Anda di halaman 1dari 177

Proses Pelaksanaan Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Production

Planning and Control, PPC)

Pengertian PPC

Perencanaan dan PengendalianProduksi (Production Planning and Control,


PPC) adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang
masuk, mengalir, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat
dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya
produksi yang minimum. Dengan demikian pekerjaan yang terkandung dalam PPC
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal yang saling berkaitan, yaitu
Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi. 

Perencanaan Produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari


tindakan-tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, mengenai apa,
seberapa banyak, dan kapan harus dilakukan. Karena perencanaan itu berkaitan
dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang
dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Oleh
karena itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat
harus dievaluasi secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.

Pekerjaan pengendalian produksi akan sangat bergantung kepada ada tidaknya


penyimpangan dalam pelaksanaan produksi dibandingkan dengan rencana produksi
yang telah dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka
perlu diadakan tindakan–tindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpangan
yang terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan tersebut akan dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana produksi selanjutnya.

Maksud dan Tujuan PerencanaanProduksi

Setiap manajer produksi memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana dan
tujuan perusahaan. Adapun tujuan umum perusahaan manufaktur adalah
memproduksi secara sukses, ekonomis, tepat waktu, sesuai dengan janji yang
diberikan, dan memperoleh keuntungan. Salah satu fungsi yang terpenting dalam
mendukung usaha untuk mencapai tujuan perusahaan manufaktur seperti apa yang
telah disebutkan di atas adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

Apabila tujuan atau rencana tersebut dapat dicapai, maka perusahaan mencapai
kondisi ideal dalam bentuk minimasi biaya produksi, harga jual yang rendah dan
bersaing, serta dapat menguasai pangsa pasar secara luas.

Secara umum tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan di samping


tercapainya kelanjutan dan pengembangan usaha. Dengan keuntungan yang
diperoleh tersebut perusahaan akan mampu membayar kompensasi manajemen
dan karyawan dengan baik dalam konteks tingkat kompensasi yang memadai dan
ketepatan waktu pembayaran, membayar tagihan dari pihak ketiga, misalnya
pembayaran sewa listrik, sewa gudang, pajak, bahan mentah, bahan baku, serta
bahan pembantu dari pihak pemasok, memelihara dengan baik peralatan produksi
agar dapat berjalan dengan lancar dan ekonomis, mengganti mesin-mesin dan
peralatan lainnya yang memang sudah saatnya harus diganti, dan melakukan
perluasan atau ekspansi perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan
tersebut betul-betul maju dan berkembang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perancanaan dan pengendalian


produksi merupakan usaha manajemen untuk merencanakan dasar proses produksi
dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan pada waktunya,
dengan biaya yang seminimal mungkin, serta mengatur dan menganalisis organisasi
dan koordinasi bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan, tenaga manusia, dan
tindakan-tindakan lain yang dibutuhkan. Dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan, diperlukan adanya koordinasi manajemen berupa koordinasi dari
berbagai bagian atau antar kegiatan dari perusahaan tersebut, sehingga dapat
tercapai suatu kerjasama yang baik antara bagian pembelian, teknik, akuntansi,
penjualan, dan sebagainya, sebagai satu team yang terkoordinasikan untuk
memproduksi dan menjual hasil produksi dengan efektif dan efisien. Diketahui
bahwa usaha koordinasi segala aktivitas yang menyangkut kegiatan produksi
menjadi tanggung jawab production manager atau plant manager. Akan tetapi
karena luasnya tugas dan tanggung jawab production manager, maka seorang
production manager dapat melimpahkan wewenang atau otoritasnya kepada kepala
bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan tugas kewajiban dan
wewenang jelas.
Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah mengkoordinasikan
kegiatan dari bagian-bagian yang langsung atau tidak langsung dalam berproduksi,
merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai
tahapan bahan baku, proses, sampai output yang dihasilkan sehingga perusahaan
betul-betul dapat menghasilkan barang atau jasa dengan efektif dan efisien.

 
Production Planning

Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Berjangka Waktu

Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Proses tersebut


memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja,
peralatam, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus menerus
dalam jangka waktu yang sangat lama. Lingkungan yang dihadapi perusahaan, pola
permintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha, peraturan
pemerintah, persaingan, dan lain-lain, selalu menunjukkan pola yang tidak menentu
dan akan selalu berubah dari waktu kewaktu. Oleh karena itu suatu perusahaan
tidak mungkin dapat membuat suatu rencana produksi yang dapat digunakan
selamanya. Rencana baru harus dapat dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai
dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah. Karena perubahan yang akan
terjadi bersifat sulit untuk diramalkan sebelumnya, maka secara periodik harus
diadakan pengecekan apakah rencana produksi yang sudah dibuat masih berlaku.
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang
mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut
sudah di capai.

Dalam perencanaan produksi, terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan periode


waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu:
·         Perencanaan Produksi Jangka Panjang

·         Perencanaan Produksi Jangka Menengah

·         Perencanaan Produksi Jangka Pendek

Berjenjang

Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk
selamanya. Perancanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang.
Artinya, perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level
tinggi sampai perencanaan produksi level rendah, di mana perencanaan produksi
pada level yang lebih rendah adalah merupakan penjabaran dari perencanaan
produksi level yang lebih tinggi. Berdasarkan pengelompokan perencanaan produksi
atas dasar jangka, maka dapat dijelaskan secara lebih mendalam sebagai berikut:

Pemilihan jenis perancangan produksi yang tepat bagi suatu perusahaan


bergantung kepada beberapa faktor, yaitu faktor eksternal berupa pangsa pasar
yang diraih, struktur ekonomi, dan lainnya serta faktor internal berupa ide
manajemen dalam menghadapi tantangan ke depan, ketersediaan tenaga ahli dan
pelaksanaanya, dan lainnya. Yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
perencanaan produksi tersebut adalah untuk berapa lama perencanaan produksi
tersebut disiapkan. Dalam hubungannya dengan horizon waktu perencanaan, maka
perencanaan produksi dapat dibagi menjadi perencanaan produksi jangka panjang,
perencanaan produksi jangka menengah, dan perncanaan produksi jangka pendek.
Masing-masing tipe perencanaan produksi tersebut akan berbeda dalam macam
informasi yang menjadi inputnya, jangkauan keterbatasan yang dimiliki, serta jumlah
variabel yang dapat dikontrol oleh pihak manajemen.

Perencanaan Produksi Jangka Panjang

Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun atau lebih ke


depan. Jangka waktu terpendeknya adalah ditentukan oleh berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal tersebut meliputi waktu
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan desain dari bangunan dan peralatan prbrik
yang baru konstruksinya, instalasinya, dan hal-hal lainnya sampai fasilitas baru
tersebut siap dioperasikan.

Perencanaan produksi jangka panjang dibuat dengan sangat mempertimbangkan


ramalan kondisi umum perekonomian dan kependudukan, situasi politik dan sosial,
perubahan teknologi, dan perilaku pesaing, di mana semua faktor tersebut akan
dievaluasi dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Perencanaan produksi
jangka panjang berhubungan dengan efek yang mungkin muncul di masa
mendatang yang mempengaruhi tujuan sistem dan tindakan yang diperlukan dalam
menghadapi perubahan tersebut,.  Contoh - dengan pengembangan produk baru,
pelayanan yang lebih baik, teknologi proses yang baru, dan lokasi baru.

Perencanaan Produksi Jangka Menengah ( Perencanaan Agregat)

Perencanaan agregat mempunyai horizon perencanaan umumnya antara 1 sampai


18 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada
perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan agregat didasarkan pada
peramalan permintaan tahunan dari bulan kebulan dan sumber daya produktif yang
ada, seperti jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier
dan subkontraktor, dengan asumsi kapasitas produksi relatif tetap.

Perencanaan Produksi Jangka Pendek

Perancanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang dari


1 bulan, dengan bentuk perencanaan berupa jadwal produksi. Tujuan dari jadwal
produksi adalah menyeimbangkan permintaan aktual yang dinyatakan dengan
jumlah pesanan yang diterima dengan sumberdaya yang tersedia, termasuk jumlah
departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang
dimiliki, dan peralatan yang ada, sesuai batasan-batasan yang ditetapkan pada
perencanaan agregat.

Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin
dan peralatan, tenaga kerja, dan waktu. Kesemua faktor tersebut harus sesuai
dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu
yang didasarkan atas perkiraan. Masing-masing faktor tidak direncanakan sendiri-
sendiri sesuai dengan keterbatasan yang ada pada masing-masing faktor yang
dimiliki perusahaan, tetapi dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk
produksi. Rencana produksi tersebut juga harus terkait dengan rencana-rencana lain
yang berpengaruh langsung terhadap rencana produksi, seperti pemeliharaan,
rencana tenaga kerja, rencana pengadaan material, dan sebagainya.

Keterpaduan tersebut tidak hanya secara horizontal saja, tetapi juga secara vertikal.
Hal tersebut berarti rencana jangka pendek harus mengacu pada rencana jangka
menengah dan rencana jangka menengah harus terpadu dengan rencana jangka
panjang, demikian juga sebaliknya.

Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan masa
berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus dibuat
rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru tersebut harus
dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana sebelumnya. Hal yang sudah
dilakukan dan yang belum dilakukan, yang telah dihasilkan dan bagaimana
perbandingan hasilnya dengan target yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
rencana baru tersebut merupakan kelanjutan dari rencana yang dibuat sebelumnya.

Terukur

Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitor
untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus
menetapkan suatu nilai yang harus diukur, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan. Nilai-nilai tersebut dapat berupa
target produksi yang bisa dinyatakan dalam satuan unit produk, kilogram, lusin dan
lain-lain. Jika dalam realisasinya nanti tidak memenuhi target produksi, maka
dengan mudah dapat diukur berapa besar penyimpangan tersebut, sehingga
hasilnya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan menyusun rencana berikutnya.

Realistis

Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di
perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistis untuk
dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut
dibuat. Jika rencana produksi dibuat terlalu muluk tanpa memperhitungkan kondisi
yang ada padaperusahaan, maka perencanaan yang dibuat tidak akan berguna
karena target produksi yang ditetapkan sudah pasti tidak dapat dicapai. Selain itu
penyimpangan pelaksanaannya tidak akan dapat diketuahui karena pelaksanaanya
tidak akan pernah tepat sesuai dengan rencana. Dengan membuat rencana yang
realistis, maka akan dapat memotivasi pelaksana uuntuk berusaha mencapai apa
yang telah disusun pada rencana tersebut.

Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi yang akurat tentang


kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target
produksi dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan dalam membuat perkiraan nilai
parameter produksi akan berakibat fatal terhadap rencana produksi yang disusun.
Demikian pula perhitungan yang dilakukan dalam penetuan nilai variabel produksi
berdasarkan nilai parameter produksi harus dilakukan seteliti mungkin, sehigga tidak
akan terjadi kesalahan yang sama.

Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal tersebut bukan
berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat
dicapai. Rencana produksi yang baik harus menetapkan target yang dapat dicapai
dengan usaha yang sungguh-sungguh.

PengendalianProduksi

Rencana produksi yang telah disusun tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya
pengendalian terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Hal tersebut disebabkan
rencana yang dibuat berdasarkan perkiraan yang bisa saja meleset. Karena itu
meskipun rencana telah dibuat sebaik mungkin, tujuan-tujuan manajemen tidak
akan dapat dicapai tanpa adanya program pengendalian yang efektif. Tetapi suatu
perencanaan yang disusun dengan mempertimbangkan semua persyaratan di atas
akan dapat mempermudah program pengendalian.

Pengendalian produksi umumnya mereupakan fungsi staff dan tidak merupakan


wewenang langsung dari lini organisasi. Pengendalian produksi mungkin diadakan
untuk setiap tingkatan manajemen bergantung kepada kebutuhan pabrik. Biasanya
pengendali produksi terdapat di tingkat yang sama seperti engineering, pembelian
dan personalia. Organisasi pengawasan produksi yang baik umumnya tidak melapor
kepada seseorang yang berada di bawah level manajer pabrik (Plant Manager),
tetapi langsung kepada manager pabrik.

Secara sederhana, pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang


dibuat untuk menjaga agar realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang
direncanakan. Oleh karena itu, pengendalian terdiri atas prosedur-prosedur untuk
menetukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan–tidakan
perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi penyimpangan tersebut.

Sesuai dengan fungsinya, pengendalian produksi melakukan aktivitas-aktivitas


sebagai berikut:

Mengukur realisasi dari rencana produksi


Dalam aktivitas tersebut, hasil perencanaan produksi dicatat dalam satuan ukuran
(unit, kilogram, meter, dsb) seperti yang digunakan pada target produksi.
Pengukuran harus dilakukan cukup sering sehingga penyimpangan akan dengan
cepat dapat terdeteksi.

Membandingkan realisasi dengan rencana produksi

Hasil pencatatan dari pelaksanaan produksi harus dibandingkan dengan rencana /


target yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dijadikan dasar dalam menentukan
tindakan selanjutnya. Bila terjadi penyimpangan yang cukup berarti, maka harus
dilakukan langkah-langkah perbaikan.

Jika tidak terjadi penyimpangan yang cukup berarti maka tidak perlu diadakan
langkah-langkah perbaikan. Karena itu target yang dibuat harus menyertakan batas
kewajaran dalam penyimpangan yang masih ditoleransikan, sehingga suatu target
biasanya diberikan dalam bentukinterval dengan batas atas dan batas bawah yang
lebarnya sangat bergantung kepada besarnya variasi dari besaran yang
dikendalikan.

Mengamati penyimpangan yang terjadi

Penyimpangan yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyimpangan


yang dapat ditoleransikan dan penyimpangan yang tidak dapat ditoleransikan.
Penyimpangan yang tidak dapat ditoleransikan adalah penyimpangan yang terjadi
karena proses produksi yang sedang berjalan memang betul-betul sudah
menyimpang dari yang direncanakan, sehingga perlu diadakan tindakan-tindakan
perbaikan. Sedangkan perbaikan yang masih bisa ditoleransikan adalah
penyimpangan bersifat semu yang terjadi karena faktor-faktor acak. Oleh karena itu,
perlu penetapan berapa persen penyimpangan dari target produksi yang masih
dapat dikategorikan sebagai penyimpangan semu, sehingga tidak perlu diadakan
langkah-langkah perbaikan.
Menganalisis sebab terjadinya penyimpangan

Untuk dapat melakukan pebaikan secara tepat, maka harus diketahui terlebih dahulu
faktor penyebab sesungguhnya dari penyimpangan yang terjadi. Hal tersebut
merupakan langkah yang sulit karena harus dibedakan mana yang merupakan
gejala dan mana yang merupakan faktor penyebab sesungguhnya.  Contoh -
Keterlambatan dalam pengiriman pesanan tidak mesti disebabkan karena bagian
pengiriman bekerja secara lambat, Tetapi bisa juga disebabkan karena kualitas
produk yang dihasilkan terlalu jelek sehingga harus diadakan reworking (pengerjaan
ulang) dan akibatnya barang tidak dapat dikirim tepat pada waktunya. 

Melakukan tindakan perbaikan

Setelah penyebab diketahui dengan pasti, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan
untuk menghilangkan penyebab tersebut dan melakukan penyesuaian-penyesuaian
yang dapat mengkonpensasikan penyimpangan yang terjadi. Proses pengendalian
produksi tersebut memakai konsep umpan balik, di mana output dari suatu proses
(realialisasi) setelah terlebih dahulu dibandingkan dengan standar (target) akan
digunakan untuk menyesuaikan input (tindakan) atau proses (rencana) sebelumnya
sehingga tindakan atau rencana yang akan datang dapat lebih baik dan realistis
dibandingkan dengan tindakan atau rencana sebelumnya.

Forecasting / Peramalan dengan Metode Analisis Time


Series

Analisis Time Series

Peramalan adalah suatu kegiatan memprediksi masa depan menggunakan kondisi


ataupun data dimasa lalu. Menurut Assauri(1984:7) peramalan merupakan kegiatan
dalam memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, atau
lebih tepatnya peramalan adalah kegiatan mencoba menduga perubahan yang akan
terjadi.  Hasil ramalan adalah situasi/kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada
masa yang akan datang. Ramalan dapat diperoleh dengan bermacam ‐macam cara
yang dikenal dengan metode peramalan.

Metode peramalan dapat diklasifikasikan 2 (dua) kelompok yaitu metode kualitatif dan
metode kuantitatif. Metode peramalan kualitatif lebih mendasarkan kualitatif dimasa lalu
yaitu berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan serta
pengalaman. Metode ini banyak digunakan dalam banyak pengambilan keputusan sehari‐hari.
Dalam hal ini ramalan dikatakan baik atau tidak bergantung dari banyak hal antara lain
pengalaman,perkiraan dan pengetahuan yang didapat.Metode peramalan kuantitatif
merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif dimasa lalu. Hasil yang dibuat
tergantung dari metode yang digunakan untuk melakukan peramalan.
Menurut Makridakis dkk (1999:8) peramalan dengan menggunakan  metode kuantitatifdapat
diterapkan apabila terdapat tiga kondisi berikut yaitu: tersedia informasi tentang masa lalu,
informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik,dan dapat diasumsikan
bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjutdimasa mendatang.
MenurutAustralia Bureau of Statistics, data time series adalah sekumpulan data pengamatan
yang diperoleh dari perhitungan dari waktu ke waktu. Pada umumnya pengumpulan dan
pencatatan itu dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya tiap bulan, tiap akhir tahun,
sepuluh tahun dan sebagainya. Contoh data time series adalah pertumbuhan ekonomi suatu
negara pertahun, jumlah produksi minyak perbulan, indeks harga saham perhari.
Hal yang perlu diperhatikan pada peramalan data time series adalah galat (error),
dimanamerupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam metode peramalan. Hasil dariprediksi
sangatlah jarang yang sama dengan data sesungguhnya, maka seorangperamal hanya bisa
berusaha untuk membuat galatnya menjadiseminimal mungkin.

Untuk meramalkan data time series dibutuhkan teknik peramalan yang baik. Teknik
peramalan dapat bermacam-macam tergantung pada pola data yang ada.  Menurut
Hanke dan Wichern (2005:58), ada empat macam tipe pola data yaitu:.

1.   Pola Data Horizontal

Pola data horizontal terjadi saat data observasi berfluktuasi di sekitaran suatu nilai konstan
atau meanyang membentuk garis horizontal. Data ini disebut juga dengan data stasioner.
Contoh plot data horizontal adalah pada gambar 2.1 yaitu berupa plot data penjualan. Jumlah
penjualan selalu meningkat atau menurun pada suatu nilai konstan secara konsisten dari
waktu ke waktu.

2.   Pola Data Trend

Pola data trend terjadi bilamana data pengamatan mengalami kenaikan atau penurunan
selama periode jangka panjang. Suatu data pengamatan yang mempunyaitrend disebut data
nonstasioner. Plot data trend dicontohkan pada gambar 2.2 yaitu berupa data harga suatu
produk yang meningkat dari tahun ke tahun.

3.   Pola Data Musiman


Pola data musiman terjadi  bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Pola data
musiman dapat mempunyai pola musim yang berulang dari periode ke periode berikutnya.
Misalnya pola yang berulang setiap bulantertentu, tahun tertentu  atau pada minggu tertentu.
Contoh dari data musiman ada pada gambar 2.3 yaitu plot suplai bahan makanan tiap bulan.
Dari plot tersebut terlihat bahwa terjadi pola yang berulang setiap periode dua belas bulan,
sehingga bisa disimpulkan bahwa data tersebut merupakan pola data musiman.

4.   Pola Data Siklis

Pola data siklis terjadi bilamana deret data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Di bawah ini adalah contoh plot pola
data siklis.

Analisis Forecasting

Teknik peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa
mendatang secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa yang lalu,
sehingga dengan demikian teknik peramalan diharapkan dapat memberikan objectivitas yang
lebih besar. Metode/teknik peramalan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah,
dengan demikian dapat dimungkinkan pengguna teknik-teknik pengaalisisan yang lebih maju,
yang dapat diharapkan memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar,
karana dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.

Forecast/Peramalan biasanya dapat diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu


masa depan yang dicakupnya. Berikut ini adalah kategori peramalan berdasarkan
horizon waktu:

1.   Peramalan jangka pendek

Peramalan ini mancakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari 3 bulan.
Peramalan ini biasanya digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja,
penjualan, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi

2.  Peramalan jangka menengah

Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulanan hingga waktu 3 tahun. Peramalan ini
berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas,
dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3.  Peramalan jangka panjang

Umunya untuk waktu perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Permalan jangka
panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi
atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan (litbang).
Sedangakan tipe peramalan berdasarkan aspek strategis dalam perencanaan operasi
di masa depan antara lain:
1.   Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan/meramalkan siklus
bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan
untuk membangun perumahan, dan indicator perencanaan lainnya.

2.   Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat kemajuan teknologi


yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan
baru.

3.   Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga Peramalan Penjualan yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi
perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

Secara umum teknik atau metode peramalan dapat dibagi menjadi dua kategori, yang masing-
masing kategori terdiri dari beberapa model. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Spyros
Makridakis, 1993 hal 8-10)

1.   Metode Kualitatif
Metode ini lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi pendapat pribadi
seseorang, dan intuisi yang meskipun kelihatannya kurang ilmiah tetapi dapat memberikan
hasil yang baik. Metode ini dibagi menjadi 2 yakni
a) Metode eksploritas
b)  Metode normati
2. Metode kuantitatif
Merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan matematis dan statistik dalam
menunjukan hububgan antara permintaan dengan satu atau lebih variabel yang
mempengaruhinya. Peramalan kuantitatif mengasumsikan bahwa tingkat keeratan dan macam
dari hubungan antara variabel-variabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu
akan berulang pada masa akan datang.

Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif


adalah:
1.   Definisikan tujuan peramalan.
2.   Pembuatan diagram pencar.
3.   Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai.
4.   Hitung parameter – parameter fungsi peramalan.
5.   Hitung kesalahan setiap metode peramalan.
6.   Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil.
7.   Lakukan verifikasi peramalan.
Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut:
a)      Tersedianya informasi tentang masa lalu
b)      Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
c)      Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut dimasa
yang akan datang.

Metode Kuantitatif yang dikelompokan menjadi dua, yaitu

1.   Time series model

Time series model didasarkan pada serangkaian data-data berurutan yang berjarak sama
(misalnya: mingguan , bulanan, tahunan, dll). serangkaian data ini yang merupakan
serangkaian observasi berbagai variabel menurut waktu, biasanya ditabulasikan dan
digambarkan dalam bentuk grafik yang menunjukan perilaku subyek. Time series sangat
tepat dipakai untuk meramalkan permintaan yang berpola permintaan dimasa lalunya cukup
konsisten dalam periode waktu yang lama, sehingga pola tersebut masih akan teteap
berlanjut.
Analisa deret waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari
komponen-komponen, yaitu: Pola kecenderungan (T), Pola siklus/cycle (C), Pola musim (S),
Variasi acak(R)
Seperti yang terlihat pada tabel di atas Time series model mempunya beberapa metode, antara
lain yakni : ARIMA, bayesian, Autocorelation, filter kalman, multivariate, smooting dan
regresion.

2. Casual model (model sebab akibat)

Model casual model adalah model peramalan yang mempertimbangkan variabel-variabel atau
vaktor-vaktor yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang diramalkan. Atau lebih
mudahnya bahwa Metode ini menggunakan pendekatan sebab-akibat, dan bertujuan untuk
meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur beberapa
variabel bebas (independen) yang penting beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas
yang akan diramalkan.

Pada metode kausal terdapat tiga kelompok metode yang sering dipakai :

1.   Metoda regresi dan korelasi memakai teknik kuadrat terkecil (least square). Metoda ini
sering digunakan untuk prediksi jangka pendek. Contohnya: meramalkan hubungan jumlah
kredit yang diberikan dengan giro, deposito dan tabungan masyarakat.

2.   Metoda ekonometri berdasarkan pada persamaan regresi yang didekati secara simultan.
Metoda ini sering digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Contohnya: meramalkan besarnya indikator moneter buat beberapa
tahun ke depan, hal ini sering dilakukan pihak BI tiap tahunnya.

3.   Metoda input output biasa digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional jangka
panjang. Contohnya: meramalkan pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan domestik bruto
(PDB) untuk beberapa periode tahun ke depan 5-10 tahun mendatang. Tahapan perancangan
peramalan Secara ringkas terdapat tiga tahapan yang harus dilalui dalam perancangan suatu
metoda peramalan,
yaitu :
-        Melakukan analisa pada data masa lampau. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran pola dari data bersangkutan.
-        Memilih metoda yang akan digunakan. Terdapat bermacam-macam metoda yang
tersedia dengan keperluannya. Metoda yang berlainan akan menghasilkan sistem prediksi
yang berbeda pula untuk data yang sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa metoda yang
berhasil adalah metoda yang menghasilkan penyimpangan (error) sekecilkecilnya antara hasil
prediksi dengan kenyataan yang terjadi.
-        Proses transformasi dari data masa lampau dengan menggunakan metoda yang dipilih.
Kalau diperlukan, diadakan perubahan sesuai kebutuhannya.

Pengertian MRP ( Material Planning) ,EOQ (Economic


Order Quantity), ROP ( Reorder point ) dan ROQ

Sejarah Material Planning (MRP)

Sebelum MRP, dan sebelum komputer mendominasi industri, Reorder point (ROP) /
menyusun ulang-kuantitas (ROQ) jenis metode seperti EOQ (Economic Order Quantity) telah
digunakan di bidang manufaktur dan manajemen persediaan.
Pada tahun 1964, sebagai responter terhadap Program Manufacturing Toyota, Joseph Orlicky
mengembangkan Kebutuhan Material Planning (MRP). Perusahaan pertama yang
menggunakan MRP adalah Black & Decker pada tahun 1964, dengan Dick Alban sebagai
pemimpin proyek. Orlicky 1975 Perencanaan Kebutuhan Material memiliki subjudul The
New Way of Life di Produksi dan Inventarisasi Manajemen. Pada tahun 1975, MRP
dilaksanakan di 700 perusahaan. Jumlah ini telah berkembang menjadi sekitar 8.000 pada
tahun 1981.

Pada tahun 1983 Oliver Wight mengembangkan MRP dalam perencanaan sumber daya
manufaktur (MRP II). Pada 1980-an, Joe Orlicky ini berkembang menjadi Oliver Wight, ini
perencanaan sumber daya manufaktur (MRP II) yang membawa Master penjadwalan,
perencanaan kapasitas Kotor, persyaratan kapasitas perencanaan , S & OP pada tahun 1983
dan konsep lain untuk MRP klasik. Pada tahun 1989, sekitar sepertiga dari industri perangkat
lunak adalah perangkat lunak MRP II dijual ke industri Amerika ( perangkat lunak senilai $
1,2 milyar).

Apa saja isi Material Planning (MRP)

Ketergantungan Permintaan vs Permintaan Independen


Permintaan independen permintaan berasal di luar pabrik atau produksi sistem, sementara
permintaan tergantung permintaan untuk komponen. Bill of material (BOM) menentukan
hubungan antara produk akhir (demand independen) dan komponen (permintaan tergantung).
MRP mengambil sebagai masukan informasi yang terdapat dalam BOM tersebut.
Data yang harus diperhatikan antara lain:

Barang terakhir yang dibuat. Hal ini kadang-kadang disebut Permintaan Independen, atau
Tingkat “0″ di BOM (Bill of material).
Berapa banyak diperlukan pada suatu waktu.
jumlah yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.
bahan yang disimpan.
Catatan status persediaan. Rekaman bahan bersih yang tersedia untuk digunakan sudah dalam
saham (di tangan) dan bahan pada urutan dari pemasok.
Tagihan bahan. Rincian bahan, komponen dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat setiap
produk.
Data perencanaan. Ini termasuk sebuah hambatan dan arah untuk menghasilkan barang-
barang terakhir. Ini termasuk barang-barang seperti: Routing, Tenaga Kerja dan Mesin
Standar, Mutu dan Standar Pengujian, Tarik / Pekerjaan Sel dan Push perintah, Lot sizing
teknik (yaitu Fixed Lot Size, Lot-For-Lot, Economic Order Quantity), Persentase Scrap, dan
input lainnya.
Output

Ada dua output dan berbagai pesan / laporan:

Output 1 adalah “Jadwal Direkomendasikan Produksi” yang menjabarkan jadwal rinci mulai
dan selesai tanggal minimum yang diperlukan, dengan jumlah, untuk setiap langkah dari
Routing dan Bill Of Material yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari Jadwal
Induk Produksi (MPS) .

Output 2 adalah “Direkomendasikan Jadwal Pembelian”. Ini menjabarkan kedua tanggal


bahwa barang yang dibeli harus diterima ke fasilitas DAN tanggal bahwa perintah Pembelian,
atau Blanket Orde Pers harus terjadi untuk mencocokkan jadwal produksi.

Pesan dan Laporan

Order pembelian. Perintah untuk pemasok untuk menyediakan bahan.


Menjadwal ulang pemberitahuan. Ini merekomendasikan membatalkan, meningkatkan,
menunda atau mempercepat perintah yang ada.
Metode untuk menemukan jumlah pesanan

Metode terkenal untuk menemukan jumlah pesanan adalah:

Dinamis banyak-sizing
Perak-Meal heuristik
Setidaknya-Unit-Biaya heuristic
Fungsi MRP

Fungsi dasar sistem MRP meliputi: pengendalian persediaan, tagihan pengolahan bahan, dan
penjadwalan dasar. MRP membantu organisasi untuk mempertahankan tingkat persediaan
rendah. Hal ini digunakan untuk merencanakan manufaktur, pembelian dan memberikan
kegiatan.
MRP adalah alat untuk menangani masalah ini. Ini memberikan jawaban untuk beberapa
pertanyaan:

Item apa yang diperlukan?


Berapa banyak yang dibutuhkan?
Ketika mereka diperlukan? …
MRP dapat diterapkan baik untuk barang-barang yang dibeli dari pemasok luar dan ke sub-
rakitan, diproduksi secara internal, yang merupakan komponen dari item yang lebih
kompleks.

Perkembangan mrp menjadi erp

ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan
jasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP).

Sistem ERP biasanya menangani Proses :

Manufaktur.
Logistik,
Distribusi,
Persediaan (inventory),
Pengapalan, invoice,
dan Akuntansi perusahaan.
Berdasarkan hal-hal yang ditangani tersebut diatas, maka ERP ini juga akan membantu untuk
mengontrol proses proses

penjualan,
pengiriman,
produksi,
manajemen persediaan,
manajemen kualitas, dan
sumber daya manusia.
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi
(manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga semakin
banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik pelaksanaan maupun
pengambil keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama dengan
mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya.

Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan
konsep perencanaan kebutuhan material

Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP,
terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah
atau diganti jika diperlukan

Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), merupakan pengembangan dari
close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi,
antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan perluasan dari MRP II yaitu
perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan
meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah

Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP


Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP (Material
Requirements Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
material perusahaan. Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing
Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material
(MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi. Tahun 1990-an perkembangan
ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh
5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk
menyatukan solusi bisnis. Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada
MRP II, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-
keputusannya.

MENGENAL METODE PERAMALAN


(FORECASTING) DALAM DUNIA INDUSTRI
Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan suatu keputusan.
Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya
persoalan dalam pengambilan keputusan itu, karena suatu keputusan itu
berpengaruh terhadap keadaan masa dapan yang penuh dengan resiko dan ketidak
pastian. Resiko itu menunjuk keadaan yang tingkat ketidakpastiannya lebih rendah
karena telah mempergunakan data yang tersedia untuk meramalkan terjadinya
suatu keadaan tertentu. Sedangkan ketidakpastian menunjuk ada suatu keadaan
yang benar-benar tidak ada data yang dapat dipergunakan untuk memprediksi atau
meramalkan terjadinya peristiwa tertentu. Meskipun perusahaan tidak dapat
membuat peramalan yang sama persisi dengan kenyataan, namun peramalan sangat
penting sebagai pedoman dalam membuat rencana.

Peramalan dapat dilakukan untuk jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
Untuk peramalan jangka pendek biasanya digunakan untuk merencanankan pembelian,
penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi. Untuk
peramalan jangka menengah misalnya mencakup penjualan, anggaran produksi, anggaran
kas, dan analisis bermacam-macam operasi. Sedangkan untuk jangka panjang diguakan untuk
merencanakan produk baru, pembelanjaan modal lokasi atau pembangunan fasilitas serta
enelitian pengembangan.

Analisis time series adalah salah satu model/teknik dalam forecasting dimana banyak
dilakukan dalam berbagai bidang, misal pertanian, teknik, ekonomi, geofisik dan
kedokteran.

a) Pengertian Forecast

Sebelum mengupas lebih dalam mengenai Time Series Model alangkah lebih baik kita tahu
apa yang dimaksud dengan forecasting. Forecasting atau peramalan adalah proses untuk
membuat pernyataan atas suatu kejadian dimana kejadian tersebut belum diketahui atau
diobservasi (www.wikipedia.org).
Menurut (Arman hakim: 2003, hal 25) peramalan adalah proses untuk memperkirakan
beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas,
kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam ranka memenuhi permintaan barang
ataupun jasa.
Menurut Heizer (2005) Peramalan/forecasting adalah seni dan ilmu untuk memperikirakan
kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa
lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model yang
matematis, dan bisa juga dalam bentuk prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Ataupun bisa
juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan
pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Kemudian apakah perbedaannya peramalan dengan perencanaan?? Jelas berbeda, Rencana
adalah penentuan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan pada waktu yang akan datang,
sedang dengan peramalan hanya perkiraan apa yang akan terjadi , namun belum tentu dapat
di laksanakan.
Setelah memahami berbagai istilah forecast menurut pendapat orang lain seperti di atas, jadi
forecast menurut saya adalah suatu kegiatan yang memperkirakan/menaksirkan suatu
kejadian yang akan datang dengan merujuk/menganalisis data-data yang ada, yang
kemungkinan dapat terjadi ataupun tidak terjadi.

b) Model/tenik forecast

Teknik peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa
mendatang secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa yang lalu,
sehingga dengan demikian teknik peramalan diharapkan dapat memberikan objectivitas yang
lebih besar. Metode/teknik peramalan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah,
dengan demikian dapat dimungkinkan pengguna teknik-teknik pengaalisisan yang lebih maju,
yang dapat diharapkan memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar,
karana dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.

Forecast/Peramalan biasanya dapat diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa


depan yang dicakupnya. Berikut ini adalah kategori peramalan berdasarkan horizon
waktu:

1. Peramalan jangka pendek


Peramalan ini mancakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari 3 bulan.
Peramalan ini biasanya digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja,
penjualan, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi

2.  Peramalan jangka menengah

Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulanan hingga waktu 3 tahun. Peramalan ini
berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas,
dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3.  Peramalan jangka panjang

Umunya untuk waktu perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Permalan jangka panjang
digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau
pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan (litbang).

Sedangakan tipe peramalan berdasarkan aspek strategis dalam perencanaan operasi


di masa depan antara lain:

Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan/meramalkan siklus


bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan
untuk membangun perumahan, dan indicator perencanaan lainnya.

Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat kemajuan teknologi


yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan
baru.

Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga Peramalan Penjualan yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi
perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

Secara umum teknik atau metode peramalan dapat dibagi menjadi dua kategori, yang masing-
masing kategori terdiri dari beberapa model. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Spyros
Makridakis, 1993 hal 8-10)

Metode Kualitatif

Metode ini lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi pendapat pribadi
seseorang, dan intuisi yang meskipun kelihatannya kurang ilmiah tetapi dapat memberikan
hasil yang baik. Metode ini dibagi menjadi 2 yakni
a) Metode eksploritas
b)  Metode normati

Metode kuantitatif

Merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan matematis dan statistik dalam
menunjukan hububgan antara permintaan dengan satu atau lebih variabel yang
mempengaruhinya. Peramalan kuantitatif mengasumsikan bahwa tingkat keeratan dan macam
dari hubungan antara variabel-variabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu
akan berulang pada masa akan datang.
Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif
adalah:

Definisikan tujuan peramalan.

Pembuatan diagram pencar.


Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai.
Hitung parameter – parameter fungsi peramalan.
Hitung kesalahan setiap metode peramalan.
Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil.
Lakukan verifikasi peramalan.
Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut:
a)      Tersedianya informasi tentang masa lalu
b)      Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
c)      Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut dimasa
yang akan datang.

Time series model

Time series model didasarkan pada serangkaian data-data berurutan yang berjarak sama
(misalnya: mingguan , bulanan, tahunan, dll). serangkaian data ini yang merupakan
serangkaian observasi berbagai variabel menurut waktu, biasanya ditabulasikan dan
digambarkan dalam bentuk grafik yang menunjukan perilaku subyek. Time series sangat
tepat dipakai untuk meramalkan permintaan yang berpola permintaan dimasa lalunya cukup
konsisten dalam periode waktu yang lama, sehingga pola tersebut masih akan teteap
berlanjut.
Analisa deret waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari
komponen-komponen, yaitu: Pola kecenderungan (T), Pola siklus/cycle (C), Pola musim (S),
Variasi acak(R)
Seperti yang terlihat pada tabel di atas Time series model mempunya beberapa metode, antara
lain yakni : ARIMA, bayesian, Autocorelation, filter kalman, multivariate, smooting dan
regresion.

Casual model (model sebab akibat)

Model casual model adalah model peramalan yang mempertimbangkan variabel-variabel atau
vaktor-vaktor yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang diramalkan. Atau lebih
mudahnya bahwa Metode ini menggunakan pendekatan sebab-akibat, dan bertujuan untuk
meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur beberapa
variabel bebas (independen) yang penting beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas
yang akan diramalkan. Pada metode kausal terdapat tiga kelompok metode yang sering
dipakai :
Metoda regresi dan korelasi memakai teknik kuadrat terkecil (least square). Metoda ini sering
digunakan untuk prediksi jangka pendek. Contohnya: meramalkan hubungan jumlah kredit
yang diberikan dengan giro, deposito dan tabungan masyarakat.
Metoda ekonometri berdasarkan pada persamaan regresi yang didekati secara simultan.
Metoda ini sering digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Contohnya: meramalkan besarnya indikator moneter buat beberapa
tahun ke depan, hal ini sering dilakukan pihak BI tiap tahunnya.

Metoda input output biasa digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional jangka panjang.
Contohnya: meramalkan pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan domestik bruto (PDB)
untuk beberapa periode tahun ke depan 5-10 tahun mendatang. Tahapan perancangan
peramalan Secara ringkas terdapat tiga tahapan yang harus dilalui dalam perancangan suatu
metoda peramalan, yaitu :

–        Melakukan analisa pada data masa lampau. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran pola dari data bersangkutan.

–        Memilih metoda yang akan digunakan. Terdapat bermacam-macam metoda yang


tersedia dengan keperluannya. Metoda yang berlainan akan menghasilkan sistem prediksi
yang berbeda pula untuk data yang sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa metoda yang
berhasil adalah metoda yang menghasilkan penyimpangan (error) sekecilkecilnya antara hasil
prediksi dengan kenyataan yang terjadi.

–        Proses transformasi dari data masa lampau dengan menggunakan metoda yang dipilih.
Kalau diperlukan, diadakan perubahan sesuai kebutuhannya.
II.     Analisis Time Series model
Time series adalah suatu himpunan pengamatan yang dibangun secara berurutan dalam
waktu. Waktu atau periode yang dibutuhkan untuk melakukan suatu peramalan itu biasanya
disebut sebagai lead time yang bervariasi pada tiap persoalan. Berdasarkan himpunan
pengamatan yang tersedia maka time series dikatakan kontinu jika himpunan pengamatan
tersebut adalah kontinu dan dikatakan diskrit bila himpunan pengatamatan tersebut juga
diskrit.

a.      Pendekatan dalam analisis data time series:

–   Pendekatan Ekonomi
–   Pendekatan Statistik
–   Pendekatan Visual

b.      Komponen data time series ini sebagai penentuan pola data:

1)      Siklus è Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka yang lebih pendek (sekitar
2-10 tahun). Lamanya dan besarnya fluktuasi juga sangat beragam dari perusahaan ke
perusahaan, dan dari industri ke industri.

Gerakan / variasi siklis adalah gerakan / variasi jangka panjang disekitar garis trend (berlaku
untuk data tahunan). Gerakan siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu dan bisa
juga terulang dalam jangka waktu yang sama. contoh gerakan siklis yakni kemakmuran
(prosperity), kemunduran (recession), depresi (depression), dan pemulihan (recovery)
Penjualan produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik. Banyak produk
dipengaruhi pola pergerakan aktivitas ekonomi yang terkadang memiliki kecenderungan
periodic. Komponen siklis ini sangat berguna dalam peramalan jangka menengah. Pola data
ini terjadi bila data memiliki kecendrungan untuk naik atau turun terus-menerus.

2)      Musiman è Musiman merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup satu tahun. Ada
beberapa penyebab timbulnya fluktuasi musiman seperti disebutkan di muka:
(1) Karena peristiwa tertentu, misal karena peristiwa lebaran atau tahun baru,
(2) Karena cuaca, misal musim hujan dan musim kemarau.
Perkataan musim menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap periode. Komponen
musim dapat dijabarkan ke dalam faktor cuaca, libur, atau kecenderungan perdagangan. Pola
musiman berguna dalam meramalkan penjualan dalam jangka pendek. Pola data ini terjadi
bila nilai data sangat dipengaruhi oleh musim
Gerakan / variasi musiman adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu,
misalnya naiknya harga pohon cemara menjelang Natal, menurunnya harga beras pada waktu
panen, dan lain sebagainya. Walaupun pada umumnya gerakan musiman terjadi pada data
bulanan yang dikumpulkan dari tahun ke tahun, namun juga berlaku bagi data harian,
mingguan, atau satuan waktu yang lebih kecil lagi.

Pola data musiman dapat digambarkan sebagai berikut:

3)      Ketidakeraturan è Fluktuasi semacam ini disebabkan karena faktor-faktor yang


munculnya tidak teratur, dengan jangka waktu yang pendek.
Misalkan suatu perusahaan mengalami musibah karena salah satu gudangnya terbakar, maka
data keuntungan perusahaan pada periode tersebut akan terpengaruh. Dalam beberapa situasi,
analis ingin memecaha data time-series ke dalam empat komponen tersebut
Gerakan / variasi yang tidak tetap adalah gerakan / variasi yang sifatnya sporadis, misalnya
naik-turunnya produksi akibat banjir yang datangnya tidak teratur.

4)      Trend merupakan pergerakan time series dalam jangka panjang, bisa merupakan tren
naik atau turun. Diperlukan waktu jangka panjang (15 atau 20 tahun) untuk melihat pola tren
tersebut. Tren tersebut bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk, perubahan
teknologi, dan semacamnya.
Gerakan trend jangka panjang adalah suatu gerakan yang menunjukkan arah perkembangan
secara umum (kecenderungan menaik / menurun). Garis trend sangat berguna untuk membuat
ramalan (forecasting) yang sangat diperlukan bagi perencanaan.
c.       Beberapa metode dalam time series
Seperti yang sudah di sebutkan di atas sebelumnya bahwa metode dalam time series ada
beberapa yaitu:
   1.    ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) pada dasarnya menggunakan
fungsi eret waktu, metode ini memerlukan pendekatan model identification serta penaksiran
awal dari paramaternya.
Model ARIMA musiman digunakan pada data yang mempunyai korelasi yang tinggi pada
periode waktu (musim) yang sama. Model ARIMA musiman satu periode dapat dinyatakan
sebagai berikut (Cryer, 1986; Wei, 1990; Box dkk., 1994).
Adapun  adalah panjang periode musiman,  adalah operator mundur atau back shift operator,
dan  adalah suatu deret white noise dengan rata-rata nol dan varians konstan.
2.     Kalman Filter banyak digunakan pada bidang rekayasa sistem untuk memisahkan sinyal
dari noise yang masuk ke sistem. Metoda ini menggunakan pendekatan model state space
dengan asumsi white noise memiliki distribusi Gaussian.
Bayesian merupakan metode yang menggunakan state space berdasarkan model dinamis
linear (dynamical linear model). Sebagai contoh: menentukan diagnosa suatu penyakit
berdasarkan data-data gejala (hipertensi atau sakit jantung).
Metode smoothing dipakai untuk mengurangi ketidakteraturan data yang bersifat musiman
dengan cara membuat keseimbangan rata-rata dari data masa lampau.
Metode Rata – Rata
Metode rata-rata bergerak tunggal
Metode rata-rata bergerak ganda
–        Menghitung rata-rata bergerak pertam è
–        Menghitung rata-rata bergerak kedua è
–        Menentukan besarnya nilai at (konstana) è
–        Menentukan besarnya nilai bt (slope). è
Dimana V= jangka waktu rata-rata bergerak
–        Menentukan ramalan. è
Dimana  m =jangka waktu peramalan ke depan
Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
Bentuk umumnya è
Ft+1 = αXt + (1 – α)Ft
Ft+1 = αXt + α(1 – α)Xt-1 +α(1 – α)2Xt-2 + ……………+ (1 – α)N Ft+(N-1)
Dengan :
Ft+1 = ramalan suatu periode ke depan
Xt = data aktual periode t
Ft = ramalan pada periode
α = parameter pemulusan (0<α<1)
Regresi menggunakan dummy variabel dalam formulasi matematisnya. Sebagai contoh:
kemampuan dalam meramal sales suatu produk berdasarkan hargan
Time series regression merupakan model yang digunakan untuk tujuan peramalan dimana
variabel dependen ( yt ) dan variabel prediktor merupakan deretan waktu. Model time series
regression sebagaimana tertulis pada Bowerman dan O’Connell (1993) adalah
,
dengan
=  nilai observasi pada periode  t
= trend pada periode t
= faktor musiman pada periode t
= error pada periode t
Pada model musiman dengan pendekatan regresi maka faktor musiman  dimodelkan  melalui
variabel dummy (Cryer, 1986; Bowerman dan O’Connell, 1993)

Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan
tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai.
Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :

Peramalan berdasarkan jangka waktu :


1. Peramalan jangka pendek ( kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan : digunakan
untuk rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, tingkat produksi),

2. Peramalan jangka menengah ( tiga bulan hingga tiga tahun : digunakan untuk perencanaan
penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana
operasi),

3. Peramalan jangka panjang ( tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk
baru, penganggaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta
pengembangan).

Peramalan berdasarkan rencana operasi


Ramalan ekonomi  : membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan
indikator perencanaan lainnya,
Ramalan teknologi :       berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi dan  produk baru,
Ramalan permintaan : berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan.
Ramalan ini disebut juga ramalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan
siatem penjadualan perusahaan.

Peramalan berdasarkan metode / pendekatan :


1. Peramalan kuantitatif, menggunakan berbagai model matematis atau metode statistik dan
data historis dan atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan.

2. Peramalan kualitatif, menggunakan intuisi, pengalaman pribadi dan berdasarkan pendapat


(judment) dari yang melakukan peramalan.

METODE PERAMALAN 2

Peramalan berdasarkan metode terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Metode Kuantitatif

Metode Peramalan Kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :


Model seri waktu / metode deret berkala (time series)  metode yang dipergunakan untuk
menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu,
Model / metode kausal (causal/explanatory model), mengasumsikan variabel yang
diramalkan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel
bebas (independent variable).
1. Model Seri Waktu / Metode deret berkala, terbagi menjadi :

Rata-rata bergerak (moving averages),


Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),
Proyeksi trend (trend projection)
Penjelasan:

1. Rata-rata bergerak (moving averages),


Rata-Rata Bergerak Sederhana (simple moving averages) : bermanfaat jika diasumsikan
bahwa permintaan pasar tetap stabil  :
Rata-Rata Bergerak Tertimbang (weighted moving averages) : apabila ada pola atau trend
yang dapat dideteksi, timbangan bisa digunakan untuk menempatkan lebih banyak tekanan
pada nilai baru :
2. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),

Penghalusan Eksponensial : metode peramalan dengan menambahkan parameter alpha dalam


modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Istilah eksponensial dalam metode ini
berasal dari pembobotan/timbangan (faktor penghalusan dari periode-periode sebelumnya
yang berbentuk eksponensial.

3. Proyeksi trend (trend projection)

Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan metode yang dignakan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan
matematis.

2. Model / metode kausal (causal/explanatory model)

Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang
diperkirakan dengan variabel alin yang mempengaruhinya tetapi buakn waktu. Dalam
prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :

Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang
dianalisis secara statis.
Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang
yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka
pendek.
Peramalan menggunakan metode regresi:

Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi
hasil peramalan.

Hal- hal yang perlu diketahu sebelum melakukan peramalan dengan metode regresi adalah
mengetahui terlebih dahulu mengetahui kondisi- kondisi seperti :

Adanya informasi masa lalu


Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data (dikuantifikasikan)
Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang
akan datang.
Adapun data- data yang ada dilapangan adalah :

Musiman (Seasonal)
Horizontal (Stationary)
Siklus (Cylikal)
Trend
Dalam menyusun ramalan pada dasarnya ada 2 macam analisis yang dapat digunakan yaitu :
Analisi deret waktu(Time series), merupakan analisis antaravariabel yang dicari dengan
variabel waktu
Analisis Cross Section atau sebab akibat (Causal method), merupakan analisis variabel yang
dicari dengan variabel bebas atau yang mempengaruhi.
Ada dua pendekatan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu
dengan metode regresi sederhana yaitu :

Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier


Analisis deret untuk regresi sederhana yang non linier
Untuk menjelaskan hubungan kedua metode ini kita gunakan notasi matematis seperti:

Y = F (x)

Dimana :

Y = Dependent variable (variabel yang dicari)

X = Independent variable (variabel yang mempengaruhinya)

Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan
sebagai berikut :

Y=a+bx

Dimana a dan b adalah merupakan parameter yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat
digunakan dengan menggunakan rumus :

kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus :

2. Metode Kualitatif

Metode kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan
dan pengalamanseseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain
dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan kualitatif dapat menggunakan teknik/metode
peramalan, yaitu :

Juri dari Opini Eksekutif : metode ini mengambil opini atau pendapat dari sekelompok kecil
manajer puncak/top manager (pemasaran, produksi, teknik, keuangan dan logistik), yang
seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik.
Gabungan Tenaga Penjualan : setiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di
daerahnya, yang kemudian digabung pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai
ramalan secara menyeluruh.
Metode Delphi : dalam metode ini serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden,
jawabannya kemudian diringkas dan diberikan kepada para ahli untuk dibuat peramalannya.
Metode memakan waktu dan melibatkan banyak pihak, yaitu para staf, yang membuat
kuesioner, mengirim, merangkum hasilnya untuk dipakai para ahli dalam menganalisisnya.
Keuntungan metode ini hasilnya lebih akurat dan lebih profesional sehingga hasil peramalan
diharapkan mendekati aktualnya.
Survai Pasar (market survey) : Masukan diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial
terhadap rencana pembelian pada periode yang diamati. Survai dapat dilakukan dengan
kuesioner, telepon, atau wawancara langsung.
Memantau Ramalan

Bila peramalan sudah selesai, yang paling adalah tidak melupakannya. Sangat jarang manajer
yang ingin mengingat bila hasil ramalan mereka sangat tidak akurat, tetapi perusahaan perlu
menentukan mengapa permintaan aktual (variabel yang diuji) secara signifikan berbeda dari
yang diproyeksikan.
Salah satu cara untuk memantau peramalan  guna menjamin keefektifannya adalah
menggunakan isyarat arah.
Isyarat Arah (Tracking Signal) : adalah pengukuran tentang sejauh mana ramalan
memprediksi nilai aktual dengan baik
Isyarat Arah, dihitung sebagai jumlah kesalahan ramalan berjalan (running sum of the
forecast error, RSFE) dibagi dengan deviasi absolut mean (MAD)
Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan
metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:

Mendefinisikan Tujuan Peramalan


Misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari
suatu permintaan.

Membuat diagram pencar (Plot Data)


Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu
sebagai axis (X).

       3.      Memilih model peramalan yang tepat

Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model
peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.

Melakukan Peramalan

Menghitung kesalahan ramalan (forecast error)


Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan
terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai
ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang dinyatakan
dalam:

et = Y(t) – Y’(t)

Dimana : Y(t)  = Nilai data aktual pada periode t

Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t


t       = Periode peramalan

Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared
Errors) danEstimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)

SSE = S e(t)2 = S[Y(t)-Y’(t)]2

Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.


Apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian
tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.

Melakukan Verifikasi
Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan tersebut sesuai
dengan pola data sebenarnya.

METODE PERAMALAN LAINNYA

Metode Market Experiment (Percobaan Pasar)


Yaitu suatu cara untuk membuat peramalan permintaan dengan melakukan uji coba pada
segmen atau bagian pasar tertentu. Uji coba dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Metode ini biasanya digunakan untuk
produk baru atau produk yang mengalami inovasi atau pengembangan.

–          Contoh: Pada produk Rokok Halim diberikan kepada konsumen secara gratis selama
1 bulan di berbagai tempat untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk tersebut atau
memberi diskon saat produk ini launching. Setelah respon masyarakat bagus, lalu Hilam
dijual secara bertahap yaitu Rp 2.500,00 lalu dijual secara stabil pada harga Rp 4.000,00
karena termasuk produk baru oleh karena itu tetap dijual di bawah harga pasar agar dapat
menarik minat konsumen.

Metode Peramalan Dengan Pendekatan Marketing Research

Dalam melakukan peramalan permintaan konsumen, berbagai metode dapat digunakan


terutama dengan pendekatan penelitian pemasaran (Marketing Research) karena bagian
pemasaranlah yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Metode peramalan yang
sering digunakan yaitu:

–          Survey Pelanggan

Survey pelanggan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan
persepsi konsumen atau pelanggan dengan cara mewawancarai konsumen secara langsung
atau memberikan kuisioner yang sudah dipersiapkan. Biasanya juga disertakan nomer
telephone atau alamat pada suatu produk agar konsumen bisa secara leluasa menyampaikan
saran ataupun kritik.
CARA PALING EFEKTIF MENINGKATKAN
CAPASITAS PRODUKSI

Peningkatan Capasitas Produksi sebagai variabel terikat merupakan fungsi dari


beberapa variabel bebas seperti  faktor Manusia, Material, Methode, machine, dan
Environmnet.
Ke-5 faktor ini tidak memiliki bobot atau prosentase yang sama. Inilah yang akan
saya share dengan anda. Ada kalanya orang produksi terjebak dengan faktor-faktor
ini tanpa tahu mana yang sebenarnya menjadi prioritas. Apapun level anda dalam
strukur organisasi produksi, Manager, Supervisor, atau Grup Leader. 

FAKTOR-FAKTOR  TIDAK PRIORITAS

1. ENVIRONTMENT

Dengan mengoptimalkan luas ruang, tata letak dan alur gerakan material, sebenarnya faktor
ini sudah tidak bisa diupgrade lagi sampai ada investasi baru. Jika anda yakin lay out mesin
saat ini merupakan model terbaik, dalam hal aliran bahan/material, gerakan operator, dan
aliran proses, lupakan faktor ini.

2. MATERIAL

Faktor ini, memiliki kontribusi kegagalan proses yang termat kecil dan jika ditemukan
bukannya sudah jelas dimana titik masalahnya, yaitu suplier. Jadi tidak perlu dipikirkan

3. MAN / MANUSIA

Sebagai orang produksi, kita harus siap dengan segala situasi di Indonesia. Penggunaan
Tenaga kerja Kontrak menyebabkan derasnya arus pergantian personel.  Hampir tidak kita
tidak bisa lakukan apapun sekarang. Artinya dengan orang barupun operasional produksi
harus tetap berjalan dengan baik. Mind set ini akan memberikan ketahanan terhadap kondisi
perubahan tenaga kerja. Secara alamiah seluruh leader di produksi jika memiliki mind set
yang sama akan mengkondisikan semua operasi, mulai dari prosedure kerja, standard mutu,
dll menjadi mudah dimengerti dan dipahami oleh operator baru.
FAKTOR-FAKTOR  PRIORITAS PENGEMBANGAN

1. METHODE KERJA

Faktor ini penting untuk menutup kekurangan di faktor Man/Manusia tadi. Kita tidak
menjadikan faktor Man sebagai prioritas perhatian dan pengembangan, namun harus
diimbangi dengan faktor Metode Kerja.  Metode Kerja merupakan Semua hal terkait dengan
prosedure, aturan, standard dll yang digunakan sebagai acuan dalam operasional kerja.
Bagaimana caranya orang dengan status kontrak, baru masuk bisa mengoperasikan mesin
dengan benar dan aman.

Perusahaan harus memiliki sistem untuk operator baru. Misal sistem ini terdiri dari dari fase
indoor trainning dan semua modul dalam 2 hari, lalu praktik langsung dalam pengawasan.
Dimesin sudah dilengkapi panduan-panduan visual untuk mempermudah dalam operasional
dan pengecekan quality.
Temukan cara paling mudah untuk memahami proses, buat dokumentasi visualnya, lalu
jadikan buku panduan bagi mereka. Didalamnya sudah ada mengenai standard safety, cara
operasional mesin, dan gambaran umum item. Pasti ini akan mempercepat mereka dalam
operasional mesin.

2. FAKTOR MESIN

Inilah faktor yang paling atas, dan mutlak anda mengerti. Anda pernah dengar Hukum Pareto
80:20, bunyinya seperti ini, 20% Action akan memberikan 80% hasil.
Inilah yang saya maksud, faktor inilah 20% anda. Pertanyaannya Apakah leader produksi
harus mengerti mesin? Jawabannya, Ya!

Pemahaman mengenai permesinan dari pengalaman saya, menjadi kompetensi Dasar bagi
leader produksi.  Ibarat Pemancing syarat kompetensinya ya bisa menggunakan Joran, atau
Pembalap bisa menyetir. Pemahaman akan mesin akan memberikan sense, kekuatan dan visi
dalam diri leader produksi.
Kerahkan fokus dan pengembangan pada mesin. Analisa terlebih dahulu apakah capasitas
kecil ini karena faktor Down time yang tinggi, atau memang Cycle Time mesin yang
rendah.Tentunya kedua faktor ini memiliki treatment yang berbeda.

Anda harus lebih dekat dengan orang-orang Teknik dan Maintenance. Ini yang saya maksud,
keterlibatan anda sebagai leader kedalam aktivitas mereka akan memberikan motivasi
tersendiri bagi bagian Teknik. Posisikan mereka pada garis paling depan dalam pasukan anda.

Perhatikan kemampuan bagian Teknik anda, apakah  sudah mencukupi untuk melakukan
improvement. Jika anda rasa belum, lakukan recruitment baru dengan spesifikasi kompetensi
yang lebih kuat, baik dari pendidikan maupun ekperience. Jika Team Teknik anda sudah
menguat, secara continually, Peningkatan kapasitas Produksi  akan terus berlangsung.

Setelah   Mesin C di Upgrade dan menghasilkan Capasitas 110 Pcs/Day, maka Neck process
berpindah ke Mesin A, begitu seterusnya. Hingga mesin berada di capasitas dan utilisasi
maksimum, saatnya untuk melakukan Investasi pembelian mesin baru.

CARA PALING EFEKTIF MENINGKATKAN


CAPASITAS PRODUKSI

Peningkatan Capasitas Produksi sebagai variabel terikat merupakan fungsi dari


beberapa variabel bebas seperti  faktor Manusia, Material, Methode, machine, dan
Environmnet.
Ke-5 faktor ini tidak memiliki bobot atau prosentase yang sama. Inilah yang akan
saya share dengan anda. Ada kalanya orang produksi terjebak dengan faktor-faktor
ini tanpa tahu mana yang sebenarnya menjadi prioritas. Apapun level anda dalam
strukur organisasi produksi, Manager, Supervisor, atau Grup Leader. 

FAKTOR-FAKTOR  TIDAK PRIORITAS

1. ENVIRONTMENT

Dengan mengoptimalkan luas ruang, tata letak dan alur gerakan material, sebenarnya faktor
ini sudah tidak bisa diupgrade lagi sampai ada investasi baru. Jika anda yakin lay out mesin
saat ini merupakan model terbaik, dalam hal aliran bahan/material, gerakan operator, dan
aliran proses, lupakan faktor ini.
2. MATERIAL

Faktor ini, memiliki kontribusi kegagalan proses yang termat kecil dan jika ditemukan
bukannya sudah jelas dimana titik masalahnya, yaitu suplier. Jadi tidak perlu dipikirkan

3. MAN / MANUSIA

Sebagai orang produksi, kita harus siap dengan segala situasi di Indonesia. Penggunaan
Tenaga kerja Kontrak menyebabkan derasnya arus pergantian personel.  Hampir tidak kita
tidak bisa lakukan apapun sekarang. Artinya dengan orang barupun operasional produksi
harus tetap berjalan dengan baik. Mind set ini akan memberikan ketahanan terhadap kondisi
perubahan tenaga kerja. Secara alamiah seluruh leader di produksi jika memiliki mind set
yang sama akan mengkondisikan semua operasi, mulai dari prosedure kerja, standard mutu,
dll menjadi mudah dimengerti dan dipahami oleh operator baru.

FAKTOR-FAKTOR  PRIORITAS PENGEMBANGAN

1. METHODE KERJA

Faktor ini penting untuk menutup kekurangan di faktor Man/Manusia tadi. Kita tidak
menjadikan faktor Man sebagai prioritas perhatian dan pengembangan, namun harus
diimbangi dengan faktor Metode Kerja.  Metode Kerja merupakan Semua hal terkait dengan
prosedure, aturan, standard dll yang digunakan sebagai acuan dalam operasional kerja.
Bagaimana caranya orang dengan status kontrak, baru masuk bisa mengoperasikan mesin
dengan benar dan aman.

Perusahaan harus memiliki sistem untuk operator baru. Misal sistem ini terdiri dari dari fase
indoor trainning dan semua modul dalam 2 hari, lalu praktik langsung dalam pengawasan.
Dimesin sudah dilengkapi panduan-panduan visual untuk mempermudah dalam operasional
dan pengecekan quality.
Temukan cara paling mudah untuk memahami proses, buat dokumentasi visualnya, lalu
jadikan buku panduan bagi mereka. Didalamnya sudah ada mengenai standard safety, cara
operasional mesin, dan gambaran umum item. Pasti ini akan mempercepat mereka dalam
operasional mesin.

2. FAKTOR MESIN

Inilah faktor yang paling atas, dan mutlak anda mengerti. Anda pernah dengar Hukum Pareto
80:20, bunyinya seperti ini, 20% Action akan memberikan 80% hasil.
Inilah yang saya maksud, faktor inilah 20% anda. Pertanyaannya Apakah leader produksi
harus mengerti mesin? Jawabannya, Ya!

Pemahaman mengenai permesinan dari pengalaman saya, menjadi kompetensi Dasar bagi
leader produksi.  Ibarat Pemancing syarat kompetensinya ya bisa menggunakan Joran, atau
Pembalap bisa menyetir. Pemahaman akan mesin akan memberikan sense, kekuatan dan visi
dalam diri leader produksi.

Kerahkan fokus dan pengembangan pada mesin. Analisa terlebih dahulu apakah capasitas
kecil ini karena faktor Down time yang tinggi, atau memang Cycle Time mesin yang
rendah.Tentunya kedua faktor ini memiliki treatment yang berbeda.

Anda harus lebih dekat dengan orang-orang Teknik dan Maintenance. Ini yang saya maksud,
keterlibatan anda sebagai leader kedalam aktivitas mereka akan memberikan motivasi
tersendiri bagi bagian Teknik. Posisikan mereka pada garis paling depan dalam pasukan anda.

Perhatikan kemampuan bagian Teknik anda, apakah  sudah mencukupi untuk melakukan
improvement. Jika anda rasa belum, lakukan recruitment baru dengan spesifikasi kompetensi
yang lebih kuat, baik dari pendidikan maupun ekperience. Jika Team Teknik anda sudah
menguat, secara continually, Peningkatan kapasitas Produksi  akan terus berlangsung.

Setelah   Mesin C di Upgrade dan menghasilkan Capasitas 110 Pcs/Day, maka Neck process
berpindah ke Mesin A, begitu seterusnya. Hingga mesin berada di capasitas dan utilisasi
maksimum, saatnya untuk melakukan Investasi pembelian mesin baru.

Pengertian Waste dalam Produksi dan Jenis-Jenis Waste


Dalam Manufacture

Waste secara kasar dapat diartikan sebagai ‘sampah’ atau hal-hal yang tidak
berguna, tidak member nilai tambah, tidak bermanfaat, dan merupakan
pemborosan. Berkaitan dengan produksi, waste merupakan hal-hal yang
melibatkan penggunaan material atau resource lainnya yang tidak sesuai dengan
standar.

Jenis waste yang diamati dibagi menjadi dua yakni 7 waste yang diidentifikasi oleh Taiichi
Ohno sebagai bagian dari sistem produksi Toyota dan 5 additional waste yakni jenis waste
yang ditambahkan oleh referensi atau sumber lain. 7 waste meliputi overproduction, waiting,
inefficient transportation, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary
motion, dan defects. Sedangkan 5 additional waste meliputi underutilized people, danger,
poor information, loss of materials, dan breakdown.

Produksi berlebih (overproduction).

Overproduction adalah produksi produk dengan jumlah lebih banyak dari


permintaan konsumen atau melebihi jumlah yang dibutuhkan. Overproduction
merupakan jenis waste yang paling parah dibandingkan yang lain, karena
diperlukan tambahan usaha penanganan bahan, tempat tambahan untuk
menyimpan persediaan, dan tenaga tambahan untuk memantau persediaan,
dokumen tambahan, dan lain-lain. Overproduction juga bisa disebabkan oleh
produksi yang dikerjakan sebelum waktunya. Jika hal ini terjadi, maka biaya
material dan upah pekerja bertambah sedangkan nilai hasil kerja tidak bertambah.

Bentuk overproduction bisa berupa :

Produksi secepat mungkin, sesegara mungkin, atau sebanyak mungkin melebihi permintaan.
Produksi terlalu banyak, terlalu cepat (just in case).
Produksi berlebihan yang mengganggu smooth flow of goods.
Produksi berlebihan yang mengabaikan keinginan customer.
Produksi yang mengarah kepada inventory yang berlebihan.
Produksi dengan material yang berlebihan yang menyebabkan produk berlebih.

Overproduction dapat mengakibatkan :

Costs money
Resource yang digunakan melebihi dari yang direncanakan.
Menghasilkan inventory.
Inventory/defect problems menjadi masalah tersembunyi yang sulit diidentifikasi.
Space utilization terlihat meningkat tetapi disebabkan karena produksi yang tidak semestinya.

Waktu tunggu (waiting)


Waiting meliputi seluruh waktu yang membuat proses produksi terhenti. Beberapa referensi
menyebutkan bawah waiting waste juga terjadi pada operator yang hanya mengamati
jalannya mesin otomatis. Pemborosan ini terjadi karena pekerjaan dilakukan sepenuhnya oleh
mesin dan operator tidak melakukan pekerjaan apapun.

Bentuk waiting bisa berupa :

Menunggu kedatangan material, informasi, peralatan, dan perlengkapan.


Barang work in progress (WIP) yang tertunda untuk masuk proses selanjutnya.
Lost machine availability.
People wait on machinery.

Waiting dapat mengakibatkan :

Terjadinya bottlenecks.
Sering terjadi stop/start production.
Workflow continuity yang buruk.
Menyebabkan bottlenecks.
Lead time menjadi lama.
Waktu pengiriman (delivery time) atau transfer terganggu.

Transportasi berlebih (inefficient transportation)

Transportation atau transportasi merupakan pergerakan barang, baik material, work in


progress (WIP), atau barang jadi yang memiliki resiko kerusakan, kehilangan, penundaan,
dan lain sebagainya, serta menambah biaya tanpa memberikian nilai lebih. Transportasi pasti
ada di setiap produksi, namun jika transportasi tersebut berlebihan atau tidak efisien maka
harus diminimalkan.

Bentuk inefficient transportation bisa berupa :

Aliran material yang terlalu rumit / kompleks.


Poor close coupling.
Wasted floor space.
Material handling yang tidak perlu.
Transportasi yang berpotensi merusak produk.

Inefficient transportation dapat mengakibatkan :

Waktu produksi meningkat (tidak efisien).


Pemakaian resource & floorspace yang tidak efisien.
Komunikasi buruk.
Work in Progess (WIP) meningkat.
Produk bisa rusak.
Proses yang tidak sesuai (inappropriate processing)

Inappropriate processing meliputi semua aktivitas dalam proses produksi yang seharusnya
tidak perlu ada. Inappropriate processing umumnya terjadi jika peralatan produksi tidak
terawat, kurang siap pakai, atau kurang sempurna baik tingkat akurasi, fleksibilitas, integrasi
otomatisasi dan sebagainya, sehingga operator harus mengeluarkan usaha  lebih banyak.

Bentuk inappropriate processing bisa berupa :

Proses tidak sesuai standar.


Proses tidak efisien.
Proses menggunakan terlalu banyak resource.
Inappropriate processing dapat mengakibatkan :
Pemakaian resource yang tidak efisien.
Waktu produksi meningkat (tidak efisien).
Hasil produk tidak sesuai spesifikasi atau formula.
Dapat mengurangi life of product.

Persediaan yang tidak perlu / berlebih (unnecessary inventory)

Bentuk waste ini bisa berupa persediaan material, barang work in progress (WIP), maupun
barang jadi yang menambah pengeluaran dan belum menghasilkan pemasukan, baik oleh
produsen maupun untuk konsumen. Ketiga jenis bentuk inventory di atas tidak diproses
dengan segera hingga menghasilkan nilai tambah.

Unnecessary inventory dapat mengakibatkan :

Menambah biaya (biaya inventori).


Membutuhkan extra storage space.
Membutuhkan extra resource.
Masalah shortages & defects menjadi tersembunyi atau sulit teridentifikasi.
Produk bisa rusak selama inventori.
Waktu pemasaran menuju expire / kadaluarasa mejadi pendek.

Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion)

Bentuk unnecessary motion berupa gerakan manusia / individu (operator, foreman dan orang-
orang yang berhubungan langsung dengan produksi) atau peralatan yang berlebihan, tidak
efektif, dan tidak memberikan nilai tambah bagi jalannya proses produksi.

Unnecessary motion dapat mengakibatkan :

Mengganggu aliran produksi.


Waktu produksi meningkat (tidak efisien)
Dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Lead time produksi bertambah (tidak efisien).

Produk cacat (defects)

Defects merupakan kecacatan kualitas yang terjadi dalam proses maupun produk akhir akan
menghambat pengiriman produk. Selain itu, dibutuhkan usaha dan biaya tambahan untuk
penangan produk cacat seperti rework dan pembuangan. Diperlukan proses tambahan dalam
usaha untuk memperoleh kembali nilai dari produk yang cacat tersebut.

Bentuk defects bisa berupa :

Produk yang tidak lolos standar kualitas (ketidaksesuaian standar kualitas ini dapat
ditemukan atau diidentifikasi langsung di area produksi, distribusi, atau saat sudah berada di
tangan konsumen).
Rework atau reproses yang berlebih.
Desain produk atau formula yang tidak tepat.

Defects dapat mengakibatkan :

Adds costs.
Mengganggu jadwal produksi.
Pemakaian resource yang tidak semestinya (tidak efisien).
Menimbulkan rework atau reproses (tidak efisien).
Kepercayaan konsumen berkurang.

Underutilized people

Underutilized people merupakan waste karena pekerja yang tidak mengeluarkan seluruh
kemampuan yang dimilikinya baik mental, kreativitas, ketrampilan, dan kemampuan fisik.

Bentuk underutilized people bisa berupa :

Pekerja lamban dan tidak tangkas.


Pekerja malas atau tidak termotivasi dalam bekerja.
Pekerja terlalu sering membutuhkan bantuan orang lain.
Pekerja bekerja bukan pada bidangnya atau keahliannya.

Underutilized people dapat mengakibatkan :


Output produksi tidak optimal.
Produksi bisa jadi lambat.
Lambatnya penyelesaian masalah yang berkaitan dengan produksi.
Sering terjadi human error.

Danger
Danger merupakan ketidakamanan (unsafe) area kerja. Danger berkaitan dengan resiko
kecelakaan kerja akibat hazard. Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko bahaya dan resiko
tersebut harus diminimalkan.

Bentuk danger bisa berupa :

Kecelakaan kerja.
Lingkungan kerja yang tidak ergonomis (misal : paparan noise tinggi, heat stress dan
sabagainya).

Danger dapat mengakibatkan :

Menambah biaya karena harus menanggung biaya perawatan.


Proses produksi tertunda jika terjadi kecelakaan kerja.
Reputasi perusahaan mengenai perlindungan pekerja bisa tercoreng.
Produktivitas pekerja berkurang karena terkena paparan noise, heat sress, vibration dan lain-
lain.

Poor information

Poor information merupakan wujud dari buruknya aliran informasi dalam proses produksi.

Bentuk poor information bisa berupa :

Kesalahpahaman komunikasi antar pekerja.


Perintah produksi yang tidak jelas.

Poor information dapat mengakibatkan :

Proses produksi yang tidak sesuai ketentuan.


Tertundanya produksi jika terjadi misunderstanding.
Produk yang dihasilkan tidak sesuai ketentuan jika desain engineering atau formula tidak
tersampaikan dengan baik.

Loss of materials

Loss of materials merupakan ketidaksesuain jumlah material yang digunakan dengan output
produksi yang diharapkan.

Bentuk loss of materials bisa berupa :

Penggunaan material yang tidak optimal atau banyak yang terbuang.


Barang work in progress (WIP) yang terbuang (biasanya karena kebocoran atau penyesuaian
mesin).
Produk jadi yang hilang (bisa karena ketidakcermatan atau masalah keakuratan dalam
inspeksi sehingga produk baik dianggap sebagai produk reject).

Loss of materials dapat mengakibatkan :

Material cost membengkak (tidak sebanding dengan output).

Breakdown

Breakdown merupakan kerusakan pada mesin atau alat produksi.

Breakdown dapat mengakibatkan :

Produksi tertunda.
Biaya perawatan membengkak.

Waste

7 Waste dalam Lean Manufakturing


Terdapat 7 Macam Kategori Waste yang sering terjadi dalam industri
Manufacturing, diantaranya :
 

1. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk Finished
Goods (Barang Jadi) maupun WIP (Barang Setengah Jadi) tetapi tidak ada order / pesan dari
Customer. Beberapa Alasan akan adanya Overproduction (kelebihan Produksi) antara lain
Waktu Setup Mesin yang lama, Kualitas yang rendah,  atau pemikiran “Just in case” ada yang
memerlukannya.

2. Waste of Inventory (Inventori)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah Akumulasi dari Finished Goods
(Barang Jadi), WIP (Barang Setengah Jadi) dan Bahan Mentah yang berlebihan di semua
tahap produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan, Modal yang besar, orang yang
mengawasinya dan pekerjaan dokumentasi (Paparwork).

3. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan
(defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya tambahan yang berupa
biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya.

4. Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang buruk, peng-
organisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan
barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya Letak Gudang yang jauh dari Produksi.

5. Waste of Motion (Gerakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena Gerakan –gerakan Pekerja maupun Mesin yang
tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. Contohnya
peletakan komponen yang jauh dari jangkauan operator, sehingga memerlukan gerakan
melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil komponen tersebut.

6. Waste of Waiting (Menunggu)


Saat Seseorang atau Mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut disebut menunggu.
Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin
yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya , Adanya kerusakkan Mesin, supply
komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau informasi
tertentu.

7. Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)

Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang diproduksi maupun
customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses
yang berlebihan. Contohnya : proses inspeksi yang berulang kali, proses persetujuan yang
harus melewati banyak orang, proses pembersihan. Semua Customer menginginkan produk
yang berkualitas, tetapi yang terpenting adalah bukan proses Inspeksi berulang kali yang
diperlukan tetapi bagaimana menjamin Kualitas Produk pada saat pembuatannya. Yang harus
kita lakukan adalah Carikan Root Cause (akar penyebab) dari suatu permasalahan dan
ambilkan tindakan (countermeasure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut.

Tujuh Pemborosan atau seven Waste ini disingkat dalam bahasa Inggris
menjadi “TIMWOOD” menjadi :

T ransportation              →Transportasi
I nventory                         →Inventori
M otion                             →Gerakan
W aiting                            →Menunggu
O verprocessing             →Proses yang berlebihan
O verproduction             →Produksi yang berlebiha
D efect                               →Kerusakan

Cara Mudah Membuat Forecast/ Peramalan


Definisi Forecast / Peramalan 

Peramalan adalah seni atau teknik untuk memprediksi sesuatu di masa depan.
Kalo dihubungkan dengan produksi, peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan
suatu produk atau beberapa produk di masa yang akan datang.
Peramalan permintaan ini bisa menjadi masukan penting untuk sistem perencanaan dan
pengendalian pabrik.

Kegunaan Membuat Forecast/ Peramalan


Hasil peramalan permintaan produk, material, tenaga kerja, keuangan adalah sebuah masukan
yang sangat penting untuk proses penjadwalan, perekrutan tenaga kerja, dan memastikan
sumber daya apa saja yang diperlukan dalam suatu sistem produksi

Hasil peramalan dibutuhkan dalam penentuan dan perencanaan strategi dalam Supply Chain
Management

Langkah-Langkah Membuat Forecast/ Peramalan

Tentukan tujuan peramalan


Apa tujuan kita melakukan peramalan??
Misalkan kita akan meramal untuk besar penjualan (sales) tahun depan.

Tetapkan time horizon


Peramalan yang akan kita lakukan termasuk peramalan jangka pendek, jangka menengah,
atau jangka panjang??
Karena kita akan meramal penjualan maka kita gunakan peramalan jangka menengah.

Pilih teknik peramalan yang akan kita gunakan


Apakah kita akan menggunakan metode peramalan kualitatif atau peramalan kuantitatif??
Peramalan penjualan menggunakan metode kualitatif.

Kumpulkan dan analisis data


Data-data apa saja yang kita butuhkan untuk meramal penjualan kita satu tahun ke depan??
Data penjualan tahun lalu, tren penjualan mendatang, tingkat persaingan, dll.

Persiapan melakukan peramalan

Pantau terus proses peramalan kita

Prinsip-Prinsip Membuat Forecast/ Peramalan

– Peramalan hampir selalu salah


– Setiap peramalan harus disertai dengan perkiraan besar error
– Actual error pasti selalu lebih besar daripada estimated error
– Peramalan jangka pendek lebih akurat daripada peramalan jangka panjang
– Bias-bias psikologi mengganggu hasil peramalan

Pengertian Bill of Material (BOM) dan Cara membuat


Bill of Material (BOM)
Definisi Bill of Material 

Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar  item, bahan, atau
material  yang  dibutuhkan  untuk merakit, mencampur  atau memproduksi  produk akhir.  

BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. BOM 
dibuat  sebagai  bagian  dari  proses  desain  dan  digunakan  oleh  manufacturing engineer 
untuk  menentukan  item  yang  harus  dibeli  atau  diproduksi.  Perencanaan pengendalian
produksi dan persediaan menggunakan BOM yang di-hubungkan dengan master 
production  schedule,  untuk  menentukan  release  item  yang  dibeli  atau diproduksi.  

Berbagai macam definisi Bill of Material (BOM) :

1.      Sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan
untuk membuat suatu produk. BOM tidak hanya menspesifikasi produk tapi juga berguna
untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan
untuk karyawan produksi atau perakitan.

2.      Sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan
untuk membuat suatu produk.

3.      Sebuah daftar hierarki dari material (component, subassembles, ingredent..) yang


dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk, menunjukkan jumlah setiap item yang
dibutuhkan. Informasi-informasi lain mungkin juga dimasukkan dalam BOM untuk planning
dan costing.

4.      Sebuah daftar dari komponen-komponen yang menyusun sebuah sistem. Contohnya,


sebuah BOM dari sebuah RUMAH terdiri dari semen, balok, kayu, atap, pintu, jendela,
listrik, pemanas dkk. Setiap subassembly juga terdiri dari sebuah BOM; sistem pemanas
disusun dari perapian, salutan pipa, dll.
5.      Dokumen yang digunakan oleh sebuah perusahaan manufaktur atau bisnis lainnya
untuk meminta material dari inventory yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. BOM menunjukkan spesifikasi dari setiap item dan ‘wakil’ dari perusahaan
kepada pelanggan. Penghasil industri barang dan bahan mentah dapat mendapat mengetahui
kebiasaan membeli pelanggan-pelanggannya dari informasi-informasi dalam BOM. BOM
juga digunakan untuk keperluan accounting dengan tujuan untuk mengkalkulasi harga dari
produk yang dibuat.

6.      Sebuah daftar dari raw materials, sub-assemblies, intermediate assemblies, sub-


component, parts dan jumlah dari kebutuhan untuk mengolah produk akhir.

7.      Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar yang mencantumkan seluruh sub-
assemblu, part, dan bahan baku beserta jumlahnya masing-masing, yang diperlukan untuk
membuat sebuah produk jadi.

Sebuah Bill of Material yang akurat menunjukkan informasi tentang masing-masing input
produk, seperti : nomor komponen, deskripsi komponen, jumlah yang diperlukan untuk
setuap komponen, satuan ukurannya, dan lead time pengerjaan/pemesanan. Seluruh item dan
BOM harus diidentifikasi dan diberi nomor secara unik.

Bill of Material (BOM) yang tradisional  memperlihatkan daftar komponen


tersebut dalam bentuk struktur produk dan dinyatakan dalam level manufaktur.
Dalam bentuk skematik, selain dikenal sebagai struktur produk, BOM yang
terstruktur dikenal juga sebagai pohon produk.
Masing-masing komponen pada BOM di tempatkan dalam level-level yang
didasari logika berpikir sebagai berikut :

Level 0
Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen pembentuk dari produk lain

Level 1
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 0. Pada waktu bersamaan,
komponen ini juga dapat merupakan sebuah produk jadi. Sebagai gambaran, ban mobil juga
dapat dijual terpisah sebagai produk jadi yang siap pakai. Bagaimanapun, jika digunakan
sebagai komponen pembentuk langsing dalam pembuatan otomotif (mobil), maka akan
digolongkan sebagai item dengan level 1

Level 2
Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 1. Sebagaimana level 1,
komponen pada level 2 juga dapat digumakan sebagai komponen pembentuk langsung pada
level 0 atau sebagai produk jadi.

Level 3
Untuk selanjutnya, dapat didefinisikan dengan maksud yang sama.

Penggambaran Bill of Material dalam bentuk struktur prosduk seperti di atas memang lebih
mudah dimenegerti tetapi apabila jumlah dan level komponen sangat banyak maka
penggambaran dengan struktru produk menjadi tidak efisien. Oleh karena itu Bill of Material
juga digambarkan dalam bentuk tabel.

Format Bill of Material (BOM)

Single-Level Bill of Material (BOM)

Menampilkan assembly atau sub-assembly dengan hanya satu level children. Menampilkan
komponen yang langsung dibutuhkan untuk membuat assembly atau sub-assembly.
Indented Bill of Material (BOM)

Menampilkan level item tertinggi mendekati margin kiri dan komponen yang digunakan pada
item ini lebih menjorok ke margin sebelah kanan.

Modular Bill of Material (BOM)

Adalah tipe dari BOM dan elemen kritis dalam menentukan stuktur produk dari produk akhir.
Modular BOM menentukan komponen material, dokumen, bagian-bagian dan gambar-
gambar rekayasa yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sub-assembly. Selama modular
BOM sebagian besar berhubungan dengan produk fisik, konsep tersebut akan dapat
digunakan dalam berbagai macam industri (contoh software, medical records). Modular
BOM digunakan oleh sistem informasi modern untuk melayani berbagai macam tujuan
seperti menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah sub-
assembly, dan menyediakan informasi biaya untuk setiap komponen dan “rolled up”
informasi untuk keseluruhan sub-assembly.
Untuk produk-produk yang dapat dikonfigurasi/berbasis pilihan (contoh automobile, PC),
perusahaan harus merencanakan setiap kombinasi dan permutasi untuk setiap option dan
memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan struktur Modular
BOM, perusahaan dapat merencanakan permintaan untuk setiap modul independen dari
setiap permintaan produk akhir dengan mengestimasi tingkat popularitas modul sub-
assembly.

Jenis – jenis Bill of Material (BOM) :

· Modul Bill of Material

Bahan langsung (direct material)


Adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri
secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Contoh ATAP untuk membuat sebuah rumah.
Tenaga kerja langsung (direct labour) / tenaga kerja manual (touch labour)
Digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi.
Contoh biaya untuk tukang kaca dalam membuat sebuah rumah.
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead)
Biaya overhead mencakup semua biaya produksi yang TIDAK termasuk dalam bahan
langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead termasuk biaya bahan tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan, dsb.

· Planning Bills dan Phantom Bills. Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat
menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of
material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara
waktu.

· Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk
yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.
Struktur Bill of Material (BOM)

Struktur standar (tree structure/pyramid structure)

Subassemblies lebih banyak dibandingkan dengan produk akhir dan komponen lebih banyak
daripada subassemblies. Hanya sedikit jumlah produk akhir yang dibuat dari komponen-
komponen penyusunnya. Produk akhir ini disimpan dalam stok untuk pengiriman.

Struktur produk :

Puncak adalah produk akhir


Bagian tengah adalah assemblies
Bagian bawah adalah komponen dan bahan baku

Struktur Modular (bourglas structure)

Subassemblies/modular lebih sedikit dibanding produk akhir dan komponen lebih banyak
daripada subassemblies. Dalam stuktur modular banyak produk akhir yang dibuat dari
subassemblies yang sama kemudian disimpan untuk assembly untuk memenuhi pesanan
pelanggan.
Struktur produk :
Puncak adalah produk akhir
Bagian tengah adalah assemblies
Bagian bawah adalah komponen dan bahan baku

Struktur Inverted
Subassemblies lebih sedikit dibanding dengan produk akhir dan jumlah komponen dan bahan
baku lebih sedikit dibanding dengan subassemblies. Dalam struktur inverted banyak produk
akhir dibuat dari sejumlah raw material yang terbatas berdasarkan pada pesanan pelanggan.
Struktur produk :
Puncak adalah produk akhir
Bagian tengah adalah assemblies
Bagian bawah adalah komponen dan bahan baku
Cara Pembuatan Bill of Material (BOM):

Komponen-komponen yang terdapat atau indikator apa saja yang harus di ketahui
sebelum pembuatan bill of material :

·  Menentukan tipe atau jenis bill of material yang sesuai dengan produk yang akan di buat.
·  Data-data valid yang akan di gunakan sebagai referensi dalam pembentukan bill of
material.
·  Pahami dan kuasai sistem atau aplikasi yang di gunakan untuk pembuatan bill of material
(contoh aplikasi : SAAP, IFS, Aplikasi berbasis Web base, dan lain-lain).

·  Tentukan penomoran sebagai pengganti kode suatu barang atau gambar, biasanya setiap
 perusahaan memiliki format khusus dalam penomoran kode barang

·  Pahami dan kuasai struktur level komponen / barang  sebelum di bentuk.

·  Pahami dan kuasai proses  yang terdapat di dalam suatu komponen. (contoh : welding
proses, painting proses, machining proses dan lain-lain)

·  Tentukan dan identifikasi item / barang sesuai fungsinya (contoh : barang di beli atau tidak
dibeli, barang di perlu di proses atau tidak di proses dan lain-lain).

·   Lakukan validasi setelah terbentuk dengan melakukan pengecekan.


·   Lakukan pengecekan berkala untuk memastikan bill of material benar.

Dalam pembuatan bill of material atau daftar order barang, perlu di ingat bahwa sebelum di
lakukan nya pembuatan kita harus pahami terlebih dahulu apa yang akan kita buat, daftar
order barang harus sesuai dengan yang di butuhkan. Pembuatan bill of material atau daftar
order barang dapat di buat dengan cara pembuatan baru atau memodifikasi bill of material
yang sudah ada.  Setiap perusahaan pastinya memiliki sistem yang berbeda satu sama lain, itu
disebabkan kebutuhan yang berbeda sesuai kategori perusahaan masing-masing . Banyak
pilihan aplikasi atau software yang dapat di gunakan dan penanganannya pun berbeda-beda
pada setiap system yang dipakai.

Pahami dan kuasai terlebih dahulu system aplikasi perusahaan anda sebelum anda melakukan
pembuatan bill of material dan Pelajari fungsi-fungsi dalam system aplikasi perusahaan anda.
Kumpulkan semua data-data pendukung atau referensi  yang akan di implementasikan nanti
ke dalam bill of material, perhatikan dengan teliti setiap informasi yang di butuhkan agar
sesuai dengan yang di harapkan.

Sebelum memulai pembuatan bill of material, pastikan semua part nomer sudah terdaftar
kedalam system anda, setiap part nomer mewakili satu barang atau komponen. Pastikan
bahwa part nomer  tersebut telah memiliki atributnya dengan lengkap, seperti : partnomer
tersebut di beli atau tidak , memiliki proses atau tidak memiliki proses, harga barang atau
komponen, kode vendor atau suplier dan lain-lain. Semua informasi itu di butuhkan sebelum
kita melakukannya. Atribut informasi tersebut dapat di sesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing perusahaan.

Setelah data-data lengkap part nomer sudah di buat, mulailah merangkai satu per satu part
nomer  tersebut , untuk mempermudah  mulailah dari level yang paling atas (contoh : nama
produk)

Manfaat Bill of Material (BOM)

Sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang


penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan yang harus
digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch
Untuk peramalan (forecasting) barang yang keluar masuk dan inventori maupun transaksi
produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan pelanggan
Menghitung berapa banyak yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber
daya yang ada pada saat kita ini. Apabila sumber daya yang ada tidak mencukupi, sistem
dapat menghitung lagi berapa sumber daya yang diperlukan sekaligus membantu dalam
proses pengadaan barang. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem juga dapat
menentukan cara pembuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan
pelanggan. Dalam proses ini segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat
dalam sistem tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi.
Menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu
yang tepat.

Planning Bill of Material (BOM)

Untuk keperluan peramalan dan perencanaan digunakan pendekatan Palnning terhadap


struktur produk atau BOM sehingga dikenal dengan adanya Planning BOM. Planning BOM
adalah suatu pengelompokkan pembuatan dari item-item dan kejadian-kejadian dalam format
BOM. Planning BOM tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat tetapi
menggambarkan produk bayangan (pseuda product) atau produk gabungan (composite
product) yang diciptakan untuk:
1. Memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan
2. Mengurangi jumlah produk akhir
3. Membuat proses perencanaan dan penjadwalan menjadi lebih akurat
4. Menyederhanakan pemasukan pesanan pelanggan
5. Menciptakan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang lebih efisien dan fleksibel
6. Melakukan penjadwalan tingkat dua

Tujuan Planning Bill of Material (BOM)

1. Mengijinkan perencana untuk memenuhi tujuan-tujuan operasional maupun non


operasional lainnya
2. Memudahkan penjadwalan produksi induk (MPS) atau perencanaan material (MRP)
3. Pendekatan planning BOM akan efektif apabila terdapat perubahan proses yang meningkat
dan lingkungan yang kompetitif serta dinamik

Pengertian Peta Rakitan

Peta Rakitan (Assembly Chart)


Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian
(sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara
yang mudah untuk memahami :
1. Komponen-komponen yang membentuk produk
2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian
4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan
5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian
6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
7. Urutan waktu komponen bergabung bersama
8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Standar Pengerjaan dari Assembly Chart adalah sebagai berikut [Apple,1990, hal 139] :
1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan lingkaran
berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di sebelah kanan lingkaran tersebut.

2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6
mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah,
dsb) yang dirakit pada proses tersebut.

3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan
lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri harus ditarik ke
sebelah kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm.

4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat, gambarkan garis
tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki lingkaran 12 mm yang
menunjukkan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2
dan langlah 3.

5. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah
tercantum, masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran (jika perlu),
komponen yang terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub
assembly.

Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus menunjukkan
lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang, tapi hanya benar-benar
menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi
akan menentukan akan menetukan apa yang harus dilakukan operator.
Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen,
yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga
digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan
yang rumit.
Jenis-Jenis Gudang Berdasarkan Tipe dan Kegunaannya
Gudang adalah jenis yang paling umum dari tempat penyimpanan meskipun memang ada
bentuk-bentuk lain (misalnya, tangki penyimpanan. Beberapa gudang memiliki bangunan
besar dan luas sehingga memungkinkan kegiatan pembongkaran barang dari truk pemasok
dan kegiatan memuat barang ke pelanggan secara bersamaan

Di bawah ini kita membahas lima tipe gudang:

1. Gudang Pribadi/Swasta– jenis gudang ini dimiliki dan dioperasikan oleh pemasok dan
reseller untuk digunakan dalam kegiatan distribusi mereka sendiri. Sebagai contoh, jaringan
ritel besar menyediakan gudang untuk toko mereka atau grosir mengoperasikan sebuah
gudang di mana ia menerima dan mendistribusikan produk.

2. Gudang Publik/Umum – gudang umum pada dasarnya adalah ruang yang dapat
disewakan untuk mengatasi kebutuhan distribusi dalam jangka pendek. Pengecer yang
memiliki gudang sendiri mereka sendiri terkadang mencari ruang penyimpanan tambahan
jika kapasitas gudang mereka tidak mencukupi atau jika mereka melakukan pembelian
produk dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sebagai contoh, pengecer bisa memesan
tambahan barang untuk memaksimalkan penjualan di toko atau ketika ada harga promosi dari
pemasok jika membeli dalam jumlah besar.

3. Gudang otomatis – Dengan kemajuan teknologi komputer dan robotika banyak gudang
sekarang memiliki kemampuan otomatis. Tahapan otomatisasi sampai pada pemakaian
conveyor belt untuk mengangkut barang sehingga memerlukan orang yang lebih sedikit
untuk menangani kegiatan penyimpanan.

4. Climate-Controlled Warehouse. Iklim-Controlled Warehouse – Gudang penyimpanan


yang  menangani berbagai jenis produk dengan penanganan khusus kondisi seperti freezer
untuk menyimpan produk beku dan kelembaban lingkungan.

5. Distribution Centre, Ada beberapa gudang yang hanya menyimpan produk dalam waktu
sangat cepat. Gudang ini berfungsi sebagai titik dalam sistem distribusi pada produk yang
diterima dari berbagai pemasok dan segera dikirimkan ke banyak pelanggan. Misalkan,
seperti dengan penanganan Distribution Centre untuk Perishable Food sebagian besar produk
yang masuk di pagi hari dan didistribusikan pada akhir hari

ma dari gudang umum [atau dikontrak] adalah bahwa mereka tidak memerlukan investasi
modal dari pengguna. Pengguna menghindari investasi di gedung-gedung, tanah dan
penanganan material peralatan, serta biaya memulai operasi dan perekrutan dan pelatihan
personil.
Karena atau biaya tinggi yang terlibat, banyak perusahaan hanya mampu menghasilkan
modal yang cukup untuk membangun atau membeli gudang. Gudang adalah jangka panjang,
sering berisiko, investasi [yang kemudian mungkin sulit untuk menjual karena desain yang
disesuaikan]. Mempekerjakan dan pelatihan karyawan, dan pembelian peralatan penanganan
bahan membuat memulai proses yang mahal dan memakan waktu. Dan tergantung pada sifat
dari perusahaan, laba atas investasi mungkin lebih besar jika dana tersebut disalurkan ke laba
lainnya menghasilkan peluang.
Sebuah pertimbangan lebih lanjut dalam keputusan adalah tingkat pengembalian yang
alternatif gudang swasta akan menyediakan. Minimal investasi disebuah gudang milik
perusahaan harus menghasilkan tingkat pengembalian yang sama seperti investasi lain
perusahaan. Sebagian besar perusahaan merasa menguntungkan untuk menggunakan
beberapa kombinasi dari pergudangan publik dan swasta. Gudang swasta digunakan untuk
menangani tingkat persediaan dasar yang dibutuhkan untuk biaya logistik setidaknya di pasar
dimana volume membenarkan kepemilikan. Gudang umum digunakan dimana volume tidak
cukup untuk membenarkan kepemilikan atau untuk menyimpan persyaratan puncak.

Penyimpanan dan Penanganan Biaya

Ketika sebuah perusahaan menggunakan gudang publik, ia tahu penyimpanan dan


penanganan biaya yang tepat karena menerima tagihan setiap bulan. Pengguna oleh karena
itu dapat meramalkan biaya untuk berbagai tingkat aktivitas karena ini adalah diketahui
terlebih dahulu. Perusahaan yang mengoperasikan fasilitas mereka sendiri sering merasa
sangat sulit untuk menentukan secara tepa tbiaya tetap dan variabel pergudangan.
Gudang publik biasanya biaya berdasarkan kasus, palet atau kilogram disimpan atau
ditangani. Ketika volume kegiatan  cukup besar, biaya pergudangan umum melebihi biaya
fasilitas pribadi, yang membuat kepemilikan lebih menarik.
Pergudangan swasta dapat lebih murah dalam jangka panjang. Biaya operasi dapat 15 sampai
25 persen lebih rendah jika perusahaan mencapai yang memadai melalui menempatkan atau
pemanfaatan. Norma industri yang berlaku umum untuk tingkat pemanfaatan 75 sampai 80
persen. Jika suatu perusahaan tidak dapat mencapai setidaknya 75 persen pemanfaatan,
umumnya akan lebih cocok menggunakan pergudangan umum.
Keuntungan

Sebuah perusahaan juga dapat menyadari manfaat pajak ketika ia memiliki gudang-
gudangnya. Penyusutan tunjangan pada peralatan bangunan mengurangi hutang pajak.
Di beberapa negara, perusahaan dapat memiliki keuntungan jika tidak memiliki harta di
negeri ini. Kepemilikan berarti bahwa perusahaan melakukan bisnis di negara ini dan dengan
demikian tunduk pada berbagai pajak nasional. Pajak-pajak ini dapat menjadi substansial.
Jika perusahaan ini tidak memiliki harta di sebuah negara, mungkin merasa menguntungkan
untuk menggunakan sebuah gudang publik.
Beberapa negara tidak mengenakan properti atau pajak pertambahan nilai (PPN) pada
persediaan dalam jenis tertentu dari pusat-pusat gudang atau pemenuhan, ini tempat
penampungan pajak berlaku baik untuk persediaan gudang dan penyimpanan biasa di transit
persediaan. Sebagai contoh, Amazon.co.ukdanTesco.comoutsourcing sendiri rangka
pemenuhan DC di Kepulauan Channe l(di Selat Inggris) untuk penjualan konsumen online
karena mereka dibebaskan dari Inggris yang normal 17,5 persen PPN.

Suatu ketentuan Port free diberlakukan di beberapa negara memungkinkan persediaan yang
akan diadakan untuk sampai satu tahun, bebas pajak. Produsen tidak membayar pajak tetap.
Gudang publik membayar pajak tetap dan termasuk biaya ini ditingkat gudang, tetapi biaya
lebih kecil pada per unit melalui dasar menempatkan karena biaya dialokasikan di antara
semua klien menggunakan gudang publik.

Skala Ekonomis

Gudang publik mampu mencapai skala ekonomi yang mungkin tidak mungkin untuk
beberapa perusahaan. Karena gudang publik menangani persyaratan nomor atau perusahaan,
volume mereka memungkinkan kerja staf gudang penuh waktu. Selain itu, biaya
pembangunan yang non linier dan perusahaan membayar premi untuk membangun sebuah
fasilitas kecil. Ekonomis kala tambahan dapat diberikan dengan menggunakan bahan lebih
mahal, tapi lebih efisien, penanganan peralatan dan dengan menyediakan keahlian
administrasi dan lainnya.
Ekonomi atau skala juga hasil dari konsolidasi pengiriman kecil dengan para pesaing yang
tidak menggunakan gudang publik yang sama. Gudang publik mengkonsolidasikan pesanan
pelanggan yang spesifik dari produk-produk dari sejumlah produsen yang berbeda dalam
pengapalan tunggal. Hal ini menyebabkan biaya pengiriman yang lebih rendah dan
mengurangi kemacetan di dermaga pelanggan yang menerima. Pelanggan yang mengambil
pesanan mereka digudang publik dapat memperoleh produk dari beberapa manu faktur dalam
satu kali, jika produsen semua menggunakan fasilitas yang sama.

Kriteria Ruang Penyimpanan.

Ruang untuk Memenuhi Kebutuhan Puncak


Jika operasi sebuah perusahaan tergantung pada musiman/tren, pilihan gudang publik
memungkinkan pengguna untuk menyewa ruang penyimpanan sebanyak yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan puncak. Sebuah gudang swasta, di sisi lain, memiliki kendala
pada jumlah maksimum produk yang dapat disimpan karena tidak dapat diperluas dalam
jangka pendek. Juga, kemungkinan untuk menjadi kurang dimanfaatkan selama sebagian dari
setiap tahun. Karena kebanyakan perusahaan mengalami variasi dalam tingkat persediaan
karena musiman dalam permintaan atau produksi, promosi penjualan atau faktor lain,
pergudangan umum menawarkan keuntungan yang berbeda yang memungkinkan biaya
penyimpanan bervariasi secara langsung dengan volume.

Keterbatasan Ruang

Ruang pergudangan umum mungkin tidak tersedia kapan dan dimana perusahaan
menginginkannya. Keterbatasan ruang memang terjadi secara berkala di pasar yang dipilih,
yang dapat berdampak buruk pada logistik dan strategi pemasaran perusahaan.
Kriteria Pengoperasian

Kontrol

Dalam pergudangan swasta, perusahaan yang memiliki barang dapat latihan tingkat kontrol
yang lebih besar. Perusahaan memiliki kontrol langsung dari dan tanggung jawab untuk
produk sampai pelanggan mengambil kepemilikan atau pengiriman, yang memungkinkan
perusahaan untuk mengintegrasikan fungsi pergudangan lebih mudah ke dalam sistem total
logistik.
Dengan gudang kontrol akan tingkat fleksibilitas yang lebih besar untuk merancang dan
mengoperasikan gudang agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan karakteristik produk.
Perusahaan dengan produk yang memerlukan penanganan khusus atau penyimpanan tidak
dapat menemukan pergudangan umum layak. Perusahaan harus memanfaatkan pergudangan
swasta atau kapal produk langsung ke pelanggan. Gudang dapat di modifikasi ekspansi
menyeluruh atau renovasi untuk memfasilitasi perubahan produk, atau dapat dikonversi ke
pabrik manufaktur atau lokasi kantor cabang.

Fleksibilitas

Keuntungan lainnya yang ditawarkan oleh gudang publik adalah fleksibilitas. Memiliki atau
memegang sewa jangka panjang digudang bisa menjadi beban jika kondisi bisnis
memerlukan perubahan dalam lokasi. Gudang publik hanya memerlukan kontrak jangka
pendek. Kontrak jangka pendek tersedia dari gudang umum membuatnya mudah bagi
perusahaan untuk mengubah lokasi lapangan gudang karena perubahan di pasar (misalnya
pergeseran populasi), biaya relatif dari berbagai modal angkutan, volume produk yang dijual
atau posisi keuangan perusahaan.
Selain itu, sebuah perusahaan yang menggunakan gudang umum tidak harus menyewa atau
memberhentikan karyawan sebagai volume perubahan bisnis. Sebuah gudang publik tidak
menyediakan personil yang dibutuhkan untuk layanan tambahan ketika mereka diperlukan,
tanpa harus menyewa mereka secara penuh waktu.
Sebuah gudang public mungkin sangat fleksibel dan mudah beradaptasi dalam hal memenuhi
kebutuhan khusus suatu organisasi atau menyediakan layanan khusus yang dibahas di bawah
ini. Namun, layanan ruang atau khusus yang diinginkan tidak selalu tersedia di lokasi
tertentu. Banyak fasilitas gudang public hanya memberikan layanan lokal dan penggunaan
terbatas pada perusahaan yang mendistribusikan regional atau nasional. Sebuah pabrik yang
inginmenggunakan gudang public untuk distribusi nasional mungkin merasa perlu berurusan
dengan operator yang berbeda dan memantau beberapa perjanjian kontraktual.

Banyak ahli merasa bahwa kelemahan utama dari pergudangan swasta adalah sama sebagai
salah satu keuntungan utama; fleksibilitas. Sebuah gudang swasta mungkin terlalu mahal
karena berukuran tetap dan biaya. Terlepas dari tingkat permintaan pengalaman perusahaan,
ukuran gudang swasta dibatasi dalam jangka pendek. Sebuah fasilitas swasta tidak dapat
memperluas dan kontrak untuk memenuhi kenaikan atau penurunan permintaan. Ketika
permintaan rendah, perusahaan masih harus memikul biaya tetap serta produktivitas yang
lebih rendah terkait dengan ruang gudang yang tidak terpakai. Kerugiannya dapat
diminimalkan jika perusahaan mampu menyewakan bagian dari ruang tersebut.

Jika suatu perusahaan hanya menggunakan gudang swasta, kehilangan fleksibilitas dalam
pilihan lokasi strategis. Jika perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan perubahan cepat
dalam ukuran pasar, lokasi dan preferensi mungkin kehilangan peluang bisnis yang berharga.
Layanan pelanggan dan penjualan bisa jatuh jika sebuah gudang swasta tidak dapat
beradaptasi dengan perubahan dalam bauran produk perusahaan.

Risiko Waktu

Perusahaan biasanya merencanakan untuk fasilitas distribusi memiliki rentang hidup 20


sampai 40 tahun. Dengan berinvestasi di gudang swasta, manajemen risiko mengasumsikan
bahwa perubahan dalam teknologi atau dalam volume bisnis akan membuat fasilitas usang.
Dengan pergudangan masyarakat, perusahaan pengguna dapat beralih ke fasilitas lain dalam
waktu singkat, sering dalam waktu 30 hari.
Sumber Daya Manusia
Pengadilan telah memutuskan bahwa serikat pekerja tidak untuk pemogokan sebuah gudang
publik ketika serikat terlibat dalam perselisihan perburuhan dengan salah satu pelanggan dari
gudang itu. Jadi, menggunakan gudang umum memiliki keuntungan dari isolasi sistem
distribusi produsen dari sengketa perburuhan.
Memang, dengan menggunakan pergudangan swasta, perusahaan juga dapat membuat lebih
baik menggunakan sumber daya manusia. Ada perawatan yang lebih besar dalam penanganan
dan penyimpanan ketika tenaga kerja perusahaan sendiri mengoperasikan gudang. Beberapa
publik, gudang memungkinkan klien mereka untuk menggunakan karyawan mereka sendiri
dalam penanganan dan penyimpanan produk. Perusahaan dapat memanfaatkan keahlian
spesialis teknis.

Masalah komunikasi

Komunikasi yang efektif dapat menjadi masalah dengan gudang publik karena tidak semua
terminal kompute rdan sistem yang kompatibel. Sebuah operator gudang mungkin ragu-ragu
dan terminal lain hanya untuk satu pelanggan. Selain itu, kurangnya standarisasi dalam
perjanjian kontrakm embuat komunikasi tentang kewajiban kontrak sulit.
Layanan khusus

Gudang publik sering dapat menawarkan sejumlah layanan khusus yang


lebih ekonomis dibandingkan sebuah gudang swasta. Layanan khusus ini
meliputi:

1.Rusak-kasus penanganan, yang mogok jumlah kasus produsen untuk mengaktifkan pesanan
untuk kurang dari jumlah kasus yang penuh untuk diisi.
2.Kemasan produsen produk untuk pengiriman.
3.Konsolidasi produk rusak dan ingat untuk pengiriman ke produsen di segerobak atau
jumlah truk, selain untuk dokumentasi dan pra-kemasan yang mungkin diperlukan, gudang
publik dapat melakukan pengerjaan ulang [perbaikan-perbaikan] produk yang rusak.
4.Peralatan pemeliharaan dan layanan.
5.Saham memperhatikan produk untuk produsen dengan lini produk yang sangat terbatas atau
musiman; saham memerhatikan melibatkan pengiriman sebuah mobil yang penuh berisi
konsolidasi persediaan ke gudang publik hanya sebelum periode penjualan musiman
maksimum.
6.Sebuah layanan massal dimana produsen menggabungkan pesanan pelanggan yang berbeda
dalam suatu pasar tertentu, dan kapal mereka di mobil yang berisi penuh atau laju truk ke
gudang publik, ada perintah individu dipisahkan dan pengiriman lokal disediakan.

