Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TRANSPORTASI DAN PERMASALAHANNYA DI INDONESIA

Disusun oleh:
AULIA FADILA HADIATI 227011048

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah dengan
judul “Transportasi dan Permasalahannya di Indonesia” sampai selesai.
Makalah ini berisi tentang permasalahan transportasi yang sering terjadi di
Indonesia. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar-dasar Rekayasa Transportasi berupa makalah. Makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan kami sebagai
penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah
ini, terutama dosen pengampu ibu Nina Herlina, Dra, M.T, kedua orang tua dan
teman teman. Makalah ini diharapkan mampu bermanfaat dalam menambah
wawasan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah yang penulis susun masih
jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun akan menjadi
motivasi bagi penulis di masa mendatang.

Tasikmalaya, 13 April 2023

Aulia Fadila Hadiati

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1 Kolam Retensi...................................................................................................4
2.2 Banjir................................................................................................................6
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................................8
3.1 Pengumpulan Data...........................................................................................8
3.2 Sumber Data.....................................................................................................8
BAB 4 PEMBAHASAN...............................................................................................9
4.1 Potensi Penggunaan Kolam Retensi sebagai Pengendali Banjir di IKN......9
4.2 Mekanisme Kolam Retensi dalam Pengendalian Banjir.............................10
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Kolam Retensi.................................................10
4.4 Dampak Pembangunan Kolam Retensi terhadap Lingkungan dan
Masyarakat sekitar di IKN........................................................................................12
BAB 5 PENUTUP..........................................................................................................13
5.1 Simpulan.........................................................................................................13
5.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Kolam retensi tipe di samping badan sungai.............................5
Gambar 2.1.2 Kolam retensi tipe di dalam badan sungai.................................5
Gambar 2.1.3 Kolam retensi tipe storage memanjang......................................6

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan komponen penting dalam perkembangan
ekonomi dan sosial suatu negara. Di Indonesia, dengan jumlah penduduk
yang besar dan wilayah yang luas, transportasi memiliki peran yang sangat
vital dalam menghubungkan wilayah, mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan memfasilitasi mobilitas penduduk. Namun, Indonesia juga menghadapi
berbagai permasalahan dalam sektor transportasi yang mempengaruhi
efisiensi, keselamatan, dan kualitas layanan. Masalah yang paling mendesak
adalah kurangnya infrastruktur, yang menghambat efisiensi dan keamanan
sistem transportasi.
Selain itu, sektor transportasi di Indonesia dirundung korupsi dan
salah urus. Insiden korupsi telah dilaporkan dalam pembangunan dan
pemeliharaan jalan, kereta api, pelabuhan, dan bandara, serta dalam
pengadaan jasa transportasi. Hal ini menyebabkan kurangnya akuntabilitas
dan transparansi di sektor tersebut, sehingga sulit untuk mengelola dan
mengembangkan sistem transportasi secara efektif dan efisien.
Dalam rangka mengatasi permasalahan transportasi di Indonesia,
pemerintah perlu fokus pada peningkatan infrastruktur, peningkatan layanan
transportasi massal, pengelolaan lalu lintas yang lebih efisien, peningkatan
kesadaran akan keselamatan berkendara, dan peningkatan penggunaan
kendaraan ramah lingkungan. Diperlukan upaya kolaboratif antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mencapai transportasi yang lebih
efisien, aman, dan berkelanjutan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan
masalah - masalah sebagai berikut:
1. Apa saja permasalahan transportasi di Indonesia?

1
2. Bagaimana transportasi berdampak pada perekonomian dan kehidupan
sehari-hari di Indonesia?
3. Upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
transportasi tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian yang penyusun lakukan yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui permasalahan transportasi apa saja yang terjadi di
Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana transportasi berdampak pada perekonomian
dan kehidupan sehari-hari di Indonesia
3. Untuk mengetahui upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan
transportasi yang ada di Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini yaitu:

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang masalah tansportasi:


Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana
permasalahan transportasi yang terjadi di Indonesia dan upaya apa yang
telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Berpotensi membuka peluang bagi peneliti lain; Tema penelitian ini, yaitu
masalah transportasi, dapat menjadi topik yang menarik untuk diteliti lebih
lanjut. Dengan melakukan penelitian lanjutan, dapat dihasilkan informasi
yang lebih detail dan solusi yang lebih tepat guna dalam mengatasi
permasalahan transportasi di Indonesia.
3. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis: Penelitian karya tulis
ilmiah ini dapat memberikan pengalaman berharga bagi penulis dalam
melakukan penelitian dan analisis data. Penulis juga dapat meningkatkan

