Anda di halaman 1dari 5

SAUT MARTUA SILAEN

030896488

Tugas 1 Studi Manajemen Kualitas

TUGAS 1

No Jawaban Skor
Kita mengenal ada biaya-biaya kualitas. Hal ini berarti untuk
mewujudkan produk berkualitas memerlukan biaya. Bagaimana
1 kualitas dapat meningkatkan produktivitas perusahaan jika untuk 20
menghasilkan produk berkualitas itu memerlukan biaya? Bagai-
mana pendapat Anda?
TQM memiliki tujuh elemen dalam teknik pelaksanaan-nya. Apakah
2 tujuh elemen dalam TQM tersebut masing-masing akan 20
mendukung? Ataukah dapat berdiri sendiri-sendiri?
JIT merupakan salah satu elemen dalam TQM. Bagaimana
3 hubungan TQM dan JIT yang disebut sebagai “dua sisi dari 20
sekeping mata uang logam”?
Anda sudah mengenal ISO 9000 sebagai standar system manajemen
4 mutu yang diakui banyak Negara di dunia. Bagaimana sumbangan 20
ISO 9000 dalam mewujudkan kualitas produk dan layanan?
ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen kualitas yang
5 banyak mengatur mengenai penyusunan SOP dalam perusahaan. 20
Bagaimana hubungan ISO 9000 dengan TQM?
 

Jawab:

1. Kualitas (Quality) atau Mutu adalah tingkat baik atau buruknya suatu produk yang dihasilkan
apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap
kebutuhan. Pada dasarnya standar Kualitas akan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari
pihak yang membutuhkannya. Kualitas (Mutu) tentunya bukan hanya pada produk atau
barang, tetapi juga diaplikasikan pada sektor Jasa atau pelayanan.

Sedangkan Produktivitas (Productivity) adalah Rasio atau perbandingan antara INPUT


(Masukan) dan OUTPUT (keluaran) dalam kegiatan menghasilkan suatu produk ataupun
jasa. Produktivitas pada dasaranya adalah mengukur Efisiensi dari kegiatan Produksi. Untuk
lebih jelas mengenai pembahasan Produktivitas

Pada dasarnya, Tujuan utama dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk menghasilkan
keuntungan ataupun profit yang sebanyak-banyaknya. Untuk meningkatkan keuntungan atau
profit perusahaan, Ide ataupun usulan yang paling sederhana dan paling pertama muncul
adalah meningkatkan Produktivitas. Hal ini tidak selalunya tepat. Berikut ini contoh atau
gambaran mengapa meningkatkan Produktivitas bukan suatu pilihan yang tepat pada kondisi
tertentu.

Manajemen Perusahaan harus mampu menemukan cara untuk menyeimbangkan peningkatan


Kualitas dan Produktivitas. Terlalu menekankan peningkatan Produktivitas akan
mengorbankan Kualitas yang mungkin pada akhirnya juga akan menurunkan Output
Produksi. Sedangkan terlalu menekankan peningkatan Kualitas dengan mengorbankan
Produktivitas juga akan menimbulkan Biaya Operasional yang tinggi. Oleh karena itu,
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas harus dilakukan secara bersamaan tanpa
mengorbankan salah satunya.

Dengan meningkatkan kualitas maka secara bersamaan akan meningkatkan produktivitas,


dan perusahaan akan menikmati keuntungan seperti harga pokok produksi yang lebih rendah,
mengurangi biaya pekerjaan ulang (rework cost), meningkatkan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) dan tentunya meraih profit (laba) yang lebih besar. Sehingga biaya
yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas dapat ditekan dengan produktivitas yang lebih
tinggi.

2. Menurut Tunggal (1998:97) dalam Kurniasih (2014), kinerja mutu Malcolm Baldrige
berfokus pada tujuh area topik yang menjadi elemen dari TQM yang secara integral dan
dinamis berhubungan yaitu: (1)Leadership, (2)Information and Analysis (3) Strategic
Quality Planning (4) Human Resource Utilization (5) Quality Assurance of Products and
Services (6) Quality Results (7) Customer Satisfaction.

Adapun penjelasan dari tujuh kriteria Baldrige tersebut dalam Kurniasih (2014) adalah
sebagai berikut:

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan pribadi eksekutif senior dan keterlibatannya dalam menciptakan dan


menopang fokus pelanggan, memperjelas, dan memperlihatkan nilai-nilai mutu. Juga
diperiksa mengenai bagaimana nilai-nilai mutu diintegrasikan ke dalam sistem
manajemen perusahaan dan tercermin dalam cara-cara perusahaan menuju tanggung
jawab publiknya dan warga korporasi.

b. Informasi dan Analisis

Lingkup, validitas, analitis, manajemen, dan penggunaan data dan informasi untuk
mengarahkan keunggulan mutu dan menyempurnakan kinerja operasional dan
persaingan. Kecukupan data, informasi, dan sistem analisis perusahaan untuk
mendukung penyempurnaan perusahaan berfokus pelanggan, produk, pelayanan, dan
operasi internal perusahaan.

c. Perencanaan Mutu Strategis


Proses perencanaan dan bagaimana semua persyaratan mutu yang penting diintegrasikan
ke dalam perencanaan bisnis secara menyeluruh. Bagaimana menyebarkan rencana
perusahaan jangka pendek dan panjang, mutu, dan kinerja operasional ke semua unit-unit
kerja.

d. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Elemen-elemen penting bagaimana tenaga kerja dapat mengembangkan potensinya


secara penuh untuk memburu tujuan mutu dan kinerja operasional perusahaan. Juga
diperiksa usaha-usaha perusahaan untuk membangun dan memelihara lingkungan yang
konduktif bagi keunggulan mutu untuk pertumbuhan partisipasi, pribadi, dan
organisasi secara penuh.

e. Manajemen Mutu Proses

Proses sistematik yang digunakan oleh perusahaan untuk memburu mutu dan kinerja
operasional perusahaan yang lebih tinggi. Elemen penting proses manajemen meliputi
riset dan pengembangan, desiain, manajemen mutu proses untuk semua unit kerja dan
pemasok, penyempurnaan mutu secara sistematik, dan penilaian mutu.

f. Hasil-HasilKualitas (Quality Results)

Tingkat mutu perusahaan dan arah penyempurnaan mutu, kinerja operasional


perusahaan, dan mutu pemasok. Tingkat mutu dan kinerja operasional kini relative
dengan para pesaingnya.

g. Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)

Hubungan baik perusahaan dengan para konsumen dan pemahamannya terhadap


persyaratan-persyaratan konsumen dan faktor mutu yang penting yang mengarahkan
persaingan pasar. Juga metode-metode yang digunakan oleh perusahaan untuk
menentukan kepuasan konsumen, mempertahankan dan mengarahkan tingkat kepuasan
konsumen, serta hasil-hasil relatif terhadap para pesaing

Keseluruhan elemen tersebut akan lebih baik jika bersatu dan saling mendukung dalam
meningkatkan kualitas organisasi.

3. Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya sistem total quality secara keseluruhan
dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat menanggapi kebutuhan -
kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIT, tetapi organisasi secara
keseluruhan tidak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan
menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga
sering kali timbul penolakan dari departemen uang memiliki komitmen untuk berubah.
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality
Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu
dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan
sehingga perbaikan secara terus menerus (Kaizen) ini adalah usaha yang melekat pada
filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan
yang komprehensif dan terintegrasi. Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang
dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus (countinuous improvement).

4. Sistem Manajemen Mutu ISO seri 9000 dalam Peningkatan Mutu di Indonesia di respon baik
oleh perusahaan perusahaan, ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang
mendapatkan sertifikasi ISO seri 9000. Hal tersebut memberikan sumbangan dalam
mewujudkan kualitas produk dan layanan dilihat dari berbagai indikator, yaitu:

a. Menetapkan Suatu Komitmen Pemerintah, Perusahaan (top management


commitment).Standar Operasional Prosedur (SOP) pada tiap bagian struktur organisasi.

b. Dengan di Adopsinya ISO seri 9000 menjadi SNI 9000 untuk Perusahaan perusahaan di
Indonesia.

c. Mendefinisikan Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab, dalam menjalankan fungsi dan
tugas mengingat adanya pembagian peran masing-masing bagian yang ada di description
yang dimana menguraikan secara jelas mengenai fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab,
wewenang kondisi kerja serta aspek-aspek lainnya dan telah terdapatnya suatu
kejelasan tentang apa-apa yang harus dikerjakan oleh pegawai dalam melakukan
pekerjaannya.

d. Menciptakan Kesadaran Kualitas atau Mutu (quality awareness) Pada Semua Tingkat
dalam Perusahaan dan mengadakan pelatihan untuk peningkatan kemampuan
pegawai.

e. Mendokumentasikan Aktivitas Terperinci Dalam Prosedur Operasional dan Prosedur


Terperinci, dokumentasi dalam Sistem Manajemen Mutu ISO seri 9000.

f. Meninjau Ulang dan Audit Sistem Manajemen Mutu, bahwa audit internal yang dibuat
dilaksanakan sepenuhnya dengan baik dan sekaligus dapat memeriksa sistem yang
dipakai dan merupakan sarana yang efektif .

g. Kualitas Produk, bentuk dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan dan selalu


mamahami apa yang dibutuhkan oleh pelanggan serta bersedia menangani keluhan

Personil akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan Organisasi, Aktivitas-
aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan
cara,Meminimumkan kesalahan komunikasi diantara tingkat-tingkat dalam organisasi,
Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip keterlibatan personil, Personil
dalam organisasi menjadi termotivasi memberikan komitmen dan
terlibat.Menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Orang-orang menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka. Orang-orang
menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan terusmenerus.

5. Secara umum ISO 9000 dan TQM mempunyai tujuan yang sama yakni kepuasan pelanggan
(Karemani and Kapaj, 2016). ISO 9000 merupakan sistem manajemen mutuberbasis
dokumentasi sedangkan TQM merupakan program kerja yangberhubungan dengan sistem
mutu yang lebih menekankan pada perbaikan mutuyang berkelanjutan. Banyak perusahaan
yang menerapkan TQM memiliki kinerja operasional yang baik hingga dapat memuaskan
pelanggannya.Hasil temuan Foo et al., (2016) memperkuat hubungan ISO 9000 dan TQM.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan sertifikasi ISO 9000 mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap praktek TQM, dan dinyatakan pula bahwa ISO 9000
merupakan langkah tepat menuju praktek TQM (Osman and Supervisor, 2016).

ISO 9000 dengan TQM merupakan satu kesatuan yang dapat dijadikan pedoman
perusahaan dalam melaksanakan perbaikan mutu organisasi. Keduanya memiliki kesamaan
dalam tahap penerapanya. ISO 9000 dapat memberikan pesan yang aktual dan potensial
kepada pelanggan bahwa perusahaan menggunakan standar mutu yang legal ditaraf
internasional. Jadi, dapat dikatakan hubungan antara ISO 9000 dengan TQM adalah
komplementer artinya ISO 9000 dan TQM merupakan sistem manajemen yang terpadu serta
bekerja sama untuk mencapai sasaran yakni kepuasan pelanggan. Karena hubungan diantara
keduanya adalah komplementer, maka keduanya penting untuk diadopsi oleh suatu
perusahaan

ISO 9000 diciptakan tahun 1987 dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang
sistem kualitas. Dalam ISO 9000 menjelaskan sebuah proses pengendalian statistik yang
terkendali, sedangkan TQM lebih fokus pada program kerja untuk perbaikan berkelanjutan
berbasis pada pengendalian statistik (Phan et al., 2016; Faritsy, 2014). Keduanya dirancang
untuk memperolah data tentang kualitas.

Perbedaannya, ISO 9000 tidak membutuhkan analisa terhadap data sedangkan TQM
membutuhkan kumpulan data untuk diolah dan hasilnya untuk mengembangkan kualitas
(Arifin and Wahyuni, 2017; Neyestani, 2017). ISO 9000 bisa menjadi kekuatan perusahaan
dalam pengawasan produk-produk yang diterima dari suplier, sedangkan TQM
mengendalikan dan mengolah hubungan dengan suplier atas dasar kepercayaan. ISO dan

TQM memiliki program kerja yang berbeda, namun keduanya mempunyai tujuan yang sama
yakni kepuasan pelanggan. Ini dapat menjadi alasan, mengapa banyak perusahaan
mempertimbangkan ISO 9000 sebagai langkah awal menuju TQM (Pushkala and Sridhar,
2016; Kostelac et al., 2016; Kar et al., 2016).

Anda mungkin juga menyukai