Anda di halaman 1dari 16

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP AHLI WARIS YANG TIDAK

MELAPORKAN PENGANGKUTAN JENAZAH YANG DILAKUKAN


DENGAN CARA IRING-IRINGAN DI KOTA BALIKPAPAN
LAW ENFORCEMENT TOWARDS BENEFICIARY THAT DOES NOT
REPORT THE CORPSE TRANSPORTATION DONE BY THE WAYS
OF ESCORT IN BALIKPAPAN
Monalisa Tjhoeng, H Moch Ardi, Rosdiana
Fakultas Hukum Universitas Balikpapan
Jl. Pupuk Kelurahan Gunung Bahagia
monabpp@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji mengenai kegiatan iring-iringan jenazah ke tempat
pemakaman yang menggunakan iring-iringan kendaraan bermotor yang wajib dilaporkan
kepada petugas Kepolisian, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Pemakaman. Maka penulis merumuskan masalah bagaimanakah penegakan hukum terhadap
ahli waris yang tidak melaporkan pengangkutan jenazah yang dilakukan secara iring-iringan
sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pemakaman
di Kota Balikpapan. Tujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui bagaimanakah penegakan
hukum terhadap ahli waris yang tidak melaporkan pengangkutan jenazah yang mempengaruhi
lemahnya penerapan sanksi terhadap ahli waris yang tidak dilakukan secara iring-iringan di
kota Balikpapan.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis empiris, yaitu
mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataanya di
masyarakat. Keseluruhan data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder
memberikan gambaran tinjauan dan bersifat analisis kualitatif.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Penegakan hukum terhadap Peraturan Daerah Kota
Balikpapan Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pemakaman bahwa pengangkutan jenazah ke
tempat pemakaman yang menggunakan iring-iringan kendaraan bermotor wajib di laporkan
kepada petugas Kepolisian belum dilakukan, baik dalam bentuk penegakan hukum secara
preventif maupun penegakan hukum secara represif.

Kata Kunci: Izin, Penegakan Hukum, Faktor Penegak Hukum

ABSTRACT
This research was conducted to examine the activities of the corpse escort to the cemetery
using the escort of motorcycle which must be reported to police officers, based on Regional
Regulation Number 5 of 2016 about Funerals. Thus, the research formulates the problem of
how law enforcement against heirs who do not report the transport of dead bodies carried out
by escorting in Balikpapan in accordance with the Balikpapan City Regulation Numbrer 5 of
2016 about Funerals in Balikpapan City.
The approach method used in this research is an empirical juridical method, is to examine the
applicable legal provisions and what happens in reality in the community. All data obtained
both primary data and secondary data provide an overview ot the review and are qualitative
analysis.
The results of this research state that Law Enforcement of Balikpapan City Regional
Regulation Number 5 of 2016 about Funerals that the transport of dead bodies to burial sites
using motorized vehicles must be reported to police officers has not been done, either in the
form of preventive law enforcement or law enforcement repressively.

Keywords: Permission, Law Enforcement, Law Enforcement Factors


Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

I. PENDAHULUAN setiap program untuk mengatur


A. Latar Belakang transportasi jalan raya agar bisa
beroperasi secara efisien dan untuk
Ketertiban dan keamanan di jalan meminimalkan kesia-siaan.2
raya sangat penting untuk diperhatikan Tujuan Kepolisian Negara Republik
oleh setiap pengguna jalan raya. Indonesia sebagaimana tercantum
Pengguna jalan yang memperoleh hak dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor
utama didahulukan secara langsung 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
bertujuan untuk menjaga ketertiban dan Negara Republik Indonesia
keamanan pengguna jalan. Ada mengatur:”Kepolisian Negara Republik
bermacam-macam aturan yang Indonesia bertujuan untuk mewujudkan
berhubungan dengan hak pengguna keamanan dalam negeri yang meliputi
jalan akan tetapi sebagian besar terpeliharanya keamanan dan ketertiban
pengguna jalan tersebut banyak yang masyarakat, tertib dan tegaknya
melanggar. Terjadinya kecelakaan lalu hukum, terselenggaranya perlindungan,
lintas disebabkan oleh banyak faktor, pengayoman, dan pelayanan kepada
tidak sekedar oleh pengemudi masyarakat, serta terbinanya
kendaraan yang buruk pejalan kaki ketenteraman masyarakat dengan
yang kurang hati- hati, kerusakan menjunjung tinggi hak asasi manusia”.
kendaraan, rancangan kendaraan cacat Bertugas untuk menjamin
pengemudi, rancangan jalan, dan ketertiban dan tegaknya hukum serta
kurang mematuhinya rambu-rambu lalu terbinanya ketentraman masyarakat
lintas.1 guna mewujudkan keamanan dan
Kekhawatiran tentang keselamatan ketertiban masyarakat dalam rangka
dan keamanan jalan dipandang sebagai terpeliharanya keamanan Negara
masalah yang utama oleh masyarakat. dengan menjunjung tinggi hak asasi
Salah satu pelanggaran di jalan raya manusia. Lembaga kepolisian
yang dianggap ringan sering kali merupakan lembaga tingkat pertama
membuat masyarakat tidak peduli. yang menangani suatu perkara sebelum
Penegak hukum yang berwenang untuk dilimpahkan ke pengadilan dengan
mewujudkan keselamatan dan kemanan melakukan penyidikan di dalam suatu
pengguna jalan adalah polisi. Undang- perkara.Kepolisian diharapkan dapat
Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang menanggulangi masalah baik itu secara
Kepolisian Negara Republik Indonesia preventif maupun secara represif.
pada Pasal 14 ayat (1) huruf a Dalam Pasal 13 Undang-Undang
disebutkan bahwa Kepolisian Republik Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Indonesia bertugas untuk melaksanakan Kepolisian Negara Republik Indonesia
pengaturan, penjagaan, pengawalan dan disebutkan mengenai tugas dan
patroli terhadap kegiatan masyarakat wewenang kepolisian adalah :
dan pemerintah sesuai kebutuhan dan a. Memelihara keamanan dan
menjamin keamanan, ketertiban dan ketertiban masyarakat;
kelancaran lalu lintas di jalan. b. Menegakkan hukum; dan
Transportasi jalan raya yang efisien c. Memberikan perlindungan,
bergantung pada kinerja berbagai unsur pengayoman, dan pelayanan kepada
penting namun kinerja polisi lalu lintas masyarakat.
adalah salah satu unsur penting dalam
1
Suwardjoko Probonagoro Warpani, Pengelolaan
2
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Bandung: Andrew R. Cecil, Penegakan Hukum Lalu Lintas
Penerbit ITB, 2002), hlm.105. 15
(Bandung: Bandung Nuansa, 2011), hlm.27.
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

