Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN PADA MASA

PENDEMI COVID 19

DI SUSUN OLEH

NAMA : HASNIANTI
STAMBUK : C20118135

UNIVERSITAS TADULAKO 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PERILAKU KONSUMEN. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Perilaku Konsumen ”, makalah ini yang
diharapakan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan
dan kesalahannya. oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kamiharapkan demikesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat
mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu dengan sebaik-baiknya. Amin
yarobbal’alamin...

Palu, 5 November 2020


Penyusun

Abstrak

Pada era pandemik saat ini tantangan semakin berat. Masyarakat diarahkan untuk
hidup berdampingan dengan pandemik, yaitu menjalani kehidupan New Normal. Perlu
diantisipasi dan disiasati, untuk mencegah agar bisnis tidak mengalami penurunan
bahkan perlu memperkuat pondasi bisnis. Bisnis UKM memiliki peran yang sangat
strategis dalam perekonomian Indonesia. Di mana saat perekonomian nasional meredup,
para pelaku UKM justru punya peluang sebagai penyelamat keterpurukan perekonomian
nasional. Keterbatasan masih dimiliki oleh para pelaku UKM, seperti kualitas produk,
keterbatasan permodalan, jaringan pemasaran, dan sebagainya. Salah satu solusi
adalah memperkuat keunggulan kompetitif yang spesial. Pada masa PSBB sebagai
antisipasi terhadap pandemic COVID-19 toko-toko berukuran besar dan permanen yang
selama ini berperan besar dalam menyediakan kebutuhan pokok mayarakat tidak dapat
beoperasi secara normal. Pengaruh jarak dan keamaman dalam berbelanja menentukan
sikap konsumen untuk mengambil keputusan berbelanja di toko terdekat dengan rumah
dan dalam kondisi aman dari keramaian atau kerumunan masa. Pada situasi ini juga
memungkinkan adanya keterbatasan pasokan bahan kebutuan pokok yang menaikan
harga namun tidak berdampak terhadap keputusannya untuk membeli dan telah
membentuk perilaku psikologis yang baru.
BAB I
PENDAHULUAN

Perilaku konsumen adalah sebagai gambaran yang menunjukkan suatu penjelasan


tentang apa yang menjadi keinginanan kebutuhan konsumen baik dalam jangka pendek
dan jangka panjang sekalipun. Kondisi tersebut juga akan mampu menjadi alasan kuat
mengapa konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian serta faktor-faktor apa
yang mendorongnya dengan kuat untuk mempengaruhi keputusannya melakukan
pembelian. Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan
penyuplai. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain
dengan tujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian
yang normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.

Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah


diberlakukan sebagai upaya menahan laju pergerakan virus yang mematikan tersebut
yang belum ada vaksinnya hingga saat ini. Masyarakat diam di rumah tanpa terkecuali
hingga batas waktu yang belum dapat dipastikan oleh pemerintah. Terlepas dari hal
terebut, maka pola konsumsi masyarakat yang tadinya sangat konsumtif tiba-tiba
berkurang drastis karena adanya pembatasan tersebut sehingga para produsen mengalami
keterbatasan yang sangat tidak normal, guna mendukung upaya pencegahan penularan
virus tersebut.
Rumusan Masalah
a. Apa saja perubahan perilaku konsumen pada masa decade beberapa tahun yang lalu
dan masa pendemi covid 19?
b. Bagaimana pengaruh kelompok preferensi dan kelompok sosial yang merubah perilaku
konsumen ?
c. Hal apa yang bisa merubah perilaku konsumen dalam kebutuhan, keinginan,
permintaan dan pengambilan keputusannya ?

Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi yang bisa dipakai untuk bisa bertahan di era New Normal
b. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Keunggulan Kompetitif yang spesial
menjadi strategi keberlanjutan yang efektif di era new normal.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku konsumen

Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di


dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk
mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada kesamaan
definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan sudut
pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata.

Perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat
dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang, jasa, dan ide. Difinisi tersebut
menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena keputusan bisa dibuat oleh individu
atau kelompok.
B. Perilaku Konsumen saat pendemi Covid 19

Semenjak kemunculan COVID-19, terutama semenjak social distancing  diberlakukan,


masyarakat cenderung membeli kebutuhan pokok dan apapun yang dibutuhkan di rumah
mereka. Beberapa produk yang saat ini menjadi prioritas konsumen yakni bahan-bahan makanan
(khususnya yang tahan lama) dan suplai medis (termasuk masker dan hand sanitizer).

Adapun beberapa sektor yang mendapat keuntungan di tengah pandemi COVID-19


yakni grosir, telekomunikasi, farmasi, makanan dan minuman, dan logistik. Meskipun makanan
dan minuman tetap dicari, namun banyak juga restoran yang merugi karena tidak dapat
melayani dine in. Sementara itu, sektor pariwisata dan transportasi merupakan sektor yang
paling mengalami kerugian, karena konsumen membatalkan rencana bepergian serta melakukan
refund untuk tiket dan penginapan yang sudah mereka pesan.

Cara menghadapinya:

Penjual barang-barang non-primer sebaiknya mempertimbangkan untuk menyertakan


kebutuhan pokok ke dalam daftar produk yang mereka jual. Dan apabila ini sulit dilakukan,
maka diskon dan penambahan nilai produk perlu dilakukan untuk mengubah keputusan
pembelian konsumen. Restoran, kafe, dan rumah makan harus fokus pada layanan take-away
dan delivery. Bisnis airline bisa beralih menyediakan jasa ekspedisi, sementara perhotelan bisa
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan bisnis restoran.

Salah satu tren yang kembali muncul akibat dari pandemi COVID-19 adalah group
buying. Istilah ini merujuk pada daya beli konsumen untuk membeli produk secara kolektif demi
mendapatkan diskon. Konsumen lebih memilih untuk membeli produk dengan harga yang lebih
murah namun dalam jumlah banyak. Mereka bisa membeli produk tersebut secara perorangan
atau bekerja sama dengan beberapa pembeli lainnya demi mendapatkan harga yang lebih
murah. 
Contoh Kasus

Contoh kasus usaha saya sendiri, yaitu penjualan produk kecantikan, yaitu masker
organic dan face mist saffron pada masa pendemi ini sangat mengalami kenaikan penjualan, di
karenakan orang lebih sering dirumah pada saat pendemi ini, dan memilih untuk melakukan
perawatan di rumah. Karena jika pergi ke suatu klinik kecantikan merasa takut dan lebih
menjaga jarak karena tidak ingin tertular virus corona. Produk kecantikan juga marketingnya
melalui promosi kualitas ulasan dan rekomendasi dari mulut ke mulut, serta pengalaman
berbelanja konsumen.

BAB III
KESIMPULAN

Wabah virus Corona juga membawa dampak positif bagi menggeliatnya bisnis produk
kecantikan. Dalam mencegah penyebaran virus Covid-19, mengakibatkan banyak Klinik
kecantikan yang harus tutup sementara operasinya khususnya yang berlokasi di dalam mal atau
pusat perbelanjaan. Namun untuk menjaga omzet penjualan tidak mengalami penurunan drastis
dan menghindari pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan beberapa klinik menerapkan
strategi pemasaran baru dengan memberikan pelayanan penjualan produk perawatan di rumah
selain melayani penjualan secara take away dan delivery. Strategi pemasaran penjualan produk
secara online mempertahankan omzet penjualan karena konsumen merasa lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai