, (h) tidak merasa bersalah dan tidak mengingkari atas
kecenderungan: (a) tidak menyenangi dirinya, (b) mencemooh diri sendiri, (c) ia
akan merasa bahwa orang yang melihatnya dengan penuh permusuhan dan
sendiri, (e) penghargaan terhadap diri sendiri sangat ditentukan oleh sikap dan
penilaian orang lain terhadap dirinya, dan (f) umumnya mempunyai sikap
dan Berger (dalam Robinson & Shaver, 2004), yang akan penulis ungkap dalam
penelitian yaitu ; (a) adanya keyakinan akan kemampuan diri dalam menghadapi
39
dan sederajat dengan orang lain, (c) tidak adanya anggapan aneh atau abnormal
terhadap diri sendiri dan tidak ada harapan untuk ditolak orang lain, (d) tidak ada
rasa malu atau tidak memperhatikan diri sendiri, (e) ada keberanian memikul
tanggung jawab atas perilaku sendiri, (f) adanya objektivitas menerima pujian atau
celaan, dan (g) tidak ada penyalahan atas keterbatasan yang ada, atau
pengingkaran kelebihan.
a. PengertianKepribadian
Sebelum membahas lebih jauh tentang pengertian kepribadian itu sendiri,
ada hal mendasar yang perlu diurakanterlebih dahulu, yaitu tentang jiwa manusia.
Pada dasarnya jiwa manusia dapat dibedakan menjadi dua aspek yakni aspek
watak, sifat, penyesuaian diri, minat, sikap dan motivasi. (Hartono, 1994)
dan rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. George Kelly misalnya
merumuskan kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan
kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu
yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Sementara itu
Sigmun Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari
tiga sistem, yakni ; ide, ego, dan super ego. Dan terakhir Poejawijatna
40
dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002).
(Weller, 2005).
meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada
diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
Lingkungan postnatal atau lingkungan eksternal inilah yang biasa disebut sebagai
41
lingkungan sosial.
teori tentang kepribadian yang tumbuh dari pengalaman budaya barat, secara agak
kasar lazim dibedakan ke dalam tiga aliran besar berdasarkan pandangan falsafi
pada dasarnya dilahirkan dengan pribadi yang jahat. Tingkah laku manusia
digerakkan oleh daya-daya yang bersifat negatif atau merusak dan tidak didasari,
seperti kecemasan dan agresi atau permusuhan. Maka agar berkembang ke arah
inpersonal dan direktif atau mengarahkan. Contoh khas teori yang beraliran
aliran pemikiran yang agak pesimistik ini dikenal dengan sebutan mazhab
pertama.
42
pada dasarnya dilahirkan netral bagaikan “kertas putih”. Lingkunganlah yag akan
ditentukan oleh pihak luar (lingkungan) dengan kiat-kiat rekayasa yang bersifat
impersonal dan direktif. Contoh khas pandangan ini adalah behaviorisme radikal
B.F. Skinner. Dalam sejarah psikologi, aliran pemikiran yang deterministik ini
pada dasarnya dilahirkan baik. Tingkah laku manusia dengan sadar, bebas, dan
bertanggung jawab dibimbing oleh daya-daya positif yang berasal dari dalam
penuh penerimaan dan penghargaan demi mekarnya potensi positif yang melekat
pada dirinya. Contoh khas pendirian teoritis semacam ini adalah teori humanistik
Abraham Maslow dan Carl Rogers. Dalam sejarah psikologi, aliran pemikiran
43
individu menemui suatu kejadian yang menimbulkan stres (Kobasa dkk, 1982
dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai makna. Individu yang tangguh sangat
(Kobasa dkk, 1982 dalam Supratiknya, 1995) menyatakan bahwa tipe kepribadian
teoritis gabungan dari ketiga aspek ini merupakan undimensional dan merupakan
merupakan kesatuan dan ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang relatif
a. Komitmen
44
apapun yang dilakukan (Kobasa dkk, 1982 dalam Supratiknya, 1995). Individu
yang mempunyai komitmen yang kuat akan mudah tertarik dan terlibat secara
tulus ke dalam kegiatan apapun yang sedang dikerjakan dan perasaan yang wajar
memiliki komitmen kuat tidak akan mudah menyerah pada tekanan. Pada saat
menghadapi stres individu ini akan melakukan strategi menghadapi masalah yang
dengan nilai-nilai, tujuan, dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Sebaliknya,
individu yang tidak tangguh maka memiliki komitmen yang lemah dan mudah
merasa bosan atau merasa tidak berarti, menarik diri dari tugas-tugas yang harus
dikerjakan, pasif, dan lebih suka menghindar dari berbagai aktivitas. Individu
yang tidak tangguh akan menilai kejadian yang menimbulkan stres sebagai
b. Kontrol
orang yang memiliki kontrol yang kuat akan selalu lebih optimis dalam
45
hal-hal yang tidak dapat dikendalikan dan kurang memiliki inisiatif serta kurang
c. Tantangan
dalam hidupnya sebagai sesuatu yang wajar dan dapat mengantisipasi perubahan
itu sebagai stimulus yang sangat berguna bagi perkembangan dan memandang
tantangan yang kuat adalah orang-orang yang dinamis dan memiliki kemampuan
dan keinginan untuk maju yang kuat, menemukan cara yang lebih mudah untuk
karena individu merasa kuatir dengan adanya perubahan, dianggab merusak dan
menimbulkan rasa tidak aman, serta ancaman. Selain itu individu yang threatened
46
komitmen, kontrol, dan tantangan yang kuat cenderung untuk mereaksi kejadian
yang penuh dengan stres dengan cara yang lebih menyenangkan dibandingkan
belajar dari kejadian-kejadian, baik nilai maupun kegunaannya. Lebih jauh lagi
menghadapi masalah yang aktif seperti problem focused coping (William, Wlebe,
47
growth),
dirinya, termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki serta bisa bersikap
Loekmono (dalam Sari. 2002.) tujuan mengenal dan memahami diri sendiri
dirinya sendiri seseorang dapat menerima kenyataan yang ada lalu berusaha
dengan yang ada pada dirinya untuk mengembangkan pribadinya agar sehat dan
48
langsung dengan stimulus yang masih ada dan memberikan tanggapan yang
objek yang diamati. Setelah timbul tanggapan, individu mulai melakukan tindakan
Penerimaan diri menurut Rogers dalam Aryanti (2003) adalah orang yang
selalu terbuka terhadap setiap pengalaman serta mampu menerima setiap masukan
dan kritikan dari orang lain. Ketidak mampuan menerima diri apa adanya dan
segala keunikannya karena adanya perasaan suasana hati yang tertekan. Keadaan
menjalani hidup. Seseorang yang mampu menerima dirinya secara jujur, baik di
dalam (hati, pikiran, perasaan) maupun di luar (perilaku, penampilan), tidak takut
memandang dirinya secara jujur karena ia tidak bisa lari dari diri sendiri, walau
kinerjanya dibanding kepribadian yang negatif. Individu yang memiliki sifat tidak
mudah putus asa, tekun, gigih, memiliki kemauan keras, dan memiliki semangat
49
pekerjaannya.
kepribadian yang tertanam kuat dan dalam, sulit bagi kita untuk bisa meraih
tanggap dan tidak diskriminatif demi mewujudkan rasa aman melalui kerjasama
kerjasama Internal Polri dan kerjasama dengan aparat penegak hukum pada
50
akuntabel untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan, Mengelola sumber
5. Kerangka Penelitian
Dari uraian diatas maka hipotesis yang di ajukan adalah; Ada hubungan
52