Undang-Undang Nomor 22 Tahun e. Kendaraan pimpinan dan pejabat


2009 Tentang Lalu Lintas dan negara asing serta lembaga
Angkutan Jalan diatur lebih khusus internasional yang menjadi tamu
mengenai tata cara pengaturan negara;
kelancaran pada Pasal 135 yang f. Iring-iringan pengantar jenazah;
menyatakan bahwa : dan
(1) Kendaraan yang mendapat hak g. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk
utama sebagaimana dimaksud kepentingan tertentu menurut
dalam Pasal 134 harus dikawal pertimbangan petugas Kepolisian
oleh petugas Kepolisian Negara Negara Republik Indonesia.
Republik Indonesia dan/atau Salah satu kegiatan pengguna jalan
menggunakan isyarat lampu yang memperoleh hak utama
merah atau biru dan bunyi pengawalan dan izin dari pihak
sirene. kepolisian adalah iring-iringan
(2) Petugas Kepolisian Negara pengantar jenazah.
Republik Indonesia melakukan Kegiatan pengguna jalan yang
pengamanan jika mengetahui memperoleh hak utama wajib
adanya Pengguna Jalan didahulukan artinya adalah suatu
sebagaimana dimaksud pada kepentingan yang memerlukan
ayat (1). penanganan. Pasal 134 Undang-
(3) Alat Pemberi Isyarat Lalu Undang Nomor 22 Tahun 2009
Lintas dan Rambu Lalu Lintas Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
tidak berlaku bagi Kendaraan Jalan diatur lebih khusus contohnya
yang mendapatkan hak utama mengenai kegiatan iring-iringan
sebagaimana dimaksud dalam pengantar jenazah karena adanya suatu
Pasal 134. kepentingan tertentu yang mendesak.
Bentuk pengawalan di jalan raya Kegiatan iring-iringan pengantar
yang dilakukan oleh pihak kepolisian jenazah biasanya dilakukan oleh
harus mendapatkan izin dari pihak pengguna jalan yang mengantarkan
kepolisian setempat, karena jika tidak kerabat yang meninggal dunia sampai
ada pengawalan dan izin tersebut maka ke pemakaman. Pada saat kegiatan
dapat mengganggu aktivitas pengguna iring-iringan berlangsung akan
jalan lain. Hak utama dari pengguna menimbulkan kemacetan dan
jalan itu diatur dalam Undang-undang keramaian di jalan raya. Oleh sebab itu
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu diperlukan penegakkan mengenai hak
Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pengguna jalan untuk mewujudkan
Pasal 134 disebutkan, Pengguna Jalan ketertiban dan keamanan di jalan raya.
yang memperoleh hak utama untuk Berdasarkan Pasal 15 Peraturan
didahulukan sesuai dengan urutan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5
berikut: Tahun 2016 Tentang Pemakaman yang
a. Kendaraan pemadam kebakaran lebih khusus mengatur mengenai
yang sedang melaksanakan tugas; kegiatan iring-iringan jenazah
b. Ambulans yang mengangkut orang disebutkan bahwa pengangkutan
sakit; Jenazah ke tempat pemakaman yang
c. Kendaraan untuk memberikan menggunakan iring-iringan kendaraan
pertolongan pada Kecelaaan Lalu bermotor wajib di laporkan kepada
Lintas; petugas Kepolisian. Dalam hal ini yang
d. Kendaraan pimpinan Lembaga berhak melaporkan adalah ahli waris
Negara Republik Indonesia; dari keluarga yang meninggal 15 agar
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

mendapatkan pengawalan dari untuk dicontoh perbuatan-perbuatan


kepolisian untuk tidak mengganggu yang dapat merugikan dirinya sendiri
kegiatan pengguna jalan lainnya. maupun orang lain.
Terhadap mereka yang melakukan Terkait pada kasus yang terjadi di
pelanggaran ketentuan Peraturan Kota Balikpapan, pada Tanggal 15
Daerah tersebut, maka diancam pidana Agustus Tahun 2017 berdasarkan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 31 keterangan dan informasi dari salah
ayat (3) Peraturan Daerah Kota satu ahli waris yaitu Miyadi
Balikpapan Nomor 5 Tahun 2016 Rajagukguk yang bertempat tinggal di
Tentang Pemakaman yang isinya setiap Jalan Soekarno-Hatta km 2 RT 13
ahli waris yang melanggar ketentuan Nomor 7 Kelurahan Muara Rapak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kecamatan Balikpapan Utara
Pasal 20, dan Pasal 21 ayat (1), mengatakan pada saat orang tua dari
dipidana dengan pidana kurungan ahli waris tersebut meninggal dunia,
paling lama 3 (tiga) bulan atau denda ahli waris tidak melaporkan kepada
paling banyak Rp50.000.000,00 (lima petugas Kepolisian setempat untuk
puluh juta rupiah). meminta izin dan pengawalan
Faktanya setiap para pengantar mengenai pengantaran jenazah dengan
jenazah yakni pengendara motor cara iring-iringan kendaraan bermotor
tersebut melakukan pelanggaran di jalan raya.3 Penulis menganggap
diantaranya tidak memakai helm, bahwa hal tersebut menarik untuk
bonceng tiga, tidak mematuhi rambu- diteliti dan penulis mengambil judul
rambu lalu lintas, dan sering kali “Penegakan Hukum Terhadap Ahli
membawa kayu atau bambu yang Waris yang Tidak Melaporkan
mereka gunakan untuk menyuruh para Pengangkutan Jenazah yang Dilakukan
pengendara lain seperti motor atau dengan Cara Iring-iringan di Kota
mobil untuk minggir. Saat ini sangat Balikpapan”.
jarang kita temui pengendara motor B. Rumusan Masalah
pengantar jenazah yang tertib akan lalu
lintas. Pelanggaran tersebut tidak Adapun rumusan masalah terkait
jarang mengakibatkan kecelakaan. latar belakang di atas adalah
Kecelakaan yang melibatkan bagaimanakah penegakan hukum terhadap
kendaraan motor maupun mobil di ahli waris yang tidak melaporkan
jalan raya yang terjadi karena hal-hal pengangkutan jenazah yang dilakukan
teknis, misalnya para pengendara motor secara iring-iringan sesuai dengan
yang secara sengaja memukul mobil Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor
atau motor yang tidak mau minggir 5 Tahun 2016 Tentang Pemakaman di
pada saat para pengendara motor Kota Balikpapan dan apakah faktor-faktor
pengantar jenazah menyuruhnya yang mempengaruhi penegakan hukum
minggir, para pengendara motor dan terhadap ahli waris yang tidak melaporkan
mobil merasa keberatan jalannya kegiatan iring-iringan jenazah di Kota
diambil secara paksa dan sangat tidak Balikpapan?
disiplin, serta kurangnya kesadaran C. Metode
yang dimiliki oleh para pengendara
Penelitian ini menggunakan
motor pengantar jenazah yang
pendekatan yuridis empiris yang dengan
mengakibatkan mereka melakukan
kata lain adalah jenis penelitian hukum
perbuatan yang semena-mena di jalan
raya. Melihat fenomena yang terjadi di 3
Wawancara dengan Miyadi Rajagukguk,
masyarakat, maka sangatlah tidak patut Balikpapan, 12 April tahun 2019 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

