Anda di halaman 1dari 13

TANGGUNG JAWAB KEPOLISIAN DALAM PEMERIKSAAN

KENDARAAN BERMOTOR DI PELABUHAN GILIMANUK


KABUPATEN JEMBRANA BALI

Oleh :
I Putu Agus Mahesa Putra

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Dwijendra


Email : mahareza.agus69@gmail.com
Abstrak
Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan
integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Tujuan pemeriksaan
kendaraan bermotor adalah untuk mendorong terciptanya kepatuhan dan budaya berlalu lintas. Salah satu
Tanggung Jawab Kepolisian dalam hal berlalulintas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor di
pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu
bagaimanakah Tanggung Jawab Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan
Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali dan bagaimanakah kendala-kendala Kepolisian dalam pemeriksaan
kendaraan bermotor di Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris (law in
action) yaitu suatu penelitian yang beranjak dari adanya kesenjangan antara das solen dengan das sein
yaitu kesenjangan antara teori dengan dunia realita. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data
yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang dilakukan melalui wawancara dan data sekunder
yaitu data yang diperoleh melalui bahan dokumen, peraturan perundang-undangan.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tanggung jawab Kepolisian diatur dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hal pemeriksaan kendaraan
bermotor harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, agar tercipta dan terpeliharanya rasa aman
dan nyaman bagi masyarakat yang melakukan penyeberangan melalui Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten
Jembrana Bali dan kendala-kendala Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan
Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali yaitu kendala yang mendasari yakni manusia, penegak hukum dan
sarana prasarananya.
Kata kunci : Pemeriksaan kendaraan bermotor, tanggung jawab, penegak hukum

Abstract
Traffic and transportation have a strategic role in supporting national integration and
development as the efforts to promote public welfare. Motor vehicles inspection intends to encourage the
creation of compliance and a traffic culture. One of the police’s responsibilities in terms of traffic is in
accordance with Law Number 22 of 2009 concerning Traffic and Transportation in performing motor
vehicles inspections at Gilimanuk port, Jembrana Regency. This research aims at investigating the
police’s responsibilities and the obstacles that they encountered in performing motor vehicles inspection
at Gilimanuk Port, Jembrana Regency, Bali.
This research is an empirical legal research (law in action), which departs from the gap between
das solen and das sein, namely the gap between theory and the world of reality. It uses primary data that
are obtained directly through interviews; and secondary data that are obtained through document
materials, laws and regulations.
This research concluded that the police’s responsibility is regulated in Law Number 2 of 2002
concerning the Indonesian National Police in terms motor vehicles inspection must be in accordance
with Standard Operating Procedures in order to create and maintain a sense of security and comfort for
people crossing through Gilimanuk Port, Jembrana Regency Bali, and the police's obstacles in
performing motor vehicles inspection at Gilimanuk Port, Jembrana Regency Bali, include humans, law
enforcement and infrastructure.

