Anda di halaman 1dari 12

J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o .

1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 890

PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI TERHADAP


KEGAGALAN PRODUK SONGKOK PADA UD. CAHAYA
BINTANG PANDANTOYO KALITENGAH KABUPATEN
LAMONGAN
*(Akhlis Priya Pambudy
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK
UD. Cahaya Bintang yang bergerak dalam bidang produksi songkok yang sudah
menghasilkan berbagai varian model songkok, antara lain : model kopiah hitam
polos, kopiah Bandung dan kopiah Brunei. Dalam proses produksinya UD.
Cahaya Bintang melakukan Pengendalian produksi dengan tujuan agar produk
yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan
dapat meminimalkan kegagalan kegagalan produk, sehingga biaya produksi
dapat diminimalkan pula. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian
ini dimaksudkan untuk merumuskan masalah yang ada yaitu : Bagaimana
pelaksanaan pengendalian produksi pada UD. Cahaya Bintang ? dan
Bagaimana pengaruh pengendalian produksi terhadap kegagalan produk
pada UD. Cahaya Bintang ?. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa hasil
pengujian hipotesis yaitu uji F, menunjukkan bahwa F hitung (11,305) > F tabel
(2,99). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha di terima, sehingga teruji
bahwa secara bersama – sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
Pengendalian produk (X) terhadap Kegagalan Produk (Y). Berdasarkan
pengujian hipotesis yaitu uji t, menunjukkan bahwa nilai t hitung yaitu sebesar
3,362 dan nilai ttabel yaitu sebesar 1,711. Berdasarkan nilai koefisien determinasi
menunjukkan bahwa Nilai koefisien determinasi sebesar 10,3%. Sedangkan yang
disebabkan oleh variable selain Pengendalian Produk adalah sebesar 89.7%. Hal
ini menunjukkan bahwa variable selain Pengendalian Produk lebih
mempengaruhi Kegagalan Produk. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
menemukan beberapa masalah dalam perusahaan yaitu: 1) Adanya pengerjaan
ulang dalam proses produk sisehingga terjadi keterlambatan dan pemborosan
bahan baku. 2) Adanya kerugian/penambahan biaya akibat kegagalan produk
yang dihasilkan.

Kata Kunci : Pengendalian Produksi, Kegagalan Produk.

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha mendorong dunia usaha kearah
yang terjadi baik di bidang perdagangan bebas dengan
perdagangan, manufaktur/industri, persaingan yang cukup ketat.
maupun jasa yang didukung oleh Dengan adanya pasar bebas
semakin berkembangnya ilmu perusahaan dituntut untuk dapat
pengetahuan dan teknologi menempatkan dan mempertahankan
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 891

produknya di tengah-tengah terhadap kesalahan yang terjadi,


ketatnya persaingan pasar global. sehingga hal-hal tersebut tidak
Persaingan yang terjadi dewasa ini, terulang kembali pada proses
dikarenakan banyaknya produk yang produksi selanjutnya. Di samping itu
ditawarkan oleh produsen dengan dengan adanya pengendalian
model, merk, kualitas, kelainan harga diharapkan dapat meminimalisir
dan sebagainya. Agar perusahaan terjadinya kegagalan dalam produksi.
tetap kompetitip di pasar global, UD. Cahaya Bintang
produsen harus dapat memahami merupakan usaha yang bergerak
produk (barang dan jasa) yang dapat dalam pembuatan Songkok dan
memenuhi dan memuaskan bahan baku Songkok. Dalam upaya
kebutuhan konsumen. Kualitas atau mengendalikan proses produksi,
mutu produk sangat berpengaruh UD. Cahaya Bintang telah
dalam pemasaran, apabila suatu menetapkan standarisasi dalam
produk yang ditawarkan berkualitas kegiatan proses produksinya, yaitu:
baik dan memuaskan konsumen, 1) Bahan baku songkok yang
maka akan memberikan hasil berupa akan digunakan pada proses
peningkatan omzet permintaan yang produksi berdasarkan spesifikasi
dapat memberikan keuntungan bagi yang telah ditetapkan
perusahaan. Untuk merebut dan perusahaan seperti kekuatan,
mempertahankan pangsa pasar dalam kelenturan, daya tahan, dan lain
situasi persaingan yang ketat ini sebagainya.
menurut perusahaan dapat 2) Selama proses produksi,
memberikan produk yang terbaik standar mutu perlu
bagi konsumen, dengan tidak diperhatikan dengan melakukan
terlepas dari kegiatan proses pemeriksaan bahan baku,
produksinya yang dilakukan secara pemeriksaan proses produksi
efektif dan efisien. maupun pemeriksaan hasil.
Upaya menghasilkan produk 3) Produk jadi berupa songkok
yang benar-benar memiliki kualitas yang dihasilkan harus benar-
yang baik serta menghindari benar sesuai dengan standar
terjadinya kegagalan produk di luar perusahaan.
batas atau standar yang telah Berdasarkan hasil penjajagan peneliti
ditentukan oleh pihak menemukan adanya permasalahan
perusahaan, diperlukan adanya yaitu: Banyak produk yang terjadi
proses pengendalian khususnya pengerjaan ulang yang
pengendalian produksi. Pengendalian mengakibatkan biaya produksi
produksi di perusahaan harus ada, bertambah. Misalnya pada saat
karena dengan pengendalian proses pembuatan desain, adanya
produksi akan dapat diketahui ketidak sesuaian antara desain yang
gambaran mengenai kualitas dari telah ditetapkan. peneliti menduga
hasil produksi, apakah produk yang permasalahan tersebut disebabkan
dihasilkan sudah sesuai dengan oleh: Pengukuran dalam pembuatan
standar atau tidak. Apabila tidak tahap awal tidak sesuai dengan
sesuai dengan standar yang telah standar yang telah ditetapkan oleh
ditentukan, maka perlu diadakan perusahaan, sehingga terjadi
pemeriksaan sekaligus dilakukan pengerjaan ulang.
tindakan-tindakan perbaikan
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 892

Di samping terjadinya keberhasilan bagi suatu perusahaan


kegagalan produk akhir dalam dalam merebut dan mempertahankan
bentuk cutting, kegagalan produk pangsa pasar. Oleh karena itu
juga sering terjadi dalam proses selayaknya suatu perusahaan
produksi. Hal ini berakibat terjadinya menerapkan aktivitas
pengulangan proses produksi. pengendalian produksi secara lebih
Walaupun standar-standar produksi serius dan terarah dalam setiap
telah ditetapkan perusahaan, namun kegiatan produksinya. Sebelum
seringkali terjadi kesalahan dalam lebih jauh membahas masalah
kegiatan proses produksi sehingga pengendalian produksi, kita harus
kualitas produk ada yang mengetahui terlebih dahulu
mengalami kegagalan yang bisa pengertian manajemen produksi
mencapai 4,4%-3,2% dalam satu atau operasi dalam hubungannya
tahun. dengan pelaksanaan produksi di
Agar kegagalan produk dalam suatu perusahaan.
tersebut dapat dikendalikan Pengertian manajemen operasi
seminimal mungkin, maka menurut Joseph G. Monka dalam
perusahaan sebaiknya melakukan bukunya “Operatian Management”
suatu aktivitas pengendalian adalah: “Operation Management is
produksi secara baik dan benar, the process by resources, flowing
sehingga tidak terjadi within a defined system, are
penyimpangan-penyimpangan yang combined and transformed in a
tidak diharapkan. Oleh karena itu di controlled manner to added value in
dalam melaksanakan aktivitas accordance with policies
produksinya perusahaan sebaiknya communicated by management”
dapat memanfaatkan faktor-faktor (2008: 15).
produksi yang dimiliki, diantaranya Artinya : Menajemen operasi adalah
tenaga kerja, bahan baku, mesin- suatu proses dimana sumber daya
mesin dan lain sebagainya. dengan mengikuti system tertentu
dikombinasikan dan
TINJAUAN PUSTAKA ditransportasikan dengan cara-cara
Manajemen produksi yang terkontrol untuk menambah
merupakan kegiatan manajemen nilai sesuai dangan kebijakan yang
yang berhubungan dengan dikomunikasikan oleh manajemen.
penciptaan atau pembuatan barang Sedangakan Roger G. Shroder
dan jasa. Kegiatan-kegiatan dalam bukunya : “Operation
produksi seperti ini terdapat Management, Decision Making In
diberbagai organisasi baik The Operation Function” yang dialih
perusahaan manufaktur maupun bahasakan oleh Ivone Pongoh
organisasi-organisasi lain yang mengemukakan bahwa: “Manajemen
bergerak di bidang jasa. operasi mengambil keputusan
Pengaruh manajemen produksi yang berkenaan dengan suatu
dalam kegiatan-kegiatan operasi fungsi operasi dan system
memiliki pengaruh yang besar transformasi dalam kajian
terhadap kualitas produksi yang pengambilan keputusan dari fungsi
dihasilkan oleh perusahaan, karena operasi” (2006: 4) Berdasarkan
kualitas merupakan kekuatan kedua definisi diatas dapat
terpenting yang membuahkan diambil kesimpulan bahwa
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 893

manajemen operasi merupakan masukan menjadi keluaran disebut


kegiatan pengambilan keputusan proses transformasi yaitu dengan
untuk mengatur dan menggunakan sumber daya (man,
mengkorrdinasikan penggunaan money, machine, material, and
berbagai sumber daya secara market) yang dimiliki oleh
efektif dan efisien untuk perusahaan sebagai masukan untuk
menciptakan dan menambah menghasilkan suatu produk atau
kegunaan suatu barang dan jasa. jasa yang kemudian dikenal
Menurut Sofjan Assauri sebagai manajemen produksi.
(2004;12). Manajemen Produksi dan Berdasarkan penjelasa tersebut
Operasi didefinisikan sebagai berikut bahwa manajemen produksi/operasi
: “Manajemen produksi dan merupakan usaha-usaha pengelolaan
operasi merupakan kegiatan untuk secara optimal penggunaan sumber-
mengatur dan mengkoordinasikan sumber daya (faktor proses produksi
penggunaan sumber daya manusia, dalam proses transpormasi bahan
sumber daya alat dan sumber daya mentah dan tenaga kerja menjadi
dana serta bahan, secara efektif berbagai produk atau jasa yang
dan efisien, untuk mencipatakan berguna sebagai usaha untuk
dan menambah kegunaan (utility) mencapai tujuan dan sasaran
sesuatu barang atau jasa”. organisasi. Kegiatan pengendalian
Sedangkan menurut Yus R. produksi dalam manajemen operasi
Harjadinata dalam bukunya mempunyai ruang lingkup yang
“Manajemen Produksi dan Operasi” luas, karena kegiatan pengendalian
bahwa : “Produksi adalah suatu produksi itu sendiri dilakukan mulai
proses untuk merubah bentuk (form) perencanaan sampai dengan produk
dari barang-barang yang tidak atau akhir dihasilkan. Oleh karenanya,
kurang berguna menjadi berguna segala sesuatu yang berhubungan
atau lebih berguna” (2005: 8). dan berpengaruh terhadap
Dari penjelasan tersebut, pelaksanaan produksi, sebaiknya
Nampak bahwa yang dimaksud selalu diperhatikan. Pengendalian
dengan produksi tidak lain produksi sebagai salah satu alat
merupakan suatu kegiatan atau penunjang dari manajemen
aktivitas untuk menciptakan barang produksi/operasi, diharapkan dapat
dan jasa dalam meningkatkan mengetahui sendiri sedini mungkin
tambahan manfaat yang sesuai penyimpangan-penyimpangan yang
dengan kebutuhan- kebutuhan mungkin terjadi selama proses
konsumen baik dalam hal selera, cita produksi berlangsung, agar dapat
rasa maupun nilain guna dari suatu diambil suatu tindak pencegahan
produk. maupun tindakan perbaikan yang
Dalam melakukan proses cepat dan tepat, sehingga produk
produksi diperlukan suatu gagal atau produk yang tidak
manajemen yang berguna untuk memenuhi spesifikasi standar dapat
menetapkan kepuasa-kepuasan dalam ditekan seminimal mungkin dan
upaya pengaturan dan kualitas produk yang dihasilkan
pengkooedinasian penggunaan dapat lebih baik lagi.
sumber daya-sumber daya dari Banyak faktor yang
kegiatan produksi untuk mencapai mempengaruhi keberhasilan dalam
tujuan organisasi. Perubahan dari pencapaian tujuan perusahaan, salah
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 894

satu kekuatan terpenting yang pengendalian adalah Proses


menunjang keberhasilan pencapaian manajemen yang diadakannya
tujuan perusahaan dan menaikan kita mengevaluasi kinerja nyata,
tingkat pertumbuhan perusahaan membandingkan kinerja nyata
adalah faktor mutu atau kualitas. dengan tujuan, mengambil
Begitu besarnya peranan kualitas tindakan terhadap perbedaan
didalam menunjang kelancaran (1995: 165)
operasional produksi perusahaan Berdasarkan kedua
sehingga menjadikan kualitas perlu definisi diatas, dapat ditarik
mendapatkan perhatian yang serius. kesimpulan bahwa pengendalian
System pengendalian produksi dalam merupakan suatu kegiatan yang
hal ini memberikan sumbangan yang dilakukan untuk menjamin agar
cukup besar bagi pencapaian kegiatan produksi dilaksanakan
pengendalian produksi yang optimal. sesuai dengan apa yang telah
Mengingat masalah yang akan direncanakan.
dibahas menyangkut unsur kata dari Menurut J.M Jura nada 3
pengendalian produksi, maka macam pengendalian
peneliti akan mengadakan berdasarkan waktu
pemisahan pengertian yaitu pelaksanaanya, yaitu:
pengertian pengendalian, dan 1) Preventive Control
pengertian pengendalian produksi. Yaitu pengendalian yang
a) Pengertian Pengendalian dilakukan sebelum proses
Sebelum membahas produksi berjalan sesuai dengan
mengenai pengertian rencana produksi yang telah
pengendalian produksi, peneliti ditetapkan. Hal ini bertujuan
akan membahas terlebih dahulu untuk mencegah produk cacat.
pengertian dari pengendalian. Kegiatan tersebut meliputi
Ada beberapa pendapat tentang pemeriksaan terhadap
pengertian pengendalian. rencana/desain mesin-mesin,
Menurut Armand V. bahan baku, bahan
Feigenbaun dalam bukunya tambahan, tenaga kerja serta
“Total Quality Control” bahwa: peralatan produksi yang perlu
“Control is Process for dipersiapkan.
Delegating Responsibility and 2) Monitoring Control
authority for a management Yaitu pengendalian yang
activity while retaining the dilakukan pada waktu proses
means of assuring satisfactory produksi berlangsung.
result” (1991: 10) Artinya: Tujuannya untuk mengendalikan
Pengendalian adalah proses agar hasil akhirnya sesuai
pendelegasian tanggungjawab dengan rencana, jika terjadi
dan wewenang bagi aktivitas penyimpangan-penyimpangan
manajemen agar memperkuat terhadap standar harus segera
penjaminan dan pencapaian diadakan koreksi, koreksi
kepuasan. mungkin dilakukan terhadap
Menurut J.M Juran yang mesin, proses, tenaga kerja
diterjemahkan oleh Bambang bahan baku, kondisi lingkungan
hartono dalam bukunya “Juran dan lain-lain.
on Quality by Design”
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 895

3) Represive Control Produksi dan Operasi”


Yaitu pengendalian yang mengemukakan: “Pengendalian
dilakukan setelah semua proses (pengawasan mutu) adalah
telah selesai (menjadi barang kegiatan untuk memastikan
jadi). Represive control tidak apakah kebijakan dalam hal
dapat mencegah penyimpangan- mutu (standar) dapat tercermin
penyimpangan untuk produksi dalam hasil akhir, dengan kata
yang akan datang. lain pengendalian produksi
b) Pengertian Pengendalian Produksi melakukan usaha untuk
Pengendalian perlu mempertahankan mutu/kualitas
dilaksanakan oleh setiap dari barang yang dihasilkan agar
perusahaan, karena sesuai dengan spesifikasi produk
pengendalian sangat erat yang telah ditetapkan
hubungannya dengan berdasarkan kebijakan
peningkatan kualitas. pimpinan perusahaan” (2004:
Pengendalian Produksi menurut 274).
Arman Hakim Nasution dalam Dari definisi diatas maka
bukunya “Perencanaan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian Produksi” sebagai pengendalian produksi
berikut: merupakan suatu aktivitas
Pengendalian produksi manajemen perusahaan untuk
adalah fungsi staff, dank arena menjaga dan mengarahkan agar
itu tidak merupankan kualitas produk dan jasa
wewenang langsung dari lini perusahaan dapat dipertahankan
organisasi. Pengendalian sebagaimana yang telah
produksi mungkin diadakan direncanakan, sehingga produk
untuk setiap tingkatan atau jasa yang dihasilkan dapat
manajemen tergantung dari memenuhi kepuasan konsumen.
kebutuhan pabrik. Biasanya Dengan adanya
pengendalian produksi terdapat pengendalian produksi dapat
di tingkat yang sama seperti diharapkan munculnya
engineering, pembelian dan penyimpangan-penyimpangan
personalia. (2003: 20) dapat dikurangi dan proses
Kauro Ishikawa dalam dapat dialihkan pada tujuan yg
bukunya “Pengendalian Mutu ingin dicapai. Pengendalian
Terpada” yang telah dialih produksi dapat dikatakan
bahasakan oleh Budi Santoso efektif apabila dapat
yang dimaksud dengan menekankan sampai batas
pengendalian produksi adalah: minimal penyimpangan yang
“Metode untuk terjadi terhadap rencana yang
mengembangkan, mendesain, telah ditetapkan.
memproduksi, dan membrikan
jasa produk yang paling c) Tujuan Pengendalian Produksi
ekonomis, paling berguna dan Perusahaan agar dapat
selalu memuaskan konsumen” menghasilkan produk yang
(2005: 50). berkualitas maka harus
Menurut Sofjan Assauri dilakukan pengendalian
dalam bukunya “Manajemen produksi, tetapi sebelumnya
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 896