2
keterampilan menulis dan kemampuan dalam melakukan analisis data
yang berguna untuk pengembangan karir masa depan.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Retensi
Kolam retensi adalah sebuah area atau kolam yang digunakan untuk
mengurangi volume dan puncak limpasan, dimana air ditahan dan tidak
dilepaskan ke daerah hilir, dan biasanya meresap dengan infiltrasi melalui dasar
kolam yang berpori atau melalui penguapan. Berdasarkan pendapat tesebut, dapat
disimpulkan bahwa kolam retensi merupakan kolam yang berfungsi untuk
menampung aliran air sementara sebelum diresapkan kembali ke dalam tanah.

Selain berfungsi sebagai penyimpan dan penampung air sementara, kolam


retensi juga memiliki keunggulan lain yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat
dan kondisi lingkungan sekitarnya. Di antaranya sebagai sarana pariwisata air dan
sebagai konservasi air karena mampu meningkatkan cadangan air tanah setempat.
(Mardiah, 2022)

Menurut Maulani & Susetyaningsih (2022), ada tiga tipe kolam retensi yang
dapat diterapkan yaitu: (1) Kolam retensi terletak di samping badan sungai. Tipe
ini menggunakan tanggul atau dinding pemisah yang kuat antara sungai dengan
kolam retensi. (2) Kolam retensi terletak di badan sungai. Kolam retensi tipe ini
konsepnya mirip dengan waduk atau bendungan di badan sungai. Waduk
berfungsi untuk menyimpan dan menyimpan sementara air dari saluran
pembangunan sebelum dialirkan ke sungai, sehingga mengurangi puncak banjir.
(3) Kolam retensi memanjang, jenis kolam penahanan ini berbentuk memanjang
yang umumnya dibuat pada lahan terbatas dan harus menyesuaikan dengan
saluran pengairan yang sudah ada. Kekurangan dari jenis ini adalah kapasitas
yang terbatas, menunggu aliran air yang ada, dan lebih sulit untuk dilaksanakan.

4
Gambar 2.1.1 Kolam retensi tipe di samping badan sungai

(Sumber : Kementerian PUPR. 2018. Diklat teknis penanganan drainase jalan,


modul 4: perencanaan sistem polder dan kolam retensi. Bandung.)

Gambar 2.1.2 Kolam retensi tipe di dalam badan sungai

(Sumber : Kementerian PUPR. 2018. Diklat teknis penanganan drainase jalan,


modul 4: perencanaan sistem polder dan kolam retensi. Bandung.)

5
Gambar 2.1.3 Kolam retensi tipe storage memanjang

(Sumber : Kementerian PUPR. 2018. Diklat teknis penanganan drainase jalan,


modul 4: perencanaan sistem polder dan kolam retensi. Bandung.)

2.2 Banjir
Banjir adalah suatu bencana yang mengganggu kehidupan manusia berupa
genangan air dari yang terkecil sampai terbesar yang disebabkan faktor-faktor
baik manusia maupun alam atau aliran air yang tinggi, dan tidak tertampung oleh
aliran sungai sehingga air itu meluap ke daratan yang lebih rendah.(Sulaiman et
al., 2020). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir
adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air
yang meningkat. Definisi kedua dari kamus tersebut, banjir adalah berair banyak
dan deras, kadang-kadang meluap.

Setidaknya terdapat tiga faktor penyebab banjir di perkotaan yaitu


perubahan iklim, urbanisasi dan ketidaktepatan perencanaan perkotaan yang
dilakukan oleh pengelola kota. Perubahan iklim menyebabkan seringnya turun
hujan dan bahkan hujan dengan intensitas tinggi. Pada saat yang sama, kapasitas
tampungan air tidak memadai sehingga menimbulkan banjir. Alasan lainnya
adalah tingkat urbanisasi yang menyebabkan bertambahnya luas kawasan
terbangun sehingga mengurangi luasan permukaan tidak kedap air dan air
limpasan menjadi tidak terkendali. Selain itu, sistem drainase yang tidak
mengikuti perkembangan kota menyebabkan terjadinya luapan air. Perkembangan
kota juga mendorong terbangunnya dataran banjir yang meningkatkan peluang
terjadinya banjir. (Nguyen et al., 2019).

