Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

MANAJEMEN KUALITAS EKMA4265


Nama : Siti Karimatus Sa’adah
Prodi : Manajemen/54
Nim : 031073299
Mata Kuliah : Manajemen Kualitas/EKMA4265

Semester :8

UPBJJ : Surabaya
PBI UT : Bojonegoro

TUGAS 1

No Jawaban Skor
Kita mengenal ada biaya-biaya kualitas. Hal ini berarti untuk
mewujudkan produk berkualitas memerlukan biaya. Bagaimana
1 kualitas dapat meningkatkan produktivitas perusahaan jika untuk 20
menghasilkan produk berkualitas itu memerlukan biaya? Bagai-
mana pendapat Anda?
TQM memiliki tujuh elemen dalam teknik pelaksanaan-nya. Apakah
2 tujuh elemen dalam TQM tersebut masing-masing akan 20
mendukung? Ataukah dapat berdiri sendiri-sendiri?
JIT merupakan salah satu elemen dalam TQM. Bagaimana
3 hubungan TQM dan JIT yang disebut sebagai “dua sisi dari 20
sekeping mata uang logam”?
Anda sudah mengenal ISO 9000 sebagai standar system manajemen
4 mutu yang diakui banyak Negara di dunia. Bagaimana sumbangan 20
ISO 9000 dalam mewujudkan kualitas produk dan layanan?
ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen kualitas yang
5 banyak mengatur mengenai penyusunan SOP dalam perusahaan. 20
Bagaimana hubungan ISO 9000 dengan TQM?
 

Jawaban saya sebagai berikut :


JAWABAN
1. Kita mengenal ada biaya-biaya kualitas. Hal ini berarti untuk mewujudkan produk
berkualitas memerlukan biaya. Bagaimana kualitas dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan jika untuk menghasilkan produk berkualitas itu memerlukan biaya?
Bagai-mana pendapat Anda?
Jawab :

Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-
1991), kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang
kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas
maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu.
kualitas juga merupakan bagian dari semua fungsi usaha yaitu pemasaran, sumber
daya manusia, keuangan, dan lain-lain. Kualitas (Quality) atau Mutu adalah tingkat
baik atau buruknya suatu produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan. Pada dasarnya
standar Kualitas akan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari pihak yang
membutuhkannya. Kualitas (Mutu) tentunya bukan hanya pada produk atau barang,
tetapi juga diaplikasikan pada sektor Jasa atau pelayanan.

Sedangkan Produktivitas (Productivity) adalah Rasio atau perbandingan antara


INPUT (Masukan) dan OUTPUT (keluaran) dalam kegiatan menghasilkan suatu
produk ataupun jasa. Produktivitas pada dasaranya adalah mengukur Efisiensi dari
kegiatan Produksi. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan Produktivitas

Setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan pasti terkait erat dengan biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan tersebut. Dalam paradigma baru dikatakan bahwa quality has
no cost yang berarti kualitas tidak memerlukan biaya. Artinya, untuk membuat suatu
produk yang berkualitas perusahaan dapat melakukannya dengan cara menghilangkan
segala bentuk pemborosan, yang biasanya pemborosan ini disebabkan karena
perusahaan menghasilkan produk yang ternyata cacat sehingga harus diadakan
perbaikan atau harus dibuang.

Dalam paradigma baru dikenal bahwa peningkatan kualitas pasti diiringi dengan
peningkatan produktivitas Hal ini dapat terjadi apabila perusahaan berhasil
menghilangkan pemborosan. Dalam paradigma baru, kualitas tidak berdampak pada
peningkatan biaya kualitas, bahkan akan menghemat biaya tersebut. Biaya yang dapat
dihemat terutama yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan karena perusahaan
menghasilkan produk cacat. Namun demikian, biaya kualitas itu akan tetap ada bila
perusahaan yang menganut paradigma lama. Dalam paradigma lama, dikatakan bahwa
kualitas itu mahal. Untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa menurut paradigma
lama, diperlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Ada dua golongan besar biaya
kualitas yaitu biaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan biaya yang
harus dikeluarkan karena menghasilkan produk cacat.
Dalam praktik, manajemen kualitas harus menyadari bahwa mereka secara nyata
mengevaluasi produktivitas dan penjaminan bisnis seperti pada kualitas. Selain itu,
biasanya nilai kualitas produk akan ditingkatkan untuk memperbaiki persepsi
masyarakat, walaupun pada saat yang sama kualitas seringkali ditekan untuk
meningkatkan produktivitas.