harus ditetapkan terlabih beralamatkan di Desa


dahulu standar kualitas yang Pandantoyo Bojoasri Kalitengah
harus dicapai suatu produk Lamongan.
kegiatan pengendalian produksi Sesuai dengan tujuan yang t
merupakan salah satu fungsi elah diuraikan, maka peneli tian
yang terpanting dari suatu yang dilakukan termasuk
perusahaan karena dengan penelitian descriptif kuantitatif.
adanya pengendalian produksi, Menurut Sugiyono (2011: 14)
produk yang dihasilkan menyatakan bahwa Metode
berkualitas baik dan sesuai penelitian kuantitatif dapat
dengan apa yang telah diartikan sebagai metode
direncanakan. Pelaksanaan penelitian yang berlandaskan
pengendalian produksi dalam pada filsafat positivisme,
suatu perusahaan dimaksudkan digunakan untuk meneliti pada
untuk mencerminkan spesifikasi populasi atau sampel tertentu,
standar yang telah ditetapkan teknik pengumpulan sampel
dalam produk atau hasil akhir. pada umumnya dilakukan secara
Menurut Sofjan Assauri random, pengumpulan data
dalam bukunya “Manajemen menggunakan instrumen
Produksi dan Operasi” (2004: penelitian, analisis data bersifat
274) tujuan dari pengendalian kuantitatif dengan tujuan untuk
produksi adalah: menguji hipotesis yang telah
1) Agar barang hasil produksi ditetapkan.
dapat mencapai standar Menurut Sugiyono
kualitas yang telah (2006:39), yaitu “Variabel
ditetapkan.. penelitian adalah suatu atribut,
2) Mengusahakan agar biaya sifat atau nilai dari sesorang,
inspeksi dapat menjadi objek atau kegiatan yang
sekecil mungkin.. mempunyai variasi tertentu yang
3) Mengusahakan agar biaya ditetapkan oleh peneliti untuk
desain dari produk dan proses dipelajari dan ditarik
dengan menggunakan mutu kesimpulannya”.
produksi tertentu dapat Adapun definisi operasional
menjadi sekecil mungkin. variabel dalam penelitian ini
Mengusahakan agar biaya adalah:
produksi dapat menjadi 1. Variabel bebas atau
serendah mungkin. Independent Variabel (X)
Penelitian ini dilakukan Variabel bebas yaitu variabel
dalam waktu enam bulan, yang mudah di dapat atau yang
dimulai bulan Januari sampai tersedia Sudjana, (2006).
Juni 2016 untuk memperoleh Adapun yang menjadi variabel
data-data perusahaan yang bebas (X) dalam penelitian ini
dibutuhkan dalam proses terdiri dari :
pengolahan data. 1. Pengendalian Produksi.
Sedangkan lokasi penelitian (X)
ini dilakukan pada usaha milik Menurut Sofjan Assauri
Bapak Misbahul munir UD. dalam bukunya “Manajemen
Cahaya Bintang yang Produksi dan Operasi”
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 897