Keywords: Motor vehicle inspection, responsibility, law enforcement


2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang mempunyai peran penting dalam negara
hukum karena dalam perspektif fungsi maupun lembaga Kepolisian memiliki tanggungjawab untuk melindungi
rakyat dari segala bentuk ancaman kejahatan dan gangguan yang dapat menimbulkan rasa tidak aman, tidak
tertib dan tidak tentram. Organisasi Kepolisian, sebagaimana organisasi pada umumnya memiliki etika yang
menunjukkan perlunya bertingkah laku sesuai dengan peraturan-peraturan dan harapan yang memerlukan
kedisiplinan dalam melaksanakan tugasnya sesuai misi yang dijalaninya selalu mempunyai aturan intern dalam
rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme, budaya organisasi serta untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dan pelaksanaan tugas sesuai tujuan, peranan, fungsi, wewenang dan tanggung jawab dimana mereka bertugas
dan semua itu demi untuk masyarkat.1
Kepolisian dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus senantiasa melihat kepentingan
masyarakat dan yang merupakan salah satu tugas Kepolisian yang sering mendapat sorotan masyarakat adalah
penegakan hukum. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang lebih menitikberatkan pada fungsi pelayanan masyarakat dirumuskan bahwa fungsi
Kepolisian ialah bagian dari fungsi pemerintahan yang bertugas menyelenggarakan dan menciptakan keamanan
didalam negeri. Adapun tugas Kepolisian sesuai dengan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan
hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Salah satu tugas dan tanggung jawab Kepolisian adalah di bidang lalu lintas yang pada dasarnya tugas
dari Kepolisian lalu lintas bertanggung jawab atas tata tertib lalu lintas di jalan raya, mengatur lalu lintas,
melayani masyarakat dalam pengurusan SIM dan STNK serta memberikan pengetahuan tentang lalu lintas pada
masyarakat. Secara tidak langsung tugas dari Kepolisian lalu lintas berhubungan dengan masyarakat, sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2 Tugas Kepolisian
dalam melayani masyarakat khususnya dalam hal berlalu lintas semakin berat, sesuai dengan Pasal 12 Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tugas dan fungsi Kepolisian bagi satuan
lalu lintas meliputi pengujian dan penerbitan SIM kendaraan bermotor, pelaksanaan registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor, pengumpulan, pemantauan, pengolahan dan penyajian data lalu lintas dan jalan,
pengelolaan pusat pengendalian sistem infomasi dan komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan, pengaturan,
penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas, penegakan hukum meliputi penindakan pelanggaran dan
penanganan kecelakaan lalu lintas, pendidikan berlalu lintas, pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas
dan pelaksanaan manajemen operasional lalu lintas.3
Tujuan pemeriksaan kendaraan bermotor sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah untuk mendorong terciptanya kepatuhan dan budaya berlalu lintas,
memastikan terpenuhinya persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan Kendaraan Bermotor, memastikan

1
Sagung N. Indradewi.A.A, (2017). Pengaturan Hukum Terhadap Tindak Disiplin Anggota Sabhara
Polri Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Polri, KERTA
DYATMIKA, 14 (2), 3-5
2
Liana Dewi, dkk. (2019). Prinsip Persoonlijke Vergunning pada Pelaksanaan Peraturan Kepala
Kepolisian RI Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penerbitan Surat Izin Mengemudi, KERTA DYATMIKA, 16 (2), 3-7
3
Thahar Erlinus, 2016, Polmas, Mewujdukan Sinergitas Polisi dan Masyarakat, Jakarta, hlm.32
3

terpenuhinya kelengkapan dokumen registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta
dokumen perizinan dan kelengkapan kendaraan bermotor angkutan umum serta mendukung pengungkapan
perkara tindak pidana.4
Salah satu tanggung jawab hukum Kepolisian dalam hal berlalu lintas sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam melaksanakan pemeriksaan kendaraan
bermotor di pelabuhan yaitu khususnya di pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana. Pelabuhan Gilimanuk
yang merupakan pintu gerbang masuknya barang, orang maupun kendaraan dari dan ke Bali menjadi atensi dan
prioritas utama Kepolisian khususnya Polsek Gilimanuk dengan melaksanakan kegiatan rutin pemeriksaan
kendaraan bermotor di pintu keluar-masuk Bali. Dalam pemeriksaan tersebut, petugas tidak hanya terfokus pada
dokumen kendaraan yang ditunjukkan oleh pengendara saat diperiksa, melainkan melakukan cek fisik
(mencocokkan nomor rangka dan nomor mesin yang ditulis di STNK dengan nomor rangka dan nomor mesin
yang tertera pada fisik kendaraan, apakah sesuai dengan STNK-nya, mengingat adakalanya modus operandi
pelaku curanmor maupun tindak pidana lainnya memakai STNK dari kendaraan lainnya yang sejenis. Kegiatan
dimaksud bertujuan untuk meminimalisir dan mencegah adanya kendaraan hasil curian maupun hasil tindak
pidana lainnya diseberangkan ke Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk.
Pemeriksaan yang dilakukan anggota Polsek Gilimanuk dalam melaksanakan tugas jaga dalam
pelaksanaan pemeriksaan secara teliti sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan pemeriksaan
bertujuan untuk menangkal masuk atau keluarnya barang-barang berbahaya seperti narkoba, senpi atau handak
dan untuk menertibkan pengguna jalan dalam hal kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor dan surat-surat
kelengkapan diri serta kelengkapan kendaraan itu sendiri.
Adapun data pemeriksaan kendaraan bermotor yang keluar masuk Pelabuhan Gilimanuk yang dilakukan
oleh Polsek Gilimanuk dalam kurun waktu tahun 2018 s/d 2020 diuraikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1
Data Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Roda Dua (R2) Yang Keluar Masuk Pelabuhan Gilimanuk Yang
Dilakukan oleh Polsek Gilimanuk
Tahun 2018 s/d 2020
Sumber : Polsek Gilimanuk
Kendaraan Bermotor Roda Dua (R2)
No Tahun
Masuk Keluar
1 2018 714.026 723.824
2 2019 755.277 748.536
3 2020 364.261 361.988
Jumlah 1.833.519 1.834.348
Tabel 2
Data Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Roda Empat (R4) Yang Keluar Masuk Pelabuhan Gilimanuk
Yang Dilakukan oleh Polsek Gilimanuk
Tahun 2018 s/d 2020

Kendaraan Bermotor Roda Empat (R4)


No Tahun
Masuk Keluar
1 2018 1.146.947 1.124.548

4
Adisasmita. 2015. Jaringan Transportasi Teori dan Analisis. Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm.21
4

2 2019 1.315.198 1.212.509


3 2020 855.175 849.775
Jumlah 3.317.320 3.186.832
Sumber : Polsek Gilimanuk

Tabel 3
Data Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Roda Enam (R6) Yang Keluar Masuk Pelabuhan Gilimanuk
Yang Dilakukan oleh Polsek Gilimanuk
Tahun 2018 s/d 2020

Kendaraan Bermotor Roda Enam (R6)


No Tahun
Masuk Keluar
1 2018 120.648 122.173
2 2019 133.038 132.417
3 2020 101.157 98.922
Jumlah 354.843 353.512
Sumber : Polsek Gilimanuk
Berdasarkan pada ketiga tabel tersebut diatas data jumlah kendaraan keluar masuk pada tahun 2018 s/d 2020 di
Pelabuhan Gilimanuk mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda
di semua sektor mengakibatkan adanya penurunan fluktuasi kendaraan bermotor yang masuk maupun keluar
pada Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.
Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengamati, mempelajari dan memahami mengenai tanggung jawab hukum Kepolisian dalam melaksanakan
pemeriksaan kendaraan bermotor yang kemudian dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk proposal
dengan judul “Tanggung Jawab Kepolisian Dalam Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Pelabuhan Gilimanuk
Kabupaten Jembrana Bali”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik suatu permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tanggung jawab hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di
Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali?
2. Bagaimanakah kendala-kendala Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan
Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1.Tujuan Umum
a. Untuk melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah.
b.Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pada bidang penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa.
c. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan hukum.

1.3.2. Tujuan Khusus


5

a. Untuk memahami dan mengetahui tanggung jawab hukum Kepolisian dalam pemeriksaan
kendaraan bermotor di Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.
b. Untuk mengetahui kendala-kendala hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di
Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, dapat berguna sebagai sumbangan
pemikiran bagi dunia pendidikan hukum berkaitan dengan tanggung jawab hukum Kepolisian dalam
pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali serta dengan tanggung
jawab hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana
Bali.

1.4.2. Manfaat Praktis


1. Bagi akademisi untuk memberikan masukan kepada akademisi dalam menambah referensi tentang
tanggung jawab hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan
Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.
2. Bagi masyarakat untuk dapat dipakai sebagai acuan dalam tanggung jawab hukum Kepolisian
dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.

1.5. Landasan Teori


1. Tanggung jawab hukum
Menurut Abdulkadir Muhammad tanggung jawab hukum dalam perbuatan melanggar hukum (tort
liability) dibagi menjadi beberapa teori, yaitu : 5
a. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja (intertional
tort liability), tergugat harus sudah melakukan perbuatan sedemikian rupa sehingga merugikan
penggugat atau mengetahui bahwa apa yang dilakukan tergugat akan mengakibatkan kerugian.
b. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan karena kelalaian (negligence
tort lilability), didasarkan pada konsep kesalahan (concept of fault) yang berkaitan dengan moral
dan hukum yang sudah bercampur baur (interminglend).
c. Tanggung jawab mutlak akibat perbuatan melanggar hukum tanpa mempersoalkan kesalahan
(stirck liability), didasarkan pada perbuatannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja, artinya
meskipun bukan kesalahannya tetap bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat
perbuatannya.
Istilah perbuatan melawan hukum berasal dari bahasa Belanda disebut dengan istilah
(onrechmatige daad) atau dalam bahasa inggris disebut tort. Kata (tort) berkembang sedemikian rupa
sehingga berarti kesalahan perdata yang bukan dari wanprestasi kontrak. Kata (tort) berasal dari bahasa
latin (orquer) atau (tortus) dalam bahasa Prancis, seperti kata (wrong) berasal dari bahasa Prancis

