Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG


Kebutuhan pengendalian mutu timbul setelah masa revolusi industri,
dimana proses produksi yang dilakukan oleh mesin menimbulkan dua persoalan
utama, yaitu:
a)      Penggunaan mesin mulai menggantikan kedudukan tenaga kerja manusia.
b)      Produksi barang dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan
keseragaman komponen dalam proses assembling dimana hal tersebut hanya dapat
dilakukan oleh mesin.
Agar proses produksi berjalan dengan lancar, dibutuhkan tenaga kerja
untuk menyortir barang yang memiliki mutu dibawah standar, sehingga pada saat
itu mulai dikenal usaha pengendalian mutu. Namun adanya perkembangan sistem
mekanisasi industri yang lebih maju menyebabkan keadaan industri menjadi tidak
beraturan, sehingga para produsen menjadi berkurang perhatiannya dalam
menghasilkan barang-barang yang bermutu tinggi. Sehingga timbul anggapan
bahwa petugas yang melaksanakan pengawasan merupakan penghalang bagi
pekerja dan supervisor untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi.
Namun seiring dengan perkembangan penerangan dan komunikasi, maka
keadaan tersebut mulai berubah dimana pentingnya peranan pengendalian mutu
semakin dibutuhkan sehingga prosedur dan metode pengendalian mutu mulai
dikembangkan kearah yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami angkat
dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sejarah analisis pengendalian mutu secara statistik?
2. Bagaimanakah definisi mutu?
3. Bagaimanakah arti sampel dan populasi?
4.  Bagaimanakah teknik kendali mutu?

1
5. Bagaimanakah contoh kasus kendali mutu produk?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mengetahui sejarah analisis
pengendalian mutu secara statistik, definisi mutu, arti sampel dan populasi, teknik
kendali mutu, serta contoh kasus kendali mutu produk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Analisis Pengendalian Mutu Secara Statisitik

Analisis ini dikenal sejak tahun 1924 yang dikemukakan oleh Dr. Wolter
Shewhart dari perusahaan Bell Telephone Laboratories. Pemikiran dari Dr.
Shewhart tersebut diterbitkan dalam buku berjudul Economic Control of Quality
of Manufactured Product yang merupakan konsep dasar dari pengendalian mutu
suatu barang di perusahaan manufaktur. Dasarnya adalah untuk mengetahui
produk yang dapat diterima (accepted) atau produk yang ditolak karena rusak.
Tujuannya agar produk yang rusak tidak dijual kepada konsumen, tetapi harus
dimusnahkan. Di sini tercermin bahwa produk yang sudah jadi (finished goods)
yang diperiksa, kemudian diseleksi harga produk yang memenuhi standar yang
telah direncanakan boleh dijual kepada konsumen. Selain itu, bila secara statistik
ternyata banyak produk yang rusak (defect product) maka proses produksi
dihentikan untuk dianalisis faktor yang menyebabkan produk rusak. Bila
kemudian diketahui faktor penyebabnya maka faktor penyebab tersebut yang
diperbaiki. Setelah itu, proses produksi berikutnya dapat dilakukan lebih lanjut,
tetapi tetap saja diawasi secara statistik.

Pada permulaannya, kendali mutu dengan bantuan statistik ini merupakan


terobosan baru. Namun, ternyata metode pengawasan mutu secara statistik ini
tetap digunakan sampai saat ini, khususnya untuk industri yang mass production
(produksi massal).

A. Pengendalian

Pengendalian sangatlah diperlukan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas


produksinya mulai dari bahan baku samapi barang jadi. Adapun pengertian dari
pengendalian menurut pendapat beberapa ahli, antara lain menurut T.
Amrine,John A. Ritchey dan O liver S. Hulley ; “ pengendalian adalah suatu
sarana manajemen yang memerlukan studi dan analisis yang teliti untuk

3
mencegah pelaksanaan pengendalian hanya untuk kepentingan pengendalian saja”
(1986 : 221).

          Sedangkan menurut Sofyan Assauri mengatakan ; “pengendalian adalah


kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang
dilakukan, agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang
diharapkan atau direncanakan” (1980 : 120).

          Soewardjo dalam bukunya “Quality Control” mengatakan bahwa ;


“pengendalian adalah suatu jaminan agar supaya pelaksanaan sedapat mungkin
bisa sesuai dengan rencana yang telah digariskan” (1983 : 2).

Berbeda dengan pendapat M. Manullang ; “ Pengendalian adalah penilaian


akan pekerjaan bawahan baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah selesai
dikerjakan dengan maksud mengadakan tindakan perbaikan bila perlu agar benar-
benar dapat dihasilkan tujuan yang sudah digariskan” (1975 : 135).

Perbedaan pendapat ini tidak menyebabkan perbedaan arti yang terlalu


jauh karena pada intinya pengendalian ini untuk mencapai hasil yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jadi suatu pengendalian
yang baik akan dapat membantu proses produksi dalam suatu perusahaan, tidak
hanya dalam segi preventifnya saja, tetapi juga dalam segi korektifnya kerena
pengedalian yang tepat merupakan jaminan bahwa hasil yang dicapai akan sesuai
dengan apa yang diharapkan.

Proses produksi dapat berjalan dengan lancer karena adanya pengendalian


yang baik sehingga jumlah kerusakan hasil produksi dapat berkurang seminimal
mungkin atau lebih kecil dari standar kerusakan yang telah
ditetapkan.pengendalian adalah suatu proses pendelegasian tanggung jawab dan
wewenang untuk suatu aktivitas manajemen,dalam menopang usaha-usaha atau
sarana dalam rangka menjamin hasil-hasil yang memuaskan.

B. Pengertian pengendalian mutu

Pengendalian yang baik disetiap bagian sangatlah diperlukan oleh setiap


perusahaan untuk melaksanakan rencananya dalam melakukan proses produksi,
sehingga  apa yang dicapai tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.

