Anda di halaman 1dari 20

KARYA ILMIAH

MEMBANGUN KESADARAN GENERASI MUDA BERPERILAKU TERTIB


LALU LINTAS

DISUSUN OLEH:

YUNITA FADHILAH
SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

ABSTRAKSI

Keselamatan dalam berlalu lintas merupakan tanggung jawab kita semua


sebagai pengguna jalan. Berperilaku tertib lalu lintas juga melibatkan peran pelajar
sebagai pengguna kendaraan bermotor.

Sebagian besar pelajar adalah pengemudi kendaraan bermotor. Tidak sedikit


dari mereka yang masih dibawah umur menjadikan sepeda motor sebagai
transportasi menuju sekolah.

Rumusan masalah dalam Karya Tulis Ilmiah ini akan memfokuskan bagaimana
meningkatkan kesadaran pelajar tetang penting keselamatan berkendara.

2
KATA PENGANTAR

. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat
karunia serta taufiq dan hidayah-Nya Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya meski masih banyak kekurangan di dalamnya.

Selama penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin berterimakasih
kepada:

1. Bpk. T. Faisal, ST, MT sebagai kepala dinas perhubungan Aceh


2. Bpk. Zul sebagai kepala sekolah SMA NEGERI 7 BANDA ACEH
3. Serta bpk/ibu guru kami yang telah membimbing kami dalam pembuatan
karya ilmiah ini.

Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai skeselamatan dalam berkendara. Penulis
juga sepenuhnya menyadari bahwasannya karya tulis tulis ilmiah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
adanya kritik, saran, dan juga usulan demi perbaikan karya tulis ilmiah yang telah
disusun ini dimasa yang akan datang mengingat tidak ada seusatu yang sempurna
tanpa adanya saran yang membangun.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
mempelajarinya. Sekiranya karya tulis ilmiah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Banda Aceh, 16 Oktober 2019

Penulis

Yunita Fadhilah

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1

ABSTRAKSI ............................................................................................ 2

KATA PENGANTAR ................................................................................. 3

DAFTAR ISI ............................................................................................ 4

DAFTAS DIAGRAM.................................................................................. 6

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 7

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 7

1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 7

1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 7

1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................................ 7

BAB II. KAJIAN TEORI ........................................................................... 9

2.1 PENGERTIAN LALU LINTAS ...................................................................... 9

2.2 PELANGGARAN LALU LINTAS ................................................................... 10

2.3 UPAYA MENANGANI KECELAKAAN LALU LINTAS ....................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 15

3.1 OBSERVASI LAPANGAN ........................................................................... 15

3.2 WAWANCARA DENGAN BEBERAPA PELAJAR ............................................. 15

3.3 PENELITIAN KEPUSTAKAAN DAN INTERNET ............................................. 15

4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 16

4.1 HASIL ..................................................................................................... 16

4.1.1 OBSERVASI .......................................................................................... 16

4.1.2 WAWANCARA ....................................................................................... 16

4.2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 17

BAB V. PENUTUP .................................................................................... 19

5.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 19

5.2 SARAN .................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 20

5
DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI ACEH ..................................... 12

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah
masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka-angka kecelakaan lalu
lintas. Keadaan ini merupakan salah satu perwujudan dari perkembangan tekhnologi
modern.
Masalah kecelakaan adalah masalah yang tidak jarang lagi dijumpai setiap hari.
Berdasarkan data, tercatat sebanyak 27.910 korban tewas akibat kecelakaan lalu
lintas pada tahun 2018.
Masalah ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
keamanan berkendara, terutama remaja. Kurangnya kesadaran dalam mematuhi
peraturan lalu lintas seperti tidak menggunakan helm saat mengendarai motor, tidak
menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil, tidak menyalakan lampu
sein, tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan pelanggaran-pelanggaran lainnya.
Kondisi jalan yang kurang atau tidak layak digunakan juga menjadi faktor terjadinya
kecelakaan lalu lintas.
Pengemudi remaja mendominasi kecelakaan lalu lintas. Pengemudi remaja
terkenal dengan perilaku mengemudinya yang tidak aman dan tidak tertib. Seperti
mengemudi lebih dari 2 orang tanpa memakai helm dan mengemudi tanpa surat izin
yang mendukung.
Seharusnya pelajar mengetahui dampak atau akibat dari pelanggaran lalu
lintas, sehingga mereka dapat meminimalisir resiko terhadap diri sendiri dan orang
lain.
Prilaku-prilaku pelanggaran lalu lintas yang dilakukan remaja ini tentu akan
menimbulkan banyak sekali gangguan keamanan dan ketertiban lalu lintas serta
menyebabkan angka kecelakaan yang semakin meningkat.
Makin meningkatnya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh remaja ini
membuat saya terinspirasi untuk menggali lebih jauh tentang hal ini dalam sebuah
karya tulis. Karya tulis ini akan membahas tentang membangun kesadaran generasi
muda berperilaku tertib lalu lintas sebagai pengguna kendaraan bermotor.

7
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah :
1. Apa penyebab banyaknya remaja yang melanggar peraturan lalu lintas?
2. Bagaimana cara membangun kesadaran para remaja untuk menanamkan
etika berkendara yang baik dan benar?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis
ilmiah membangun kesadaran generasi muda berperilaku tertib lalu lintas sebagai
pengguna kendaraan bermotor ini adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab prilaku buruk remaja pada saat berkendara.
2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terutama remaja akan
kesadaran berkendara yang baik.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat penelitian yang dapat diperoleh ialah:
1. Sebagai wacana yang dapat digunakan pemerintah daerah Aceh dalam
rangka peningkatan keselamatan lalu lintas dikalangan remaja.
2. Sebagai tukar gagasan dengan para remaja dalam rangka meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan angkutan lain dikalangan remaja sebagai
pengemudi kendaraan bermotor.

8
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Lalu Lintas


Menurut djajoesman (1976:50) Lalu mengemukakan bahwa secara harfiah lalu
lintas diartikan sebagai gerak (bolak balik) manusia atau barang dari satu tempat
ketempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan umum.
Menurut poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia (1993:55)
menyatakan bahwa lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal
perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat
dengan tempat lainnya.
Dengan demikian lalu lintas adalah merupakan gerak lintas manusia dan atau
barang dengan menggunakan barang atau ruang di darat, baik dengan alat gerak
ataupun kegiatan lalu lintas di jalan yang dapat menimbulkan permasalahan seperti
terjadinya kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan lalu lintas adalah kegiatan
kendaraan bermotor dengan menggunakan jalan raya sebagai jalur lintas umum
sehari-hari. Lalu lintas identik dengan jalur kendaraan bermotor yang ramai yang
menjadi jalur kebutuhan masyarakat umum. Oleh kerena itu lalu lintas selalu identik
pula dengan penerapan tata tertib bermotor dalam menggunakan jalan raya.
Dengan demikian maka pelanggaran lalu lintas adalah pengabaian terhadap
tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor yang
menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengguna jalan lainnya baik hilangnya
nyawa maupun luka-luka.

9
2.2 Pelanggaran Lalu Lintas

Aturan lalu lintas sendiri sebenarnya tidak hanya berwujud larangan tetapi juga
berbentuk perintah, dilarang belok, dilarang parkir, dilarang menyalip atau dilarang
berputar. Peraturan tersebut sebenarnya banyak sekali bisa berbentuk perintah,
petunjuk, dan pemberitahuan karena wujud dari peraturan sebenarnya ada banyak
sekali.

Permasalahan disini adalah karena kurangnya kesadaran dari masyarakat


terutama remaja. Bentuk dari kurangnya kesadaran itu adalah pelanggaran. Banyak
peraturan dan hukum yang telah menetapkan tetapi remaja yang bersikap tak acuh
nekat melanggar begitu saja atau sudah tahu tetapi tetap melanggar. Banyak
kejadian kecelakaan yang disebabkan karena perilaku remaja yang seenaknya
sendiri berkendara tanpa mengindahkan tata tertib.

Kecelakaan lalu lintas sering kali disebabkan karena pelanggaran yang


dilakukan oleh pengendara itu sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat
khusunya remaja melanggar lalu lintas dan tidak ada kesadaran yang ditunjang
dengan pengetahuan yang luas tentang tata tertib lalu lintas

Anak-anak remaja banyak yang mengganggap apabila berkendara dengan


mematuhi tata tertib lalu lintas dianggap kolot padahal sebenarnya mereka tidak
berpikir luas dan kedepan akan bahaya dan dampak yang akan dialami apabila
melanggar lalu lintas. Karena, sejatinya peraturan dibuat untuk ditaati bukan
dilanggar. Namun, oknum masyarakat yang salah kaprah memutar balikkan slogan
sehingga menjadi doktrin dan kemudian membudidaya menjadi watak yang sulit
untuk dirubah, yaitu “Aturan dibuat untuk dilanggar”. Paradigma dan pemikiran
masyarakat sudah sangat salah kaprah, mereka menganggap bahwa peraturan tidak
penting untuk ditaati. Selain itu, lemahnya okum dan ketidakbijaksanaan aparat
pemerintah sendiri yang membuat masyarakat melunakkan segala okum dan
peraturan yang sudah ditegakkan.

10
Banyak masyarakat percaya bahwa aparat polisi bisa disuap dll. Karena,
ketidakbijaksanaan polisi sendiri seakan pemerintah membuat aturan dan itu
dijadikan lahan keuangan bagi oknum-oknum nakal. Saat kepercayaan masyarakat
pada aparat pemerintah telah pudar, maka pelanggaran tata tertib mulai merajalela.
Banyak remaja berkendara nekat melanggar peraturan tata tertib berkendara karena
hal tersebut.

Adapun bentuk bentuk pelanggaran yang sering di lakukan oleh pelajar


diantaranya sebagai berikut.

1) Mengebut di jalan

2) Tidak memiliki SIM, STNK, STUJ (surat tanda uji kendaraan)

3) Tidak mengenakan atribut keselamatan yang lengkap

4) Memodifikasi motor yang tidak sesuai standar

5) Melanggar rambu-rambu

6) Tidak menyalakan lampu sein

7) Pelanggaran terhadap ketentuan dan muatan yang diijinkan, seperti


berboncengan lebih dari 2 orang

8) Menggunakan telepon seluler saat berkendara

Begitu banyak hal yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan raya
diantaranya perkembangan tekhnologi yang dianggap sangat penting bagi
masyarakat khususnya remaja saat ini. Biasanya para remaja akan membawa
kendaraan dalam kondisi menggunakan telepon genggam yang mengakibatkan sang
pengendara tidak fokus dan menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan yang
ditimbulkan bukan hanya menyebabkan luka ringan tetapi juga menyebabkan luka
berat hingga kematian.

11
Sebagai bahan acuan berikut disajikan data kecelakaan di Aceh pada tahun 2013
hingga 2017:

Sumber: Dinas Perhubungan Aceh

Menurut data di atas terjadi peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas dari
tahun 2013 – 2016, dengan jumlah korban meninggal dunia pada tahun 2013
sebanyak 672 jiwa dan pada tahun 2016 sebanyak 854 jiwa. Pada tahun 2017
terjadi penurunan jumlah kecelakaan menjadi 1948 kasus dibanding pada 2016
sebanyak 3006 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 734 jiwa. Namun
Kepolisian Daerah (Polda) Aceh mencatat 738 orang meninggal dunia di jalan raya
akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang 2018. Selain itu, korban kecelakaan lalu
lintas dengan kondisi luka berat mencapai 327 orang dan luka ringan mencapai
3.293 orang. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2018 angka kecelakaan lalu
lintas di Aceh meningkat.

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Republik Indonesia mengungkapkan


fakta-fakta kecelakaan yang terjadi, tak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia.

Faktanya yang pertama, ada sekitar 90 persen kematian akibat kecelakaan lalu
lintas, terjdi di Negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Kedua, korban terbesar akibat kecelakaan lalu lintas yaitu pada usia 15-29 tahun.

Ketiga, setidaknya ada 49 persen korban kematian lalu lintas adalah pejalan kaki,
dan pengendara sepeda.

12
Keempat, paling tidak ada 3 dari 4 orang yang mengalami kecelakaan meninggal
dunia.

Kelima, totalnya kurang lebih ada 1.25 juta orang meninggal dunia, akibat
kecelakaan lalu lintas per tahunnya di seluruh dunia.

Keenam, sebagian besar kematian akibat kecelakaan pada sepeda motor,


disebabkan cedera pada kepala.

Ketujuh, menggunakan helm dengan benar bisa mengurangi 40 persen risiko


kematian akibat kecelakaan.

Akibat prilaku tidak patuh itu sering mengakibatkan kemacetan dan


kecelakaan. Kemacetan akibat tidak sabar dan sifat egois berkendaraan sangat
sering terjadi. Maka dari itu pemerintah, lembaga kepolisian atau lembaga
pendidikan telah melakukan penyuluhan untuk membangunkan kesadaran
masyarakat serta generasi muda dalam berperilaku tertib lalu lintas. Namun hal itu
pun belum maksimal bahkan belum menunjukkan prilaku yang patuh, tanpa merasa
bersalah menerobos lampu merah, tidak pakai helm dan berboncengan sampai tiga
atau empat orang tanpa memikirkan keselamatan penumpang yang dibonceng.

Sehingga, dalam melestarikan tata tertib berkendara diperlukan kerjasama


antara semua pihak demi terwujudnya budaya tertib berlalu lintas. Seperti yang
terdapat pada UU Nomor 22 Tahun 2009, UU ini melihat lalu lintas dan angkutan
jalan memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi
nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Dengan
tujuan:

1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan
kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta
mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

13
Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar melalui:

1. Kegiatan gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang di Jalan;

2. Kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan; dan

3. Kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi Kendaraan


Bermotor dan Pengemudi, pendidikan berlalu lintas, Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

2.3 Upaya Menangani Kecelakaan Lalu Lintas

1. Memberi Denda
Denda yang dijatuhkan saat diberlakukannya proses penilangan banyak
yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni UU No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pelanggar yang dikenai sanksi
sesuai dalam UU harusnya mengikuti prosedur, yakni dengan dikenai denda
sebesar dan seberat pelanggaran lalu lintas yang dilakukan.
Apabila pelanggar tidak sanggup membayar denda, maka harus melalui jalur
hukum atau persidangan. Namun, pelanggar biasanya dapat membayar
sesuai yang ditagihkan polisi kemudian mereka dapat dibebaskan. Padahal,
jika melanggar Undang-Undang tentu hal ini merupakan implementasi dari
contoh pelanggaran nilai nilai Pancasila.
2. Memberlakukan E-tilang
3. Membuat rambu-rambu Lalu Lintas
4. Mengadakan sosialisasi di setiap sekolah
5. Memberikan penghargaan kepada pengendara yang menaati peraturan lalu
lintas

14
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Observasi Lapangan
2. Wawancara dengan beberapa pelajar
3. Kajian Pustaka dan Internet

3.1 Observasi Lapangan


Observasi lapangan ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Dengan mengumpulkan
data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat langsung di lokasi
penelitian, yaitu jalan raya daerah Banda Aceh.

3.2 Wawancara dengan Beberapa Pelajar


Untuk keperluan penelitian ini, peneliti melakukan dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara peneliti dan responden yang merpakan pelajar.
Kegiatan ini bertujuan memperolah informasi yang valid.
Dengan beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Apakah perlu diadakannya sosialisasi tentang membangun kesadaran
dalam tertib berlalu lintas?
2. Mengapa responden menaati peraturan lalu lintas?
3. Apa alasan responden ketika tidak menataati lalu lintas?
4. Apa upaya yang harus dilakukan supaya remaja serta masyarakat umum
lainnya menaati ketertiban lalu lintas dan memakai atribut lengkap?

3.3 Penelitian Kepustakaan dan Internet


Mengambil kajian pustakan dari beberapa buku dan mengunjingi situs penyedia
informasi mengenai lalu lintas.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan di jalan raya daerah Banda Aceh, banyak
pengguna remaja yang menaati rambu lalu lintas dan memakai atribut lengkap pada
pagi hari. Dari beberapa remaja tersebut merupakan pelajar menengah atas dan
menengah pertama. Namun, pada saat siang hingga malam hari banyak sekali
remaja yang melanggar lalu lintas, tidak memakai atribut keselamatan yang lengkap,
membawa penumpang melebihi 2 orang dan membawa dengan kecepatan tinggi.
Banyak pengguna kendaraan bermotor yang mengendarai kendaraan pada malam
hari tanpa menghidupkan lampu depan. Tidak sedikit pula pengendara yang
berbelok tanpa menghidupkan lampu sein. Ketika polisi melakukan razia ada
beberpa pengendara yang justru melawan polisi karena menganggap polisi hanya
memanfaatkannya dan tidak merasa bersalah.

4.1.2 Wawancara
Wawancara ini menggunakan responden remaja yang merupakan pelajar di
berbagai sekolah menengah atas. Wawancara dilakukan tanggal 15 Oktober 2019
s/d 16 Oktober 2019 dengan 10 responden.
Hasil yang diperoleh dalam wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut.
1. Diantara 10 responden, semua menjawab sangat perlu diadakannya sosialisasi
tentang kesadaran tentang tentang membangun kesadaran dalam tertib berlalu
lintas.
2. 2 responden menempatkan kewajiban sebagai alasan mereka menaati
peraturan lalu lintas. 6 responden menjawab untuk menghindari kecelakaan
lalu lintas dan bahaya saat berkendara. 2 responden beralasan menghindari
sanksi yang akan diakibatkan dari melanggar lalu lintas.
3. 7 responde meneptkan alasan terburu-buru menjadi penyebab mereka
melanggar peraturan lalu lintas. 2 responden menjawab karena faktor cuaca. 1
responden menjawab karena situasi jalan yang sepi.

