Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN PRODUKSI DOSEN : H. ROIS ARIFIN, SE.

,MM

Disusun Oleh :

SHOFIA SALSABILA PERMADI (22201082122)


RESTI DEWI (22201082098)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITA ISAM MALANG
2022
PENGERTIAN PRODUKSI

Produksi secara umum dapat diartikan sebagai penciptaan barang-barang dan jasa, dengan kata lain, produksi dapat diartikan
sebagai cara, mertode dan tekIni untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang dan jasa dengan menggunakan
sumber daya.

PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi dan operasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa melalui perubahan input
(faktor-faktor Produksi ) menjadi out put ( hasil produksi).
Kegiatan ini memerlukan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien, sehingga produktifitas dapat ditingkatkan.
Adapun menurut Suyadi Prawirosentono ( 2001 ), manajemen produksi adalah perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan ( Set Of Aktivities ) untuk
membuat barang ( produk ) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain.
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
PRODUKSI

Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang menunjang
yaitu:
a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
b. Revolusi industri
c. Perkembangan alat dan teknologi
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja
Secara singkat ruang lingkup manajemen produksi sebgai berikut :
(Prowirosentono, 2002 : 5 )
1. Perencanaan produksi ( Production Planning )
2. Pelaksanaan Produksi
3. Pengendalian Produksi
PROSES PRODUKSI

Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja,
mesin, bahan-bahan, dana) yang ada.
Manfaat Proses Produksi

1. Jalannya Proses Produksi Lebih Efektif dan Efisien

Dengan terjadinya produksi secara massal dan bantuan mesin agar hasil produk lebih banyak dan
cepat. Tentu menghasilkan efektifitas dan efisiensi dari segi waktu dan biaya produksi. Selain itu
karena menggunakan mesin maka meminimalisir SDM yang terlibat sehingga
bisa memangkas biaya finansial untuk SDM. Namun harus
mengutamakan biaya perawatan mesin untuk proses produksi (Novianty
et al., 2017).
2. Jumlah Produk Yang Dihasilkan

Dengan penggunaan mesin-mesin produksi maka tingkat kecepatan menghasilkan ribuan


unit produk tentu lebih banyak. Sehingga dalam satu hari bisa menghasilkan jumlah
produk sesuai target pasar. Sehingga
akan memenuhi kebutuhan dari pemesanan dari konsumen yang berlangganan produk
tersebut.
3. Hanya Membutuhkan SDM Yang Sedikit

Pada dasarnya dalam produksi secara massal ini sangat ditentukan oleh mesin-mesin
yang bekerja secara terus menerus. Maka sumber daya manusia hanya sedikit saja
yang dibutuhkan. Karena sudah diambil alih oleh mesin- mesin produksi, sehingga
SDM hanya dibutuhkan pada bagian pengawasan, dan bagian tertentu saja.
4. Proses Pengawasan Produksi Lebih Longgar

Saat proses produksi berjalan menggunakan mesin-mesin produksi maka


pekerja hanya mengawasi secara fleksibel saja. Yaitu dengan memastikan
proses yang dilakukan mesin berjalan lancar. Di Bagian pengepakan barang
misalnya, baru dibutuhkan SDM dan perlu pengawasan. Sehingga
pengawasan produksi secara keseluruhan terlihat lebih longgar di bagian
mesin-mesin produksi.
5. Meminimalisir Kesalahan Produksi

Jika mesin yang digunakan dalam proses produksi berjalan sempurna.


Maka kesalahan produksi bisa diminimalisir karena mesin yang ada
sudah disetting dengan sistem. Sehingga tinggal dibutuhkan perawatan
dan pengawasan dalam proses produksi saat mesin sedang beroperasi.
LOKASI & LAYOUT PABRIK

Perusahaan harus memperhatikan dan mempertimbangkan tempat yang paling


memguntungkan berdasarkan pertimbangan ekonomis, yaitu:

 Dekat dengan sumber material


 Dekat dengan pasar
 Mudah mandapat tenaga kerja
 Mudah fasilitas tranfortasi
 Dekat dengan dengan energi
 Mudah untuk memperoleh modal investasi
 Serta sikap pemerintah dan masyarakat setempat
 Bagi perusahaan lokasi pabrik yang diinginkan ialah:

► Letak strategis
► Dekat dengan sumber daya
► Tenaga kerja mudah didapat

 Bagi masyarakat lokasi pabrik yang diharapkan ialah:

► Tidak menganggu ketenangan masyarakat


► Tidak merugikan baik secara financial maupun kesehatan
► Dapat memerima masyarakat sebagai tenaga kerja
 Bagi masyarakat lokasi pabrik yang diharapkan ialah:

► Tidak menganggu ketenangan masyarakat


► Tidak merugikan baik secara financial maupun
kesehatan
► Dapat memerima masyarakat sebagai tenaga kerja
Layout
 
Setelah semua pertimbangan untuk mendirikan pabrik matang, maka dibuat rencana lay
outnya. Lay out harus diatur sedemikian rupa untuk menghemat biaya sehingga
memudahkan aliran kerja dan kondisi kerja yang baik. Layout merupakan pengaturan dan
penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan didalam produksi.
Beberapa faktor pertimbangan untuk rencana lay out ialah:
 Keadaan proses produksi
 Tipe produksi
 Bentuk mesin yang digunakan
 Persyaratan penerangan dan tenaga listrik
 Kemungkinan ekspansi
Beberapa pola layout yang terdiri dari:
► Layout fungsional
Layout fungsional disebut juga layout proses atau job lot, artinya pengelompokan
mesin berdasarkan pekerjaan sejenis. Misalnya pada sebuah perusahaan otomotif ada
bagian-bagian khusus seperti bagian pekerjaan mesin, pekerjaan pengecatan dan
sebagainya. Ini juga disebut penempatan mesin berdasarkan departemen, artinya layout
mesin berdasarkan departemen- departemen pekerjaan yang dilaksanakan dalam
pabrik.
► Layout produk
Layout produk disebut juga layout garis, untuk pola layout ini, mesin ditempatkan
berurutan menurut proses produksi yang akan dilewati, mulai dari bahan baku samapai
menjadi produk akhir. Dalam prosesnya biasanya digunakan bantuan banberjalan. Para
karyawan akan dilewati oleh ban berjalan dan langsung mengerjakan pekerjaan yang
lewat.
► Layout kelompok
Layout ini juga disebut dengan pengelompokan sistem full group artinya mesin di
tempatkan satu jenis yang mengerjakan pekerjaan sampai selesai.
 
FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

1. Faktor Alam
Faktor alam dapat menjadi faktor pendukung sekaligus factor
penghambat, karena alam tidak dapat dikendalikan oleh manusia.
Oleh karena itu harus ada alternatif lain apabila alam sedang tidak
mendukung, seperti terjadi bencana alam dan sebagainya.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara
langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.
Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor
produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur
fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
3. Faktor modal
Modal atau faktor produksi modal berkaitan dengan sesuatu
yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang proses produksi atau lain
sebagainya. Modal bisa hadir dalam bentuk uang, peralatan dan lain
sebagainya.
4. Faktor keahlian
keahlian atau keterampilan seseorang dalam memanfaatkan /
menggunakan faktor produksi dalam rangka menghasilkan barang
atau jasa dan juga menanggung resiko dalam setiap usaha.
Selain faktor-faktor diatas, terdapat faktor-faktor lain yang menajdi penentu keberhasilan produksi.
Menurut Assauri (2011:80), faktor penentu keberhasilan dari proses produksi tersebut yaitu:

1. Jenis Barang
Jenis barang yang mempengaruhi keberhasilan produksi seperti bahan
baku barang mentah yang nantinya akan diolah melalui proses produksi .
2. Mutu Barang
Barang yang dihasilkan dari proses
produksi akan dilihat dari proses produksi akan
dilihat kembali mutunya, seperti pada proses quality
control. Semua hasil produk akan dicek mutunya
apakah sudah sesuai dengan standar atau belum.
3. Jumlah Yang Dihasilkan
Banyaknya hasil produk juga menjadi salah satu
indikator menentukan
keberhasilan produksi, apakah dengan bahan yang
ada untuk mutu yang
sudah di tetapkan dapat menghasilkan jumlah
barang yang banyak. Hal
tersebut akan terus menjadi bahan evaluasi
manajemen.
4. Ketepatan Waktu
Penyerahan barang selain
kualitas dan kuantitas barang, tentunya
ketepatan waktu penyerahan
juga sangat penting karena sebelum
produksi sudah ada rencananya terlebih dahulu, dari
segi anggaran bahan baku, pekerja dan juga mesin. Oleh karena
POLA PRODUKSI

Pola produksi didefinisikan sebagai distribusi jumlah produksi tahunan ke dalam


periode yang lebih pendek dari satu tahun, misalnya caturwulan, triwulan, bulan,
atau minggu.
Jenis Pola Produksi

Pada prinsipnya ada tiga macam pola produksi, yakni:

►Pola Produksi Konstan, yaitu pola produksi dimana jumlah yang diproduksi setiap
periode yang lebih pendek dari satu tahun selalu sama.
 
►Pola Produksi Bergelombang, yaitu pola produksi dimana jumlah produksi untuk setiap
satuan waktu yang lebih pendek dari satu tahun tidak selalu sama. Biasanya mengikuti pola
penjualan.
 
►Pola Produksi Moderat, yaitu pada prinsipnya merupakan pola produksi bergelombang,
namun diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga dapat mendekati
konstan.
 
Faktor Pertimbangan Memilih Pola Produksi

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pola produksi
yang dapat melayani permintaan dan tambahan biayanya minimum, yaitu:
1. Pola Penjualan.
Perusahaan berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan. Oleh
karena itu, pola penjualan akan mempengaruhi pola produksi.
2. Pola Biaya.
Yakni pola dari biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan naik-turunnya
volume produksi, antara lain:
Biaya Perputaran Tenaga Kerja, yakni biaya yang timbul sehubungan
dengan penarikan dan atau pemberhentian tenaga kerja.
Biaya Simpan, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan
penyimpanan persediaan.
Biaya Lembur, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan kelebihan
jam kerja karyawan (over time premium cost).
Biaya Subkontrak, yakni biaya yang timbul sehubungan perusahaan
melakukan pemesanan produk yang sama ke pihak lain.
TERIMAKASIH ☺☺☺

Anda mungkin juga menyukai