5
Abdulkadir Muhammad, 2014, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, hlm.16
6

(wrung) yang berarti kesalahan atau kerugian (injury). Tujuan dibentuknya sistem hukum yang kemudian
dikenal dengan perbutan melawan hukum tersebut adalah untuk dapat tercapai seperti apa yang disebut
oleh pribahasa latin, yaitu (juris praecepta sunt haec honeste vivere, alterum non leadere, suum cuque
tribune) artinya semboyan hukum adalah hidup secara jujur, tidak merugikan orang lain dan memberikan
orang lain haknya.
Menurut Pasal 1365 KUHPerdata yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum adalah
perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seorang yang karena salahnya telah menimbulkan
kerugian bagi orang lain. Dalam ilmu hukum dikenal 3 (tiga) katgori perbuatan melawan hukum yaitu
sebagai berikut:
a. Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan.
b. Perbuatan melawan hukum tanpa kesalahan (tanpa unsur kesengajaan maupun kelalaian).
c. Perbuatan melawan hukum karena kelalaian. 6
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya
ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Pasal 2 Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa kepolisian merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri.

1.6. Hipotesis
Berdasarkan dari rencana penelitian yang dilakukan oleh penulis memperoleh kesimpulan
sementara (hipotesis) sebagai berikut:
1. Tanggung jawab hukum Kepolisian dalam melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor di
Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali yaitu berdasarkan pada standar operasional
prosedur serta peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2. Kendala-kendala hukum Kepolisian dalam melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor di
Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali yaitu kepribadian dan mentalitas penegak hukum
selama ini ada kecenderungan yang kuat dikalangan masyarakat untuk mengartikan hukum sebagai
petugas atau penegak hukum serta sarana prasarana dalam melaksanakan pemeriksaan kendaraan
bermotor di Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali perlu ditingkatkan.

6
Munir Fuady, 2010, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, Citra Adiyta Bakti,
Bandung, 2010, hlm.3
7

II. METODE PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah jenis penelitian hukum empiris, yaitu
penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum (law in action) dan memerlukan data primer sebagai
data utama disamping data sekunder (bahan hukum). Adapun penelitian ini menggunakan penelitian yang
bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau
kelompok tertentu atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala atau untuk menentukan ada tidaknya
hubungan antara gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menginventarisasi, mempelajari
dan mengkaji undang-undang lalu dicatat kemudian dijadikan dasar untuk melakukan analisis data dan dengan
cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti. Teknik analisis data dilakukan
untuk memecahkan masalah yang tertuang dalam rumusan masalah dengan menggunakan analisis deskriptif
terhadap data yang bersifat kualitatif yaitu menggambarkan suatu keadaan atau status fenomena dengan kata -
kata atau kalimat kemudian dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tanggung Jawab Hukum Kepolisian Dalam Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Pelabuhan
Gilimanuk Jembrana Bali
Penegakan hukum yang bertanggung jawab dan akuntabel dapat diartikan sebagai suatu upaya
pelaksanaan penegakan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, bangsa dan negara yang
berkaitan terhadap adanya kepastian hukum dalam sisitem hukum yang berlaku, juga berkaitan dengan
kemanfaatan hukum dan keadilan bagi masyarakat.Tanggung jawab hukum dalam perbuatan melanggar
hukum (tort liability) dibagi menjadi beberapa tanggung jawab meliputi tanggung jawab akibat perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja (intertional tort liability) melakukan perbuatan
sedemikian rupa sehingga merugikan atau mengetahui bahwa apa yang dilakukan akan mengakibatkan
kerugian. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan karena kelalaian
(negligence tort lilability) didasarkan pada konsep kesalahan (concept of fault) yang berkaitan dengan
moral dan hukum yang sudah bercampur baur (interminglend). .7 Sedangkan tanggung jawab mutlak akibat
perbuatan melanggar hukum tanpa mempersoalkan kesalahan (stirck liability) didasarkan pada
perbuatannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja artinya meskipun bukan kesalahannya tetap
bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat perbuatannya. 8
Berkaitan dengan pertanggungjawaban hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di
Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali yaitu tanggung jawab hukum dalam tugas pokok Kepolisian
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
hal pemeriksaan kendaraan bermotor harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) agar tercipta dan
terpeliharanya rasa aman dan nyaman yang dirasakan bagi masyarakat khususnya yang melakukan
penyeberangan melalui Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.

