ADMINISTRASI PUBLIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyusun laporan penelitian ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pengambilan keputusan. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca
dan untuk Perlindungan Sosial Di Negara Indonesia Dengan Negara Inggris.
Kami tahu bahwa dalam membuat laporan penelitian ini tidaklah mudah, tanpa bantuan
dari berbagai sumber tentulah tidak dapat menyusun laporan penelitian ini dengan baik. Kami
menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak mengalami kekurangan baik isi,
penggunaan kata dan ejaan yang kurang sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan penelitian ini.
Harapan kami semoga laporan penelitan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................................
BAB II .....................................................................................................................................4
2.1 Konseptual Transportasi ............................................................................................. 4
2.2 Sistem Kebijakan Transportasi ...................................................................................6
2.3 Fungsi dan Manfaat Transportasi.................................................................................9
2.4 Jenis – Jenis Transportasi ...........................................................................................14
2.5 Transportasi Publik.......................................................................................................
2.6 Kebijakan Berbasis Bukti.............................................................................................
BAB III ..................................................................................................................................15
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................................15
3.2 Tipe Penelitian ...........................................................................................................15
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data...............................................................
3.4 Teknik Analisis Data ....................................................................................................
3.5 Teknik Keabsahan Data ...............................................................................................
BAB IV ....................................................................................................................................
4.1 Transportasi di Negara Inggris .....................................................................................
4.2 Transportasi di Negara Indonesia ................................................................................
4.3 Perbedaan Sistem Transportasi di Negara Inggris dengan Negara Indonesia .............
BAB V .....................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................
5.2 Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Dahulu saat belum mengenal alat transportasi yang praktis seperti sekarang, manusia
membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sampai ke tujuannya. Jika daerah yang dijelajah
adalah dataran yang luas, manusia akaan menggunakan tenaga hewan seperti kuda dan
lain-lain, namun tetap saja waktu tempuhnya masih membutuhkan waktu yang lama. Jika
daerah tujuannya terpisah dengan perairan, manusia menggunakan rakit atau perahu
berlayar kecil agar sampai ke tujuannya. Dengan perahu yang mengandalkan tenaga angin,
ternyata waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tujuannya juga memakan waktu yang
lama. Di masa lalu, transportasi begitu penting peranannya agar manusia bisa pergi ke
tempat tujuannya atau membawa barang-barang untuk diperdagangkan dan begitu juga saat
ini. Sifat manusia yang tidak pernah puas dan kebutuhan akan peningkatan kualitas
transportasi membuat manusia berusaha untuk mengembangkan teknologi transportasi.
Transportasi adalah hal yang paling penting dalam proses pengembangan sebuah
negara saat ini, sistem transportasi telah menjadi salah satu yang paling penting dasar
ekonomi, terutama membuat publik saat ini sulit bergerak atau mengakses pelayanan
publik di bidang transportasi dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari pentingnya
transportasi, pemerintah memberi perhatian khusus pada sistem transportasi di negaranya.
Kebutuhan akan perpindahan dan distribusi barang yang semakin kompleks membuat
transportasi menjadi hal yang harus selalu dibenahi. Perpindahan dan distribusi barang
sangat penting karena hal inilah yang membuat perekonomian masyarakat berjalan. Tanpa
alat transportasi, suplai barang-barang kebutuhanakan terhambat yang pastinya dapat
mengakibatkan kelaparan masal. Jika tidak ada angkutan, orang tidak dapat berpindah ke
tempat lain sehingga dia tidak dapat bekerja di tempatnya bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan transportasi selalu berkembang seiring dengan waktu.
Peningkatan kualitas transportasi yang dilihat dari kemampuan jarak jelajah, kenyamanan,
tingkat harga, efisiensi waktu, dan standard keamanan dan keselamatan selalu menjadi hal
yang diperhatikan oleh pemerintah.
Dalam ruang lingkup transportasi, setidaknya terdapat tiga pihak yang harus terlibat
aktif dalam hubungan yang kooperatif dan berkesinambungan. Pihak yang pertama yaitu
pemakai (user), dimana kita (masyarakat) sebagai pengguna dan pemakai harus
memberikan kontribusi yang maksimal terhadap ketersediaan sarana transportasi. Pihak
kedua, yaitu pemilik dan pengelola (operator), dalam perannya diharapkan mampu
memberikan pelayanan (service) dan pengadaan sarana transportasi secara optimal. Pihak
terakhir adalah regulator, dimana dalam hal ini pemerintah sebagai pengatur sistem
transportasi, berperan memberi dan mengeluarkan kebijakan bagi pihak user dan operator
dalam sistem transportasi tersebut. Mengingat pentingnya peranan masing – masing pihak
tersebut, hubungan yang kondusif dan berkesinambungan harus tercipta di dalamnya.
