Kualitas dapat didefinisikan dalam beberapa kategori. Beberapa definisi didasarkan pada pengguna, yang percaya bahwa kualitas "terletak di mata yang melihatnya." Orang-orang pemasaran dan pelanggan menyukai pendekatan ini karena kualitas yang lebih tinggi berarti kinerja yang lebih baik, fitur yang bagus, dan peningkatan lainnya. Bagi manajer produksi, kualitas didasarkan pada manufaktur dan mereka percaya bahwa kualitas berarti sesuai dengan standar dan "membuatnya benar untuk pertama kalinya." Pendekatan ketiga adalah berbasis produk, yang memandang kualitas sebagai variabel yang tepat dan terukur. Dalam pandangan ini, es krim yang benar-benar enak memiliki kadar lemak mentega yang tinggi. Manajemen kualitas yang baik mengintegrasikan perhatian pada kualitas produk, fokus pada konsumen, dan orientasi pada karyawan dengan menyediakan pendekatan integral dengan isu-isu organisasi. Manajemen kualitas didefinisikan sebagai kreasi dari sistem organisasi yang dapat membimbing anggota organisasi untuk meningkatkan nilai produk atau jasa kepada konsumen. Manajer operasi harus memberikan produk dan layanan yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan. Pengembangan produk berkualitas buruk menghasilkan biaya produksi yang lebih tinggi dan juga menyebabkan cedera, tuntutan hukum, dan peningkatan peraturan pemerintah. Jika sebuah perusahaan memperkenalkan produk yang dipertanyakan, perilaku etis harus mendikte tindakan yang bertanggung jawab. Produsen harus menerima tanggung jawab untuk setiap produk berkualitas buruk yang dirilis ke publik. Dalam beberapa tahun terakhir, Ford dan Firestone telah dituduh gagal mengeluarkan penarikan produk, menahan informasi yang merusak, dan menangani keluhan secara individual. B. Sejarah Singkat Pengendalian Mutu Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang digunakan untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Awalnya, pengendalian mutu dimulai di Amerika pada tahun 1920-an untuk produksi barang manufaktur dan berkembang menjadi metode Statistical Quality Control oleh Dr. J.M. Juran dan W.E. Daming pada tahun 1948. Kedua tokoh ini berpengaruh besar terhadap pengembangan PTM (Pengendalian Total Mutu) di Jepang. Pada tahun 1949 dibentuk Panitia Penelitian teknis Luar Negeri dari Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE). Dalam panitia ini dibentuk pula sebuah SubPanitia pengendalian Mutu, yang kemudian berkembang menjadi kelompok penelitian kendali mutu. Kelompok inilah yang memperkenalkan pengendalian mutu di Jepang, dengan Dr. Kaoru Ishikawa sebagai pelopornya. Bulan Juni 1949 Japanese Standards Association mengadakan seminar tentang Statistical Quality Control dan segera setelah itu, mulai dari bulan September 1949, JUSE mengadakan kursus dan latihan pengendalian mutu. Dr.W.E.Deming juga memberikan seminar tentang Pengendalian Mutu selama delapan hari pada bulan Juli 1950 atas undangan dari JUSE.Pada saat itu dicetuskan agar pengendalian mutu diterapkan sebagai bagian integral dari manajemen kontrol.J.M.Juran juga memberikan seminar Manajemen Pengen-dalian Mutunya pada bulan Juli 1954.Sebagai upaya untuk menyebarluaskan konsep ini maka disiarkan radio-radio gelombang pendek melalui udara oleh JUSE mulai Juli tersebut. Penyebarluasan konsep Pengendlian Mutupun dikukuhkan dengan dicanangkan Bulan Mutuyaittu dilaksankan pada November1960.Sejak itulah,penggunaannya semakin luas hingga saat ini dalam dunia industri maupun jasa guna meningkatkan kualitas produk ataupun layanan bagi konsumen akhirnya.Untuk menciptakan kepuasan kepada para pelanggan sehingga dapat bersinergi antara produsen,distributor serta customer secara harmonis tanpa adanya ketidak puasan baik dalam segi kuantitas maupun kualitas produk atau jasa tersebut . Sejarah Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) di Indonesia dimulai pada tahun 1980-1981 oleh Astra Internasional dan cepat diikuti oleh banyak perusahaan hingga tahun 1993. Pada awal tahun 1994, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perindustrian secara bersama-sama menerapkan sistem TQC ke dalam 52 perusahaan BUMN sebagai permulaan gerakan ini. Pada tahun yang sama, QC Glub dibentuk oleh para pakar sebagai cikal bakal PMMI yang terbentuk pada tanggal 1 Maret 1985. Konvensi nasional pertama diadakan pada tahun 1985 dan diadakan setiap tahun sejak itu. Sampai tahun 1990, tercatat sejumlah perusahaan besar menengah yang menerapkan program PMT sebanyak 425 perusahaan. C. Konsep Pengendalian Mutu Pengendalian mutu yang berlangsung pada tingkat organisasi secara keseluruhan dinamakan Company Wide Quality Control (CWQC). Di Jepang CWQC memilki tiga ciri yaitu: 1. Partisipasi semua bagian (termasuk para subkontraktor perusahaan penjualan, dan pemeliharaan/service). 