4
Sector produksi adalah salah satu bagian yang ada dalam perusahaan yang
memerlukan adanya suatu pengendalain, yang mana pengendalian ini
dilaksanakan untuk menjamin agar mutu produksi dapat sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Dan pelaksanaan pengendalian mutu tidak hanya dapat
dilakukan pada salah satu bagian saja, tetapi pengendalian tersebut harus
dilakukan pada semua bagian, baik pada bagian bahan baku, bagian bahan dalam
proses produksi dan bagian barang jadi.Pengendalian mutu pada proses produksi
membantu perusahaan mencegah dan mengatasi penyimpangan-penyimpangan
yang akan terjadi atau yang telah terjadi.

Menurut Shigeru Mizuno ; “ pengendalian mutu adalah memperbaiki


desain, standar dan prosedur kerja sedemikian rupa sehingga tidak akan ada
produk yang cacat. Pengendalian mutu adalah pencegahan. Dalam arti ini , boleh
dikatakan bahwa pengendalian mutu adalah seni melakukan sesuatu yang sudah
jelas dan melakukanya dengan betul” ( 1994 : 17).

Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan


pengendalian mutu antara lain : Produk yang dihasilkan harus mempunyai mutu
yang baik dan terjamin, Menentukan sifat-sifat produk yang ada hubungannya
dengan selera konsumen.

Pengendalian mutu mencakup keseluruhan  kegiatan produksi, dari mulai


perencanaan (plan), kemudian mengimplementasikan perencanaan itu menjadi
kenyataan (do), dan meninjau kembali sejauhmana kesesuaian antara hasil dengan
rencana  semula (check). Selanjutnya harus dilakukan  perbaikan yang perlu
apabila kesesuaian antara hasil  dengan rencana tudak tercapai (action).
Keseluruhan langkah tersebut, P-D-C-A (Plan, Do, Check, Action) akan menjadi
sebuah siklus pengendalian yang satu sama lain  saling bergantung dan
berkesinambungan.

Oleh sebab itu  diperlukan penciptaan terhadap divisi pengendalian mutu


dalam sebuah organisasi/perusahaan. Divisi ini bertugas menyebarkan tanggung
jawab untuk menjaga mutu produk ke seluruh divisi dan ini harus
melibatkan  anggota perusahaan secara keseluruhan. Melibatkan semua orang dan
setiap kegiatan dari manajemen perusahaan secara terpadu.

5
Pengendalian mutu tersebut adalah sebuah diagnostic. Apabila terjadi
sebuah produk cacat muncul, penyebabnya dicari dan dilakukan perbaikan. Akan
tetapi kita tidak boleh hanya menangani penyembuhan penyakitnya saja. Justru
hal yang terpenting  adalah mencari dan menelusuri penyebab terjadinya
permasalahan, sehingga dapat diterapkan prosedur kerja baru, yang menjamin
persoalan yang sama tidak akan terulang.

Dalam industri tradisional seperti yang banyak berkembang di Indonesia


system jaminan kualitas hanya berfokus pada aktivitas inspeksi untuk mencegah
lolosnya produk-produk cacat ketangan konsumen dengan cara menyortir produk
yang baik dari produk jelek. Pada umumnya system kualitas modern dibangun
oleh industri-industri dari negara maju  memiliki karakteristik:

1. Berorientasi Kepada Konsumen

Produk didesain sesuai dengan keinginan konsumen melalui riset pasar, sehingga
memenuhi spesifikasi desain, serta purna jual yang baik.

2. Partisipasi aktif yang dipimpin oleh Manajemen Puncak

Konsekuensi rendahnya motivasi pekerja terhadap kualitas karena kurang


perhatian dari manajemen puncak.

3. Adanya pemahaman dari setiap orang terhadap Tanggung Jawab


yang spesifik untuk Kualitas

Adanya komitmen bersama dari level bawah sampai level atas akan pengertian
tentang kualitas.

4. Aktivitas yang Berorientasi Pada Tindakan pencegahan Kerusakan.

Kualitas tidak hanya cukup dilakukan pada mendeteksi kerusakan , tetapi


difokuskan pada tindakan pencegahan dengan cara melakukan aktivitas secara
baik sesuai dengan instruksi  pekerjaan, sesuatu dilakukan dengan cara do it right
the first time.

6
5. Filosofi menganggap bahwa  Kualitas Merupakan Jalan Hidup (Way of life)

Isu-isu tentang kualitasselalu didiskusikan  dalam pertemuan manajemen ,


karyawan diberikan pelatihan pelatihan tentang konsep kualitas beserta methode-
methodenya. Adanya kultur budaya perusahaan melaksanakanproses peningkatan
kualitas secara terus menerus.

Dari uraian di atas dapatlah ditarik pengertian pengertian sebagai berikut:

1. Pengendalian mutu adalah merupakan proses manajemen yang di


dalamnya terdapat unsure a. mengevaluasi kinerja nyata, b. membandingkan
kinerja nyata dengan tujuan, dan   c. mengambil tindakan terhadap perbedaan.

2. Tujuan Utama Pengendalian  adalah meminimalkan kerusakan, dengan


tindakan cepat untuk memulihkan  status quo atau lebih baik lagi, mencegah
kerusakan sebelum terjadi.

3. Konsep pengendalian adalah salah satu “pemilikan status quo” : menjaga proses
terencana pada keadaan yang terencana sehingga tetap dapat memenuhi tujuan
operasi.

Jadi Pengendalian mutu adalah metode yang digunakan untuk


meningkatkan performansi mutu secara terus menerus dan sebagai
penjamin konformansi akan mutu pada setiap level operasi atau proses kerja yang
harus mendapat komitmen dari seluruh jajaran dari pimpinan tertinggi sampai
basic level dengan menggunakan sumber daya manusia dan property yang
tersedia.

2.2 Definisi Mutu


Pengertian Mutu/kualitas mencakup segala keistimewaan atau keunggulan
yang memberikan kepuasan total kepada konsumen, meliputi keunggulan dalam
kualitas produk, harga, ketepatan waktu, pelayanan, keamanan dan pertimbangan
moral.
 Banyak  pakar dalam organisasi yang mencoba mendifinisikan kualitas
berdasarkan sudut pandang masing-masing, sebagai berikut :
1.    Mutu  merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan  produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

7
2.    Difinisi konvensional dari kualitas  biasanya menggambarkan karakteristik
langsung dari suatu produk, seperti performansi, keandalan, mudah dalam
penggunaan dan estetika. Sedangkan difinisi strategik menyatakan
bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers)
3.   Quality Vocabulary (ISO 8402) : kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari
karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas sering
diartikan sebagai kepuasan pelanggan atau konformansi terhadap kebutuhan
atau persyaratan
4.    Performance to the standard expected by the customer.
5.    Meeting the customers needs the first time and every time
6.   Providing our customers with products and services consistently meet  their
needs and expectations.
7.    Doing the right thing right the first time, always striving for improvement,
and always satisfying the customers
8.    The meaning of excellence
9.    Continuous good product which a customer can trust
10.   Not only satisfying customers, but delighting them innovating creating.

Meskipun tidak ada difinisi yang bisa diterima secara universal mengenai
kualitas, namun dasar pengertiannya terdapat persamaan yaitu dalam unsurnya
sebagai berikut :
1.    Kualitas/mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2.    Kualitas/mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan suatu kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa mendatang).

Tampaknya bahwa kualitas selalu berfokus pada pelanggan. Dengan


demikian produk didesign, diproduksi serta pelayanan diberikan untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Karena kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang

8
menentukan   kepuasan pelanggan , suatu produk yang dihasilkan baru dapat
dikatakan  berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat
dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik
dan benar.
Mutu memiliki beberapa pengertian yang berbeda menurut para ahli. Phil
Crosby, misalnya, menyatakan mutu berarti kesesuaian terhadap
persyaratan ,seperti jam tahan air, sepatu tahan lama, dokter yang ahli,dll.
Dokter yang mampu mendiagnosa dengan tepat penyakit pasiennya digolongkan
sebagai dokter yang bermutu. Sementara Edward Deming ,menyatakan mutu
berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus menerus seperti
Kaizen di Toyota. Dalam hal ini berarti mutu berarti sesuatu yang kontinu,
senantiasa ada perbaikan,tidak stagnan. K.Ishikawa, pencipta diagram tulang ikan,
menyatakan mutu berarti kepuasan pelanggan,baik pelanggan internal maupun
eksternal. kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan
eksternal.
Ada 2 keuntungan yang dicapai dengan menghasilkan produk atau
pelayanan bermutu:
Pertama, Peningkatan Pasar (Market Gain). mutu produk atau pelayanan yang
meningkat akan membuat produk (baik barang maupun jasa) tersebut makin
dikenal sehingga  permintaan pasar meningkat dan keuntungan perusahaan juga
meningkat. sebuah kitchen/wardrobe yang bagus desainnya sekaligus tahan lama
akan makin banyak dikenal dan dicari orang. demikian juga rumah sakit atau bank
yang memberikan pelayanan yang baik kepada pasien atau nasabahnya akan
makin didatangi orang yang membutuhkan jasanya.
Kedua, adalah Penghematan Biaya (Cost Saving). mutu produk yang meningkat
akan menurunkan biaya produksi atau service. cacat  produk tentu akan
mengakibatkan penggantian ulang (rework) yang membutuhkan tambahan biaya
material, biaya tenaga kerja, listrik,dll, yang mengurangi keuntungan perusahaan.

Pengertian Mutu lainya :

1. Mutu adalah faktor keputusan mendasar dari pelanggan.

9
2. Mutu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau
ketetapan manajemen.tapi berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan
terhadap produk dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannnya,
dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional teknik
atau subjektif sama sekali, dan selalu menggambarkan target yang bergerak
dalam pasar kompetitif.

3.  Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasapelayanan yang
berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasaan
(American Society For Quality Control).

4.  Mutu adalah kecocokan penggunan produk (fitnes adalah us for use), untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasaan pelanggan.

Kecocokan penggunaan tersebut didasarkan atas lima ciri utama:

a.    Teknologi; kekuatan dan daya tahan.

b.    Psikologis; citra rasa atau status.

c.    Waktu; kehandalan.

d.    Kontraktual; adanya jaminan.

e.    Etika; sopan santun, ramah atau jujur.

Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila produk mempunyai daya


tahan penggunaannya lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra
atau status konsumen yang memakainya, produk tidak mudah rusak,
adanya jaminan kulalitas (quality assurance) dan sesuai etika
bila digunakanKhusus untuk jasa diperlukan pelayanan kepada pelangganyang
ramah tamah, sopan santun serta jujur, yang dapat menyenangkan atau
memuaskan pelanggan.

5.  Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan(The Conformance Of


Requirements, Philip B, Crosby,1979). Suatu produk memiliki kualitas apabila
sesuai dengan standarkualitas yang ditentukan. Standar kualitas meliputi
bahan baku, proses produksi dan produk jadi.

10
6.  Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar(Deming); Perusahaan
harus benar-benar dapat memahami apa yang akan dihasilkannya.

7. Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,


manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan(konsumen).

8.  Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.

9.  Kebutuhan dan harapan pelanggan merupakan kinerja yang sesuai


dengan standar yang diharapkan pelanggan.