Pada awal 1930 London mempertimbangkan masa depan moda transportasi untuk
masa depan. Pada tahun 1931 populasi London bagian dalam sudah lumayan 4.397.003
orang dan London Raya memiliki populasi 8.110 358 (Menjelajahi London Abad ke-20,
nd). London Passenger Transport Board memelopori kampanye transportasi umum untuk
koherensi dan efisiensi. Bagian dari langkah menuju efisiensi ini adalah pengembangan
sistem transportasi umum modern yang terintegrasi.
Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah bagaimana kualitas dan
kemajuan sistem tranportasi di Indonesia, khususnya pada sistem seperti angkutan kereta
commuter dan bus perkotaan. Untuk memperoleh gambaran yang nyata, makalah ini akan
membandingkan sistem transportasi Indonesia dengan sistem transportasi di Negara
Inggris, dimana masyarakat di dunia sudah mengakui kemajuan sistem transportasinya.
Berangkat dari kenyataan bahwa jumlah penduduk Indonesia semakin banyak dan
meningkat dari tahun ke tahun, tentu saja alangkah baiknya untuk mencari tahu persamaan
dan perbedaan sistem transportasi negara-negara tersebut, pada segi MRT yang
menyangkut aspek kehidupan pertransportasian sehari-hari.
Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisa sejauh mana implementasi sistem
kebijakan transportasi di Indonesia dan Inggris.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin)
dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua
tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok
dalam masyarakat. Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang
menghubungkan asal dan tujuan, menggunakan alat angkut atau kendaraan dengan
kecepatan tertentu, sehingga perjalanan adalah proses perpindahan dari satu tempat ke
tempat yang lain.
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan
taksi. Transportasi sendiri dibagi 3 (tiga), yaitu, transportasi darat, laut, dan udara.
Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk
memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara
merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam
pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor transportasi akan secara
langsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang berjalan, namun
demikian sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan
dampak terhadap lingkungan dalam cakupan spasial dan temporal yang besar.
Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana
keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin
(1997:4) bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi, karena
akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan
pergerakannya pun menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana transportasi yang
tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki
keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu
daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya
kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah
transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur
transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut. Pentingnya peran
sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem
transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti
bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas yang angkut, terpadu atau
terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat,
selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam
arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas
yang tinggi.
Sistem transportasi merupakan elemen dasar infrastruktur yang berpengaruh pada pola
pengembangan perkotaan. Pengem-bangan transportasi dan tata guna lahan memainkan
peranan penting dalam kebijakan dan program pemerintah. Pengembangan infrastruktur
dalam sektor transportasi pada akhirnya menimbulkan biaya tinggi. Keterlibatan
masyarakat dalam pembenahan atau restrukturisasi sektor transportasi menjadi hal yang
mendesak.
1) Manfaat Ekonomi
2) Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya: pelayanan untuk
perorangan atau kelompok, pertukaran atau penyampaian informasi, perjalanan untuk
bersantai, memendekkan jarak, memencarkan penduduk.
3) Manfaat Politis
4) Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.
Menurut LAN (2015), kebijakan berbasis bukti adalah Kebijakan yang diambil
dengan berdasarkan pada data dan fakta. Menurut The Pew Charitable Trust dan Mac
Arthur Foundation (2014), kebijakan berbasis bukti merupakan kebijakan yang
menggunakan penelitian dan informasi terbaik yang tersedia mengenai hasil program
untuk memandu keputusan di semua tahapan proses kebijakan dan di setiap cabang
pemerintahan. Konsep ini mengidentifikasi apa yang berhasil, menyoroti kesenjangan di
mana bukti efektivitas program kurang, memungkinkan para pembuat kebijakan untuk
menggunakan bukti dalam anggaran dan keputusan kebijakan, dan bergantung pada
sistem untuk memantau implementasi dan mengukur hasil kunci, menggunakan informasi
untuk terus meningkatkan kinerja program.
Menurut The Pew Charitable Trust dan Mac Arthur Foundation (2014), dengan
pelaksanaan kebijakan berbasis bukti, Pemerintah dapat mengurangi pemborosan
anggaran, memperluas program inovatif, dan meningkatkan akuntabilitas. Ada
pandangan bahwa pendekatan kebijakan berbasis bukti memiliki potensi untuk memiliki
dampak yang lebih besar di negara-negara berkembang, di mana penggunaan bukti yang
lebih baik dalam kebijakan dan praktik bisa secara dramatis membantu mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan kinerja ekonomi.
Bukti adalah data yang kami kumpulkan dan gunakan untuk menginformasikan
dan mendukung suatu kebijakan keputusan. Menurut Departemen Transportasi,
Kebijkana Basis bukti dihasilkan melalui:
1) Meninjau dan mensintesis pengetahuan dari penelitian yang ada, pemangku
kepentingan konsultasi dan pengetahuan ahli
2) Menganalisis sumber bukti yang ada misalnya survei, manajemen dan data
administrasi, model yang dipesan lebih dahulu
3) Mengumpulkan data baru (kuantitatif dan kualitatif) agar kami dapat mengerti
fenomena, misalnya perilaku, sikap, kinerja, kecelakaan, emisi.
4) Mengembangkan alat dan model kebijakan, misalnya model perkiraan dan perkiraan
harga.
5) Pemantauan dan pengawasan
6) Mengevaluasi kebijakan sebelumnya, saat ini atau potensial dan investasi besar
program
7) Evaluasi proses, metodologi atau fenomena untuk memahami mereka penyebab dan
mekanisme yang mendasarinya
Menilai dan mengeksploitasi sumber bukti yang tersedia adalah langkah pertama
yang penting dalam setiap langkah kegiatan pengumpulan bukti. Di mana kebutuhan
yang diperoleh hanya dapat dipenuhi melalui penelitian baru, kita mendapat komisi dari
banyak orang berbagai organisasi - baik di Negara Indonesia, Inggris maupun
internasional - termasuk akademik lembaga, lembaga penelitian, konsultan sektor swasta
dan pakar industri.
METODELOGI PENELITIAN
Tipe penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitian yang banyak digunakan pada
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Penelitian deskriptif adalah
sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau
fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab
masalah secara aktual. Maka metode penelitan deskriptif adalah sebuah metode yang
digunakan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu fenomena, misalnya kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang dengan menggunakan prosedur ilmiah
untuk menjawab masalah secara aktual. Dengan demikian, peneliti beranggapan bahwa
metode penelitian deskriptif sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena itu yang
diperiksa adalah keabsahan datanya. Untuk menguji kredibilitas data penelitian peneliti
menggunakan teknik Triangulasi. Teknik triangulasi adalah menjaring data dengan berbagai
metode dan cara dengan menyilangkan informasi yang diperoleh agar data yang didapatkan
lebih lengkap dan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah mendapatkan data yang jenuh
yaitu keterangan yang didapatkan dari sumber-sumber data telah sama maka data yang
didapatkan lebih kredibel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi Sumber
yaitu dengan membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan karya
ilmiah seseorang.
Masalah transportasi saat ini tidak lagi hanya untuk membantu orang berkeliling,
tetapi juga membantu mereka melanjutkan dalam mengefektifkan dan mengefesiensikan
aktivitas semua kehidupan. Departemen Transportasi sangat penting. Transportasi adalah
bagian dari semua kehidupan kita, dan Departemen tahu bahwa bukti kuat adalah kunci
keberhasilan pengembangan dan pengiriman kebijakan. Dalam hal ini, tahun-tahun
mendatang tidak akan berbeda. DfT membutuhkan sejumlah besar bukti untuk
mendukung rencana departemen tunggal yang mempunyai tujuan, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan peluang , membangun satu bangsa Inggris , meningkatkan
perjalanan dan transportasi yang aman, aman dan berkelanjutan.
Penelitian dalam bidang transportasi meliputi bidang yang luas, meliputi kantor
cabang utama dalam bidang teknik, ekonomi, statistik dan ilmu sosial lainnya. Sejumlah
besar upaya penelitian nasional inggris dalam bidang transportasi didanai oleh
pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung, meskipun industri transportasi
sendiri juga memainkan peranan yang signifikan. Saluran utama untuk dukungan
langsung oleh pemerintah dulunya adalah laboratorium penelitian transportasi (TRL),
yang dulu adalah bagian dari departemen transportasi (DoT) dan dilakukan secara pribadi
pada tahun 1996. Sebagian besar pekerjaan TRLs terus didanai berdasarkan kontrak oleh
pemerintah, tetapi departemen (sekarang departemen lingkungan, transportasi dan
wilayah) memanfaatkan jangkauan yang lebih luas dari kontraktor eksternal dalam
memenuhi agenda penelitiannya: tidak ada lagi praduganya dalam mendukung TRL.
Dukungan tidak langsung dari pemerintah terutama disalurkan melalui pengaturan
pendanaan untuk universitas dan dewan riset.
Penelitian tidak dapat disampaikan secara terpisah. Kita perlu bekerja dalam
kemitraan dengan orang lain untuk memastikan pengembangan bukti yang memenuhi
kebutuhan Departemen dengan cara yang memperhitungkan kebutuhan masyarakat,
memberikan nilai untuk uang dan menyediakan output yang jelas yang dapat
menginformasikan pengambilan keputusan DfT. Untuk mencapai hal ini, DfT berencana
untuk memperkuat hubungan antara DfT dan badan-badan lain tersebut sebagai Dewan
Penelitian, pusat teknologi dan inovasi Catapult, akademisi dan lembaga penelitian,
bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sering dibagikan. Tujuan dari dokumen ini
adalah untuk:
Sebagai wujud dari pelayanan publik, pemerintah lokal di kota London memiliki
suatu badan yang bertanggung jawab atas sebagian besar aspek yang berhubungan
dengan sistem transportasi di kota London. Badan yang bertanggung jawab atas sistem
transportasi tersebut dinamakan Transport for London atau sering disingkat menjadi TfL.
TfL terorganisasi dalam tiga direktorat utama, masing-masing dengan tanggung jawab
untuk aspek-aspek yang berbeda dan jenis transportasi.
1. London Underground
Kereta bawah tanah ini relatif tepat waktu berdasarkan jadwal yang
diberikan, namun dalam beberapa keadaan tertentu seperti kerusakan sinyal
atau kecelakaan, keterlambatan juga bisa terjadi. Menurut statistik yang
diperoleh di bawah Freedom of Information Act, komuter rata-rata pada baris
Metropolitan terbuang tiga hari, 10 jam dan 25 menit pada 2006 akibat
penundaan. Antara 17 September 2006 dan 14 Oktober 2006, terdapat 211
kasus kereta api yang tertunda oleh lebih dari 15 menit. Untuk memberikan
pertanggungjawaban, penumpang berhak mendapatkan pengembalian dana
jika perjalanan mereka tertunda selama 15 menit atau lebih.
b) Biaya Transportasi Berbanding dengan Pendapatan Per Kapita Inggris
Kereta api bawah tanah ini kurang lebih telah mengangkup satu milyar
orang per tahun, dimana jalur yang paling sibuk berada di Northern yang
mengangkut 850.000 orang per hari dengan 91 kereta. Kepadatan tersebut
berada pada puncaknya ketika jam-jam sibuk seperti jam pergi dan pulang
bekerja. Hal itu menjadikan kondisi yang berdesak-desakan di stasiun.
Kondisi crowded ini masih menjadi perhatian dari pemerintah setempat.
2. London Rail
3. Surface Transport
Surface Transport atau transportasi yang ada di permukaan tanah ini terdiri dari:
London Bus
London Bus bertanggung jawab untuk mengelola jaringan bus merah di seluruh
London, sebagian besar oleh jasa kontraktor sektor swasta operator bus.
Menggabungkan CentreComm, London bus Command & Control Centre, sebuah Pusat
Kontrol Darurat 24 jam berbasis di Southwark.
4. British Airways
Bandara seperti Heathrow menjadi populer karena dua alasan utama. Pertama,
karena untuk kota besar bandara lainnya, seperti Gatwick dan Luton yang jauh dari
London. Kedua, berdasarkan ukurannya, ia mampu menyediakan fasilitas penghubung
yang baik. Sekitar 20% penumpang melalui Heathrow terhubung, yaitu, tiba dengan satu
penerbangan dan beralih ke yang lain. Kapasitas Heathrow terbatas. Kapasitas landasan
pacu terbatas pada apa yang dapat disediakan oleh landasan pacu yang ada, meskipun
dapat ditingkatkan secara bertahap dengan peningkatan teknologi. Kapasitas terminal
dapat diperluas, meskipun ada batasan ruang, dan terminal keempat dan kelima mungkin
akan semakin mahal untuk dibangun. Berikut Statistik dan data tentang bandara Inggris,
pengalaman penumpang udara dan bandara internasional serta maskapai penerbangan.
Source: CAA Passenger Survey 2018 - DfT Security Screening Module
85% penumpang pesawat mengatakan bahwa mereka sangat puas atau puas
51% penumpang pesawat mengatakan mereka sangat puas
3% penumpang pesawat mengatakan mereka sangat tidak puas atau tidak puas di
bandara yang disurvei.
antrian (5%)
organisasi umum (4%)
lambatnya proses penyaringan (3%)
Lebih dari tiga perempat penumpang (79%) mengatakan tidak ada aspek yang
membuat mereka paling tidak puas. Lebih dari 90% penumpang setuju bahwa
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh pemeriksaan keamanan dapat diterima. Rata-rata
waktu penumpang mengatakan mereka menghabiskan antrian untuk pemeriksaan
keamanan mirip dengan tahun sebelumnya - 7,5 menit (7,1 menit untuk 2017).
Jakarta sebagai ibukota Indonesia dan salah satu kota besar dunia, sudah
sepantasnya memiliki sistem transportasi yang memudahkan warganya untuk
beraktivitas. Transportasi massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) dan Commuter Line
mempunyai peranan penting dalam memindahkan warganya secara efektif dan efisien.
Pembangunan transportasi massal lainnya seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light
Rapid Transit (LRT) akan semakin meningkatkan mobilitas warga Jakarta.
Dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta periode 2017-
2022 menjadi momen tepat untuk mereformasi, memperbaiki dan meningkatkan
sistem transportasi berkelanjutan di DKI Jakarta. Karenanya, ITDP Indonesia
merumuskan panduan dan rekomendasi kebijakan transportasi kota kepada Gubernur dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta, yang dapat digunakan untuk pengembangan transportasi
berkelanjutan di kota Jakarta.
1) Transportasi Darat
a) KAI Commuter Jabodetabek
KRL Jabotabek, yang sekarang dikenal bernama KA Commuter Jabodetabek,
adalah jalur kereta listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Divisi Jabotabek sebelum
berubah nama menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek. Seiring perkembangan
zaman, KRL Jabotabek yang beroperasi sekarang sudah memiliki berbagai fasilitas
dan kelas, mulai dari tempat duduk yang ”empuk” hingga Air Conditioner (AC) yang
menyejukkan. Saat ini ada tiga kategori atau kelas pelayanan KRL Jabodetabek
(commuter), antara lain Commuter ekonomi non-AC, Commuter Ekonomi AC dan
Commuter Ekspres AC. Sistem pengoperasian Commuter terpadu di wilayah
Jabotabek dimulai pada tahun 2000, saat itu pemerintah Indonesia menerima hibah
72 unit KRL. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 unit gerbong bisa langsung
digunakan dan dioperasikan sebagai rangkaian-rangkaian KRL Pakuan yang melayani
rute Jakarta – Bogor, PP.
KRL menjadi sarana transportasi pilihan para penglaju karena dinilai lebih
ekonomis dan dapat dijangkau dengan cepat. Pengguna sarana transportasi kereta
commuter sebagian besar adalah dengan maksud sekolah dan bekerja, yang dalam
sepekan melakukan perjalanan antara 5-6 kali. Alasan masyarakat memilih KRL yaitu
lebih murah dan lebih cepat. Namun keterlambatan kereta masih sering dirasakan
oleh masyarakat. Gangguan utama yang dialami pengguna KRL adalah kepadatan
penumpang dengan kekurangan armada kereta. Kemudian keamanan penumpang
dirasakan masih kurang karena banyak pihak tidak bertanggungjawab yang
memanfaatkan kepadatan KRL.
b) Busway – Transjakarta
Dari lima aspek pengukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas
pelayanan busway, hany satu aspek yang menunjukkan penilaian cenderung baik dan
sisanya menunjukkan skor yang cenderung kurang baik. Tingkat kualitas pelayanan
yang cenderung baik ditunjukkan pada hal-hal yang berkaitan dengan keamanan,
kenyamanan, kerapihan dan kondisi fisik bus. Sebaliknya, tingkat kualitas pelayanan
yang dirasakan masih cederung kurang baik adalah ketepatan waktu, lama waktu
terlambat, sikap petugas dalam memberikan pelayanan, kesopanan petugas,
kemampuan dan sikap petugas dalam menanggapi masalah, pengalaman petuga di
bidang pekerjaannya, keterampilan dalam memberikan layanan dan informasi,
kepedulian terhadap keluhan pengguna jasa, kebersihan petugas dan kondisi fisik
halte. (Chairunnisa, 2008).
c) Taksi/Taksi Online
Pelayanan Taksi Blue Bird mulai menjalankan bisnisnya pada tahun 1972
dengan mengoperasikan 25 unit taksi lalu kemudian mengalami perkembangan
hingga memiliki 20.000 unit taksi. Setiap bulannya, Blue Bird dapat melayani 3 juta
penumpang ke seluruh Indonesia. Layanan Blue Bird tersedia di kota-kota besar di
Indonesia seperti Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Lombok, Semarang, Surabaya,
Manado, Yogyakarta, dan wilayah lain yang menjadi pusat wisata dan bisnis Blue
Bird menggunakan sistem argometer yang dihitung per jarak tempuh dan waktu.
Untuk mendapatkan pelayanan transportasi, Blue Bird dapat ditelepon ke call center
nya, atau bisa ditemui di jalan-jalan raya. Selain itu Blue Bird juga memiliki sistem
GPS untuk memberikan pelayanan yang memudahkan pencarian lokasi konsumen
berdasarkan pesanan telepon yang masuk. Namun belakangan terakhir ini juga sudah
mulai banyak beredar taksi-taksi online yang dimana bisa dipesan menggunakan
aplikasi lewat handpohone.
2) Transportasi Air/Laut
3) Transportasi Udara
b. Biaya
Kereta: Kurang Lebih sekitar 3,3 Pound.
Bus: Dewasa (2 Pound), Pelajar (diatas 18 tahun sebesar 1,5 Pound), Penyandang
Cacat dan Pelajar (dibawah 18 tahun yakni tidak dikenakan biaya).
c. Kapasitas
Kapasitas alat transportasi sebanding dengan jumlah penumpang.
d. Ketepatan Waktu
Kereta: hampir selalu tepat waktu, appabila terlambat lebih dari 15 menit uang
dikembalikan.
Bus: sesuai dengan jadwal yang sudah ada.
e. Kenyamanan
Tempat duduk yang nyaman, ada untuk penyandang disabilitas dan yang
membawa binatang peliharaan.
4.3.2 Sistem Transportasi Di Indonesia
a. Keselamatan
Dalam segi ini pemerintah Indonesia dalam hal keselamatan belum menjadi
prioritas utama. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya insiden kecelakaan, bisa
dilihat dimana ketika sebuah bus antar kota beberapa diantaranya masih kelihatan
ugal-ulan dalam mengendarai bus tersebut, dimana di dalam bus tersebut terdapat
banyak penumpang, tetapi supir bus terlihat tidak perduli dan juga dari pihak
pemerintah ataupun perusahaan yang menanungi terlihat tidak mengambil
tindakan tegas terhadap para pekerjanya yang dapat membahayakan jutaan nyawa
orang lain.
b. Biaya
Kereta: sekitar 3.500 rupiah sampai dengan 11.000 rupiah.
Bus Kota: sekitar 3.500 rupiah.
c. Kapasitas
Kereta: Ideal 70 orang, maksimal 120 orang.
Bus perkotaan: Ideal 40-80 orang, maksimal 60-100 orang.
d. Ketepatan Waktu
Kereta: tepat waktu kurang lebih 15 menit.
Busway: Datang setiap 15 menit dan tidak berjadwal. Hal ini tidak berlaku untuk
beberapa rute (karna ada yang datang setiap 20-30 menit lamanya).
e. Kenyamanan
Kereta: ada tempat duduk dan ada yang khusus untuk penyandang disabilitas,
ibu hamil, lansia dan ibu yang membawa balita.
Busway: tempat duduk nyaman dan ada kursi prioritas untuk penyandang
disabilitas, lansia, ibu hamil, dan ibu yang membawa balita
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Inggris dan Indonesia yang kita lihat dari hasil pembahasan diatas yakni kedua
negara tersebut sama-sama menyadari bahwa transportasi merupakan hal yang
sangat penting untuk menunjang segala kegiatan aktivitas manusia sehari-hari dan
juga transportasi merupakan hal yang krusial dan sama-sama menggunakan sistem
Public Privat Partnership dalam penyediaan layanan transportasi publik, terkecuali
layanan kereta Commuter.
Hal lain yang dapat dilihat yaitu terdapat perbedaan mendasar dalam hal orientasi
pemerintahannya. Negara inggris lebih teratur segala bentuk jasa transportasinya.
dimana dalam hal pengadaan layanan atau jasa transportasi publik, negara inggris
lebih terartur dalam segala aspeknya. Sedangkan negara Indonesia masih berada
pada tahap primer yang berorientasi pada bagaimana menyediakan transportasi
publik agar masyarakat dapat sampai pada tempat tujuan yang tidak terlalu
memprioritaskan terhadap keselamatan para penggunanya.
Bisa dilihat juga Negara Inggris sudah berada pada tahap sekunder yang
berorientasi pada kenyamanan dan sangat memperhatikan keselamatan, bahkan
sudah sampai pada tahap tersier, yaitu memperhatikan kemewahan. Dalam
transportasi Busway di Indonesia, pemerintah sudah mulai menerapkan sistem
sekunder tersebut, namun masih ada sebagian jasa transportasi yang masih tetap
berada dalam tahap primer. Hal ini bisa dilihat bahwa Transjakarta merupakan Bus
Rapid Tarnsit yang memiliki rute atau jalur terbanyak di dunia namun kualitas
pelayanannya tidak sebaik Bus rapid Transit di negara lain.
5.2 Saran
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital
dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dan lain-lain akan menjadi lebih mudah
dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai
wilayah di Indonesia.
Salah satunya adalah angkutan darat di Indonesia yang sangat penting, peran
angkutan dengan kereta api juga penting, mengingat biaya angkutan dengan kereta
api agak murah dan waktu relative cepat. Akan tetapi angkutan darat masih perlu di
evaluasi lagi kebijakan dan implementasinya, agar perkeretaapian Indonesia ini
setidaknya juga didukung oleh iklim yang kondusif berupa fokus pemerintahan saat
ini yang mengarah kepada pembangunan infrastruktur perkeretaapian yang masif,
dengan alokasi anggaran pembangunan sektor perkeretaapian yang makin besar.
Sistem Transportasi di Negara Indonesia harus mengikuti sistem di Negara-negara
maju contohnya di Inggris dalam mendorong pertumbuhan dan peluang ekonomi,
membangun Inggris Satu Bangsa, meningkatkan perjalanan, transportasi yang aman,
aman dan berkelanjutan yang menjadi prioritas utama.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Nutley, M. Sandra. 2000. WHAT WORKS? Evidence-based policy and practice in public
services. Bristol: The Policy Press c/o International Specialized Books Services (ISBS).
Sumber Artikel:
ITDP. 2017. 8 Point Panduan Dan Rekomendasi Kebijakan Transportasi Berkelajutan di DKI
Jakarat. Diakses di http://www.itdp-indonesia.org/about-us/document/8-poin-panduan-dan-
rekomendasi-kebijakan-transportasi-berkelanjutan-di-dki-jakarta-2/
Direktorat Jendral Pembendaharaan. 2018. Treasury Policy Brief: Evidence Based Policy.
Diakses di https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/images/tpb/tpb12_2018.pdf
Sumber Jurnal:
Richard Dennis, Carlos Lopez Galviz and Samuel Merril. 2013. Introduction: 150 Years Of The
London Underground. The London Jurnal, Vol. 38 No.3
Ircham, Ahmad Munawar dan Imam Muthohar. 2014. Peran Kebijakan Transportasi Untuk
Mendukung Aksesibilitas Dan Mobilitas Pada Pengembangan Wilayah Perkotaan. Jurnal FSTPT
International Syposium.
Ayuningtias, Sekar Hapsari dan Milah Karmilah. 2019. Penerapantransit Oriented Development
(Tod) Sebagai Upaya Mewujudkan Transportasi Yang Berkelanjutan.
Muh. Kadarisman, Aang Gunawan, Ismiyati. 2015. Implementasi Kebijakan Sistem Transportasi
Darat dan Dampaknya terhadap Kesejahteraan Sosial di Jakarta. Jurnal Manajemen Transportasi
& Logistik (JMTransLog),Vol. 02 No. 01