Disusun oleh:
AULIA FADILA HADIATI 227011048
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1 Kolam Retensi...................................................................................................4
2.2 Banjir................................................................................................................6
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................................8
3.1 Pengumpulan Data...........................................................................................8
3.2 Sumber Data.....................................................................................................8
BAB 4 PEMBAHASAN...............................................................................................9
4.1 Potensi Penggunaan Kolam Retensi sebagai Pengendali Banjir di IKN......9
4.2 Mekanisme Kolam Retensi dalam Pengendalian Banjir.............................10
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Kolam Retensi.................................................10
4.4 Dampak Pembangunan Kolam Retensi terhadap Lingkungan dan
Masyarakat sekitar di IKN........................................................................................12
BAB 5 PENUTUP..........................................................................................................13
5.1 Simpulan.........................................................................................................13
5.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Kolam retensi tipe di samping badan sungai.............................5
Gambar 2.1.2 Kolam retensi tipe di dalam badan sungai.................................5
Gambar 2.1.3 Kolam retensi tipe storage memanjang......................................6
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana transportasi berdampak pada perekonomian dan kehidupan
sehari-hari di Indonesia?
3. Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
transportasi tersebut?
2
keterampilan menulis dan kemampuan dalam melakukan analisis data
yang berguna untuk pengembangan karir masa depan.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Retensi
Kolam retensi adalah sebuah area atau kolam yang digunakan untuk
mengurangi volume dan puncak limpasan, dimana air ditahan dan tidak
dilepaskan ke daerah hilir, dan biasanya meresap dengan infiltrasi melalui dasar
kolam yang berpori atau melalui penguapan. Berdasarkan pendapat tesebut, dapat
disimpulkan bahwa kolam retensi merupakan kolam yang berfungsi untuk
menampung aliran air sementara sebelum diresapkan kembali ke dalam tanah.
Menurut Maulani & Susetyaningsih (2022), ada tiga tipe kolam retensi yang
dapat diterapkan yaitu: (1) Kolam retensi terletak di samping badan sungai. Tipe
ini menggunakan tanggul atau dinding pemisah yang kuat antara sungai dengan
kolam retensi. (2) Kolam retensi terletak di badan sungai. Kolam retensi tipe ini
konsepnya mirip dengan waduk atau bendungan di badan sungai. Waduk
berfungsi untuk menyimpan dan menyimpan sementara air dari saluran
pembangunan sebelum dialirkan ke sungai, sehingga mengurangi puncak banjir.
(3) Kolam retensi memanjang, jenis kolam penahanan ini berbentuk memanjang
yang umumnya dibuat pada lahan terbatas dan harus menyesuaikan dengan
saluran pengairan yang sudah ada. Kekurangan dari jenis ini adalah kapasitas
yang terbatas, menunggu aliran air yang ada, dan lebih sulit untuk dilaksanakan.
4
Gambar 2.1.1 Kolam retensi tipe di samping badan sungai
5
Gambar 2.1.3 Kolam retensi tipe storage memanjang
2.2 Banjir
Banjir adalah suatu bencana yang mengganggu kehidupan manusia berupa
genangan air dari yang terkecil sampai terbesar yang disebabkan faktor-faktor
baik manusia maupun alam atau aliran air yang tinggi, dan tidak tertampung oleh
aliran sungai sehingga air itu meluap ke daratan yang lebih rendah.(Sulaiman et
al., 2020). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir
adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air
yang meningkat. Definisi kedua dari kamus tersebut, banjir adalah berair banyak
dan deras, kadang-kadang meluap.
Menurut Harmani & Soemantoro (2017), terdapat beberapa tipe banjir yang
menjadi dasar bagi setiap keputusan yang diambil untuk penanganan banjir,
diantarnya:
6
1. Banjir sungai, yaitu meluapnya air sungai ke atas permukaan tanah melalui
tanggul sungai, hal ini sering kali terjadi pada sungai yang berada
dikawasan intensitas curah hujan tinggi.
2. Banjir Pantai/Rob, yaitu terjadi ketika air laut sedang pasang, sehingga
naik ke daratan sekitar terutama daerah daerah yang berada di muara
sungai seringkali mengalami banjir tipe ini. Naiknya muka air laut akibat
pasang yang masuk ke muara sungai mengakibatkan terhambatnya air di
hilir dan ketika terjadi hujan deras di hulu akan mengakibatkan stagnasi
aliran di ruas bagian hilir yang menyebabkan terjadinya banjir.
3. Banjir Bandang atau banjir tiba-tiba, pemicu utamanya yaitu kurangnya
resapan dan terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi. Selain itu banjir
ini juga sering terjadi di sungai sungai ephemeral yang mana ketika
kapasitas sungai tidak mencukupi dan terjadi hujan deras di bagian hulu,
maka air di bagian hilir sungai akan keluar melalui tanggul sungai
sehingga dapat menyebabkan banjir secara tiba tiba.
4. Banjir Lokal/Perkotaan, banjir ini diakibatkan oleh drainase yang tidak
memadai dan tata guna lahan yang menyebabkan kurangnya resapan
sehingga air tersumbat dan tergenang di area jalan.
5. Banjir Danau/Tampungan, banjir ini disebabkan oleh intensitas curah
hujan yang tinggi sehingga air di danau/tampungan melimpas melalui
tanggul dan menyebabkan genangan.
7
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode pendekatan
penelitian kualitatif yang menghasilkan data deksriptif berupa tulisan dari
penguraian masalah yang dibahas. Data di dalam makalah ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik tinjauan pustaka, yaitu penyusun mencari dan
mengambil data dari sumber-sumber tertulis seperti buku, jurnal, maupun artikel
yang berkaitan dengan tema yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini sejak April
2023. Kemudian penyusun menganalisis setiap data dari sumber yang dinilai
relevan.
8
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Potensi Penggunaan Kolam Retensi sebagai Pengendali Banjir di
IKN
Kalimantan Timur atau yang sekarang sudah menjadi lokasi Ibu Kota
Negara merupakan wilayah dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga
berpotensi besar akan terjadinya banjir. Namun, jika dilihat dari letak
geografisnya wilayah IKN memiliki topografi yang tinggi dan relatif aman dari
banjir. Akan tetapi, pencegahan dan pengendalian banjir di IKN harus tetap
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Salah satu cara untuk
mengurangi risiko banjir di ibu kota adalah dengan membangun Kolam Retensi.
Kolam retensi adalah sebuah area atau kolam yang berfungsi untuk
menampung debit air sungai sementara sebelum diresapkan kembali ke dalam
tanah. Kolam retensi memiliki efektivitas yang baik dalam pengendalian banjir
karena dapat menjaga elevasi muka air dan juga kualitas airnya. Selain itu, kolam
retensi juga berfungsi untuk mengontrol parameter debit puncak dan waktu
penuntasan dengan memotong debit puncak banjir yang terjadi. Kolam retensi
bisa mereduksi banjir dengan menampung debit air sehingga mengurangi
genangan. Namun demikian, keberadaan kolam retensi tidak sepenuhnya
menghilangkan genangan, tetapi dapat mengurangi luas dan lama waktu genangan
banjir.
9
4.2 Mekanisme Kolam Retensi dalam Pengendalian Banjir
Mekanisme kolam retensi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
Air hujan yang turun di area yang dialiri oleh saluran-saluran drainase akan
diarahkan ke kolam retensi. Kolam retensi dirancang dengan kapasitas tertentu
agar dapat menampung volume air hujan sehingga tidak mengalir langsung ke
saluran drainase.
Setelah air hujan ditampung, maka kolam retensi akan menahan air hujan
untuk sementara waktu. Pada tahap ini, kolam retensi berperan sebagai waduk
penahan yang akan memperlambat aliran air dan mengurangi volume air yang
masuk ke dalam saluran drainase.
Air hujan yang ditampung dan ditahan di dalam kolam retensi akan melalui
proses penyaringan secara alami. Proses ini dilakukan oleh vegetasi dan tanah di
sekitar kolam retensi yang akan menyerap dan membuang kotoran serta polutan
dari air hujan.
Setelah proses penyaringan selesai, air hujan secara perlahan akan dialirkan
ke saluran-saluran drainase dengan volume yang lebih rendah. Hal ini dapat
mengurangi risiko banjir di daerah sekitar saluran drainase.
Dengan mekanisme ini, kolam retensi bisa mengurangi risiko banjir yang
terjadi. Selain itu, kolam retensi juga dapat memperbaiki kualitas air yang
dialirkan ke sungai dan membantu menjaga vitalitas lingkungan di sekitar.
10
mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal. Di dalam
penggunaannya kolam retensi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut merupakan kelebihan dari penggunaan kolam retensi, diantaranya:
11
4.4 Dampak Pembangunan Kolam Retensi terhadap Lingkungan dan
Masyarakat sekitar di IKN
Pembangunan kolam retensi di ikn dapat menimbulkan beberapa dampak,
baik dampak positif maupun dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
Berikut beberapa dampak yang dapat di timbulkan dari adanya pembangunan
kolam retensi di ikn.
Dampak Positif
Dampak Negatif
Pada tahap prakontruksi pembuatan kolam retensi, kedatangan alat berat akan
menimbulkan dampak bagi komponen lingkungan berupa dampak fisik dan kimia
seperti kebisingan, gangguan lalu lintas, dan penurunan kualitas udara. Dampak
negatif ini dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti mengatur jadwal
kedatangan alat berat, melakukan koordinasi dengan instansi dan masyarakat
sekitar, memasang pagar pembangunan proyek, dan sebagainya.
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kolam retensi adalah sebuah area yang digunakan untuk mengurangi volume
air hujan dan puncak limpasan, di mana air hujan ditahan dan tidak dilepaskan ke
daerah hilir, dan biasanya meresap dengan infiltrasi melalui dasar kolam yang
berpori atau melalui penguapan. Kolam retensi dapat menjaga elevasi muka air
serta kualitas air sehingga efektif dalam pengendalian banjir. Dengan
mekanismenya yaitu penampungan, penahanan, penyaringan, dan pengaliran,
kolam retensi dapat mengurangi resiko banjir serta meningkatkan kualitas air yang
dialirkan ke sungai dan membantu menjaga vitalitas lingkungan di sekitar.
13
5.2 Saran
1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Penggunaan Kolam Retensi
Sebagai Solusi Pengendalian Banjir.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan kolam retensi agar makalah ini
dapat berkembang
3. Bagi pemerintah, ada daerah rawan intensitas curah hujan tinggi sebaiknya
dibangun kolam retensi untuk pengendalian banjir di wilayah tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Nguyen, T. T., Ngo, H. H., Guo, W., Wang, X. C., Ren, N., Li, G., Ding, J., &
Liang, H. (2019). Implementation of a specific urban water management -
Sponge City. Science of the Total Environment, 652, 147–162.
Sulaiman, M. E., Setiawan, H., Jalil, M., Purwadi, F., S, C. A., Brata, A. W., &
Jufda, A. S. (2020). Analisis Penyebab Banjir di Kota Samarinda. Jurnal
Geografi Gea, 20(1), 39–43.
Mardiah. (2022) Integrasi Pengendalian Suangai Barabai Dengan Eco-Drainage
System Menggunakan Kolam Retensi/Regulasi, 11-12
15