10.Dikaitkan dengan suatu derajat keberhasilan atau penampilan yg patut


mendapat pujian, yaitu suatu derajat kesempurnaan hasil yang jauh melampaui
tingkat rata-rata.

11.Memenuhi harapan pelanggan untuk pertama kali dan setiap kali.

12.Memberikan produk dan jasa yang secara konsisten memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan.

13.Melakukan pekerjaan yang benar secara tepat pada saat pertama, selalu
mengusahakan perbaikan dan selalu memuaskan pelanggan.

14.Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

15.Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang


sedang diamat

16.Pengertian mutu adalah suatu produk atau jasa yang memenuh syarat atau
keinginan pelanggan, dimana pelanggan dapat menggunakan atau menikmati
produk atau jasa tersebut dengan sangat puas dan ia menjadi pelanggan tetap.

17.Menurut Philip B. Crosby (1986), yang dimaksud dengan mutu adalah derajat
kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kepuasan pemakai dan
penghasilnya.  

Mutu  menyangkut 5 (lima) aspek utama (bahar,1993), yaitu : 


1. Quality (Q) : Mutu dari hasil produk atau jasa yang sesuai
dengan      persyaratan permintaan

11
2. Cost  ( C ) :  Mutu dari biaya produk atau jasa.
3. Delivery ( D ) : Mutu pengiriman atau penyerahan hasil produk atau jasa
yang tepat waktu  sesuai dengan permintaan.
4. Safety ( S ) : Mutu keselamatan atau keamanan pemakaian produk atau
jasa.
5. Morale ( M ) : Mutu sikap mental sumber daya manusia.

2.3 Arti Sampel dan Populasi


Dalam statistik Anda ingat istilah universum atau population dan istilah
sampel. Adapun pengertian pada sampel adalah bagian (yang terkecil) dari
populasi yang dianggap dapat mewakili populasi. Misalnya dalam contoh lain,
bila Anda ingin mengetahui tingkat pendapatan penduduk di suatu kabupaten
yang bedumlah 1.000.000 orang, Anda tidak perlu menanyai seorang demi
seorang, tetapi hanya beberapa puluh orang sebagai sampel yang dianggap dapat
mewakili populasi yang 1 juta orang tersebut.

Demikian pula bila dalam suatu pabrik jari-jari sepeda, Anda ingin
mengetahui apakah ukuran seluruh jari-jari sesuai dengan standar, Anda tidak
perlu mengukumya satu demi satu. 

Bayangkan jika produksi 1 juta jari-jari per hari. Tidak mungkin diukur
satu demi satu. Caranya diambil sampel yang mewakili, misalnya diambil satu
sampel jari-jari setiap 10 menit waktu produksi, dan sebagainya. Dapat pula
diambil sejumlah 100 buah jari-jari dari 1 juta jari-jari yang diambil secara
random (acak). 

Dalam hal pengukuran sampel terdapat konsep pengukuran yang dikenal


dengan istilah gaging concepts. Konsep ini diperlukan karena pengukuran ulang
atas suatu sampel hasilnya bisa berbeda. Perbedaan tersebut bisa juga karena
orang yang mengukur berbeda.

2.4 Teknik Kendali Mutu


Peranan kendali mutu produk (barang/jasa) menjadi bertambah besar dan
penting dengan adanya perkembangan selera akibat peradaban manusia yang
berubah. Perubahan selera tersebut mendorong konsumen untuk selalu mencari

12
barang yang nilai gunanya lebih sempurna dan baik. Dapat pula karena
ditemukannya teknologi baru sehingga nilai guna mutu barang menjadi lebih baik
dan sempurna.
Hal ini akan mendorong anggota masyarakat konsumen untuk
memperbaiki selera dalam meningkatkan kebutuhan hidupnya. Jadi, terdapat
hubungan timbal batik antara adanya perkembangan teknologi dengan perubahan
gaya hidup konsumen. Akibatnya, para produsen harus melakukan antisipasi
secara terus menerus, agar kelangsungan bisnis dapat dipertahankan. Dalam
hubungan itu terdapat berbagai upaya mempertahankan bisnis, antara lain dengan
menjaga mutu barang melalui penggunaan teknologi dan alat-alat (mesin) yang
digunakan sehingga proses produksi berjalan lebih baik sesuai dengan rencana.
Namun demikian, proses produksi melalui produknya perlu diawasi dengan
menggunakan cara statistik. Metode statistical quality control pada suatu
perusahaan sangat bermanfaat sebagai alat pengendalian mutu.
Pengendalian mutu juga meliputi pengawasan pemakaian bahan-bahan,
berarti secara tidak langsung statistical quality control bermanfaat pula mengawasi
tingkat efisiensi. Jadi, SQC (Statistical Quality Control) dapat digunakan sebagai
alat untuk mencegah kerusakan dengan cara menolak (reject) dan menerima
(accept) berbagai produk yang dihasilkan mesin, sekaligus upaya efisiensi.
Dengan menolak (menerima) produk, berarti juga SQC sebagai alat untuk
mengawasi proses produksi sekaligus memperoleh gambaran kesimpulan tentang
spesifikasi barang yang dihasilkan secara populasi umum. Bila gambarannya baik,
berarti proses produksi dapat berlangsung terns karena hasil produknya baik.
Jadi, teknik pengendalian mutu adalah mengawasi pelaksanaan proses
produksi agar sesuai dengan rencana; mengawasi bahan baku sejak diterima,
disimpan, sampai dikeluarkan dari gudang bahan baku.