Keuntungan Tak Berwujud

Mungkin ada keuntungan tak berwujud tertentu yang berhubungan dengan kepemilikan
gudang. Ketika suatu perusahaan mendistribusikan produk-produknya melalui sebuah gudang
swasta, hal ini dapat memberikan pelanggan rasa ketetapan dan kelangsungan operasi bisnis.
Para pelanggan lebih peduli dengan waktu pengiriman produk dan lokasi pergudangan
terpencil dapat memberikan tingkat layanan yang sama jika dikelola dengan baik.

Fasilitas Pengembangan

Keputusan penting seorang eksekutif gudang logistik wajah adalah bagaimana


mengembangkan jaringan gudang optimal untuk produk perusahaan dan pelanggan.
Keputusan seperti itu meliputi sejumlah elemen yang signifikan. Manajemen harus
menentukan ukuran dan jumlah gudang, dan memastikan lokasi. Gudang masing-masing
harus ditata dan dirancang dengan baik dalam rangka untuk memaksimalkan efisiensi dan
produktivitas. Kotak solusi kreatif menggambarkan bagaimana SPARA ustria mencapai
distribusi yang lebih baik dan pelayanan sehingga lebih baik bagi toko ritel menyeluruh
keputusan untuk membangun satu pusat distribusi baru.

Cara Menyusun Anggaran Produksi dengan benar


 I.    Pengertian Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah suat perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang di dalamnya mencakup rencana
mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan.
Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus
diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda
yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan
yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka
pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan
memunculkan produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi
meliput penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang
direncanakan dan memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.
 Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-
orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan atau diramalkan.

 II.     Kegunaan Anggaran Produksi

 Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian kerja
divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran
produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk:

o   menunjang kegiatan penjualan,


o   menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen,
o   mengendalikan kegiatan produksi agar dapat meneipta harga pokok produksi yang
serendah – rendahnya.

Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian kerja
dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna sebagai.
1) Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan.
2) Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3)  Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.

 Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut :

a)  Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi
supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun
terhadap penjualan yang diinginkan.
b)  Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market
share tertentu.
c)  Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d)  Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang
sudah ada dapat sernakin berkembang.

 III.   Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Produksi

 Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan anggaran


penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran
biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan
penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang
diproduksi dan penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan anggaran produksi antara lain adalah:

o   Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan,


o   Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan,
o   Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan
hubungan kerja,
o   Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
o   Modal kerja untuk menjalankan proses produksi

IV.  Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget


Produksi :

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
v  Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan
v  Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
v  Syarat pembayaran barang yang dijual
v  Pemilihan saluran distribusi
v  Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
v  Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
v  Fasilitas yang dimiliki perusahaan
v  Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.

Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan :
v  Persaingan
v  Tingkat pertumbuhan penduduk
v  Tingkat penghasilan masyarakat
v  Tingkat pendidikan masyarakat
v  Tingkat penyebaran masyarakat
v  Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
v  Kebijaksanaan pemerintah
v  Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.

 V.   Penyusunan Anggaran Produksi

Dalam penyusunan anggaran produksi yang mengutamakan stabilitas produksi ditentukan


terlebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan setiap bulannya.
Akhirnya tingkat persediaan disesuaikan dengan kebutuhan, agar produksi tetap stabil.
     
Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam kondisi pasar
persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran
produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi.
Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit
dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit.

Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara faktor¬faktor produksi
yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan sempurna maka akan menghasilkan
output yang baik. Dengan adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat
diperbaiki tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan manajemen
produksi akan dapat dicapai dengan baik.

Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan kesempatan


yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai, sebenarnya sangat
banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya keterbatasan dalam
faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha dan
kegiatan yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan bagian
dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan
kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur, sebuah prosedur menunjukkan
bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya”.

Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat besar,
karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana.
Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
·         Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan
·         Merumuskan keadaan saat ini
·         Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
·         Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
            Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum
sebagai berikut:

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX


Tingkat persediaan akhir .......................................................XX     +

Jumlah………………………………………….....................XX
Tingkat persediaan awal ........................................................XX    -

Tingkat produksi ...................................................................XX

Anggaran produksi  merupakan dasar (bisnis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain


seperti anggaran bahan mentah , anggaran tenaga kerja langsung  dan anggaran biaya
overhead pabrik. Sehinngga hubungan antara tingkat penjualan,tingkat dan tingkat persediaan
dapat digambarkan secara diagramatis seperti berikut ini:

  
 VI.   Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi                                   

Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:

1.      Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan
anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam penyusunan anggaran
penjualan.
2.      Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3.      Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung dan
penggunaan fasilitas.
4.      Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5.      Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk sederhana
setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi. Jumlah produksi dihitung
dengan mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi. Produksi =
Penjualan+ pewrsediaan akhir – persediaan awal.
6.      Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan prinsip
jelas dan informatif

Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi

Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka
menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a.       Tahap perencanaan
1.      Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian
produksi.
2.      Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b.      Tahap pelaksanaan
1.      Menentukan kapan barang diproduksi.
2.      Menentukan dimana barang akan diproduksi
3.      Menentukan urut-urutan proses produksi
4.      Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
5.      Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
6.      Menyusun standar produksi
7.      Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang yang
harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan
disajikan dalam unit fisik, sehingga menghitung jumlah barang yang harus diproduksi adalah
mudah.
Contoh:

Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada awal periode
nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit. Sedangkan persediaan akhir
diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memproduksi barang A sebanyak 80 unit, dengan perhitungan
sebagai berikut:

Penjualan                                            100     unit


Persediaan akhir                                 40      unit         +

Kebutuhan                                           140     unit


Persediaan awal                                  60     unit         –

Produksi                                                80     unit

Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang akan
diproduksi oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu barang akan diproduksi ,
terlebih diperkirakan:

·   Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses barang
mentah menjadi barang jadi.
·  Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat kembali anggaran
penjualan.

 Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,lamanya proes
produksi dapat diketahui dengan mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu.
Sedangkan bagi perusahaan yang belum pernah menghasilkan barang tertentu sehingga tidak
mempunyai data historis tentang barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara
sederhana berupa pembuatan proto type Barang yang akan dihasilkan.

Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang
yang akan dihasilkan,beberapa faktor harus dipertimbangkan. Faktor –faktor tersebut
berupa :

a. Fasilitas pabrik
    Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas tersedia dalam pabrik
serta selalu selalu mempertimbangkan efisiensi penggunaan fasilitas tersebut.
b. Fasilitas pergudangan
    Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan secara khusus karna sifat-
sifatnya yang khusus pula.  Produksi yang terlalu jauh melebihi kemampuan gudang untuk
menyimpannya akan mengakibatkan resiko-resiko,yang tentu saja menimbulkan biaya bagi
perusahaan.

c. Stabilitas tenaga kerja


Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman. Dengan berdasarkan pada
anggaran penjualan,pada bulan-bulan tertentu dimana volume penjualan diperkirakan tinggi
mungkin perusahaan harus memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini perusahaan
dapat menambah buruhnya atau menambah jam kerja buruh setiap harinya. Apabila buruh
yang diperlukan sebagai tambahan mudah didapat maka tidak ada masalah yang dapat
mempengaruhi kelancaran prose produksi. Tetapi bila buruh tidak mudah di dapat, berarti
stabilitas kerja  diperusahaan itu terganggu. Ini dapat dihindarkan dengan membuat
perencanaan produksi secara hati-hati dan membuat kebijaksanaan dalam hal persediaan
dengan lebih teratur.

d. Stabilitas bahan mentah


 Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar hal itu dapat
membahayakan kelancaran proses produksi. Karna itu kebijaksanaan dalam pembelian
barang mentah sangat perlu diperhatikan.

e.  Model yang digunakan

Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya
volume produksi dan kebijaksanaan persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi
harus diseimbangkan dengan kemampuan financial.

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/cara-menyusun-anggaran-produksi-
dengan.html

Tujuan dan Pentingnya Proses Produksi dalam Manufacture

Proses Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan


untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan
benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan.

Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah


bentuknya dinamakan produksi jasa.
Tujuan Produksi dan Perilaku
Produsen

Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan dan
mempengaruhi perilaku produsen yang meliputi:

1. Menghasilkan barang atau jasa

Sangat jelas jika tujuan kegiatan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa
dengan menciptakan barang atau jasa baru melalui proses produksi oleh produsen.

2. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa

Sebuah perusahaan atau industri memproduksi suatu barang bertujuan untuk


meningkatkan nilai guna barang itu sendiri, di mana sebelumnya barang tersebut
belum atau kurang berguna tetapi sesudah melalui proses produksi nilai guna dari
barang tersebut menjadi lebih tinggi.

3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat

Tujuan dari proses produksi diharapkan dapat menghasilkan produk yang nantinya
dapat mendatangkan keuntungan (profit oriented) yang nantinya kemakmuran
masyarakat akan meningkat karena masyarakat akan memperoleh keuntungan
dengan memproduksi suatu barag/jasa.

Faktor-faktor produksi

1. Faktor produksi alam


Faktor produksi alam atau sumber daya alam adalah semua kandungan alam yang
dapat digunakan dalam proses produksi. Contoh : tanah, air, udara, tumbuh-
tumbuhan, hewan dan lain sebagainya.

2. Faktor produksi tenaga kerja


Faktor produksi tenaga kerja merupakan pelaksana dalam kegiatan produksi. Pada
umumnya faktor produksi tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan sifat kerja
dan kualitas hasil kerja. Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor
produksi asli.

Macam-macam tenaga kerja

a. Berdasarkan sifat kerja

Ternaga kerja jasmaniah : tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan fisik (otot), seperti
tukang becak, tukang batu, sopir dan penjaga malam.

Tenaga kerja rohaniah : tenaga kerja yang didasarkan perasaan atau pikiran : guru, peneliti,
pengacara, penceramah dan lain lain.

b. Berdasarkan kualitas kerja

Tenaga kerja terdidik : Tenaga yang memerlukan pendidikan sebelum berperan dalam
kegiatan produksi. Contoh, dokter, guru, dokter.

Tenaga kerja terlatih : Tenaga kerja yang sebelumnya harus mengkuti latihan terlebih dahulu
sebelum mengikuti proses produksi. Contoh : sopir, penjahit, montir, dan lain sebagainya.

Tenaga kerja kasar atau tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih : Tenaga kerja yang
tidak memerlukan pendidikan atau pelatihan terlebih dahulu, seperti kuli bangunan, pesuruh,
tukang parkir, tukang sapu dan lain sebagainya.

 3. Faktor produksi modal


Pengertian dari faktor produksi modal adalah semua hasil produksi manusia yang
akan digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contoh ; uang, mesin, alat
pertanian, alat transportasi dan lain sebagainya. Barang-barang modal disebut juga
dengan alat-alat produksi.
Dalam pembahasan selanjutnya modal akan dikelompokkan berdasarkan waktu
penggunaan pemilik (subyek), bentuk, wujud dan alat (sumber).

a. Berdasarkan waktu penggunaanya : modal dapat dibagi menjadi dua


macam yaitu :

-Modal tetap : modal yang tetap dan dapat digunakan beberapa kali dalam proses
produksi. Contoh, gedung, pabrik, mesin-mesin, traktor, dan ain sebagainya.-
Modal lancara : modal lancar dapat digunakan hanya dalam satu kali proses
produksi. Contoh : bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, dan lain sebagainya.

b. Berdasarkan pemiliknyaBerdasakrn pemiliknya moda dapat dibagi menjadi


dua juga, yaitu sebagai berikut :

Modal individu : Modal individu dimiliki oleh perseorangan dan akan memberikan hasil pada
yang memilikinya. Contoh : bunga tabungan, sewa rumah, dan tempat kos.

Modal kelompok (sosial) : Modal kelompok dimiliki secara bersama oleh masyarakat dan
memberikan manfaat bagi orang banyak. Contoh : rumah sakit, puskesmas, jalan raya,
lapangan sepak bola, gedung serbaguna dan lain sebagainya.
c. Berdasarkan bentuknya 

Berdasarkan bentuknya, modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

-Modal nyata : Modal nyata dapat berupa barang yang dapat digunakan dalam proses
produksi

-Modal abstrak : Tada dapat dilihat dan tidak dapat diraba namun mempunyai nilai dalam
produksi dan hasilnya dapat dirasakan. Contoh : kepandaian, pengetahuan, keahlian dan lain-
lain.

d. Berdasarkan sumbernya

Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

-Modal sendiri : Modal yang bersumber dari pemiliknya sendiri atau dari penyisihan
keuntungan yang diperoleh

-Modal pinjaman : Modal yang bersumber dari pinjaman dari pihak lain, yaitu berupa hutang.

4. Faktor produksi kewirausahaan


Keberadaan faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal belum dapat menjamin
terlaksananya suatu proses produksi, tanpa adanya pihak yang mengelolanya. Pihak
yang mempunyai kemampuan untuk mengelola ketiga faktor produksi tersebut
adalah kewirausahaan. Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk dapat
mengkombinasikan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal untuk
menghasilkan barang atau jasa dalam usahanya memperoleh keuntungan. Faktor
produksi modal dan kewirausahaan disebut dengan faktor produksi turunan.

Kemampuan yang harus dimiliki seorang pengusaha, antara lain :

-Perencanaan (planning) : Kemampuan ini mencakup penetapan tujuan dan penentuan


strategi

-Pengorganisasian (Organizing) : Kemampuan ini mencakup pembagian tugas dan


wewenang, mengatur hubungan dan tanggung jawab.

-Pengarahan (directing) : Kemampuan ini mencakup dorongan dan bimbingan serta


pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

-Pengawasan (Controling) : Kemampuan ini mencakup pengukuran dan penilaian hasil


pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan.

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/tujuan-dan-pentingnya-proses-produksi.html

Perencanaan Produksi dengan Metode EOQ (Economic


Order Quantity)
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)
Menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi. Beberapa hal yang dianggap penting menurut Ahyari dalam bukunya
efisiensi persediaan bahan (1999:48) yaitu : “waktu rata-rata yang diperlukan untuk
memesan, pemakaian rata-rata dalam waktu rata-rata, biaya untuk menyimpan apabila ada
persediaan yang berlebih, dan kerugian yang mungkin bila persediaan berkurang.”

Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan,
model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat
meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order
Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang
minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.

Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa


karakteristik antara lain :

a. jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan,

b. permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan
barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan bersifat konstan,

c. harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang akan
dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung
EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan dalam
pemesanan barang,

d. pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang
menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus menjaga
jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang,

e. pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya
kualitas barang,

f. biaya penyimpanan per unit pertahun konstan.

Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen
(2005:472) Economic Order Quantityakan menentukan jumlah pesanan persediaan
yang meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Rumus EOQ :

EOQ =

TC = D x C + xS+ xH

TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan

D = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu,

misalnya satu tahun.


S = Biaya pesanan setiap kali pesan.

C = Harga pembelian per unit yang dibayar.

I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam

persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan.

H = Biaya Penyimpanan per unit barang per tahun (Rp/unit/tahun)

= Jumlah (berapa kali) pesanan periode waktu (jumlah/pesanan/tahun)

= Persediaan rata-rata

Dengan adanya hal diatas, maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana pencegah
terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal adalah jumlah
yang menghasilkan biaya paling rendah dalam suatu periode.

Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point/ROP)

Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa
sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana
persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dalam penentuan/penetapan Reorder Point
haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

a. penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time),

b. besarnya safety stock.

Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :

1) menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama lead
time dan ditetapkan bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang setiap
harinya adalah 3 unit/hari.

ROP = (6 x 3) + 50% (6 x 3)

= 18 + 9

= 27 unit,

2) dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
ROP = (6 x 3) + (4 x 3)

= 18 + 12

= 30 unit

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada
jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan
tinggal 30 unit.

Penentuan Pemesanan Persediaan Barang Dagangan dengan Metode


Economic Order Quantity (EOQ)

Pada bagian ini akan dibahas mengenai perhitungan persediaan barang dagangan dengan
Metode Economic Order Quantity (EOQ) yang dapat meminimalkan biaya persediaan
nantinya untuk barang Pepsi Cola.

a. Penentuan Pemesanan Persediaan Barang dagangan dengan Metode EOQ terhadap Pepsi
Cola.

Perhitungan Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) Pepsi Cola adalah ;

Jumlah penggunaan Pepsi Cola selama 1 tahun = 1100 BIB

BIB adalah Bag In the Box (1 BIB = 23,55 kg)

Biaya pemesanan setiap kali pesan = Rp. 4.625,-

Harga pembelian per unit yang dibayar = Rp. 70.650,-

Biaya penyimpanan setiap tahunnya (70.650 x 25%) = Rp. 17.662,5,-

Diketahui ;

D = 1100 BIB

S = Rp. 4.625,-

C = Rp. 70.650,-

H = Rp. 17.662,5,- (70.650 x 25%)

Jawaban ; EOQ =

EOQ =
= = BIB

Pemesanan Pepsi Cola dalam 1 tahun : = 45,8 = kali

Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan Pepsi Cola yang paling ekonomis yang
dibutuhkan dalam 1 tahun adalah :

TC = D x C + xS+ xH

TC24 = (1100 x 70.650) + x 4.625 + x 17.662,5

= Rp. 77.715.000 + Rp. 211.979 + Rp. 211.950

= Rp.

Ini berarti, cara pemesanan yang paling ekonomis ialah pemesanan Pepsi Cola sebanyak 24
BIB setiap kali pesan, yang ini berarti bahwa kebutuhan akan Pepsi Cola sebanyak 1100 BIB
selama 1 tahun akan dipenuhi dengan 46 kali pesanan dengan jumlah pesanan 24 BIB. Pada
jumlah pesanan inilah tercapainya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang minimal.

Dari hasil perhitungan diatas penulis akan mencoba menganalisa hasil perhitungannya,
apakah total biaya persediaan tersebut merupakan biaya yang paling rendah, apabila setiap
kali pesan jumlah persediaan Pepsi Cola yang dipesan di bawah atau diatas EOQ (24 BIB).

Jika, Perhitungan TC pada pemesanan Pepsi Cola = 20 BIB

TC20 = (1100 x 70.650) + x 4.625 + x 17.662,5

= Rp. 77.715.000 + Rp. 254.375 + Rp. 176.625

= Rp.

Jika, Perhitungan TC pada pemesanan Pepsi Cola = 27 BIB

TC27 = (1100 x 70.650) + x 4.625 + x 17.662,5

= Rp. 77.715.000 + Rp. 188.426 + Rp. 238.444

= Rp.

Dari data diatas, terlihat bahwa perhitungan pesanan persediaan barang dengan menggunakan
metode Economic Order Quantity (EOQ) akan meminimalkan pengeluaran biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan. Total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang
juga dapat digunakan seefisien mungkin dan menghindarkan terjadinya persediaan yang
menumpuk dan mengantisipasi kekurangan persediaan. Dari contoh Pepsi Cola diatas, total
biaya pada pesanan 20 BIB Rp. 78.146.000,- lebih rendah Rp. 7.071,- (Rp. 78.146.000 - Rp.
78.138.929) dari total biaya pada pesanan 27 BIB Rp. 78.141.870,- juga lebih rendah Rp.
2.941,- (Rp. 78.141.870 - Rp. 78.138.929). Artinya bahwa jumlah pesanan sebanyak 24 BIB
dan dengan 46 kali pesanan dalam 1 tahun dengan total biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan persediaan sebesar Rp. 78.138.929,- akan meminimalkan biaya – biaya
persediaan, dimana barang yang dipesan sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.

Penentuan Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) Persediaan Barang Dagangan

Dilihat dari contoh masalah pada PT. FastFood Indonesia cabang Medan, diketahui juga
bahwa permintaan persediaan Pepsi Cola setiap penggunaannya di asumsikan 3 BIB dan
waktu tunggunya adalah 5 hari, maka titik pemesanan ulangnya dapat ditentukan yaitu :

d = 3 BIB

L = 5 hari

Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :

a. menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan


persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 60% dari
penggunaan selama lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 5 hari,
sedangkan kebutuhan barang setiap harinya adalah 3 BIB/hari.

ROP = (5 x 3) + 60% (5 x 3)

= 15 + 9

= 24 BIB

b. dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan


penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan
selama 4 hari,

ROP = (5 x 3) + (4 x 3)

= 15 + 12

= 27 BIB

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya
adalah pada jumlah 27 BIB, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada
waktu jumlah persediaan tinggal 27 BIB. Untuk titik pemesanan ulang atau
Reorder Point seperti pembahasan diatas yaitu pada saat Pepsi Cola tinggal 27
BIB artinya adalah pesanan persediaan barang akan dilakukan kembali ketika
tingkat persediaan Pepsi Cola tersisa 27 BIB.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/perencanaan-produksi-dengan-metode-eoq.html

Perencanaan produk dan Fungsi Perencanaan Produksi

PERENCANAAN PRODUK

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan


menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu,
perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal
dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau
perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada


kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian
secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi
yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan
kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh
customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis
keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima
oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada
perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk
dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat
dan langsung.

Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan


biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan
produk, yaitu:

1.  Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan


dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya
akan mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin
dibayar oleh pelanggan.

2.  Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap
unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan
berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume
penjualan dan harga penjualan tertentu.

3.  Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan


dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi
dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim
pengembangan.

4.  Biaya Pengembangan


Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang
penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5.  Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan


oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif
dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang
sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan
teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang
kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep
produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan
produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk
tersebut.

TUJUAN DAN FUNGSI RENCANA PRODUKSI

1.      Tujuan rencana produksi

         Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba


         Memaksimalkan layanan nasabah
         Meminimalkan investasi inventaris
         Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
         Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
         Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan

 2.      Fungsi rencana produksi

Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah:


  Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten
terhadap rencana strategis      perusahaan
  Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
  Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana
produksi
  Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan
membuat penyesuaian.
  Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi
dan rencana startegis
  Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi.
Tujuan dan Fungsi Perencanaan  Meramalkan permintaan produk yang
dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu. Memonitor
permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan
permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika
terjadi penyimpangan. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang
ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli. Menetapkan sistem
persediaan yang ekonomis, Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat
persediaan pada saat tertentu. Memonitor tingkat persediaan,
membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi
rencana produksi pada saat yang ditentukan. Membuat jadwal produksi,
penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci
C. PROSES PERENCANAAN PRODUK

Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang


dikembangkan dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan
mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang
diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran,
penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis
keunggulan para pesaing. Rencana produk perlu diperbarui secara
berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan perkembangan
yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan
pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek
pengembangan produk, yaitu:
a. Produk baru
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam
gaya idup, demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan
peluang-peluang kategori produk baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan
memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori
produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan
produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi
ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan
melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah
kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi
yang mungkin untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan
perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan
kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok
pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik
sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam
memperkirakan peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini
produknya dan dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran
pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan
perencanaanyang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan
teknologi dasar yang baru dalam lini produk.

d. Perencanaan platform produk


Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam
sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi
turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap
produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar
utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha
pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan
mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan
perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi
merupakan cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan
masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk
yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara
fundamental adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio
sesuai dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan
mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan
pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi
seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan
sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan
sumber daya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang
beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang
dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-
faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber
daya penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang
yang disebut tim inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih
sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah
umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi
pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi
yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari
operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini
akan terdapat dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk
pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara
spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar
kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan
pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh
stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir
dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan-keputusan tentang
produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk
mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.

b. Asumsi dan batasan


Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk
lebih terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam
menyatakan asumsi dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan
operasional manufaktur.
b) Pelayanan, Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat
menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu
menyatakan sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan.
c) Lingkungan, Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan
dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga
seharusnya tidak ada komponen yang dibuang pelanggan.
c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.
5. Merefleksikan hasil dengan proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya
menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil
dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim
pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui
proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu untuk
perbaikan.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/perencanaan-produk-dan-fungsi.html

Pengertian dan Pedoman Umum Penggudangan Logistik dalam Perencanaan


Produksi (PPIC)

Pengertian Pergudangan :

Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan,


penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan serta
pelaporan logistik dan peralatan logistic agar kualitas dan kuantitas tetap terjamin.

Dari pengertian penggudangan ini dapat digaris bawahi bahwa kegiatan


penggudangan tidak sekedar kegiatan memasukkan barang dalam ruang
penyimpanan (gudang), tetapi lebih dari itu, dalam kegiatan penggudangan penting
dilakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian logistic baik secara
teknis maupun administrative sehingga kegiatan tersebut dapat menjamin dan
menjaga kelangsungan dan kesinambungan setiap aktivitas dalam setiap unit kerja
di dalam suatu organisasi.

Merujuk beberapa kegiatan penggudangan dan tujuan penggudangan


tersebut, ada beberapa pedoman umum untuk melakukan kegiatan
penggudangan, yakni :

1.    Menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran logistic.


2.    Menjaga ketertiban administrasi penggudangan, baik untuk menjamin
keamanan barang maupun menyediakan piranti pertanggungjawaban pengelolaan
penggudangan.
3.    Melakukan penyimpanan logistic secara tepat sehingga logistic yang ada mudah
dicek, ditemukan dan diambil.
4.    Melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga mampu menjamin
kemanan dan keselamatan barang, petugas gudang maupun pihak-pihak yang
berkepentingan.
5.    Melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam gudang tidak
sekedar sebagai barang persediaan, tetapi juga barang yang siap pakai (ready for
use).
Agar pedoman ini dapat diimplementasikan dengan baik, perlu adanya rancangan
dan implementasi system kerja penggudangan logistic yang jelas dan tepat dalam
setiap organisasi.

Mekanisme Pergudangan

Mekanisme pergudangan meliputi proses sebagai berikut:

1.Penerimaaan
Penerimaan merupakan proses penyerahan dan penerimaan logistik dan
peralatan di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini
dilakukan:
a    Pendataan jumlah dan mutu logistik dan peralatan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku/layak untuk diberikan kepada korban bencana.
b    Pencatatan administratif sebagai dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan
oleh petugas yang bersangkutan.
2.Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses kegiatan penyimpanan logistik dan
peralatan di gudang dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:

a. Penempatan sesuai dengan denah.


b. Aman dari pencurian.
c. Aman dari gangguan fisik.
d. Aman dari pencemaran secara kimiawi dan biologi yang dapat merusak kualitas
dan kuantitas.
e. Aman dari kebakaran.
f. Penataan sesuai dengan standar pergudangan.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan logistik dan peralatan agar kondisi
tetap terjamin dan siap pakai untuk dipergunakan dalam penanggulangan bencana
secara efektif dan efisien dan akuntabel, melalui prinsip:

a.  5R = Ringkas, Rapih, Resik (bersih), Rawat, Rajin (secara terus menerus).
b.  First In First Out (FIFO) yaitu logistik dan peralatan yang pertama masuk adalah
yang pertama harus keluar.
c. First Expired Date First Out (FEFO) yaitu logistik dan peralatan yang pertama
kadaluwarsa harus yang pertama keluar untuk didistribusikan. Dalam penyusunan
logistik dan peralatan yang punya masa kedaluwarsanya lebih awal atau yang
diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab logistik dan peralatan yang
datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih tua
dan masa kadaluwarsanya mungkin lebih awal.
d. Logistik dan peralatan disusun di atas pallet secara rapih dan teratur, sesuai
dengan ketentuan.

4.Pendistribusian
Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran logistik
dan peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu
proses serah terima yang dapat dipertanggung jawabkan, disertai dengan bukti
serah terima. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan sesuai dengan kebutuhan
penanggulangan bencana.

5.Pengendalian
Pengendalian merupakan proses kegiatan pengawasan atas pergerakan
masuk keluarnya logistik dan peralatan dari dan ke gudang agar persediaan dan
penempatan dapat diketahui secara cepat, tepat dan akurat serta akuntabel.
Pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan formulir dala lampiran.

6.Penghapusan
a. Penghapusan merupakan rangkaian kegiatan pemusnahan logistik dan
peralatan dalam rangka pembebasan barang milik/kekayaan negara dari
tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

b. Tujuan penghapusan adalah sebagai berikut :


1)    Penghapusan merupakan bentuk pertanggung jawaban administrasi petugas
terhadap logistik dan peralatan yang dikelola, yang sudah ditetapkan untuk
dihapuskan/ dimusnahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2)    Menghindari pembiayaan (biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan dan
lain-lain) atau barang yang sudah tidak layak untuk dipelihara.
3)    Menjaga keselamatan agar terhindar dari pencemaran lingkungan.

c. Kegiatan Penghapusan adalah sebagai berikut :

1)    Membuat daftar logistik dan peralatan yang akan dihapuskan beserta alasan-
alasannya.
2)    Pisahkan logistik dan peralatan yang kadaluwarsa/ rusak pada tempat tertentu
sampai pelaksanaan pemusnahan.
3)    Melaporkan kepada atasan mengenai logistik dan peralatan yang akan
dihapuskan.
4)    Membentuk panitia pencelaan dan penghapusan logistik dan peralatan melalui
Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang.
5)    Membuat berita acara hasil pencelaan dan penghapusan logistik
dan peralatan yang akan dihapuskan.
6)    Melaporkan hasil pencelaan dan penghapusan kepada pejabat yang
berwenang.
7)    Melaksanakan penghapusan dan pemusnahan setelah ada keputusan dari
pejabat yang berwenang.

Macam - Macam Gudang/Pergudangan

Dilihat dari bentuk fisiknya gudang dibedakan menjadi :

a    Gudang tertutup


Gudang yang letaknya dalam sebuah bangunan tertutup, tidak bergerak, tidak untuk
lalu lintas barang dan digunakan untuk menyimpanan barang.
b    Gudang terbuka
•    Gudang terbuka tidak diolah
Berupa suatu lapangan terbuka yang permukaanya hanya diratakan tanpa
diperkeras.
•    Gudang terbuka diolah
Berupa lapangan terbuka yang sudah diratakan dan diperkeras yang
diperuntukkanbagi logistic yang tidak cepat terpengaruh oleh cuaca.
c    Gudang semi tertutup
Banguanan yang beratap tanpa dinding-dinding ujung yang lengkap, dan
diperuntukkan untuk menyimpan logistic yang memerlukan pertukaran udara
maksimum serta tidak memerlukan perlindungan lengkap tanpa udara.

Selain dilihat dari bentuk fisik bangunan, juga bisa dibedakan berdasarkan
fungsinya. Misalnya gudang operasional, gudang perlengkapan, gudang
pemberangkatan dan gudang musiman. Secara lebih spesifik, gudang dapat
dibedakan atas dasar barang-barang yang disimpan di dalamnya. Berdasarkan
pembedaaan ini dapat kita kenal adanya gudang alat tulis, alat medis, BBM, tenun,
alat rumah tangga, teknik maupun gudang rosokan.

2.4 Tata Ruang Gudang


Perencanaan Tata Ruang Gudang merupakan kegiatan pemikiran dan penetapan
segmen-segmen ruangan di dalam gudang serta pengaturan logistik di dalam ruang
tersebut. Sehubungan dengan hal ini, ada beberapa asas tata ruanng gudang yang
harus diperhatikan, dan beberapa asas tata ruang gudang tersebut adalah sebagai
berikut.

1.    Asas Jarak Terpendek


Ruangan seyogyanya bisa dipergunakan sebaik mungkin sehinggan pelaksanaan
kegiatan pengaturan barang dalam gudang dapat melewati jarak yang sependek
mungkin.
2.    Asas mengalirnya Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengaturan barang diusahakan dengan urutan yang teratur
dari satu tempat ke tempat yang lain dengan berurutan, aik dengan metode FIFO
(First In First Out) yaitu pengaturan barang yang lebih dahulu masuk gudang, harus
dikeluarkan pada urutan pertama pula atau metode LIFO (Last In Fisrt Out) yakni
pengaturan barang yang terakhir masuk dalam gudang tetapi pertama kali
dikeluarkan dari gudang.
3.    Asas Memudahkan Pengawasan
Penataan ruang haruslah dapat membantu mempermudah pengawasan atas
pelaksanaan pengaturan barang.
4.    Asas Fleksibelitas Ruangan
Penataan barang dalam gudang diusahakan sedemikian rupa sehingga bila ada
gangguan ruangan akan mudah disesuaikan dengan kebutuhan.
5.    Asas Kemudahan Berhubungan dengan Luar
Pada penataan barang-barang yang frekuensinya sering dipakai seyogyanya
diletakkan di tempat yang langsung berhubungan dengan pihak luar.

2.5 Denah, Sarana dan Kemanan Gudang

2.5.1. Denah gudang

Untuk memudahkan dalam penerimaan, penyimpanan, penyusunan, pemeliharaan,


pencarian, pendistribusian dan pengawasan logistik dan peralatan, maka diperlukan
pengaturan tata letak ruang gudang dengan baik. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang tata letak gudang adalah sebagai berikut:
1)    Untuk kemudahan bergerak, gudang jangan disekat-sekat, kecuali jika
diperlukan. Perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
2)    Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran logistik dan peralatan, tata
letak ruang gudang perlu memiliki lorong dapat ditata berdasarkan sistem:
a. Arus garis lurus
b. Arus huruf U
c. Arus huruf L
3)    Pengaturan sirkulasi udara: salah satu faktor penting dalam merancang gudang
adalah adanya sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan, termasuk pengaturan
kelembaban udara dan pengaturan pencahayaan.
4)    Penggunaan rak dan pallet yang tepat dapat meningkatkan sirkulasi udara,
perlindungan terhadap banjir, serangan hama, kelembaban dan efisiensi
penanganan.
5)    Penyimpanan khusus
    Obat, VaksinØ dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari pendingin
khusus (cold chain) dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
     Bahan kimia harus disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari gudang
induk.
     Peralatan besar/ alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk
penyimpanan dan pemeliharaannya.

2.5.2. Sarana Gudang 

 Penyediaan peralatan sarana dalam mendukung manajemen pergudangan yang


baik, bertujuan untuk mendukung kelancaran penerimaan dan pengeluaran barang
sehingga setiap saat mudah dimobilisasi dan didistribusikan bila terjadi bencana.
Adapun sarana yang sebaiknya tersedia adalah sebagai berikut:
1.    Gedung/bangunan gudang
2.    Pembangkit Listrik atau lainnya
3.    Alat angkutan/transportasi: kendaraan roda dua, roda empat, forklift dan lainnya
4.    Alat dokumentasi administrasi: komputer dan printer, brankas, lemari arsip dan
lainnya
5.    Alat komunikasi: telepon, facsimile dan lainnya.
6.    Alat pengatur suhu : termometer, exhaus van
7.    Sarana Administrasi Logistik dan Peralatan:
a.    Buku Induk
b.    Kartu Stok
c.    Buku Harian Penerimaan Barang
d.    Buku Harian Pengeluaran Barang
e.    Surat bukti barang masuk (SBBM)
f.    Surat bukti barang keluar (SBBK)
g.    Alat tulis kantor (ATK)
h.    Petugas pengelola

2.5.3. Keamanan gudang

Untuk menjaga keamanan dan keselamatan logistik dan peralatan di gudang perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Lokasi Pergudangan diupayakan secara historis aman dari bencana (misalnya
aman dari gempa, banjir, tanah longsor).
2. Pencegahan Kebakaran
a. Dihindari penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar.
b. Dipasang alat alarm kebakaran.
c. Alat pemadam kebakaran harus diletakkan pada tempat yang mudah
dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Contoh: tersedianya bak
pasir, tabung pemadam kebakaran, hidran, karung goni, galah
berpengait besi.
3. Keamanan Gudang
a. Dipagar keliling
b. Alat pemantau keamanan seperti : alarm atau kamera CCTV
c. Petugas keamanan

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/pedoman-umum-penggudangan-logistik.html

PPIC-Fungsi dan Pengendalian Inventory Dalam


Perencanaan Produksi dan Industri Manufacture

Inventory adalah idle resources (sumberdaya mengganggur) yang menunggu


proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut tersebut misalnya adalah
kegiatan produksi pada sistem manufaktur.

