Anda di halaman 1dari 6

KD 3.

14 PENGUJIAN PRODUK

A. Pengujian Produk
Pengujian produk merupakan bagian dari aspek pengembangan produk. Pegujian produk juga dapat berfungsi
sebagai alat untuk mengetahui kelayakan produk di mata konsumen. Pengujian produk dapat
dilakukan oleh pembuat produk yang bekerjasama dengan peneliti independen atau peneliti yang
ditunjuk oleh pemerintah.

Techinasia.com

1. Tujuan pengujian produk


a. Memastikan bahwa persyaratan spesifikasi, regulasi, dan kontrak produk dapat terpenuhi
b. Memutuskan apakah prouk tersebut sudah berjalan di jalur yang semestinya

c. Alat demonstrasi produk.

d. Menetapkan kesesuaian produk terhadap penggunaan akhir.

e. Menyediakan dasar komunikasi teknis suatu produk.

f. Menyediakan informasi perbandingan dengan produk-produk lain.

g. Upaya menciptakan produk yang bias dipertanggungjawabkan secara hukum.

h. Membantu pemecahan masalah terhadap kendala produk.

i. Menentukan potensi penghematan dalam produksi suatu produk.

2. Keuntungan dan kerugian pengujian produk


a. Keuntungan pengujian produk :
1. Menjajal strategi pemasaran : Mengetahui strategi pemasaran mana yang bisa diterapkan,
produsen produk perangkat keras bisa membuang fitur-fitur yang tidak dibutuhkan oleh
konsumen, produsen produk mengetahui konsumen jenis apa yang bisa dijadikan sasaran
penjualan.
2. Memberikan informasi mengenai produk : Produsen akan mendapatkan masukan dari para
konsumen mengenai produk yang akan diluncurkan
3. Sebagai upaya untuk mengatur startegi merek : Perusahaan dapat mengetahui persepsi
konsumen mengenai produk dalam kaitan performa dan keamanannya
4. Membantu produsen mencermati kesalahan : Produsen dapat mengetahui caca tapa saja
yang menyebabkan terjadinya pengembalian barang atau penggunaan garansi produk.
b. Kerugian pengujian produk
1. Pengujian produk cenderung dapat membuat perusahaan membayar biaya ekstra
Resiko dalam proses pengujian produk biasanya berupa sampel, ukuran sampel tidak sesuai,
kesalahan pengukuran, dan kesalahan dalam mendeskripsikan produk yang diuji kepada
konsumen. Pengujian produk yang sangat lama akan menurunkan tingkat permintaan suatu
produk sehingga perusahaan akan merugi akibat turunnya permintaan
2. Permasalahan-permasalahan dalam pengujian produk :
Permasalahan-permasalahan dalam pengujian produk
a. Para penguji produk menguji pada aspek yang salah, contohnya menguji fisik produk saja
padahal nilai produk yang sesungguhnya bukan berasal dari aspek fisik
b. Melakukan perbandingan dengan produk yang salah
Melakukan pengujian dengan pesaing bisnis yang lebih lemah
c. Menanyai pihak yang salah
Melakukan wawancara kepada orang yang tidak mengetahui seluk beluk atas produk tersebut
d. Melakukan pengujian pada lingkungan pasar yang berbeda dari lingkungan pasar asli
produk tersebut
e. Melakukan pengujian kepada segmen konsumen yang tidak sesuai dengan produk
f. Melakukan pengujian dengan penerapan harga yang keliru
B. Standardisasi
1. Pengertian standardisasi
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksi sesuatu standarisasi
juga merupakan proses pembentukan standar teknis yang bisa menjadi standar spesifikasi,
standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik).
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukur yang dipergunakan sebagai dasar
pembanding kuantitatif, kualitatif, nilai dan hasil karya yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka
standar meliputi spesifikasi baik produk bahan maupun proses. Suatu produk tidak boleh tidak
standar, namun harus atau sedapat mungkin diikuti agar kegiatan maupun hasilnya boleh
dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan standee atau ukuran ini adalah hasil kerjasama
pihak pihak yang berkepentingan dalam industri di mana perusahaan itu berada. Misalnya jika
seluruh dunia memproduksi keran dan pipa air dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda,
maka tidaklah mungkin berbagai pipa saling bersambung karena masing-masing pipa tidak serasi
dengan pipa lainnya, untuk itu diperlukan adaptor. Bilamana setiap produsen pipa dan Keran air
boleh memproduksi pipa semaunya tanpa memperhatikan ukuran pipa produsen lain maka
hasilnya terjadi kekacauan.
Standarisasi diimplementasikan ketika perusahaan mengeluarkan produk baru ke pasar. Dengan
menggunakan standarisasi, kelompok dapat dengan mudah berkomunikasi melalui pedoman
yang ditetapkan dalam rangka untuk menjaga fokus. Metode ini dibuat untuk memfasilitasi proses
dan tugas, inilah mengapa interlocks dengan Lean manufacturing. Terdapat empat teknik yang
berbeda untuk standarisasi yaitu penyederhanaan atau variasi control, kodifikasi, nilai rekayasa
dan statistik proses control.
2. Proses standardisasi
Proses standarisasi meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan seperangkat
rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian-bagian dalam sebuah produk. Perencanaan
dimulai dengan gambar teknik, spesifikasi bagian atau daftar bahan dan ramalan permintaan.
Berikut hasil dari perencanaan tersebut:
a. Rute produksi adalah rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja,
standar dan perkakas. rute ini yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur
perencanaan sumber daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian produksi
aktivitas dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan kapasitas
perencanaan tujuan.
b. Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah demi langkah
termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter pemesinan, setup instruksi
dan pemeriksaan jaminan kualitas.
c. Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan dari gambar
teknik untuk menentukan bagian)
Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur mnufaktur dan
pengetahaun tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan mereka, proses, dan
perkakasa.
3. Standardisasi dalam produk perangkat keras
Standarisasi produk perangkat keras dan lunak diatur dalam dokumentasi bernama IT Hardware and
Software Standards dan ISO
a. IT Hardware and Software Standards
Adalah dokumen yang berisi tentang spesifikasi apa saja yang wajib ada pada suatu produk perangkat
keras dan lunak. Standarisasi tersebut berguna untuk memastikan ketahanan dan efisiensi
perangkat keras dan lunak.
b. ISO
Perusahaan-perusahaan perangkat keras harus bisa memenuhi spesifikasi perangkat keras sesuai ISO
9001:2015

https://www.raptorengineeringsolutions.com
ISO 9001 adalah keluarga dari system standar manajemen mutu yang diracang untuk membantu
organisasi dalam memastikan bahwa organisasi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan
stake holder-nya serta dapat memenuhi persyaratan perundangan, hokum, dan peraturan
yang terkait dengan produk atau jasanya. ISO 9001 berkaitan erat dengan dasar-dasar dari
system manajemen mutu.
Badan sertifikasi adalah pihak ketiga yang memberikan konfirmasi secara independen yang
menyatakan bahwa organisasi sudah memenuhi persyaratan ISO 9001.
1. Beberapa Prinsip Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan Sertifikasi ISO
9001:2015
Sertifikasi Sistem Manajemen Kualitas Mutu atau sertifikasi sistem manajemen kualitas
internasional berdasarkan Sertifikasi ISO 9001:2015 lahir berlandaskan delapan prinsip
sertifikasi sistem manajemen mutu dan sertifikasi sistem manajemen kualitas. Di mana
prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja
(framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip ini
diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional yang
berpartisipasi dalam komite teknik ISO/TC 176, yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar-standar Sertifikasi ISO 9001:2015
Delapan prinsip manajemen kualitas yang menjadi landasan penyusunan Sertifikasi ISO
9001:2015, yaitu:

2. Lima Bagian Utama yang Menjabarkan Sistem Manajemen Organisasi Sebagaimana


Diatur dalam Sertifikasi IS 9001:2015
Sertifikasi ISO 9001:2015 juga mengajarkan bagaimana seharusnya sebuah sistem manajemen
organisasi yan memenuhi standar Sertifikasi ISO 9001:2015, yaitu:
a) Sistem Manajemen Kualitas
b) Tanggung Jawab Manajemen
c) Manajemen Sumber Daya
d) Realisasi Produk
e) Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan
c. Pengendalian mutu
Pengendalian Mutu atau Quality control, adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-
hal yang berkaitan dengan produksi, ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai
"Bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu
produk.
Pendekatan pengendalian mutu ditekankan pada aspek aspek berikut:
1. Elemen-elemen produksi seperti pengendalian, manajemen pekerjaan, proses produksi,
performa pekerjaan, dan kriteria integritas
2. Kompetensi produksi, mislanya pengetahuan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi
pekerjaan
3. Elemen lunak, seperti pegawai, integritas, kebiasaan di dalam perusahaan, motivasi,
semangat tim, dan hubungan kualitas
4. Pengendalian produksi, meliputi inspeksi visual. Inspeksi visual dilakukan oleh pihak
pengendali mutu. Setelah di inspeksi, pengendali mutu akan membuat daftar dan
deskripsi mengenai kecacatan produk, seperti retak dan goresan. Daftar tersebut lalu
digunakan sebagai contoh produk yang tak lolos kualifikasi mutu.

1. Tujuan pengendalian mutu


Pengendalian mutu berfungsi untuk mengetahui suatu cacat dalam produk. Penekanan pada
pengendalian mutu terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat.
Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak
(menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan
dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau
ditolak. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk
meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait)
untuk menghindari atau setidaknya meminimalkan isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-
kecacatan di tempat pertama, yaitu pabrik.
2. Pendekatan dalam pengendalian mutu
Berikut pendekatan pengendalian mutu yang banyak digunakan di berbagai perusahaan :

3. Pengendalian Mutu pada Produk Hardware


Perangkat masih menjadi hal yang penting walaupun dunia ini sedang dikuasai oleh perangkat
lunak. Maka dari itu, perusahaan harus selalu melakukan pengendalian mutu terhadap
perangkat keras didalam lingkungan virtual untuk menghindari penghentian sementara
(outage).
Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan
pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi
untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan. Sistem-sistem ini sering
dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan
pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah
contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu. Beberapa
teknik telah dikembangkan untuk memelihara pengendalian mutu, diantaranya adalah
pemeriksaan total, mengecek noda, pengendalian
mutu secara statis, dan nol cacat. Sebagai teknik pengendalian mutu pemeriksaan total melibatkan
kelengkapan dan pemeriksaan total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing
karyawan untuk menentukannya atau tidaknya standar mutu minimum telah dicapai Jika
bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan diambil. Pemeriksaan total diinginkan untuk
tertentu jenis pekerjaan ketatausahaan. Seperti contoh yang umum pemeriksaan total
adalah koreksi cetakan pekerjaan diketik Lain contoh pekerjaan ketatausahaan yang sering
menerima total pemeriksaan adalah verifikasi kalkulasi seperti ilmu hitung penting dan hasil
menyusun data statistik. Oleh karena itu, sifat alami beberapa bentuk pekerjaan
ketatausahaan, pemeriksaan total mungkin tidak perlu
Keberhasilan pengendalian mutu dapat diukur dari indicator indikator sebagai berikut
a. Relevansi, yakni hubungan kegiatan perusahaan dan produk yang dihasilkannya dengan
kebutuhan masyarakat pengguna yang menjadi target kegiatan
b. Efisiensi, yakni kehematan penggunaan sumber daya dana, tenaga, waktu, untuk
produksi dan penyajian produk perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pengguna.
c. Efektivitas, yakni kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau ketepatan
sistem, metode, dan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan produk yang
direncanakan
d. Akuntabilitas, yakni dapat tidaknya kinerja tersebut dipertanggungjawabkan
e. Kreativitas, yakni kemampuan mengadakan inovasi, pembaharuan atau menciptakan
sesuatu yang sesuai dengan perkembangan, termasuk kemampuan evaluasi diri
f. Empati, yakni kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sepenuh dan setulus
hati kepada semua khalayak sasaran
g. Ketanggapan, yakni kemampuan perusahaan memerhatikan dan memberikan respons
terhadap keadaan serta kebutuhan masyarakat pengguna dengan cepat dan tepat.
h. Produktivitas, yakni kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk perangkat
keras yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.

Anda mungkin juga menyukai