Anda di halaman 1dari 6

Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.

2 Juni 2019 e-ISSN: 2580-0086

MEMBANGUN KESADARAN HUKUM MAHASISWA PPKn UPY DALAM


BERLALU LINTAS

T Heru Nurgiansah1, Titik Mulyati Widyastuti2


nurgiansah@upy.ac.id1, titik@upy.ac.id2.
Universitas PGRI Yogyakarta1, 2

ABSTRACT
As the State of the law was supposed to Indonesia Citizens obedient and well behaved on the
applicable legislation. Students as agents of change are part of the citizens must obey the
rules. Obedience and good legal compliance will only occur if the understanding and
knowledge of the law that well and this can only be in the form of through legal education.
One of the roles and functions of the civic education was as a legal education. It is aligned
with the goals of civic education that is forming good citizens. One of the indicators of good
citizens are aware of the law, it means to know, understand, and obey the rule of law, one
being traffic rules regulated by law number 22 of the year 2009 about traffic and Road
Transport. The purpose of this research is to build awareness of PPKN student from
University of PGRI Yogyakarta. This research used the qualitative approach with its data
collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The data
analysis techniques through the reduction of data, display data, and verification. The results
of this research are valid existence of synchronization between civic education courses with
the role of professors and institutions in building awareness of the traffic law PPKN student
from University of PGRI Yogyakarta.
Keyword: Legal Education, Civic Education

ABSTRAK
Sebagai negara hukum sudah seharusnya Warga Negara Indonesia taat dan patuh pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mahasiswa sebagai agen perubahan merupakan
bagian dari warga negara yang harus taat pada aturan. Ketaatan dan kepatuhan hukum yang
baik hanya akan terjadi apabila pemahaman dan pengetahuan terhadap hukum tersebut baik
dan hal ini hanya bisa di bentuk melalui pendidikan hukum. Salah satu peran dan fungsi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai pendidikan hukum. Hal ini selaras dengan
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu membentuk warga negara yang baik atau “to be a
good citizenship”. Salah satu Indikator warga negara yang baik adalah sadar hukum, artinya
mengetahui, memahami, dan mentaati peraturan hukum, salah satunya peraturan lalu lintas
yang diatur oleh UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membangun kesadaran hukum mahasiswa PPKn Universitas
PGRI Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik
pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
datanya melalui reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini yaitu
adanya sinkronisasi antara mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan peran dari
dosen dan lembaga dalam membangun kesadaran hukum berlalu lintas mahasiswa PPKn
Universitas PGRI Yogyakarta.
Kata Kunci: Pendidikan Hukum, Pendidikan Kewarganegaraan

97
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.2 Juni 2019 e-ISSN: 2580-0086

PENDAHULUAN Berdasarkan observasi awal yang


dilakukan peneliti terhadap mahasiswa
Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor PPKn di Universitas PGRI Yogyakarta,
di Indonesia khususnya roda dua semakin ditemukan berbagai macam pelanggaran
meningkat. Hal ini menyebabkan lalu lintas yang dilakukan, seperti tidak
permasalahan lalu lintas berupa menggunakan helm berstandar nasional
kemacetan. Fakta di lapangan tidak hanya Indonesia (SNI), kemudian tidak
masalah kemacetan saja yang terjadi, akan menyalakan lampu utama pada siang hari,
tetapi angka kecelakaan pun cukup tinggi. penggunakan knalpot bising, tidak
Berawal dari kurangnya pengetahuan dan melengkapi STNK dan SIM.
pemahaman tentang aturan lalu lintas Pelanggaran lalu lintas tersebut dapat
maka pelanggaran lalu lintas menjadi diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
sesuatu yang wajar untuk dilakukan. baik karena kurangnya kesadaran hukum
Padahal dari pelanggaran tersebut pengguna jalan, maupun standar
kecelakaan lalu lintas bermula. kelengkapan dari kendaraan itu sendiri.
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas Perlu adanya pemberian pemahaman
disebabkan oleh ruas jalan yang tidak kepada pelaku pengendara khususnya
memadai seperti jalan berlubang, sempit, mahasiswa tentang pentingnya tertib lalu
dan minimnya ketersediaan lampu lintas agar kesadaran hukum dalam berlalu
penerangan jalan di malam hari, serta lintas semakin membaik dan angka
perilaku pengendara yang tidak patuh pelanggaran serta kecelakaan lalu lintas
hukum dengan berkendara ugal-ugalan, dapat diminimalisir. Anita (2015)
tidak memiliki surat ijin mengemudi, dan mengatakan bahwa permasalahan dalam
tidak melengkapi kelengkapan kendaraan. lalu lintas seperti kecelakaan lalu lintas
Hal ini selaras dengan pendapat Suananta akan tetap meningkat jika kesadaran
dkk (2015) yang mengatakan bahwa hukum masyarakatnya untuk tertib berlalu
pembangunan di bidang infrastruktur yang lintas belum diwujudkan secara maksimal.
tak berbanding lurus dengan angka Kesadaran hukum tidak hanya dapat
pertumbuhan kendaraan adalah salah satu diukur dari seberapa besar pengetahuan
faktor semakin meningkatnya angka tentang hukum, tetapi juga seberapa baik
kecelakaan di jalan raya. Sedangkan perilaku yang tergambar dari kepribadian
menurut Ridho (2016) mengatakan bahwa seseorang dalam mematuhi peraturan yang
bertambahnya jumlah kendaraan yang berlaku. Hal terpenting dalam berlalu
lebih cepat dibandingkan dengan lintas bagi pengendara remaja adalah
bertambahnya sarana dan prasarana jalan kesadaran hukumnya yang harus tertanam
raya dapat menyebabkan permasalahan dalam hati sanubari. Kesadaran dalam
lalu lintas, seperti kemacetan dan berlalu lintas dapat tumbuh jika aturan
kecelakaan. tersebut diketahui, dipahami, dan ditaati.
Selain masalah kemacetan dan kecelakaan, Tertib berlalu lintas sangat penting bagi
masalah Iainnya adalah banyaknya pengendara kendaraan. Elemen ini menjadi
pelanggaran lalu lintas yang terjadi. Rata- tugas dan tanggung jawab bersama, baik
rata pelanggarnya adalah anak remaja orang tua, dosen, lembaga perguruan
generasi milenia yang oleh orang tuanya tinggi, maupun dari pihak aparat penegak
diberikan fasilitas kendaraan bermotor hukum. Sadono (2016) mengatakan bahwa
terutama kendaraan roda dua untuk moda salah satu tugas kepolisian adalah
transportasinya tanpa mempertimbangkan melakukan kegiatan sosialisasi peraturan
berbagai aspek penunjang lainnya terutama tentang pemakaian atau penggunaan
dari sisi perkembangan psikologis anak. kendaraan yang baik, aman dan tidak
Rendahnya kesadaran hukum mahasiswa menimbulkan kerugian bagi pengguna
terhadap peraturan lalu lintas terlihat dari kendaraan lainnya.
tingginya pelanggaran lalu lintas.
98
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.2 Juni 2019 e-ISSN: 2580-0086

Tak hanya pihak kepolisian yang harus Pancasila Dan Kewarganegaraan.


gencar menangani permasalahan ini. Dokumentasi dilakukan dengan cara
Perguruan Tinggi pun memiliki tanggung pengambilan gambar mahasiswa di gerbang
jawab dan kewajiban untuk memberikan masuk parkiran.
pengetahuan kepada mahasiswanya agar
dapat menataati peraturan lalu lintas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selain dari pihak kampus dan kepolisisan, Program Studi Pendidikan
tak kalah penting adalah sosok dosen yang Kewarganegaraan Universitas PGRI
harus memberikan keteladanan yang baik Yogyakarta beralamat di Jl. PGRI II
dalam membimbing, memantau dan Sonosewu Kelurahan Ngestiharjo
mengarahkan mahsiswanya agar Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
berperilaku sesuai dengan aturan. Terakreditasi “A” berdasarkan Surat
Keputusan BAN-PT No. 4592/SK/BAN-
METODE PT/Akred/S/XII/2017. Memiliki 7 (tujuh)
Pada penelitian ini, peneliti orang dosen tetap dan 142 orang mahasiswa.
menggunakan sebuah pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus karena bermula 1. Peran mata kuliah Pendidikan
dari realita di lapangan dan juga berawal Kewarganegaraan dalam membangun
dari peristiwa yang terjadi di lapangan yaitu kesadaran hukum berlalu lintas
bahwa peneliti telah menemukan suatu mahasiswa PPKn UPY.
permasalahan tentang kesadaran hukum Salah satu capaian Kompetensi
mahasiswa yang rendah. Menurut Sugiyono Lulusan Mata kuliah Pendidikan
(2012: 8) mengatakan bahwa metode Kewarganegaraan di perguruan tinggi
penelitian kualitatif sering disebut dengan menurut Kementrian Riset, Teknologi
metode penelitian naturalistik dikarenakan Dan Pendidikan Tinggi point 8
penelitiannya dilakukan dalam kondisi yang mengatakan bahwa mahasiswa dituntut
alamiah (Natural Setting). untuk taat hukum dan disiplin dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dengan menggunakan sebuah Dengan landasan ini mata kuliah
pendekatan kualitatif, peneliti bisa fokus Pendidikan Kewarganegaraan
pada perhatian dan juga kejadian yang mempunyai peranan penting dalam
alamiah yang terjadi dan dialami mahasiswa membentuk karakter dan sikap
dalam penggunaan kendaraan bermotor. mahasiswa untuk mentaati segala
Selain itu, peneliti juga bisa melakukan peraturan yang berlaku dalam berbagai
pengamatan sendiri, wawancara langsung , segi kehidupan terutama taat pada aturan
dan mengungkapkan berbagai macam data lalu lintas. Fungsi dan peran Pendidikan
yang diperoleh. Menurut Indrawan (2014: Kewarganegaraan juga adalah sebagai
68) mengatakan bahwa pada dasarnya pendidikan hukum, artinya mahasiswa
metode penelitian kualitatif ditujukan untuk dibekali pengetahuan dan pemahaman
penelitian yang bersifat mengamati kasus. terhadap hukum agar dapat mentaatinya.
Dengan demikian, poses pengumpulan dan Sebagai pendidikan hukum maka output
analisis data bersifat kasus pula. yang dihasilkan adalah mahasiswa
memahami apa yang menjadi hak dan
Teknik pengumpulan data dalam kewajibannya dalam kehidupan sehari-
penelitian ini berupa observasi, wawancara, hari. Implementasinya adalah mahasiswa
dan dokumentasi. Observasi dilakukan di mengetahui batasan-batasan hak dan
kampus unit 2 Jl. PGRI II Ngestiharjo, kewajiban dalam berkendara di jalan
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. raya.
Wawancara di lakukan terhadap Dosen dan Maftuh dan Sapriya (2005: 321)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan yang mengatakan bahwa Pendidikan

99
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.2 Juni 2019 e-ISSN: 2580-0086

Kewarganegaraan sebagai pendidikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian


hukum, yang berarti bahwa program kepada masyarakat. Tugasnya sebagai
pendidikan ini diarahkan untuk membina seorang pendidik mengharuskan dosen
siswa sebagai warga negara yang untuk dapat mengarahkan dan
memiliki kesadaran hukum yang tinggi, membentuk sikap perilaku serta karakter
yang menyadari akan hak dan mahasiswanya ke arah yang lebih baik.
kewajibannya dan memiliki kepatuhan Peran seorang dosen sebagai pendidik
terhadap hukum yang tinggi. diantaranya adalah sebagai informator.
Pendidikan Kewarganegaraan Dosen harus bertindak sebagai informan
memiliki pengaruh yang cukup besar yang mempunyai dan menguasai
dalam pensosialisasian hukum dalam berbagai macam informasi khususnya
jenjang pendidikan formal yang dimulai mengenai peraturan perundang-undangan
dari tingkat pendidikan dasar, menengah tentang lalu lintas dan angkutan jalan
sampai pendidikan tinggi. Menurut yang dalam hal ini diatur oleh Undang
Syaifullah dan Wuryan (2008:23) Undang Republik Indonesia Nomor 22
mengatakan: Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
"Peran dan fungsi PKn dalam Angkutan Jalan. Informasi ini harus
kaitannya untuk membentuk dapat disampaikan dan ketahui oleh
kesadaran hukum siswa adalah mahasiswanya agar ketertiban dalam
menciptakan dan membina berlalu lintas dapat tercapai.
ketertiban hidup siswa di Yang kedua adalah seorang dosen
masyarakat. Hal ini dilakukan oleh harus mampu menjadi motivator bagi
siswa dengan cara mentaati segala para mahasiswanya untuk mentaati
aturan hukum yang berlaku di peraturan lalu lintas. Ini dapat dilakukan
negara kita. Setiap siswa sebagian dengan memberikan keteladanan yang
dari warga negara tersebut dituntut baik sehingga dapat menjadi contoh dan
memiliki kesadaran hukum agar panutan bagi mahasiswa. Fakta
kehidupan masyarakat berjalan dilapangan yang terjadi adalah perilaku
tertib, aman dan damai." meniru dari mahasiswanya hal ini
terungkap dari hasil wawancara dengan
Mata pelajaran Pendidikan salah satu mahsiswa PPKn UPY bahwa
Kewarganegaraan merupakan mata alasan tidak menggunakan helm karena
pelajaran yang memfokuskan pada dosennya pun tidak memakai helm.
pembentukan warga negara yang mampu Selanjutnya adalah peran lembaga
memahami dan melaksanakan hak dan yang dalam penelitian ini adalah Program
kewajibannya untuk menjadi warga Studi Pendidikan Pancasila Dan
negara Indonesia yang cerdas, terampil Kewarganegaraan. Yang pertama perlu
dan berkarakter. adanya kerja sama dengan Instansi lain
terutama Kepolisian untuk menertibkan
2. Peran dosen dan lembaga perguruan mahasiswa yang kurang disiplin dalam
tinggi dalam membangun kesadaran berlalu lintas. Bentuk kerjasama ini
hukum berlalu lintas mahasiswa PPKn adalah sosialisasi dengan cara
UPY. mengadakan workshop atau pelatihan
Di dalam Undang Undang secara rutin bagi mahasiswa PPKn UPY
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun tentang penerapan UU No 22 Tahun
2005 Tentang Guru Dan Dosen 2002 agar mahasiswa mengatahui hak
disebutkan bahwasanya Dosen adalah dan kewajibannya dalam berlalu lintas.
seorang tenaga pendidik profesional dan Selanjutnya yang bisa dilakukan
juga seorang ilmuwan dengan tugas oleh lembaga adalah kerja sama dengan
utamanya yaitu untuk melakukan pihak keamanan setempat dalam hal ini

100
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.2 Juni 2019 e-ISSN: 2580-0086

security untuk membantu menertibkan KESIMPULAN


perilaku mahasiswa dengan cara
melarang parkir di area kampus apabila Mata kuliah Pendidikan
kedapatan secara kasat mata tidak Kewarganegaraan yang diampu mahasiswa
menggunakan helm berstandar Indonesia PPKn UPY semester 2 mampu membangun
dan berboncengan lebih dari dua orang. kesadaran hukum berlalu lintas dikarenakan
Kemudian pemeriksaan kelengkapan kurikulum dalam mata kuliah tersebut
berkendara meliputi SIM, STNK, Lampu memuat tentang pendidikan hukum.
Kendaraan, Knalpot, dll. Lalu penertiban Lembaga dan Dosen pengajar di UPY
parkir kendaraan yang rapih akan khususnya di prodi PPKn telah berusaha
menggugah kesadaran mahasiswa untuk mengingatkan dan menyadarkan mahasiswa
mentaati peraturan yang berlaku. akan pentingnya kesadaran hukum berlalu
lintas. Adapun kendala di dalam
3. Kendala dan Solusi dalam membangun kesadaran hukum berlalu lintas
membangun kesadaran hukum berlalu mahasiswa PPKn UPY tidak terlalu berat
lintas mahasiswa PPKn UPY. hanya diperlukan keseriusan dari semua
Kendala pertama adalah mata pihak untuk bekerja sama secara
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan berkesinambungan dalam membimbing dan
hanya berbobot 2 SKS saja dan materi mengarahkan mahasiswa agar menjadi
tentang hukum berlalu lintas jarang warga negara yang baik, mahir, terpuji dan
disinggung dan dibahas sekalipun patuh hukum.
mayoritas mata kuliah di Program Studi
PPKn adalah tentang hukum. Dosen dan DAFTAR PUSTAKA
lembaga masih belum proaktif dalam Anita, Angelika R (2015). Upaya
menyadarkan perilaku mahasiswa terkait Kepolisian Dalam Memberikan
pentingnya kesadaran berlalu lintas. Perlindungan Bagi Korban Tabrak
Kemudian belum terciptanya sinergi Lari. Universitas Atmajaya
antara dosen dan lembaga di dalam Yogyakarta
merumuskan jalan keluar dari Indrawan, Rully. & Yaniawati, Poppy.
permasalahan yng terjadi sehingga timbul (2014). Metodologi Penelitian.
kesan kurangnya kekompakan antara Bandung : PT. Refika Aditama
dosen dan lembaga yang seolah-olah Ridho, Habid (2016). Disiplin Berlalu
terjadi pembiaran terhadap pelanggaran Lintas Pada Remaja Pengendara
lalu lintas. Selanjutnya kurangnya Sepeda Motor. Universitas
kesadaran dari dalam diri mahasiswa Muhammadiyah Surakarta
bahwa ketertiban dalam berlalu lintas Suananta, Wijaya, & Mardiyono (2015).
bersifat mutlak karena mengatur antar Implementasi Kebijakan Pelayanan
hak dan kewajiban diantara pengguna Surat Ijin Mengemudi Berdasarkan
jalan. Undang-Undang Nomor 22 Tahun
Solusinya adalah perlu adanya 2009 di Kota Surabaya. Universitas
peningkatan kerja sama antar semua Brawijaya Malang
pihak terutama dengan aparat penegak Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
hukum dalam pensosialisasian undang Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
undang tentang lalu lintas. Perlu Bandung : CV. Alfabeta
ketegasan dalam penindakan bagi para UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
pelanggar agar dapat memberikan efek Dosen
jera sehingga kesalahan tersebut tidak Wuryan, Sri. (2008). Ilmu
dilakukan berulang-ulang. Kewarganegaraan (CIVICS).
Bandung: Laboratorium PKN UPI

101
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 2, No.2 Juni 2019 e-ISSN: 2580-0086

102

Anda mungkin juga menyukai