SQC dapat dilakukan terhadap semua produk termasuk produk setengah jadi yang
merupakan hasil proses produksi. Baik produk akhir maupun barang setengah jadi
diuji melalui pengambilan sampel, sehingga dapat ditarik suatu penafsiran tentang
keadaan mesinnya yaitu berjalan baik atau tidak. Selain itu, pengawasan bahan
bake hares dilakukan secara fisik dan secara, kimiawi. Peranan kendali mutu

13
produk (barang/jasa) menjadi bertambah besar dan penting dengan adanya
perkembangan selera akibat peradaban manusia yang berubah. Perubahan selera
tersebut mendorong konsumen untuk selalu mencari barang yang nilai gunanya
lebih sempurna dan baik. Dapat pula karena ditemukannya teknologi baru
sehingga nilai guna mutu barang menjadi lebih baik dan sempurna.
Hal ini akan mendorong anggota masyarakat konsumen untuk
memperbaiki selera dalam meningkatkan kebutuhan hidupnya. Jadi, terdapat
hubungan timbal batik antara adanya perkembangan teknologi dengan perubahan
gaya hidup konsumen. Akibatnya, para produsen harus melakukan antisipasi
secara terusmenerus, agar kelangsungan bisnis dapat dipertahankan. Dalam
hubungan itu terdapat berbagai upaya mempertahankan bisnis, antara lain dengan
menjaga mutu barang melalui penggunaan teknologi dan alat-alat (mesin) yang
digunakan sehingga proses produksi berjalan lebih baik sesuai dengan rencana.
Namun demikian, proses produksi melalui produknya perlu diawasi dengan
menggunakan cara statistik. Metode statistical quality control pada suatu
perusahaan sangat bermanfaat sebagai alat pengendalian mutu. 
Pengendalian mutu juga meliputi pengawasan pemakaian bahan-bahan,
berarti secara tidak langsung statistical quality control bermanfaat pula mengawasi
tingkat efisiensi. Jadi, SQC (Statistical Quality Control) dapat digunakan sebagai
alat untuk mencegah kerusakan dengan cara menolak (reject) dan menerima
(accept) berbagai produk yang dihasilkan mesin, sekaligus upaya efisiensi. 
Dengan menolak (menerima) produk, berarti juga SQC sebagai alat untuk
mengawasi proses produksi sekaligus memperoleh gambaran kesimpulan tentang
spesifikasi barang yang dihasilkan secara populasi umum. Bila gambarannya baik,
berarti proses produksi dapat berlangsung terns karena hasil produknya baik. 

Jadi, teknik pengendalian mutu adalah mengawasi pelaksanaan proses produksi


agar sesuai dengan rencana; mengawasi bahan baku sejak diterima, disimpan,
sampai dikeluarkan dari gudang bahan baku.

2.5 Contoh Kasus Kendali Mutu Produk

14
RENCANA BISNIS
KERIPIK PISANG ANEKA

A. Ringkasan Eksekutif
Tujuan dari rancana bisnis ini adalah untuk mendapatkan laba kedalam sebuah
bisnis keripik pisang. Dengan memanfaatkan melimpahnya bahan baku sehingga
dapat menambah nilai guna dan menyediakan keripik pisang dengan sedikit
modifikasi dengan berbagai varian rasa. Bisnis ini nantinya akan berlokasi di
Kota Metro Lampung yang dimana merupakan kota pendidikan , mengingat
sebagian kalangan anak-anak, remaja dan dewasa sama-sama menyukai dengan
yang namanya cemilan. Dalam hal ini kami menghadirkan jenis cemilan yang
fleksibel dalam cara mengkonsumsinya. Keripik pisang ini tentunya cocok untuk
dijadikan oleh-oleh masyarakat yang sedang berkunjung ke Kota Metro.
Deskripsi Singkat
Pada saat ini banyak orang yang serba ingin praktis dalam makanan. Maka dari
itu kami akan membuat keripik pisang ini dengan pembuatan yang berbeda agar
orang yang menyukai makanan ini tidak merasa bosan karena banyaknya
kalangan masyarakat yang menyukai cemilan ini, maka kami akan berusaha
memberikan kualitas dan mutu yang baik yang harganya relatif murah bagi semua
kalangan masyarakat.
1. Pembiayaan
Para pendiri usaha ini mencari pembiayaan untuk bisnis ini dari :
1. Milik sendiri
3. Misi

15
Keripik Pisang Aneka menghadirkan varian rasa yang berbeda, keripik pisang
ini di buat dengan cara yang berbeda agar orang yang menyukai makanan ini tidak
merasa bosan karena banyaknya kalangan masyarakat yang menyukai cemilan ini,
maka kami akan berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik yang
harganya relatif murah bagi semua kalangan masyarakat.
4. Tim Manajemen
Tim manajemen utama dibentuk oleh para pendiri, yang merupakan
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro dengan yang dipelajari
diperkuliahan, diharapkan dapat membantu cara berpikir dan bertindak tim
manajemen dalam menjalankan bisnis ini.
5. Perkiraan Penjualan
Dengan beberapa pertimbangan, kami memperkirakan perharinya kami
memperoleh nilai penjualan sebesar 257.000 rupiah setara dengan 7.730.000
rupiah perbulan.
6. Keuntungan Bersih dan Break Event Point
Keuntungan bersih perbulan adalah 6.461.000 rupiah
Break Event Pointnya adalah 2-3 bulan
7. Rencana Pengembangan
Tidak hanya di Kota Metro saja, kami ingin mendirikan beberapa cabang usaha
di berbagai daerah di provinsi Lampung agar cita rasa produk kami tetap terjaga
dan konsumen pun dapat mendapatkan produk kami dengan mudah.
8. Visi dan Misi Keripik Pisang Aneka
Visi :
Menjadi produsen keripik pisang yang terkenal akan kualitasnya dan memiliki
cabang saha di berbagai daerah.
Misi :
1. Membuat produk yang sederhana dan unik,
2. Melayani konsumen secara loyalitas, dan
3. Memaksimalkan omzet penjualan.
4.
B. Deskripsi Bisnis

