Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASURANSI LAUT TENTANG

KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT

NAMA : LUKMANUL AZIZ


NIT : 16.52.3087
KELAS : KPN C

AKADEMI PELAYARAN NIAGA INDONESIA

12
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mandiri tentang
Kecelakaan Transportasi Laut.
Tugas Mandiri ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Mandiri tentang Kecelakaan Transportasi
Laut bermanfaat bagi masyarakat khususnya taruna taruni AKPELNI dan bisa memotivasi
untuk selalu belajar memahami tentang dunia maritim secara detail.

Semarang,24 Desember 2017

LUKMANUL AZIZ

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Manfaat yang diperoleh................................................................................................ 4

DASAR TEORI ....................................................................................................................... 5

2.1 Analisa Karakteristik Kecelakaan Transportasi Laut................................................... 5

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6

3.1 Faktor penyebab kecelakaan ....................................................................................... 6


3.2 Factor Penyebab Kecelakan Transportasi Laut ........................................................... 7
3.3 Peranan Pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengatasi kecelakaan transportasi
laut........................................................................................................................................ 8
3.4 Data kecelakaan tahun 2010 hingga 2016.................................................................... 9
3.5 Implementasi untuk mengurangi tingkat kecelakaan transportasi laut ..................... 9

PENUTUP............................................................................................................................... 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia.
Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia semakin meningkat merupakan dampak
dari aktivitas perekonomian dan aktivitas sosial budaya masyarakat. Peningkatan aktivitas
transportasi secara nasional dalam setiap moda transportasi membawa dampak meningkatnya
insiden dan kecelakaan transportasi.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau tentunya sangat
mengandalkan transportasi laut sebagai salah satu sarana angkutan antar pulau untuk
memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan antar pulau. Penggunaan transportasi
laut tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan yang dapat menimpa kapal maupun
penumpang didalamnya. Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia harus menjadi
perhatian seluruh pihak, bukan hanya pemilik kapal, melainkan juga pemerintah, instansi
terkait dan masyarakat.
Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya karena faktor kelebihan angkutan dari
daya angkut yang telah ditetapkan, baik angkutan barang maupun angkutan orang. Bahkan
tidak jarang pemakai jasa pelayaran memaksakan diri naik kapal meskipun kapal sudah
penuh dengan tekad asal dapat tempat di atas kapal.
Dalam rangka pengintegrasian sarana dan prasarana transportasi yang memenuhi
persyaratan keamanan dan keselamatan transportasi, perlu standarisasi atau peraturan sistem
dan prosedur, serta sumber daya manusia yang profesional untuk mewujudkan pelayanan
penyelenggaraan transportasi yang utuh dan berhasil guna serta berdaya guna. Maka untuk itu
diperlukan suatu sistem tata pemerintahan yang baik dimana pemerintah mempunyai fungsi
sebagai pembinaan terhadap pelayanan transportasi meliputi aspek pengaturan, aspek
pengawasan dan aspek pengendalian.
Aspek pengaturan meliputi penetapan kebijakan umum dan kebijakan teknis antara lain
penentuan standar, norma, pedoman, kriteria, perencanaan, prosedur termasuk persyaratan
keamanan dan keselamatan.

3
Aspek pengawasan meliputi kegiatan pemantauan, penilaian, investigasi, rekomendasi
dan tindakan korektif serta penegakan hukum terhadap penyelenggaraan transportasi agar
sesuai standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan perencanaan yang telah ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.
Aspek pengendalian meliputi arahan, bimbingan dan petunjuk, perijinan, sertifikasi dan
pelatihan serta bantuan teknis di bidang pembangunan dan pengoperasian.
Untuk pengintegrasian penyelenggaraan transportasi yang memenuhi persyaratan
keamanan dan keselamatan tersebut, maka perlu adanya suatu analisis trend kecelakaan
transportasi yang bersifat strategis, dalam hal ini diperlukan analisis trend kecelakaan
transportasi laut tahun 2003 – 2008, yang dapat membantu membuat acuan dasar dalam
program-program penelitian keselamatan transportasi dalam Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT).

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah tersebut di atas, penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa faktor penyebab terjadinya kecelakaan?
2. Apa faktor penyebab kecelakaan transportasi laut?
3. Bagaimana Peranan Pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengatasi kecelakaan
transportasi laut?
4. Berapa jumlah data kecelakaan tahun 2010 hingga 2016?
5. Bagaimana implementasi untuk mengurangi tingkat kecelakaan transportasi laut
1.3. Manfaat yang diperoleh
Dari rumusan masalah tersebut penyusun akan dapat memperoleh manfaat yaitu:
1. Dapat faktor penyebab terjadinya kecelakaan?
2. Dapat faktor penyebab kecelakaan transportasi laut
3. Dapat Peranan Pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengatasi kecelakaan transportasi
laut
4. Data Kecelakaan tahun 2010 hingga 2016
5. Dapat mengetahui implementasi untuk mengurangi tingkat kecelakaan transportasi

4
BAB II
Dasar Teori

2.1. Analisa Karakteristik Kecelakaan Transportasi Laut


Kapal sebagai sarana angkutan laut antar pulau yang banyak diminati masyarakat
memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Setiap saat keselamatan jiwa manusia di laut
bisa terancam, baik para awak kapal atau pelaut maupun penumpang. Dari fakta dan data
yang diperoleh ternyata kecelakaan laut telah memakan korban jiwa dan harta yang tidak
sedikit, kecelakaan itu bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja.
Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan laut, para awak kapal dan
penumpang harus mengetahui tentang cara-cara penyelamatan diri sewaktu kecelakaan di
kapal (personal survival technique), pemadam kebakaran (fire fighting), pertolongan pertama
pada kecelakaan (first aid) dan keselamatan diri dalam tanggung jawab sosial (personal
safety and social responsibility).
Para awak kapal harus memiliki pengetahuan (knowledge), pemahaman
(understanding), kecakapan (proficiency) serta keterampilan (skill) yang diperlukan untuk
mengantisipasi resiko kecelakaan dan meminimalisir kesalahan manusia (human error)
sebagai salah satu faktor kecelakaan laut yang terjadi.
Karakteristik kecelakaan pada umumnya adalah :
a. Kecelakaan sebagai kejadian yang langka.
b. Kecelakaan sebagai suatu peristiwa yang tidak tahu kapan akan terjadi
c. Kecelakaan sebagai peristiwa-peristiwa multi faktor.

5
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Faktor penyebab kecelakaan
Kecelakaan yang terjadi di sungai, danau dan penyebrangan yang sampai ke Mahkamah
Pelayaran pada tahun 2006 lebih disebabkan karena faktor kesalahan manusia (88%) dan
hanya sedikit kejadian kecelakan di perairan yang disebabkan oleh faktor alam. Menilik
alasan tersebut di atas semestinya semua peristiwa kecelakaan bisa diminimalisir manakala
ada usaha preventif dari semua pihak agar tidak tersandung pada batu yang sama.
Faktor-faktor penyebab yang secara langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan laut
sebagai berikut :
a. Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar meliputi :
1) Kecerobohan dalam menjalankan kapal.
2) Kekurangmampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin
timbul dalam operasional kapal.
3) Secara sadar memuat kapal secara berlebihan.
4) Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keselamatan pelayaran sehingga
masih sering memaksakan kehendak untuk menjadi penumpang tanpa memperdulikan
keselamatan pelayaran.
b. Faktor Teknis
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurangcermatan dalam mendesain kapal.
Penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian
kapal yang menyebabkan kapal mengalamai kecelakaan.
c. Faktor Alam
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap sebagai penyebab utama
dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang
tinggi yang dipengaruhi oleh musim / badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan
jarak pandang yang terbatas.

6
3.2 Factor Penyebab Kecelakan Transportasi Laut
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada transportasi laut telah banyak yang terjadi.
Insiden yang terjadi biasanya adalah tenggelam akibat kelebihan muatan, terbakar atau
meledak, ataupun tenggelam akibat dari faktor alam. Tetapi berdasarkan data dari Mahkamah
Pelayaran faktor kesalahan manusia adalah penyebab utama dari kecelakaan transportasi laut
yang ada. Sebanyak 88% kejadian disebabkan oleh human error dari orang-orang yang ada
dalam sistem transportasi laut. Dan hanya beberapa saja yang disebabkan oleh faktor alam
atau cuaca.
Human Error yang terjadi pada kecelakaan transportasi laut dapat disebabkan oleh
berbagai faktor pada sistem transportasi laut yang ada. Misalkan kurangnya kepahaman para
awak kapal akan rambu-rambu yang ada pada rute perjalanan, kelalaian petugas pelabuhan
dalam melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal yang berlayar. Ataupun kelalaian awak
kapal dalam melakukan maintanence terhadap mesin-mesin yang ada pada kapal. Berikut
adalah beberapa human error yang terjadi pada kecelakaan transportasi laut

1. Jumlah Penumpang yang tidak sesuai dengan kapasitas.


Dalam kasus kecelakaan transportasi laut sebagian besar kecelakaan yang terjadi
adalah akibat dari jumlah penumpang yang tidak sesuai dengan kapasitas dari kapal yang
berlayar. Hal ini selain disebabkan kelalaian dari nahkoda kapal kadangkala juga disebabkan
kelalaian dari pengawasan pelabuhan ketika kapal akan diberangkatkan. Hal ini juga
disebabkan para pegawai yang dipelabuhan masih menganggap remeh akan standarisasi yang
telah ditetapkan. Seperti yang terjadi pada perairan Indonesia beberapa saat yang lalu.
Sebanyak 33 imigran yang menumpang kapal Indonesia menuju Australia tenggelam akibat
dari jumlah muatan yang sangat berlebih. Kapal yang seharusnya hanya diisi oleh 150 orang,
diisi dengan jumlah penumpang sebanya 300 orang. Dalam kasus ini human error yang
terjadi adalah akibat kesalahan dari nahkoda yang menyetir kapal. Karena imigran-imigran
ini adalah imigran yang ilegal sehingga tidak berada dalam pengawasan pelabuhan.

2. Faktor Teknis
Faktor lain yang terjadi biasanya sebagai penyebab dari kecelakaan tranportasi lau
adalah faktor teknis. Faktor teknis ini banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya. Seperti
desain kapal yang tidak sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan. Ada pula
maintenance yang dilakukan oleh para awak kapal yang masih tidak terjadwal dilakukan.
Sehingga ketika kapal berlayar terjadi panas mesin yang menyebabkan mesin panas. Ataupun
faktor teknis ketika membawa barang-barang yang berbahaya. Karena tidak adanya
kesadaran untuk menjaga kapal dari awak kapal menyebabkan kapal meledak dan terbakar.
Kejadian-kejadian yang terjadi akibat faktor teknis ini seperti yang terjadi pada Kapal
Marina.
Begitu banyaknya kejadian-kejadian yang terjadi pada transportasi laut telah menjadi
peringatan sendiri bagi pemerintah Indonesia sendiri. Hal ini semua sebenarnya masih dapat
di lakukan tindakan preventif mulai dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Pertama perlunya penyuluhan-penyuluhan terhadap para awak kapal dari
masing-masing kapal yang ada mengenai aturan-aturan yang ada pada pelayaran laut
sehingga tidak akan terjadi kesalahan ataupun kelalaian dari para awak kapal.

7
3.3 Peranan Pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengatasi
kecelakaan transportasi laut
Kecelakaan laut meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kapal. Sebagaimana
telah dipahami secara luas, kecelakaan laut dapat diakibatkan oleh faktor manusia, alam, dan
teknis, serta interaksi dan kombinasi antara ketiga faktor tersebut. Dalam berlayar, manusia
sebagai pengguna transportasi berinteraksi dengan kapal dan lingkungan di sekitarnya
(termasuk kapal lain, alur pelayaran, pelabuhan, dan situasi kondisi setempat). Interaksi ini
terkadang sangat kompleks dan terkait dengan berbagai aspek. Menyadari banyaknya aspek
yang berkaitan dengan ketiga faktor tersebut, mengupayakan keselamatan pelayaran melalui
pengurangan angka kecelakaan dan resiko kematian dan luka serius akibat kecelakaan dan
barang yang diangkut sudah tentu tidak cukup diupayakan melalui pendekatan mono-
sektoral, melainkan membutuhkan upaya-upaya pendekatan multisektoral.
Berkenaan dengan hal itu, dapat diindentifikasi adanya 14 aspek yang dapat diintervensi
untuk mengurangi angka dan resiko kecelakaan. Secara operasional, sektor-sektor ini
dikelompokkan ke dalam lima pendekatan yang dikenal sebagai Pendekatan 5-E, yaitu:
pendekatan rekayasa (engineering), pendidikan (education), penegakan hukum
(enforcement), penggalakan dan penggalangan (encouragement), serta kesiapan tanggap
darurat (emergency preparedness).
Dari standard konvensi-konvensi Internasional yang mengatur tentang keselamatan
kapal disimpulkan bahwa untuk mencapai sasaran keselamatan jiwa di laut diperlukan
pembenahan 5 (lima) kelompok sub sistim / persyaratan utama yaitu :

1. Sumber daya manusia (persyaratan)


2. Kapal sebagai sarana (persyaratan dan perlengkapan)
3. Pengoperasian (manajemen pengoperasian kapal)
4. Faktor external kapal (prasarana)
5. Manajemen, yaitu suatu proses koordinasi terhadap keempat sub sistim yang lain.

8
3.4 Data kecelakaan tahun 2010 hingga 2016

Jenis kecelakaan yang terjadi pada rentang tahun 2010 hingga 2016 didominasi oleh
kapal terbakar atau meledak yakni sebanyak 19 kali atau sekitar 35%. Sedangkan korban jiwa
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu 86 korban meninggal atau hilang dan 346 korban luka-
luka. Sedangkan jenis kecelakaan dengan angka terkecil terjadi akibat kandas sebanyak 3
kecelakaan saja selama rentang waktu lilma tahun terakhir.

3.5 Implementasi untuk mengurangi tingkat kecelakaan transportasi laut

Tiga Pilar Kebijakan dan Program Strategis dalam Transportasi dan keselamatan :
A. Tujuan
1.Meningkatkan keandalan sarana dan prasarana transportasi.
2.Meningkatkan Keselamatan Transportasi
3.Meningkatkan Keselamatan Transportasi Nasional.
4.Mengurangi kerugian nasional akibat kecelakaan transportasi.
5.Meningkatkan keamanan transportasi nasional untuk mendukung pemerataan nasional dan
meningkatkan kepercayaan internasional.

9
B. Program Strategis
1. Mengurangi kemungkinan kecelakaan transportasi
2. Meningkatkan kemampuan,keahlian, sertifikasi & kualifikasi serta kompetensi awak
transportasi
3. Meningkatkan kesiapan, kepedulian dan tanggung jawab awak transportasi.
4. Melakukan standarisasi/asesmen terhadap sarana dan prasarana transportasi
5. Mencegah terjadinya terorisme dan gangguan transportasi.
C. Strategi Implementasi
1. Strategi implementasi Jangka Pendek
Peningkatan pemahaman atau kesadaran tentang pentingnya keselamatan transportasi (safety
cognisance)
Peningkatan komitmen keselamatan (safety commitment) pengelola prasarana dan sarana
transportasi prasarana dan sarana transportasi
Penanganan masalah-masalah khusus keselamatan transportasi
Melakukan penilaian terhadap sarana dan prasarana transportasi nasional berdasarkan standar
keamanan nasional-internasional.
Melakukan penilaian terhadap prasarana transportasi nasional berdasarkan standar keamanan
internasional.
Memperbaharui rancangan undang-undang anti terorisme sesuai perkembangan tingkat
terorisme internasional dan mengesahkannya.
2. Stretegi Implementasi Jangka Menengah

1. Peningkatan kemampuan (kompetensi) organisasi operator dan regulator untuk


mengelola keselamatan transportasi (safety competence) transportasi (safety
competence)
2. Pemberian fasilitas pendidikan pada awak transportasi mengikuti perkembangan
kebutuhan transportasi
3. Memperketat toleransi kualifikasi pengguna dan awak transportasi.
4. Membentuk suatu badan keselamatan transportasi nasional

10
BAB IV
PENUTUP

Untuk menghindari atau mengurangi tingkat kecelakaan guna keselamatan dan keamanan
dalam pelayaran harus dilakukan tindakan. Karena perlu kita sadari kemanan dan keselamatan
sangat penting. Tindakan implementasi jangka pendek sebagai berikut, seperti:mengurangi
kemungkinan kecelakaan transportasi, meningkatkan kemampuan,keahlian, sertifikasi & kualifikasi
serta kompetensi awak transportasi, meningkatkan kesiapan, kepedulian dan tanggung jawab awak
transportasi, melakukan standarisasi/asesmen terhadap sarana dan prasarana transportasi,
mencegah terjadinya terorisme dan gangguan transportasi. Tindakan Implementasi Jangka
Menengah sebagai berikut, seperti : Peningkatan kemampuan (kompetensi) organisasi operator dan
regulator untuk mengelola keselamatan transportasi (safety competence) transportasi (safety
competence), pemberian fasilitas pendidikan pada awak transportasi mengikuti perkembangan
kebutuhan transportasi, memperketat toleransi kualifikasi pengguna dan awak transportasi,
membentuk suatu badan keselamatan transportasi nasional.

11

Anda mungkin juga menyukai