sosiologis dapat disebut dengan penelitian maupun larangan. Impliksasinya adalah


lapangan, yaitu mengkaji ketentuan apabila persyaratan, kewajiban maupun
hukum yang berlaku serta apa yang terjadi larangan yang dimintakan dalam izin tidak
dalam kenyataanya di masyarakat dengan terpenuhi maka akan berdampak terhadap
maksud untuk mengetahui dan izin itu sendiri. Salah satu bentuk
menemukan fakta-fakta dan data yang ketidakterpenuhinya persyaratan,
dibutuhkan. Dengan menggunakan kewajiban maupun larangan itu adalah
sumber data primer dan data sekunder terjadinya pelanggaran yang akan
yang diperoleh melalui para pihak yang berujung pada sanksi hukum bagi
terkait dengan kasus yang dijadikan objek seseorang atau badan hukum perdata yang
dalam penelitian dan kepustakaan seperti melakukan pelanggaran. Terjadinya
buku-buku yang biasanya disediakan di pelanggaran tersebut dalam masyarakat
perpustakaan atau milik pribadi peneliti. sangatlah mungkin terjadi mengingat
Peraturan perundang-undangan, jurnal dalam masyarakat tersebut terdapat
ilmiah yang terkait, serta studi lapangan individu-individu dengan sikap beragam
dengan melakukan observasi di beberapa dalam hal kepatuhan terhadap hukum.6
instansi pemerintahan terkait masalah Pasal 1 angka 8 Peraturan Menteri
iring-iringan jenazah di Kota Balikpapan. Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006
D. Tinjauan Pustaka Tentang Pedoman Penyelenggaraan
1. Tinjauan Umum Tentang Izin Pelayanan Terpadu Satu Pintu
a. Pengertian Izin menyebutkan bahwa, izin adalah dokumen
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
Di dalam kamus istilah hukum, izin berdasarkan peraturan daerah atau
(vergunning) dijelaskan sebagai peraturan lainnya yang merupakan bukti
perkenaan/izin dari pemerintah yang legalitas, menyatakan sah atau
disyaratkan untuk perbuatan yang pada diperbolehkannya seseorang atau badan
umumnya memerlukan pengawasan untuk melakukan usaha atau kegiatan
khusus, tetapi yang pada umumnya tertentu.
tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang Izin ialah salah satu instrument yang
sama sekali tidak dikehendaki.4 Izin paling banyak digunakan dalam hukum
sangat sulit untuk didefinisikan, hal ini administrasi, untuk mengemudikan
dikemukakan oleh Van dder Pot yang tingkah laku para warga. Selain itu izin
mengatakan “sangat sukar membuat juga dapat diartikan sebagai dispensasi
definisi untuk menyatakan pengertian izin atau pelepasan/pembebasan dari suatu
itu”, hal ini disebabkan oleh antara para larangan. Terdapat juga pengertian izin
pakar tidak terdapat persesuaian paham, dalam arti sempit maupun luas:
masing-masing melihat dari sisi yang a. Izin dalam arti luas yaitu semua
berlainan terhadap objek yang di yang menimbulkan akibat kurang
definisikannya, sukar memberikan definisi lebih sama, yakni bahwa dalam
bukan berarti tidak terdapat definisi, bentuk tertentu diberi perkenaan
bahkan terdapat definisi yang beragam untuk melakukan sesuatu yang
tentang izin.5 mesti dilarang.
Pengaturan perizinan dapat berupa b. Izin dalam arti sempit yaitu suatu
pemenuhan persyaratan, kewajiban, tindakan dilarang, terkecuali
diperkenankan, dengan tujuan agar
4
H. R. Ridwan, Hukum Administrasi Negara Edisi
6
Revisi (Jakarta: Rajawali pers, 2011), hlm.198. Ivan Fauzani Raharja, “Penegakan Hukum
5
sutendi andiren, Hukum Perizinan Dalam Sektor Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran
Pelayanan Publik (Jakarta: Sinar Grafindo, n.d.), Perizinan”, Jurnal Ilmu Hukum/Vol 7/2/2015, hlm.
hlm.167. 118 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

ketentuan-ketentuan yang kewajiban serta syarat-syarat


disangkutkan dengan perkenaan tertentu.8
dapat dengan teliti diberikan batas-
batas tertentu bagi tiap kasus. Dengan memberi izin, pemerintah
memberikan perkenan kepada orang yang
Pada umumnya sistem izin terdiri dari: memohonnya untuk melakukan tindakan-
1. Larangan. tindakan tertentu yang sebenarnya
2. Persetujuan yang merupakan dasar dilarang. Izin dalam arti sempit adalah
kekecualian (izin). izin yang pada umumnya didasarkan pada
3. Ketentuan-ketentuan yang keinginan pembuat undang-undang untuk
berhubungan dengan izin.7 mencapai suatu tatanan tertentu atau
menghalangi keadaan-keadaan yang
Terdapat istilah lain yang memiliki buruk; pembebasan/dispensasi adalah
kesejajaran dengan izin yaitu: pengecualian atas larangan sebagai aturan
a. Dispensasi ialah keputusan umum, yang berhubungan erat dengan
administrasi Negara yang keadaan-keadaan khusus peristiwa;
membebaskan suatu perbuatan dari konsesi adalah izin yang berkaitan dengan
kekuasaan peraturan yang menolak usaha yang diperuntukkan untuk
perbuatan tersebut. Sehingga suatu kepentingan umum menyebutkan bahwa
peraturan undang-undang menjadi izin adalah pembolehan khusus terhadap
tidak berlaku bagi sesuatu yang sesuatu yang secara umum dilarang,
istimewa (relaxation legis). bahwa izin adalah perbuatan Pemerintah
b. Lisensi adalah suatu izin yang bersegi satu berdasarkan peraturan
memberikan hak untuk perundang-undangan untuk diterapkan
menyelenggarakan suatu pada peristiwa konkrit menurut prosedur
perusahaan. Lisensi digunakan dan persyaratan tertentu. Dapat
untuk menyatakan suatu izin yang disimpulkan bahwa dalam izin terdapat
memperkenankan seseorang untuk beberapa unsur yaitu Instrumen yuridis,
menjalankan suatu perusahaan peraturan perundang-undangan, organ
dengan izin khusus atau istimewa. pemerintahan peristiwa konkrit, serta
c. Konsesi, merupakan suatu izin prosedur dan persyaratan tertentu.
yang berhubungan dengan
pekerjaan besar dimana b. Fungsi dan Tujuan Pemberian Izin
kepentingan umum terlibat erat 1) Fungsi
sekali sehingga sebenarnya
pekerjaan itu menjadi tugas Izin berfungsi sebagai fungsi
pemerintah,tetapi pemerintah penertib dan sebagai
diberikan hak penyelenggaraannya pengatur.Sebagai fungsi
kepada konsesionaris (pemegang penertib, dimaksudkan agar
izin) yang bukan pejabat setiap bentuk kegiatan
pemerintah. Bentuknya bias masyarakat tidak bertentangan
berupa kontraktual atau kombinasi satu dengan yang lainnya,
antara lisensi dengan pemberian sehingga ketertiban dalam
status tertentu dengan hak dan setiap segi kehidupan
masyarakat dapat terwujud.Izin
berfungsi sebagai pengaturan
merupakan ujung tombak dari
7
Y Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem Dan instrumen hukum dalam
Upaya Pembenahan (Jakarta: Grasindo, 2009),
hlm.17. 8
Ridwan HR, Op.Cit, hlm.196 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