Telah diketahui bahwa mengelola inventory dengan baik sangat penting. Pada satu
sisi, sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi inventory.
Pada sisi lain, produksi dapat terhenti, dan customer menjadi tidak puas ketika
pesanannya tidak tersedia. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengatur
keseimbangan antara investasi inventory dan customer service. Strategi biaya
rendah tidak akan dapat dicapai tanpa manajemen inventory yang baik.

Pada kasus produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan memproduksi
barang-barang atau hanya membeli. Setelah keputusan ini dibuat, langkah
berikutnya adalah meramalkan demand, seperti yang telah dibahas. Kemudian perlu
ditentukan inventory yang diperlukan untuk memenuhi demand tersebut. Dua
permasalahan pokok inventory: berapa banyak order dan kapan waktu ordering
dilakukan.

Beberapa fungsi inventory adalah 

1.  Untuk melakukan "decouple" atau memisahkan beragam bagian proses produksi. 
Contoh - jika inventory sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan
inventory tambahan untuk melakukan decouple proses produksi dari para pemasok.

2. Untuk melakukan decouple perusahaan dari fluktuasi demand dan menyediakan


inventory barang-barang yang memberikan pilihan bagi customer.  Conoth -
umumnya terjadi industri distribusi / retail.

3.      Untuk mengambil keuntungan quantity discount, sebab pembelian dalam jumlah
lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.

4.      Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya price.

Jenis-Jenis Inventory

Untuk mengakomodasi fungsi inventory, perusahaan memiliki beberapa jenis


inventory:

·         Raw material inventory (bahan baku) merupakan input awal dari proses
transformasi menjadi bentuk jadi. Raw material inventory dibeli tetapi tidak
diproses. Inventory ini dapat digunakan untuk decouple (yaitu, memisahkan) para
pemasok dari proses produksi. Bagaimanapun, pendekatan yang lebih disukai
adalah menghapuskan keragaman kualitas, quantity atau waktu pengiriman
pemasok sedemikian rupa sehingga pemisahan tidak lagi diperlukan.

·         Work-in-process (WIP) inventory (barang setengah jadi) yang merupakan bentuk
peralihan antara bahan baku dengan produk setengah jadi. Work-in-process (WIP)
inventory (WIP) adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami
beberapa perubahan tetapi belum selesai. Adanya WIP disebabkan oleh waktu yang
dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (yang disebut cycle time [siklus waktu]).
Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi inventory. Seringkali tugas ini mudah:
Selama sebagian besar waktu sebuah produk “sedang dibuat” pada kenyatannya,
produk tersebut tidak mengalami proses apapun. Waktu pekerjaan yang sebenarnya
atau waktu "run" hanyalah sebagian kecil dari waktu aliran material, mungkin hanya
5%.

·         Maintenance / repair / operating (MRO) inventory (pemeliharaan / perbaikan /


operasi) . MRO adalah inventory yang diperuntukkan bagi pasokan pemeliharaan,
perbaikan, dan operasi yang diperlukan untuk menjaga agar permesinan dan proses
produksi tetap produktif. MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan
dan perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui. Walaupun demand inventory
MRO sering merupakan sebuah fungsi jadwal pemeliharaan, demand MRO lain
yang tidak dijadwalkan harus diantisipasi.

·         finished goods inventory (barang jadi) yang merupakan hasil akhir proses
transformasi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Finished goods inventory
adalah produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi mungkin
disimpan karena demand customer di masa masa depan tidak diketahui.  

Inventory pada Sistem Manufaktur

Masalah inventory pada sistem manufaktur lebih rumit bila dibandingkan dengan
masalah pada sistem non manufaktur. Pada sistem manufaktur, ada hubungan
langsung antara tingkat inventory, jadwal produksi, dan demand konsumen. Oleh
karena itu, perencanaan dan pengendalian persediaannya harus terintegrasi dengan
peramalan demand, jadwal induk produksi, dan pengendalian produksi. Selain
kondisi di atas, sistem manufaktur mempunyai beberapa bentuk inventory, yaitu raw
material inventory, barang setengah jadi dan barang jadi.

Masalah utama raw material inventory adalah menentukan berapa jumlah ordering
yang ekonomis (Economic Order Quantity) yang akan menjawab persoalan berapa
jumlah bahan baku dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga dapat meminimasi
ordering cost dan holding cost.

Termasuk pengembangan masalah dalam inventory adalah raw material inventory


berupa komponen tertentu yang diproduksi secara massal dan dapat dipakai sendiri
sebagai sub-komponen suatu produk jadi oleh suatu perusahaan. Dalam hal
tersebut, komponen harus dibuat lebih dahulu dengan kecepatan produksi yang
tetap, kemudian digunakan dalam proses produksi lebih lanjut. Laju pemakaian
komponen itu diasumsikan lebih rendah dari laju kecepatan produksi komponen
sehingga menghasilkan keputusan berapa jumlah lot yang harus diproduksi
sehingga meminimasi biaya total inventory dan biaya produksi. Model tersebut
dikenal dengan sebutan model Economic Production Quantity (EPQ) atau
Production Order Quantity (POQ) atau Economic Lot Size (ELS).

Work-in-process (WIP) inventory merupakan pengaman antara 2 proses. Jika


produk akhir diproduksi melalui suatu lintasan produksi, maka cadangan pengaman
merupakan tindakan berjaga-jaga terhadap kerusakan suatu mesin dalam lintasan
tersebut.

pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya inventory. Biaya
sistem inventory terdiri atas biaya pembelian, ordering cost, holding cost dan biaya
kekurangan inventory. Berikut tersebut akan diuraikan masing-masing komponen
biaya tersebut.

Purchasing Cost = c (Biaya Pembelian)

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya
biaya pembelian tersebut bergantung kepada jumlah barang yang dibeli dan price
satuan barang. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika price barang yang
dibeli bergantung kepada ukuran pembelian. Situasi tersebut akan diistilahkan
sebagai quantity discount atau price break di mana price barang per unit akan turun
bila jumlah barang yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori inventory,
komponen biaya pembelian tidak dimasukkan kedalam total biaya sistem inventory
karena diasumsikan bahwa price barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode waktu
tertentu (misalnya satu tahun) konstan dan hal tersebut tidak akan mempengaruhi
jawaban optimal tentang berapa banyak barang yang harus dipesan.

Procurement Cost (Biaya Pengadaan)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal-usul barang, yaitu ordering cost
(biaya pemesanan) bila barang yang diperlukan diperoleh dari supplier (pihak luar)
dan setup cost (biaya pembuatan) bila barang diperoleh dengan memproduksi
sendiri.

·         Ordering cost = S (Biaya Pemesanan)


Ordering cost adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang
dari luar. Biaya tersebut meliputi biaya untuk menentukan pemasok (supplier),
pengetikan order, pengiriman order, biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan
seterusnya. Biaya tersebut diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.
·         Setup cost = S (Biaya Pembuatan)
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan
produksi suatu barang. Biaya tersebut timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya
menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan
seterusnya.
Karena kedua biaya tersebut mempunyai peran yang sama, yaitu pengadaan
barang, maka kedua biaya tersebut disebut sebagai biaya pengadaan (procurement
cost).

Holding cost / Carrying Cost = H (Biaya Penyimpanan)

Holding cost adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang.
Biaya tersebut meliputi :
·         Capital Cost (Biaya Memiliki Inventory / biaya modal)
Penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal, di mana modal
perusahaan mempunyai biaya (expense) yang dapat diukur dengan suku bunga
bank. Oleh karena itu, biaya yang ditimbulkan karena memiliki inventory harus
diperhitungkan dalam biaya sistem inventory. Biaya memiliki inventory diukur
sebagai persentase nilai inventory untuk periode waktu tertentu.

·         Warehouse Cost (Biaya Gudang)

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya


gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa, maka biaya gudangnya merupakan
biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya
gudang merupakan biaya depresiasi.

·         Pilfirage and Shrinkage Costs (Biaya Kehilangan/Kerusakan dan


Penyusutan)
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena
beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan
dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan presentasenya.

·         Obsolescence Cost (Biaya Kadaluwarsa)


Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan
teknologi dan model.  Contoh - barang-barang elektronik. Biaya kadaluwarsa
biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.
·         Insurance Cost (Biaya Asuransi)
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang tidak
diinginkan.  Contoh - kebakaran. Biaya asuransi bergantung pada jenis barang
yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.
·         Administration and Moving Costs (Biaya Administrasi dan Pemindahan)
Biaya tersebut dikeluarkan untuk mengadministrasikan inventory barang yang ada,
baik pada saat ordering, penerimaan barang, dan penyimpanannya termasuk biaya
memindahkan barang dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan, upah buruh, dan
biaya peralatan handling.
Dalam manajemen inventory, terutama yang berhubungan dengan masalah
kuantitatif, biaya simpan per unit diasumsikan linier terhadap jumlah barang yang
disimpan ( contoh - USD/unit/tahun).
·         Shortage Cost (Biaya Kekurangan Inventory)
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada demand, maka akan terjadi
keadaan kekurangan inventory. Keadaan tersebut akan menimbulkan kerugian
karena proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan mendapat
keuntungan atau kehilangan konsumen customer karena kecewa sehingga beralih
ke tempat lain. Biaya kekurangan inventory dapat diukur dari:
·         Quantity yang tidak dapat dipenuhi
Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi demand
atau dari kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi tersebut diistilahkan
sebagai biaya penalty (p) atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan.
 Contoh - USD/unit.
·         Waktu pemenuhan
Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau lamanya
perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut
dapat diartikan sebagai uang yang hilang. Biaya waktu pemenuhan diukur
berdasarkan waktu yang diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan
misalnya.  Contoh - USD/satuan waktu.
·         Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang
biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal. Kelebihan
biaya dibandingkan pengadaan normal tersebut dapat dijadikan ukuran untuk
menentukan biaya kekurangan inventory dengan satuan.  Contoh - USD/setiap
kali kekurangan.
Kadang-kadang biaya tersebut disebut juga biaya kesempatan (opportunity cost).

Ada perbedaan pengertian antara biaya inventory actual yang dihitung secara
akuntansi dengan biaya inventory yang digunakan dalam menentukan kebijakan
inventory. Biaya inventory yang diperhitungkan dalam penentuan kebijakan inventory
hanyalah biaya-biaya yang bersifat variabel (incremental cost), sedangkan biaya
yang bersifat fixed seperti biaya pembelian tidak akan mempengaruhi hasil optimal
yang diperoleh sehingga tidak perlu diperhitungkan.

Komponen pada Sistem Inventory

Akan diuji dua komponen sistem inventory: (1) bagaimana inventory dapat
digolongkan (yang disebut analisis ABC) dan (2) seberapa akurat catatan inventory
dapat dipertahankan. Kemudian akan diperlihatkan pengendalian inventory pada
sektor jasa.

Analisis ABC

Analisis ABC membagi inventory yang dimiliki ke dalam tiga golongan berdasarkan
pada volume dollar tahunan. Analisis ABC adalah sebuah aplikasi inventory dari
Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan terdapat "sedikit hal yang penting dan
banyak hal yang sepele.” Gagasannya adalah menetapkan kebijakan inventory yang
memusatkan sumberdaya pada komponen inventory penting yang sedikit dan bukan
pada yang banyak tapi sepele. Tidaklah realistis untuk memonitor inventory yang
murah dengan intensitas yang sama sebagaimana dengan inventory yang sangat
mahal.

Metoda Pengendalian Inventory

Dalam mencari jawaban atas permasalahan umum dalam pengendalian inventory


seperti yang diuraikan sebelumnya, secara kronologis metoda pengendalian
inventory yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

·         Metode pengendalian tradisional

·         Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)

·         Metode kanban

Metode Pengendalian tradisional menggunakan matematika dan statistik sebagai


alat bantu utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem inventory.
Pada dasarnya, metode tersebut berusaha mencari jawaban optimal dalam
menentukan:

·         Jumlah ukuran ordering ekonomis (EOQ)

·         Titik ordering kembali (Reorder point)

·         Jumlah cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan

Metode tersebut sering juga disebut metode pengendalian tradisional karena


memberi dasar lahirnya metode baru yang lebih modern seperti MRP di Amerika dan
Kanban di Jepang.

Metode pengendalian inventory secara statistik biasanya digunakan untuk


mengendalikan barang yang demandnya bersifat bebas (dependent) dan dikelola
secara saling tidak bergantung. Yang dimaksud demand bebas adalah demand yang
hanya dipengaruhi mekanisme pasar sehingga bebas dari fungsi operasi produksi.
Sebagai contoh adalah demand untuk barang jadi dan suku cadang pengganti
(spare part).

Ditinjau dari sejarah perkembangannya, metode tersebut secara formal


diperkenalkan oleh Wilson (1929) dengan mencoba mencari jawaban 2 pertanyaan
dasar, yaitu :

·         Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali ordering ?

·         Kapan saat ordering harus dilakukan ?

Pengembangan formula Wilson kemudian dilakukan pada keadaan yang lebih


realistik, terutama untuk fenomena yang bersifat probablilistik. Hal tersebut
kemudian memunculkan 2 metode dasar pengendalian inventory yang bersifat
probabilistik, yaitu :

·         Metode P yang menganut aturan bahwa saat ordering bersifat reguler mengikuti
suatu periode yang tetap (mingguan, bulanan, dan sebagainya), sedangkan quantity
ordering akan berulang-ulang.

·         Metode Q, yang menganut aturan bahwa jumlah ukuran ordering (quantity ordering)
selalu tetap untuk setiap kali ordering, sehingga waktu saat ordering dilakukan akan
bervariasi.

Model Inventory

Sekarang akan diuji berbagai model inventory dan biaya-biaya yang berkaitan
dengan model inventory.

Independent versus dependent demand


Model pengendalian inventory menggunakan asumsi bahwa demand untuk sebuah
item mungkin dependent atau independent dengan demand item lain.  Contoh –
Pada perusahaan industri peralatan rumahtangga, demand kulkas independent
dengan demand pemanggang roti. Bagaimanapun, demand untuk komponen
pemanggang roti dependent dengan kebutuhan pemanggang roti.
Model Inventory untuk Independent Demand

Terdapat beberapa model inventory yang menjawab dua pertanyaan penting: kapan
akan dipesan dan berapa banyak yang dipesan.

·         Model economic order quantity, EOQ

·         Model economic production quantity, EPQ / production order quantity, POQ.

·         Model quantity discount.

http://ppic1908.blogspot.com/2016/08/fungsi-dan-pengendalian-inventory-dalam.html

Proses Pelaksanaan Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Production


Planning and Control, PPC)

Pengertian PPC

Perencanaan dan PengendalianProduksi (Production Planning and Control,


PPC) adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang
masuk, mengalir, dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat
dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya
produksi yang minimum. Dengan demikian pekerjaan yang terkandung dalam PPC
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal yang saling berkaitan, yaitu
Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi. 

Perencanaan Produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari


tindakan-tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, mengenai apa,
seberapa banyak, dan kapan harus dilakukan. Karena perencanaan itu berkaitan
dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang
dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Oleh
karena itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat
harus dievaluasi secara berkala dengan jalan melakukan pengendalian.

Pekerjaan pengendalian produksi akan sangat bergantung kepada ada tidaknya


penyimpangan dalam pelaksanaan produksi dibandingkan dengan rencana produksi
yang telah dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka
perlu diadakan tindakan–tindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpangan
yang terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan tersebut akan dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana produksi selanjutnya.

Maksud dan Tujuan PerencanaanProduksi

Setiap manajer produksi memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana dan
tujuan perusahaan. Adapun tujuan umum perusahaan manufaktur adalah
memproduksi secara sukses, ekonomis, tepat waktu, sesuai dengan janji yang
diberikan, dan memperoleh keuntungan. Salah satu fungsi yang terpenting dalam
mendukung usaha untuk mencapai tujuan perusahaan manufaktur seperti apa yang
telah disebutkan di atas adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

Apabila tujuan atau rencana tersebut dapat dicapai, maka perusahaan mencapai
kondisi ideal dalam bentuk minimasi biaya produksi, harga jual yang rendah dan
bersaing, serta dapat menguasai pangsa pasar secara luas.

Secara umum tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan di samping


tercapainya kelanjutan dan pengembangan usaha. Dengan keuntungan yang
diperoleh tersebut perusahaan akan mampu membayar kompensasi manajemen
dan karyawan dengan baik dalam konteks tingkat kompensasi yang memadai dan
ketepatan waktu pembayaran, membayar tagihan dari pihak ketiga, misalnya
pembayaran sewa listrik, sewa gudang, pajak, bahan mentah, bahan baku, serta
bahan pembantu dari pihak pemasok, memelihara dengan baik peralatan produksi
agar dapat berjalan dengan lancar dan ekonomis, mengganti mesin-mesin dan
peralatan lainnya yang memang sudah saatnya harus diganti, dan melakukan
perluasan atau ekspansi perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan
tersebut betul-betul maju dan berkembang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perancanaan dan pengendalian


produksi merupakan usaha manajemen untuk merencanakan dasar proses produksi
dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan pada waktunya,
dengan biaya yang seminimal mungkin, serta mengatur dan menganalisis organisasi
dan koordinasi bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan, tenaga manusia, dan
tindakan-tindakan lain yang dibutuhkan. Dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan, diperlukan adanya koordinasi manajemen berupa koordinasi dari
berbagai bagian atau antar kegiatan dari perusahaan tersebut, sehingga dapat
tercapai suatu kerjasama yang baik antara bagian pembelian, teknik, akuntansi,
penjualan, dan sebagainya, sebagai satu team yang terkoordinasikan untuk
memproduksi dan menjual hasil produksi dengan efektif dan efisien. Diketahui
bahwa usaha koordinasi segala aktivitas yang menyangkut kegiatan produksi
menjadi tanggung jawab production manager atau plant manager. Akan tetapi
karena luasnya tugas dan tanggung jawab production manager, maka seorang
production manager dapat melimpahkan wewenang atau otoritasnya kepada kepala
bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan tugas kewajiban dan
wewenang jelas.

Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah mengkoordinasikan


kegiatan dari bagian-bagian yang langsung atau tidak langsung dalam berproduksi,
merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai
tahapan bahan baku, proses, sampai output yang dihasilkan sehingga perusahaan
betul-betul dapat menghasilkan barang atau jasa dengan efektif dan efisien.

 
Production Planning

Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Berjangka Waktu

Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Proses tersebut


memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja,
peralatam, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus menerus
dalam jangka waktu yang sangat lama. Lingkungan yang dihadapi perusahaan, pola
permintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha, peraturan
pemerintah, persaingan, dan lain-lain, selalu menunjukkan pola yang tidak menentu
dan akan selalu berubah dari waktu kewaktu. Oleh karena itu suatu perusahaan
tidak mungkin dapat membuat suatu rencana produksi yang dapat digunakan
selamanya. Rencana baru harus dapat dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai
dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah. Karena perubahan yang akan
terjadi bersifat sulit untuk diramalkan sebelumnya, maka secara periodik harus
diadakan pengecekan apakah rencana produksi yang sudah dibuat masih berlaku.
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang
mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut
sudah di capai.

Dalam perencanaan produksi, terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan periode


waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu:

·         Perencanaan Produksi Jangka Panjang

·         Perencanaan Produksi Jangka Menengah

·         Perencanaan Produksi Jangka Pendek

Berjenjang

Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan digunakan untuk
selamanya. Perancanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang.
Artinya, perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level
tinggi sampai perencanaan produksi level rendah, di mana perencanaan produksi
pada level yang lebih rendah adalah merupakan penjabaran dari perencanaan
produksi level yang lebih tinggi. Berdasarkan pengelompokan perencanaan produksi
atas dasar jangka, maka dapat dijelaskan secara lebih mendalam sebagai berikut:

Pemilihan jenis perancangan produksi yang tepat bagi suatu perusahaan


bergantung kepada beberapa faktor, yaitu faktor eksternal berupa pangsa pasar
yang diraih, struktur ekonomi, dan lainnya serta faktor internal berupa ide
manajemen dalam menghadapi tantangan ke depan, ketersediaan tenaga ahli dan
pelaksanaanya, dan lainnya. Yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
perencanaan produksi tersebut adalah untuk berapa lama perencanaan produksi
tersebut disiapkan. Dalam hubungannya dengan horizon waktu perencanaan, maka
perencanaan produksi dapat dibagi menjadi perencanaan produksi jangka panjang,
perencanaan produksi jangka menengah, dan perncanaan produksi jangka pendek.
Masing-masing tipe perencanaan produksi tersebut akan berbeda dalam macam
informasi yang menjadi inputnya, jangkauan keterbatasan yang dimiliki, serta jumlah
variabel yang dapat dikontrol oleh pihak manajemen.

Perencanaan Produksi Jangka Panjang

Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun atau lebih ke


depan. Jangka waktu terpendeknya adalah ditentukan oleh berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal tersebut meliputi waktu
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan desain dari bangunan dan peralatan prbrik
yang baru konstruksinya, instalasinya, dan hal-hal lainnya sampai fasilitas baru
tersebut siap dioperasikan.

Perencanaan produksi jangka panjang dibuat dengan sangat mempertimbangkan


ramalan kondisi umum perekonomian dan kependudukan, situasi politik dan sosial,
perubahan teknologi, dan perilaku pesaing, di mana semua faktor tersebut akan
dievaluasi dampaknya terhadap aktivitas perusahaan. Perencanaan produksi
jangka panjang berhubungan dengan efek yang mungkin muncul di masa
mendatang yang mempengaruhi tujuan sistem dan tindakan yang diperlukan dalam
menghadapi perubahan tersebut,.  Contoh - dengan pengembangan produk baru,
pelayanan yang lebih baik, teknologi proses yang baru, dan lokasi baru.

Perencanaan Produksi Jangka Menengah ( Perencanaan Agregat)

Perencanaan agregat mempunyai horizon perencanaan umumnya antara 1 sampai


18 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada
perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan agregat didasarkan pada
peramalan permintaan tahunan dari bulan kebulan dan sumber daya produktif yang
ada, seperti jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier
dan subkontraktor, dengan asumsi kapasitas produksi relatif tetap.

Perencanaan Produksi Jangka Pendek


Perancanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang dari
1 bulan, dengan bentuk perencanaan berupa jadwal produksi. Tujuan dari jadwal
produksi adalah menyeimbangkan permintaan aktual yang dinyatakan dengan
jumlah pesanan yang diterima dengan sumberdaya yang tersedia, termasuk jumlah
departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang
dimiliki, dan peralatan yang ada, sesuai batasan-batasan yang ditetapkan pada
perencanaan agregat.

Terpadu

Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin
dan peralatan, tenaga kerja, dan waktu. Kesemua faktor tersebut harus sesuai
dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu
yang didasarkan atas perkiraan. Masing-masing faktor tidak direncanakan sendiri-
sendiri sesuai dengan keterbatasan yang ada pada masing-masing faktor yang
dimiliki perusahaan, tetapi dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk
produksi. Rencana produksi tersebut juga harus terkait dengan rencana-rencana lain
yang berpengaruh langsung terhadap rencana produksi, seperti pemeliharaan,
rencana tenaga kerja, rencana pengadaan material, dan sebagainya.

Keterpaduan tersebut tidak hanya secara horizontal saja, tetapi juga secara vertikal.
Hal tersebut berarti rencana jangka pendek harus mengacu pada rencana jangka
menengah dan rencana jangka menengah harus terpadu dengan rencana jangka
panjang, demikian juga sebaliknya.

Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan masa
berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus dibuat
rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru tersebut harus
dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana sebelumnya. Hal yang sudah
dilakukan dan yang belum dilakukan, yang telah dihasilkan dan bagaimana
perbandingan hasilnya dengan target yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
rencana baru tersebut merupakan kelanjutan dari rencana yang dibuat sebelumnya.

Terukur

Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitor
untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus
menetapkan suatu nilai yang harus diukur, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan. Nilai-nilai tersebut dapat berupa
target produksi yang bisa dinyatakan dalam satuan unit produk, kilogram, lusin dan
lain-lain. Jika dalam realisasinya nanti tidak memenuhi target produksi, maka
dengan mudah dapat diukur berapa besar penyimpangan tersebut, sehingga
hasilnya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan menyusun rencana berikutnya.

Realistis

Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di
perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistis untuk
dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut
dibuat. Jika rencana produksi dibuat terlalu muluk tanpa memperhitungkan kondisi
yang ada padaperusahaan, maka perencanaan yang dibuat tidak akan berguna
karena target produksi yang ditetapkan sudah pasti tidak dapat dicapai. Selain itu
penyimpangan pelaksanaannya tidak akan dapat diketuahui karena pelaksanaanya
tidak akan pernah tepat sesuai dengan rencana. Dengan membuat rencana yang
realistis, maka akan dapat memotivasi pelaksana uuntuk berusaha mencapai apa
yang telah disusun pada rencana tersebut.

Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi yang akurat tentang


kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target
produksi dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan dalam membuat perkiraan nilai
parameter produksi akan berakibat fatal terhadap rencana produksi yang disusun.
Demikian pula perhitungan yang dilakukan dalam penetuan nilai variabel produksi
berdasarkan nilai parameter produksi harus dilakukan seteliti mungkin, sehigga tidak
akan terjadi kesalahan yang sama.

Menantang

Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal tersebut bukan
berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat
dicapai. Rencana produksi yang baik harus menetapkan target yang dapat dicapai
dengan usaha yang sungguh-sungguh.

PengendalianProduksi

Rencana produksi yang telah disusun tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya
pengendalian terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Hal tersebut disebabkan
rencana yang dibuat berdasarkan perkiraan yang bisa saja meleset. Karena itu
meskipun rencana telah dibuat sebaik mungkin, tujuan-tujuan manajemen tidak
akan dapat dicapai tanpa adanya program pengendalian yang efektif. Tetapi suatu
perencanaan yang disusun dengan mempertimbangkan semua persyaratan di atas
akan dapat mempermudah program pengendalian.

Pengendalian produksi umumnya mereupakan fungsi staff dan tidak merupakan


wewenang langsung dari lini organisasi. Pengendalian produksi mungkin diadakan
untuk setiap tingkatan manajemen bergantung kepada kebutuhan pabrik. Biasanya
pengendali produksi terdapat di tingkat yang sama seperti engineering, pembelian
dan personalia. Organisasi pengawasan produksi yang baik umumnya tidak melapor
kepada seseorang yang berada di bawah level manajer pabrik (Plant Manager),
tetapi langsung kepada manager pabrik.

Secara sederhana, pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang


dibuat untuk menjaga agar realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang
direncanakan. Oleh karena itu, pengendalian terdiri atas prosedur-prosedur untuk
menetukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan–tidakan
perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi penyimpangan tersebut.

Sesuai dengan fungsinya, pengendalian produksi melakukan aktivitas-aktivitas


sebagai berikut:

Mengukur realisasi dari rencana produksi

Dalam aktivitas tersebut, hasil perencanaan produksi dicatat dalam satuan ukuran
(unit, kilogram, meter, dsb) seperti yang digunakan pada target produksi.
Pengukuran harus dilakukan cukup sering sehingga penyimpangan akan dengan
cepat dapat terdeteksi.

Membandingkan realisasi dengan rencana produksi

Hasil pencatatan dari pelaksanaan produksi harus dibandingkan dengan rencana /


target yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dijadikan dasar dalam menentukan
tindakan selanjutnya. Bila terjadi penyimpangan yang cukup berarti, maka harus
dilakukan langkah-langkah perbaikan.

Jika tidak terjadi penyimpangan yang cukup berarti maka tidak perlu diadakan
langkah-langkah perbaikan. Karena itu target yang dibuat harus menyertakan batas
kewajaran dalam penyimpangan yang masih ditoleransikan, sehingga suatu target
biasanya diberikan dalam bentukinterval dengan batas atas dan batas bawah yang
lebarnya sangat bergantung kepada besarnya variasi dari besaran yang
dikendalikan.

Mengamati penyimpangan yang terjadi

Penyimpangan yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyimpangan


yang dapat ditoleransikan dan penyimpangan yang tidak dapat ditoleransikan.
Penyimpangan yang tidak dapat ditoleransikan adalah penyimpangan yang terjadi
karena proses produksi yang sedang berjalan memang betul-betul sudah
menyimpang dari yang direncanakan, sehingga perlu diadakan tindakan-tindakan
perbaikan. Sedangkan perbaikan yang masih bisa ditoleransikan adalah
penyimpangan bersifat semu yang terjadi karena faktor-faktor acak. Oleh karena itu,
perlu penetapan berapa persen penyimpangan dari target produksi yang masih
dapat dikategorikan sebagai penyimpangan semu, sehingga tidak perlu diadakan
langkah-langkah perbaikan.

Menganalisis sebab terjadinya penyimpangan

Untuk dapat melakukan pebaikan secara tepat, maka harus diketahui terlebih dahulu
faktor penyebab sesungguhnya dari penyimpangan yang terjadi. Hal tersebut
merupakan langkah yang sulit karena harus dibedakan mana yang merupakan
gejala dan mana yang merupakan faktor penyebab sesungguhnya.  Contoh -
Keterlambatan dalam pengiriman pesanan tidak mesti disebabkan karena bagian
pengiriman bekerja secara lambat, Tetapi bisa juga disebabkan karena kualitas
produk yang dihasilkan terlalu jelek sehingga harus diadakan reworking (pengerjaan
ulang) dan akibatnya barang tidak dapat dikirim tepat pada waktunya. 

Melakukan tindakan perbaikan

Setelah penyebab diketahui dengan pasti, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan
untuk menghilangkan penyebab tersebut dan melakukan penyesuaian-penyesuaian
yang dapat mengkonpensasikan penyimpangan yang terjadi. Proses pengendalian
produksi tersebut memakai konsep umpan balik, di mana output dari suatu proses
(realialisasi) setelah terlebih dahulu dibandingkan dengan standar (target) akan
digunakan untuk menyesuaikan input (tindakan) atau proses (rencana) sebelumnya
sehingga tindakan atau rencana yang akan datang dapat lebih baik dan realistis
dibandingkan dengan tindakan atau rencana sebelumnya.

http://ppic1908.blogspot.com/2016/07/perencanaan-dan-pengendalian-produksi.html

Konsep Dasar Perencanaan Produksi


Konsep Dasar PPIC/PPC (Planning Product Control and Inventory)- Subjek
Perencanan dan Pengendalian Produksi ditujukan untuk memberikan pengertian
mengenai masalah perencanaan dan pengendalian produksi, serta memberikan
kemampuan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan menggunakan teknik-
teknik dasar peramalan permintaan, penyusunan rencana agregat dan jadwal
produksi induk, manajemen persediaan yang independen, perencanaan kebutuhan
material, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan keberhasilan dalam bidang pengendalian persediaan dan
produksi secara modern, seseorang harus banyak terlibat dalam perhitungan, teknik
kuantitatif, dan metoda yang terkait dalam penyelesaian permasalahan persediaan.

Tujuan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan arus


bahan-bahan memasuki suatu proses dan keluar dari pabrik sedemikian rupa
sehingga keuntungan yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai.
Pengendalian produksi harus dapat senantiasa melakukan penilaian yang terus
menerus terhadap permintaan konsumen, keadaan permodalan, kapasitas produksi,
tenaga kerja, dan lain-lain.

Fungsi Pengendalian Produksi

1.      Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu


fungsi dari waktu.

2.     Memantau permintaan nyata, dan membandingkannya dengan peramalan


permintaan

3.      Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan penjualan produk yang dihasilkan

4.      Membuat sistem pengendalian yang ekonomis

5.      Membuat keperluan produksi dan tingkat pengendalian serta memperbaiki rencana
produksi.

6.     Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan tingkat


pengendalian

7.      Membuat rincian dari jadwal produksi dan beban mesin

8.     Melakukan perencanaan projek


Dengan menambah penggunaan dan kepercayaan pada teknik kuantitatif yang lebih
tinggi pada pengendalian produksi dalam industri modern berarti kecenderungan
pada pendekatan OR (operational research, penelitian operasional).  

Fungsi Produksi

Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang
bertanggungjawab atas pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang dapat
dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut diperlukan rangkaian kegiatan
yang akan membentuk suatu sistem produksi. Terdapat beberapa fungsi utama dari
kegiatan produksi yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

         Proses Produksi, yaitu metoda dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan
baku menjadi produk

         Perencanaan Produksi, merupakan tindakan antisipasi untuk masa yang akan
datang sesuai dengan perioda waktu yang direncaanakan.

         Pengendalian Produksi, merupakan tindakan yang menjamin bawa semua


kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target

yang telah ditetapkan. 

Proses Pembuatan

Proses Pembuatan dapat digambarkan sebagai suatu sistem input-output.

Input adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat produk. Operasi meliputi
pengubahan bahan baku, dengan menggunakan perlatan, waktu, keahlian, uang,
manajemen, dan sebagainya, menjadi produk jadi yang merupakan output.

Bentuk proses pengubahan tersebut dapat dibuat dengan cara yang sangat sederhana
atau dengan cara yang sangat kompleks.

Pengendalian Produksi

Masalah terpenting dalam pengendalian produksi banyak bergantung pada


pertimbangan yang diambil baik oleh suatu perusahaan industri. Pertimbangan ini
berupa data yang tersedia yand dapat digunakan, dan bervariasi dari satu keadaan ke
keadaan lainnya. Situasi yang sama terjadi juga pada industri non produksi. 
Contoh: Toko pada industri retail dapat menyimpan barang dalam waktu yang relatif
sebentar atau lama, bagaimanapun barang tersebut harus tahan lama agar tetap
dapat dijual.

Sistem Produksi

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi secara baik, diperlukan serangkaian


kegiatan yang akan membentuk suatu sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan
mentransformasikan input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini
dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sementara itu
output produksi merupakan produk yang dihasilakn berikut sampingannya, seperti
limbah, informasi, dan sebagainya.

Di antara subsistem-subsistem dari suatu sistem produksi adalah: perencanaan dan


pengendalian produksi, pengendalian kualitas, penentuan standar operasi,
penentuan fasilitas produksi, dan penentuan harga pokok produksi. Subsistem
tersebut membentuk konfigurasi sistem produksi. Keandalan dari konfigurasi sistem
produksi akan bergantung kepada produk yang dibuat serta cara pembuatannya.

Proses Untuk Menghasilkan Output

Proses produksi merupakan metoda dan teknik untuk menciptakan atau menambah
keguanaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumberdaya produksi yang
tersedia berupa tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana, dan sebagainya.

Sistem produksi menurut proses untuk menghasilkan output terdiri atas

         Proses produksi kontinu

         Proses produksi terputus

Perbedaan pokok antara kedua jenis ini adalah lamanya waktu setup peralatan
produksi.

Proses produksi kontinu tidak memerlukan waktu setup yang lama, karena proses ini
memproduksi terus menerus untuk jenis produk yang sama.  Contoh – Pabrik
susu instant.
Proses produksi terputus memerlukan total waktu setup yang lebih lama, karena
proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan, sehingga
adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan setup
yang berbeda.  Contoh - Usaha bengkel.

Jenis proses produksi terputus akan mempengaruhi tataletak fasilitas dari peralatan
produksi.

Dapat diidentifikasikan macam tataletak dasar:

         Tataletak berdasarkan produk

         Tataletak berdasarkan proses

Tataletak berdasarkan produk digunakan saat suatu jenis produk yang standar
diproduksi secara masal. Masing-masing unit output membutuhkan unit operasi
yang sama dari awal hingga akhir pengerjaan, sehingga work center (pusat kerja) dan
fasilitas produksi diatur menurut urutan operasi.  Contoh – perakitan mobil

Tataletak berdasarkan proses sesuai untuk digunakan pada proses produksi


terputus. Aliran kerjanya tidak bersifat standar untuk semua output yang dihasilkan.
Pada tataletak berdasarkan proses ini, pusat pemrosesan atau departemen
dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Tataletak berdasarkan proses biasanya
terdapat pada pabrik job-order yaitu bekerja dengan sistem operasi berdasarkan
pesanan.
Pendekatan dalam Merancang Sistem Produksi

Sistem produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Sistem Push (tekan)
dan sistem Pull (tarik). Sistem produksi tradisional dianggap sebagai jenis sistem
Push karena job-job yang diproduksi dibebankan secara berturut-turut mulai dari
stasiun produksi awal, kemudian diproses terus (ditekan ke depan) menuju ke
stasiun produksi berikutnya, sedemikian sehingga produk tersebut selesai diproses
pada stasiun produksi akhir. Peramalan permintaan, termasuk kelonggaran waktu
tenggangnya (lead time), ditentukan untuk masing-masing stasiun dalam lintasan
produksi. Suatu jadwal produksi berupa Perencanaan Kebutuhan Material
(Material Requirement Planning, MRP) kemudian dibuat untuk
menjadwalkan masing-masing operasi dan urut-urutan produksi pembentukan
produk akhir (dari komponen-komponen pembentuknya). Sistem Push mencoba
untuk merencanakan masing-masing operasi sistem produksi dalam rangka
melaksanakan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

Sistem Push merupakan pendekatan dari atas ke bawah, di mana dalam


merencanakan detail produksi pada masing-masing stasiun kerja tidak dilakukan
antisipasi semua faktor yang dapat menyebabkan terhentinya jadwal yang telah
ditentukan, sebagai contoh , kerusakan mesin, absen pekerja, dan variasi waktu
proses. Untuk mengantisipasi faktor-faktor tersebut persediaan barang setengah jadi
(Work in Process Inventory, WIP) disediakan antara stasiun kerja. Hal
tersebut mengakibatkan panjangnya lead time pemrosesan perunit barang yang
diproduksi dalam melawati keseluruhan sistem produksi dan meningkatkan biaya
penyimpanan untuk persediaan WIP.

Selain itu, biaya kualitas produk pada sistem Push mungkin cukup tinggi.
Dijumpainya produk cacat pada stasiun produksi akhir atau diadakannya perubahan
teknik baru dalam produk tersebut dapat mengakibatkan pegerjaan kembali atau
terbuangnya sejumlah besar WIP pada stasiun kerja sebelumnya karena tinginya
tingkat persediaan WIP antar stasiun kerja.

Berbeda dengan sistem Push, persediaan WIP pada masing-masing stasiun kerja
pada sistem Pull yang ideal dibatasi hanya satu unit. Bila terjadi permintaan output
dari stasiun sebelumnya, maka unit dari stasiun sebelumnya tersebut ditransfer ke
stasiun berikutnya. Bila persediaan pada suatu stasiun kosong, maka baru dimlai lagi
kegiatan produksi untuk unit yang baru. Dengan kata lain, produk akan diproduksi
pada stasiun-stasiun kerja “ hanya pada saat dibutuhkan” (Just In Time, JIT)
untuk memenuhi permintaan dari stasiun berikutnya.

Pemilihan apakah akan digunakan sistem produksi Pull atau Push bergantung
kepada variablitas waktu proses pada stasiun-stasiun kerja, jumlah persediaan
pengaman antar stasiun kerja, dan tingkat kerusakan mesin-mesin pada stasiun-
stasiun kerja. Selain itu juga bergantung kepada keakuratan peramalan permintaan,
variabilitas pada lead time, volume produksi, dan variabilitas waktu permesinan.
Jelasnya, sistem Pull adalah lebih efisien digunakan untuk jenis produksi dengan
volume rendah dan variabilitas sistem yang rendah pula, dengan kondisi sistem
didetermistikkan. Kebalikannya, sistem push lebih tepat bila variabilitas permintaan,
lead time, dan pemrosesannya tinggi. Bila sistem Pull yang ideal atau JIT murni
tidak dapat diimplementasikan karena variabilitas-variabilitas yang telah
disebutkan sebelumnya, maka sistem JIT tiruan dapat diimplementasikan sebagai
gantinya. JIT tiruan tersebut ditentukan oleh suatu kebijakan pengendalian yang
sama dengan JIT murni, tetapi lot-lot prosesnya lebih besar daripada satu unit, dan
juga tanpa persediaan pengaman antar stasiun kerja. Pada sistem JIT murni, bila
kegagalan terjadi pada beberapa stasiun kerja, maka keseluruhan lilntasan kerja
akan terhenti. Bila kegagalan tersebut terjadi pada sistem JIT tiruan, maka lintasan
produksi tidak akan berhenti dengan segera, beberapa stasiun kerja tetap
melanjutkan produksi hingga lot-lot pada stasiun-stasiun kerja tersebut diselesaikan.

http://ppic1908.blogspot.com/2016/07/konsep-dasar-perencanaan-produksi.html

INVENTORY MANAGEMENT
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun
perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa
adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa
perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
memerlukan atau meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan
yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-
biaya yang ditimbulkannya.
Adapun menurut Sofjan Assauri (1993:169) persediaan dapat didefinisikan sebagai
berikut :
“ Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal “.

Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan
dari pelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan
inventory (persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut
“Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan). Persediaan ini merupakan
persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak
mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan
bentuk dari barang yang bersangkutan.

"Persediaan (inventory) adalah stock bahan yang digunakan untuk memudahkan


produksi atau untuk memuaskan pelanggan yang meliputi bahan baku (raw
materials), barang dalam proses (in-process goods), dan barang jadi (finished
goods)."

JENIS – JENIS INVENTORY

1. INCOMING INVENTORY (BAHAN BAKU)


2. WORK IN PROCESS (WIP) INVENTORY
3. INVENTORY BARANG JADI (FINISHED GOODS

MENGAPA INVENTORY DIBUTUHKAN ??


FUNGSI-FUNGSI MASING-MASING INVENTORY 

INCOMING (RAW MATERIAL)

1.1 Mengatasi keterlambatan supply


1.2 Mendapatkan discount khusus untuk qty tertentu
1.3 Antisipasi kedepan (kerusuhan, pemogokan dll)
1.4 Jika ada kebijakan pemerintah yang bisa mengakibatkan kenaikan harga..

PROCESS (WIP)

2.1 Fleksibilitas produksi, terutama jika mesin breakdown


2.2 Stabilisasi tingkat output per proses jika ada variasi order
2.3 Meningkatkan utilisasi pabrik, proses dan tenaga kerja..

FINISHED GOODS

3.1 Meningkatkan fungsi customer service (barang diorder langsung ada)


3.2 Sebagai buffer stock jika ada masalah di proses produksi atau kesulitan bahan baku
(customer service)
3.3 Mengatasi fluktuasi permintaan , khususnya untuk “seasonal products”  Balancing Tools
3.4 Mengantisipasi terjadinya masalah di pabrik atau di pemasok (pemogokan, dll)…

MENGAPA INVENTORY PENTING ??

Nilainya sangat signifikan


Resiko (potensi) kerugian
Over stock
Kehabisan Stock
Peluang untuk cost saving
Law of tens

Karena nilainya sangat signifikan, maka perlu untuk :

Diketahui nilainya secara pasti


Dkendalikan jumlahnya
Dikendalikan pergerakannya
Cepat dideteksi jika terjadi inefisiensi
Dikendalikan penggunaannya..

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/inventory-management.html
Pengertian MRP ( Material Planning) ,EOQ (Economic
Order Quantity), ROP ( Reorder point ) dan ROQ

Sejarah Material Planning (MRP)

Sebelum MRP, dan sebelum komputer mendominasi industri, Reorder point (ROP) /
menyusun ulang-kuantitas (ROQ) jenis metode seperti EOQ (Economic Order Quantity) telah
digunakan di bidang manufaktur dan manajemen persediaan.

Pada tahun 1964, sebagai responter terhadap Program Manufacturing Toyota, Joseph Orlicky
mengembangkan Kebutuhan Material Planning (MRP). Perusahaan pertama yang
menggunakan MRP adalah Black & Decker pada tahun 1964, dengan Dick Alban sebagai
pemimpin proyek. Orlicky 1975 Perencanaan Kebutuhan Material memiliki subjudul The
New Way of Life di Produksi dan Inventarisasi Manajemen. Pada tahun 1975, MRP
dilaksanakan di 700 perusahaan. Jumlah ini telah berkembang menjadi sekitar 8.000 pada
tahun 1981.

Pada tahun 1983 Oliver Wight mengembangkan MRP dalam perencanaan sumber daya
manufaktur (MRP II). Pada 1980-an, Joe Orlicky ini berkembang menjadi Oliver Wight, ini
perencanaan sumber daya manufaktur (MRP II) yang membawa Master penjadwalan,
perencanaan kapasitas Kotor, persyaratan kapasitas perencanaan , S & OP pada tahun 1983
dan konsep lain untuk MRP klasik. Pada tahun 1989, sekitar sepertiga dari industri perangkat
lunak adalah perangkat lunak MRP II dijual ke industri Amerika ( perangkat lunak senilai $
1,2 milyar).

Apa saja isi Material Planning (MRP)

Ketergantungan Permintaan vs Permintaan Independen


Permintaan independen permintaan berasal di luar pabrik atau produksi sistem, sementara
permintaan tergantung permintaan untuk komponen. Bill of material (BOM) menentukan
hubungan antara produk akhir (demand independen) dan komponen (permintaan tergantung).
MRP mengambil sebagai masukan informasi yang terdapat dalam BOM tersebut.

Data yang harus diperhatikan antara lain:

Barang terakhir yang dibuat. Hal ini kadang-kadang disebut Permintaan Independen, atau
Tingkat “0″ di BOM (Bill of material).
Berapa banyak diperlukan pada suatu waktu.
jumlah yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.
bahan yang disimpan.
Catatan status persediaan. Rekaman bahan bersih yang tersedia untuk digunakan sudah dalam
saham (di tangan) dan bahan pada urutan dari pemasok.
Tagihan bahan. Rincian bahan, komponen dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat setiap
produk.
Data perencanaan. Ini termasuk sebuah hambatan dan arah untuk menghasilkan barang-
barang terakhir. Ini termasuk barang-barang seperti: Routing, Tenaga Kerja dan Mesin
Standar, Mutu dan Standar Pengujian, Tarik / Pekerjaan Sel dan Push perintah, Lot sizing
teknik (yaitu Fixed Lot Size, Lot-For-Lot, Economic Order Quantity), Persentase Scrap, dan
input lainnya.
Output

Ada dua output dan berbagai pesan / laporan:

Output 1 adalah “Jadwal Direkomendasikan Produksi” yang menjabarkan jadwal rinci mulai
dan selesai tanggal minimum yang diperlukan, dengan jumlah, untuk setiap langkah dari
Routing dan Bill Of Material yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari Jadwal
Induk Produksi (MPS) .
Output 2 adalah “Direkomendasikan Jadwal Pembelian”. Ini menjabarkan kedua tanggal
bahwa barang yang dibeli harus diterima ke fasilitas DAN tanggal bahwa perintah Pembelian,
atau Blanket Orde Pers harus terjadi untuk mencocokkan jadwal produksi.

Pesan dan Laporan

Order pembelian. Perintah untuk pemasok untuk menyediakan bahan.


Menjadwal ulang pemberitahuan. Ini merekomendasikan membatalkan, meningkatkan,
menunda atau mempercepat perintah yang ada.
Metode untuk menemukan jumlah pesanan

Metode terkenal untuk menemukan jumlah pesanan adalah:

Dinamis banyak-sizing
Perak-Meal heuristik
Setidaknya-Unit-Biaya heuristic
Fungsi MRP

Fungsi dasar sistem MRP meliputi: pengendalian persediaan, tagihan pengolahan bahan, dan
penjadwalan dasar. MRP membantu organisasi untuk mempertahankan tingkat persediaan
rendah. Hal ini digunakan untuk merencanakan manufaktur, pembelian dan memberikan
kegiatan.

MRP adalah alat untuk menangani masalah ini. Ini memberikan jawaban untuk beberapa
pertanyaan:

Item apa yang diperlukan?


Berapa banyak yang dibutuhkan?
Ketika mereka diperlukan? …
MRP dapat diterapkan baik untuk barang-barang yang dibeli dari pemasok luar dan ke sub-
rakitan, diproduksi secara internal, yang merupakan komponen dari item yang lebih
kompleks.

Perkembangan mrp menjadi erp

ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan
jasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP).

Sistem ERP biasanya menangani Proses :

Manufaktur.
Logistik,
Distribusi,
Persediaan (inventory),
Pengapalan, invoice,
dan Akuntansi perusahaan.
Berdasarkan hal-hal yang ditangani tersebut diatas, maka ERP ini juga akan membantu untuk
mengontrol proses proses
penjualan,
pengiriman,
produksi,
manajemen persediaan,
manajemen kualitas, dan
sumber daya manusia.
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi
(manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga semakin
banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik pelaksanaan maupun
pengambil keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama dengan
mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya.

Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan
konsep perencanaan kebutuhan material

Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP,
terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah
atau diganti jika diperlukan

Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), merupakan pengembangan dari
close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi,
antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan

Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan perluasan dari MRP II yaitu
perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan
meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah

Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP


Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP (Material
Requirements Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
material perusahaan. Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing
Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material
(MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi. Tahun 1990-an perkembangan
ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh
5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk
menyatukan solusi bisnis. Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada
MRP II, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-
keputusannya.

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/pengertian-mrp-material-planning-eoq.html

Unknown Inventory, Metode Penyediaan, Pergudangan, SAP


Implementasi dan Pengertian Sistem
KANBAN
Kanban berasal dari bahasa Jepang yang artinya Signboard.
Kanban ini adalah satu tool yang dipakai untuk menjalankan
Just In Time. Kanban merupakan system scheduling yang
mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak
yang akan diproduksi. Jadi bukan merupakan system untuk
mengkontrol jumlah inventory. Kanban menjadi tool yang
efektif untuk mendukung jalannya system produksi secara
keseluruhan.
Kanban adalah kartu identitas  yang berfungsi sebagai alat informasi pergerakan
barang.
KBN berfungsi sebagai signal produksi suatu barang dan sebagai signal perintah
untuk memindahkan barang dari satu pos produksi ke pos produksi lain. KBN juga
sering disebut alat kontrol untuk mewujudkan produksi tepat waktu (Just In Time).

Meskipun begitu, KBN bukan satu-satunya alat implementasi JIT, tetapi cukup penting untuk
memperlancar Flow Proses dan mengontrol Inventory in Proses. Visualisasi KBN di lini
produksi merupakan acuan untuk melakukan kaizen/perbaikan, dengan cara mengurangi
jumlah KBN yang beredar. Ide penggunaan KBN diperkenalkan pertama kali oleh Taichi
Ohno, dalam rangka meningkatkan level sistem produksi di pabrik Toyota.

Prinsip Just in Time mengacu pada supermarket, dimana pelanggan mendapatkan apa yang
mereka butuhkan, pada waktu yang diiinginkan, dan jumlah yang diinginkan. Supermarket
hanya mempunyai stock sesuai yang akan dijual, dan pelanggan hanya membeli yang
dibutuhkan karena supply barang sudah dijamin. Disini JIT melihat sebuah proses adalah
pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses sebelumnya sebagai sebuah rak supermarket.
Pelanggan proses pergi ke proses sebelumnya untuk mengambil komponen yang dibutuhkan,
dan menyimpan stock. Disini kanban dipakai sebagai alat untuk memandu pelanggan kepada
stock yang dibutuhkan.

Kanban menggunakan kecepatan demand untuk mengkontrol kecepatan produksi. Mulai dari
end customer sampai melalui keseluruhan rantai proses. Kanban mengaplikasikan prinsip
“pull”, dimana produk hanya dibuat setelah ada trigger dari pelanggan. Ini berlawanan
dengan konsep lama yaitu “push” dimana produk bergerak dari proses satu ke proses lainnya
meskipun tidak ada permintaan. Kanban memberi signal untuk proses sebelumnya untuk
menggerakkan barang. Dipakai untuk memastikan bahwa stock di manage dengan jumlah
lebih kecil. Dimana response supply tidak cukup cepat terhadap perubahan demand yang bisa
berakibat kehilangan sales, maka stock perlu ada untuk menjamin. Ada enam aturan utama
dalam implementasi kanban:
Jangan mengirim barang defect ke proses setelahnya
Proses hanya mengambil barang sesuai kebutuhannya
Produksi hanya sesuai kebutuhan dan jumlah yang diambil oleh pelanggan
Kapasitas antar proses merata

Kanban adalah alat untuk fine tuning

Proses harus distabilkan


Sistem kanban yang umum adalah 3 bin system. Satu bin untuk demand point, satu di pabrik,
dan satu di supplier. Bin berisi kartu yang bisa di pindahkan yang berisi detail dari produk
dan informasi yang relevan. Saat terjadi demand, maka bin kosong dan kanban diserahkan ke
pabrik. Pabrik kemudian memproduksi dan mengisi bin dengan barang yang juga ada kartu
kanban. Bin yang ada di pabrik menjadi kosong, maka pabrik akan menyerahkan bin kosong
dan kanban kepada supplier.

Supplier akan mengisi bin dan mengembalikan ke pabrik bersama dengan kanbannya. Proses
ini melengkapi siklusnya. Produk akan selalu siap sedia dan berjalan berantai, sesuai jumlah
yang dibutuhkan dan tidak akan terjadi oversupply. Spare bin dipakai untuk mengantisipasi
fluktuasi dari supply. Sistem kanban yang baik adalah menghitung berapa jumlah kartu yang
dibutuhkan untuk tiap produk. Heijunka Box digunakan untuk menampung kartu kanban.

Setiap proses area atau work cell di line produksi memiliki dua kotak pos kanban. Satu untuk
withdrawal dan satu untuk production kanban. Dengan interval yang telah ditentukan
operator akan mengambil withdrawal kanban yang sudah terkumpul di kotak pos, dan kotak
atau bin yang sudah kosong, ke lokasi dimana barang jadi berupa komponen atau hasil
assembly dari proses sebelumnya disimpan.

Setiap palet/bin yang penuh di production kanban akan di ambil dan ditaruh ke kotak pos
production kanban. Operator sekarang akan meletakkan / melekatkan withdrawal kanban ke
pallet atau bin dan membawanya ke proses miliknya. Saat pallet yang baru ini akan dipakai,
maka withdrawal kanban ini akan di taruh lagi ke kotak pos withdrawal kanban. Pada setiap
proses di line produksi, production kanban secara periodik diambil dari kotak pos untuk
menentukan apa barang yang akan di produksi dan seberapa banyak harus diproduksi.

Kapan paling efektif memakai Kanban?

Kanban membantu mempermudah planning produksi untuk memenuhi perubahan demand


pelanggan. Sistem memerlukan rencana bulanan dan mingguan, dan kaban menyederhanakan
ke fleksibilitas hari ke hari, dan mengubah ke rencana produksi untuk diberikan ke proses
assembly terakhir dan secara otomatis melakukan ke proses upstream-nya. Sistem kanban
bisa diperbaiki secara jumlah dengan mengurangi jumlah kanban atau mengurangi jumlah
part di bin (standard container quantity).
Efeknya akan mempercepat flow di sepanjang proses dan mengurangi leadtime proses. Tetapi
ini juga membuat sistem lebih sensitif terhadap breakdown mesin. Dengan mengidentifikasi
area yang sering menyebabkan gangguan berhenti, maka improvement bisa dilaksanakan
disana. Sehingga overall efficiency line produksi bisa meningkat. Tipe kanban yang lain yaitu
supplier kanban adalah untuk menarik barang dari eksternal supplier. Secara otomatis akan
memulai produksi saat stock mencapai reorder point.

Pada sistem kanban satu kartu, part di produksi dan dibeli sesuai schedule harian, dan
pengantaran ke pemakai di kendalikan oleh withdrawal kanban.

Situasi ideal yang diharapkan lean adalah menerima customer order yang memicu mulainya
proses dan mengalirkan produk ke value stream tanpa delay. Pada kenyataannya keadaan
continuous flow ini tidak bisa langsung terjadi di karenakan proses terpisah jarak dan
relayout tidak bisa langsung dilakukan. Sehingga pendekatan yang dilakukan adalah
penggunaan pull system.

Pull system bermanfaat untuk mencegah terjadinya oversupply atau overstock terhadap
proses berikutnya.

Contohnya jika kita mensupply 100 barang padahal yang dibutuhkan hanya dibutuhkan 80
barang oleh pelanggan atau proses berikutnya, maka akan terjadi oversupply.

Pull system digunakan untuk menggerakkan produk di sepanjang value stream saat terjadi
customer demand atau kebutuhan dari proses selanjutnya. Sehingga tidak ada proses berjalan
tanpa terjadinya pull dari customer baik secara internal ataupun secara external. Dalam
system produksi, kanban akan berfungsi sebagai visual control yang memicu sinyal pengisian
untuk memulai proses dan mengisi barang ke proses berikutnya. Kanban di terjemahkan
secara langsung sebagai kartu sinyal.

Pertama kali sebelum memutuskan apakah kita akan menggunakan kanban adalah kita
melihat kemungkinan melakukan flow. Flow bisa tercapai dengan melakukan pembenahan
berupa relayout yaitu mendekatkan antar satu proses ke proses berikutnya, dan material
digerakkan satu persatu-satu dengan prinsip pull sesuai kebutuhan dari proses berikutnya.
Kemudian pertimbangan kedua adalah menghitung koefisien variasi dari demand. Demand
yang berfluktuasi akan menyebabkan variasi yang tinggi. Kita bisa menghitung besaran
variasi ini dengan parameter standard deviasi. Koefisien variasi adalah membandingkan nilai
rata-rata dari demand dengan standard deviasinya.

Ada tiga macam tipe Kanban:

1.Withdrawal Kanban: kartu sinyal yang menjelaskan apa yang harus di pull dan darimana di
pull.

2.Production Kanban: kartu sinyal yang memicu terjadinya proses produksi

3.Supplier Kanban: kartu sinyal yang dipakai untuk memicu supplier untuk mengisi secara
batches.
Kita perlu melakukan identifikasi value stream secara keseluruhan mulai dari barang diterima
dari supplier sampai ke setiap proses produksi menuju ke gudang barang jadi. Kemudian kita
bisa mengidentifikasi proses mana yang memiliki capacity aliran paling kecil dari
keseluruhan langkah proses. Proses ini kita sebut sebagai pacemaker yaitu suatu proses yang
memiliki rate terendah dan berfungsi sebagai penentu schedule untuk downstream pull.
Pacemaker ini menentukan kecepatan dari proses upstream dan proses downstream.

Jenis Kanban Lainnya

1. Kanban Instruksi Kerja (Instruction )

KBN ini berfungsi untuk memerintahkan proses produksi pada lini produksi.
KBN Instruksi kerja terbagi menjadi dua:
a> KBN Internal Proses
b> KBN Signal (Produksi lot)

Kanban Just In Time


Contoh Kanban
 2. Kanban Penarikan (Widthdrawal )

Kanban ini berfungsi untuk memerintahkan pengambilan part dari proses sebelum ke poses
setelahnya.
KBN jenis ini terbagi menjadi dua yaitu:
a> KBN penarikan antar line produksi (In-Plant KBN)
b> KBN supplier :  untuk perintah penarikan part dari pemasok/ suplier.

Aturan Kanban :

Memproduksi dan mensuplai barang hanya sesuai dengan jumlah kanban yang diterima.
Part/ barang harus bergerak bersama KBN
Tidak memproduksi dan mensuplai tanpa KBN.
Saat pertama part/barang diambil dari box, KBN harus diambil dan diletakkan ke pos KBN.

Manfaat implementasi pengaturan proses produksi dengan Kanban :

Memberikan instruksi kerja kepada operator produksi.


Memudahkan mengontrol kondisi lini produksi.
Mengetahui kondisi sedini mungkin.
Mencegah penumpukan barang.
Secara tidak langsung mencegah kerusakan barang.
Pengiriman barang sesuai waktu.
Tepat dalam pengiriman.
Kelancaran produksi, karena KBN secara sistem adalah perintah untuk membuat dan
mentransportasikan barang.
Produksi lebih teratur.
Lokasi kerja lebih teratur
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/implementasi-dan-pengertian-sistem.html

Unknown Peramalan/Forecast

Verifikasi dan Pengendalian Peramalan


Produksi
Verifikasi dan Pengendalian Peramalan Produksi 

Langkah penting setelah peramalan dilakukan adalah verifikasi peramalan


sedemikian rupa sehingga mencerminkan data masa lalu dan sistem penyebab yang
mendasari permintaan tersebut. Sepanjang representasi peramalan tersebut dapat
dipercaya, hasil peramalan dapat terus digunakan. Jika selama proses verifikasi
tersebut ditemukan keraguan validitas metode peramalan yang digunakan, harus
dicari metode lainnya yang lebih cocok. Validitas tersebut harus ditentukan dengan
uji statistis yang sesuai.

Setelah suatu peramalan dibuat, selalu timbul keraguan apakah perlu dibuat suatu
metode peramalan baru . Peramalan harus selalu dibandingkan dengan permintaan
aktual secara teratur. Pada suatu saat harus diambil tindakan revisi peramalan
apabila ditemukan bukti adanya perubahan pola permintaan yang meyakinkan.
Selain itu, penyebab perubahan pola permintaan harus diketahui. Penyesuaian
metode peramalan dilakukan segera setelah perubahan pola permintaan diketahui.
Terdapat banyak perkakas yang dapat digunakan untuk memverifikasi peramalan
dan mendeteksi perubahan sistem penyebab yang melatarbelakangi perubahan pola
permintaan. Bentuk yang paling sederhana adalah peta kendali peramalan, mirip
dengan peta kendali kualitas. Peta kendali ini dapat dibuat dengan ketersediaan
data yang minim.
Forecast Analyst

Peta Moving Range

Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual


dengan nilai peramalan. Data permintaan aktual dilihat dan dibandingkan dengan
nilai peramalan pada perioda yang sama. Peta tersebut dikembangkan ke perioda
yang akan datang sehingga data peramalan dapat dibadingkan dengan permintaan
aktual. Selama perioda dasar (perioda pada saat menghitung peramalan),
PetaMoving Range digunakan untuk melakukan verifikasi teknik dan parameter
peramalan. Setelah metode peramalan ditentukan, peta Moving Range digunakan
intuk pengujian kestabilan sistem penyebab yang mempengaruhi permintaan.

Sekurang-kurangnya harus ada 10 dan lebih disukai 20 data untuk membuat peta 
Moving Range. Batas ini ditetapkan sedemikian sehingga diharapkan hanya ada tiga
dari 1000 titik yang berada di luar batas kendali, jika sistem penyebab yang
melatarbelakanginya tetap sama. Jika ditemukan satu titik yang berada di luar batas
kendali pada saat peramalan diverifikasi, harus ditentukan apakah data harus
diabaikan atau peramalan baru harus dicari. Jika ditemukan sebuah titik berada di
luar batas kendali harus diselidiki penyebabnya. Temuan itu mungkin membutuhkan
penyelidikan yang ekstensif.

Jika semua titik berada di dalam batas kendali, diasumsikan peramalan permintaan
yang dihasilkan telah cukup baik. Jika terdapat titik yang berada di luar batas kendali
berarti peramalan yang didapat kurang baik dan harus direvisi. Peta kendali dapat
digunakan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan dalam sistem penyebab
yang melatarbelakangi permintaan sehingga dapat ditentukan persamaan
peramalan baru yang lebih cocok atas sistem penyebab yang terjadi pada saat ini.

Uji Kondisi Di Luar Kendali

Uji yang paling konklusif bagi kondisi di luar kendali adalah adanya titik di luar batas
kendali. Selain itu, terdapat pula uji lainnya dengan tingkat kemungkinan yang sama.
Teknik yang digunakan berikut ini dirancang agar dapat digunakan dengan jumlah
data yang seminimal mungkin. Uji ini dilakukan dengan cara membagi peta kendali
ke dalam enam bagian dengan selang yang sama. Daerah A adalah daerah di luar 
2/3 (2.66 MR) =  1.77 MR (di atas +1.77 MR dan di bawah –1.77 MR). Daerah B
adalah daerah di luar  1/3 (2.66 MR) =  0.89 MR (di atas +0.89 MR dan di bawah
–0.89 MR). Daerah C adalah daerah di atas atau di bawah garis tengah. Uji kondisi
di luar kendali adalah:

1.Dari tiga titik berurutan, apakah ada dua atau lebih titik yang berada di daerah A?
2.Dari lima titik yang berurutan, apakah ada empat atau lebih titik yang berada di daerah
B?
3.Apakah ada delapan titik berturut-turut yang berada di salah satu sisi (di atas atau di
bawah garis tengah).

Gambaran daerah-daerah A, B, dan C ditunjukkan pada gambar. Kondisi apabila


ketiga kriteria di atas terpenuhi diperlakukan sama dengan kondisi titik berada di luar
batas kendali.

Penggunaan Moving Range untuk Verifikasi Peramalan


Penggunaan Moving Range untuk melakukan verifikasi hasil peramalan contoh
terdahulu. Dalam kasus tersebut, jika peta Moving Range menunjukan keadaan di
luar kriteria kendali maka data yang tidak berasal dari sistem akibat yang sama akan
dibuang dan fungsi peramalan ditentukan lagi.

Contoh kasus peramalan linear sebelumnya digunakan untuk menggambarkan


proses verifikasi peramalan. Perhitungan yang dibutuhkan untuk memverifikasi
peramalan linear yang dibuat ditunjukkan dalam tabel. Peta kendali ditunjukkan pada
gambar. Dapat dilihat terdapat sistem penyebab yang stabil dan dapat dinyatakan
secara statistik bahwa peramalan linear tersebut valid.

Salah satu hal penting untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi
adalah peramalan permintaan yang akurat dan terpercaya. Karena permintaan tidak
dapat diperkirakan langsung secara tepat, dibutuhkan metode-metode tertentu yang
akan mengarahkan kepada peramalan yang baik. Metode peramalan adalah teknik
untuk meramalkan masa datang secara ilmiah, yang akan lebih baik daripada
peramalan coba-coba.
Untuk membuat peramalan permintaan yang baik, pertama kali perlu diramalkan
keadaan lingkungan yang mempengaruhi jumlah permintaan produk suatu
perusahaan. Peramalan lingkungan selanjutnya digunakan sebagai dasar peramalan
industri. Dan selanjutnya baru dilakukan peramalan permintaan produk perusahaan.
Secara umum, untuk memperkirakan permintaan pada masa yang akan datang,
dapat digunakan enam metode peramalan yang utama: Penelitian minat pembeli,
pendapat tenaga penjualan, pendapat pakar, pengujian pasar, Analisis deret waktu,
dan analisis permintaan statistik. Metode tersebut bervariasi dari segi kecocokan
dengan tujuan peramalan, jenis produk, serta ketersediaan dan keandalan data yang
dimiliki perusahaan.

Harus diperhatikan bahwa keakuratan peramalan akan berkurang sejalan dengan


pertambahan selang perioda peramalan. Peramalan hanya direvisi jika terjadi
perubahan dalam sistem penyebab yang melatarbelakangi permintaan.

http://ppic1908.blogspot.com/2016/07/verifikasi-dan-pengendalian-peramalan.html
Unknown Modul PPIC/PPC

Kegiatan perencanaan dan pengendalian


produksi
Production Planning Control/PPC memiliki peran penting
dalam sebuah perencanaan produksi dalam industri
manufaktur dan non manufactur.
Berikut adalah Tujuan dan Fungsi Perencanaan Produksi

1. Tujuan rencana produksi

·  Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba


·  Memaksimalkan layanan nasabah
·  Meminimalkan investasi inventaris
·  Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
·  Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
·  Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan

2. Fungsi rencana produksi

Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah:


-Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis
perusahaan
-Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
-Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
-Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.
-Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis
-Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi.
3.  Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan:

Perencanaan jangka panjang (long range planning)


Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan
penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial.
Perencanaan jangka menengah (medium range planning)
Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa perencanaan kebutuhan kapasitas
(capacity reqiurement planning), perencanaan kebutuhan material (material requirement
planning), jadwal induk produksi (master production schedule), dan perencanaan kebutuhan
distribusi (distribution requirement planning).

Perencanaan jangka pendek (short range planning)


Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (final
assembly schedule), perencanaan dan pengendalian input-output, pengendalian kegiatan
produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek.

4.  Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi:

a.Peramalan kuantitas permintaan


b.Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu
c.Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah, dan waktu
d.Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas
e.Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
f. Penjaminan kualitas
g.Monitoring aktivitas produksi
h.Pengendalian produksi
i. Pelaporan dan pendataan

http://ppic1908.blogspot.com/2016/07/kegiatan-perencanaan-dan-pengendalian.html

Peramalan dalam Perencanaan Produksi


Salah satu Ilmu atau seni dalam Proses perencanaan produksi adalah
Peramalan, karena dengan adanya peramalan kita dapat menentukan dan
melakukan persiapan produksi yang akan datang.
Pengertian Peramalan dalam proses perencanaan produksi ?

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa


mendatang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Peramalan mungkin tidak selalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang
stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat
dibutuhkan bila kondisi keadaan pasar bersifat kompleks dan dinamis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat kompleks dan
dinamis karena permintaan tersebut akan bergantung kepada keadaan sosial,
ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaingm dan produk substitusi. Oleh
karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan manajemen.

Peramalan dan Horizon Waktu


Dalam hubunganya dengan horison waktu, peramalan dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peramalan Jangka Panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini
digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumberdaya.
2. Peramalan Jangka Menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih
khusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk
menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.
3. Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini
digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur,
penjadwalan kerja, dan keputusan kontrol jangka pendek lainnya.
Forecast

Penggunaan Peramalan

Di antara tujuan utama dari peramalan adalah


1. Menentukan kebutuhan dan ukuran perluasan pabrik
2. Menentukan perencanaan jangka menengah untuk produk yang ada untuk
diproduksi dengan fasilitas yang ada
3. Menentukan penjadwalan jangka pendek dari produk yang ada untuk diproduksi
dengan peralatan yang ada

Metode Peramalan dalam Perencanaan Produksi

Peramalan dapat dibagi berdasarkan jangka waktu sejalan dengan kegunaannya.


Karena derajat detil dan akurasi berkaitan dengan jangka waktu, maka tipe
peramalan dibagi berdasarkan kegunaan, detail, dan jangka waktu.
Selain itu peramalan dapat dikatagorikan dengan cara lain:
1. Berdasarkan pendapat subjektif orang-orang di lapangan penjualan dan
pemasaran
2. Berdasarkan indeks aktivitas usaha
3. Berdasarkan rata-rata data penjualan yang lalu
4. Berdasarkan analisis statistik data penjualan yang lalu
5. Berdasarkan kombinasi

Jenis Peramalan
Dalam membuat keputusan dalam perusahaan industri, seorang manajer
membutuhkan informasi dari berbagai sisi yang berbeda. Oleh karena itu, Seorang
manajer perlu melakukan peramalan pada beberapa bidang penting, antara lain
peramalan tentang perkembangan teknologi, peramalan tentang kondisi ekonomi,
peramalan permintaan, dan sebagainaya. Pada Perencanaan dan Pengendalian
Produksi (PPC), bidang peramalan yang difokuskan adalah peramalan permintaan.

PeramalanPermintaan
Peramalan permintaan merupakan peramalan tingkat permintaan produk-produk
yang diharapkan akan teralisasikan untuk jangka waktu tertentu pada masa yang
akan datang. Peramalan tersebut akan menjadi masukan yang sangat penting
dalam keputusan perencanaan dan pengendalian perusahaan. Karena bagian
operasional produksi bertanggung jawab terhadap pembuatan produk yang
dibutuhkan konsumen, maka keputusan operasi produksi sangat dipengaruhi oleh
hasil peramalan permintaan. Peramalan permintaan ini digunakan untuk
meramalkan permintaan dari produk yang bersifat bebas (tidak bergantung) , seperti
peramalan produk jadi.

Faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Permintaan produk pada suatu perusahaan merupakan resultan dari berbagai faktor
yang saling berinteraksi dalam pasar. Faktor-faktor tersebut hampir selalu
merupakan kekuatan yang berada di luar kendali perusahaan. Berbagai faktor
tersebut antara lain:
·         Siklus Bisnis. Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan
produk tersebut, dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi, depresi, dan
masa pemulihan.

