Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1

Manajemen Operasi

Nama : Toni Apriansyah


NIM : 030869624

1. Jelaskan perbedaan dimensi kualitas perusahaan manufaktur dan layanan!


DIMENSI KUALITAS MANUFAKTUR DAN JASA (Layanan)
Dalam bahasa iklan setiap produk mengklaim bahwa produk tersebut paling berkualitas
dengan berbagai keunggulannya. Pernyataan “kualitas” menjadi senjata utama para produsen
untuk menarik hati konsumen agar membeli produknya. Konsumen pun akan merasa bangga,
puas dan menjadi pelanggan setia terhadap sebuah produk yang memiliki kualitas yang
unggul. Apalagi jika produk tersebut mampu mengangkat image (citra) bagi konsumennya.
Bahkan konsumen dapat berfungsi menjadi tenaga pemasaran produk yang efektif.
Sedemikian pentingnya kebutuhan akan kualitas baik oleh produsen maupun konsumen
sehingga memiliki arti yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup kegiatan bisnis di
bidang jasa maupun manufaktur. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai pihak melakukan
upaya peningkatan kualitas, baik kualitas SDM, kualitas produk, kualitas air, kualitas otak,
kualitas hidup, kualitas pelayanan dan sebagainya. Kualitas telah menjadi suatu tuntutan
masyarakat di era persaingan global.
Tuntutan masyarakat (konsumen) terhadap kualitas sangat beragam tergantung
kebutuhan, daya beli, selera, hobi, dan lain sebagainya.

Beberapa ahli mutu mendefinisikan kualitas sebagai berikut:


a. Sesuai dengan kegunaan (Fitness For Use – J.M Juran)
b. Memenuhi persyaratan pelanggan (Conform to Customer requirement – Philip B. Crosby),
c. Memenuhi harapan pelanggan (meeting Customer Expectations – A. V Fegenbaum),
d. Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction- K. Ishikawa)
e. Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat (ISO 9000)
Berdasar definisi di atas, dimensi kualitas (mutu) sangat relatif tergantung
target marketnya (pelanggan). Kualitas dapat dinilai secara obyektif maupun subyektif.
Kualitas dinilai secara obyektif jika ada standar kualitasnya (spesifikasi)
atau dilakukan bencmarking dengan produk lain yang sejenis sedangkan kualitas dinilai
secara subyektif jika ditinjau dari kepuasan pelanggan, karena setiap pelanggan akan
memiliki persepsi sendiri terhadap sebuah produk tergantung selera, kebutuhan, daya beli dan
lain-lainnya. Penilaian kualitas dari aspek pelanggan (subyektif) inilah yang menjadi
tantangan dunia industri untuk memenangkan persaingan global. Pemahaman terhadap
kebutuhan pelanggan (segmentasi pasar) menjadi satu faktor penting untuk selalu
meningkatkan kualitas dan inovasi dalam menghasilkan produk baru guna mengikuti
perubahan pasar. Namun yang perlu diingat untuk memenuhi kepuasan pelanggan
(memperoleh penilaian subyektif yang tinggi dari pelanggan) tetap tidak akan lepas dari
beberapa dimensi kualitas secara obyektif dengan standar-standar kualitas sebagai berikut.

Jika industri baik manufaktur maupun jasa semakin banyak memiliki keunggulan
dimensi kualitas dan memenuhi tuntutan-tuntutan kualitas seperti yang telah diuraikan di atas
maka dapat dikatakan daya saingnya tinggi. Daya saing sebuah produk akan sangat
ditentukan oleh pengelolaan sumberdaya perusahaan/industri hingga mampu memenuhi
standar-standar kualitas untuk memuaskan konsumennya dan mengangkat citra konsumen
dalam berkehidupan. Untuk mencapai standar kualitas dibutuhkan pengendalian kualitas dari
proses input, produksi hingga output serta pemberian jaminan kualitas. Konsep pengendalian
mutu terpadu (TQM) dan pelayanan prima menjadi sangat penting untuk
diimplementasikan. Implementasi pengendalian mutu terpadu dan pelayanan prima perlu
didasari pengembangan budaya kerja (budaya perusahaan).

2. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000
yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi.
ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for
Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang
bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176
menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-
standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap
standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000.

ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:


a. ISO 9000 - Quality Management Systems - Fundamentals and Vocabulary: mencakup
dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari Sistem
Manajemen Mutu (SMM).
b. ISO 9001 - Quality Management Systems - Requirements: ditujukan untuk digunakan
di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang
dan/atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini
memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila
mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa
yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Implementasi
standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.
c. ISO 9004 - Quality Management Systems - Guidelines for Performance
Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus. Bagian ini
memberikan masukan tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem
yang telah terbentuk lama. Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan
untuk implementasi, hanya memberikan masukan saja.

3. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi yaitu:


a. Jenis permintaan independen atau tidak dipengaruhi oleh permintaan bahan baku atau
komponen lain
b. Banyaknya permintaan diketahui dan bersifat konstan
c. Lead time yaitu waktu antara pemesanan dilakukan hingga bahan baku sampai ditanga
n pemesan diketahui oleh konstan.
d. Penerimaan bahan baku segera dan secara keseluruhan atau tidak bertahap
e. Tidak ada pemotongan harga karena membeli dalam jumlah besar
f. Biaya simpan dan pesan bahan baku diketahaui dengan pasti dan konstan
g. Tidak ada kehabisan persediaan

4. Keunggulan metode simulasi


a. Model simulasi dapat digunakan untuk menganalisis situasi dunia nyata yang luas dan
kompleks.
b. Model simulasi bisa dilakukan secara cepat.
c. Dapat memberi beberapa alternatif solusi terhadap permasalahan yang ada.

Kelemahan metode simulasi


a. Bisa membutuhkan waktu yang lama
b. Setiap individu dapat membuat simulasi secara unik atau beberapa sehingga ada berag
am solusi yang ada, serta manajer harus menyusun berbagai kondisi dan hambatan ter
hadap solusi yang akan diambil.

Anda mungkin juga menyukai