NIM : 170322613040
Offering : AM
Resume ISO
Pengertian ISO adalah salah satu badan penetap standar internasional yang terdiri dari
wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara untuk mengukur mutu sebuah
organisasi. Artinya, setiap perusahaan yang ingin bersaing secara global dapat diukur
kredibilitasnya dengan standar ISO.
Organisasi ISO adalah pihak yang berperan dalam memfasilitasi perdagangan internasional
dan membuat semuanya berjalan dengan baik. ISO memberikan spesifikasi kelas dunia untuk
berbagai hal, mulai dari produk, layanan, dan sistem, untuk memastikan kualitas, keamanan, dan
efisiensi.
Singkatnya, perusahaan atau brand yang telah memiliki sertifikat ISO akan lebih
berpeluang memenangkan persaingan pasar global. Pasalnya, perusahaan atau brand tersebut telah
memiliki jaminan kualitas produk (barang atau jasa) dari ISO sehingga mendapatkan kepercayaan
dari konsumen.
Pada dasarnya tujuan dan manfaat ISO adalah untuk menentukan standar internasional di
bidang industrial dan komersial. Mengacu pada pengertian ISO di atas, adapun manfaat ISO adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan
Suatu perusahaan yang menetapkan sistem manajemen mutu sesuai dengan standar
internasional akan menjamin kredibilitas perusahaan tersebut. Artinya, segala kegiatan yang
dilakukan perusahaan telah memiliki standar terbaik yang pada akhirnya menghasilkan nilai positif
dalam hal kepuasan konsumen.
Masih terkait dengan poin 1, kepuasan pelanggan menjadi sesuatu yang sangat penting
karena akan membuat mereka lebih percaya kepada perusahaan dan menjadi pelanggan setia.
Setiap perusahaan yang ingin memiliki sertifikat standardisasi ISO harus melalui suatu
siklus pasti yang disebut dengan PDCA. Siklus ini diterapkan pada segala jenis industri, dimana
dilakukan proses identifikasi, analisis, dan eksekusi suatu penyelesaian masalah untuk menjamin
mutu sesuai standar internasional.
4. Menghemat Biaya
Dengan standar ISO, suatu perusahaan akan menerapkan sistem manajemen khusus yang
dapat membantu untuk mengetahui kinerja perusahaan. Ketika ada indikasi bahwa kinerja
perusahaan menurun atau produk akan gagal, maka upaya antisipasi dapat segera dilakukan.
Proses tersebut secara tidak langsung akan mencegah terjadinya pemborosan anggaran
yang berhubungan dengan kinerja dan produk yang buruk tersebut.
Mengacu pada prinsip manajemen mutu, semua standar ditetapkan agar dilaksanakan oleh
seluruh karyawan. Hal tersebut dapat memotivasi karyawan agar menjaga kualitas, efisiensi, dan
produktivitas mereka sesuai standar ISO yang ditetapkan.
Secara umum ada delapan jenis standar ISO yang dikeluarkan oleh Organisasi
Internasional ini dan banyak telah diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia. Adapun
beberapa jenis ISO adalah sebagai berikut:
1. ISO 9001, yaitu sistem manajemen mutu yang paling banyak digunakan, dimana
karakteristiknya adalah pendekatan proses yang bertujuan meningkatkan efektivitas
manajemen mutu. ISO 9001:2015 merupakan standar internasional yang paling banyak
digunakan. Pendaftaran ke ISO 9001:2015 oleh bagan terakreditasi UKAS memberikan
bukti obyektif bahwa bisnis telah menerapkan system manajemen mutu yang efektif dan
bahwa hal itu memenuhi semua persyaratan standar yang berlaku.
2. ISO 14001, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen lingkungan.
Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam standar ini adalah pengelolaan limbah,
penghematan energi, penghematan air, dan penghematan bahan bakar.
a) Perlindungan lingkungan
b) Menciptakan peluang pemasaran
c) Kemungkinan baru produk atau jasa
d) Peningkatan pro-aktif masyarakat gambar
e) Menunjukkan kepatuhan dangan persyaratan hukum
f) Peningkatan manajemen fokus
g) Mengurangi biaya / kewajiban
h) Memberikan panduan yang jelas tentang kebutuhan pasar
1. Audit Tahap Pertama; terdiri dari dua kegiatan, yakni audit kecukupan (adequacy
audit) yaitu pemeriksaan dan penelaahan dokumentasi SML organisasi untuk
menentukan bahwa sistem memenuhi persyaratan standar ISO 14001. Setelah
dokumentasi SML organisasi dinilai cukup, selanjutnya dilakukan audit pendahuluan
(initial audit atau pre-assessment), yaitu pemeriksaan dan pengujian awal
implementasi sistem untuk memastikan sistem telah siap untuk dinilai secara
menyeluruh.
2. Audit Tahap Kedua; merupakan penilaian kesesuaian secara menyeluruh terhadap
ISO 14001 organisasi, atau dikenal audit penaatan (compliance audit atau main
assessment).
Sertifikat ISO 14001 yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi umumnya memiliki
masa berlaku 3 (tiga) tahun, dimana setelah masa waktu tersebut akan dilakukan penilaian
ulang (re-assesment). Dalam periode masa sertifikasi, umumnya setiap 6 bulan organisasi
akan di-audit secara berkala oleh Lembaga Sertifikasi (surveillance audit), untuk
menjamin terpeliharanya kesesuaian organisasi terhadap persyaratan standar ISO 14001.
3. ISO 22000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen keamanan pangan.
Standar ini ditujukan bagi perusahaan di bidang makanan dan minuman, dimana
diharuskan untuk melakukan kontrol internal, dan setiap produk harus punya rencana
proses dan pengendalian. Standar ini menetapkan persyaratan untuk Sistem Manajemen
Keamanan Pangan. Hal ini terkait dengan keberadaan bahaya pada makanan di titik
konsumsi makanan. Persyaratan dalam standar generic dan berlaku untuk setiap ukuran
organisasi.
a) Ruang lingkup
b) Referensi Normatif
c) Syarat dan definisi masing-masing
d) Sistem manajemen keamanan pangan
e) Tanggung jawab manajemen
f) Manajemen sumber daya
g) Perencanaan dan realisasi dari keamanan Produk dan Validasi
h) Verifikasi dan peningkatan system
1) Pembentukan Tim FSMS dan Tim Manajemen. Tim ini akan merancang dan
mengembangkan FSMS dan berperan aktif dalam sistem manajemen berkelanjutan.
2) Mengevaluasi proses yang ada dan persyaratan yang diperlukan.
3) Pembuatan dan Dokumentasi Proses baru atau proses yang dimodifikasi
4) Pelatihan seluruh karyawan yang terlibat dalam proses untuk melaksanakan proses
5) Pelaksanaan internal audit dan rapat tinjauan manajemen..
6) Pastikan semua karyawan telah mengikuti di training ISO 22000
7) Melakukan audit sertifikasi.
4. ISO 27001:2013, Standar ISO 27001 telah dipublikasikan pada bulan Oktober 2015, pada
dasarnya menggantikan standar BS7799-2 yang lama. Ini adalah spesifikasi untuk ISMS,
Information Security Management System.
ISO 27001 menigkatkan isi BS7799-2 dan diselaraskan dengan standar lainnya. Suatu
skema yang telah diperkenalkan oleh berbagai lembaga sertifikasi untuk konversi dari
sertifikasi BS7799 menjadi sertifikasi ISO 27001. Tujuan dari standar itu sendiri adalah
untuk menyediakan model guna penepatan, penerapan, pengoperasian, pemantauan,
pengkajian, memelihara dan meningkatkan Sistem Manajemen Keamanan Informasi.
1) Gap Analysis.
Tujuan dari kegiatan ini adalah kita ingin mengetahui sudah sejauh mana
perusahaan tersebut menerapkan apa yang sudah apa yang belum, nah dari itu kita dpat
mengetahui gapnya apa dan dimana, sehingga strategi perbaikan dapat dilakukan dengan
tepat
2) Kajian Risiko.
Tujuan dari kegiatan ini adalah kita ingin mengetahui risiko-risiko apa saja yang
dapat mengancam aset-aset yang terkait dengan pemrosesan informasi serta menentukan
bagaimana mitigasi yang paling efektif yang dapat dilakukan guna melindungi aset-aset
tersebut
3) Penyusunan Dokumen.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar mitigasi risiko sebagai hasil dari kegiatan
Kajian Risiko yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya dapat terdokumentasi
sehingga dapat diimplementasikan secara konsisten
4) Implementasi.
5) Internal Audit.
Tujuan dari tahapan ini adalah melakukan internal assessment sehingga dapat
diketahui progres implementasi yang sudah dilakukan serta menentukan tindakan
perbaikan yang perlu dilakukan.
Tujuan dari tahapan ini adalah melakukan persiapan secara mental dan teknis untuk
menghadapi audit sertifikasi.
7) Audit Sertifikasi.
5. IATF 16949:2016 adalah Technical Specification nomor 16949 yang dikeluarkan oleh
badan ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk industri otomotif. Pada 3 Oktober 2016
lalu standar IATF 16949:2016 telah diterbitkan oleh Automotive Task Force
International (IATF) dan menggantikan ISO / TS 16949. IATF 16949:2016 memuat
semua persyaratan ISO 9001 ditambah dengan persyaratan khusus untuk industry otomotif
dan disusun berdasarkan prinsip manajemen mutu ISO 9001. IATF 16949:2016
menggantikan QS 9000 dan quality system lainnya yang disyaratkan oleh masing-masing
industry otomotif. Dengan adanya penggabungan quality management system dari
berbagai industry otomotif ini, suatu industry otomotif cukup menerapkan satu quality
system meskipun memproduksi produk untuk berbagai customer.
a) Meningkatkan kualitas produk dan proses; hal ini dapat tercapai karena di dalam
persyaratan baru mengcover diantaranya, mengenai : penetapan target, pengukuran
dan reviewnya, pengukuran kepuasan pelanggan, keselamatan produk, kesesuaian
dengan persyaratan dan perundangan, manajemen desain proses, penerapan teknik
dan alat-alat kualitas.
b) Meningkatkan keyakinan di Global Procurement dengan skema standard yang
jelas.
c) Pendekatan system mutu yang seragam/sama untuk pengembagan subkontraktor.
d) Mengurangi variasi dan meningkatkan efisiensi.
6. ISO/IEC 17025 : 2017 merupakan standar mutu yang dibuat untuk laboratorium pengujian
dan kalibrasi. ISO/IEC 17025 : 2017 dibagi menjadi dua bagian utama yaitu Persyaratan
Manajemen dan Persyaratan Teknis. Persyaratan manajemen terkait dengan operasi dan
keefektifan system manajemen mutu dalam laboratorium dan memiliki persyaratan yang
sama dengan ISO 9001. Persyaratan Teknis yaitu terkait dengan alamt kompetensi staf,
metodologi pengujian, peralatan, kualitas, pelaporan hasil pengujian dan kalibrasi.
7. ISO 28000:2017 (Supply Chain Security Management System), Supply chain adalah
sebuah sistem yang mencakup orang, proses, dan teknologi yang saling terlibat dalam
memproses dan memindahkan sumber daya dari bahan baku sampai ke pengguna akhir
(end user). ISO telah menerbitkan spesifikasi ketersediaan public (public specification,
PAS), yaitu ISO/PAS 28000 pada tahun 2005 lalu digantikan pada tahun 2007, dimana
standard ini berisi spesifikasi system manajemen keamanan bagi rantai pasokan.
Didalam ISO 28000:2007 terdapat 4 persyaratan yaitu ; konsistensi dengan tujuan dan
model bisnis, kepatuhan pada peraturan perundangan, identifikasi dan pemahaman risiko
keamanan serta pengelolaan risiko keamanan. ISO 28000:2001 memberikan kerangka
untuk memenuhi keempat persayaratan keamanan tersebut sercara terstruktur dan
sistematis dengan mengadopsi The PDCA untuk membawa unsur-unsur dari standard ini
dalam keselarasan dengan standar terkait seperti ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.