PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penyusunan Skripsi Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako
Oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
manis di pasaran bahkan sudah melampaui kopi sachetan. Hal ini dapat dilihat
dimana tidak hanya di Starbucks atau di Coffee Bean yang dapat menyediakan
kopi berkualitas. Kini, kafe penjaja minuman kopi lokal kini telah hadir di mana-
konsumsi kopi domestik di Indonesia terus meningkat selama lima tahun terakhir.
konsumsi kopi domestik hanya 4.417 kantong. Kemudian, pada periode tahun
Gambar 1.1 Konsumsi Kopi Domestik di Indonesia Periode 2014-2019 (ICO) Sumber : Databoks.katadata.co.id
(2020). “ Konsumsi Kopi Domestik di Indonesia Terus Meningkat Selama 5 Tahun Terakhir”
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/11/24/konsumsi-kopi-domestik-di-indonesia-terus-meningkat-selama-5-tahun-
terakhir#
Peningkatan Konsumsi Kopi Domestik di Indonesia dari tahun 2014-
2019 tentunya didukung dengan banyaknya kedai kopi yang bermunculan. Salah
satunya kedai kopi di Palu yang lagi banyak diminati yaitu Kopi Janji Jiwa. Kopi
Janji Jiwa 100 yang pada awalnya hanya dibuka satu-satunya di Jalan Zebra II,
kini sudah hadir juga Kopi Janji Jiwa jilid 350 di Palu Grand Mall (PGM) dan
Kopi Janji Jiwa jilid 400 di SPBU Tondo. Dengan begitu bisa dilihat bahwa
untuk diperhatikan orientasi pada konsumen, yaitu menyangkut apa yang harus
pembelian merupakan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau
citra merek yang didapatkan. Namun, hal penting yang harus dipahami oleh
membuat suatu keputusan pembelian pada suatu bisnis. 2 Konsumen bisa saja
hanya dipengaruhi oleh satu variabel, dua variabel atau bahkan dipengaruhi oleh
semua variabel tersebut, oleh karena itu organisasi bisnis harus mengetahui
membuat keputusan pembelian dan juga variabel yang paling dominan diantara
ketiga variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian sehingga organisasi
bisnis dapat membuat kebijakan dan strategi yang efektif dengan kombinasi
bauran pemasaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Citra Merek merupakan salah satu hal penting dalam strategi pemasaran,
pengertian Citra Merek menurut Kotler dan Keller (2012) “Citra Merek adalah 3
perusahaan secara aktual, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam
nama merek atas suatu produk menjadi sangat penting dan mempunyai manfaat”.
Sehingga Citra Merek merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan
perusahaanan.
yaitu lokasi. Menurut Jeni Raharjani (2005), strategi lokasi atau tempat adalah
kawasan yang dekat dengan keramaian dan aktivitas masyarakat juga mudah
dijangkau oleh konsumen. Hal ini akan turut mempengaruhi keberlangsungan dari
usaha tersebut. Pada usaha kuliner, strategi lokasi merupakan salah satu faktor
Kemudian kualitas produk juga memiliki arti penting, inti pada upaya
pengoperasian, dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Menurut Kotler
dan Keller (2016), kualitas produk merupakan proses evaluasi secara keseluruhan
kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu produk. Kualitas produk memiliki
suatu ketertarikan bagi konsumen dalam mengelola hubungan yang baik dengan
pembelian.
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh citra merek, lokasi
dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian kopi janji jiwa di Kota Palu.
1. Aspek Teoritis
2. Aspek Praktis
Bab I. Merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, perumusan
Bab II. Bab ini memuat tentang landasan teori, kerangka pemikiran
Bab III. Bab ini memuat tentang metode penelitian yang terdiri dari tipe
penelitian, lokasi dan obyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik
Bab IV. Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang diperoleh secara rinci
Bab V . Bab ini berisi kesimpulan dan saran penelitian yang ditujukan pada
berbagai pihak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
harga, lokasi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Stove
Syndicate Café Semarang dan mana yang memiliki pengaruh paling besar
penelitian ini dikumpulkan dari 100 konsumen Stove Syndicate Café Semarang.
probability sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliablitas dan uji
asumsi klasik. Setelah analisis regresi berganda dilakukan uji hipotesis dan
koefisien determinasi.
yang memiliki pengaruh paling besar adalah kualitas produk, diikuti oleh harga
dan yang memiliki pengaruh paling kecil adalah lokasi. Hasil analisis dengan
menggunakan uji T menunjukkan bahwa harga, lokasi dan kualitas produk secara
individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
Model persamaan ini memiliki nilai F sebesar 34.791 dengan tingkat signifikansi
sekitar 50.6% dari keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga
,lokasi dan kualitas produk, sedangkan 49.4% dijelaskan oleh variabel lain yang
Heni Safitri Nst (2017) Pengaruh Faktor Harga, Lokasi Dan Kualitas
Pembelian Pada Kafe Bangsal Kopi Lubuk Pakam. Populasi dalam penelitian ini
adalah sebanyak 65.897 orang dan jumlah sampel yang digunakan adalah
sebanyak 100 orang responden dengan kriteria pelanggan yang pernah berkunjung
dan membeli di Kafe Bangsal Kopi Lubuk Pakam minimal dua kali,
Koefisien Determinasi (R²) diperoleh nilai sebesar 0,434 artinya variabel bebas
harga, lokasi dan kualitas pelayanan berpengaruh sebesar 43,4% terhadap variabel
pembelian pada konsumen Kedai Friday Kopi Surabaya. Jenis penelitian ini
yang diperoleh dari hasil angket. Mengingat populasi dalam penelitian ini
accident sampling pada Kedai Friday Kopi Surabaya dan berdasarkan kriteria
SPSS (Statistic Product and Servive Solutions) versi 24.0. Hasil uji asumsi klasik
memenuhi asumsi klasik tanpa adanya pelanggaran. Dari hasil uji kelayakan
model melalui uji F dan R square menunjukkan bahwa model pada penelitian
pembelian.
Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Kopi Lain
Hati Lamper Kota Semarang). Penelitian ini menguji pengaruh kualitas produk,
citra merek, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian. Penelitain ini
menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitas. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan
untuk menguji variabel kualitas produk, citra merek, dan persepsi harga terhadap
berpengaruh, citra merek, dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Alat Persamaan Perbedaan
. Analisis
1 Anindya Rachma Pengaruh Harga, Regresi Lokasi Harga
Andanawari (2014) Lokasi,Dan Kualitas Linier Kualitas Lokasi
Produk Terhadap Berganda Produk Penelitian
Keputusan Pembelian Keputusan
(Studi kasus pada Stove Pembelian
Syndicate Café
Semarang)
2 Heni Safitri Nst Pengaruh Faktor Harga, Regresi Lokasi Harga
(2017) Lokasi Dan Kualitas Linier Keputusan Kualitas
Pelayanan Terhadap Berganda Pembelian Pelayanan
Keputusan Pembelian Lokasi
Pada Kafe Bangsal Penelitian
Kopi Lubuk Pakam
3 Nur Lailatul Fitriah Pengaruh Kualitas Regresi Kualitas Promosi
(2020) Produk, Promosi Dan Linier Produk Kualitas
Kualitas Pelayanan Berganda Keputusan Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian Lokasi
Pembelian Pada Kedai Penelitian
Friday Kopi Surabaya.
4 Alvina Rahma A Pengaruh Kualitas Regresi Kualitas Persepsi
(2020) Produk, Citra Merek Linier Produk Harga
Dan Persepsi Harga Berganda Citra Merek Lokasi
Terhadap Keputusan Keputusan Penelitian
Pembelian (Studi Pada Pembelian
Konsumen Kopi Lain
Hati Lamper Kota
Semarang)
2.2 Landasan Teori
tentang obyek produk yang telah dirasakanya. Citra merek mampu membentuk
persepsi positif dan kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa yang akan
memperkuat loyalitas merek. Loyalitas merek dapat membentuk image yang baik,
tepat dan sesuai dengan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang
dihasilkannya. Image atau citra adalah suatu gambaran, penyerupaan kesan utama
atau garis besar, bahkan bayangan yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu,
oleh karena itu citra atau image dapat dipertahankan. Menurut Kotler and Keller
(2012), Brand image adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh
konsumen. Suatu brand image yang kuat dapat memberikan keunggulan utama
bagi bank salah satunya dapat menciptakan keunggulan bersaing. Brand image
merupakan persepsi konsumen terhadap merek suatu produk yang dibentuk dari
kuat apabila didasarkan pada pengalaman dan mendapat informasi yang banyak.
Merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam
pikiran konsumen.
b. Manfaat (benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi
produsen.
tertentu.
keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman
masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap
yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang
memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan
untuk melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong (2012) brand image
yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu: a. Membangun karakter produk
kekuatan rasional. Citra merek atau brand image merupakan kesan positif atas
mengukur merek dengan pertimbangan dalam memlilih atau menilai citra merek
suatu produk dengan kesan yang positif dibidangnya, seperti reputasi produk dan
dimilki suatu merek produk yang bersifat fisik yang tidak ditemukan pada
produk dari pesaingnya, kesan ini didapat konsumen atas atribut yang
Menurut Aaker dan Biel dalam (Keller, 2012) indikator yang digunakan
dimilki perusahaan.
barang atau jasa, meliputi pemakai itu sendiri, gaya hidup, atau
dalam penelitian ini indikator brand image dimodifikasi peneliti sebagai berikut:
2.2.2 Lokasi
Menurut Swastha & Irawan (2001), lokasi adalah tempat dimana suatu
usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Tempat yang menarik bagi konsumen adalah
tempat yang paling strategis, menyenangkan dan efisien. Memilih lokasi yang
dekat dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor
Apabila perusahaan memiliki lokasi yang tepat sehingga sering dilihat, dilewati
dan didatangi oleh konsumen, maka suatu produk yang dijual atau ditawarkan
akan berpeluang dibeli banyak, lebih sering ataupun lebih laku dari produk sejenis
1. Akses Lokasi
produk tersebut, maka dari itu dalam membuat sebuah produk harus disesuaikan
produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen.
dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan
Saladin (2002), ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu
menawarkan kualitas, kinerja, dan inovasi yang berbeda dari produk lainnya.
Kualitas produk menjadi salah satu tolak ukur penting bagi kesuksesan
sebuah perusahaan. Karena dengan kualitas produk yang baik, perusahaan akan
Kualitas juga menjadi salah satu alat utama pemasar untuk melakukan positioning.
tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Disini,
kualitas produk berarti kualitas kinerja dimana memiliki arti kemampuan produk
dalam menjalankan fungsinya. Selain itu, kualitas yang tinggi dapat pula berarti
barang ditentukan oleh tolak ukur penilaian atas kesesuaiannya dengan standar
ukur yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat ini diketahui bahwa kualitas
barang ditentukan oleh tolak ukur penilaian. Semakin sesuai dengan standar yang
adalah keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk
Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa “ Konsumen akan merasa puas bila hasil
digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
keinginan pelanggan.
pelanggan.
1. Tingkat paling dasar, manfaat inti (core benefit) adalah jasa atau
2. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi
produk ini.
(augmented product).
keputusan pembelian, secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1
sebagai berikut:
Perilaku
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan
Sesudah
Masalah Informasi Alternatif Membeli
Pembelian
1. Pengenalan Masalah
seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks sehingga suatu tingkatan kebutuhan
2. Pencarian Informasi
mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan 2 (dua) tingkatan
yaitu tingkat pencarian informasi yang sedang–sedang saja yang disebut perhatian
3. Evaluasi Alternatif
membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan
tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh
4. Keputusan Membeli
adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif
pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain
terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut
akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin
seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat
keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel bebas atau lebih untuk melihat
variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel yang terdiri dari
variabel Citra Merek (X1), variabel Lokasi (X2), variabel Kualitas Produk (X3)
dan fokus penelitian ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan
pengukuran rumus, penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik (Ginting &
Situmorang, 2008).
1. Data kuantitatif, yaitu data terukur yang berupa angka atau jumlah
langsung dari sumber asli. Data primer yang ada dalam penelitian adalah
hasil kuesioner yang telah diisi langsung oleh narasumber dan hasil
2. Data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.
2. Wawancara, adalah proses tanya jawab secara lisan dimana dua orang
3.4 Populasi
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek atau subjek
3.5 Sample
di bawah ini:
Teknik Sampling
4.Area (cluster)
2.Proportionate 3.Disproportonat
1. Simple random sampling 1.sampling 3.Sampling 4.Purposive
stratified random e stratified 2.sampling kuota
sampling (sampling sistematis Incidental Sampling
sampling random sampling
menurut daerah)
sebagai berikut: “Teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi
sampel pada penelitian ini lebih tepatnya penulis menggunkan Teknik Purposive
Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan yang
telah penulis tentukan, oleh karena itu penulis memilih Teknik Purposive
tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, terdapat kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel
b. Lokasi (X2)
Harapan dan persepsi para konsumen Kopi Janji Jiwa yang sama baiknya
hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linier
b = koefisien regresi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Citra Merek, Lokasi, dan
Metode analisis ini menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service
a = Konstanta
X2 = Variabel Lokasi
e = Standart Eror
Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari nilai statistik T, nilai statistik F dan nilai koefisien diterminasi.
nilai parameter model penduga yang sah apabila dilakukan pengujian asumsi
klasik. Uji asumsi klasik dilakukan atas data primer, maka peneliti melakukan uji
atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk
menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat
normal probability plot. Model regresi yang baik adalah data distribusi normal
atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan
Model regresi yang memenuhi persyaratan yaitu model yang terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas.
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear
Factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat
sebagai berikut:
tinggi.
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filasafat Ilmu dan
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
Diponegoro.
Erlangga
Erlangga
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016. Marketing Managemen, 15th Edition,
Pearson Education,Inc.
Salemba
Setiadi. 2005. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan
Alfabeta
Alfabeta