Anda di halaman 1dari 19

AUDIT MANUFAKTURING

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan industri perlu melakukan audit manufacturing, untuk dapat meyakinkan apakah fungsi manufacturing perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan upaya yang tepat dan memadai untuk mencapai tujuan perusahaan dan sekaligus memberikan saran untuk meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi, menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya. Semua kegiatan operasional dalam perusahaan haruslah didasarkan pada standar-standar yang berupa prosedur dan rencana yang disusun dalam rangka mencapai sasaran yang diharapkan dalam pengelolaan perusahaan umumnya dan pengelolaan bidang operasional khususnya. Dalam bidang manufacturing, sasaran yang diharapkan adalah tepat jumlah, tepat mutu, tepat dari hasil produksi/operasi, dan dengan biaya rendah. Oleh karena itu pelaksanaan audit manufacturing dalam suatu perusahaan, haruslah menunjang pencapaian sasaran tersebut, terutama dapat memperoleh keyakinan bahwa fungsi manufacturing telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berupa rencana atau standar yang digunakan, dan bila terjadi penyimpangan, saran-saran apa yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Audit manufacturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut. Atas dasar pengujian tersebut, maka dirumuskan temuan dari audit manufacturing. Selanjutnya dasar temuan tersebut, harus dicari dan dirumuskan saran untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Audit Manufakturing? 2. Bagaimana pengauditan dalam Audit Manufakturing? 3. Apa saja Ruang Lingkup utama dalam pengauditan Manufakturing? C. TUJUAN DIBUATNYA MAKALAH INI 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Audit Manufakturing
1

AUDIT MANUFAKTURING
2. Untuk mengetahui bagaimana pengauditan dalam Audit Manufakturing 3. Untuk mengetahui Apa saja Ruang Lingkup Manufakturing? utama dalam pengauditan

AUDIT MANUFAKTURING
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGANTAR AUDIT MANUFAKTURING Pelaksanaan audit manufacturing mencakup seluruh lingkup fungsi

manufacturing dan lingkup fungsi manajemen. Lingkup fungsi operasional dalam suatu perusahaan mencakup bidang, bagian atau fungsi yang terdapat dalam organisasi perusahaan, jadi dalam lingkup manufacturing tercakup semua kegiatan yang terkait dalam usaha untuk mentransformasikan masukan berupa tenaga dan keahlian, bahan dan peralatan, dana serta informasi, menjadi keluaran berupa barang atau jasa. Semua masukan diubah menjadi barang dan/atau jasa melalui teknologi proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan transformasi tersebut. Perubahan pada teknologi mengubah cara suatu masukan digunakan terhadap lainnya, dan mungkin pula produk yang dihasilkan. Jenis masukan yang digunakan antara satu industri dengan industri lainnya berbeda. Operasi perusahaan manufaktur mobil memerlukan masukan berupa modal dan energy untuk mesin, fasilitas, dan peralatan, sedangkan masukan berupa material menjadi dasar proses konversi dari bahan baku menjadi barang jadi. Operasi di industry jasa, menggunakan masukan yang berbeda dengan yang dipakai di industry manufaktur. Sebagai contoh, operasi jasa penerbangan memerlukan masukan berupa modal untuk penyediaan pesawat terbang dan fasilitas, tenaga kerja yang sangat terlatih (pilot, pemeliharaan pesawat), tenaga kerja biasa, dan sejumlah besar energy. Kebutuhan masukan bahan baku pada industry jasa sangat sedikit dibandingkan suatu perusahaan manufaktur. Jasa utama yang ditawarkan oleh suatu jasa penerbangan adalah transportasi, meskipun jasa lain seperti pemesanan hotel dan angkutan udara juga diberikan. Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua macam lingkungan yang perlu diperhatikan. Pertama, fungsi bisnis lain atau tingkat manajemen yang lebih tinggi, didalam perusahaan tetapi di luar fungsi operasi, mungkin mengubah kebijakan, sumber daya, perkiraan, asumsi, tujuan, atau kendala. Sebagai akibatnya, sistem transformasi pada fungsi operasi perlu beradaptasi untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan internal baru. Kedua, lingkungan di luar
3

AUDIT MANUFAKTURING
perusahaan mungkin perubahan dilihat dari segi hukum, politik, sosial, atau ekonomi, sehingga mengakibatkan perubahan pula pada masukan, keluaran, ataupun sistem transformasi operasi. Perubahan yang terus-menerus dalam lingkungan operasi tampaknya telah menjadi sesuatu yang lazim, bukan lagi sebagai pengecualian. Pengelolaan sistem transformasi memerlukan pengendalian terus-menerus terhadap sistem dan lingkungan. Suatu perubahan pada lingkungan dapat menyebabkan manajemen mengubah masukan, keluaran, sistem pengendalian, maupun sistem transformasi itu sendiri. Sebagai contoh, perubahan kondisi ekonomi mungkin menyebabkan manajer operasi merevisi perkiraan permintaan dan pada akhirnya merekrut lebih banyak tenaga kerja dan memperbesar kapasitas produksi. Demikian pula apabila terjadi penurunan mutu kapasitas produksi. Demikian pula apabila terjadi penurunan mutu produk, manajer operasi akan mengkaji ulang prosedur pengendalian mutunya sehingga membawa kembali sistem transformasi ke jalurnya yang benar. Peran manajer operasi adalah mengendalikan sistem transformasi dan lingkungannya agar dapat merencanakan, mengendalikan, dan memperbaiki sistem. Masukan yang terdapat dalam proses transformasi dari fungsi manufacturing, terdiri dari sumber daya manusia (tenaga dan keterampilan), bahan dan peralatan, metode kerja dan dana. Semua masukan ini harus merupakan obyek audit. Audit dilakukan terhadap masukan itu meliputi: jumlah atau kuantitas, mutu atau kualitas, waktu biaya serta datanya sendiri. Disamping itu audit terhadap masukan tersebut dilakukan baik dalam perencanaannya, maupun dalam pelaksanaannya dan administrasinya. Pelaksanaan audit terhadap masukan ditujukan untuk memperoleh keyakinan bahwa pengadaan, penyimpanan, administrasi dan penggunaan masukan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan fungsi manufacturing dari perusahaan tertentu telah memenuhi ketaatan, ekonomis, efektivitas, dan efisiensi. Pelaksanaan audit pada fungsi manufacturing mencakup pula audit terhadap proses transformasi yang merupakan kegiatan pengolahan atau pelaksanaan aktivitas menghasilkan keluaran yang berupa barang atau jasa. Audit yang dilakukan terhadap proses transformasi ini meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kegiatan pengerjaan keluaran tersebut. Disamping itu dalam audit ini terkait pula tentang jumlah pengerjaan yang dilakukan, yang dapat menunjukkan tingkat produktivitas, mutu proses pengerjaan, waktu yang menunjukkan lamanya dan
4

AUDIT MANUFAKTURING
saat batas waktu yang diperlukan, dan biaya yang dikeluarkan bagi proses pengerjaan tersebut serta data yang tersedia, masih berlaku dan dapat dipercaya. Dengan pelaksanaan audit manufacturing pada proses transformasi maka dapat diketahui tentang prestasi dalam proses transformasi, apakah telah sesuai dengan ketentuan, kebijakan dan peraturan yang ada, dan dapat pula mencerminkan tingkat produktivitas, rendemen, efektivitas dan efisiensi dari proses transformasi tersebut. Sehingga dengan demikian akan dapat memberikan keyakinan apakah telah dilakukan upaya yang memadai bagi pencapaian tujuan dalam kegiatan transformasi yang dilaksanakan perusahaan ini. B. PENGERTIAN DAN DEFINISI AUDIT MANUFAKTURING Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebujakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut. Peran fungsi Audit Manufakturing dalam perusahaan adalah meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya. 1. Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur: Memastikan prosedur mencerminkan praktek nyata (apa yang kita katakan adalah apa yang kita lakukan). Temukan ketidakakuratan sehingga mereka dapat dengan cepat dikoreksi. Mengungkapkan konsistensi dari suatu proses (dari orang ke orang, atau hari ke hari). Menunjukkan pendekatan proaktif untuk perbaikan proses dan, Mendorong berkelanjutan tindakan korektif.

2. Audit manufaktur yang baik memerlukan: Pengumuman di muka. Manufaktur audit tidak dimaksudkan untuk menangkap orang yang melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, selama audit Anda berharap untuk menangkap orang yang melakukan hal-hal yang benar.

AUDIT MANUFAKTURING
Sebuah skema rating untuk mengklasifikasikan masalah ditemukan. Sebuah skema rating memungkinkan Anda untuk masalah peringkat untuk memprioritaskan tindakan perbaikan. Aksi ketika sebuah masalah ditemukan. Tidak ada yang lebih mengecewakan daripada menemukan masalah dan melakukan apa-apa tentang hal itu. Idealnya, karyawan yang bekerja pada proses harus membantu dalam penyelesaian masalah yang ditemukan. Ini akan meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah. Terlatih auditor. Auditor harus mengenal dengan baik wilayah mereka mengamati dan dengan teknik-teknik audit. 3. Sasaran yang diharapkan adalah:

Tepat jumlah Tepat mutu Tepat hasil produksi / operasi Biaya yang rendah

4. Audit manufacturing melakukan pengujian-2 atas : Ketaatan atas kebijakan yang telah digariskan dalam bidang operasional Efisiensi Efektifitas

5. Audit manufacturing mencakup : Lingkup fungsi manufacturing Lingkup fungsi manajemen

6. Lingkup kegiatan audit manufacturing mencakup 3 sisi, Sisi pertama adalah sistem transformasi, yang meliputi, Masukan, berupa: a. Tenaga dan keahlian b. Bahan dan peralatan c. Dana serta informasi Proses, yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan trasformasi Keluaran, berupa : a. Barang atau, b. Jasa

AUDIT MANUFAKTURING
Sisi kedua adalah fungsi manajemen, yaitu : a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Pengendalian Sisi ketiga adalah standar kriteria yang digunakan, yaitu: a. Jumlah b. Mutu atau spesifikasi c. Waktu dan biaya serta d. Data yang tersedia Langkah-langkah audit manufacturing : a. Merumuskan manufacturing b. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan c. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data & informasi yang bersifat umum tentang objek audit d. Menyusun program & prosedur audit yang akan dilaksanakan e. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program & prosedur audit yang mencakup pengumpulan & pemeriksaan data serta mengadakan wawancara f. Mengolah & menganalisis hasil temuan g. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting & saran perbaikan 7. Lingkup audit manajemen : Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufacturing perusahaan yang ditetapkan Audit mengenai desain sistem manufacturing yang dijalankan yang mencakup: a. Pemilihan lokasi b. Pengaturan tata letak c. Keadaan bangunan & sarana penunjang d. Teknologi yang digunakan e. Proses manufacturing yang dijalankan f. Keadaan mesin & peralatan Audit mengenai penerapan sistem manufacturing, yang mencakup: a. Perencanaan & program operasi / produksi
7

maksud

&

tujuan

dari

dilaksanakannya

audit

AUDIT MANUFAKTURING
b. Pembelian & pengadaan bahan c. Pelaksanaan manufacturing Persediaan & pengiriman barang jadi serta pergudangannya Biaya, serta d. Pemeliharaan peralatan C. RUANG LINGKUP AUDIT MANUFAKTURING Ruang Lingkup Audit Produksi terdiri dari: 1. Perencanaan Produksi (Production Planing) meliputi: Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedul / MPS) Bagaimana menerjemahkan ramalan penjualanan (Sales Forecast) dan jadwal produksi (Production Schedule) sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Jadwal produksi optimal yang meminimalkan biaya persediaan dan biaya set up produksi Tingkat persediaan yang optimal. Penilaian atas Idle Capacity Indikator: LOADING = Rencana Produksi bulan yang besangkutan Kapasitas Produksi actual / normal Dengan memperhatikan feasibility study dan rencana jangka panjang maka dapat dilakukan penilaian atas % idle capacity yang terjadi. Achivement Rate Indikator : AR = Keluaran aktual yang dicapai per-bulan Rencana Produksi yang dibuat sebelum bulan itu Bagaimana tindakan manajemen dalam melakukan pengendalian dan penyesuaian terhadap devisi antara rencana produksi dengan actual yang dapat dicapai. Faktor eksternal / internal apa yang menyebabkan tidak tercapainya rencana produksi dan bagaimana manajemen dapat mengendalikan faktor faktor itu. Inventory Level Indikator: IL = Unit stock pada akhir bulan (bulan) Produksi bulanan
8

X 100%

X 100%

AUDIT MANUFAKTURING
Bagaimana kebijakan manajemen dalam menentukan tingkat persediaan sehubungan dengan metode pengendalian persediaan yang harus mempertimbangkan faktor faktor : a. Lead time b. Inventory carrying cost c. Orderring cost d. Risiko kekurangan persediaan e. Safety stock Perencanaan Line Balancing (Keseimbanagan Lintas Produksi) o Adakah indikasi terjadinya bottleneck dalam lini produksi. o Bagaimana keseimbangan loading operator dan mesin dalam lini produksi. Tingkat Utilitas Mesin dan Tenaga kerja Indikator: TU = Man / machine hour used man / machine hour available Apa yang menyebabkan tingkat utilitas mesin / orang rendah, apakah kesalahan terletak pada production schedule atau karena ada trouble mesin dan lain lain. Bagaimana upaya manajemen dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mesin. Follow up Anggaran Produktivitas vs Aktual Biaya Produksi o Bagaimana manajemen menentukan anggaran produksi. o Dimana terjadi penyimpangan (inefisiensi produksi) dan bagaimana manajemen mengatasinya. MIS Produksi o Bagaimana Sistem pelaporan (report) pada bagian produksi o Apakah laporan yang ada dapat menggambarkan keadaan yang ada bagian produksi, sehingga memudahkan pihak manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan o Arus dokumen o Bagian distribusi pelaporan 2. Quality Control
9

X 100%

AUDIT MANUFAKTURING
Quality Control terdiri dari: Tingkat kualiatas Produksi per periode Faktor apa yang menyebabkan % rate yang tinggi, bagaimana manajemen melakukan pengendalian atas kualitas produksi. Sampling Plan Apakah sampling plan sudah mempertimbangkan risiko produsen, risiko konsumen dan biaya pemeriksaan Apakah rejection rate dan servise rate yang tinng disebabkan oleh karena sampling plan yang buruk. Penerapan Total Quality Management (TQM) Apakah perusahaan sudah dapat menerima / menerapkan TQM Peta Kontrol Apakah fungsi / kegunaan peta control sebagai alat pengendalian proses dan alat untuk mengestimasi kemampuandari proses sudah dapat dipahami dan diterapkan. Standart Spesifikasi / kualitas produk Penilaian kewajaran atas batas batas toleransi dan keinginan konsumen atau spesifikasi produk. 3. Produktivitas dan Efisiensi: Produktivitas Tenaga Kerja Efisiensi dan Produktivitas Bahan 4. Metode dan Standar Kerja Metode dan standart tenaga kerja meliputi: Waktu Baku (Standart Time) Sudahkan waktu baku penyelesaian pekerjaan ditetapkan dengan cara atau metode yang benar yaitu mempunyai tingkat kepercayaan dan ketelitian yang cukup baik bagi kepentingan penjadwalan produksi, penetapan kapasitas produksi, penilaian performa system kerja Sistem Kerja Bagaimana dengan keadaan lingkunganb (kondisi) tempat kerja yang dihubungkan dengan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam bekerja. Standart Operating Procedures (SOP)
10

AUDIT MANUFAKTURING
Apakah pengaturan kecepatan mesin sudah sesuai dengan kemampuan fisik yang menjalankan dan sampai sejauh mana operator mentaati SOP tersebut. 5. Maintenance Maintenance meliputi: MIS Maintenance Apakah MIS yang ada sudah dapat menjamin kemungkinan diterapkannya Preventive Maintenance Policy. Preventive Maintenance Apakah perusahaan sudah menjalankan Preventive Maintenance dalam bentuk apa? Pedoman Maintenance Apakah prosedur permintaan kerja pemeliharaan yaitu dalam rangka biaya dan maintenance time. Bagaimana dengan availability system produksi yang di dukung oleh system pemeliharaan. 6. Organisasi Manajement Produksi a. Tujuan / Sasaran Departemen Produksi b. Penilaian Struktur Organisasi: o Rentang pengendalian o Tingkat Sentralisasi o Koordinasi dan jalur komunikasi o Tingkat Formalitas o Rasio Administratif o Tingkat Spesialisasi Fungsional o Tingkat Absensi Pegawai o Turn Over Pegawai 7. Plant Lay Out Beberapa kriteria penilaian terhadap layout yang ada antara lain: Fleksibilitas Lay Out Efektifitas dan Efisinsi material flow pattern Minimum material handing oleh direct labour Minimum jarak material handling
11

AUDIT MANUFAKTURING
Minimum frekuensi perpindahan material Penggunaan ruang yang ekonomis Pengaturan tata letak gudang yang efisien Keselamatan dan keamanan kerja. 8. Value Analysis / value Engineering Sudah adakah program VE / VA di perusahaan Bagaimana efektifitasnya dan hambatan hambatan apa yang dihadapi dalam penerapannya. Berapa besar biaya yang dapat dihemat. 9. Data Pokok B.H. Walley dalam bukunya Production Management Hardbook (1980), memberikan data pokok untuk audit manufacturing sebagai berikut: Proses Produksi Jenis Proses Produksi apakah yang sdang dipertimbangkan: o Pengelompokan / penetapan pekerjaan o Proses o Lini Kendala kebijakan (Policy Constraints) Kendala apakah yang merupakan kendala untuk proses produksi, misalnya: o Penerimaan pesanan langsung dari pelanggan o Membuat Persediaan. o Penggunaan mesin yang tinggi karena intensifnya modal. o Jajaran produk yang kecil atau besar o Waktu penyerahan yang cepat. Persaingan (Competition) Apakah para pesaing lebih baik di banding perusahaan sendiri dalam hal berikut: o Biaya Produksi o Waktu penyerahan pesanan (terutama keterandalannya). o Mutu dan keterandalan Produk. o Jajaran Produk dan kemampuan untuk menghasilkan produk khusus.
12

AUDIT MANUFAKTURING
Pabrik dan Mesin o Umur o Jumlah o Penggunaan dan kerusakan (waktu yang dihabiskan untuk perawatan) o Tipe dan tempat pembelian Hubungan Industrial o Komposisi dan besarnya jumlah tenaga kerja rincian umur o Catatan hubungan industrial o Skema atau jadwal konsultasi dan partisipasi dalam operasi Informasi Operasi Pengukuran operasi akan membantu memberi petunjuk bagaimana proses produksi beroperasi dalam bisnis itu. Organisasi o Jenis organisasi o Organisasi aktual rincian menurut bagian dan fungsi, tingkat, manajemen. o Batasan tentang peran: wewenang, kekuasaan, tanggung jawab o Sasaran Penggunaan Sumber Daya o Mesin o Bahan Mentah o Tenaga kerja Produk dan Produksi o Waktu pesanan o Kelompok pesanan dan besarnya jumlah pesanan o Jumlah barang dalam jajaran produk. Informasi Biaya o Biaya Produksi o Biaya produksi dan / atau biaya operasi perjam o Sumbangan perjam dari mesin mesin utama o Biaya bahan

13

AUDIT MANUFAKTURING
o Biaya tenaga kerja langsung, tidak langsung, biaya umum pekerjaan. Produktivitas o Nilai tambah tiap: produk, mesin, jam kerja, pekerja langsung. o Efisisensi dan pendayagunaan tenaga kerja. o Pendayagunaan dan efisiensi mesin. Jam Kerja o Jam lembur o Istirahat dan kelonggaran lain yang sudah disetujui o Perbandigan antara tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Sistem Produksi o Perencanaan dan pengendalian produksi o Akuntansi manajemen o Pengendalian mutu (Quality Control) o Sistem imbalan o Sistem pembayaran o Pencatatan Pekerjaan Tata Ruang dan Pabrik o Produksi o Pekerjaan yang sdang berjalan o Penyimpanan umum 10. Data Lain Data lain dalam audit manufacturing meliputi: Keterkaitan dengan Lingkungan a. Teknologi b. Gambaran teknologi atau teknik yang digunakan dalam perusahaan Perubahan Budaya a. Perputaran Pekerjaan b. Kemangkiran Pemerintah dan Serikat Pekerja

14

AUDIT MANUFAKTURING
Bagaimana perusahaan menyerap perundang undangan pemerintah tentang perlindungan pemekerjaan, kelebihan tenaga kerja, kesehatan, keamanan. Pertimbangan Ekonomis Kecendrungan ekonomis apa saja yang harus dipertimbangkan dalam dua sampai tiga tahun yang akan dating seperi: inflasi, tingkat upah, perubahan dalam produk nasional bruto. Perusahaan dan Dunia Luar Rasio pokok berikut harus ditentukan untuk semua pesaing nasional dan internasional dan dibandingkan dengan rasio perusahaan sendiri: o Laba Operasi o Hasil penjualan o Harga pokok penjualan o Nilai tambah

15

AUDIT MANUFAKTURING
BAB III KESIMPULAN:

Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebujakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut. a. Data Pokok B.H. Walley dalam bukunya Production Management Handbook (1980), memberikan data pokok untuk audit manufakturing sebagai berikut: 1. Proses Produksi 2. Kendala Kebijakan 3. Pola Permintaan 4. Persaingan 5. Pabrik dan Mesin 6. Hubungan Industrial 7. Informasi Operasi 8. Organisasi 9. Penggunaan Sumber Daya 10. Produk dan Produksi 11. Informasi Biaya 12. Produktivitas 13. Jam Kerja 14. Sistem Produksi 15. Tata Ruang dan Pabrik b. Langkah-langkah Audit Manajemen 1. Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit manufakturing. 2. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan. 3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum tentang obyek audit. 4. Menyusun program dan prosedur audit yang dilaksanakan .

16

AUDIT MANUFAKTURING
5. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan prosedur audit yang mencakup pengumpulan dan pemeriksaan data serta mengadakan wawancara. 6. Mengolah dan menganalisis hasil temuan. 7. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting dan saran perbaikan. c. Berdasarkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan audit manufakturing. Maka kemudian ditentukan lingkup audit manajemen yang akan dilakukan, yang dapat berupa: 1. Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufakturing perusahaan yang ditetapkan. 2. Audit mengenai disain sistem manufakturing yang dijalankan, yang mencakup pemilihan lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan dan sarana penunjang, teknologi yang digunakan, proses manufakturing yang dijalankan, keadaan mesin dan peralatan. 3. Audit mengenai penerapan sistem manufakturing, yang mencakup

perencanaan dan program operasi/produksi, pembelian dan pengadaan bahan, pelaksanaan manufakturing, persediaan dan pengiriman barang jadi serta pergudangannya, biaya, serta pemeliharaan peralatan. d. Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua macam lingkungan yang perlu diperhatikan: 1. Fungsi bisnis lain atau tingkat manajemen yang lebih tinggi di dalam perusahaan tetapi di luar fungsi operasi mungkin mengubah kebijakan, sumber daya, perkiraan, asumsi, atau kendala. Sebagaimana akibatnya sistem informasi pada fungsi operasi perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan internal yang baru. 2. Lingkungan di luar perusahaan mungkin mengalami perubahan dilihat dari segi hukum, politik, sosial atau ekonomi, sehingga mengakibatkan perubahan pada masukkan, keluaran maupun sistem informasi operasi. Perubahan yang terus menerus dalam lingkungan operasi tampaknya telah menjadi sesuatu yang lazim, bukan lagi sebagai pengecualian. e. Ruang Lingkup Audit Manufakturing 1. Sistem Transformasi: meliputi masukkan, proses dan keluaran. 2. Fungsi Manajemen: perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
17

AUDIT MANUFAKTURING
3. Standar kriteria yang digunakan: jumlah, mutu atau spesifikasi, waktu dan biaya serta daya yang tersedia.

18

AUDIT MANUFAKTURING

DAFTAR PUSTAKA
Tunggal, Amin Widjaja. AUDIT MANAJEMEN KONTEMPORER Edisi Revisi. Harvarindo. 2000

Sumber lain: http://www.google.com//auditmanufakturing

19

Anda mungkin juga menyukai