7
Rumondor, Riekarvie (2016). Penegaka Hukum Razia Lalu Lintas Oleh Polisi Menurut Peraturan
Pemerintah No. 80 Tahun 2012. Lex Privatum (Universitas Sam Ratulangi), 4(4), 27
8
Gunadi, 2015. Tanggung Jawab Hukum Dalam Perbuatan Melanggar Hukum, Publishing Perkasa,
Palembang, hlm.33
8

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia fungsi
Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamaan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam penjelasan
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia menyatakan ketiga rumusan tugas pokok tersebut bukan merupakan urutan prioritas, ketiga-
tiganya sama penting sedangkan dalam pelaksanaannya tugas pokok mana yang akan dikedepankan sangat
tergantung pada situasi masyarakat dan lingkungan yang dihadapi karena pada dasarnya ketiga tugas pokok
tersebut dilaksanakan secara simultan dan dapat dikombinasikan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan para informan yaitu dengan Bapak I
Putu Adiastika selaku Kanit Sabhara Polsek Gilimanuk pada Tanggal 3 Mei 2021 pukul 10.00 Wita menyatakan
bahwa pemeriksaan terhadap kendaraan bermotor dilakukan guna mencegah kesempatan bagi pelaku kejahatan
yang membawa barang ilegal seperti narkoba, barang-barang terlarang lainnya serta orang yang dicurigai sebagai
kelompok jaringan teroris yang lewat melalui pintu keluar Bali Pelabuhan Gilimanuk. Pemeriksaan terhadap
kendaraan bermotor lebih mengutamakan terhadap barang-barang bawaan, disamping surat-surat kendaraan serta
orang yang dicurigai sebagai jaringan kelompok teroris atau kelompok radikalisme maupun pelaku kejahatan
lainnya. Pemeriksaan terhadap kendaraan bermotor dilakukan secara teliti, cermat dan intensif guna bisa
meminimalisir lolosnya hasil kejahatan serta berbagai barang atau benda berbahaya yang hendak
diselundupkan.9
Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak I Wayan Redana selaku Kanit Lantas Polsek
Gilimanuk pada Tanggal 3 Mei 2021 pukul 09.30 Wita mempertegas bahwa untuk memperkecil kesempatan
bagi pelaku teror maupun kejahatan lainnya dan kasus narkoba agar melakukan pemeriksaan secara teliti dan
profesional dan tetap kedepankan humanis jangan lakukan pelanggaran dan menerima imbalan apapun dari
masyarakat laksanakan tugas sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur). Cuaca hujan tidak menjadi hambatan
dalam menindaklanjuti perintah Kapolsek, Personil Polsek Kawasan Laut Gilimanuk yang tergabung dalam Unit
Kecil Lengkap (UKL) dalam keadaan hujan tetap melakukan pemeriksaan secara maksimal terhadap semua jenis
kendaraan yang keluar-masuk Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, yang mengutamakan barang-barang bawaan,
surat-surat kendaraan, orang yg mencurigakan atau kelompok radikal serta barang yang berbahaya seperti,
narkoba, handak, sajam dan senpi, pemeriksaan diperketat guna mencegah narkoba dan obat obat terlarang
lainnya yang masuk Bali.