mengemukakan: “Pengendalian 1. Uji validitas


(pengawasan mutu) adalah Validitas berasal dari validity
kegiatan untuk memastikan yang berarti sejauh mana ketepatan
apakah kebijakan dalam hal suatu alat ukur dalam melakukan
mutu (standar) dapat tercermin fungsi ukurnya. Validitas adalah
dalam hasil akhir, dengan kata suatu ukuran yang menunjukkan
lain pengendalian produksi tingkat kevalidan suatu instrumen.
melakukan usaha untuk Dikatakan valid apabila instrumen itu
mempertahankan mutu/kualitas mampu mengukur apa yang
dari barang yang dihasilkan agar diinginkan, dapat mengungkapkan
sesuai dengan spesifikasi produk data dari variabel yang diteliti secara
yang telah ditetapkan tepat. Rumus yang dapat digunakan
berdasarkan kebijakan adalah:
pimpinan perusahaan” (2004:
274) 2. Variabel Terikat atau rxy 
 xy
( x )( y
2 2
)
Dependent Variabel (Y)
2. Variabel terikat adalah variabel yang (Arikunto, 2010:146)
terjadi karena variabel bebas itu Keterangan:
sendiri Sudjana, (2006). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah r : Koefisien korelasi
kegagalan produk. x : variabel bebas
Menurut Sofjan assauri
dalam bukunya “Manajemen y : variabel terikat dalam
Produksi dan Operasi” Identifikasi terhadap nilai
mengemukakan: “Kegagalan produk validitas kuesioner berdasarkan
adalah faktor-faktor yang terdapat pengolahan data kuesioner dengan
dalam suatu barang atau hasil yang menggunakan SPSS, dengan kriteria
menyebabkan barang atau hasil sebagai berikut :
tersebut tidak sesuai dengan tujuan
untuk apa barang atau hasil itu
dimaksudkan atau dibutuhkan: 2. Uji reliabilitas
(2004: 267) Adapun indikator- Reliabilitas menunjuk pada satu
indikatornya adalah: pengertian bahwa suatu instrumen
1) Barang-barang yang salah atau cukup dapat dipercaya untuk dapat
cacat. digunakan sebagai alat pengumpul
2) Barang-barang yang tidak data karena instrumen tersebut sudah
mencapai standar mutu yang baik. Pengujian reliabilitas yaitu
telah ditetapkan. membandingkan nilai alpha dengan
Bahan-bahan atau komponen nilai r product moment untuk
yang ternyata tidak dapat menghasilkan data yang dapat di
dipergunakan. percaya dan dapat di andalkan. Bila
nilai Alpha yang diperoleh lebih
Untuk memberi gambaran yang besar dari angka kritis dalam tabel r
menyeluruh tentang kualitas produk product moment maka data tersebut
maupun pengawasan produk dan relibel. Rumus yang dapat digunakan
kepuasan konsumen, maka dalam adalah rumus Alpha sebagai berikut:
penelitian ini dilakukan analisis
sebagai berikut:
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 898

 k    b  fungsi linier (paling tidak mendekati)


2

ri    1  t 2  dan diukur dengan suatu nilai yang


 k  1   disebut koefisien korelasi. Koefisien
(Arikunto, 2010:193) korelasi dapat dinyatakan dengan
Keterangan: rumus sebagai berikut:
n xy    x  y 
r
ri = Reliabilitas intern seluruh
instrumen n x 2
   x  n y 2    y 2 
2

keterangan:
k = Banyaknya butir n = jumlah data
pertanyaan r = koefisien korelasi
 b
2
= Jumlah varians butir

t = Varians total
2 5. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi menurut
3. Uji Regresi Sederhana (Suharyadi,etc:2013) merupakan
Menurut Sugiono (2008;270) bagian dari keragaman total variabel
regresi sederhana didasarkan pada terikat Y (variabel yang dipengaruhi
hubungan fungsional ataupun atau dependent) yang dapat
kausal satu variabel independen diterangkan atau diperhitungkan oleh
dengan satu variabel dependen. keragaman variabel bebas X
Persamaan regresinya adalah : (variabel yang mempengaruhi atau
Y=a+bx independent) dan dapat dirumuskan
Nilai a dan b diperoleh sebagai berikut:
melalui metode kuadrat terkecil
biasa (method of least square). Keterangan :
Rumus yang digunakan adalah Kd = Koefisien Determinasi
sebagai berikut: r = Koefisien Korelasi
α = (∑y)(∑x2)-(∑x)(∑xy)
n(∑x2) – (∑x)2 6. Pengujian Secara Persial (Uji t)
b = n ∑xy-(∑x)(∑y) Untuk mengetahui apakah
n ∑x2-(∑x2) variabel (X1) dan (X2) secara persial
keterangan berpengaruh signifikan terhadap
y= nilai tertentu dari kegagalan variabel (Y) digunakan uji t dengan
produk langkah-langkah pengujian sebagai
x= nilai tetentu dari berikut:
pengendalian produk
a= bilangan konstanta a) Nilai statistic t (t hitung ) dapat
dicari dengan rumus :
b= koefisien arah regresi r n2
n= jumlah populasi t
1 r2
(Sudjana, 2007 : 355)
4. Korelasi Person keterangan :
Menurut J. Supranto mengenai t = Nilai hitung
analisis korelasi yaitu merupakan
r = Koefisien Korelasi
suatu cara untuk mengetahui kuat
atau tidaknya hubungan antara x dan n = Banyaknya Sampel
y apabila dapat dinyatakan dengan
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 899

