Anda di halaman 1dari 10

QUALITY ASSURANCE

PENGERTIAN QUALITY ASSURANCE


Quality assurance (QA) adalah aturan baku industri yang
dijadikan acuan perusahan guna memutuskan apakah produk
dan layanan yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
Quality assurance atau jaminan kualitas memastikan bahwa
perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas yang artinya
dapat diandalkan dan memuaskan konsumen akhir.
TUJUAN QUALITY ASSURANCE
Tujuan utama sistem quality assurance adalah membangun
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sebagai 
produsen, selain itu juga sebagai metode guna mengoptimalkan
proses kerja dan efisiensi sistem kualitas, hasilnya akan
membuat perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya dalam industri yang sama.
ISO dan Quality Assurance (QA) /
Jaminan Kualitas
ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) adalah standar dasar
utama internasional untuk membantu perusahaan secara efektif untuk
menerapkan dan menjaga kualitas, dan ISO tidak spesifik hanya pada satu
industri oleh karenanya dapat di terapkan pada setiap perusahaan apapun.
Standar internasional ISO 9000 sering digandengkan dengan Quality
Assurance, dan faktanya banyak perusahaan memakai ISO 9000 sebagai
bukti bahwa mereka memiliki jaminan kualitas dan menerapkan aturan QA
dengan efektif.
Konsep QA pada awalnya diterapkan secara baku pada industri 
manufaktur, kemudian berkembang dan menjangkau ke berbagai industri,
termasuk pengembangan software.
Sejarah ISO dan Quality Assurance /
Jaminan Kualitas
• Kita dapat dengan mudah melacak sejarah konsep Quality Assurance pada
abad pertengahan, dimana konsep ini sudah dipraktekan meskipun secara
sederhana, dan pada perang dunia II Amerika Serikat menjadikan praktik
QA sebagai acuan utama untuk melakukan pemeriksaan pada amunisi.
• Sedangkan ISO awal pertama kali dibuka pada tahun 1947 di Jenewa dan
standar pertama dirilis pada tahun 1951 berisi acuan suhu untuk mengukur
industri.
• Setelah itu ISO terus berkembang dan memperluas jangkauan standarnya.
ISO 9000 pertama kali dirilis pada tahun 1987, dimana versi ini berisi
sekumpulan standar guna membantu perusahaan memastikan mereka
telah memenuhi kebutuhan pemegang saham dan konsumen.
Manfaat dari Quality Assurance
(Jaminan Kualitas)
• Quality assurance memotivasi dan mengarahkan perusahaan
untuk menghasilkan produk dan layanan sesuai kebutuhan,
harapan dan tuntutan konsumen.
• Jika harapan itu terpenuhi maka menghasilkan produk
berkualitas tinggi sehingga meningkatkan loyalitas dan
kepercayaan konsumen kepada perusahaan.
• Selain itu, QA juga mencegah terjadinya cacat produk sehingga
akan meminimalisir pengeluaran perusahaan karena proses
produksi berjalan efektif.
Metode Quality Assurance (Jaminan
Kualitas)
• Jaminan kualitas menggunakan salah satu dari tiga metode:
1.Pengujian kegagalan (failure testing), ini adalah metode dimana perusahaan melakukan
pengujian terus-menerus kepada produknya untuk menentukan apakah terjadi kegagalan atau
kerusakana. Misalkan pada produk fisik, perusahaan melakukan uji panas, getaran atau tekanan.
2.Statistical process control (SPC), ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh Walter
Shewhart dari Werstern Electric Company dan Bell Telephone Laboratories, dimana metodologi
ini melakukan pengelolaan dan pengendalian produksi produk menggunakan metode statistik.
3.Total quality management (TQM), dimana metode ini menggambarkan pendekatan manajerial
pada sukses jangka panjang berdasarkan kepuasaan konsumen. Ini adalah metode dimana
seluruh anggota perusahaan harus berpartisipasi dalam proses optimasi layanan dan produk
berserta suasana kerja. (Silahkan untuk lebih jelasnya baca pengertian Total Quality
Management (TQM).
QA digunakan oleh industri
Ini adalah jenis industri yang menggunakan sistem manajemen quality assurance,
mereka adalah:
• Manufaktur, quality assurance (QA) merupakan disiplin yang sudah menjadi acuan
formal industri ini. Ini dikarenakan produsen harus memastikan produk mereka sedang
proses bebas masalah dan cacat, dan harus lolos standardisasi yang telah ditetapkan.
• Produksi makanan, industri ini memanfaatkan teknologi sinar-X selain teknik lainnya,
guna mendeteksi kemungkinan adanya kontaminan fisik pada produksinya. Penggunaan
sinar-X membantu produsen menghilangkan kontaminan sebelum produk jadi dan
meninggalkan pabrik.
• Farmasi, industri ini juga menggunakan QA, dan berbeda di setiap tahap pengembangan
obat. Di mana di dalamnya terdapat proses peninjauan dokumen, persetujuan kalibrasi
peralatan produksi, juga catatan manufaktur dan melakukan penyelidikan jika terjadi
pengembalian produk.
QA vs. Pengujian (Testing)
• Perbedaan antara Quality Assurance (QA) dan Pengujian (testing)
adalah kalau QA merupakan sederetan aktivitas terstruktur yang di
desain guna memastikan proses produksi memenuhi harapan
konsumen dan pemegang saham.
• Sedangkan pengujian adalah sebuah proses untuk melakukan
pemeriksaan untuk menemukan kesalahan dan cacat. Pengujian
hanya fokus pada pemeriksaan guna menemukan keberadaan bug
(jika ada).
• Kesimpulannya adalah pengujian digunakan perusahaan untuk
mengendalikan kualitas sedangkan Quality Assurance untuk
memastikan kualitas produk.
Kesimpulan Quality Assurance QA
• Quality assurance (jaminan mutu) merupakan disiplin yang harus ditetapkan perusahaan karena
dengannya akan memotivasi perusahaan hanya menghasilkan produk yang bebas cacat dan memenuhi
standardisasi dan harapan konsumen.
• Setiap perusahaan memiliki target utama yakni kepuasaan konsumen, yang hasilnya membangun
loyalitas, melakukan pembelian berkelanjutan, dan promosi gratis konsumen kepada yang lain. Semua
itu dapat tercapai dengan penerapan QA yang akurat.
• Penerapan Quality Assurance yang konsisten dan benar akan mengurangi biaya produksi secara
signifikan karena mencegah terjadinya cacat pada produk. Karena apabila perusahaan mengirimkan
produk yang cacat kepada pelanggan, maka mereka akan mengmbalikannya, dan perusahaan
berkewajiban menggantinya dan membayar membayar biaya pengiriman dan pergantian. Sehingga
menambah pengeluaran.
• Memang menerapkan QA artinya perusahaan butuh investasi besar berupa pelatihan karyawan dan
proses lebih komplek dan memakan waktu, karena setiap alur kerja proses harus diawasi dengan cemat.
Dan hal itu memakan waktu sehingga berdampak pada tanggal jadwal pendistribusian produk.
• Akan tetapi perusahaan akan mengalami kerugian jauh lebih serius apabila tidak menerapkannya, salah
satu contohnya adalah kemungkinan memproduksi produk cacat secara berkelanjutan dan menurunkan
kepuasaan konsumen dan menghancurkan loyalitas mereka yang berimbas penurunan pada penjualan.

Anda mungkin juga menyukai