12
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mandiri tentang
Kecelakaan Transportasi Laut.
Tugas Mandiri ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Mandiri tentang Kecelakaan Transportasi
Laut bermanfaat bagi masyarakat khususnya taruna taruni AKPELNI dan bisa memotivasi
untuk selalu belajar memahami tentang dunia maritim secara detail.
LUKMANUL AZIZ
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
PENUTUP............................................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Aspek pengawasan meliputi kegiatan pemantauan, penilaian, investigasi, rekomendasi
dan tindakan korektif serta penegakan hukum terhadap penyelenggaraan transportasi agar
sesuai standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan perencanaan yang telah ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.
Aspek pengendalian meliputi arahan, bimbingan dan petunjuk, perijinan, sertifikasi dan
pelatihan serta bantuan teknis di bidang pembangunan dan pengoperasian.
Untuk pengintegrasian penyelenggaraan transportasi yang memenuhi persyaratan
keamanan dan keselamatan tersebut, maka perlu adanya suatu analisis trend kecelakaan
transportasi yang bersifat strategis, dalam hal ini diperlukan analisis trend kecelakaan
transportasi laut tahun 2003 – 2008, yang dapat membantu membuat acuan dasar dalam
program-program penelitian keselamatan transportasi dalam Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT).
4
BAB II
Dasar Teori
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor penyebab kecelakaan
Kecelakaan yang terjadi di sungai, danau dan penyebrangan yang sampai ke Mahkamah
Pelayaran pada tahun 2006 lebih disebabkan karena faktor kesalahan manusia (88%) dan
hanya sedikit kejadian kecelakan di perairan yang disebabkan oleh faktor alam. Menilik
alasan tersebut di atas semestinya semua peristiwa kecelakaan bisa diminimalisir manakala
ada usaha preventif dari semua pihak agar tidak tersandung pada batu yang sama.
Faktor-faktor penyebab yang secara langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan laut
sebagai berikut :
a. Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar meliputi :
1) Kecerobohan dalam menjalankan kapal.
2) Kekurangmampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin
timbul dalam operasional kapal.
3) Secara sadar memuat kapal secara berlebihan.
4) Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keselamatan pelayaran sehingga
masih sering memaksakan kehendak untuk menjadi penumpang tanpa memperdulikan
keselamatan pelayaran.
b. Faktor Teknis
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurangcermatan dalam mendesain kapal.
Penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian
kapal yang menyebabkan kapal mengalamai kecelakaan.
c. Faktor Alam
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap sebagai penyebab utama
dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang
tinggi yang dipengaruhi oleh musim / badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan
jarak pandang yang terbatas.
6
3.2 Factor Penyebab Kecelakan Transportasi Laut
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada transportasi laut telah banyak yang terjadi.
Insiden yang terjadi biasanya adalah tenggelam akibat kelebihan muatan, terbakar atau
meledak, ataupun tenggelam akibat dari faktor alam. Tetapi berdasarkan data dari Mahkamah
Pelayaran faktor kesalahan manusia adalah penyebab utama dari kecelakaan transportasi laut
yang ada. Sebanyak 88% kejadian disebabkan oleh human error dari orang-orang yang ada
dalam sistem transportasi laut. Dan hanya beberapa saja yang disebabkan oleh faktor alam
atau cuaca.
Human Error yang terjadi pada kecelakaan transportasi laut dapat disebabkan oleh
berbagai faktor pada sistem transportasi laut yang ada. Misalkan kurangnya kepahaman para
awak kapal akan rambu-rambu yang ada pada rute perjalanan, kelalaian petugas pelabuhan
dalam melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal yang berlayar. Ataupun kelalaian awak
kapal dalam melakukan maintanence terhadap mesin-mesin yang ada pada kapal. Berikut
adalah beberapa human error yang terjadi pada kecelakaan transportasi laut
2. Faktor Teknis
Faktor lain yang terjadi biasanya sebagai penyebab dari kecelakaan tranportasi lau
adalah faktor teknis. Faktor teknis ini banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya. Seperti
desain kapal yang tidak sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan. Ada pula
maintenance yang dilakukan oleh para awak kapal yang masih tidak terjadwal dilakukan.
Sehingga ketika kapal berlayar terjadi panas mesin yang menyebabkan mesin panas. Ataupun
faktor teknis ketika membawa barang-barang yang berbahaya. Karena tidak adanya
kesadaran untuk menjaga kapal dari awak kapal menyebabkan kapal meledak dan terbakar.
Kejadian-kejadian yang terjadi akibat faktor teknis ini seperti yang terjadi pada Kapal
Marina.
Begitu banyaknya kejadian-kejadian yang terjadi pada transportasi laut telah menjadi
peringatan sendiri bagi pemerintah Indonesia sendiri. Hal ini semua sebenarnya masih dapat
di lakukan tindakan preventif mulai dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Pertama perlunya penyuluhan-penyuluhan terhadap para awak kapal dari
masing-masing kapal yang ada mengenai aturan-aturan yang ada pada pelayaran laut
sehingga tidak akan terjadi kesalahan ataupun kelalaian dari para awak kapal.
7
3.3 Peranan Pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengatasi
kecelakaan transportasi laut
Kecelakaan laut meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kapal. Sebagaimana
telah dipahami secara luas, kecelakaan laut dapat diakibatkan oleh faktor manusia, alam, dan
teknis, serta interaksi dan kombinasi antara ketiga faktor tersebut. Dalam berlayar, manusia
sebagai pengguna transportasi berinteraksi dengan kapal dan lingkungan di sekitarnya
(termasuk kapal lain, alur pelayaran, pelabuhan, dan situasi kondisi setempat). Interaksi ini
terkadang sangat kompleks dan terkait dengan berbagai aspek. Menyadari banyaknya aspek
yang berkaitan dengan ketiga faktor tersebut, mengupayakan keselamatan pelayaran melalui
pengurangan angka kecelakaan dan resiko kematian dan luka serius akibat kecelakaan dan
barang yang diangkut sudah tentu tidak cukup diupayakan melalui pendekatan mono-
sektoral, melainkan membutuhkan upaya-upaya pendekatan multisektoral.
Berkenaan dengan hal itu, dapat diindentifikasi adanya 14 aspek yang dapat diintervensi
untuk mengurangi angka dan resiko kecelakaan. Secara operasional, sektor-sektor ini
dikelompokkan ke dalam lima pendekatan yang dikenal sebagai Pendekatan 5-E, yaitu:
pendekatan rekayasa (engineering), pendidikan (education), penegakan hukum
(enforcement), penggalakan dan penggalangan (encouragement), serta kesiapan tanggap
darurat (emergency preparedness).
Dari standard konvensi-konvensi Internasional yang mengatur tentang keselamatan
kapal disimpulkan bahwa untuk mencapai sasaran keselamatan jiwa di laut diperlukan
pembenahan 5 (lima) kelompok sub sistim / persyaratan utama yaitu :
8
3.4 Data kecelakaan tahun 2010 hingga 2016
Jenis kecelakaan yang terjadi pada rentang tahun 2010 hingga 2016 didominasi oleh
kapal terbakar atau meledak yakni sebanyak 19 kali atau sekitar 35%. Sedangkan korban jiwa
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu 86 korban meninggal atau hilang dan 346 korban luka-
luka. Sedangkan jenis kecelakaan dengan angka terkecil terjadi akibat kandas sebanyak 3
kecelakaan saja selama rentang waktu lilma tahun terakhir.
Tiga Pilar Kebijakan dan Program Strategis dalam Transportasi dan keselamatan :
A. Tujuan
1.Meningkatkan keandalan sarana dan prasarana transportasi.
2.Meningkatkan Keselamatan Transportasi
3.Meningkatkan Keselamatan Transportasi Nasional.
4.Mengurangi kerugian nasional akibat kecelakaan transportasi.
5.Meningkatkan keamanan transportasi nasional untuk mendukung pemerataan nasional dan
meningkatkan kepercayaan internasional.
9
B. Program Strategis
1. Mengurangi kemungkinan kecelakaan transportasi
2. Meningkatkan kemampuan,keahlian, sertifikasi & kualifikasi serta kompetensi awak
transportasi
3. Meningkatkan kesiapan, kepedulian dan tanggung jawab awak transportasi.
4. Melakukan standarisasi/asesmen terhadap sarana dan prasarana transportasi
5. Mencegah terjadinya terorisme dan gangguan transportasi.
C. Strategi Implementasi
1. Strategi implementasi Jangka Pendek
Peningkatan pemahaman atau kesadaran tentang pentingnya keselamatan transportasi (safety
cognisance)
Peningkatan komitmen keselamatan (safety commitment) pengelola prasarana dan sarana
transportasi prasarana dan sarana transportasi
Penanganan masalah-masalah khusus keselamatan transportasi
Melakukan penilaian terhadap sarana dan prasarana transportasi nasional berdasarkan standar
keamanan nasional-internasional.
Melakukan penilaian terhadap prasarana transportasi nasional berdasarkan standar keamanan
internasional.
Memperbaharui rancangan undang-undang anti terorisme sesuai perkembangan tingkat
terorisme internasional dan mengesahkannya.
2. Stretegi Implementasi Jangka Menengah
10
BAB IV
PENUTUP
Untuk menghindari atau mengurangi tingkat kecelakaan guna keselamatan dan keamanan
dalam pelayaran harus dilakukan tindakan. Karena perlu kita sadari kemanan dan keselamatan
sangat penting. Tindakan implementasi jangka pendek sebagai berikut, seperti:mengurangi
kemungkinan kecelakaan transportasi, meningkatkan kemampuan,keahlian, sertifikasi & kualifikasi
serta kompetensi awak transportasi, meningkatkan kesiapan, kepedulian dan tanggung jawab awak
transportasi, melakukan standarisasi/asesmen terhadap sarana dan prasarana transportasi,
mencegah terjadinya terorisme dan gangguan transportasi. Tindakan Implementasi Jangka
Menengah sebagai berikut, seperti : Peningkatan kemampuan (kompetensi) organisasi operator dan
regulator untuk mengelola keselamatan transportasi (safety competence) transportasi (safety
competence), pemberian fasilitas pendidikan pada awak transportasi mengikuti perkembangan
kebutuhan transportasi, memperketat toleransi kualifikasi pengguna dan awak transportasi,
membentuk suatu badan keselamatan transportasi nasional.
11