Pada dasarnya, Tujuan utama dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk menghasilkan
keuntungan ataupun profit yang sebanyak-banyaknya. Untuk meningkatkan
keuntungan atau profit perusahaan, Ide ataupun usulan yang paling sederhana dan
paling pertama muncul adalah meningkatkan Produktivitas. Hal ini tidak selalunya
tepat. Berikut ini contoh atau gambaran mengapa meningkatkan Produktivitas bukan
suatu pilihan yang tepat pada kondisi tertentu.

Manajemen Perusahaan harus mampu menemukan cara untuk menyeimbangkan


peningkatan Kualitas dan Produktivitas. Terlalu menekankan peningkatan
Produktivitas akan mengorbankan Kualitas yang mungkin pada akhirnya juga akan
menurunkan Output Produksi. Sedangkan terlalu menekankan peningkatan Kualitas
dengan mengorbankan Produktivitas juga akan menimbulkan Biaya Operasional yang
tinggi. Oleh karena itu, Peningkatan Kualitas dan Produktivitas harus dilakukan
secara bersamaan tanpa mengorbankan salah satunya.

Dengan meningkatkan Kualitas dan Produktivitas secara bersamaan, perusahaan akan


menikmati keuntungan seperti Harga Pokok Produksi yang lebih rendah, Mengurangi
biaya pekerjaan ulang (rework cost), meningkatkan kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction) dan tentunya meraih Profit (Laba) yang lebih besar. Sehingga biaya yang
dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas dapat ditekan dengan produktivitas yang
lebih tinggi.
Sumber : BMP Manajemen Kualitas EKMA4265 Modul 1 KB 2 Hal. : 1.24 – 1.30

2. TQM memiliki tujuh elemen dalam teknik pelaksanaan-nya. Apakah tujuh elemen
dalam TQM tersebut masing-masing akan mendukung? Ataukah dapat berdiri sendiri-
sendiri?
Jawab :

Dalam melaksanakan filosofi TQM selain kita memperhatikan masalah perubahan


budaya yang akan terjadi dengan dengan penerapan filosofi tersebut, perusahaan atau
organisasi harus memperhatikan elemen-elemen penting dalam penerapan atau
pelaksanaan filosofi tersebut. Menurut Oakland (1994) dan Agus (2000), elemen-
elemen penting dalam penerapan TQM tersebut antara lain:

1) Kepemimpinan dan komitmen (leadership and commitment)


Filosofi TQM hanya dapat terlaksana bila ada dukungan dan tanggung jawab
penuh dari pimpinan (top management) yang didukung pula oleh middle dan
lower management. Top management sebagai pimpinan puncak
memperkenalkan TQM sebagai suatu filosofi dengan menyusun sasaran dan
merencanakan strategi pelaksanaannya. Middle management kemudian
melanjutkannya dengan menerapkan manajemen kualitas sebagai sutu
program. Lower management atau supervisory management kemudian yang
berperan untuk memonitor dan mengendalikan kualitas yang dilaksanakan di
perusahaan atau organisasi.

2) Keterlibatan penuh seluruh karyawan (full employee involvement)


Karyawan dalam perusahaan atau organisasi yang melaksanakan filosofi TQM
menuntut adanya keterlibatan penuh dari seluruh karyawan. Tanpa keterlibatan
dan partisipasi penuh dari mereka maka filosofi tersebut tidak akan dapat
berjalan dengan baik. Selain itu, untuk dapat memberikan kepuasan kepada
para pelanggan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan
kepuasan kepada para karyawan dengan salah satu cara adalah melibatkan
mereka dalam seluruh kegiatan perusahaan atau organisasi.

3) Perencanaan yang baik (good planning)


Dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan perencanaan memang harus
disusun secara matang. Tanpa ada perencanaan maka kegiatan tidak dapat
diukur efektivitas pelaksanaannya. Oleh karena itu, perencanaan dapat
digunakan sebagai dasar pengendalian dan sebagai cara untuk mengadakan
perbaikan dan peningkatan.

4) Strategi pelaksanaan (implementation strategy)


Filosofi TQM harus dilaksanakan dan harus menyatu dengan
strategiorganisasi/ perusahaan. Karenanya, TQM harus didukung oleh
pimpinan organisasi atau perusahaan. Untuk dapat melaksanakan TQM harus
disusun strategi penerapannya untuk dapat dilaksanakan oleh semua pihak
dalam organisasi tersebut.

5) Pengukuran dan evaluasi (measurement and evaluation)


Pelaksanaan TQM memang memerlukan data nyata. Oleh karena itu,
pengukuran dan evaluasi data yang bersifat kuantitatif tersebut harus
benarbenar dilakukan. Sehingga meskipun TQM merupakan filosofi yang
sifatnya lebih mendekati pada masalah kualitatif, namun sifat yang kualitatif
tersebut harus dapat diukur atau dikuantitatifkan.

6) Pengendalian dan perbaikan (control and improvement)


Tindakan pengendalian dan perbaikan merupakan dua tindakan atau kegiatan
yang dituntut harus ada dalam pelaksanaan filosofi TQM tersebut. Tindakan
itu ditujukan untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan yang dilaksanakan
secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga tercapai perbaikan dan
peningkatan kualitas seperti yang diharapkan.

7) Mencapai dan mempertahankan standar kesempurnaan (achieving and


maintaining standard of excellence)
Untuk dapat meningkatkan kualitas maka standar yang kita terapkan untuk
dicapai bukanlah standar baku yang tidak mungkin dapat diubah atau
ditingkatkan. Standar kualitas tersebut harus diubah dan ditingkatkan
mengikuti perkembangan dan peningkatan keinginan dan harapan pelanggan.
Menurut saya ketujuh elemen tersebut akan lebih baik jika bersatu dan saling
mendukung dan bekerja secara berkesinambungan dalam meningkatkan
kualitas organisasi.

Sumber : BMP Manajemen Kualitas EKMA4265 Modul 2 KB 1 Hal. : 2.16 – 2.17

3. JIT merupakan salah satu elemen dalam TQM. Bagaimana hubungan TQM dan JIT
yang disebut sebagai “dua sisi dari sekeping mata uang logam”?
Jawab :

Selanjutnya, dalam industri manufaktur, pelaksanaan TQM harus berpasangan dengan


pelaksanaan JIT baik sebagai filosofi untuk menghilangkan pemborosan pada semua
sektor yang ada maupun JIT sebagai teknik pengendalian persediaan, penjadwalan,
penyediaan produk dan sebagainya. Penerapan JIT dalam industri jasa juga tidak
terlalu banyak berbeda dengan penerapannya di sektor manufaktur. Pada dasarnya,
JIT menghendaki perubahan pikiran, mempertanyakan kondisi yang telah mantap,
menghilangkan pemborosan atau segala aktivitas yang tidak perlu, menyusun kembali
tata letak organisasi (layout), penyederhanaan dalam kegiatan operasi,
mengembangkan fleksibilitas, mengubah pengukuran-pengukuran, mencapai
perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan, dan mutu.

Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya sistem total quality secara


keseluruhan dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat
menanggapi kebutuhan - kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan
JIT, tetapi organisasi secara keseluruhan tidak mengupayakan TQM, maka personil
departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga
mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen uang
memiliki komitmen untuk berubah. Perubahan perbaikan secara terus- hubungan
antara JIT dan TQM yang tidak bisa dipisahkan.

Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality
Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum
sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan
dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Kaizen) ini adalah
usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga
merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi. Kaizen
adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan
secara terus menerus (countinuous improvement).

TQM akan terlaksana apabila perusahaan mampu menerapkan JIT.dan JIT akan
daapat dilaksanakan bilaperusaahaan menggunakan TQM sebagai filosofi budaya
perusahaan.
Sumber : BMP Manajemen Kualitas EKMA4265 Modul 2 KB 2 Hal. : 2. 46 – 2. 47

4. Anda sudah mengenal ISO 9000 sebagai standar system manajemen mutu yang diakui
banyak Negara di dunia. Bagaimana sumbangan ISO 9000 dalam mewujudkan
kualitas produk dan layanan?
Jawab :
ISO 9000 merupakan salah satu jalan merebut pelanggan, terutama bila ingin merebut
pelanggan yang mensyaratkan penjaminan kualitas (quality assurance). Penjaminan
kualitas (quality assurance) adalah seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang
diimplementasikan dalam sistem kualitas untuk memberikan suatu keyakinan yang
memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan kualitas.
Penjaminan kualitas dapat bersifa intern, yaitu memberikan keyakinan kepada pihak
manajemen dan bersifat ekstern yang memberikan keyakinan kepada pelanggan. Agar
dapat memberikan penjaminan kualitas yang baik, pimpinan harus menerapkan
kebijakan yang tegas yang akan mencakup semua divisi baik riset, perencanaan,
desain, pabrikasi, penjualan, dan layanan dengan melibatkan semua personil termasuk
karyawan, subkotraktor, dan distributor.

ISO 9000 juga merupakan salah satu penjaminan kualitas yang kini banyak digunakan
dalam berbagai bidang usaha. Untuk menerapkan ISO 9000 dibutuhkan komitmen
dari semua jajaran organisasi perusahaan. Tujuan dari ISO 9000 adalah untuk
mempromosikan arus pertukaran barang dan jasa internasional melalui pengembangan
Standardisasi. Sedang tujuan riil konsep ISO 9000 adalah meningkatkan kualitas
dengan memberikan panduan pada institusi atau organisasi dengan kriteria yang dapat
mereka pergunakan untuk menetapkan dan mengukur sistem kualitas. Untuk
selanjutnya standar sistem manajemen kualitas ISO 9000 kita sebut sebagai ISO 9000
saja

Secara umum, standar kualitas dikembangkan dalam rangka menjawab inkonsistensi


yang terjadi di dalam menghasilkan produk atau jasa tertentu atau sebagai antisipasi
terhadap produk atau jasa yang baru. Dalam implementasinya standar ISO 9000
lebih diarahkan kepada sistem untuk mengatur kualitas produk atau jasanya sendiri.
Sistem ISO 9000 memberikan kepastian terutama melalui audit atau pemeriksaan
internal dan eksternal bahwa suatu perusahaan yang disertifikasi mempunyai suatu
sistem kualitas yang berlaku.

Karakteristik utama dari sertifikasi ISO 9000 adalah bahwa ia memerlukan registrasi
sistem pihak ketiga, oleh badan akreditasi yang diberi otorisasi yang melakukan suatu
audit yang independen dari sistem kualitas suatu organisasi. Dengan situasi tersebut
berarti bahwa setiap pengekspor yang ingin masuk atau mempertahankan usaha
mereka di pasar internasional harus memperoleh sertifikasi ISO 9000. Hal tersebut
disebabkan bukan oleh sertifikasi merupakan suatu persyaratan formal, melainkan
karena pelanggan potensial di pasar internasional tidak akan dapat menghindari
memberi preferensi kepada pemasok dengan standar ISO 9000.

Sistem Manajemen Mutu ISO seri 9000 dalam Peningkatan Mutu di Indonesia di
respon baik oleh perusahaan perusahaan, ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang mendapatkan sertifikasi ISO seri 9000. Hal tersebut memberikan
sumbangan dalam mewujudkan kualitas produk dan layanan dilihat dari berbagai
indikator, yaitu:

a. Menetapkan Suatu Komitmen Pemerintah, Perusahaan (top


management commitment).Standar Operasional Prosedur (SOP)
pada tiap bagian struktur organisasi.
b. Dengan di Adopsinya ISO seri 9000 menjadi SNI 9000 untuk Perusahaan
perusahaan di Indonesia.
c. Mendefinisikan Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab, dalam
menjalankan fungsi dan tugas mengingat adanya pembagian peran
masing-masing bagian yang ada di description yang dimana menguraikan
secara jelas mengenai fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang
kondisi kerja serta aspek-aspek lainnya dan telah terdapatnya suatu
kejelasan tentang apa-apa yang harus dikerjakan oleh pegawai dalam
melakukan pekerjaannya.
d. Menciptakan Kesadaran Kualitas atau Mutu (quality awareness) Pada
Semua Tingkat dalam Perusahaan dan mengadakan pelatihan untuk
peningkatan kemampuan pegawai.
e. Mendokumentasikan Aktivitas Terperinci Dalam Prosedur Operasional
dan Prosedur Terperinci, dokumentasi dalam Sistem Manajemen Mutu
ISO seri 9000.
f. Meninjau Ulang dan Audit Sistem Manajemen Mutu, bahwa audit internal
yang dibuat dilaksanakan sepenuhnya dengan baik dan sekaligus dapat
memeriksa sistem yang dipakai dan merupakan sarana yang efektif .
g. Kualitas Produk, bentuk dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan dan
selalu mamahami apa yang dibutuhkan oleh pelanggan serta bersedia
menangani keluhan

Sumber : BMP Manajemen Kualitas EKMA4265 Modul 3 KB 2 Hal. : 3.29 – 3. 52

5. ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen kualitas yang banyak mengatur
mengenai penyusunan SOP dalam perusahaan. Bagaimana hubungan ISO 9000
dengan TQM?
Jawab :

Secara umum ISO 9000 dan TQM mempunyai tujuan yang sama yakni kepuasan pelanggan
(Karemani and Kapaj, 2016). ISO 9000 merupakan sistem manajemen mutu berbasis
dokumentasi sedangkan TQM merupakan program kerja yang berhubungan dengan sistem
mutu yang lebih menekankan pada perbaikan mutuyang berkelanjutan. Banyak perusahaan
yang menerapkan TQM memiliki kinerja operasional yang baik hingga dapat memuaskan
pelanggannya. Hasil temuan Foo et al., (2016) memperkuat hubungan ISO 9000 dan TQM.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan sertifikasi ISO 9000 mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap praktek TQM, dan dinyatakan pula bahwa ISO 9000
merupakan langkah tepat menuju praktek TQM (Osman and Supervisor, 2016).

ISO 9000 diciptakan tahun 1987 dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang
sistem kualitas. Dalam ISO 9000 menjelaskan sebuah proses pengendalian statistik yang
terkendali, sedangkan TQM lebih fokus pada program kerja untuk perbaikan berkelanjutan
berbasis pada pengendalian statistik (Phan et al., 2016; Faritsy, 2014). Keduanya dirancang
untuk memperolah data tentang kualitas.

Perbedaannya, ISO 9000 tidak membutuhkan analisa terhadap data sedangkan TQM
membutuhkan kumpulan data untuk diolah dan hasilnya untuk mengembangkan kualitas
(Arifin and Wahyuni, 2017; Neyestani, 2017). ISO 9000 bisa menjadi kekuatan perusahaan
dalam pengawasan produk-produk yang diterima dari suplier, sedangkan TQM
mengendalikan dan mengolah hubungan dengan suplier atas dasar kepercayaan. ISO dan
TQM memiliki program kerja yang berbeda, namun keduanya mempunyai tujuan yang sama
yakni kepuasan pelanggan.

ISO 9000 dengan TQM merupakan satu kesatuan yang dapat dijadikan pedoman perusahaan
dalam melaksanakan perbaikan mutu organisasi. Keduanya memiliki kesamaan dalam tahap
penerapanya. ISO 9000 dapatmemberikan pesan yang aktual dan potensial kepada
pelanggan bahwa perusahaan menggunakan standar mutu yang legal ditaraf internasional.
Jadi, dapat dikatakan hubungan antara ISO 9000 dengan TQM adalah komplementer artinya
ISO 9000 dan TQM merupakan sistem manajemen yang terpadu serta bekerja sama untuk
mencapai sasaran yakni kepuasan pelanggan. Karena hubungan diantara keduanya adalah
komplementer, maka keduanya penting untuk diadopsi oleh suatu perusahaan.

Sumber : BMP Manajemen Kualitas EKMA4265 Modul 2 KB 2 Hal. : 2. 46 – 2. 47


dan Modul 3 KB 2 Hal. : 3.29 – 3. 52

Anda mungkin juga menyukai