penyelenggaraan Penegakan hukum merupakan


pemerintahan. Norma penutup suatu usaha untuk mewujudkan ide-
dalam rangkaian norma ide keadilan, kepastian hukum dan
hukum. Wujud dari ketetapan kemanfaatan sosial menjadi
ini salah satunya adalah kenyataan. Jadi penegakan hukum
Izin.Berdasarkan jenis-jenis pada hakikatnya adalah proses
ketetapan, izin termasuk perwujudan ide-ide. Penegakan
sebagai ketetapan yang bersifat hukum adalah proses dilakukannya
konstitutif, yakni ketetapan upaya tegaknya atau berfungsinya
yang menimbulkan hak baru norma-norma hukum secara nyata
yang sebelumnya tidak sebagai pedoman pelaku dalam lalu
dimiliki oleh seseorang yang lintas atau hubungan-hubungan
namanya tercantum dalam hukum dalam kehidupan
ketetapan itu atau ketetapan bermasyarakat dan bernegara.
yang memperkenankan sesuatu Menurut Satjipto Rahardjo,
yang sebelumnya tidak penegakan hukum adalah suatu
dibolehkan. Izin merupakan proses untuk mewujudkan
ketetapan, dibuat dengan keinginan-keinginan hukum menjadi
ketentuan dan persyaratan kenyataan. Keinginan-keinginan
yang berlaku, yaitu: hukum dalam hal ini adalah berupa
a. Persyaratan; pikiran-pikiran badan pembuat
b. hak dan kewajiban; undang-undang yang dirumuskan
c. tata cara (prosedur); dalam peraturan-peraturan hukum
d. jangka waktu berlaku; itu, apabila dirumuskan secara lain
e. waktu pelayanan; maka penegakan hukum merupakan
f. biaya; suatu usaha untuk mewujudkan ide-
g. mekanisme komplain ide tersebut menjadi kenyataan yang
dan penyelesain merupakan hakikat penegakan
sengketa, dan; hukum.10
h. sanksi.9 Proses penegakan hukum
2) Tujuan menjangkau pula sampai kepada
pembuatan hukum perumusan
Tujuan perizinan adalah untuk pikiran pembuat hukum yang
pengendalian dan pengawasan dituangkan dalam peraturan hukum
pemerintah terhadap aktivitas akan turut menentukan bagaimana
dalam hal-hal tertentu yang penegakan hukum itu dijalankan.
ketentuannya berisi pedoman- Dalam kenyataan, proses penegakan
pedoman yang harus hukum memuncak pada
dilaksanakan oleh baik yang pelaksanaannya oleh para pejabat
berkepentingan ataupun oleh penegak hukum.11
pejabat yang berwenang. Lebih lanjut dikatakan bahwa
penegakan hukum bukanlah semata-
mata berarti pelaksanaan perundang-
4. Ketentuan Umum Tentang 10
Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem Dan Upaya
Penegakan Hukum Pembenahan, hlm.110.
11
a. Pengertian Penegakan Hukum Anita AR, “Kajian Hukum Terhadap Pengguna
Kendaraan Dinas diluar Keperluan Dinas di
Kabupaten Penajam Paser Utara”, Journal Uniba
9
Adrian Sutedi, Op.Cit, hlm. 180 Law Review/Vol 1/1/2019, hlm. 6 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

undangan, walaupun kenyataan di pula penyelenggaraan hukum oleh


Indonesia kecenderungannya adalah petugas penegakan hukum dan
demikian. Satjipto Rahardjo setiap orang yang mempunyai
menjelaskan, bahwa hakekat dari kepentingan dan sesuai
penegakan hukum adalah suatu kewenangannya masing-masing
proses untuk mewujudkan menurut aturan hukum yang
keinginan-keinginan atau ide-ide berlaku.14
hukum menjadi kenyataan. Istilah penegakan hukum dalam
Keinginan-keinginan hukum adalah bahasa Indonesia membawa kita
pikiran-pikiran badan pembentuk kepada pemikiran bahwa penegakan
undang-undang yang berupa idea hukum selalu dengan force sehingga
atau konsep-konsep tentang ada yang berpendapat, bahwa
keadilan, kepastian hukum dan penegakan hukum hanya
kemanfaatan sosial yang dirumuskan bersangkutan dengan hukum pidana
dalam peraturan hukum itu. Suharto saja. Pikiran seperti ini diperkuat
yang dikutip oleh R Abdussalam dengan kebiasaan kita menyebut
menyebutkan bahwa penegakan penegak hukum itu polisi, jaksa, dan
hukum adalah, suatu rangkaian hakim. Tidak disebut pejabat
kegiatan yang dilakukan aparat administrasi yang sebenarnya juga
penegak hukum baik tindakan menegakkan hukum. Andaikata
pencegahan maupun penindakan istilah asing tersebut disalin menjadi
dalam menerapkan ketentuan- “penanganan hukum” tentu lebih
ketentuan hukum yang berlaku guna sesuai dengan konteks judul ini yang
menciptakan suasana aman, damai penegakan hukumnya mempunyai
dan tertib demi kepastian hukum ruang lingkup lebih luas.15
dalam masyarakat.12 Penegakan hukum adalah proses
Sementara menurut JM Van dilakukannya upaya tegaknya atau
Bemmelen, tujuan utama semua berfungsinya norma-norma hukum
bagian hukum ialah menjaga secara nyata sebagai pedoman
ketertiban, ketenangan, pelaku dalam lalu lintas atau
kesejahteraan dan kedamaian dalam hubungan-hubungan hukum dalam
masyarakat, tanpa dengan sengaja kehidupan bermasyarakat dan
menimbulkan penderitaan. Walau bernegara. Penegakkan hukum
demikian untuk menegakan berbagai merupakan usaha untuk
peraturan hukum, tidak dapat mewujudkan ide-ide dan konsep-
dihindarkan bahwa beberapa orang konsep hukum yang diharapkan
akan mengalami penderitaan. rakyat menjadi kenyataan.
Penegakan hukum disebut dalam Penegakkan hukum merupakan
bahasa inggris law enforcement, suatu proses yang melibatkan
bahasa Belanda rechtshandhaving.13 banyak hal.16
Penegakan hukum dapat diartikan Ditinjau dari sudut subjeknya,
penegakan hukum itu mempunyai
12
Syahrul Machmud, Penegakan Hukum Dan
14
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Dipo Arganta, “Penegakan Hukum Terhadap
Melakukan Medikal Malpraktek (Bandung: Pelaku Tindak Pidana Cyberporn di Wilayah
Mandar Maju, 2008), hlm.175. Hukum Kepolisian Daerah Kalimantan Timur”,
13
Machmud Syahrul, Penegakan Hukum Dan Journal Uniba Law Review/Vol 1/1/2019, hlm. 20.
15
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Syahrul Machmud, Ibid, hlm. 177
16
Melakukan Medikal Malpraktek (Bandung: Shant, Dellyana, 1988, Konsep Penegakan
Mandar Maju, 2008), hlm.117. Hukum, Yogyakarta, Liberty, hlm. 32 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

arti luas dan arti sempit. Dalam arti ada pelanggaran.19 Adapun bentuk-bentuk
luas, proses  penegakan hukum itu penegakan hukum adalah sebagai berikut:
melibatkan semua subjek hukum 1. Penegakan Hukum
dalam setiap hubungan hukum. Administrasi
Dalam arti sempit, penegakan
hukum itu hanya diartikan sebagai Penegakan hukum administrasi
upaya aparatur penegakan hukum merupakan salah satu jenis penegakan
tertentu untuk menjamin dan hukum yang banyak dilakukan di bidang
memastikan bahwa suatu aturan perizinan. Hal ini dapat dipahami karena
hukum berjalan sebagaimana terhadap pelanggaran yang dapat
seharusnya. 17 dipandang relatif ringan diterapkan sanksi
Pengertian penegakan hukum itu administrasi. Penegakan hukum
dapat pula ditinjau dari sudut administrasi relatif mudah diterapkan,
objeknya, yaitu dari segi hukumnya. selain karena prosedurnya yang tidak
Dalam hal ini, pengertiannya juga terlalu rumit, juga pelanggaran yang
mencakup makna yang luas dan dilakukan relatif lebih mudah dipastikan
sempit. Dalam arti luas, menegakan dan dengan demikian menjadi terlihat
hukum itu mencakup pula nilai-nilai sederhana. Sarana penegakan hukum
keadilan yang terkandung di selain pengawasan adalah sanksi.
dalamnya bunyi aturan formal Sanksi merupakan bagian penting dalam
maupun nilai-nilai keadilan yang setiap peraturan perundang-undangan.
hidup dalam masyarakat. Tetapi, Sanksi merupakan inti dari penegakan
dalam arti sempit, penegakan hukum hukum administrasi negara. Sanksi
itu hanya menyangkut penegakan diperlukan untuk menjamin penegakan
peraturan yang formal dan tertulis hukum administrasi negara.
saja.18 2. Penegakan Hukum Pidana
Penegakan hukum pidana adalah upaya
untuk menerjemahkan dan mewujudkan
b. Bentuk-bentuk Penegakan Hukum
keinginan-keinginan hukum pidana
Penegakan hukum itu bisa bersifat menjadi kenyataan. Hukum pidana
preventif dan juga represif. Penegakan menurut Van Hammel adalah keseluruhan
hukum preventif merupakan serangkaian dasar dan aturan yang dianut oleh negara
upaya tindakan yang dimaksudkan dalam kewajibannya untuk menegakkan
sebagai pencegahan agar tidak terjadi hukum, yakni dengan melarang apa yang
pelanggaran atau penyimpangan ketentuan bertentangan dengan hukum (On Recht)
yang ada. Penegakan hukum preventif ini dan mengenakan nestapa (penderitaan)
dapat dilakukan dengan memberikan kepada yang melanggar larangan tersebut.
bekal pemahaman dan kesadaran nagi Secara umum proses penegakan hukum
masyarakat, maupun pihak-pihak yang pidana berdasarkan KUHAP (Kitab
terkait.Sementara itu penegakan hukum Undang-Undang Hukum Acara Pidana)
represif dilakukan, apabila telah terjadi meliputi tiga tahapan, yaitu penyidikan,
pelanggaran hukum. Maksud dari penuntutan, pemeriksaan di pengadilan,
penegakan hukum represif bukan sebagai putusan hakim, dan upaya hukum.20
upaya pencegahan pelanggaran, 19
Victorianus MH Randa Puang, Hukum Pendirian
melainkan untuk menanggulangi kalau Usaha Dan Perizinan (Yogyakarta: Deepublish,
ada permasalahan hukum, terutama jika 2015), hlm.63.
20
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan
17
Shant, Dellyana, Ibid, hlm. 32 Perspektif Global Dan Nasional (Jakarta: Jakarta
18
Shant, Dellyana, Ibid, hlm. 32 Press, 2014), hlm.217. 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

Penegakan hukum yang dikaitkan akan dipengaruhi oleh hal-hal


dengan perlindungan masyarakat terhadap tersebut. Secara umum,
kejahatan tentunya berkaitan dengan sebagaimana dikemukakan oleh
masalah penegakan hukum pidana.Tujuan Soerjono Soekanto, ada lima
ditetapkannya hukum pidana adalah faktor yang mempengaruhi
sebagai salah satu sarana politik kriminal penegakan hukum. Penegakan
yaitu untuk perlindungan masyarakat yang hukum sebenarnya terletak pada
sering pula dikenal dengan istilah sosial faktor-faktor yang mungkin
defence.21 mempengaruhinya.Faktor-faktor
tersebut mempunyai arti yang
3. Penegakan Hukum Perdata netral, sehingga dampak positif
atau negatifnya terletak pada isi
Seperti diketahui, dalam hukum faktor-faktor tersebut. Faktor-
perdata diatur hubungan hukum antara faktor tersebut adalah, sebagai
subjek-subjek hukum yang sederajat, yang berikut:
menyangkut kepentingan orang 1) Faktor hukumnya sendiri,
perorangan. Di dalamnya tidak dimuat dalam hal ini dibatasi pada
perbuatan hukum publik. Sementara itu, undang-undang saja;
izin merupakan sebuah keputusan di 2) Faktor penegak hukum, yaitu
lapangan hukum publik. Izin merupakan pihak-pihak yang membentuk
keputusan pemerintah dan bukan maupun yang menerapkan
perbuatan hukum di bidang keperdataan hukum;
dan adakalanya mempunyai implikasi 3) Faktor sarana atau fasilitas
tertentu yang berkaitan dengan hukum yang mendukung penegakan
keperdataan.22 hukum;
4) Faktor masyarakat, yakni
c. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi lingkungan dimana hukum
Penegakan Hukum tersebut berlaku atau
Masalah pokok-pokok diterapkan;
penegakan hukum terletak pada 5) Faktor kebudayaan, yakni
faktor-faktor yang sebagai hasil karya, cipta, dan
mempengaruhinya. Faktor-faktor rasa yang didasarkan pada
tersebut mempunyai arti yang karsa manusia di dalam
netral sehingga dampak positif pergaulan hidup;
atau negatifnya terletak pada isi Kelima faktor tersebut saling berkaitan
dari faktor-faktor tersebut.23 dengan eratnya, oleh karena merupakan
Penegakan hukum merupakan esensi dari penegakan hukum serta juga
suatu proses yang melibatkan merupakan tolak ukur daripada efektivitas
banyak hal. Oleh karena itu, penegakan hukum.24
keberhasilan penegakan hukum

21
E. Pembahasan
Arief Barda Nawawi, Beberapa Aspek Kebijakan 1. Penegakan Hukum Terhadap Ahli
Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1998), hlm.11. Waris Yang Tidak Melaporkan
22
Y. Sri Pudyatmoko, Op.Cit, hlm. 135 Kegiatan Pengangkutan Jenazah
23
Moh Asir, “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaku Di Kota Balikpapan
Pemalsuan Data Untuk Mendapatkan Paspor
Republik Indonesia Pada Kantor Imigrasi Kelas I
Balikpapan”, Journal Uniba Law Review/Vol
1/1/2019, hlm. 55 24
Ridwan HR, Op.Cit, hlm. 293 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

Dalam menegakkan keadilan dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia
kebenaran serta mewujudkan kemanfaatan didalam pergaulan hidup. Kelima faktor
sosial maka diperlukannya sarana untuk tersebut di atas saling berkaitan dengan
menegakkannya, didalam hukum perlu eratnya, karena merupakan esensi dari
adanya penegakan hukum terhadap penegakan hukum serta juga merupakan
masalah-masalah yang timbul didalam tolak ukur dari pada efektifitas penegakan
masyarakat agar tercipta keamanan, hukum.26
keadilan, dan kesejahteraan bagi Dalam penegakan hukum salah satu
masyarakat. yang mempunyai kewenangan dalam
Menurut Jimly Asshiddiqie penegakan menegakkan Peraturan Daerah adalah
hukum adalah proses dilakukannya upaya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
untuk tegaknya atau berfungsinya norma- yang termasuk didalam aparatur negara.
norma hukum secara nyata sebagai Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
pedoman perilaku dalam lalu lintas atau Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018
hubungan-hubungan hukum dalam Tentang Satuan Polisi Pamong Praja,
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. tugas Satuan Polisi Pamong Praja yaitu
Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan sebagai berikut :
hukum itu dapat dilakukan oleh subjek
yang luas dan dapat pula diartikan sebagai 1. Menegakkan Peraturan Daerah dan
upaya penegakan hukum oleh subjek Peraturan Kepala Daerah;
dalam arti yang terbatas atau sempit. 2. Menyelenggarakan ketertiban umum
Dalam arti luas, proses penegakan hukum dan ketentraman; dan
itu melibatkan semua subjek hukum 3. Menyelenggarakan perlindungan
dalam setiap hubungan hukum. Dalam arti masyarakat.
sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan
hukum itu hanya diartikan sebagai upaya Contoh lembaga penegak hukum
aparatur penegakan hukum tertentu untuk lainnya antara lain Advokat, Kepolisian,
menjamin dan memastikan bahwa suatu Kejaksaan, Komisi Pemberantasan
aturan hukum berjalan sebagaimana Korupsi, Mahkamah Agung, Komisi
seharusnya. Dalam memastikan tegaknya Yudisial, Otoritas Jasa Kejaksaan, Satuan
hukum itu, apabila diperlukan aparatur Polisi Pamong Praja, Kementrian
penegak hukum itu diperkenankan untuk Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea
menggunakan daya paksa.25 dan Cukai, Komisi Pengawas Persaingan
Secara umum, sebagaimana Usaha, dan Badan Pertahanan Nasional.27
dikemukakan oleh Soerjano Soekanto, ada Penegakan hukum berdasarkan
lima faktor yang mempengaruhi sifatnya dibagi menjadi dua (2) yakni
penegakan hukum yang meliputi : faktor penegakan hukum secara preventif dan
hukumnya sendiri, faktor penegakan penegakan hukum secara represif.
hukum, pihak-pihak yang membentuk Terhadap kasus ahli waris yang tidak
maupun yang menerapkan hukum, faktor melaporkan kegiatan iring-iringan jenazah
sarana atau fasilitas yang mendukung di Kota Balikpapan maka, penegakan
penegakan hukum, faktor masyarakat, hukumnya sebagai berikut:
yakni lingkungan, dimana hukum itu
berlaku atau diterapkan, faktor
kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan 26
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: PT
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm.8.
25 27
Laurensius Arliman, Penegakan Hukum Dan MM Viswandro, Mengenal Profesi Penegak
Kesadaran Masyarakat (Yogyakarta: Deepublish, Hukum (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2015),
2015), hlm.12. hlm.5. 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

a. Penegakan Hukum Preventif a. Kendaraan pemadam kebakaran


Terhadap Ahli Waris Yang Tidak yang sedang melaksanakan tugas;
Melaporkan Kegiatan Iring-iringan b. Ambulans yang mengangkut orang
Jenazah. sakit;
c. Kendaraan untuk memberikan
Penegakan hukum preventif pertolongan pada Kecelaaan Lalu
merupakan serangkaian upaya Lintas;
tindakan yang dimaksudkan d. Kendaraan pimpinan Lembaga
sebagai pencegahan agar tidak Negara Republik Indonesia;
terjadi pelanggaran atau e. Kendaraan pimpinan dan pejabat
penyimpangan ketentuan yang negara asing serta lembaga
ada. Penegakan hukum preventif internasional yang menjadi tamu
ini dapat dilakukan dengan negara;
memberikan bekal pemahaman f. Iring-iringan pengantar jenazah;
dan kesadaran bagi masyarakat, dan
maupun pihak-pihak yang terkait. g. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk
Tahapan preventif adalah proses kepentingan tertentu menurut
pencegahan terhadap pertimbangan petugas Kepolisian
kemungkinan terjadinya Negara Republik Indonesia.
pelanggaran Peraturan Daerah oleh Salah satu kegiatan pengguna jalan
Ahli waris yang tidak melaporkan yang memperoleh hak utama
pengangkutan jenazah yang pengawalan dan izin dari pihak
dilakukan dengan cara iring- Kepolisian adalah iring-iringan
iringan di Kota Balikpapan. pengantar jenazah. Semua kendaraan
Indikatornya pada tahap ini adalah tersebut di atas wajib didahulukan
Satuan Polisi Pamong Praja dalam berlalu lintas. Tercantum dalam
(Satpol PP) dan pihak kepolisian Pasal 135 Undang-Undang Nomor 22
yaitu Satuan Lalu Lintas Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Kepolisian Republik Indonesia Angkutan Jalan diatur lebih khusus
Daerah Resor Balikpapan. mengenai tata cara pengaturan
Berdasarkan latar belakang dari kelancaran yang berbunyi bahwa
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun kendaraan yang mendapat hak utama
2016 Tentang Pemakaman dengan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 134 harus dikawal oleh petugas
2009 Tentang Lalu Lintas dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
Angkutan Jalan dalam hal ini dan/atau menggunakan isyarat lampu
pihak Satuan Polisi Pamong Praja merah atau biru dan bunyi sirene.
bekerjasama dengan Satuan Lalu Sehubungan dengan hal ini
Lintas dalam mengatur ketertiban peranan badan atau lembaga
lalu lintas khususnya hak utama pemerintahan sangat besar untuk
pengguna jalan. secara persuasif mampu memberikan
Dalam Pasal 134 Undang- dorongan kepada anggota-anggota
Undang Nomor 22 Tahun 2009 masyarakat agar mematuhi dan
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan melaksanakan setiap peraturan atau
Jalan disebutkan, pengguna jalan kebijakan yang telah diundangkan.
yang memperoleh hak utama Maka Satpol PP selain berfungsi
untuk didahulukan sesuai dengan sebagai penyelenggara ketentraman
urutan berikut: dan ketertiban umum, juga berfungsi
sebagai penegak Peraturan Daerah 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

yang dimaksudkan untuk menegakkan pihak Satlantas yang melihat akan


supremasi hukum. Penegakan langsung turun untuk mengawal atau
menunjuk pada orang, pelaku atau menertibkan lalu lintas didasarkan atas
lembaga. Dengan demikian, penegak inisiatif karena menganggap
peraturan daerah bisa diartikan mengawal jenazah ke Tempat
sebagai aparat atau instansi yang Pemakaman Umum merupakan bentuk
bertugas mewakili pemerintah daerah penghormatan terakhir kepada
30
setempat untuk memelihara atau almarhum.
mempertahankan pelaksanaan Upaya untuk merealisasikan Pasal
peraturan daerah.28 15 Peraturan Daerah Kota Balikpapan
Berdasarkan hasil wawancara Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
dengan Ibu Yuli selaku Kasi Pemakaman di Kota Balikpapan dapat
Penyelidikan dan Penyidikan Kota dilihat dari hasil wawancara dengan
Balikpapan, beliau mengatakan belum beberapa ahli waris dan ketua RT
terealisasikan sanksi pidana terhadap setempat di Kelurahan Muara Rapak
ahli waris akibat kegiatan iring-iringan Balikpapan Utara RT 13 yang
jenazah yang tidak dilaporkan kepada menunjukan bahwa tingkat
Kepolisan sebagaimana yang telah pengetahuan akan Peraturan Daerah
diatur dalam Peraturan Daerah Kota ini sangat minim, disebabkan karena
Balikpapan Nomor 5 Tahun 2016 selama ini tidak ada sosialisasi dari
Tentang Pemakaman dan apabila aparat penegak hukum yakni Satuan
dikenakan sanksi administratif perlu Polisi Pamong Praja akan Peraturan
adanya Peraturan Walikota yang Daerah ini, hal ini diungkapkan
mengakomodir pemberian sanksi langsung oleh Bapak Adi selaku
tersebut.29 Komandan Regu dan Penyidik
Terkait kasus kegiatan iring- Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi
iringan jenazah yang tidak dilaporkan Pamong Praja di Kota Balikpapan
oleh pihak ahli waris, berdasarkan menyatakan bahwa sampai saat ini
hasil wawancara yang peneliti lakukan sosialisasi mengenai Pasal 15 belum
dengan Bapak krys dian selaku Banit pernah dilaksanakan.31
Tilang, Kepolisian Resor Balikpapan, Pihak Satuan Polisi Pamong Praja
beliau menjelaskan bahwa penegakan memiliki kewenangan untuk
hukum yang dilakukan kepada ahli melakukan tindakan penertiban non
waris yang tidak melaporkan kegiatan yudisial terhadap masyarakat maupun
iring-iringan jenazah tidak dikenakan aparatur atau badan hukum yang
sanksi apapun. Pihak Satuan Polisi melakukan pelanggaran atas Peraturan
Lalu Lintas lebih melihat kondisi ahli Daerah serta menindak secara
waris yang sedang berduka dan langsung masyarakat maupun
adanya perasaan simpati serta empati. aparatssur atau badan hukum yang
Saat menemui adanya iring-iringan menganggu ketertiban umum
jenazah tanpa kawalan Satlantas, maka khususnya di jalan raya.

28
Teguh S Pambudi, Peran Satpol PP Dalam
30
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun Wawancara dengan Bapak Krys Dian
2014 Tentang Pengendalian, Pengawasan, Pistawibadi, Banit Tilang, Kepolisian Resor, 16
Penertiban, Dan Peredaran Minuman Beralkohol Meii 2019
31
(Semarang: Skripsi Unnes, 2016), hlm.13. Wawancara dengan Bapak Adi, Komandan
29
Wawancara dengan Ibu Yuli , Kasi Penyelidikan Regu dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kota
dan Penyidikan Kota Balikpapan, Satuan Polisi Balikpapan, Satuan Polisi Pamong Praja, 8 Mei
Pamong Praja, 8 Mei 2019 2019 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

Berdasarkan hasil penelitian yang efektif apabila didukung oleh faktor-


dilakukan oleh peneliti upaya faktor lainnya, seperti kelengkapan
penegakan hukum preventif baik sarana untuk menegakan hukumnya
berupa himbauan maupun sosialisasi sendiri, serta tingkat kesadaran dari
terkait dengan kegiatan iring-iringan masyarakat itu sendiri.32
jenazah di Kota Balikpapan belum Penegakan hukum represif dalam
direalisasikan. Adapun yang bentuk Koersif yaitu pengendalian
menghambat upaya penegakan hukum sosial yang sifatnya keras dan tegas
preventif tersebut berasal dari aparat untuk mengendalikan pelanggaran
penegak hukum yang belum sosial dengan cara kekerasan atau
mengetahui adanya Peraturan Daerah memberikan sanksi tegas. Tindakan
Kota Balikpapan terkait dengan tegas yang dilakukan secara langsung
kegiatan iring-iringan jenazah. tanpa ada peringatan sebelumnya
b. Penegakan Hukum Represif termasuk pelanggaran yang terjadi di
Terhadap Ahli Waris Yang Tidak jalan raya ataupun pelanggaran lalu
Melaporkan Kegiatan Iring-iringan lintas.
Jenazah Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti ditemukan
Sementara itu penegakan hukum bahwa aparat penegak hukum dalam
represif dilakukan, apabila telah hal ini Satuan Polisi Lalu Lintas
terjadi pelanggaran hukum. Maksud belum melakukan upaya represif, yang
dari penegakan hukum represif bukan seharusnya apabila upaya preventif
sebagai upaya pencegahan tidak tercapai maka upaya represif
pelanggaran, melainkan untuk yang seharusya diberikan kepada
menanggulangi kalau ada pihak ahli waris. Maka dalam hal ini
permasalahan hukum, terutama jika upaya represif belum tercapai.
ada pelanggaran. Upaya penegakan Menurut Bapak Krys Dian Pistawadi
hukum represif pada hakekatnya selaku Banit Tilang Polres Balikpapan
merupakan upaya terakhir yang sebagai aparat penegak hukum
biasanya disertai dengan upaya paksa. berpendapat bahwa upaya represif
Penegakan hukum sebagai bentuk dapat dijalankan apabila telah
kegiatan upaya represif dilakukan menimbulkan kerugian bahkan
terhadap setiap pemakai jalan yang menimbulkan korban jiwa dalam
melanggar hukum lalu lintas dan iring-iringan jenazah yang ada di Kota
angkutan jalan apabila tindakan Balikpapan.33
preventif tidak dapat Upaya penegakan hukum represif
menanggulanginya. yang dilakukan oleh Satuan Polisi
Sehubungan dengan penegakan Pamong Praja selaku aparat penegak
hukum represif ini, perlu disadari Peraturan Daerah dalam hal ini juga
bersama bahwa keberhasilan upaya tidak melakukan upaya apapun.
penanggulangan keselamatan lalu Setelah mengetahui adanya Peraturan
lintas melalui penindakan hukum tidak Daerah yang mengenakan sanksi
dapat bertumpu hanya kepada aparat terhadap ahli waris yang tidak
penegak hukum saja. Melainkan harus melaporkan kegiatan iring-iringan
diperhatikan juga faktor-faktor lainnya
yang sangat berpengaruh terhadap 32
Supriyono, Keselamatan Lalu Lintas (Malang:
keberhasilan penegakan hukum. Polinema Press, 2018), hlm.261.
33
Karena disamping faktor kualitas Wanwancara dengan Bapak Krys Dian
Pistawibadi, Banit Tilang Polisi Resor di Kota
aparatnya, penegak hukum hanya akan Balikpapan, 16 Mei 2019 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

jenazah, pihak Satuan Polisi Pamong bermotor wajib dilaporkan kepada petugas
Praja juga tidak akan melakukan Kepolisian.
upaya penegakan hukum, dikarenakan G. Saran
melihat dari kondisi ahli waris yang
sedang berduka. Saran peneliti diharapkan kepada
Adapun fakta yang terjadi di Kota pihak Dinas Perumahan dan Permukiman
Balikpapan berdasarkan informasi untuk melakukan sosialisasi secara
yang didapatkan dari Bapak Krys Dian menyeluruh kepada Satuan Polisi Pamong
Pistawibadi selaku Banit Tilang Polres Praja dan Satuan Polisi Lalu Lintas
Balikpapan banyaknya iring-iringan mengenai Peraturan Daerah Kota
jenazah yang tidak tertib di jalan raya Balikpapan Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
mengakibatkan kemacetan bahkan Pemakaman.
hampir menimbulkan korban jiwa
DAFTAR PUSTAKA
akibat pengantar iring-iringan jenazah
tersebut melawan arus lalu lintas
Akib, Muhammad. Hukum Lingkungan
bahkan tidak menggunakan
Perspektif Global Dan Nasional. Jakarta:
kelengkapan berkendara seperti helm.
Jakarta Press, 2014.
Namun upaya penegakan hukum
andiren, sutendi. Hukum Perizinan Dalam
represif yang dilakukan oleh Satuan
Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar
Polisi Lalu Lintas baru dapat
Grafindo, n.d.
dilakukan apabila telah terjadi
Arliman, Laurensius. Penegakan Hukum
kecelakaan lalu lintas dengan
Dan Kesadaran Masyarakat. Yogyakarta:
berdasarkan pada Undang-Undang
Deepublish, 2015.
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Barda Nawawi, Arief. Beberapa Aspek
Lintas dan Angkutan Jalan.34
Kebijakan Penegakan Dan
F. Kesimpulan
Pengembangan Hukum Pidana. Bandung:
Penegakan hukum terhadap PT Citra Aditya Bakti, 1998.
Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor Cecil, Andrew R. Penegakan Hukum Lalu
5 Tahun 2016 Tentang Pemakaman bahwa Lintas. Bandung: Bandung Nuansa, 2011.
pengangkutan jenazah ke tempat Machmud, Syahrul. Penegakan Hukum
pemakaman yang menggunakan iring- Dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter
iringan kendaraan bermotor wajib di Yang Diduga Melakukan Medikal
laporkan kepada petugas Kepolisian Malpraktek. Bandung: Mandar Maju,
belum dilakukan, baik dalam bentuk 2008.
penegakan hukum secara preventif Pambudi, Teguh S. Peran Satpol PP
maupun dalam bentuk penegakan hukum Dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah
secara represif, karena pihak aparat Nomor 15 Tahun 2014 Tentang
penegak hukum yakni Satuan Polisi Pengendalian, Pengawasan, Penertiban,
Pamong Praja dan Satuan Polisi Lalu Dan Peredaran Minuman Beralkohol.
Lintas belum mengetahui adanya Semarang: Skripsi Unnes, 2016.
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 Puang, Victorianus MH Randa. Hukum
Tentang Pemakaman yang lebih khusus Pendirian Usaha Dan Perizinan.
diatur dalam Pasal 15 mengenai kegiatan Yogyakarta: Deepublish, 2015.
iring-iringan jenazah ke pemakaman yang Ridwan, H. R. Hukum Administrasi
menggunakan iring-iringan kendaraan Negara Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali
pers, 2011.
34
Wanwancara dengan Bapak Krys Dian Soekanto, Soerjono. Faktor-Faktor Yang
Pistawibadi, Banit Tilang Polisi Resor di Kota Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Balikpapan, 16 Mei 2019 15
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 1 Nomor II September 2019
Artikel

Jakarta: PT. Jakarta: RajaGrafindo


Persada, 2008.
Sri Pudyatmoko, Y. Perizinan Problem
Dan Upaya Pembenahan. Jakarta:
Grasindo, 2009.
Supriyono. Keselamatan Lalu Lintas.
Malang: Polinema Press, 2018.
Syahrul, Machmud. Penegakan Hukum
Dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter
Yang Diduga Melakukan Medikal
Malpraktek. Bandung: Mandar Maju,
2008.
Viswandro, MM. Mengenal Profesi
Penegak Hukum. Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2015.
Warpani, Suwardjoko Probonagoro.
Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan. Bandung: Penerbit ITB, 2002.

15

Anda mungkin juga menyukai