Menurut Harmani & Soemantoro (2017), terdapat beberapa tipe banjir yang
menjadi dasar bagi setiap keputusan yang diambil untuk penanganan banjir,
diantarnya:

6
1. Banjir sungai, yaitu meluapnya air sungai ke atas permukaan tanah melalui
tanggul sungai, hal ini sering kali terjadi pada sungai yang berada
dikawasan intensitas curah hujan tinggi.
2. Banjir Pantai/Rob, yaitu terjadi ketika air laut sedang pasang, sehingga
naik ke daratan sekitar terutama daerah daerah yang berada di muara
sungai seringkali mengalami banjir tipe ini. Naiknya muka air laut akibat
pasang yang masuk ke muara sungai mengakibatkan terhambatnya air di
hilir dan ketika terjadi hujan deras di hulu akan mengakibatkan stagnasi
aliran di ruas bagian hilir yang menyebabkan terjadinya banjir.
3. Banjir Bandang atau banjir tiba-tiba, pemicu utamanya yaitu kurangnya
resapan dan terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi. Selain itu banjir
ini juga sering terjadi di sungai sungai ephemeral yang mana ketika
kapasitas sungai tidak mencukupi dan terjadi hujan deras di bagian hulu,
maka air di bagian hilir sungai akan keluar melalui tanggul sungai
sehingga dapat menyebabkan banjir secara tiba tiba.
4. Banjir Lokal/Perkotaan, banjir ini diakibatkan oleh drainase yang tidak
memadai dan tata guna lahan yang menyebabkan kurangnya resapan
sehingga air tersumbat dan tergenang di area jalan.
5. Banjir Danau/Tampungan, banjir ini disebabkan oleh intensitas curah
hujan yang tinggi sehingga air di danau/tampungan melimpas melalui
tanggul dan menyebabkan genangan.

Pada beberapa wilayah di Indonesia khususnya wilayah Kalimantan Timur


sering muncul suatu fenomena alam yaitu bila saat musim hujan tiba terjadi
limpahan air yang cukup banyak, bahkan sampai menimbulkan bencana banjir..
Oleh karena itu, diperlukan pengendalian bencana banjir untuk mengantisipasi
dampak yang ditimbulkan. Salah satu upaya pengendalian banjir adalah dengan
menggunakan metode kolam retensi. Penyusun akan meneiti lebih lanjut
mengenai pengaruh kolam retensi sebagai solusi duntuk pengendalian banjir di
IKN.

7
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode pendekatan
penelitian kualitatif yang menghasilkan data deksriptif berupa tulisan dari
penguraian masalah yang dibahas. Data di dalam makalah ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik tinjauan pustaka, yaitu penyusun mencari dan
mengambil data dari sumber-sumber tertulis seperti buku, jurnal, maupun artikel
yang berkaitan dengan tema yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini sejak April
2023. Kemudian penyusun menganalisis setiap data dari sumber yang dinilai
relevan.

3.2 Sumber Data


Penyusun menggunakan sumber data sekunder yaitu berupa jurnal,
dokumen, serta artikel yang tersedia terkait dengan tema yang ditinjau. Penyusun
juga melakukan konsultasi dengan mentor dalam mempertimbangkan sumber data
yang digunakan.

8
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Potensi Penggunaan Kolam Retensi sebagai Pengendali Banjir di
IKN
Kalimantan Timur atau yang sekarang sudah menjadi lokasi Ibu Kota
Negara merupakan wilayah dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga
berpotensi besar akan terjadinya banjir. Namun, jika dilihat dari letak
geografisnya wilayah IKN memiliki topografi yang tinggi dan relatif aman dari
banjir. Akan tetapi, pencegahan dan pengendalian banjir di IKN harus tetap
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Salah satu cara untuk
mengurangi risiko banjir di ibu kota adalah dengan membangun Kolam Retensi.

Kolam retensi adalah sebuah area atau kolam yang berfungsi untuk
menampung debit air sungai sementara sebelum diresapkan kembali ke dalam
tanah. Kolam retensi memiliki efektivitas yang baik dalam pengendalian banjir
karena dapat menjaga elevasi muka air dan juga kualitas airnya. Selain itu, kolam
retensi juga berfungsi untuk mengontrol parameter debit puncak dan waktu
penuntasan dengan memotong debit puncak banjir yang terjadi. Kolam retensi
bisa mereduksi banjir dengan menampung debit air sehingga mengurangi
genangan. Namun demikian, keberadaan kolam retensi tidak sepenuhnya
menghilangkan genangan, tetapi dapat mengurangi luas dan lama waktu genangan
banjir.