4.2. Upaya Hukum Kepolisian Dalam Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Pelabuhan Gilimanuk
Kabupaten Jembrana Bali

Upaya hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor yang tidak taat terhadap aturan, maka
aparat dalam hal ini Kepolisian harus melakukan upaya-upaya penanggulangan yaitu meliputi:
1. Upaya preventif
Secara preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama
kali, mencegah kejahatan lebih baik daripada mencoba untuk mendidik masyarakat menjadi lebih baik
kembali, sebagaimana semboyan dalam kriminologi yaitu usaha-usaha memperbaiki penjahat perlu

9
Wawancara dengan Bapak I Putu Adiastika selaku Kanit Sabhara Polsek Gilimanuk pada Tanggal
3 Mei 2021 pukul 10.00 Wita
9

diperhatikan dan diarahkan agar tidak terjadi lagi kejahatan ulangan. Jadi dalam upaya preventif itu
adalah bagaimana kita melakukan suatu usaha yang positif serta bagaimana kita menciptakan suatu
kondisi seperti keadaan ekonomi, lingkungan, juga kultur masyarakat yang menjadi suatu daya dinamika
dalam pembangunan dan bukan sebaliknya seperti menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang
mendorong timbulnya perbuatan menyimpang, juga disamping itu bagaimana meningkatkan kesadaran
dan partisipasi masyarakat bahwa keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab bersama.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan penulis melakukan wawancara dengan para informan
yaitu Bapak I Made Pasek selaku Kanit Reskrim Polsek Gilimanuk pada Tanggal 3 Mei 2021 pukul 13.30
Wita menyatakan bahwa Kepolisian Polsek Gilimanuk terus berupaya melakukan upaya pencegahan
terhadap adanya curanmor dan penyeludupan barang berbahaya lain yang masuk lewat pelabuhan dengan
menggencarkan pemeriksaan kendaraan bermotor yang keluar masuk pelabuhan sambil juga
mememberikan himbauan terhadap pengemudi kendaraan untuk selalu waspada dan dalam
mengemudikan kendaraan pelan-pelan karena banyaknya kendaraan yang masuk dan keluar membawa
muatan berat.10 Selain itu pencegahan adalah lebih baik dari pada pemberantasan, oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan dan pengendalian Police Hazard (PH) untuk mencegah suplay and demand agar
tidak saling interaksi atau dengan kata lain mencegah terjadinya Ancaman Faktual (AF). Bahwa upaya
preventif bukan semata-mata dibebankan kepada Kepolisian, namun juga melibatkan instansi lainnya dan
tidak terlepas dari dukungan maupun peran masyarakat karena dalam usaha pencegahan pada hakekatnya
adalah penanaman disiplin melalui pembinaan pribadi dan kelompok. Pengendalian situasi khususnya
yang menyangkut aspek budaya, ekonomi dan politik yang cenderung dapat merangsang terjadinya
pelanggaran lalu lintas, pengawasan lingkungan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan
terjadinya pelanggaran lalu lintas.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak I Putu Adiastika selaku Kanit Sabhara Polsek Gilimanuk
pada Tanggal 3 Mei 2021 pukul 10.00 Wita menyatakan bahwa pemeriksaan di lokasi check point kita
mengedepankan cara preventif serta edukatif dalam giat imbangan pelaksanaan pemeriksaan di check
point di Pelabuhan Gilimanuk, tercatat ada 50 unit kendaraan bermotor yang diperiksa, hasilnya sebanyak
20 unit kendaraan mendapat teguran simpatik dengan memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat
mematuhi aturan lalu lintas serta rambu-rambu sudah terpasang dengan melengkapi diri dengan
kelengkapan surat-surat kendaraan bagi masyarakat yang melakukan penyeberangan melalui Pelabuhan
Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali.11
2. Upaya represif
Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan secara konsepsional yang ditempuh
setelah terjadinya kejahatan. Penanggulangan dengan upaya represif dimaksudkan untuk menindak para
pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya serta memperbaikinya kembali agar mereka sadar bahwa
perbuatan yang dilakukannya merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan masyarakat,
sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak akan melakukannya mengingat sanksi yang
akan ditanggungnya sangat berat. Upaya represif dalam pelaksanaannya dilakukan pula dengan metode

