Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Konfigurasi jaringan Fiber optik

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kebutuhan masyarakat akan
informasi dan komunikasi lewat internet khususnya, juga semakin besar. Ini berarti masyarakat
membutuhkan ketersediaan bandwidth yang besar agar mudah dalam mengakses setiap informasi
yang diperlukan seperti mengakses berita terkini, video entertainment, social-networking, games,
shopping, pendidikan, keamanan, akses perbankan dan sebagainya. Oleh karena itu, operator
telekomunikasi sejak tahun 1990an mulai mengimplementasikan jaringan kabel optik di
beberapa bagian infrastrukturnya, yang mana jaringan kabel optik ini menyediakan bandwidth
yang besar, kualitas sinyal yang lebih baik, faktor security yang lebih terjamin dan memiliki
kehandalan yang lebih baik dibandingkan dengan media transmisi lainnya.
Bentuk implementasi penggunaan teknologi jaringan kabel optik ini sering disebut sebagai
jaringan akses fiber (Optical Access Network) atau Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)
yang menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisinya. Jaringan akses adalah bagian
dari public switch network yang menghubungkan titik akses dengan pelanggan.

Secara sederhana jaringan akses diartikan sebagai penghubung akhir dalam suatu jaringan
antara perangkat pelanggan (customer premise) dan penghubung pertama ke infrastruktur
Central Office. Secara garis besar terdapat dua tipe arsitektur jaringan kabel optik, yaitu
arsitektur jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Arsitektur jaringan aktif mengacu pada
konfigurasi point to point kabel optik dan atau konfigurasi star. Untuk arsitektur jaringan pasif,
berbasis passive optical network (PON).Kabel serat optik digunakan sebagai material utama
karena jaringan ini memakai KSO dari ME ke OLT, OLT ke ODC, ODC ke ODP, ODP ke
ONT/ONU, itu semuanya menggunakan kabel serat optik. Dengan tipe yang berbeda-beda seusai
kebutuhan dilapangan. Jaringan Fiber Optik ini digunakkan sebagai backhaul itu artinya dari
lokasi hinggan ke OLT 100% menggunakkan kabel fiber optik.

31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2 Alat dan material yang digunakan
4.2.1 Alat yang digunakan
1. Fiber Cleaver
Dari Gambar 4.1 Fiber Cleaver berfungsi untuk memotong inti kabel fiber optik yang
berupa core sebelum dilakukan penyambungan. Pada proses pemotongan core tidak
bisa menggunakan alat lain ukurannya biasanya 3mm, saat melakukan pemotongan
core harus berhati – hati karena bagian serat optik sangat rentan terhadap sentuhan
dan mudah patah apabila tidak berhati - hati.

Gambar 4.1 Fiber Cleaver

2. Tang Potong
Pada Gambar 4.2 Tang potong disini digunakan sebagai pengupas kabel bagian luar
kabel fiber optik dan sebagai pemotong kabel UTP jika sudah di ukur sesuai dengan
kedalaman lubang connector RJ-45. Saat melakukan pemotongan posisi urutan kabel
harus urut dan sama rata. Tidak hanya itu tang potong juga berguna untuk memotong
benda lainnya apabila diperlukan

Gambar 4.2 Tang potong

3. Tang Crimping
Pada Gambar 4.3 Tang Crimping biasa berfungsi sebagai pemotong kabel, mengupas
kabel UTP dan menjepit kabel UTP ke konektor RJ-45, saat melakukan penjepitan

32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
kabel UTP ke RJ-45 sampai terdengar bunyi “klik” untuk menandakan bahwa kabel
tersebut sudah terjepit dengan persisi.

Gambar 4.3 Tang Crimping

4. Cutter
Pada Gambar 4.4 Cutter biasanya digunakan sebagai pengupas kabel UTP sebelum
dijepitkan kedalam RJ-45, dan bisa juga digunakan untuk mengupas bagian tube core
pada fiber optik biasanya pada kabel fiber optik yang dikupas aitu jenis kabel drop
wire dimana bahan yang digunakan drop wire lebih mudah dikupas dibandingkan
dengan jenis kabel duct.

Gambar 4.4 Cutter

5. Tangga
Pada Gambar 4.5 Tangga biasanya berfungsi untuk memudahkan pemasangan access
point pada tempat yang tinggi seperti di plafon atau dinding yang tidak dapat
dijangkau, karena letak access point selalu di atas maka alat yang satu ini wajib ada
saat melakukan instalasi. Tangga juga digunakan untuk melakukan penarikan kabel
fiber optik

Gambar 4.5 Tangga

33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Fussion Splicer
Setelah inti core di potong menggunakan fiber cleaver selanjutnya di lakukan
penyambungan core tersebut dengan fussion splicer seperti yang tertera pada Gambar
4.6, maksimal loss saat penyambungan core yaitu 0.5 dB diluar itu harus dilakukan
penyambungan ulang, alat ini juga berfungsi untuk memanaskan inticore dengan
sleave protection supaya fiber optik tidak mudah patah. Perlu diperhatikan saat
meletakkan inticore pada bagian tengah fussion splicer harus sesuai dengan ukuran
jarum yang sudah ada didalam fussion splicer.

Gambar 4.6 Fusion splicer

7. Alcohol
Gambar 4.7 Alcohol biasanya berfungsi untuk membersihkan core dari debu sebelum
disambung supaya tidak terjadi loss yang besar karena masih kotor, kadar alcohol
yang digunakan yaitu 90% . Caranya dengan tuangkan alcohol ke tisu secukupnya
lalu usapkan tisu yang sudah di berikan alcohol ke core optic. Perlu diperhatikan saat
melakukan hal tersebut harus hati – hati supaya bagian inticore tidak patah.

Gambar 4.7 Cairan Alcohol

34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. Stripper
Stripper adalah alat untuk mengupas coating di kabel fiber optik, dimana ini
merupakan bagian pengupasan inti dalam fiber fiber optik. Pada Gambar 4.8
merupakan gambar alat yang digunakan untuk mengupas coating fiber optik. Cara
yang digunakan dalam mengupas coating yaitu dengan memposisikan stripper rada
miring supaya tidak menyebabkan patah serat optiknya.

Gambar 4.8 Stripper Fiber Optik

9. Sleeve Protector
Pada Gambar 4.9 Sleeve Protector berfungsi untuk melindungi sambungan fiber optik
dari kotoran debu atau lengkungan yang menyebabkan patah pada core optik yang
telah disambung, sleeve protector biasanya di pasang pada saat kabel fiber optik
tersambung dengan cara dipanaskan pada alat fussion splicer.

Gambar 4.9 Sleeve Protector yang sudah dipasang dan dipanaskan dengan fussion
splicer

35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
10. Tisu
Gambar 4.10 Tisu digunakan secara berbarengan dengan alcohol untuk membersihkan core
sebelum disambung dengan cara menuangkan secukupnya alcohol ke tisu kemudian
mengusapkan tisu tersebut ke inti core sampai bersih.

Gambar 4.10 Tisu

11. Palu
Gambar 4.11 Alat yang digunakan untuk memberi tumbukan kepada paku saat
pemasangan bracket access point, biasanya untuk pemasangan di tembok ruangan.alat
ini merupakan serbaguna karena dapat digunakan untuk hal lainnya seperti untuk
melepas paku yang sudah di tumbuk kedalam tembok dan lain sebagainya.

Gambar 4.11 Palu

12. Laptop
Gambar 4.12 Laptop digunakan untuk melakukan konfigurasi access point dan
konfigurasi modem ONT pada sisi pelanggan, karena dalam melakukan konfigurasi
sudah menggunakan system remote maka dari itu peran laptop ini sangat diperlukan,
terlebih dalam dalam konfigurasi ini semua sistemnya menggunakan logic yang
bersifat digital , selain itu laptop juga dapat digunakan untuk melakukan pengetesan
speed yang dipancarkan oleh access point tersebut.

36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.12 Laptop

4.2.2 Material yang di gunakan


1. Connector SC
Gambar 4.13 connector sc digunakan sebagai media pengubung fiber optik menuju
ONT untuk mentransmisikan gelombang cahaya dan sinyal, terdapat 2 warna ujung
konektor sc yaitu hijau dan biru, jika port pada ont menggunakan biru maka harus
disesuaikan warna biru begitupun sebaliknya karena itu dapat berpengaruh pada loss.

Gambar 4.13 Connector SC


2. Kabel Drop Core
Gambar 4.14 Kabel drop core sebagai transmisi untuk menghubungkan gelombang
cahaya fiber optik dari ODP menuju ONT biasanya digunakan untuk outdoor. Pada
saat melakukan penarikan drop core jangan sampai terjadi lengkungan karena itu
akan berpengaruh pada daya transmit yang dikirimkan.

Gambar 4.8 Kabel Drop Core dengan ujung konektor SC to SC

37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Optical Network Terminal (ONT)
Optical Network Terminal (ONT) atau Optical Network Unit (ONU) merupakan
perangkat di sisi pelanggan yang menyediakan interface baik data, voice, maupun
video. Fungsi utama ONT ini adalah menerima trafik dalam format optik dan
mengkonversinya menjadi bentuk yang diinginkan, seperti data, voice, dan video.
Pada Gambar 4.15 merupakan type ONT dengan merk Fiberhome.

Gambar 4.15 Modem ONT Fiberhome untuk ditempatkan di sisi pelanggan

4. Patchcord SC to SC
Patchcord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang sudah terpasang
konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar perangkat atau ke
koneksi telekomunikasi. Patch cord dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja. Ada
yang simplex (1 core) dan ada pula yang duplex (2 core), Single mode dan Multimode.
Patch cord mempunyai banyak sekali jenis konektor, pada Gambar 4.16 merupakan
dengan jenis konektor SC to SC, karena masing-masing perangkat / alat yang
digunakan mempunyai tipe yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 4.16 Kabel Patch Cord sebagai transmisi menuju ONT

5. Passive Optical Splitter


Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang
membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal
kombinasi dalam satu jalur seperti Gambar 4.17. Selain itu splitter juga dapat

38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini
sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Berdasarkan
ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32
pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984
GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem,

Gambar 4.17 Passive Splitter 1:8

6. Paku Klem
Gambar 4.18 Paku klem berfungsi untuk merapihkan kabel utp atau fiber optic di
dalam ruangan saat melakukan instalasi, pada dasarnya fungsi dari paku klem sama
dengan kabel ties, hanya saja yang membedakan untuk paku klem ini digunakan
untuk merapikan kabel pada tembok bangunan supaya terlihat rapih.

Gambar 4.18 Paku Klem


7. Kabel Ties
Pada Gambar 4.19 Kegunaan kabel ties sebagai alat ikat yang kuat, aman dan simpel
sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyak industry - industri di tanah air
menggunakan kabel ties sebagai alat ikat terutama untuk mengikat kabel-kabel
industri. Kabel ties yang terbuat dari plastik sangat cocok untuk alat ikat kabel
terutama untuk area tidak panas . Selain berfungsi sebagai alat ikat yang kuat, aman
dan simpel, kabel ties juga berfungsi sebagai alat yang ikut merapikan kabel-kabel
yang tak beraturan baik untuk merapikan kabel-kabel industri, kabel-kabel di

39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
bengkel otomotif semisal untuk merapikan kabel-kabel di sepeda motor dan mobil
maupun merapikan kabel-kabel di gedung-gedung dan rumah-rumah.

Gambar 4.19 Kabel Ties warna hitam

8. Kabel UTP
Kabel UTP adalah UTP singkatan dari “unshielded twisted pair” yaitu jenis kabel ini
terbuat dari bahan penghantar tembaga, mempunyai isolasi dari plastik & terbungkus
oleh bahan isolasi yang dapat melindungi dari api dan juga kerusakan fisik, kabel
UTP sendiri terdiri dari 4 pasang inti kabel yang saling berbelit dimana masing-
masing pasang mempunyai kode warna berbeda. Atau definisi kabel UTP adalah
suatu jenis kabel yang dapat dipakai untuk membuat jaringan komputer, berupa kabel
yang pada bagian dalamnya berisikan 4 pasang kabel. Kabel Twisted Pair Cable ini
terbagi kedalam 2 jenis diantaranya, Shielded dan Unshielded. Shielded adalah jenis
dari kabel UTP yang memiliki selubung pembungkus seperti pada Gambar 4.20
sedangkan unshielded adalah jenis yang tidak mempunyai selubung pembungkus.
Untuk koneksinya kabel jenis ini memakai konektor RJ-45 atau RJ-11.

Gambar 4.20 Kabel UTP cat 6

9. Access Point
Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan
antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote. Dengan

40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
access points (AP) clients wireless bisa dengan cepat dan mudah untuk terhubung
kepada jaringan LAN kabel secara wireless. Atau Agar kita lebih mudah untuk
memahaminya maka bisa dibilang sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan
alat-alat dalam suatu jaringan, dari dan ke jaringan Wireless. Pada Gambar 4.21
merupakan access point Cisco

Gambar 4.21 Acees Point Cisco

10. POE Injector


Merupakan sebuah device, device yang dapat menyalurkan listrik melalui kabel
Ethernet atau kabel UTP/STP dengan adanya PoE maka access point dapat
dinyalakan tanpa perlu repot mengulur kabel listrik ke atas tower seperti pada
Gambar 4.22, dengan PoE akan lebih hemat dan praktis dalam hal penggunaan dan
Cost tentunya. Terdapat 2 port Ethernet pada poe ini, dimana port yang 1 digunakan
untuk mengarahkan kabel LAN menuju access point sedangkan port 2 digunakan
untuk menuju switch atau modem.