Pada prinsipnya, pengendalian banjir dengan menggunakan metode kolam


retensi tidak bisa dilakukan hanya di satu titik saja, sehingga perlu dibangun di
beberapa tempat untuk meningkatkan keefektivitasannya dalam mengendalikan
banjir di IKN. Setidaknya, risiko terjadinya banjir bisa diminimalisir dengan
menggunakan metode kolam retensi. Dengan demikian, potensi penggunaan
kolam retensi sebagai solusi pengendalian banjir di IKN akan efektif untuk
diterapkan.

9
4.2 Mekanisme Kolam Retensi dalam Pengendalian Banjir
Mekanisme kolam retensi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Penampungan air hujan

Air hujan yang turun di area yang dialiri oleh saluran-saluran drainase akan
diarahkan ke kolam retensi. Kolam retensi dirancang dengan kapasitas tertentu
agar dapat menampung volume air hujan sehingga tidak mengalir langsung ke
saluran drainase.

2. Penahanan air hujan

Setelah air hujan ditampung, maka kolam retensi akan menahan air hujan
untuk sementara waktu. Pada tahap ini, kolam retensi berperan sebagai waduk
penahan yang akan memperlambat aliran air dan mengurangi volume air yang
masuk ke dalam saluran drainase.

3. Penyaringan air hujan

Air hujan yang ditampung dan ditahan di dalam kolam retensi akan melalui
proses penyaringan secara alami. Proses ini dilakukan oleh vegetasi dan tanah di
sekitar kolam retensi yang akan menyerap dan membuang kotoran serta polutan
dari air hujan.

4. Pengaliran air hujan ke saluran-saluran drainase

Setelah proses penyaringan selesai, air hujan secara perlahan akan dialirkan
ke saluran-saluran drainase dengan volume yang lebih rendah. Hal ini dapat
mengurangi risiko banjir di daerah sekitar saluran drainase.

Dengan mekanisme ini, kolam retensi bisa mengurangi risiko banjir yang
terjadi. Selain itu, kolam retensi juga dapat memperbaiki kualitas air yang
dialirkan ke sungai dan membantu menjaga vitalitas lingkungan di sekitar.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Kolam Retensi


Konsep utama pembuatan kolam retensi yaitu untuk menampung volume air
ketika debit maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan lahan

10
mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal. Di dalam
penggunaannya kolam retensi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut merupakan kelebihan dari penggunaan kolam retensi, diantaranya:

1. Metode pelaksanaan pekerjaan lebih mudah.


2. Daya tampung untuk limpasan air hujan cukup besar (sesuai kapasitas
pada desainnya).
3. Cukup efektif mengurangi risiko banjir.
4. Memiliki banyak fungsi lainnya yaitu kolam retensi bisa dijadikan sebagai
salah satu tempat rekreasi atau sarana pariwisata air.

Selain kelebihan dari penggunaan kolam retensi, terdapat juga beberapa


kekurangannya, diantaranya:

1. Dikarenakan daya tampungnya yang cukup besar, maka kolam retensi


sangatlah rentan terhadap resiko limbah yang masuk ke saluran drainase
lalu menuju kolam retensi yang dapat mencemari air di dalamnya.
2. Luas lahan yang tersedia dapat mempengaruhi kapasitas optimal
kolam retensi.
3. Jenis kolam retensi di luar badan sungai membutuhkan pengeluaran dana
yang cukup besar dalam dibanding kolam retensi yang posisinya terdapat
di dalam aliran sungai tersendiri.
4. Kolam retensi di luar badan sungai butuh pemeliharaan yang ekstra di
perhatikan karena perlunya pengerukan rutin di waktu yang telah di
tentukan agar mempertahankan usia guna.

11
4.4 Dampak Pembangunan Kolam Retensi terhadap Lingkungan dan
Masyarakat sekitar di IKN
Pembangunan kolam retensi di ikn dapat menimbulkan beberapa dampak,
baik dampak positif maupun dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
Berikut beberapa dampak yang dapat di timbulkan dari adanya pembangunan
kolam retensi di ikn.

Dampak Positif

1. Segi Environmental (lingkungan)


Dampak dari segi lingkungan yaitu: tersedianya ruang terbuka hijau,
menjaga kualitas air dan udara, floral, dan fauna, pemanfaatan lahan
menjadi produktif, penetapan fungsi guna lahan, penggunaan material
ramah lingkungan, dan hemat energi.
2. Segi Economic
Dari segu ekonomi, kolam retensi dapat dimanfaatkan sebagai tempat
budidaya pertanian dan peternakan, pengembangan wisata, dan
kewirausahaan, investasi, ataupun ketenagakerjaan.
3. Segi Architectural
Kolam retensi memberikan pengalaman ruang dan tempat dgn kualitas
visual yang menarik dan memberikan kenyamanan lingkungan.

Dampak Negatif

Pada tahap prakontruksi pembuatan kolam retensi, kedatangan alat berat akan
menimbulkan dampak bagi komponen lingkungan berupa dampak fisik dan kimia
seperti kebisingan, gangguan lalu lintas, dan penurunan kualitas udara. Dampak
negatif ini dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti mengatur jadwal
kedatangan alat berat, melakukan koordinasi dengan instansi dan masyarakat
sekitar, memasang pagar pembangunan proyek, dan sebagainya.

12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kolam retensi adalah sebuah area yang digunakan untuk mengurangi volume
air hujan dan puncak limpasan, di mana air hujan ditahan dan tidak dilepaskan ke
daerah hilir, dan biasanya meresap dengan infiltrasi melalui dasar kolam yang
berpori atau melalui penguapan. Kolam retensi dapat menjaga elevasi muka air
serta kualitas air sehingga efektif dalam pengendalian banjir. Dengan
mekanismenya yaitu penampungan, penahanan, penyaringan, dan pengaliran,
kolam retensi dapat mengurangi resiko banjir serta meningkatkan kualitas air yang
dialirkan ke sungai dan membantu menjaga vitalitas lingkungan di sekitar.

Pembangunan kolam retensi di IKN akan sangat berpengaruh sebagai


pengendali banjir. Tentunya kolam retensi yang dibangunt harus memenuhi
kriteria-kriteria dan dianalisis sesuai dengan kondisi wilayah yang akan dibangun
kolam retensi. Untuk memaksimalkan keefektifan metode ini sebagai pengendali
banjir, kolam retensi harus dibangun di beberapa Daerah Aliran Sungai dengan
mengikuti kontur tanah serta aliran sungai.

Terdapat beberapa jenis kolam retensi dengan kelebihan dan kekurangannya


masing-masing sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam mempertimbangkan
jenis kolam retensi yang akan dibangun. Pembangunan kolam retensi juga akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Untuk
menghindari dampak negatif, pembangunan kolam retensi harus direncanakan
secara konseptual dan terarah agar kegunaan kolam retensi sebagai solusi
pengendali banjir bisa terlaksana.

13
5.2 Saran
1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Penggunaan Kolam Retensi
Sebagai Solusi Pengendalian Banjir.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan kolam retensi agar makalah ini
dapat berkembang
3. Bagi pemerintah, ada daerah rawan intensitas curah hujan tinggi sebaiknya
dibangun kolam retensi untuk pengendalian banjir di wilayah tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nguyen, T. T., Ngo, H. H., Guo, W., Wang, X. C., Ren, N., Li, G., Ding, J., &
Liang, H. (2019). Implementation of a specific urban water management -
Sponge City. Science of the Total Environment, 652, 147–162.
Sulaiman, M. E., Setiawan, H., Jalil, M., Purwadi, F., S, C. A., Brata, A. W., &
Jufda, A. S. (2020). Analisis Penyebab Banjir di Kota Samarinda. Jurnal
Geografi Gea, 20(1), 39–43.
Mardiah. (2022) Integrasi Pengendalian Suangai Barabai Dengan Eco-Drainage
System Menggunakan Kolam Retensi/Regulasi, 11-12

Maulani, I., & Susetyaningsih, A. (2022). Analisis Dampak Lingkungan Kolam


Retensi Cieunteung di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Jurnal
Konstruksi, 20(1), 8–17.

Harmani, E., & Soemantoro, M. (2017). Kolam Retensi Sebagai Alternatif


Pengendali Banjir. Jurnal Teknik Sipil Unitomo, 1(1), 71–80.

Rachmayanie, A. A., Sari, S. R., & Rizani, M. D. (2021). Optimalisasi


Pemanfaatan Kolam Retensi sebagai Elemen Lanskap Berkelanjutan pada
Kawasan Pendidikan Perkotaan. RUANG-SPACE, Jurnal Lingkungan
Binaan (Space : Journal of the Built Environment), 8(2), 151.

Kementerian PUPR. 2018. Diklat teknis penanganan drainase jalan, modul 4:


perencanaan sistem polder dan kolam retensi. Bandung

15

Anda mungkin juga menyukai