Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia lalu lintas sangatlah penting bagi seluruh penggguna jalan untuk
menaati peraturan lalu lintas yang tersedia dan selalu mengutamakan keselamatan
dalam berlalu lintas. Layaknya negara maju yaitu Finlandia, lalu lintas negara
Finlandia bisa dikatakan sangat teratur dan disiplin. Karena peraturan yang berlaku
di Finlandia bisa berjalan dan ditaati oleh masyarakatnya. Makanya sering
diberitakan kalau Finlandia disebut sebagai negara dengan lalu lintas paling tertib.
Beda halnya dengan kondisi lalu lintas yang ada di negara berkembang seperti
Indonesia.
Setiap negara di dunia memiliki masalah terkait lalu lintas. Terlebih bagi
negara-negara berkembang dimana urusan transportasi masih seperti benang kusut.
Banyaknya pelanggaran, kurang baiknya sarana prasarana, dan fasilitas pendukung
yang terbatas semakin meningkatkan potensi kecelakaan. Hal ini kemudian menjadi
masalah besar yang terus diupakan penyelesaianya. Dalam peringkat yang di
keluarkan World Health Organization (WHO) pada 2017 lalu menunjukan bahwa
negara dengan kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas ialah Republik
India. Apabila dikaji lebih lanjut, angka ini berbanding lurus dengan banyaknya
pelanggaran dan lemahnya sarana penunjang keselamatan berlalu lintas di negara
Bollywood. Sedangkan Indonesia menempati urutan kelima dalam data ini. Namun
yang mencengangkan, Indonesia justru menempati urutan pertama dalam
peningkatan kecelakaan lalu lintas menurut Global Status Report on Road Safety
yang juga dikeluarkan oleh WHO. Dalam laporan ini Indonesia mengalami
kenaikan angka kecelakaan lalu lintas sebanyak 80% pada 2017.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki ciri yang sama soal
keselamatan berlalu lintas, cirinya adalah tingkat kesadaran yang rendah. Satu ciri
khas dari negara berkembang adalah kesadaran tentang keselamatan jalan sangat
rendah, karena orientasi mereka adalah hasil bukan proses, kata Jusri, kamis
1
(22/2/2018). Secara keseluruhan, negara-negara di asia tertinggal soal itu
dibandingkan dengan negara di Eropa dan Amerika Serikat. Sepeda motor bonceng
dua, lawan arus, naik trotoar, serta mobil melintas di bahu jalan tol, hal tersebut
merupakan wujud kesadaran yang rendah atas keselamatan berlalu lintas.
Pemerintah Indonesia sangat mengiginkan terbentuknya tertib dalam berlalu
lintas, supaya proses jalannya lalu lintas dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
Tetapi hal tersebut sangatlah jauh dari ekspetasi, karena masih banyak pengguna
jalan yang masih tidak mengindahkan peraturan yang tersedia, sehingga terjadilah
hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan lalu lintas yang sangat merugikan
para pengguna jalan.
Kecelakaan lalu lintas menempati urutan kedua penyebab orang meninggal di
Indonesia setelah yang pertama penyakit stroke. Kecelakaan lalu lintas didominasi
oleh sepeda motor dengan korban paling banyak di usia produktif (Menhub,Budi
Karya Sumadi). Berarti kecelakaan yang sering terjadi sebagian besar pada usia
pelajar, yang dimana pada usia ini emosi dan nafsu sulit untuk dikontrol, sehingga
hal ini sangat lah berkaitan dengan perilaku mereka dalam berlalu lintas, mengingat
pada masa ini hampir seluruh usia pelajar telah menggunakan kendaraan sepeda
motor. Pada usia pelajar banyak dari mereka telah mengimplementasikan
kendaraan sepeda motor dalam jalan raya tanpa memiliki pengetahuan yang
mempuni tentang berkendara dan berlalu lintas sehingga menyebabkan sering
terjadinnya kecelakaan pada usia pelajar.
Kecelakaan yang sering terjadi pada usia pelajar ini salah satunya diakibatkan
karena pengetahuan yang minim terhadap fungsi perangkat yang ada pada
kendaraan bermotor yang mereka gunakan. Ada banyak contoh kecelakaan yang
terjadi dikarnakan ketidaktahuan mereka dalam mengaplikasikan perangkat yang
ada pada kendaraan bermotor yang mereka gunakan, salah satunya seperti
penggunaan lampu sen yang salah sehingga mengakibatkan kecelakaan yang fatal.
Pemerintah dan kita semua harus menyadari tentang hal ini sehingga dapat
diperoleh suatu solusi untuk mengurangi kejadian seperti ini supaya tidak sering
terjadi di kalangan usia pelajar.

2
Jika kita bandingkan jalannya lalu lintas di kota dengan jalannya lalu lintas di
desa-desa, sangat lah jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tingkat keamanan lalu lintas
dikota sangat lah ketat dibandingkan dengan tingkat keamanan lalu lintas didesa.
Ketatnya tingkat keamanan lalu lintas di kota membuat masyarakat kota untuk
menaati peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan sehingga keteraturan lalu lintas
dapat terlihat jelas dan membuat kecilnya tingkat terjadinya kecelakaan dikota.
Berbeda halnya dengan di desa yang tingkat keamanan lalu lintas nya sangat lah
minim sehingga membuat masyarakat desa untuk selalu menganggap remeh aturan
lalu lintas yang tersedia dan ditambah lagi dengan tingkat pengetahuan masyarakat
desa tentang lalu lintas masih sangat lah minim. Fenomena ini dapat diambilkan
contoh seperti pada Kecamatan Kelapa, tepatnya pada provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, kabupaten Bangka Barat.

3
BAB 2

GAMBARAN DAN TUJUAN

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada dari permasalahan terkait Pengetahuan
yang minim terhadap fungsi perangkat yang ada pada kendaraan bermotor, maka
timbul berbagai pertanyaan yang penulis rumuskan dalam rumusan berikut untuk
mengurai masalah dan mencari jalan penyelesaiannya. Beberapa pertanyaan
penting dari materi berikut ini ialah;
1. Apa penyebab utama dan solusi terjadinya kecelakaan yang ada di desa, seperti
di desa di Kecamatan Kelapa kuhususnya pada pelajar?
2. Apa hubungan antara minimnya pengetahuan tentang fungsi perangkat
kendaraan bermotor terhadap kecelakaan lalu lintas khususnya di Kecamatan
Kelapa?
3. Apa upaya yang dilakukan pemerintah Kecamatan Kelapa dalam mencegah
terjadinya kecelakaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini antara lain:
1. Mengetahui dan menganalisa apa saja penyebab utama dan solusi terjadinya
kecelakaan yang ada di desa di kecamatan Kelapa khususnya pada para pelajar
serta menggambarkan bagaimana proses lalu lintas di desa di kecamatan
Kelapa.
2. Mengetahui dan menganalisa apa hubungan antara pengetahuan yang minim
tentang fungsi perangkat kendaraan bermotor terhadap kecelakaan lalu lintas.
3. Mengetahui apa saja upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencegah
terjadinya kecelakaan.

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian karya ilmiah ini menggunakan metode penelitian


deskriptif, yaitu metode penelitian yang proses pengumpulan datanya
memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang fenomena sosial
yang terjadi. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono 2005:21).
Penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi secara
maksimal terhadap suatu objek. Keuntungan yang diambil dari metode ini adalah
dapat memaksimalkan temuan dan informasi terkait data yang diperlukan. Dengan
penelitian metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan
antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan
mengembangkan teori yang memiliki validalitas universal.
Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah
serta pertanyaan penelitian/identifikasi masalah penelitian. Tujuan dari penelitian
ini akan menjawab pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan oleh rumusan
masalah serta pertanyaan penelitian/identifikasi masalah.
Pada metode penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan kuisioner (peneliti tidak langsung bertanya kepada
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut dengan angket
berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden. Kuisioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden
untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden (Sutopo, 2006:87).

5
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Hidayati, Y. H. (2016). ANALISIS RISIKO KECELAKAAN LALU


LINTAS BERDASAR PENGETAHUAN, PENGGUNAAN JALUR,
DAN KECEPATAN BERKENDARA. Jurnal Berkala Epidemiologi, 276-
277.
Barat, B. K. (2018). KECAMATAN KELAPA DALAM ANGKA 2018. MUNTOK:
BPS Kabupaten Bangka Barat.
Bayu Hermawan, M. F. (2018, oktober 21). Kecelakaan Penyebab Kematian
Terbesar Kedua di Indonesia. Retrieved from REPUBLIKA.CO.ID:
https://m.republika.co.id
Febri Sardani Saragih, A. F. (2018, Februari 23). Begini Ciri Keselamatan
Berkendara di Negara Berkembang . Retrieved from Kompas.com:
https://otomotif.kompas.com
Sulastri, S. U. (2012). Pengertian lalu lintas. Sri Umbang Sulastri, 01.

Anda mungkin juga menyukai