16
4. Menurut 8 responden, upaya yang dapat dilakukan dilakukan supaya remaja
serta masyarakat umum lainnya menaati ketertiban lalu lintas dan memakai
atribut lengkap yaitu dengan cara memberikan sosialisasi tentang barperilaku
tertib lalu lintas agar menumbuhkan kesadaran bersama. 2 responden
berpendapat bahwa ketegasan aparat penegak hukumlah yang menjadi faktor
penting agar masyarakat dapat mematuhi peraturan lalu lintas.

4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar
pengendara melakukan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas. Pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam berkendara di jalan raya sangat diperlukan . Tanpa
adanya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terutama remaja, pasti akan
berlaku tidak tertib yang akan berakibat kecelakaan lau lintas. Maka dari itu,
diperlukan adanya penyuluhan atau seminar kepada masyarakat tentang pentingnya
menaati rambu lalu lintas untuk keselamatan pengguna jalan.

Budaya hukum pengendara hanya patuh ketika ada petugas POLANTAS,


memakai helm, surat-surat kelengkapan kendaraan lengkap, tidak terobos lampu
merah dan mematuhi rambu-rambu yang ada hanyalah karena takut kena tilang
bukan karena kesadaran demi keselamatan diri dan orang lain.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan kecelakaan selain
faktor yang disebabkan oleh manusia, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor kendaraan
a. Kelebihan muatan
b. Keadaan kendaraan yang sedang dalam kondisi rusak
c. Pengendara yang menutup lampu belakang dengan kaca film yang
gelap.
d. Sistem pencahayaan mati
e. Mengganti warna lampu belakang
2. Faktor jalan yang berlubang dan bergelombang
3. Faktor alam. Hujan, kabut, jalan licin, dan sebagainya juga merupakan
faktor terjadinya kecelakaan.

17
Oleh karena itu keselamatan berlalu lintas merupakan tanggung jawab kita
bersama. Berlalu lintaslah dengan pantas dan cerdas, jangan selalu memandang
negative POLANTAS yang betugas, patuh dan taat pada aturan, tidak egois dalam
berkendara dan menghormati hak-hak pengguna jalan lainnya agar terhindar dari
kemacetan dan kecelakaan yang senantiasa mengintai dan menunggu giliran untuk
terjadi.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari kecelakaan lalu
lintas, antara lain :
1. Mengecek terlebih dahulu kendaraan sebelum menggunakannya.
2. Menggunakan perlengkapan keselamatan (safety first) setiap berkendara.
3. Membawa surat-surat keperluan kendaraan.
4. Mengendarai kendaraan dalam keadaan sadar.
5. Jangan menerobos lalu lintas.
6. Mengendarai kendaraan dengan kecepatan normal.
7. Tidak menggunakan telepon genggam saat berkendara.
8. Biasakanlah menggunakan angkutan umum atau sepeda agar mengurangi
angka kemacetan.

18
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Sesempurna apapun aturan tidak akan secara otomatis atau serta merta
mampu mengubah keadaan menjadi sesuai yang diinginkan, seperti mengubah
kesemrautan menjadi tertib, mengubah perilaku yang tidak taat peraturan menjadi
patuh dan taat.

Kesadaran diri merupakan hal yang terpenting. Kesadaran itu dibangun dari
dalam diri ditularkan dalam keluarga dan diaplikasikan di masyarakat (jalan raya)
agar menjadi sosok panutan bagi pengendara yang di jalan raya.

5.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan ialah sebagai berikut:

1. Keselamatan lalu lintas memang merupakan tugas utama pemerintah, namun


kita sebagai masyarakat khususnya remaja setidaknya membantu pemerintah
dengan meningkatkan kesdaran diri kita terhadap pentingnya berperilaku
tertib lalu lintas.
2. Remaja harus mengetahui dampak yang diakibatkan jika tidak berperilaku
tertib.
3. Harus ada kerjasama dari berbagai pihak untuk mengingkatkan kesadaran
para pelajar tentang pentingnya berperilaku tertib lalu lintas.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bantuanhukum.or.id/web/implementasi-undang-undang-nomor-22-
tahun-2009-tentang-lalu-lintas-dan-angkutan-jalan-raya/

https://dishub.acehprov.go.id/informasi/pengumuman/data-jumlah-kecelakaan-lalu-
lintas-di-aceh

http://sumber-pelajar.blogspot.com/2013/07/contoh-karya-tulis-ilmiah-ilaj.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai