Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “SEJAUH MANA
KESADARAN MASYARAKAT AKAN PELANGGARAN LALU LINTAS” sebagai tugas
Field Study di semester ini. Kami juga berterima kasih pada Bapak Lutfi Ashar Mauludin, S.Pd.,
M.A., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Data Pustaka yang telah memberikan tugas ini
kepada kami. Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita semua.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami selaku penulis maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah di
masa depan.
COVER....………………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI.…………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….....
2.1 Metode………………………………………………………………………………...5
2.2 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………….5
2.2.1 Wawancara............................................................................................................5
2.2.2 Observasi......…………………………………………………………………….5
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………...
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………7
4.2 Saran…………………………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..8
LAMPIRAN……………………………………………………………………………................9
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Fungsi dari jalan yaitu dapat digunakan untuk melintas ke suatu tujuan tertentu.
Segala aktivitas kita pasti akan melewati dan membutuhkan jalan. Sedangkan lalu lintas
merupakan sarana masyarakat yang memegang peran penting dalam memperlancar aktivitas
di jalan, karena merupakan sarana untuk masyarakat maka sudah sepatutnya masyarakat turut
berpartisipasi dalam menjaga ketertiban umum di jalan. Jika ada lalu lintas maka juga ada
etika dalam berlalu lintas. Etika berlalu lintas adalah tingkah laku para pengguna jalan dalam
menaati peraturan-peraturan lalu lintas serta melaksanakan norma-norma seperti sopan
santun antara sesama pemakai jalan. (Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2009)
Namun pada kenyataannya masih terjadi masalah lalu lintas. Timbulnya masalah lalu
lintas merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini berkembang di masyarakat, seperti
masalah pelanggaran lalu lintas yang cenderung mengakibatkan timbulnya ketidaktertiban
dan kecelakaan dalam masyarakat. Pelanggaran lalu lintas sendiri merupakan suatu keadaan
dimana terjadi ketidakseuaian antara aturan dan pelaksanaan. Hal tersebut bisa terjadi karena
kurangnya kesadaran etika dalam berlalu lintas. Kami tertarik untuk mengamati pengguna
jalan sekitar Jalan Karang Menjangan, apakah mereka sudah melaksanakan aturan lalu lintas
atau masih melanggae aturan tersebut. Aturan dalam pelanggaran lalu lintas sendiri yaitu
piranti hukum yang telah ditetapkan dan disepakati oleh negara sebagai undang-undang yang
berlaku secara sah. Salah satu undang-undang yang mengatur hal ini yaitu Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau lebih dikenal sebagai
UULAJR.
Pelanggaran lalu lintas mayoritas berupa pelanggaran rambu-rambu lalu lintas, seperti
larangan berhenti dan parkir di tempat-tempat tertentu, melawan arah, dan lain-lain.
Pelanggaran lalu lintas tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sebagian besar kecelakaan
disebabkan karena terjadi pelanggaran lalu lintas. Diharapkan disiplin berlalu lintas dapat
tertanam baik dan dimiliki oleh semua masyarakat, baik pengendara maupun pejalan kaki
dengan kesadaran yang tinggi sehingga dapat terwujud keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran berlalu lintas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap pelanggaran lalu lintas khususnya orang yang
menyebrang jalan sembarangan, parkir sembarangan, dan melawan arus lalu lintas?
2. Mengapa masih banyak masyarakat yang melakukan pelanggaran tersebut?
3. Apa upaya yang dapat dilakukan pemerintah kota untuk mengatasi dan mengurangi
masalah ini?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan untuk makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat akan bentuk pelanggaran dalam tertib berlalu
lintas.
2. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab dari pelanggaran lalu lintas di masyarakat
3. Untuk menganalisa upaya yang dilakukan pemerintah kota baik yang sudah dilakukan
maupun yang kemungkinan akan dilakukan dalam mengatasi penyebab masalah dalam
ketertiban berlalu lintas di masyarakat.
1.4 Manfaat
2.1 Metode
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, khususnya phenomenological
research, di mana kami melakukan pengumpulan data dengan melibatkan observasi
partisipan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menghasilkan data berupa deskriptif.
2.2.2 Observasi
Kami juga melakukan observasi lapangan guna membuktikan dan melihat langsung
pelanggaran apa saja yang dilakukan masyarakat sekitar. Selain itu, juga mendokumentasikan
di lokasi saat adanya oknum yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Dokumentasi
menggunakan sarana telepon genggam pribadi dalam bentuk foto maupun video yang
memperlihatkan kegiatan pelanggaran lalu lintas.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjawab rumusan masalah yang sudah kami susun dan dari hasil wawancara selama
melakukan Field Study, para responden memberikan satu suara bahwa pelanggaran lalu lintas ini
sudah termasuk dalam pelanggaran sila kelima Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, karena oknum pelanggar lalu lintas sudah mengambil hak para pengguna jalan
lainnya dan dapat membahayakan keselamatan sendiri maupun orang lain. Responden
berpendapat bahwa pelanggaran lalu lintas ini dilakukan karena adanya kesempatan orang untuk
melanggar dimana oknum pelanggar berpikir akan sampai di tempat tujuan lebih cepat jika
melanggar sedikit. Ditambah dengan tidak adanya pihak yang berwenang dalam menjaga
ketertiban lalu lintas membuat para pelanggar semakin leluasa. Responden juga berpendapat
bahwa masyarakat sekitar sudah menganggap bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas ini menjadi
hal yang biasa, sehingga tidak adanya bentuk teguran maupun peringatan yang diberikan untuk
mencegah terjadinya keributan.
Melihat banyaknya pelanggaran yang terjadi, hal ini menjadi tanggung jawab tidak hanya
bagi pemerintah kota setempat, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Dalam penerapan dan
penegakanya, hukum memerlukan kekuasaan. Tingkat kekuasaan ini harus juga diimbangi
dengan tingkat ketertiban dari masyarakat. Semakin tertib suatu masyarakat, maka dukungan
kekuasaan juga dapat diturunkan. Hal ini untuk menjamin sifat hukum yang memaksa
masyarakat untuk memahami dan mematuhi. Selain dalam penegakan, pemerintah kota juga
harus dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat setempat yang menjadi penyebab utama dan
awal dari pelanggaran-pelanggaran tersebut. Masyarakat juga harus dapat memahami,
mendukung, dan dapat memberikan informasi timbal balik agar dapat membantu pihak berwajib
mengatasi pelanggaranpelanggaran yang ada.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hukum merupakan suatu asas penting dalam ketatanegaraan yang berfungsi untuk
memberikan batasan-batasan berperilaku yang bersifat memaksa. Kepatuhan hukum masyarakat
merupakan salah satu bagian dari budaya hukum yang dapat dilihat dari tradisi perilaku
kesehariannya yang sejalan dan mencerminkan kehendak hukum yang berlaku bagi subyek
hukum. Kesadaran hukum merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri
manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada. Sebagaimana
banyaknya alat transportasi saat ini menimbulkan banyaknya problem dalam masyarakat di
antaranya adalah banyaknnya pelanggaran yang dapat kita temui, salah satunya adalah
pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan
angkutan jalan. di Jl. Airlangga dan Jl. Karang Menjangan, penulis mendapati bahwa sarana
prasarana lalu lintas yang ada sudah sangat memadai berdasarkan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 yang dimana sudah terfasilitasi oleh pemerintah kota prasarana berupa ruang lalu
lintas, jalan, trotoar, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan juga marka. Akan tetapi, dalam
penerapannya sendiri masih bisa dibilang kurang. Pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakatmasih sering kita temui. Pelanggaran ini sendiri terjadi bukan karena masyarakat
yang buta hukum, melainkan karena kebutuhan masyarakat dan kurangnya penegakan dari pihak
berwajib. Melihat banyaknya pelanggaran yang terjadi, hal ini menjadi tanggung jawab tidak
hanya bagi pemerintah kota setempat, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Dalam penerapan dan
penegakanya, hukum memerlukan kekuasaan. Tingkat kekuasaan ini harus juga diimbangi
dengan tingkat ketertiban dari masyarakat.
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan dari penulis. Berdasarkan dari
hasil pengamatan dan penelitian di lapangan, penulis bermaksud untuk memberikan saran yang
dapat digunakan untuk memperbaiki dan mempermudah bagi peneliti selanjutnya. Akan lebih
baik apabila teknik pengambilan data yang dilakukan tidak hanya melalui wawancara dan
observasi kepada warga setempat, tetapi juga bisa melakukan wawancara kepada pihak berwajib
terdekat yang bertanggung jawab. Selain itu, persiapan yang lebih baik juga dianjurkan bagi
peneliti selanjutnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Perwakilan Rakyat RI. (2009). Undang-Undang RI No.22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas. Journal of Public Policy, 23(1), 77–100.
https://doi.org/10.1016/j.qref.2017.01.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001
%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.
2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/1
Bagir Manan, Dasar-Dasar Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Menurut UUD 1945,
Universitas Pedjajaran, Bandung, 1994.
Bagir Manan, Sleten, 1993, Perundang-undangan Indonesia, Makalah, Jakarta,, hlm. 6
Bagir Manan, 1994, Pemahaman Mengenai Sistem Hukum Nasional, Makalah, Jakarta, hlm. 6
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2007, hlm. 75
LAMPIRAN
Hasil Dokumentasi
➢ Menyebrang sembarangan
➢ Parkir di tempat yang sudah jelas dilarang
➢ Melawan Arus