·         Siklus Hidup Produk. Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti suatu
pola yang biasa disebut kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan
terhadap waktu, di mana siklus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase
pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan, dan akhirnya fase penurunan.
Unutk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu dilakukan inovasi produk pada
saat yang tepat

Faktor-faktor lain. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah


reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha yang
dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti peningkatan kualitas, pelayanan,
anggaran periklanan, dan kebijakan pembayaran secara kredit.

Karaketeristik Peramalan yang Baik


Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting antara lain sebagai
berikut :

·         Akurasi. Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan
konsistensi peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan
tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan yang
sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan
peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah, akan mengakibatkan
kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi
segera, akibatnya adalah perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan
kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang
terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam
menyeimbangkan persediaan yang ideal, yaitu meminimasi penumpukan persediaan
dan memaksimasi tingkat pelayanan.
·         Biaya. Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan bergantung
kepada jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode
peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi
berapa banyak data yang dibutuhkan, Bagaimana pengolahan datanya, yaitu secara
manual atau komputerisasi, bagaimana penyimpanan datanya, dan siapa tenaga
ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan
dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang
penting akan diramalkan dengan metode yang canggih dan mahal, sedangkan item-
item yang kurang penting bisa diramalkan dengan metode yang sederhana dan
murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari Hukum Pareto (Analisis ABC).

·         Kemudahan. Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah


dibuat, dan mudah diaplikasikan, akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Adalah percuma memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan
pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumberdaya manusia, maupun
peralatan teknologi.

Sifat Hasil Peramalan


Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, terdapat
beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:

·         Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa


mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan
ketidakpastian tersebut.

·         Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran


kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah
penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang
mungkin terjadi.

·         Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka


panjang. Hal ini disebabkan pada peramalan jangka pendek, sejumlah faktor yang
mempengaruhi permintaan relatif masih konstan, sementara semakin panjang
periode peramalan, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor
yang mempengaruhi permintaan. 
Metoda Peramalan
Secara umum, peramalan diklasifikasika menjadi 2 macam, yaitu :

1. Peramalan yang bersifat subyektif

2. Peramalan yang bersifat obyektif

Perbedaan antara kedua macam peramalan ini didasarkan pada cara mendapatkan
nilai-nilai ramalan.

Peramalan Subjektif
Peramalan subyektif lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
pendapat pribadi seseorang, dan intuisi yang meskipun kelihatanya kurang ilmiah
tetapi dapat memberikan hasil yang baik. Peramalan subyektif ini akan diwakili oleh
metoda delphi dan metoda penelitian pasar.

·         Metoda Delphi. Metoda ini merupakan cara sistematis, untuk mendapatkan
keputusan bersama dari suatu kelompok yang terdiri dari para ahli dan berasal dari
disiplin yang berbeda. Kelompok ini tidak bertemu secara bersama dalam suatu
forum untuk berdiskusi, tetapi merka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak
boleh saling berunding. Hal ini dilakuan untuk menghindari pendapat yang bias
karena pengaruh kelompok. Pendapat yang berbeda secara signifikan dari ahli yang
lain dalam kelompok tersebut akan ditanyakan lagi kepada yang bersangkutan,
sehingga diperoleh angka estimasi pada interval tertentu yang dapat diterima.
Metoda delphi ini dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada
pengoperasian jangka panjang. Selain itu, metoda ini juga bermamfaat dalam
pengembangan produk baru, pengembangan kapasitas produksi, penerobosan
kesegmen pasar baru dan strategi keputusan bisnis lainnya.
·         Metoda Penelitian Pasar. Metoda ini mengumpulkan dan menganalisa fakta
secara otomatis pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. Salah satu
teknik utama dalam penelitian pasar ini adalh survei konsumen. Survei konsumen
akan memberikan informasi mengenai selera yang diharapkan konsumen, dimana
informasi tersebut diperoleh dari sampel dengan kuesioner. Penelitian pasar sering
digunakan dalam merencanakan produk baru, sistem periklanan, dan promosi yang
tepat. Hasil dari penelitian pasar ini kadang-kadang juga dipakai sebagai dasar
peramalan permintaan produk baru.

Peramalan Objektif
Peramalan objektif merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan
matematis dan statistik dalam menunjukan hubungan antara permintaan dengan
satu atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Selain itu peramalan objektif juga
mengasumsikan bahwa tingkat keeratan dan macam dari hubungan antara variabel-
variabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu akan berulang juga
pada masa yang akan datang. Peramalan objektif terdiri atas dua metoda, yaitu
metoda intristik dan metoda ektrinsik.

·         Metoda Intrinsik. Metoda ini membuat peramalan hanya berdasarkan proyeksi
permintaan historis tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin
mempengaruhi besarnya permintaan. Metoda ini hanya cocok untuk peramalan
jangka pendek pada kegiatan produksi, di mana dalam rangka pengendalian
produksi dan pengendalian persediaan bahan baku seringkali perusahaan harus
melibatkan banyak item yang berbeda. Hal ini tentu membosankan sehingga
memerlukan metoda-metoda peramalan yang mudah dan murah. Metoda Intrinsik
diwakili oleh analisis deret waktu.

·         Metoda Ekstrinsik. Metoda ini mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang


mungkin dapat mempengaruhi besarnya permintaan di masa yang akan datang
dalam model peramalannya. Metoda ini lebih cocok untuk peramalan jangka panjang
karena dapat menunjukan hubungan sebab akibat yang jelas dalam hasil
peramalanya sehingga disebut metoda kausal dan dapat memprediksi titik-titik
perubahan. Kelemahan dari metoda ini adalah dalam hal mahalnya biaya aplikasi
dan frekuensi perbaikan hasil peramalan yang rendah karena sulitnya menyediakan
informasi perubahan faktor-faktor eksternal yang terukur. Metoda ekstrinsik banyak
dipakai untuk peramalan pada tingkat agregat. Metoda ini akan diwakili oleh metoda
regresi.

Pendekatan Peramalan
Dengan mempertimbangan bahwa penggunaan metoda statistik yang dilakukan
pada data yang lalu adalah cara yang realistis untuk melakukan peramalan
permintaan yang akan datang, dilakukan langkah sebagai berikut:
1. Membuat plot permintaan terhadap waktu (demand versus time)
2. Menentukan teknik yang digunakan
3. Mengevaluasi error yang diharapkan
4. Mengambil keputusan untuk menggunakan teknik yang dipertimbangkan atau
berusaha mendapatkan yang lebih baik.
Terdapat beberapa metode peramalan:
·         Peramalan Least Square / Linear
·         Peramalan Constant
·         Peramalan Cyclic
·         Peramalan Linear-Cyclic
·         Peramalan lainnya: Moving Average, Exponential Smoothing, Curvilinear
Regression, Combination.
Analisis Deret Waktu (Time Series)

Dalam pendekatan analisis deret waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu
tersebut terdiri dari komponen-komponen Trend (T), Siklus/Cycle (C), Pola
Musiman / Season (S), Variasi Acak / Random (R) yang akan menunjukkan suatu
pola tertentu. Komponen-komponen tersebut kemudian dipakai sebagai dasar dalam
membuat persamaan matematis. Analisa Deret Waktu ini sangat tepat dipakai untuk
meramalkan permintaan yang pola permintaan di masa lalunya cukup konsisten
dalam periode waktu yang lama, sehingga diharapkan pola tersebut masih akan
tetap berlanjut.
Permintaan di masa lalu pada analisa deret waktu akan dipengaruhi keempat
komponen utama T, C, S, dan R. Penjelasan tentang komponen-komponen tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Kecenderungan / Trend (T)


Trend merupakan sifat dari permintaan di masa lalu terhadap waktu terjadinya,
apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun, atau konstan.

2. Siklus / Cycle (C)


Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik,
biasanya lebih dari satu tahun, sehingga pola ini tidak perlu dimasukan dalam
peramalan jangka pendek. Pola ini amat berguna untuk peramalan jangka
menengah dan jangka panjang.

3. Pola Musiman / Season (S)


Fluktuasi permintaan suatu produk dapat naik turun di sekitar garis trend dan
biasanya berulang setiap tahun. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca,
musim libur panjang, dan hari raya keagamaan yang akan berulang secara periodik
setiap tahunnya.

4. Variasi Acak / Random (R)


Permintaan suatu produk dapat mengikuti pola bervariasi secara acak karena faktor-
faktor adanya bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing, promosi khusus,
dan kejadian-kejadian lainnya yang tidak mempunyai pola tertentu. Variasi acak ini
diperlukan dalam ragka menentukan persediaan pengaman untuk mengantisipasi
kekurangan persediaan bila terjadi lonjakan permintaan.
Rata-rata Bergerak (Moving Average = MA)
Moving Average diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa
data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan teknik MA ini adalah
untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya
dengan waktu. Tujuan ini dicapai dengan merata-ratakan beberapa nilai data secara
bersama-sama, dan menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan
untuk periode yang akan datang. Disebut rata-rata bergerak karena begitu setiap
data aktual permintanan baru deret waktu tersedia, maka data waktu aktual
permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan, kemudian nilai
suatu rata-rata baru akan dihitung.
http://ppic1908.blogspot.com/2016/07/peramalan-dalam-perencanaan-produksi.html

Andri Inventory, Metode Penyediaan

Strategi Saluran Distribusi


Strategi saluran distribusi secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 area:

Struktur saluran (channel structure)

Penelitian pada channel structure berkaitan dengan berbagai aspek yang berhubungan dengan
pembangunan sistem distribusi dari produsen ke konsumen. Beberapa pertanyaan yang dapat
diajukan terkait channel structure antara lain: berapa banyak level perantara yang akan
digunakan dalam sistem distribusi dan seperti apa tipe perantara yang akan digunakan?
Berapa banyak jumlah perantara yang akan dimasukkan untuk tiap level perantara? Coughlan
dkk (2006) membagi channel structure menjadi 2 dimensi:

Routes to market (dimensi variasi)

Routes to market berhubungan dengan penyediaan rute atau saluran bagi konsumen untuk
mendapatkan produk atau jasa. Kotler (2007) membagi saluran distribusi menjadi beberapa
level:

Zero level (direct channel)

Pada zero level, perusahaan menjual produknya langsung ke konsumen tanpa melalui
perantara. Saluran distribusi yang digunakan misalnya: sales door to door, mail order,
telemarketing, dan company owned outlet.

A one level channel

Pada level ini, perusahaan menggunakan 1 macam perantara misalnya retailer.

A two level channel

Pada level ini, perusahaan menggunakan 2 macam perantara, misalnya: wholesaler dan
retailer.

A three level channel

Pada level ini, perusahaan menggunakan 3 macam perantara, misalnya: agen, wholesaler, dan
retailer.

Channel coverage (dimensi intensitas)

Dimensi intensitas berfokus pada penentuan level jangkauan pasar (market coverage).
Dimensi intensitas adalah elemen utama dari strategi saluran distribusi (Coughlan dkk, 2001)
dan menentukan keseluruhan struktur saluran (jenis perantara, cakupan pasar, dan jenis
distribusi langsung atau tidak langsung). Perusahaan dapat memilih 3 strategi dasar dari
channel coverage (Mullins dkk, 2005; Kotler, 1997; Stren dkk, 1989) yaitu:

Distribusi eksklusif (exclusive distribution)

Distribusi eksklusif terjadi ketika sebuah produk atau jasa hanya terdapat pada sebuah outlet
dalam sebuah area geografik.
Distribusi selektif (selective distribution)

Distribusi selektif menggunakan lebih dari satu distributor tapi masih dalam jumlah yang
sedikit.

Distribusi intensif (intensif distribution)

Pada distribusi intensif, produsen menempatkan produknya di sebanyak mungkin distributor


agar dapat menjangkau cakupan pasar secara luas.

Manajemen saluran (channel management)

Channel management berfokus pada semua aspek yang berkaitan dengan hubungan antara
perusahaan dan perantara. Aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan terkait channel management antara lain pemilihan: channel member, memotivasi
channel member, mengevaluasi channel member, dan mengatasi jika ada channel conflict
(Mullins dkk, 2005; Kotler, 1997; Stern, 1989).

Enam Paradigma Klasik dalam Saluran Distribusi

Berikut 6 paradigma klasik dalam saluran distribusi yang diambil dari papernya Bert
Rosembloom dengan judul Six Classic Distribution Paradigms for Global Marketing Channel
Strategy.

Paradigma Disintermediasi (Disintermediation Paradigm)

Paradigma disintermediasi menerangkan tentang perantara yang seringkali menjadi “parasit”


dalam saluran distribusi karena keberadaan mereka yang menambah biaya produk sepanjang
perjalanannya dari produsen sampai ke konsumen. Karena alasan itulah maka perantara
seharusnya dihilangkan dari saluran distribusi.
Tapi sebenarnya penggunaan perantara dapat lebih menekan biaya distribusi karena perantara
sebagai spesialis di bidang distribusi bisa melakukan fungsi-fungsi distribusi dengan lebih
efisien karena mereka mendapatkan keuntungan dari economies of scale (keuntungan
ekonomi yang didapat karena banyaknya produk) dan economies of scope (keuntungan yang
didapat karena luasnya jangkauan).
Sehingga akan lebih baik bagi manajer operasional untuk lebih berfokus mendesain sebuah
saluran distribusi yang menyertakan perantara dengan jumlah yang optimal untuk
meningkatkan efisiensi saluran distribusi.

Paradigma Pengalihan Tugas Distribusi (Functional Shifting Paradigm)

Fungsi atau tugas-tugas dari distribusi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan transaksi
antara penjual dan pembeli tidak dapat dihilangkan keberadaannya dari saluran distribusi.
Tugas-tugas tersebut hanya dapat dialihkan ke anggota saluran distribusi yang lain.
Maka pertanyaan yang harus dijawab mengenai tugas-tugas distribusi tersebut adalah
‘bagaimana dan siapa yang akan melakukan tugas-tugas tersebut diantara channel member?’
Berikut 3 hal yang seharusnya diperhatikan oleh seorang manajer berkaitan dengan
paradigma ini:
1. Struktur saluran seperti apa yang paling ekonomis untuk menjalankan tugas-tugas
distribusi??
2. Tingkat kontrol seperti apa yang diinginkan manajer??
3. Apakah strategi saluran distribusi termasuk kompetensi inti dari perusahaan??

Paradigma Channel Flow

Saluran distribusi digambarkan sebagai sebuah sistem flow yang terdiri dari:

1. Product flow
2. Ownership flow
3. Prommotion flow
4. Negotiation flow
5. Financing flow
6. Risk flow
7. Ordering flow
8. Payment flow
Channel flow terbentuk karena saluran distribusi dibuat oleh orang-orang yang bekerja dari
berbagai tipe institusi. Akibatnya, channel flow menjadi sebuah ikatan yang mengikat
produsen, konsumen, dan perantara dan secara bersama-sama membentuk sebuah sistem
perdagangan.

Paradigma Perbedaan Pengelompokkan Barang

Produk dikelompokkan oleh produsen berdasarkan efisiensi produksi sementara konsumen


mengelompokkan produk berdasarkan kenyamanan berbelanja dan penggunaan. Sehingga
terjadilah gap antara keduanya.

Paradigma Channel Conflict

Ketika manusia berhubungan satu sama lain dalam sebuah organisasi termasuk dalam saluran
distribusi, pada titik tertentu, satu atau lebih bagian akan terlibat dalam sebuah perilaku yang
menghalangi tujuan dari anggota lain. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya konflik
dalam saluran distribusi.
Konflik antar saluran dapat terjadi ketika terjadi bentrokan antara struktur saluran yang
berbeda. Contoh yang sering terjadi misalnya ketika sebuah perusahaan menggunakan
saluran online-nya untuk menjangkau konsumen yang sama dengan target konsumen
perantara yang membawa produk perusahaan. Dalam kasus ini, terdapat konflik antara
saluran online perusahaan dengan saluran dari perantara.

Paradigma Channel Power

Power selalu memainkan peran utama dalam sebuah saluran distribusi. Ketika salah satu
anggota saluran memerintahkan anggota lain untuk melakukan suatu tindakan, maka power
sudah muncul dalam saluran.
Beberapa penemuan seputar power antara lain:
~ Dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku anggota saluran, beberapa bentuk power
harus diaplikasikan. Oleh karenanya, penggunaan power dalam saluran distribusi tidak dapat
dielakkan lagi.
~ Efektivitas dari berbagai macam power dalam mempengaruhi perilaku anggota saluran
berbeda-beda tergantung situasi yang dihadapi
~ Bagaimana power yang dipakai dalam saluran dapat mempengaruhi tingkat kerjasama dan
konflik dalam saluran serta tingkat kepuasan anggota saluran
~ Power yang bersifat koersif (dengan paksaan) cenderung melahirkan konflik dan
ketidakpuasan anggota saluran

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/strategi-saluran-distribusi.html

Unknown Inventory, Metode Penyediaan, MRP, Pergudangan, SAP

Analisis Rantai Nilai , Pengertian Rantai


Nilai dan Strategi Marketing
Analisis Rantai Nilai , Pengertian Rantai Nilai dan
Strategi Marketing

Rantai Nilai (Value Chain) Porter

Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam industri yang
spesifik. Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan rantai nilai, bukan
tingkat divisi atau tingkat korporasi. Produk melewati semua rantai kegiatan dalam rangka,
dan pada setiap aktivitas nilai keuntungan beberapa produk. Rantai kegiatan memberikan
produk-produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari semua kegiatan. Hal ini penting
untuk tidak mencampur konsep rantai nilai dengan biaya yang terjadi di seluruh kegiatan.
Rantai nilai mengkategorikan aktivitas umum nilai tambah dari sebuah organisasi. Kegiatan
utama mencakup: logistik masuk, operasi (produksi), logistik keluar, pemasaran, dan
penjualan (permintaan), dan jasa (pemeliharaan). Kegiatan dukungan meliputi: manajemen
infrastruktur administratif, manajemen sumber daya manusia, teknologi (R & D), dan
pengadaan. Biaya dan value drivers diidentifikasi untuk setiap aktivitas nilai.

Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

1. Primary activities :
- Inbound logistics : aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum
digunakan.
- Operations : akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
- Outbound logistics : aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan
konsumen.
- Marketing and sales : aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar
tertarik untuk membeli produk.
- Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.

2. Supported activities :

- Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.


- Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi,
sampai pemberhentian.
- Technological Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur,
didalam transformasi produk dari input menjadi output.
- Infrastructure : terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan,
perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya
menjadi sebuah kesatuan.

Analisis Rantai Nilai , Pengertian Rantai Nilai dan Strategi Marketing

Enam fungsi bisnis Rantai Nilai:


* Penelitian dan Pengembangan
* Desain Produk, Jasa, atau Proses
* Produksi
* Pemasaran & Penjualan
* Distribusi
* Layanan Pelanggan

Analisis Rantai Nilai , Pengertian Rantai Nilai dan Strategi Marketing

Analisis Rantai Nilai , Pengertian Rantai Nilai dan Strategi Marketing, terdiri dari aktivitas
nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang
dilakukan perusahaan. Yaitu dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan
sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total
dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai
cara. Saluran emasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan
dalam memahami sumber posisi biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin
merupakan bagian dari total biaya yang ditanggung pembeli.

Rantai nilai (value chain) adalah pola yang digunakan perusahaan untuk memahami posisi
biayanya dan untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
implementasi dari strategi tingkat-bisnisnya. Rantai nilai menunjukkan bagaimana sebuah
produk bergerak dari tahap bahan baku ke pelanggan akhir.  Rantai nilai menggambarkan
berbagai kegiatan yang diperlukan untuk membawa produk atau jasa dari konsepsi, melalui
berbagai tahapan produksi (melibatkan kombinasi transformasi fisik dan masukan dari
berbagai produsen jasa), pengiriman pada konsumen akhir, dan pembuangan akhir setelah
digunakan.

Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi
inti perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif sebagai berikut:
Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar dariaktivitas
penambahan nilai.  Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing.

Aktivitas nilai dapat dicabangkan menjadi dua tipe yang luas, aktivitas primer dan aktivitas
pendukung. Aktivitas primer meliputi penciptaan fisik produk dan penjualannya dan
perpindahan kepada pembeli serta bantuan pasca penjualan. Aktivitas pendukung mendukung
aktivitas primer dan satu sama lain dengan memberikan input pembelian, teknologi, sumber
daya manusia, dan fungsi berbagai perusahaan secara luas. Analisis rantai nilai
memperlihatkan organisasi sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan
penciptaan nilai. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. Porter
membagi aktivitas-aktivitas kedalam dua kategori.

Pertama adalah primary activities (aktivitas primer), yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan layanan setelah
penjualan. Aktivitas ini terdiri dari inbound logistics (logistik ke dalam), operations (kegiatan
operasi), outbound logistics (logistik ke luar), marketing and sales (pemasaran dan
penjualan), servis (pelayanan). Kedua adalah support activities (aktivitas pendukung), yaitu
aktivitas yang menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer.
Aktivitas ini terdiri dari procurement (pembelian/pengadaan), technology development
(pengembangan teknologi), human resource management (manajemen sumber daya manusia)
dan firm infrastructure (infrastruktur perusahaan)

Aktivitas Primer

Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan, dan


menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku, gudang
dan kontrol persediaan.
Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-input yang
disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya permesinan,
pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan,
penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para pelanggan. Meliputi
penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.
Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk
menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk dan
mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan danmenjual
produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional, memilih
jaringan distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan mendukung tenaga
penjualan mereka.
Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara
nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa,
termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian.

Aktivitas Pendukung

Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli


input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input pembelian
meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur produk.
Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya.
Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya
peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas yang
melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada semua
personel.

Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration (administrasi


umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general management,
perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk
mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan
efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman,
mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Rantai nilai memberikan cara sistematik untuk membagi suatu perusahaan kedalam berbagai
aktivitas yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk menelaah bagaimana cara
pengelempokan berbagai aktivitas dalam perusahaan. Dengan menggunakan analisas rantai
ini perusahaan bisa mendeteksi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value
added) sehingga bisa dihilangkan.

Strategi Keunggulan Bersaing

Suatu strategi adalah kumpulan tindakan yang terkoordinir dan terintegrasi yang diambil
untuk menggunakan kompetensi inti dan memperoleh keunggulan bersaing. Keberhasilan
suatu perusahaan, sebagaimana diukur dengan daya saing strategis dan profitabilitas tinggi
merupakan fungsi kemampuan perusahaan dalam mengembangkan dan menggunakan
kompetensi inti baru lebih cepat dari pada usaha pesaing untuk meniru keunggulan bersaing
yang ada saat ini.
 
Keunggulan bersaing menurut Porter adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih
keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri
yang sama.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam
memahami  perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.
Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi generik yang diklasifikasikan
dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan
terhadap strategi generik akan bergantung kepada analisis lingkungan usaha untuk
menentukan peluang dan ancaman.

Strategi Keunggulan biaya 


Keunggulan biaya merupakan satu dari dua jenis keunggulan bersaing yang mungkin dimiliki
perusahaan. Biaya juga merupakan hal yang merupakan hal yang sangat penting bagi strategi
diferensiasi karena suatu diferensiator harus mempertahankan posisi biaya dibanding para
pesaing. Dewasa ini banyak perusahaan menyadari pentingnya biaya dan banyak rencana
strategic perusahaan menetapkan cost leadership atau  pengurangan biaya sebagai tujuan.
Akan tetapi perilaku pada beberapa perusahaan sering kurang di pahami dengan baik.

Kebanyakan perusahaan hanya memusatkan perhatian pada biaya manufaktur dan


mengabaikan dampak biaya pada aktivitas lainnya seperti pemasaran, layanan, dan
infrastruktur lainnya.  Saat menerapkan strategi keunggulan biaya perusahaan menawarkan
produk dengan fungsi yang dapat diterima kepada konsumen pada harga yang tetap bersaing
terendah. Dengan demikian sumber utama nilai yang ditawarkan kepada konsumen melalui
penerapan strategi ini adalah biaya rendah produk tersebut.  Kekuatan tawar perusahaan
terhadap lima kekuatan persaingan akan menentukan struktur biaya perusahaan. Umumnya
perusahaan yang menerapkan strategi ini menjual produk standar kepada konsumen.

Strategi keunggulan biaya bukanlah tanpa resiko. Peralatan produksi perusahaan yang unggul
dalam hal biaya dapat usang melalui inovasi teknologi pesaingnya. Inovasi ini
memungkinkan memungkinkan perusahaan pesaing memproduksi dengan biaya yang lebih
rendah. Resiko lainnya adalah adanya peniruan. Pesaing terkadang mempelajari bagaimana
meniru strategi biaya rendah. Ketika hal ini terjadi perusahaan akan ditantang untuk
meningkatkan nilai produk yang dihasilkan.   Menurut Porter resiko keunggulan biaya adalah
tidak dapat bertahan lama karena pesaing meniru, teknologi yang berubah dan basis lain
untuk keunggulan biaya telah hilang. Resiko lain adalah kesetaraan dalam diferensiasi hilang
sebagai akibat perusahaan hanya menekankan pada harga untuk mengejar pasar yang
sensitive terhadap harga. Kondisi ini semakin diperparah ketika perusahaan yang menerapkan
strategi focus [ada biaya berhasil mencapai biaya yang lebihrendah dalam segmen tersebut.

Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk
standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini
(barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh
oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu
keputusan.

Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang
termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli
terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat
sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan. Terutama
dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan mampu bertahan
terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin pasar (market
leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi (di
atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan kefektifan biaya.
Sumber dari keefektifan biaya (cost effectiveness) ini bervariasi. Termasuk di dalamnya
adalah pemanfaatan skala ekonomi (economies of scale), investasi dalam teknologi yang
terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, dampak kurva
pembelajaran dan pengalaman (learning and experience curve), optimasi kapasitas utilitas,
dan akses yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada prinsipnya, alasan
utama pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward integration), ke hilir (forward
integration), maupun ke samping (horizontal integration) adalah untuk memperoleh berbagai
keuntungan dari strategi biaya rendah ini. Biasanya strategi ini dijalankan beriringan dengan
strategi diferensiasi. Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus
mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi.
Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber
daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah.
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan
biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target

Strategi Diferensiasi  

Dalam strategi diferensiasi perusahaan berusaha untuk menjadi unik dalam industrinya dalam
sejumlah dimensi tertentu yang secara umum dihargai pembeli. Perusahaan memilih satu atau
beberapa atribut yang oleh banyak pembeli dalam industri ini dipandang penting dan
menempatkan dirinya secara unik untuk memenuhi kebutuhan ini. Karena posisi yang unik
(khas) itu, perusahaan merasa layak untuk menetapkan harga premium.
Cara melakukan diferensiasi berbeda untk setiap industry. Diferensiasi dapat didasarkan pada
atribut produk, sistem pengiriman produk, ancangan pemasaran, dan beberapa aspek lainnya.
Perusahaan yang dapat mencapai dan melestarikan diferensiasinya akan menjadi perusahaan
dengan kinerja diatas rata rata dalam industrinya jika harga premium yang ditetapkan
melebihi biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memperoleh keunikan. Oleh karena itu
perusahaan yang menerapkan diferensiasi harus selalu mencari cara melakukan diferensiasi
yang memungkinkan menuju harga premium yang lebih besar daripada biaya diferensiasi.
Sebagai catatan meskipun diferensiasi bisa menjadi pilihan strategi namun tidak boleh
mengabaikan posisi biayanya, karena harga premium akan menjadi tidak berarti jika posisi
biayanya sangat buruk. Perusahaan diferensiasi harus mempunyai skala prioriotas agar bisa
menekan biaya pada semua rantai nilai yang tidak relevan dengan usaha diferensiasi.
Diferensiasi bisa dilakukan dengan menciptakan produk yang berbeda, memberikan
pelayanan yang berbeda, atau menciptakan image produk yang unik dan berbeda dari pesaing
lainnya. Dengan begitu sebuah produk akan lebih mudah dikenali dan memberikan daya tarik
tersendiri bagi para konsumen. Sehingga mereka lebih memilih produk perusahaan,
dibandingkan produk lainnya yang ada di pasaran.

Beberapa keuntungan yang akan diperoleh para pengusaha maupun pelaku pasar dari strategi
diferensiasi. 1) Produk lebih mudah diingat para konsumen. Pada dasarnya segala sesuatu
yang unik dan berbeda, tentu akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen.
Sehingga mereka lebih mudah mengenali dan mengingat produk tersebut, dibandingkan
produk lainnya yang sudah umum di pasaran. 2) Produk lebih unggul dibandingkan dengan
produk lainnya. Jika produk lainnya sudah dianggap standar oleh para konsumen, dengan
menciptakan diferensiasi maka produk perusahaan akan terlihat lebih unggul dibandingkan
produk lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran. Hal ini tentu sangat menguntungkan
bagi para pemasar, karena dengan produk yang unggul akan memudahkannya dalam
membangun loyalitas konsumen. 3) Harga jual produk lebih tinggi. Sebuah produk yang
memiliki keunikan khusus, biasanya akan diburu konsumen dengan harga berapapun. Jadi
tidak heran bila harga jual produk limited edition bisa lebih tinggi dibandingkan dengan
harga produk lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran. Karena kebanyakan konsumen
berani membayar mahal, untuk dapat menikmati produk inovatif yang ditawarkan pelaku
pasar. 4) Mengatasi masalah kejenuhan pasar. Mengingat penjualan sebuah produk sering
mengalami pasang surut sesuai dengan daur hidupnya yang terus berputar, maka adanya
diferensiasi produk dapat membantu para pengusaha maupun pelaku pasar ketika konsumen
sudah mulai jenuh dengan produk yang biasa ditawarkannya. 5) Membantu terciptanya image
produk. Semakin unik produk yang perusahaan tawarkan, maka akan semakin memudahkan
konsumen dalam mengenali produk tersebut. Dan semakin banyak konsumen yang mengenali
produk perusahaan  maka semakin besar pula peluang Anda untuk menanamkan image
produk yang perusahaan tawarkan di hati para konsumen. Sehingga perusahaan dapat
menentukan positioning yang tepat, sesuai dengan target pasar yang Anda bidik. Hal ini
sesuai dengan ungkapan Porter  bahwa Pesaing dapat dengan mudah meniru perbaikan
kualitas perusahaan dan cara cara efisiensi. Tapi mereka  tidak dapat meniru posisi strategis
perusahaan yaitu tentang apa perbedaan perusahaan dari semua pesaing yang ada.
Diferensiasi memang mahal namun pelanggan yang telah ter-Lock in tidak akan sensitive
terhadap harga maupun bujukan pesaing.

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup


menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang
atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar
ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman
kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk
tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan
dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi.
Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak
mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak


memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar
yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing
dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah
pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing. Resiko
lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut
ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing
yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah merebut
pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan
Pengembangan sangatlah berperan. Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan
produk diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive
advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar.

Analisis Rantai Nilai , Pengertian Rantai Nilai dan Strategi Marketing diatas semoga
bermanfaat.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/analisis-rantai-nilai-pengertian-rantai.html
Unknown Inventory, SAP

Pengertian dan Fungsi SAP (System


Application and Product in data
processing)
Pengertian dan Fungsi SAP (System Application and Product
in data processing)
SAP (System Application and Product in data processing) merupakan software
Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk
membantu perusahaan merencanakan dan melakukan kegiatan operasionalnya
secara lebih efisien dan efektif.

SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua
transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan
satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.

Sejarah SAP (Pengertian dan Fungsi SAP (System Application and Product in data
processing)

Pada tahun 1972, SAP didirikan oleh lima orang bekas karyawan IBM di Jerman. Visi
meraka adalah untuk membuat sistem software enterprise yang standard dan dapat
mengintegrasikan seluruh proses bisnis secara realtime.

Product pertama yang di keluarkan adalah software financial accounting R/1 (R singkatan
dari “Real-time data processing”) Lalu pada tahun 1980-an sampai 1990, SAP mengeluarkan
R/2 berbasis mainframe.
Tahun 1999 SAP mengeluarkan R/3 yang berbasis Client-Server yang multiplatfom baik
Microsoft maupun Unix.

Saat ini SAP dipakai lebih dari 12 juta user, dan 121.000 instalasi yang telah terinstall di
41.200 perusahaan dan lembaga pemerintahan di 120 negara.

Modul-Modul SAP (Pengertian dan Fungsi SAP (System Application and Product
in data processing)

SD – Sales & Distribution


Membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan
customer order (proses sales, shipping dan billing).

MM – Materials Management
Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory.

PP – Production Planning
Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu
perusahaan.
FI – Financial Accounting
Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger, account payable,
account receiveable dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting.

CO – Controlling
Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan
analisa profitabilitas.

Dampak Integrasi Sistem (Pengertian dan Fungsi SAP (System Application and Product in
data processing)

Dengan mengimplementasikan SAP di suatu organisasi akan mengintegrasikan sistem yang


berakibat:

Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan mengupdate modul yang
lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan dengan modul tersebut. Data akan terupdate
secara langsung begitu user menginput data ke dalam sistem. Hal ini yang dikenal dengan
istilah “real-time processing“.

Integrasi secara sistem bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh perusahaan harus
menggunakan satu sumber data yang sama, baik untuk data customer, data product maupun
data vendor.

Transparansi data – Semua user yang mempunyai akses ke sistem akan dapat melihat semua
informasi yang paling up-to-date setiap saat diperlukan walaupun informasi tersebut di-input
oleh user lainpun.

Tujuan Mengimplementasikan SAP (Pengertian dan Fungsi SAP (System


Application and Product in data processing)

Meningkatkan kecepatan (The Speed) dari proses bisnis


1. Meningkatkan customer service.
2. Meningkatkan response terhadap perubahan pasar.

Meningkatkan kosistensi (The Consistency) dari proses bisnis


1. Memastikan bahwa SOP dijalankan dengan baik.
2. Meningkatkan fungsi monitoring dan control di masing-masing bagian.
3. Mengurangi human errors.
Meningkatkan kualitas (The Quality) dari proses bisnis
1. Meningkatkan kualitas dari informasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk
pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
2. Meningkatkan fungsi analisa terhadap suatu situasi.

Siapa yang Menggunakan SAP Software?


Software SAP tergolong mahal, dan umumnya hanya dibeli oleh perusahaan. Ini dikarenakan
fungsi utama dari software SAP adalah untuk mengotomatisasi proses bisnis dari sebuah
perusahaan tertentu. Oleh karena itu, itu membuat banyak akal bahwa tak ada gunanya
menginstalnya pada komputer pribadi. Selain itu, tidak setiap perusahaan membutuhkan
Program SAP. Bagi kebanyakan perusahaan kecil dan menengah, fungsi yang ditawarkan oleh
SAP terlalu berlebihan dan terlalu canggih untuk kebutuhan mereka. Ada banyak alternatif dari
SAP yang lebih murah dan lebih sederhana. Alternatif-alternatif ini  cocok untuk perusahaan kecil
yang tidak memiliki anggaran yang besar untuk sistem IT. Kekuatan sebenarnya dari software
SAP akan maksimal ketika sistem ini digunakan untuk mengelola perusahaan multinasional
(misalnya, Coca-Cola atau Apple). SAP digunakan di hampir setiap perusahaan global karena
menawarkan kemampuan skalabilitas yang luar biasa dan dapat menangani operasi bisnis di
tempat yang berbeda.

Pengertian dan Fungsi SAP (System Application and Product in data processing) semoga
menambah informasi anda.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/pengertian-dan-fungsi-sap-system.html

Andri Inventory, Manufactur, Metode Penyediaan, Modul PPIC/PPC

Perbedaan dari Jenis-Jenis Tools


Perencanaan Proses Produksi
Perbedaan dari Jenis-Jenis Tools Perencanaan Proses
Produksi

Manfaat dan Perbedaan  dari Masing-Masing Tools Perencanaan Proses


Analisis manfaat dan perbedaan tools

Lembar Rencana Proses (LRP)


Manfaat:
-    Untuk mengetahui proses-proses yang akan dilaksanakan dalam produksi suatu komponen
-    Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi suatu komponen
-    Untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku komponen
-    Untuk mengetahui stasiun kerja untuk setiap proses
-    Untuk mengetahui alat bantu dan tools yang dibutuhkan untuk setiap proses
-    Sebagai salah satu cara untuk menentukan tata letak pabrik

Assembly Chart (AC)

Manfaat:
-    Untuk menunjukkan komponen penyusun suatu produk
-    Untuk menjelaskan urutan perakitan komponen-komponen

Precedence Diagram (PD)

Manfaat:
-    Membantu menggambarkan aliran aktivitas
-    Membantu mengidentifikasi aktivitas yang hilang
-    Membantu mengidentifikasi ketergantungan antar aktivitas
-    Membantu mengidentifikasi aktivitas kritis
-    Membantu membuat jadwal proses

Bill of Material (BOM)

Manfaat:
-    Untuk menentukan komponen mana yang diproduksi dan mana yang dibeli
-    Sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang
penting dari suatu produk, pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang
dibutuhkan untuk satu batch
-    Untuk forecasting (peramalan) barang yang keluar masuk inventori
-    Menghitung jumlah komponen yang dapat diproduksi berdasarkan kemampuan sumber
daya yang dimiliki
Operation Process Chart (OPC)

Manfaat:
-    Bisa untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya
-    Bisa untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku
-    Sebagai salah satu alat untuk menentukan tata letak pabrik
-    Sebagai salah satu alat untuk memperbaiki cara kerja
-    Sebagai alat untuk pelatihan kerja

Perbedaan LRP dan AC:

-    LRP menunjukkan urutan-urutan proses dalam produksi komponen, sedangkan AC


menunjukkan urutan-urutan perakitan produk
-    LRP dibuat per komponen, sedangkan AC dibuat per produk yang terdiri dari komponen-
komponen
-    Pada LRP terdapat informasi waktu, sedangkan pada AC tidak ada
-    Pada LRP terdapat informasi material, pada AC tidak

Perbedaan LRP dan PD:

-    LRP menunjukkan urutan-urutan proses produksi komponen, sedangkan PD menunjukkan


urutan aktivitas dan hubungan-hubungan antar aktivitas
-    Dalam LRP terdapat daftar stasiun kerja, alat bantu dan tools, pada PD tidak
-    Pada LRP terdapat informasi waktu dan material, pada PD tidak

Perbedaan LRP dan BOM:

-    LRP menujukkan urutan-urutan proses produk

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/perbedaan-dari-jenis-jenis-tools.html

Unknown Inventory

Implementasi FIFO (First In First Out)


FIFO (First In First Out)
Metode  alur  /  flow  dari  inventori  menunjukan cara  suatu  barang  diambil  dari 
inventori.  Alur inventori  dalam  akunting  mungkin  tidak  akan sama dengan alur
dalam keadaan sebenarnya dari barang jadi. Dengan  FIFO,  biaya  inventori 
diperhitungkan dalam  barang  yang  siap  dijual  atau dikonsumsikan  yang  sudah 
ada  lebih  lama  dan
hal  itu  berarti  stock  yang  tersedia  adalah pembelian  yang  paling  lama  atau 
paling  dulu diproduksi  dan  unit  yang  digunakan  akandibebankan pada harga dari
barang yang terlama.

FIFO (First In First Out) adalah prinsip dimana barang yang pertama kali keluar,
harus lebih dulu keluar dibandingkan barang yang datang kemudian. Prinsip ini perlu
diterapkan agar barang yang disimpan di gudang selalu barang yang lebih baru. Hal
ini untuk menghindari terjadinya barang kedaluwarsa untuk barang yang memiliki
masa waktu penggunaan, barang nampak bersih karena selama penyimpanan di
gudang dapat terkena debu, packaging barang tidak rusak dan selalu baru, barang
terhindar dari kerusakan. Banyak manfaat yang didapat apabila prinsip FIFO ini
diterapkan. Petugas gudangpun juga telah memahami akan prinsip ini.

Sama halnya dengan mendisplay barang di pasar swalayan. Petugas swalayan


menempatkan barang baru di rak bagian belakang, agar tidak diambil oleh customer
lebih dulu. Barang yang lebih awal ditempatkan di bagian atas dari barang yang
datang kemudian. Dengan cara penataan ini maka pelanggan diharapkan memiliki
peluang lebih besar untuk mengambil barang yang ada di atas tumpukan atau
barang diposisi depan rak penempatan. Dalam mewujudkan prinsip ini, ada harga
yang harus dibayar. Dimana karyawan perlu membongkar barang yang ada dilokasi
penempatan barang dan memasukkan barang yang datang kemudian, serta
mengembalikan barang pada penataan di lokasi penempatan. Memang perlu
disadari bahwa untuk dapat mencapai hal yang lebih baik maka diperlukan upaya
untuk mewujudkannya.

Petugas gudang tentunya paham tentang prinsip FIFO ini. Namun banyak juga
barang yang ditempatkan di gudang tidak menerapkan prinsip FIFO. Diperlukan
sikap tegas dalam menerapkan sebuah prinsip yang mendatangkan banyak
manfaat, tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi pelanggan karena mendapat
barang dalam kondisi baik. Penetapan area tanggung jawab diperlukan untuk dapat
melakukan pengukuran kemajuan perbaikan dan komitmen karyawan gudang dalam
menerapkan prinsip FIFO ini.

Dari sisi penataan maka, pengelola gudang perlu menetapkan cara penataan barang
di rak atau lokasi penempatan agar mudah bagi petugas gudang menata dengan
cara FIFO. Dengan menyiapkan model penataan FIFO maka petugas mendapatkan
kemudahan untuk menempatkan barang secara FIFO. Pengawas gudang juga
mudah untuk memeriksa dan mengukur prinsip kerja FIFO telah dijalankan. Prinsip
kerja FIFO bekerja pada kedalaman. Oleh karena itu berapa jumlah barang yang
akan ditempatkan perlu disediakan tempatnya. Penyediaan tempat dihitung berdasar
atas jumlah pemesanan atau kebiasaan barang datang untuk item tersebut dan
barang bergerak keluar. Dengan cara ini maka petugas gudang dimudahkan untuk
menempatkan barang dilokasi penempatan.

Metode yang dapat digunakan ada 2, yaitu :

1.  Perpetual
Dengan  cara  ini  setiap  keluar  atau masuknya barang dapat diketahui dengan
pasti  dan  terinci,  karena  selalu  dicatat setiap  jenis  barang  yang  keluar  atau
masuk,  serta  biaya  bahan  yang dikeluarkan.  Dengan  cara  ini  dapat
memudahkan  kita  dalam  melakukan pengecakan  terhadap  keluar  masuknya
barang.
2.  Periodik
Dengan  cara  periodik  persediaan  barang dapat  diketahui  dalam  satu  periode
tertentu,  namun  dengan  cara  ini  keluar masuknya  barang  tidak  dapat  diketahui
dengan  rinci,  karena  dalam  pencatatan hanya masuknya barang saja yang
dicatat. Untuk  mengetahui  berapa  biaya  bahan

baku  yang  dipakai  dalam  produksi  harus dilakukan  dengan  cara  menghitung 
sisa persediaan  bahan  baku  yang  masih  ada digudang  pada  akhir  periode 
akuntansi. Harga  pokok  persediaan  awal  ditambah harga  pokok  bahan  baku 
yang  dibeli dikurangi  harga  pokok  persediaan  bahan baku  yang  masih  ada 
pada  akhir  periode adalah  biaya-biaya  bahan  baku  yang dipakai.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/implementasi-fifo-first-in-first-out.html

Andri Inventory, Manufactur, Metode Penyediaan, Modul PPIC/PPC, Peramalan/Forecast


Perencanaan Proses Produksi yang Efisien
Dan Efektif (Dasar Teori)
Perencanaan Proses Produksi yang Efisien Dan Efektif
(Dasar Teori)

Perencanaan Proses

Perencanaan proses adalah fungsi di dalam proses manufacturing yang menetapkan


proses dan parameter apa yang digunakan untuk merubah part awal menjadi part
akhir, yang didahului adanya gambar teknik (Chang, 1998).

Proses planning merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan pengurutan
dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan prosduk dari bentuk awal sampai
bentuk akhir (Groover, 2001). Langkah-langkah dari proses planning meliputi :

1.      Interpretasi gambar rancangan


2.      Proses dan urutan
3.      Pemilihan peralatan
4.      Pemilihan tools, dies, mold, dan gages
5.      Metode Analisa
6.      Standar kerja
7.      Cutting tools dan cutting condition

Untuk part individual urutan proses didokumentasikan dalam form yang disebut routing
sheet. Pemilihan operasi bergantung pada bentuk yang akan dihasilkan dan kemampuan dari
mesin yang akan digunakan. Pada umumnya pemilihan mesin ditentukan oleh operasi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir.

Definisi Perencanaan

Pengertian Perencanaan adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan


ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang, berkembang dengan hubungan antara
tujuan dan keputusan – keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program.

Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur sumber-sumber yang langka
secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian hubungan manusia dengan
lingkungan dan dengan waktu yang akan datang. Definisi lain dari perencanaanadalah
pemikiran hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur
yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem
yang terintegrasi.

Menurut Wilson, Pengertian Perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah
suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau oleh orang/badan
yang di wakili oleh perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi : Analisis, kebijakan dan
rancangan.

Ciri-ciri pokok dari perencanaan umum mencakup serangkaian tindakan berurutan yang
ditujukan pada pemecahan persoalan-persoalan di masa datang dan semua perencanaan
mencakup suatu proses yang berurutan yang dapat di wujudkan sebagai konsep dalam
sejumlah tahapan.

Karena tindakannya berurutan, berarti ada tahapan yang dilalui dalam perencanaan, antara
lain :
1. Identifikasi Persoalan;
2. Perumusan tujuan umum dan sasaran khusus hingga target-target yang kuantitatif;
3. Proyeksi keadaan di masa akan datang;
4. pencarian dan penilaian berbagai alternative;
5. penyusunan rencana terpilih.

Syarat-Syarat perencanaan yang baik :

Logis, masuk akal;


Realistik, nyata;
Sederhana;
Sistematik dan ilmiah;
Obyektif;
Fleksibel;
Manfaat;
Optimasi dan efisiensi.
Syarat-syarat perencanaan tersebut ada karena :
Limitasi dan kendala;
Motivasi dan dinamika;
Kepentingan bersama;
Norma-norma tertentu.
 Faktor-faktor dasar perencanaan :
Sumber daya (alam, manusia, modal, teknologi);
Idiologi dan falsafah;
Sasaran dari tujuan pembangunan;
Dasar Kebijakan;
Data dan metode;
Kondisi lingkungan, sosial, politik dan budaya.

Perencanaan yang baik mempertimbangkan :


1.     Kondisi mendatang
2.     Kegiatan yang akan dilaksanakan
3.     Periode sekarang rencana dibuat

Kebutuhan perencanaan berada pada semua tingkatan organisasi.


Manajemen puncak
Perncanaan jangka panjang dan strategi-strategi organisasi
Manajemen bawah
Perencanaan jangka pendek dan pada kelompok kerja/unit
Perencanaan : Suatu proses yang tidak berakhir       Perencanaan kembali

Perencanaan bersifat “ fleksibilitas, aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif “

Aspek penting dalam perencanaan :

1.     Pembuatan keputusan
2.     Proses pengembangan dan
3.     Penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah

Jenis Rencana

Organisasi menggunakan dua rencana utama :


1.     Rencana strategic
2.     Rencana operasional

Rencana operasional tumbah dari rencana strategic dan pernyataan misi, terdapat empat
pokok perbedaan antara rencana strategic dan operasional :
1.     Horison waktu
2.     Ruang lingkup
3.     Kerumitan dan dampak
4.     Ketidaktergantungan

Tahap Dasar Perencanaan

Tahap 1      : Menetapkan keadaan saat ini


Tahap 2      : Merumuskan keadaan saat ini
Tahap 3      : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Tahap 4      : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
  pencapaian tujuan

Alasan Perlu Perencanaan


1.     Protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan
2.     Positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Manfaat Perencanaan

1.     Membantu Manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan


2.     Membantu dalam kristalisasi persesuaian masalah utama
3.     Memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
4.     Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat
5.     Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
6.     Memudahkan dalam koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
7.     Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
8.     Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
9.     Menghemat waktu, usaha, waktu dan dana
Kelemahan Perencanaan

1.     Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.
2.     Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.     Perencanaan mungkin terlalu membatasi Manajemen untuk berinisiatif dan inovasi
4.     Terkadang hasil terbaik diperoleh dari penyelesaian situasi individual dan penanganan
setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.     Ada rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten
Perencanaan tetap harus dilakukan oleh suatu organisasi

PEMILIHAN PROSES

            Saat perusahaan memutuskan untuk membuat produknya sendiri, maka yang perlu
diputuskan adalah bagaimana produk tersebut akan dibuat. Keputusan tentang langkah-
langkah an prosedur diatas didaarkan pada pengalaman dahulu, kebutuhan terkait, tingkat
produksi, dan harapan dimasa dating.
            Prosedur dalam pemilihan proses dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut ;
1. Tahap Pertama, penetuan operasi-operasi yang diperlukan untuk melakukan proses
pembuatan tiap-tiap komponen. Ditentukan pula beberapa alternatif bentuk-bentuk raw
material dan jenis elemen operasi.
2. Tahap Kedua, identifikasi berbagai tipe peralatan yang dpat digunakanuntuk melakukan
elemen operasi yang telah ditentukan pada tahap1. Perlu dipertimbangkan pula apakah akan
menggunakan peralatan manual, mekanis atau otomatis.
3. Tahap Ketiga, melakukan analisis waktu proses per unit, pendayagunaan peralatan untuk
berbagai macam elemen operasi, dan analisis terhadap alternatif tipe peralatan.
4.  Tahap Keempat, Pembakuan atau standardisasi proses, dengan input berupa hasil analisis
tahap ketiga.
5. Evaluasi dari segi ekonomi terhadap alternatif tipe-tipe peralatan untuk menentukan proses
yang akan digunakan. Evaluasi menyangkut faktor-faktor yang tidak nyata ( intangible )
seperti fleksibilitas, relabilitas, pemeliharaan, keandalan dan pelayanan keamanan.
6.   Penentuan proses , yaitu menentukan proses mana yang akan digunakan.

Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai proses untukmerencanakan sistem produksi
sehingga permintaan pasar dapat dipenuhidengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang
tepat dan biayaproduksi minimum [HAK08].Petugas perencanaan produksi, tugasnya lebih
banyak padamanajemen bagaimana suatu produk diproses di dalam pabrik dari bahanbaku
hingga siap dikirim [WIJ09].Perencanaan Produksi harus mempunyai sifat – sifat sebagai
berikut[HAK08]:

1. Berjangka waktuProses produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Prosestersebut


memerlukan keterlibatan bermacam – macam tingkatketerampilan tenaga kerja, peralatan
modal, dan informasi yangbiasanya dilakukan secara terus – menerus dalam jangka waktu
yangsangat lama. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah denganmembuat rencana produksi
yang mencakup periode waktu tertentu danakan diperbaharui bila periode waktu tersebut
sudah dicapai.Dalam perencanaan produksi, biasanya kita jumpai tiga jenisperencanaan
berdasarkan periode waktu yang dicakup olehperencanaan tersebut, yaitu :a. Perencanaan
produksi jangka panjangb. Perencanaan produksi jangka menengahc. Perencanaan produksi
jangka pendek

2. BerjenjangPerencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang.Artinya,


perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaanproduksi level yang lebih rendah
adalah penjabaran dari perencanaanproduksi level yang lebih tinggi.

3. BerkelanjutanPerencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yangmerupakan


masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masaberlakunya maka harus dibuat rencana
produksi baru untuk periodewaktu berikutnya.

4. TerukurSelama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akanselalu dimonitor


untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangandari rencana yang ditetapkan.

5. RealistisRencana produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisiperusahaan,sehingga


target yang diteteapkan merupakan nilai yangrealistik untuk dapat dicapai dengan kondisi
yang dimiliki perusahaanpada saat rencana tersebut dibuat.

6. AkuratPerencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi – informasiyang akurat


tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka –angka yang dimunculkan dalam target
produksi dapatdipertanggungjawabkan.

7. MenantangRencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yanghanya


dapat dicapai dengan usaha yang sungguh – sungguh.

Perencaaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk agregat.


Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara manajemen teras ( top
management ) dan manufaktur. Di samping itu juga, perencanaan produksi
merupakan pegangan untuk merancang jadwal induk produksi. Beberapa fungsi
lain perencanan produksi adalah :

1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadapa rencana strategis
perusahaan
2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi.

Tujuan Perencanaan Produksi

Tujuan perencanan produiksi adalah:


1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas prduksi yaitu sebagai referensi
perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item dalam jadwal induk produksi.
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dapat
dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam ( stabilisasi ) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.

http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/perencanaan-proses-produksi-yang.html

Unknown Inventory, Metode Penyediaan

Proses Operasional Gudang Yang benar


Proses Operasional Gudang Yang benar

Operasional gudang yang saya maksudkan di sini adalah kelanjutan dari


pergerakan fisik barang setelah barang itu diterima dari pemanufaktur atau
pemasok. Barang akan diletakkan pada gudang sesuai dengan sarana yang dimiliki.
Sarana bisa berupa rak dan pallet atau pallet saja, bahkan ekstrimnya barang bisa
diletakkan begitu saja di lantai, tentunya hal ini sesuai kebutuhan serta tergantung
seberapa besarnya modal yang dimiliki perusahaan.

Setelah barang diletakkan pada posisi tertentu, maka akan ada saatnya barang tersebut akan
dikeluarkan sesuai kebutuhan perusahaan atau berdasarkan adanya permintaan terhadap
barang yang disimpan. Proses peletakkan barang dari penerimaan serta proses pengeluaran
barang saat ini telah banyak memakai teknologi komputer. Misalkan saja proses pick to light,
Scanner, Barcode, RFID, Handheld, Optical character recognition. serta masih banyak proses
lainnya.

Operasional gudang menurut saya meliputi beberapa lingkup pekerjaan


berikut :

Penanganan/Handling barang baik dan barang rusak


Penghitungan stock (Stock Opname)
Pengepakan barang
Pengawasan operasional pekerja
Perpindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain
dll..

Proses Operasional Gudang Yang benar

Barang yang telah diterima akan masuk sebagai stock gudang, dan menjadi tanggung jawab
kepala gudang. Selanjutnya selain jumlah barang, penanganan yang baik juga merupakan hal
yang penting. Seberapa banyak gudang anda memiliki barang rusak yang diakibatkan
kesalahan handling? Handling barang sangat ditentukan volume, karakteristik barang serta
perlengkapan yang dipakai (pallet, hand pallet, forklift, conveyor, dll).

Besarnya produk rusak atau cacat tentunya membuat produktivitas rendah, konsep Lean
Manufacturing yang dikombinasikan dengan Six Sigma yang terlahir pada konsep lean sigma
bisa dipelajari oleh kepala gudang atau manajer gudang untuk mengetahui sistem atau konsep
untuk mengurangi produk cacat/rusak. Jumlah pekerja gudang yang banyak dan berkualitas
seadanya menjadi batasan bagi kepala gudang untuk mengawasi secara efektif, untuk itu
perlu adanya personil-personil di bawah kepala gudang untuk mengawasi pekerja-perkerja
dan memastikan operasional gudang berjalan dengan baik.

Selisih dari perhitungan stock merupakan kelalaian dari pekerja gudang, namun
menghilangkan selisih stock dalam satu tahapan pelayanan stock dalam volume besar juga
sangat sulit diterapkan. Pada beberapa bagian ada budget toleransi terhadapa hal tersebut,
meskipun sebenarnya hal ini bukan merupakan pembenaran terhadap kelalaian pekerja.

Proses Operasional Gudang Yang benar

Bagaimana dengan operasional gudang anda? Silahkan jika ada yang ingin berbagi ilmu
mengenai operasional gudang memberi komentar atau tanggapan, atau jika ingin turut
berkontribusi menulis tentang logistik di blog ini juga saya persilahkan, semuanya untuk
dipakai dan dipelajari bersama.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/proses-operasional-gudang-yang-benar.html
Unknown Inventory, Metode Penyediaan, Pergudangan

Sistem Administrasi Gudang Yang Benar


dalam Industri
Sistem Administrasi Gudang Yang Benar dalam Industri

Data pemesanan barang

(Sistem Administrasi Gudang Yang Benar dalam Industri)

Sebuah gudang menyimpan barang-barang tertentu dan mengeluarkan dalam jumlah tertentu.
Misalkan pengeluaran adalah x maka penyimpanan bisa saja x atau x + y , dimana y adalah
buffer stock, Tingkat buffer diperlukan di Indonesia, mengingat kontinuitas suplai yang tidak
terjamin oleh pemasok, padahal teori mengatakan zero stock adalah hal yang baik, tetapi itu
beresiko tinggi terhadap potential loss sales dari perusahaan.

Pemesanan dilakukan administrasi berdasarkan kebutuhan pengeluaran. Kebutuhan


pengeluaran diramalkan terlebih dahulu melalui data historis ataupun diestimasi. Pemesanan
dilakukan kepada pemasok dengan perjanjian waktu bayar (term of payment(TOP)), dimana
TOP nantinya diusahakan angkanya lebih besar daripada DSI (Day Sales Inventory) atau
waktu barang tersimpan dampai menjadi uang. Misalkan jika perusahaan berhasil menjual
dalam waktu 3 hari dan TOP adalah 6 hari, maka perusahan untung, karena sudah berhasil
menjual 2 kali tetapi baru membayar sebanyak 1 kali.
Administrasi banyak berkaitan dengan pemasok. Perjanjian produk yang returnable juga
menguntungkan perusahaan dibandingkan sistem beli putus.
(Sistem Administrasi Gudang Yang Benar dalam Industri)

Perjanijian ini bahkan bisa sebegitu ketat, semisal satu peritel luar negeri yang tersangkut
kasus di KPPU, salah satunya karena diduga mengadakan perjanjian pada pemasok supaya
harga yang masuk ke ritel tersebut harus lebih murah dibanding ritel mana saja yang
memesan barang sama dengan pemasok. Ini merupakan bentuk praktek monopoli.
Hubungan erat pihak administrasi juga dijalankan dalam rangka menjalin supplier
relationship management. Banyak faktor yang mempengaruhi supplier relationship
management dan itu banyak menyangkut etika bisnis.

Data Inventory

Administrasi menjadi ujung tombak seluruh pencatatan arus keluar masuk barang, sehingga
pengendalian operasional lebih dimudahkan dengan adanya akurasi data. Bukti pencatatan
barang keluar masuk akan mempengaruhi beberapa hal berikut :
1. Jumlah stok barang.
2. Klaim pembayaran barang masuk dan keluar.
3. Dasar memesan barang.
4. Mempelajari trend sales.
Data persediaan ini menuntut akurasi data secara real time dan dapat dipertanggungjawabkan.

(Sistem Administrasi Gudang Yang Benar dalam Industri)

Administrasi yang kuat perlu dibangun melalui integrasi antara komputerisasi dan sumber
daya yang menjalankannya. Sistem informasi yang berkaitan dengan database memerlukan
orang-orang yang akrab dengan database.
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/sistem-administrasi-gudang-yang-benar.html

Unknown Job Des

Job Deskripsi dan Tugas PPIC


Management Planning Control- Job Deskripsi dan Tugas
PPIC
Tugas PPIC dalam Perusahaan

Tugas merupakan beban tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam
perusahaan. Pelaksanaan tugas karyawan ini ditujukan untuk mengoptimalkan tanggung
jawab yang dipikul oleh kalangan karyawan.

Fungsi Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC ( Production
Planning and Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi production planning, PPIC
juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory.

Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan
baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual. Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory dan
gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay
Chain product. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang ya, sampai digunakan
dalam proses produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang
bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini
diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai sekitar 20 –
40% dari harga barang (Indrajit, R,E., Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan, 2003,
Gramedia, hal.3).
Adapun beberapa tugas yang wajib dilaksanakan oleh seorang manajer PPIC
ini diantaranya yaitu :

a. Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana produksi sesuai
dengan pesanan marketing

b. Memenuhi permintaan contoh produk dari bagian marketing perusahaan serta melakukan
pemantauan dalam proses pembuatan contoh produk ke tangan konsumen langganan

c. Menyusun rencana pengadaan bahan yang didasarkan atas forecast dari marketing melalui
pemantauan kondisi stock barang yang akan diproduksi

d. Melakukan monitoring pada bagain inventory pada proses produksi, penyimpanan barang
di gudang maupun yang akan didatangkan pada perusahaan sehingga saat proses produksi
yang membutuhkan bahan dasar bisa berjalan dengan lancar dan seimbang

e. Membuat jadwal proses produksi sesuai dengan waktu, routing dan jumlah produksi yang
tepat sehingga menjadikan waktu pengiriman produk pada konsumen bisa dilakukan secara
optimal dan cepat

f. Menjaga keseimbangan penggunaan mesin perusahaan sehingga tidak ada mesin produksi
yang overload atau malah jarang digunakan oleh perusahaan produksi

g. Melakukan komunikasi dengan bagian marketing untuk memastikan penyelesaian masalah


produksi

Production Planning Control

Tugas umum dari PPIC adalah menerima order dari  bagian Penjualan ( Sales/marketing )
lalu memastikan order ini selesai dan dikirim ke customer pada waktu yang sudah disepakati.
Simple bukan ?
Tidak sesimple definisinya, fungsi PPIC  berkaitan erat dengan fungsi Marketing, Purchasing,
dan Produksi. Disamping itu Informasi mengenai level of raw material, Work In Process
(WIP), Final Product, dan data stock opname   untuk bagian Finance terutama dalam
pembuatan laporan keuangan perusahaan juga termasuk dalam tanggung jawab PPIC
.Beberapa perusahaan memiliki gaya manajemen production planning yang tampak berbeda
secara teknis, tapi secara umum fungsi ini tidak jauh berbeda. Situasi Market menuntut
produsen mampu menerapkan strategi operasi yang paling tepat. Salah satu contohnya, untuk
menekan biaya penyimpanan, customer menuntut produsen menerapkan model produksi
make to order, dengan variasi item product yang tinggi dan pemesanan dalam quantity kecil.
Faktor ini akan sangat mempengaruhi model system planning diperusahaan tersebut.
Planning  dan Monitoring  Proses Produksi
Mari memasuki intinya. PPIC menjadi  semacam Conection point dan Gate, antara dunia luar 
dan Internal perusahaan dalam  konteks realisasi produk. PPIC harus memberikan informasi
yang akurat mengenai proses internal ke Sales/Marketing, untuk diteruskan ke Customer.
Sama dengan dikehidupan sehari-hari, misal kita di posisi customer, mau beli Gado-gado,
kalo penjualnya lambat dan gak jelas kapan selesainya, setiap ditanya jawabannya tidak tahu
atau berulangkali  sampaikan,”maaf saya cek dulu”, hampir tidak ada kepastian kapan
selesainya dan berapa banyak yang bisa diselesaikan. Ini baru masalah gado-gado lho ya.
Dalam sebuah industri, bisa saja final product perusahaan kita menjadi material bagi industri
lainnya.  Misal Industri kancing dan resleting menjadi material bagi industri Garment.  Inilah
salah satu konsep dari “customer satisfaction” .  Customer  tidak bisa melihat langsung ke
dalam “dapur” anda, tapi  bagaimana  meresponse datangnya order, akan memberikan
gambaran seberapa kuat kemampuan manufacturing perusahaan anda. Disinilah  vitalnya
peranan PPIC dan Sistem Informasi  dalam proses planning dan monitoring .
Tahapan dalam planning dan monitoring proses produksi
Arrange Order
Ini  merupakan tahap awal dari planning, yaitu menerima order dari Sales. Order ini bisa
berupa  direct order dari customer, atau  pembuatan stock untuk buffer saat peak season.
Kombinasi Make To order (MTO) dan Make To Stock (MTS). Beberapa perusahaan
menyebutnya Schedulling Rencana induk atau pembuatan Master Planning Schedule (MPS).
Schedulling ini masih belum detail, masih bersifat global dan memiliki periode yang panjang
3 – 6 bulan. Data-data di MPS sangat penting untuk memberikan informasi ke bagian
produksi untuk mempersiapkan resourcesnya, dan ke bagian purchasing  untuk
mempersiapkan material.
http://ppic1908.blogspot.com/2016/08/job-deskripsi-dan-tugas-ppic.html

Perencanaan dan Pengawasan Produksi


(Production Planning and Control)
November 24, 2018 Budi Kho Produksi dan Operasional 0

Perencanaan dan Pengawasan Produksi (Production Planning and Control) – Untuk


mencapai operasional yang efisiensi, efektif dan ekonomis di unit kerja manufaktur pada
suatu perusahaan, setiap organisasi atau perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur
perlu mengintegrasikan perencanaan produksi (Production Planning) dan sistem pengawasan
produksi (Production Control) menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. 
Perencanaan dan Pengawasan atau sering disingkat dengan PP&C (Production Planning and
Control) merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan manufaktur yang menangani
berbagai masalah produksi seperti menangani masalah rendahnya produktivitas produksi,
Manajemen Persediaan (Inventory), Penjadwalan hingga pemanfaatan sumber daya
perusahaan.

Perencanaan Produksi diperlukan untuk penjadwalan, pengiriman, pemeriksaan, manajemen


mutu, manajemen persediaan, manajemen rantai pasokan dan manajemen penggunaan mesin
dan peralatan kerja. Sedangkan Pengendalian Produksi memastikan bahwa tim produksi
dapat mencapai target produksi yang dibutuhkan, pemanfaatan sumber daya yang optimal
serta manajemen kualitas dan penghematan biaya.
Baca juga : Hubungan antara Perencanaan dan Pengendalian.

Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Produksi (Production Planning and


Control)

Perencanaan dan Pengendalian merupakan unsur yang sangat penting untuk keberhasilan
suatu unit operasi. Perencanaan dan Pengendalian Produksi diperlukan untuk mencapai :

1. Pemanfaatan yang efektif terhadap sumber daya perusahaan.


2. Untuk mencapai tujuan produksi yang berhubungan dengan kualitas, kuantitas,
ketepatan waktu pengiriman dan biaya.
3. Mendapatkan aliran produksi yang tidak terputus untuk memenuhi berbagai
kebutuhan pelanggan sehubungan dengan kualitas dan jadwal pengiriman yang
dijanjikan.
4. Untuk membantu perusahaan menyediakan produk berkualitas baik kepada pelanggan
secara berkelanjutan dengan harga yang bersaing.

Perencanaan Produksi (Production Planning)


Perencanaan Produksi merupakan salah satu bagian penting dari Production Planning and
Control ini. Perencanaan Produk berhubungan dengan konsep dasar tentang apa yang harus
diproduksi, kapan harus diproduksi dan berapa banyak yang harus diproduksikan serta
sumber daya apa saja yang harus dipergunakan untuk melakukan produksi.

Perencanaan Produksi adalah kegiatan pra-produksi yaitu menentukan persyaratan


manufaktur seperti tenaga kerja, material, mesin dan proses-proses manufakturnya. 
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai penentuan, perolehan dan pengaturan
semua fasilitas yang diperlukan untuk memproduksi produk.  Perencanaan Produksi akan
memperkirakan permintaan dan kemudian menetapkan jadwal dan semua kebutuhan produksi
agar dapat memenuhi target yang digunakan.
Tujuan dari Perencanaan Produksi adalah sebagai berikut :

1. Untuk memastikan Kuantitas dan Kualitas yang tepat dari bahan baku, peralatan dan
sebagainya tersedia selama masa produksi.
2. Untuk pemanfaatan kapasitas sesuai dengan ramalan permintaan (demand forecast).

Perencanaan Produksi yang dilakukan dengan baik akan dapat memastikan proses produksi
berjalan dengan lancar sehingga memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan atau
organisasi seperti berikut ini :

1. Organisasi atau perusahaan dapat mengirimkan produk secara teratur dan tepat waktu
sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan.
2. Pemasok mendapatkan informasi lebih awal tentang kebutuhan bahan baku dan bahan
penolong sehingga mengurangi investasi dalam persediaan.
3. Dapat meningkatkan efisiensi dalam produksi sehingga mengurangi biaya produksi
secara keseluruhan.

Production Planning atau Perencanaan Produksi menangani dua strategi dasar yaitu
Perencanaan Produk yang akan dihasilkan (Product  Planning) dan juga Perencanaan Proses
Produksinya (Process Planning). Perencanaan Produksi dilakukan berdasarkan tiga tingkat
waktu yang berbeda yaitu Perencanaan Jangka Panjang yang berhubungan dengan
perencanaan fasilitas produksi, investasi modal, perencanaan lokasi dan lain sebagainya.
Perencanaan Produksi Jangka Menengah berkaitan dengan peramalan permintaan dan
perencanaan kapasitas sedangkan Perencanaan Produksi Jangka Pendek adalah perencanaan
yang berhubungan dengan kegiatan operasional sehari-hari.

Pengawasan Produksi (Production Control)


Tidak semua perencanaan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, oleh karena itu diperlukan pengawasan atau pengendalian terhadap produksi
agar penyimpangan dari  perencanaan dapat diminimalisasikan. Dengan kata lain,
Pengawasan atau Pengendalian Produksi ini adalah kegiatan untuk memastikan semua
sumber daya yang direncanakan telah digunakan sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan, produksi berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan melakukan tindakan
perbaikan apabila terjadi penyimpangan.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap perencanaan produksi


adalah seperti berikut ini :

1. Tidak tersedianya bahan baku maupun bahan penolong (karena kekurangan, masalah
kualitas dan lain-lainnya).
2. Terjadinya Kerusakan mesin, peralatan kerja maupun fasilitas produksi lainnya.
3. Perubahan permintaan (pembatalan pesanan, penambahan pesanan ataupun perubahan
waktu pengiriman).
4. Ketidakhadiran pekerja.
5. Kurangnya kordinasi dan komunikasi antar unit kerja atau pemasok/pelanggan.

Apabila terjadi penyimpangan antara kenyataan dan perencanaan pada produksi, maka
manajemen harus mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan tersebut. Dengan
demikian, Pengawasan atau Pengendalian Produksi meninjau perkembangan produksi dan
mengambil langkah-langkah korektif untuk memastikan bahwa produksi berjalan dalam
perencanaan yang ditentukan.

Adapun manfaat dari Pengawasan Produksi adalah :

1. Memastikan kelancaran semua aliran proses produksi.


2. Memastikan penghematan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan laba
perusahan.
3. Mengendalikan sumber daya.
4. Mempertahankan standar kualitas melalaui siklus hidup produksi.

Pengawasan Produksi tidak sama di semua organisasi atau perusahan. Pengawasan Produksi
tergantung pada faktor-faktor berikut ini :

1. Sifat Produksi (berorientasi pekerjaan, berorientasi layanan)


2. Sifat Operasi
3. Ukuran Operasi

Dengan demikian, dapat kita menarik kesimpulan bahwa Perencanaan dan Pengawasan
Produksi atau Production Planning dan Control sangat penting untuk kepuasan pelanggan dan
keberhasilan keseluruhan dari sebuah organisasi.

https://ilmumanajemenindustri.com/perencanaan-dan-pengawasan-produksi-production-
planning-and-control/

PT Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang
kepemilikan sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. PT Bio Farma (Persero)
sebagai satu-satunya produsen vaksin untuk manusia di Indonesia yang selama ini telah
mendedikasikan seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk memproduksi vaksin dan
antisera yang berkualitas internasional untuk mendukung program imunisasi nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas derajat kesehatan yang
lebih baik.
Bidang usaha utama PT Bio Farma (Persero) adalah memproduksi vaksin dan antisera
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan
pengembangan, pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan
laboratorium kesehatan dan imunisasi sehingga mendapatkan keuntungan guna meningkatkan
nilai Perseroan.  Melalui makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang perusahaan milik
negara yaitu PT. Bio Farma.            PT Bio Farma (Persero) berdiri sejak 120 tahun yang lalu,
dimana pada tahun1890–1894 merupakan tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Hindia
Belanda,tepatnya pada tanggal 6 Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene
atau  Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara Weltevreden Batavia, yang merupakan
tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan sera di Indonesia. Lembaga ini
kemudian berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut Pasteur seiring berjalannya waktu
dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, pada tahun 1895–1901.

Anda mungkin juga menyukai