2. Partisipasi semua pekerja dari pucuk pimpinan sampai pekerja paling bawah sampai pramuniaga. 3. Pengendalian proses terpadu termasuk mutu, laba, biaya dan harga, kualitas jadwal penyerahan, keamanan dan nilai sosial. Perusahaan memiliki tanggung jawab orientasi interen dan eksteren. Orientasi keluar ditujukan kepada kepuasan pelanggan, sedangkan orientasi ke dalam untuk perbaikan mutu barang atau jasa yang dihasilkan, biaya, harga, jumlah, jadwal penye-rahan dan nilai sosial. Pengendalian mutu berlaku pada tingkat perusahaan dan bengkel kerja yang dilaksanakan oleh QCC atau GKM. QCC atau GKM adalah kelompok karyawan yang berada di garis depan produksi antara 2 sampai 10 orang. GKM adalah suatu kelompok kecil yang secara suka rela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Teknik-teknik kendali mutu baru dapat diterapkan secara efektif jika dapat dilakukan pengumpulan data yang relevan, benar, cukup dan tepat waktu di garis depan produksi D. Standar Mutu/Kualitas Internasional Manajemen kualitas telah mengalami evolusi dari kualitas inspeksi, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, hingga manajemen kualitas total (TQM). TQM adalah proses untuk mengelola kualitas dan filosofi yang menekankan pada perbaikan berkelanjutan. Pendekatan sistem digunakan dalam konsep manajemen kualitas dan didukung oleh teknik dan alat. Implementasi manajemen kualitas berkaitan dengan manajemen perubahan organisasi dan memerlukan tahapan untuk menerapkannya di perusahaan. Untuk sukses di pasar global saat ini, kita harus bisa menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi atau bahkan melebihi standar yang berlaku. Ada banyak jenis standar seperti jumlah produk manufaktur yang dihasilkan oleh sebuah negara. Namun, situasi global saat ini membuat hal tersebut tidak dapat dipertahankan lagi. Jika pelanggan menentukan produk, maka standar kualitasnya sama dengan harapan pelanggan tersebut. Oleh karena itu, perlu dibuat standar-standar untuk memastikan keseragaman dalam kualitas sehingga apa yang dianggap sebagai produk berkualitas di satu negara juga bisa diterima di negara lainnya. Salah satu aspek penting dalam perdagangan adalah liberalisasi perdagangan dan ISO-9000 merupakan salah satu standard terpenting dalam perdagangan global dewasa ini. ISO-9000 didihasilkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) di Jenewa Swiss yang bertujuan untuk membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasinya dan memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk mereka memiliki kualitas tinggi. Contoh sederhana dari penggunaan ISO-9000 adalah ketika Anda membeli laptop dari produsen Amerika Serikat dan kemudian membawanya ke Indonesia tanpa ada masalah pada laptop tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena produsen telah menggunakan standard internasional seperti ISO-9000 sehingga produk mereka dapat diterima secara internasional tanpa adanya masalah teknis atau kualitas. Jadi, intinya adalah jika kita ingin bersaing di pasar global dewasa ini, maka kita harus mampu menghasilkan barang dan jasa dengan standar kualitas tertentu agar dapat diterima secara internasional serta meraih kepercayaan konsumen dunia atas produk-produk kita. ISO 9000 adalah sekumpulan standar sistem kualitas universal yang memberikan rangka yang sama bagi jaminan kualitas yang dapat dipergunakan diseluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 ini adalah: 1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli. 2. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang telah dihasilkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan. 3. Organisasi harus dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual. ISO 9000 sendiri adalah merupakan suatu rangkaian dari 5 standar mutu Internasional. Seri tersebut diberi nama sedemikian rupa sehingga terdiri lima set standar atau kriteria, dengan angka berurutan yang dimulai dari 9000. Kelima standar tersebut adalah:
Tipe Nama Deskripsi
Pedoman ISO 9000 (1987) Pedoman untuk ISO 9000-2 (Orisoective) pemeliharaan dan ISO 9000-3 (1991) penggunaan stadar ISO 8402 (1986) Pedoman persiapan ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003 Pedoman dalam penerapan ISO 9001 untuk Pengembangan, perawatan, dan pemeliharaan perangkat lunak Perbedaan Istilah kualitas Sistem Kualitas ISO 9001 (1987) Model untuk jaminan (Model Konstruksi) ISO 9002 (1987) kualitas dalam desain ISO 9003 (1987) pengem-bangan produksi, istalasi dan pelayanan jasa Model untuk jaminan kualitas dalam produksi dan Instalasi Model untuk jaminan kualitas dalam inspeksi akhir dan pengujian Unsur-Unsur ISO 9004 (1987) Pedoman Manajemen ISO 9004-2 (1991) Bagian 2 pedoman kualitas dan Sistem untuk bidang jasa kualitas Pedoman bagi ISO 10011-1 (1990) Bagian 1 Auditing system Bagian 2 Kreteria kualifikasi bagi auditor sistem kualitas Kualitas audit ISO 10011-2 (1991) Bagian 3 Manajamen ISO 10011-3 (1991) program-program audit (Akhmad, 2018, pp. 315-316)
Perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9000 mendapatkan manfaat
seperti akses yang lebih luas ke pasar luar negeri dan kesesuaian dengan pemasok dari luar negeri. Selain itu, proses untuk mencapai sertifikasi meningkatkan kualitas, keseragaman pekerjaan, dan produktivitas perusahaan, sehingga meningkatkan daya saing. Ada juga seri ISO 14000 yang merupakan standar internasional untuk proyek yang berkaitan dengan tanggung jawab lingkungan. Seri ini terdiri dari beberapa macam seperti ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan, ISO 14010 tentang audit lingkungan, dan ISO 14020 tentang label lingkungan, ISO 14030 tentang evaluasi kinerja lingkungan proyek dan ISO 14040 tentang analisis daur hidup proyek. E. Total Quality Management (TQM) Mutu atau kualitas ditentukan oleh terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pelanggan. Total quality management (TQM) digunakan untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus-menerus atas produk, jasa, sumber daya manusia, maupun lingkungan organisasinya. Kepuasan konsumen menjadi pusat perhatian dan diciptakan melalui kualitas pelayanan dan nilai. TQM mencakup seluruh organisasi, dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk memiliki dorongan luas perusahaan yang berkelanjutan menuju keunggulan dalam semua aspek produk dan layanan yang penting bagi pelanggan. Masing-masing dari 10 keputusan yang dibuat oleh manajer operasi berhubungan dengan beberapa aspek dalam mengidentifikasi dan memenuhi harapan pelanggan. Memenuhi harapan tersebut memerlukan penekanan pada TQM jika perusahaan ingin bersaing sebagai pemimpin di pasar dunia. TQM juga diartikan sebagai strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam perusahaan. Strategi tersebut adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Total quality management harus diimplementasikan dengan menggunakan metode yang terarah untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses ini berlangsung secara berkesinambungan dan melibatkan semua sumber daya perusahaan. Subsistem-subsistem perusahaan bekerja sama untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan. Perusahaan memberikan edukasi dan pengembangan diri bagi sumber daya yang terlibat dalam upaya perbaikan tersebut. F. Pentingnya Manajemen Kualitas Kualitas produk memiliki pentingnya yang dibedakan menjadi dua sudut pandang, yaitu manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dari sudut pandang manajemen operasional, kualitas produk adalah keputusan penting dalam meningkatkan daya saing produk. Sedangkan dari sudut pandang manajemen pemasaran, kualitas produk adalah unsur penting dari bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, dan saluran distribusi. Keempat elemen tersebut dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan. Selain menjadi elemen penting dalam operasi, kualitas memiliki implikasi lain. Berikut adalah tiga alasan lain mengapa kualitas itu penting: a) Reputasi Perusahaan Sebuah organisasi harus memperhatikan reputasinya karena kualitasnya akan mempengaruhi persepsi tentang produk, praktik ketenagakerjaan, dan hubungan pemasok. Promosi diri tidak dapat menggantikan produk berkualitas. b) Tanggung Jawab Produk Kursus semakin menuntut organisasi yang merancang, memproduksi, atau mendistribusikan produk atau layanan yang salah bertanggung jawab atas kerusakan atau cedera akibat penggunaannya. Undang-undang Keamanan Produk Konsumen menetapkan standar produk dan melarang produk yang tidak mencapai standar tersebut. Produk yang tidak aman seperti makanan tidak murni, baju tidur yang terbakar, ban yang hancur, atau tangki bahan bakar mobil yang meledak karena benturan dapat menyebabkan biaya hukum besar, penyelesaian atau kerugian besar, dan publisitas yang buruk. c) Implikasi Global Dalam era teknologi saat ini, kualitas menjadi perhatian internasional dan juga OM. Untuk bersaing secara efektif dalam ekonomi global, produk harus sesuai dengan kualitas global, desain, dan ekspektasi harga. Produk inferior dapat membahayakan profitabilitas perusahaan dan neraca pembayaran.