Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN

MUTU PRODUK
PERTANIAN Oleh :
Antika Dhuwi Anggreini (191040700005)
PENGERTIAN MUTU
Mutu atau kualitas adalah kecocokan suatu produk dengan tujuan dari produksi. Hal ini terkait dengan derajad
keterandalan. Mutu merupakan gabungan dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang memberikan nilai kepada setiap komoditi dalam
hal untuk maksud apa komoditi itu akan digunakan. Mutu tidak hanya berada pada produk, tetapi termasuk pelayanan
(seperti isi kemasan sesuai dengan label, ketepatan waktu pengiriman, dsb.). Secara singkat mutu termasuk semua hal yang
dapat memuaskan pelanggan.

Mutu mempunyai sifat relatif, tergantung pada tujuan pemanfaatan produk; seringkali berbeda antara produsen, pemroses,
pedagang besar, pengecer, pemilik rumah makan, hotel ataupun rumah tangga konsumen. Sifat mutu secara kualitatif
sangat tergantung pada pengalaman pribadi. Karena itu, untuk mendifinisikan mutu perlu dibuat standar. Standar dibuat
untuk memastikan bahwa konsumen dapat mengandalkan suatu ketentuan minimum dan untuk menjembatani kepentingan
berbagai unit dalam mata rantai agribisnis, baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional. Tujuan penetapan batas
standar minimum adalah untuk melindungi konsumen, melindungi kepentingan nasional dengan memberlakukan
pembatasan-pembatasan non-tarif pada perdagangan global yang bebas pajak. Standar juga diberlakukan untuk memilah
pasar.
MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah cara melakukan bisnis yang dapat memuaskan pelanggan. Dahulu penentuan mutu suatu produk
lebih ditekankan pada pengujian produk yang siap dipasarkan yang dikenal dengan ‘inspeksi tahap akhir’. Sistem tersebut
mempunyai berbagai kelemahan, seperti:
1. Kalau pada saat pengujian diketahui bahwa produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar permintaan konsumen,
kerugiannya sudah terlanjur besar. Menjadi sangat mahal menolak produk pada titik akhir dari suatu siklus.
2. Dalam proses pemasaran akan sulit memperkirakan penampilan produk kalau sejarah proses pembuatan tidak diketahui.
3. Proses produksi biasanya digerakkan oleh tradisi/kebiasaan bukan oleh permintaan pasar yang sebenarnya.
PENGERTIAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT(TQM)
Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu
dikatakan berkualitas, yakni :
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada saat yang lain).
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya
yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni,
cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right
first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “ (Kid Sadgrove,
1995)[3]
Prinsip Total Quality Management
1.Kepuasan pelanggan 3. Manajemen berdasarkan
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala
aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan
fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan
(feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini:
waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus Prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat
dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka
diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi
pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin tertentu yang vital.
besar pula kepuasan pelanggan. Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat
memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar
dari setiap system organisasi. Dengan demikian organisasi dapat memprediksi
hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

2.Respek terhadap setiap


orang
Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik
dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi 4. Perbaikan
dalam tim pengambil keputusan.
berkesinambungan
Melakukan proses secara sistematik dalam melaksanakan perbaikan
berkesinambungan. Konsep siklus PDCA (Plant-Do-Check-Act), yang
terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana,
pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap
hasil yang diperoleh
5 (Lima)PILAR
TQM
produk

Komitme
Proses
n

Pemimpi Organisas
n i
Pengertian ISO
9000
ISO 9000 merupakan badan yang menetapkan standar mutu secara internasional. Badan ini
terdiri dari perwakilan dari badan standarisasi nasional tiap negara. Mereka bersatu dalam
naungan yang sama untuk menentukan mutu sebuah organisasi di level global.
Organisasi maupun perusahaan di negara mana pun bisa mengikuti sertifikasi ISO ini
dengan memenuhi semua persyaratannya. Mulai dari persyaratan pengelolaan produk,
hubungan pemasok, lembaga, dan konsumen.

Adapun tujuan umum dari penerapan ISO 9000 di perusahaan sebagai berikut.

● Mendorong perusahaan untuk mencapai dan mempertahankan kualitas produk yang


dihasilkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
● Meyakinkan pihak manajemen bahwa perusahaan sudah mencapai mutu yang
ditargetkan dan berhasil mempertahankannya.
● Mendorong perusahaan untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang dijual telah
mencapai standar mutu.
● Perusahaan harus memberikan jaminan kualitas dalam konteks kontraktual dengan
pihak eksternal.
MANFAAT ISO 9000
1. Terdapat satu set prosedur yang sudah mencakup semua
proses penting dalam bisnis.
2. Adanya pengawasan dalam proses pembuatan produk,
yang mampu memastikan bahwa sistem dapat
menghasilkan produk-produk berkualitas.
3. Data dan arsip penting akan tersimpan dengan baik.
4. Adanya pemeriksaan barang-barang yang telah
diproduksi untuk mencari unit-unit yang rusak, serta
melakukan tindakan perbaikan yang benar apabila
dipaerlukan.
5. Meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem
kualitas itu sendiri, yang dilakukan secara teratur.
Hazard Analysis & Critical
Control Point (HACCP)
HACCP adalah sebuah metode operasi terstruktur yang dikenal secara internasional yang bisa membantu organisasi dalam
industri makanan dan minuman untuk mengidentifikasi risiko keamanan pangan, mencegah bahaya dalam keamanan
pangan, dan menyampaikan kesesuaian hukum. HACCP adalah keharusan di beberapa negara, termasuk Amerika Setikat
dan Uni Eropa. Prinsip-prinsip dan petunjuk HACCP untuk penerapannya sudah diadopsi oleh Komisi Codex Alimentarius.
Sistem HACCP berbasis pada pengetahuan dan mengidentifikasi bahaya spesifik dan pengendaliannya khusus untuk
menjamin keamanan pangan.

HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen risiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan
pendekatan pencegahan yang dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu dari bahan baku sampai produk akhir dan didistribusikan. Dengan
menerapkan HACCP, fungsi pengendalian keamanan pangan dapat diperbaiki, mengubah pendekatan pengujian akhir
yang bersifat retrospektif kepada pendekatan jaminan keamanan pangan yang bersifat pencegahan.

Penerapan HACCP akan berjalan baik, bila organisasi memenuhi persyaratan dasar industri pangan melalui penerapan
Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operational Procedure (SSOP).
Apa Keuntungan
menerapkan HACCP?
1) Memberikan jaminan keamanan pangan pada produk yang dihasilkan
sebelum mencapai konsumen.
2) Memberikan jaminan keamanan pangan guna memenuhi tuntunan
konsumen.
3) Memberikan jaminan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
4) Meningkatkan kepuasan konsumen.
5) Mengurangi kerusakan & limbah produk.
6) Sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing
tinggi, dan stabilitas usaha makanan.
7) Memberikan rekomendasi perbaikan sistem secara terus menerus

Anda mungkin juga menyukai