10
Wawancara dengan Bapak I Made Pasek selaku Kanit Reskrim Polsek Gilimanuk pada Tanggal 3
Mei 2021 pukul 13.30 Wita
11
Wawancara dengan Bapak I Putu Adiastika selaku Kanit Sabhara Polsek Gilimanuk pada Tanggal 3
Mei 2021 pukul 10.00 Wita
10

perlakuan (treatment) dan penghukuman (punishment), dalam hal untuk menanggulangi terjadinya
pelanggaran hukum terhadap kendaraan bermotor yang keluar-masuk melalui Pelabuhan Gilimanuk,
maka sebaiknya aparat Kepolisian melakukan upaya preventif, agar masyarakat pengguna kendaraan
bermotor lebih tahu tentang aturan dalam berlalu lintas khususnya dalam penyeberangan melalui
Pelabuhan Gilimanuk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yaitu Bapak I Made Pasek selaku Kanit Reskrim
Polsek Gilimanuk pada Tanggal 3 Mei 2021 pukul 13.30 Wita menyatakan bahwa upaya represif telah
dilakukan oleh Polsek Gilimanuk berupa melakukan monitoring melalui CCTV yang telah terpasang
dibeberapa titik rawan terjadinya tindak pidana, bilamana adanya gerak-gerik warga maupun masyarakat
yang mencurigakan ataupun yang melakukan tindak pidana akan dilakukan penangkapan terhadap pelaku
tindak pidana kejahatan yang selanjutnya akan diproses sesuai dengan tindakan yang dilakukan dan
bilamana pelaku tidak terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, maka akan diberikan arahan untuk
lebih berhati-hati dalam melakukan perjalanan melalui Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali. 12
Sebagaimana diuraikan dalam Pasal 14 butir b Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 Kepolisian Negara Republk Indonesia bertugas menyelenggarakan segala
kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan. Maka berdasarkan
pasal tersebut salah satu tugas Kepolisian adalah menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas di jalan, hal ini terkait dengan bagaimana cara penanganan apabila terjadi pelanggaran lalu lintas,
karena hal itu sangat mempengaruhi pada pemberian efek jera kepada si pelanggar dan masyarakat yang
lain.
Adapun upaya yang dilakukan aparat Kepolisian untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran lalu
lintas yaitu dengan memberikan penilangan terhadap si Pelanggar, karena diharapkan dengan melakukan
tindakan tilang akan memberikan efek jera terhadap si Pelanggar, disamping itu juga merupakan sebuah
bentuk sosialisasi terhadap aturan yang ada, terkait dengan sanksi apa yang akan mereka dapatkan apabila
melanggar aturan lalu lintas yang telah diatur. Namun segala bentuk upaya yang dilakukan baik melalui
sosialisasi mengenai aturan-aturan lalu lintas serta sanksi yang diterima oleh masyarakat apabila
melakukan pelanggaran lalu lintas, hal yang tidak kalah pentingnya adalah perlu menindak dengan tegas
aparat yang tidak melaksanakan tugasnya dengan jujur dan penuh tanggung jawab, karena jika kita
kembali kepada teori yang mengatakan bahwa seberapa bagusnya suatu peraturan perundang undangan
bila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang baik maka keadilan hanya angan-angan.
Perlu digaris bawahi bahwa salah satu tugas polisi dibidang lalu lintas adalah memberikan
pendidikan lalu lintas, dimana pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) adalah segala kegiatan
yang meliputi segala usaha untuk menumbuhkan pengertian, dukungan dan keikutsertaan masyarakat
aktif dalam usaha menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Dengan
dikmas lantas ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya, kesadaran
hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
terutama tentang berlalulintas. Dikmas di bidang lalu lintas tak terlepas dari tujuan Kamseltibcar Lantas

12
Wawancara dengan Bapak I Made Pasek selaku Kanit Reskrim Polsek Gilimanuk pada Tanggal 3
Mei 2021 pukul 13.30 Wita
11

sebagai hasil kerjasama masyarakat dengan Polantas. Masyarakat diberi pengertian dan juga pengetahuan
tentang Kamseltibcar Lantas. Pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas) adalah faktor yang sangat
penting guna menunjang atau pencapaian Kamseltibcar Lantas. Dikmas Lantas dimaksudkan untuk
mengetuk hati atau mengajak masyarakat dengan berperan serta dalam menciptakan Kamseltibcar Lantas.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah penulis sampaikan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tanggung jawab hukum Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan
Gilimanuk Kabupaten Jembrana Bali yaitu tanggung jawab hukum dalam tugas pokok Kepolisian
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam hal pemeriksaan kendaraan bermotor harus sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) agar tercipta dan terpeliharanya rasa aman dan nyaman yang dirasakan bagi
masyarakat khususnya yang melakukan penyeberangan melalui Pelabuhan Gilimanuk Kabupaten
Jembrana Bali.
2. Kendala-kendala Kepolisian dalam pemeriksaan kendaraan bermotor di Pelabuhan Gilimanuk
Kabupaten Jembrana Bali yaitu ada 3 (tiga) kendala yang mendasari yakni manusia, penegak
hukum dan sarana prasarananya, manusia merupakan makhluk sosial yang lebih cenderung
melanggar peraturan-peraturan demi kepentingan pribadi ataupun kepentingan umum, penegak
hukum adalah Kepolisian yang mempunyai fungsi pengawasan serta pemeriksaan kendaraan
bermotor sedangkan sarana prasarana juga berperan dikarenakan tanpa adanya sarana dan
prasarana yang memadai masyarakat cenderung melakukan pelanggaran dalam berlalulintas.
4.2 Saran
1. Kepada pihak Kepolisian khususnya Satuan Lalu Lintas dalam menangani tingginya tingkat
pelanggaran lalu lintas di wilayah Pelabuhan Gilimanuk hendaknya lebih ditingkatkan lagi, karena
Kepolisian merupakan unsur yang paling utama dalam melakukan penegakan hukum, terkait
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sehingga
apabila ada orang yang melanggarnya, harus ditindak dan dikenakan sanksi yang tegas, dalam
artian menegakkan hukum tanpa pandang bulu, selain itu hendaknya para aparatu negara dalam
melakukan penegakan hukum hendaknya lebih menanamkan sifat profesionalisme kepada setiap
anggota yang bertugas serta harus bertindak tegas kepada yang melakukan perbuatan-perbuatan
yang mencoreng ditra Kepolisian di mata masyarakat.
2. Kepada pemerintah khususnya Dinas Perhubungan agar meninjau dan memperbaharui kembali
kelayakan dan kekurangan rambu-rambu yang ada di Pelabuhan Gilimanuk terutama rambu-rambu
yang ada di Pos Penjagaan, Pos KKP yang menyeberang melalui fasilitas dermagi 1, dermaga 3
dan dermaga LCM agar masyarakat tidak kebingungan mengenai alur proses pemeriksaan bagi
penumpang yang melakukan penyeberangan melalui Pelabuhan Gilimanuk.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Adisasmita. 2015. Jaringan Transportasi Teori dan Analisis. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Erlinus Thahar, 2016, Polmas, Mewujdukan Sinergitas Polisi dan Masyarakat, Jakarta.
Fuady Munir, 2010, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, Citra Adiyta Bakti, Bandung.
Gunadi, 2015. Tanggung Jawab Hukum Dalam Perbuatan Melanggar Hukum, Publishing Perkasa,
Palembang.
Muhammad Abdulkadir, 2014, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Jakarta.

Jurnal Ilmiah
Liana Dewi, dkk. (2019). Prinsip Persoonlijke Vergunning pada Pelaksanaan Peraturan Kepala Kepolisian RI
Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penerbitan Surat Izin Mengemudi, KERTA DYATMIKA, 16 (2), 3-7
Rumondor, Riekarvie (2016). Penegaka Hukum Razia Lalu Lintas Oleh Polisi Menurut Peraturan
Pemerintah No. 80 Tahun 2012. Lex Privatum (Universitas Sam Ratulangi), 4(4), 27
Sagung N. Indradewi.A.A, (2017). Pengaturan Hukum Terhadap Tindak Disiplin Anggota Sabhara Polri
Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Polri,
KERTA DYATMIKA, 14 (2), 3-5.

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : I PUTU AGUS MAHESA PUTRA


NIM : 0175010096
TEMPAT/TGL. LAHIR : NEGARA, 03 MEI 1997
FAKULTAS : HUKUM
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM
JUDUL SKRIPSI : TANGGUNG JAWAB KEPOLISIAN DALAM
PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI
PELABUHAN GILIMANUK KABUPATEN
JEMBRANA BALI
ALAMAT : KEL. BALER-BALE AGUNG, NEGARA, JEMBRANA
TEMPAT KERJA : POLRES JEMBRANA
TELEPON / HP : 087850670046
NAMA AYAH : I GEDE BISANA
NAMA IBU : GUSTI AYU PUTU ANDARI

Anda mungkin juga menyukai