16
Indonesia adalah Negara yang mendapatkan julukan “tanah surga” oleh karena
itu, tak heran bila di indonesia terdapat berbagai macam jenis suku,
budaya,adat,agama,kuliner,dan masih banyak lagi. Kita selaku generasi penerus
bangsa harus bisa menjaga warisan nenek moyang kita agar tidak hilang.
Lingkungan kami merupakan daerah yang agraris, masih banyak lahan
pertanian dan lahan pertanian tersebut banyak digunakan untuk menanam pohon
pisang karena kondisi tanah tersebut sangat cocok sekali untuk penanaman pohon
pisang, namun pisang bukanlah kebutuhan pokok di daerah kami maka ketika
mereka panen mereka kebingungan akan menjual pisang ini kemana, kami
semakin prihatin dengan kondisi seperti itu, karena itu merupakan satu - satunya
lahan pertanian yang bisa mereka jadikan sebagai mata pencahariannya.
Dengan melihat kondisi seperti itu kami akan membuat sebuah usaha yang
pastinya dapat membantu kesulitan - kesulitan yang sedang terjadi di daerah kami
yaitu dengan membantu masyarakat yang mempunyai lahan pertanian pohon
pisang dan juga membantu masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan. Kami
akan membuat keripik pisang, dengan seperti itu para petani yang menanam
pohon pisang tidak akan lagi kebingungan untuk menjual hasil panennya dan
dengan kami membuat keripik pisang ini kami juga dapat menarik tenaga kerja
sehingga angka pengangguran dapat berkurang.
Pada saat ini banyak orang yang serba ingin praktis dalam makanan. Maka dari
itu kami akan membuat keripik pisang ini dengan pembuatan yang berbeda agar
orang yang menyukai makanan ini tidak merasa bosan karena banyaknya
kalangan masyarakat yang menyukai cemilan ini, maka saya akan berusaha
memberikan kualitas dan mutu yang baik yang harganya relatif murah bagi semua
kalangan masyarakat.

C. Analisis Industri dan Lingkungan


a. Perspektif masa depan industri
Kondisi ekonomi di jaman sekarang sedang dalam keadaan krisis ekonomi,
krisis ekonomi yang sedang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada segi
kehidupan ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat sangat kesulitan dalam

17
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga mengakibatkan rendahnya kehidupan
ekonomi masyarakat dan itu sangat memprihatinkan. Mengingat pentingnya
perubahan ekonomi masyarakat di jaman sekarang ini, maka masyaraka di tuntut
agar lebih semangat dan berusaha lagi untuk mencapai suatu pekerjaan dan
mengalami perubahan yang lebih baik demi memenuhi kehidupan sendiri,
keluarga, maupun untuk membantu orang lain yang mengalami kesusahan. Bukan
hanya faktor tersebut saja melainkan juga masyarakat sekarang ini harus lebih
kreatif lagi dalam mencari pekerjaan.

b. Analisis persaingan
Untuk daerah Kota Metro sendiri perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan pisang menjadi kripik belum terlalu banyak oleh karena itu kami
yakin kripik pisang yang kami produksi akan berpeluang besar untuk lebih
dicintai dan digemari konsumen dan kami membuat produk kami agar berbeda
dengan yang lain memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini memberikan peluang besar
untuk mendapatkan keuntungan dalam bidang usaha tersebut.

c. Sengmentasi pasar yang akan di masuki


Target pasar yang akan dimasuki adalah konsumen yang terdiri dari
mahasiswa, dosen dan masyarakat umum. Atau orang-orang yang ingin membeli
oleh-oleh dari Metro.

Analisis SWOT :

a. Strengths (Kekuatan)
1) Harga keripik pisang ini cukup terjangkau oleh kalangan masyarakat
2)  Kualitas dari keripik pisang ini sangat terjamin, karena dalam proses
pembuatannya diutamakan kebersihan dan untuk kesehatan.
3)  Tersedia kemasan unik dan berbagai ukuran
4)  Keripik pisang ini mempunyai rasa yang bervarian dan enak
5)  Keripik pisang dapat menjadi salah satu alternanif makanan ringan yang
praktis, dan hemat.
6)  Dapat menjadi pilihan oleh-oleh untuk keluarga

18
b.   Weakness (Kelemahan)
1)   Bahan baku keripik pisang yang mudah rusak
2)   Keripik pisang akan mudah rusak jika penyimpanan yang dilakukan
sembarangan atau ditumpuk
3)   Masalah pemasaran, apabila ada pemesan diluar kota yang memberikan
alamat yang tidak jelas.
c.   Opportunity (Peluang)
1)  Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif sehingga mempermudah
kami untuk memasarkan produk.
2)   Permintaan pasar yang semakin meningkat
3)   Dengan adanya usaha semacam ini pangsa pasar didaerah usaha ini
masih memungkinkan untuk ekspansi.
d.   Threats (Ancaman)
1)   Jumlah kompetitor yang terus meningkat
2)   Munculnya produk baru yang lebih unggul
3)   Kenaikan harga bahan baku karena jumlahnya semakin terbatas.
4)   Kenaikan harga BBM yang menyebabkan tidak stabilnya biaya keluar.