n-2 = Derajat bebas (df) terhadap Pengendalian produk naik


sebesar 1 poin maka Kegagalan
produk akan meningkat sebesar
PEMBAHASAN 0,175 dan demikian pula sebaliknya,
Sesuai dengan teori yang dengan asumsi bahwa nilai koefisien
diajukan pada bab dua, menyatakan variabel yang lain (semua variabel
hubungan antara pengendalian yang mempengaruhi Pengendalian
produksi, bahwa Dengan produk ) adalah tetap.
pelaksanaan pengendalian produksi b) Analisis Korelasi Person
akan mengarahkan produk yang Nilai korelasi person sebesar
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi 0,322. Nilai korelasi ini tergolong
produk yang sudah ditetapkan rendah (tabel 2.6). Hal ini
berdasarkan kebijaksanaan dari menunjukkan bahwa Pengendalian
pimpinan perusahaan. Seperti yang Produk mempunyai hubungan yang
dikemukakan oleh Sofjan Assauri rendah dengan Kegagalan Produk.
dalam bukunya “Manajemen c) Koefisien determinasi (R Square)
Produksi dan Operasi” yaitu: dengan Nilai koefisien determinasi secara
kegagalan produk bahwa simultan sebesar 0.103 (10,3%). Hal
“Pengendalian mutu melakukan ini menunjukkan bahwa fluktuasi
usaha untuk memeprtahankan (tingkat gerakan) nilai variabel
kualitas dari barang yang akan terikat yang disebabkan oleh variabel
dihasilkan agar sesuai dengan bebas yaitu Pengendalian produk
spesifikasi produk yang telah sebesar 10,3%. Sedangkan yang
ditetapkan berdasarkan kebijakan disebabkan oleh variabel selain
pimpinan perusahaan” (1993: 274). Pengendalian Produk adalah sebesar
Hal ini bisa dilihat dari hasil 89.7%. Hal ini menunjukkan bahwa
Analisi Sederhana , koefisien variabel selain yang tidak masuk
determinasi simultan (R square), uji dalam penelitian ini.
F, dan uji t dimana hasil ini diperoleh d) Penguji pengaruh berganda (Uji F)
dari jawaban kuesioner oleh 25 orang Temuan dari penelitian ini
responden. menunjukkan bahwa variabel
a) Analisis Regresi Linier Sederhana Pengendalian produk (X)
Hasil analisis Regresi linier berpengaruh secara bersama - sama
sederhana dengan menggunakan terhadap Kegagalan Produk (Y) .
mesin hitung SPSS diperoleh Hal ini dibuktikan hasil analisis
persamaan Y = 6,541 + 0,175 X. di peroleh F Hitung sebesar 11,305
Persamaan Regresi tersebut dapat di sedangkan pada taraf signifikan α =
jelaskan sebagai berikut : 0,05 nilai F Tabel sebesar 3,38 jadi di
A = 6,541, merupakan intercept peroleh asumsi F Hitung (11,305) > F
yang berarti apabila variabel bebas Tabel (3,38) dengan Probabilitas (Sig.)
yang mempengaruhi = 0, maka hasil sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05,
yang di peroleh dari Kegagalan maka di peroleh asumsi bahwa Ho
produk adalah sebesar 6,541. ditolak dan Ha di terima, sehingga
B1 = 0,175, artinya bahwa teruji bahwa secara bersama – sama
Pengendalian produk mempunyai terdapat pengaruh yang signifikan
pengaruh yang positif terhadap antara variabel Pengendalian produk
Kegagalan produk, Hal ini (X) terhadap Kegagalan Produk (Y) .
menunjukkan bahwa jika penilaian
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 900

e) Pengujian pengaruh parsial (Uji t) B1= 0,175, artinya bahwa


Hasil temuan dari uji t Pengendalian produk mempunyai
menunjukkan bahwa Pengendalian pengaruh yang positif terhadap
produk (X) secara sendiri-sendiri Kegagalan produk, Hal ini
mempengaruhi Kegagalan Produk menunjukkan bahwa jika penilaian
dengan tingkat pengaruh yang terhadap Pengendalian produk naik
signifikan (berarti). sebesar 1 poin maka Kegagalan
Berdasarkan pengujian hipotesis produk akan meningkat sebesar
yaitu uji t, menunjukkan bahwa hasil 0,175 dan demikian pula sebaliknya,
analisis Uji t diperoleh nilai t Hitung dengan asumsi bahwa nilai koefisien
sebesar 3,362 , sedangkan pada taraf variabel yang lain (semua variabel
signifikan α = 0,05 diperoleh nilai t yang mempengaruhi Pengendalian
Tabel sebesar 1,711. Maka di peroleh produk ) adalah tetap.
hasil t Hitung (3,362) > t Tabel (1,711) 2. Hasil Pengujian Hipotesis
dengan probabilitas sebesar 0,000 a. Pelaksanaan pengendalian
lebih kecil dari 0,05, maka diperoleh produksi terhadap kegagalan
asumsi bahwa Ho di tolak dan Ha di produk belum sepenuhnya
terima, sehingga teruji variabel dilakukan, ini terlihat dari
Pengendalian produk (X) perhitungan Nilai koefisien
mempunyai pengaruh terhadap determinasi secara simultan
Kegagalan Produk. sebesar 0.103 (10,3%). Hal ini
menunjukkan bahwa fluktuasi
KESIMPULAN (tingkat gerakan) nilai variabel
Berdasarkan hasil terikat yang disebabkan oleh
penelitian dan analisis yang variabel bebas yaitu
peneliti mengenai pengaruh Pengendalian produk sebesar
Pengendalian Produksi terhadap 10,3%. Tidak begitu efektif atau
Kegagalan Produk Pada UD. tidak dijalankan dengan baik.
Cahaya Bintang, maka dapat Pengendalian produksi
ditarik kesimpulan dan saran memiliki pengaruh yang
yang mungkin bermanfaat signifikan terhadap kegagalan
dalam pengendalian produksi produk pada UD. Cahaya
kepada karyawan UD. Cahaya Bintang . ini terlihat dari
Bintang. perhitungan uji F Hitung sebesar
Berikut kesimpulan yang 11,305 sedangkan pada taraf
dapat ditarik dari penelitian ini signifikan α = 0,05 nilai F Tabel
adalah sebagai berikut: sebesar 3,38 jadi di peroleh
1. Berdasarkan hasil perhitungan asumsi F Hitung (11,305) > F Tabel
melalui pendekatan analisis (3,38) dengan Probabilitas (Sig.)
ternyata nilai parameternya dapat sebesar 0,000 lebih kecil dari
di ketahui sebagai berikut : 0,05, maka di peroleh asumsi
a = 6,541, merupakan intercept bahwa Ho ditolak dan Ha di
yang berarti apabila variabel terima, sehingga teruji bahwa
bebas yang mempengaruhi = 0, secara bersama – sama terdapat
maka hasil yang di peroleh dari pengaruh yang signifikan antara
Kegagalan produk adalah sebesar variabel Pengendalian produk
6,541. (X) terhadap Kegagalan Produk
(Y)
J u n a l E K B I S / V o l . X V I I / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 7 | 901

SARAN Eddy, Herjanto. 1999. Manajemen


Berdasarkan hasil penelitian Produksi dan Operasi. Jakarta,
dalam upaya memaksimalkan Grasindo
proses pengendalian produksi di Gaspersz, Vincent. 2001. Total
UD. Cahaya Bintang, ada Quality Management. alih
beberapa hal yang harus bahasa Ivone Pongoh. Jakarta,
diperhatikan oleh UD. Cahaya Grasindo
Bintang dalam memaksimalkan Hani, Handoko. 2003. Dasar-
pengendalian produksinya. Yang Dasar Manajemen Produksi
dapat peneliti sarankan yaitu dan Operasi. Yogyakarta,
sebagai berikut: BPFE
1. Perusahaan melakukan Heizer Jay,dan Render. 2001.
pelatihan kepada para Prinsip-Prinsip Manajemen
pegawainya untuk lebih Operasi. alih bahasa
menguasai dalam produksi Koesnohadi Ariyoto. Jakarta,
pembuatan songkok, sehingga Rajawali Pers
kegagalan dari faktor SDM Ishikawa, Kauro. 1992.
dapat diminimalisir. Pengendalian Mutu Terpadu.
2. Perusahaan melakukan alih bahasa Budi Santoso.
perawatan mesin-mesin Jakarta, Grasindo
secara berkala agar dapat Juran, J. M 1995. Juran on
berkurangnya masalah pada Quality by Design (Merancang
bagian mesin. Mutu), alih bahasa
3. Kepala Bagian Produksi Bambang Hartono. Jakarta: Pustaka
sebaiknya melakukan Binaman Pressindo.
pendekatan kepada para Sofjan, Assauri. 2008. Manajemen
pegawainya agar para pegawai Produksi dan Operasi. Jakarta:
maupun kepala bagian LP-FEUI Shroder, G. Roger.
produksi dapat membagi atau 1992. Operation Management,
mengatasi masalah secara Decision Makin In The
bersama. Operation Function. alih bahasa
Ivone Pongoh. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Guna Widya Yus R. Harjadinata.
Arman, H, Nasution. 2003. 1995. Manajemen Produksi dan
Perencanaan dan Pengandalian Operasi. Bandung, UNPAS
Produksi. Guna Widya. LENGKONG.

Anda mungkin juga menyukai