Gambar 4.22 POE Injector Cisco

41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
11. Connector RJ-45
Konektor RJ 45 seperti yang tertera pada Gambar 4.23 digunakan untuk
menghubungkan kabel dengan port yang menggunakan port RJ 45. Konektor jenis ini
sangat sering kita jumpai karena banyak perangkat jaringan yang menggunakan port
RJ 45 contohnya seperti LAN Card, router, switch dan lain-lain. Konektor RJ 45
tidak lepas dengan kabel UTP. Sebelum memasang konektor RJ 45, kabel UTP
biasanya disusun terlebih dahulu sesuai pin nya, susunan pin pada kabel tergantung
dari jenis kabel yang akan digunakan, apakah menggunakan kabel straight atau
menggunakan kabel crossover.

Gambar 4.23 RJ-45


4.3 Prosedur instalasi jaringan Fiber Optik
1) Pertama kita lakukan jumper kabel patch cord dari PON Port OLT yang berada di setiap
STO menuju port ODF dengan menggunakan passive spitter 1:2 untuk mendapatkan
power RX Level.
2) Kemudian langkah selanjutnya melakukan penarikan kabel fiber optic dari ODF menuju
ODC, kabel yang ditarik dengan tipe KU (Kabel Udara) atau kabel duct untuk bawah
tanah dengan jumlah core 288.
3) Setelah kabel sampai di ODC, sambung SO no.1-6 dengan pigtail untuk dimasukkan ke
dalam OTB 12 core.
4) Jika sudah dilakukan penyambungan kemudian pasang pasif splitter 1:4 di dalam ODC.
5) Selanjutnya hubungkan konektor kabel input splitter menuju sentral di OTB yang
disambung KU tadi.
6) Setelah itu hubungkan konektor output splitter menuju ODP di OTB yang berada
dibawah OTB yang menuju sentral.
7) Kemudian teruskan kembali penarikkan KU dari ODC menuju ODP, biasanya 1 core dari
ODC digunakan untuk 1 ODP yang didalam ODP tersebut akan di passive 1:8.

42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8) Setelah sampai ODP biasanya hanya 1 core saja yang disambung, karena di ODP
terpasang splitter 1:8, jadi tidak banyak core yang digunakan, karenanya 1 core biasa
dipakai untuk 32 pelanggan.
9) Setelah tahap diatas selanjutnya sambungkan core berwana biru dengan pigtail, dan
sambung juga passive splitter dengan pigtail dengan keluaran 8.
10) Hubungkan core dari sentral dan input dari pasif splitter yang
sudah terpasang konektor menggunakan coupler.
11) Langkah selanjutnya yaitu penggelaran kabel Dropcore untuk melakukan
penarikkan dari ODP sampai ONT/ONU, dan jangan sampai kabel melengkung karena
itu akan berpengaruh pada daya yang kirimkan.
12) Setelah kabel digelar, kemudian kita sambung pigtail dengan konektor SC dalam bentuk
roset dengan output konektor sc, dengan memastikan bahwa putaran pada roset tidak
terjadi lengkungan yang tajam, karena dapat berpengaruh dengan power daya yang
dikirimkan.
13) Selanjutnya hubungkan salah satu ujung kabel Dropcore dengan salah
satu output dari pasif splitter yang berada di ODP dengan konektor SC.
14) Setelah itu hubungkan kembali salah satu ujung kabel Dropcore ke ONT/ONU. Jangan
lupa untuk mencatat Serial Number ONT/ONU karena akan dibutuhkan pada saat create
layanan di OLT.
15) Setelah indikasi lampu PON pada ONT/ONU berwarna kedip hijau maka ONT/ONU siap
untuk dicreate. Jika lampu PON sudah hijau dan tidak berkedip berarti layanan @wifi.id
yang akan dijelaskan pada poin 4.4.

43

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4 Prosedur Create ONT/ONU
1) Run UNM2000
Masukkan Username dan Password serta IP Server seperti pada tampilan dibawah ini

Gambar 4.24 Run Software UNM2000 Fiberhome

2) Berikut adalah tampilan yang akan keluar setelah Login. GPON yang sudah aktif adalah
GPON yang berwarna merah (Contoh : 09-CPE-04).

Gambar 4.25 Tampilan Setelah Login pada software UNM2000

44

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) Klik kanan GPON untuk memnentukan yang akan dipilih >> ONU LIST.

Gambar 4.26 Pengecekan MAC Address ONU yang akan kita aktivasi

4) Setelah ONU List dibuka, buka menu PON Service untuk melihat VLAN yang ada dalam
GPON tersebut, biasanya dalam satu GPON terdapat beberapa VLAN.

Gambar 4.27 Pengecekan VLAN yang sudah ada di OLT

45

http://digilib.mercubuana.ac.id/
5) Setelah terbuka klik OLT Mac Address sehingga akan terbuka tampilan sebagai berikut :

Gambar 4.28 Tampilan VLAN di OLT

Uplink: 19:1 bertanda Uplink dari Metro-E telah connect ke GPON, untuk slot lain
adalah Mac AP dan ONT.

6) Setelah memastikan ada Uplink di Vlan yang ingin digunakan (Contoh 2494), bukalah
Obtain Unauthorized ONU untuk melihat ONT yang akan kita config (belum pernah
diconfig sebelumnya). Pastikan Physical Addressnya benar.

Gambar 4.29 Pencarian MAC untuk Memastikan ada UPLINK di VLAN

46

http://digilib.mercubuana.ac.id/
7) Lalu klik kanan pada kolom ONT yang ingin diconfig >> Add to the ONU Authority List
>> as “Physical ID Authentication” Mode Added to the Whitelist

Gambar 4.30 Proses ADD ONT

8) Setelah itu akan otomatis terbuka ONU Whitelist, cari Physic ID ONT yang kita ingin
config >> Create on Device. Setelah itu Save to Database.

Gambar 4.31 Pencarian Physic ID ONT

47

http://digilib.mercubuana.ac.id/
9) Buka kembali ONU List di Equipment View, search Physical Address ONT yang sudah
kita config, lalu klik kanan di kolomnya dan pilih Attribute.

Gambar 4.32 Perubahan Atribute pada ONT

10) Ubah Name sesuai dengan yang kita inginkan, setelah itu klik Apply dan Device Name
akan berubah sehingga mudah untuk dicari.

Gambar 4.33 Pemberian Nama Lokasi

48

http://digilib.mercubuana.ac.id/
11) Buka Port Service Config, Klik LAN 1 pada data port >> Buka Service Configuration
>> Add.

Gambar 4.34 Setting Service Port ONT


12) Setelah itu akan muncul tampilan seperti dibawah, masukkan CLVAN ID(V) : 2494
(jika menginginkan menggunakan Vlan 2494), CVLAN Mode(M) harus Tag, untuk
Priority or COS(R) 7 untuk Priority yang paling tinggi.

Gambar 4.35 Memasukan CVLAN

49

http://digilib.mercubuana.ac.id/
13) Klik OK >> lalu klik Create on Device pada kolom Service Configuration, lakukan pada
semua port LAN yang ingin digunakan >> Create on Device >> Save to Database

Gambar 4.36 Setting Service pada semua port


14) Setelah selesai config, pastikan di lokasi telah dapat IP 10.x.x.x

4.5 Prosedur Instalasi Jaringan Access Point


1) Setelah ONT/ONU di create dan mendapatkan ip 10.x.y.z maka porses selanjutnya adalah
instalasi jaringan untuk akses poin.
2) Kemudian lakukan penarikkan kabel UTP dari ONT/ONU ke POE biasanya POE berada
satu lokasi dengan ONT/ONU.
3) Krimping kedua sisi kabel UTP dengan connector RJ-45 dengan urutan pengkabelan
straight dan jepit connector RJ-45 dengan tang crimping.
4) Hubungkan kabel UTP sisi satu dengan ONT/ONU dan sisi lainnya hubungkan ke POE
pada port “TO SWITCH”.
5) Setelah di pasang pada POE kemudian dilakukan penarikan kabel UTP dari POE ke AP.
6) Krimping kedua sisi kabel UTP tersebut dengan pengkabelan straight.
7) Hubungkan kabel UTP sisi satu dengan POE pada port “TO AP” dan sisi lainnya
hubungkan dengan AP pada port “ETHERNET”. Jangan lupa mencatat MAC Address
karena akan dibutuhkan pada saat proses aktivasi AP.

50

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8) Jika indikasi lampu AP sudah berwarna hijau maka AP dapat di konfigurasi melalui
WLC yang akan dibahas pada poin selanjutnya.
9) Namun jika indikasi lampu akses point berwarna selain hijau dapat dicek kembali
jaringan kabel UTP yang mengarah ke AP sudah benar atau belum.

4.6 Prosedur Aktivasi Access Point


1) Setelah semua prosedur diatas dijalankan maka MAC Address pada AP yang sebelumnya
sudah dicatat seharusnya sudah terbaca di WLC dengan menggunakkan command “show
ip arp vlan 2494” jika MAC Address sudah terdetect maka tampilannya sebagai berikut.

Gambar 4.37 Pengecekan MAC Address di WLC

Gambar diatas menjelaskan bahwa mac address tersebut sudah mendapatkan ip dari wac.

2) Gunakkan aplikasi cacti dengan url https://merahputih.indonesiawifi.net/API untuk


mengecek AP tersebut berada di WISM (Wireless Interface Service Module) mana dan
berapa IP wism tersebut, tampilannya seperti dibawah ini.

Gambar 4.38 Pengecekan MAC Address di system Cacti

Dari gambar diatas dapat dilihat MAC Address tersebut berada di WISM CKA0701
dengan IP WISM https://10.16.53.98
3) Gunakan software openVPN untuk masuk ke WISM dengan server
https://vpn2.indonesiawifi.net.

51

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4) Setelah VPN connected melalui browser kita ketik url IP WISM pada poin 2,
tampilannya seperti dibawah ini.

Gambar 4.39 GUI WLC Cisco

5) Pilih tab wireless, untuk mencari AP yang akan diaktivasi, masukkan MAC Address
access point ke pop up menu pada WISM.

Gambar 4.40 Pop Up Menu Pencarian AP di WLC

6) Klik AP Name, maka langkah selanjutnya adalah penamaan AP Name dan Lokasi serta
merubah AP Group, AP Group berfungsi sebagai wadah SSID yang akan dimunculkan di
lokasi AP name : JKTTB100085/01-01AI-R_TUNGGU_LUAR dan Location
BENGKEL HONDA TDM:JL.SAHARJO NO 3

52

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.41 Tampilan penamaan AP dan letak lokasinya.

7) Setting IP controller di WLC, biasanya digunakan untuk menempatkan access point


dalam 1 grup ip yang berada di WLC tersebut, sehingga tidak terjadi dalah grup atau
salah area.

Gambar 4.42 Setting site id dan ip management

53

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8) Tahap selanjutnya adalah klik Advanced, lalu pilih AP Group sesuai dengan lokasi AP
Yang akan di instalasi.

Gambar 4.43 Perubahan AP Group sesuai site

9) Kemudian klik Apply untuk memastikan aktivasi yang dilakukan sudah selesai.
10) Aktivasi AP melalui WLC telah selesai dan layanan @wifi.id telah berfungsi dan dapat
digunakkan.

4.7 Proses Waktu instalasi dan kendala yang terjadi saat instalasi
Pada saat proses instalasi wifi.id memerlukan waktu yang relative cepat dengan
estimasi waktu rata – rata 2 Jam jika infrastrukturnya sudah memadai, maksud dari
infrastruktur di sini adalah jaringan kabel sudah sampai pelanggan yaitu kabel drop core dan
sudah mendapatkan power rx redaman. Redaman yang di sarankan adalah -21 dBm dan
maksimalnya adalah -28 dBm, apabila redaman terlalu tinggi atau melebihi batas
maksimalnya akan berpengaruh pada bandwidth yang akan di trasferkan dari OLT menuju
ONT. Apabila infrastruktur belum memadai maka proses instalasi tidak dapat dilakukan dan
akan diserahkan pada bagian lain untuk menyaelesaikan infrastruktur tersebut.
Kendala yang ditemukan pada saat melakukan instalasi yaitu :
- Saat melakukan aktivasi Access Point mac address tidak terdetekti di WLC.
- Kabel Drop Core tidak ada redaman / loss.

54

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Solusi untuk memperbaiki kendala tersebut yaitu :
- Jika mac address tidak terdeteksi di WLC maka yang harus dilakukan yaitu
dengan memindahkan ip controller sesuai dengan WLC
- Melakukan console manual langsung pada access point
- Apabila belum terdapat redaman yang kita lakukan yaitu dengan mengurutkan
kabel drop core tersebut sampai dengan ODP , dari ODP ukur port lain yang
mendapatkan redaman dengan menggunakan alat ukur OPM.

55

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai