Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Alan Kurnia Sandi

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041186156

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4265 / Manajemen Kualitas

Kode/Nama UPBJJ : 42 / UT Semarang

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1.
Dalam Paradigma Lama dikatakan bahwa kualitas itu mahal. Untuk
meningkatkan kualitas produk dan jasa menurut paradigma lama,
diperlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya.

Sedangkan pada Paradigma Baru dikatakan bahwa quality has no cost


yang berarti kualitas tidak memerlukan biaya. Artinya, untuk membuat
suatu produk yang berkualitas perusahaan dapat melakukannya dengan
cara menghilangkan segala bentuk pemborosan, yang biasanya
pemborosan ini disebabkan karena perusahaan menghasilkan produk
yang ternyata cacat sehingga harus diadakan perbaikan atau harus
dibuang. Paradigma baru dkenal bahwa peningkatan kualitas pasti
diiringi dengan peningkatan produktivitas. Hal ini dapat terjadi apabila
perusahaan berhasil menghilangkan pemborosan.

Oleh karena itu kualitas yang baik akan meningkatkan produktivitas


perusahaan dikarenakan jika perusahaan dapat menghilangkan
pemborosan maka peningkatan kualitas tidak berdampak pada
peningkatan biaya kualitas, bahkan akan menghemat biaya tersebut.
Biaya yang dapat dihemat terutama yang merupakan biaya yang harus
dikeluarkan karena perusahaan menghasilkan produk cacat.

2. Tujuh elemen penting dalam TQM adalah :


1. Kepemimpinan dan komitmen
2. Keterlibatan seluruh karyawan
3. Perencanaan yang baik
4. Strategi pelaksanaan
5. Pengukuran dan evaluasi
6. Pengendalian dan perbaikan
7. Mencapai dan mempertahakan standar kesempurnaan
Masing – masing elemen penting dalam TQM saling mendukung satu sama lain
dan tidak dapat berdiri sendiri.

3. Hubungan Total Quality Management ( TQM ) dan Just In Time ( JIT ) adalah :
Untuk mengimplementasikan Just In Time ( JIT ) diperlukan adanya system total
quality secara keseluruhan dalam sebuah organisasi. JIT mensyaratkan semua
departemen dapat menanggapi kebutunnya. Apabila departemen produksi
melaksanakan JIT, tetapi organisasi tidak mengupayakan TQM, maka personil
departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besar. Selain itu, JIT
juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering timbul penolakan dari
departemen uang memiliki komitmen untuk berubah. Perubahan perbaikan
secara terus menerus hubungan antara JIT dan TQM yang tidak bisa dipisahkan.
TQM akan terlaksana apabila perusahaan mampu menerapkan JIT.dan JIT akan
dapat dilaksanakan bilaperusaahaan menggunakan TQM sebagai filosofi budaya
perusahaan.
4. ISO 9000 saat ini sudah digunakan oleh berbagai negara dikarenakan :

1. Memperbaiki atau meningkatkan kualitas.


2. Memenuhi kebutuhan konsumen atau pelanggan
3. Memenuhi kebijakan perusahaan dan industry
4. Memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang memegang kekuasaan, seperti
pemilik, pemegag saham, dan lain-lain.
5. Mempunyai sertifikasi untuk penjaminan produk
6. Memasuki Pasar global.
Selain itu, ISO 9000 memberikan manfaat yang sangat besar bagi setiap
petusahaan yang menerapkannya. Menurut Chatab (1996),
Dari aspek konistensi pelaksanaan dan mampu telusur.
Apabila dilaksanakan dengan benar, standar ISO 9000 akan bermanfaat
dalam :
1. Memberikan pendekatan praktis yang sistematis untuk manajemen
kualitas. Memastikan konsistensi operasi untuk memelihara kualitas
produk dan / Jasa.
2. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan kualitas lebih
lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan
mempu telusur serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang
mempengaruhi kualitas.
Jika perusahaan mampu menerapkan ISO 9000 Maka akan berpengaruh dengan
meningkatnya kulitas produk dan layanan.

5.
Secara umum ISO 9000 dan TQM mempunyai tujuan yang sama yakni
kepuasan pelanggan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Akan
tetapi, perbedaan pendapat dari para pakar penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa praktek TQM mempunyai hasil yang lebih baik dari
pada sertifikasi ISO 9000 (Sadikoglu and Olcay, 2014). Oleh karena itu,
penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang peran ISO 9000 dan TQM
dalam kaitannya dengan kepuasan pelanggan untuk meningkatkan daya
saing perusahaan.

ISO 9000 diciptakan tahun 1987 dengan tujuan untuk memberikan


pemahaman tentang sistem kualitas. Dalam ISO 9000 menjelaskan
sebuah proses pengendalian statistik yang terkendali, sedangkan TQM
lebih fokus pada program kerja untuk perbaikan berkelanjutan berbasis
pada pengendalian statistik (Phan et al., 2016; Faritsy, 2014). Keduanya
dirancang untuk memperolah data tentang kualitas.

Perbedaannya, ISO 9000 tidak membutuhkan analisa terhadap data


sedangkan TQM membutuhkan kumpulan data untuk diolah dan
hasilnya untuk mengembangkan kualitas (Arifin and Wahyuni, 2017;
Neyestani, 2017). ISO 9000 bisa menjadi kekuatan perusahaan dalam
pengawasan produk-produk yang diterima dari suplier, sedangkan TQM
mengendalikan dan mengolah hubungan dengan suplier atas dasar
kepercayaan.
ISO dan TQM memiliki program kerja yang berbeda, namun keduanya
mempunyai tujuan yang sama yakni kepuasan pelanggan. Ini dapat
menjadi alasan, mengapa banyak perusahaan mempertimbangkan ISO
9000 sebagai langkah awal menuju TQM (Pushkala and Sridhar, 2016;
Kostelac et al., 2016; Kar et al., 2016).

Anda mungkin juga menyukai