D. Strategi Pemasaran
1. Product
Semua proses produksi telah dilakukan, dari mulai pemilihan pisang yang baik
sampai kepada packing, kemudian yang akan kami lakukan yaitu mencari target
pasar. Dalam memulai usaha apapun, maka yang harus diketahui adalah peluang
pasar yang dapat menerima produk kami ini. Target pasar sudah merupakan kunci
penting dalam proses pemasaran karena pemasaran akan berjalan dengan lancar
apabila sudah mendapatkan target pasar yang kita inginkan.
2. Price
Produk keripik pisang kami terdiri dari banyak varian rasa yaitu coklat,
strawbery,keju,original,moka,susu,melon dan lain-lain. Produk kami dikemas
dengan ukuran yang berbeda-beda dan di bandrol dengan harga sebagai berikut :
1. Harga keripik pisang 100 gr adalah Rp 3.000,00
2. Harga keripik pisang 200 gr adalah Rp 10.000,00

19
3. Harga keripik pisang 500 gr adalah Rp20.000,00
4. Harga keripik pisang 1000 gr atau 1 kg adalah Rp40.000,00
Produk-produk tersebut ada kemungkinan berubah harga apabila bahan baku sulit
untuk didapatkan atau ada kenaikan dalam persediaan produksi.
3. Place
Selain di toko usaha kami yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara
Iringmulyo Kota Metro, Lampung tempat yang kami tuju selanjutnya yaitu
kampus, toko roti, pusat oleh-oleh, kantor, terminal dan supermarket karena pada
tempat-tempat tersebut adalah tempat yang selalu ramai oleh aktivitas masyarakat.
4. Promotion
Berikut ini adalah beberapa cara promosi makanan yang akan kami lakukan :
1) Pertama adalah lewat brosur, cara ini cukup efektif untuk memperkenalkan
makanan yang kami jual, biasanya makanan sampai di konsumen melalui
pesan antar atau sering disebut delivery.
2) Melakukan penjualan langsung, cara ini lumayan efektif karena langsung
bertemu dengan pembelinya dan bisa langsung promosikan makanan yang
di jual.
3) Melalui website atau sosial media cara ini efektif walau tak semua orang
memakai internet tapi cara ini cukup memberikan informasi yang lebih
kepada orang karena saat ini orang banyak membuka internet seperti
WhatsApp, Instagram, BBM, Facebook, Twitter, dan lain – lain.
4) Melalui iklan radio, cara ini cukup lumayan walau tak ada gambar visual
yang dapat terlihat tapi setidaknya pesannya dapat tersampaikan kepada
masyarakat.

E. Isu-isu Operasional
Sebuah Toko harus memiliki fasilitas-fasilitas yang memenuhi ketentuan
standar persyaratan untuk menunjang operasionalnya baik itu secara fisik,
manajeman operasional, maupun dalam pelayanannya. Faktor-faktor tersebut
merupakan komponen penting yang menentukan kualitas dari toko tersebut

20
persyaratan fisik merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam menentukan kualitas pelayanan toko tersebut.
Persyaratan fisik mendirikan toko keripik pisang secara umum dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Fisik umum,
2. Fisik ruang, perlengkapan, dan peralatan.
Persyaratan fisik umum berbentuk seperti : gerai, pencegahan kebakaran,
pembuangan air limbah, sampah. Komponen fisik umum yang sangat penting
dalam komponen ruang meliputi, pembagian ruang, pengaturan ruang, dan
dekorasi ruang dan komponen lainnya yang cukup penting adalah lokasi dan
lingkungan. Sedangkan fisik ruang, perlengkapan, dan peralatan dapat berbentuk
seperti : dapur, ruang makan, gudang, toilet, ruang administrasi, dan komponen
lainnya yang cukup penting adalah ruang makan, gudang dan ruang karyawan.
Sementara itu faktor penting yang diperlukan dalam menunjang Operasional
toko, antara lain: standar pelaksanaan operasional, kesehatan lingkungan dan lain-
lainnya. Sedangkan persyaratan pelayanan yang diperlukan untuk menunjang
operasional toko adalah penjualan dan penyajian makanan, keamanan dan lain-
lainnya. Masing-masing komponen tersebut baik fisik, operasional maupun
pelayanan akan sangat menentukan kualitas toko dan sekaligus akan menentukan
mutu pelayanan sebuah toko.

F. Kebutuhan Sumber Daya Manusia


Job Description
1) Pimpinan : Orang yang mengarahkan, mengontrol dan mengatur jalannya
suatu usaha.
2) Bendahara : Orang yang bertugas mengelolah dana yang masuk dan keluar.
3) Bagian Pemasaran : Orang yang mengatur penjualan produksi termasuk
promosi
5) Bagian Produksi : Orang yang berperan langsung dalam pembuatan
keripik pisang.
6) Bagian pelayanan : Orang yang berperan dalam pelayanan konsumen baik
itu sebagai kasir ataupun waiters.

21
G. Proyeksi Keungan

No Keterangan Banyaknya Jumlah


A ALAT
1 Kompor 1 buah Rp 79.000,-
2 Wajan 2 buah Rp 40.000,-
3 Sude 2 buah Rp 30.000,-
4 Gas 3 kg 1 buah Rp 18.000,-
5 Baskom 3 buah Rp 30.000,-
6 Pisau 2 buah Rp 10.000.
7 Parut Pisang 2 buah Rp 40.000,-
8 Taperwer bertutup 2 buah Rp 50.000,-
9 Pembungkus Plastik 3 bungkus Rp 300.000,-
10 Sieler 1 pak Rp 190.000,-
11 Sendok ½ Lusin Rp 6.000,-
12 Penyaring minyak 1 buah Rp 18.000,-

Bahan
1 Pisang 3 tandan/minggu Rp 50.000,-
2 Minyak Goreng 2 Liter Rp 20.000,-
3 Garam 1 bungkus Rp 5.000,-
4 Bumbu tabur balado 1 bungkus Rp 18.000,-
(½ kg)
5 Bumbu tabur jagung 1 bungkus Rp 18.000,-
manis (½ kg)
6 Bumbu tabur Barbequ 1 bungkus Rp 18.000,-
(½ kg)
7 Bumbu tabur pedas manis 1 bungkus Rp 18.000,-
(½ kg)

22
SARANA DAN
PRASARANA
1 Transport 1 liter Rp 8.500,-
2 Pulsa 1 bulan Rp 52.000,-
3 ATK - Rp 50.000,-
4 Biaya Print stiker - Rp 200.000,-
Total Rp 1.268.500,-

LAPORAN LABA/RUGI

Kalkulasi Harga :
Harga pokok keripik pisang 100 gr adalah 50% dari harga penjualan keripik
pisang. Jadi setiap bungukus keripik pisang perusahaan mendapatkan laba
kotor 50%. Jika harga penjualan keripik pisang Rp 3.000,00 maka keuntungan
yang diperoleh sebesar Rp1.500,00
Harga pokok keripik pisang 200 gr adalah 60% dari harga penjualan
keripik pisang. Jadi setiap bungkus keripik perusahaan mendapatkan laba kotor
40%. Jika harga penjualan keripik Rp 10.000,00 maka keuntungan yang
diperoleh sebesar Rp4.000,00
Harga pokok keripik pisang 500 gr adalah 60%. Jadi setiap bungkus keripik
pisang perusahaan mendapatkan laba kotor 40%. Jika harga penjualan keripik
Rp20.000,00 maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp8.000,00
Harga pokok keripik pisang 1000 gr atau 1 kg adalah 60%. Jadi setiap
bungkus keripik pisang perusahaan mendapatkan laba kotor 40%. Jika harga
penjualan keripik Rp40.000,00 maka keuntungan yang diperoleh sebesar
Rp16.000,00

Keuntungan :
Pada tahap awal berdiri dengan modal awal sebesar
Rp 1.268.500,00 keuntungan yang diharapkan untuk setiap bulannya adalah
sebagai berikut:
Rata-rata penghasilan kotor:

23
Dari penjualan keripik pisang 100 gr dalam seminggu.
70 orang x Rp1.500,00 = Rp 105.000,00
Sebulan = 4 x Rp105.000,00 = Rp 420.000,00
Keuntungan kotor sebulan = 50% x Rp 420.000,00
= Rp 210.000,00

Dari penjualan keripik pisang 200 gr per minggu.


50 orang x Rp10.000,00 = Rp 500.000,00
Sebulan = 4 x Rp 500.000,00 = Rp 2.000.000,00
Keuntungan kotor sebulan =40% x Rp 2.000.000,00
= Rp 800.000,00

Dari penjualan keripik pisang 500 gr per minggu


70 orang x Rp20.000,00 = Rp 1.400.000,00
Sebulan = 4 x Rp1.400.000,00 = Rp5.600.000,00
Keuntungann kotor sebulan = 40% x Rp5.600.000,00
= Rp 2.240.000,00

Dari penjualan keripik pisang 1000 gr atau 1 kg perminggu


70 orang x Rp40.000,00 = Rp 2.800.000,00
Sebulan = 4 x Rp2.800.000,00 = Rp11.200.000,00
Keuntungann kotor sebulan = 40% x Rp11.200.000,00
= Rp 4.480.000,00

Keuntungan kotor usaha sebulan adalah sebagai berikut.


Penjualan keripik 100 gr = Rp 210.000,00
Penjualan kripik 150 gr = Rp 800.000,00
Penjualan keripik 500 gr = Rp 2.240.000,00
Penjualan keripik 1000 gr = Rp 4.480.000,00
Jumlah keuntungan sebulan = Rp7.730.000,00

Laba Bersih : Keuntugan – pengeluaran

24
= Rp. 7.730.000,00 – Rp. 1.268.500,00
= Rp. 6.461.500,00

Diharapkan setelah tiga bulan berjalan dan penyebaran selebaran ataupun promosi
melalui sosial media, jumlah pelanggan akan meningkat.

H. Penilaian Risiko
1. Pesaing
Dalam menjalankan bisnis hal yang perlu diperhatikan yaitu pesaing. Pesaing
merupakan faktor yang paling utama kami fikirkan sebelum kami menjalankan
bisnis. Pesaing yang utama berkaitan dengan kualitas produk, layanan, harga
produk, dan lokasi yang mendukung di lingkungan usaha kami. Kami berusaha
semaksimal mungkin untuk mengenalkan produk kami ke masyarakat melalui
proses promosi di sosial media maupun media cetak secara terus menerus.
2. Distribusi Tidak Merata
Produk yang bagus dengan harga yang terjangkau banyak dicari oleh

konsumen. Akan tetapi, jika produk kami sendiri tidak bisa ditemukan oleh
konsumen dengan mudah, maka konsumen akan cukup kesulitan untuk membeli
produk kami, dan itu bisa menjadi penyebab konsumen tidak puas kemudian
beralih ke produk lain.

BAB III
PENUTUP

25
3.1 Kesimpulan
Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat mi mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa mendatang).
Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang sangat erat
hubungannya dengan proses produksi, dimana pada pengendalian kualitas ini
dilakukan pemeriksaan atau pengujian atas karakteristik kualitas yang dimiliki
produk guna penilaian atas kemampuan proses produksinya yang dikaitkan
dengan standar spesifikasi produk. Kemudian dengan analisis akan didapatkan
sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sebagai dasar untuk mengambil tindakan
perbaikan dan pencegahan.

3.2 Saran
Pembaca di harapkan mampu mengendalikan manajemen mutu secara baik
dan tepat. Karena pengendalian yang baik akan menghasilkan mutu yang baik.
Tidak hanya mutu, namun dapat menghasilkan sistem manajemen yang baik dan
kuat, karyawan yang mampu bersaing dengan yang lain dengan keahlian yang
tertanam baik dan hasilnya tidak di ragukan lagi oleh pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

26
Frf.2016. http://mangihot.blogspot.com/2016/10/sejarah-dan-konseptor-
penggunaan.html. diakses 12 november 2019, pukul 8.46 WIB

Pri-ABI. 2016. http://pri-a.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html.


diakses 12 november 2019. Pukul 8.57 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai