Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MINGGU KE 2

KONSEP QC, QA, TQC & TQM


Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu

Oleh :

Muhamad Riswandi 2003104

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
2022
A. Metode untuk Quality Control / Pengendalian Mutu / Kontrol Kualitas
Ada banyak pendekatan atau metode untuk pengendalian kualitas. Jenis yang Anda
gunakan tergantung pada produk spesifik Anda dan harus ditentukan sebelum inspeksi
quality control dimulai. Ada tujuh metode quality control utama yang adalah sebagai berikut
ini:
1. Daftar periksa (checklist). Pada dasarnya, pengendalian mutu mengharuskan Anda
untuk memeriksa daftar item yang sangat penting untuk memproduksi dan menjual
produk Anda.
2. Diagram tulang ikan. Visual ini sangat membantu untuk menentukan apa yang
menyebabkan masalah tertentu terjadi, baik itu terjadi pada bahan, mesin, metode atau
tenaga kerja.
3. Peta kendali. Ini membantu Anda melihat bagaimana proses berubah secara historis
menggunakan kontrol. Bagan membantu Anda menemukan dan memperbaiki masalah
saat itu terjadi, memprediksi berbagai hasil dan menganalisis variasi.
4. Stratifikasi. Alih-alih melihat semua faktor bersama-sama, stratifikasi memisahkan
data sehingga Anda dapat mengidentifikasi pola dan area masalah tertentu.
5. Grafik pareto. Jenis diagram batang ini memberikan analisis visual tentang masalah
dan sebab sehingga Anda dapat fokus pada masalah yang paling signifikan.
6. Histogram. Grafik umum yang menggunakan bilah untuk mengidentifikasi distribusi
frekuensi yang menunjukkan seberapa sering cacat terjadi.
7. Diagram Penyebaran. Memplot informasi sepanjang dua sumbu pada grafik ini dapat
membantu secara visual mengidentifikasi hubungan antar variabel.
Quality Control: Faktor Penyebab Produk Reject (Studi Kasus Divisi Sewing PT. Jaya
Asri Garmindo)
Produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk
yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Tujuan Penelitian
tugas akhir ini adalah untuk memperoleh penjelasan mengenai faktor yang menyebabkan
kerusaksan produk pada divisi sewing PT. Jaya Asri Garmindo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu
metode yang mengambil satu objek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan
memfokuskan pada satu masalah. Jenis pengumpulan data yang dipergunakan adalah data
primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui kuisioner yang diberikan kepada
karyawan bagian sewing dan wawancara terhadap supervisor bagian sewing, sedangkan data
sekunder didapat melalui sumber tertulis berupa buku refrensi yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. Jaya Asri Garmindo dalam proses
produksinya sudah sesuai dengan prosedur akan tetapi masih ada kasus kecacatan produk
yang out of control. Kecacatan produk ini didominasi karena faktor sewing. Diketahui
penyebab kecacatan produk pada bagian sewing adalah karena mesin jahit yang belum
optimal, karyawan baru dan order yang menumpuk.
Pihak manajemen lebih memperhatikan pembuatan jadwal untuk penyelesaian order
diatur agar tidak menyebabkan overload pada saat penyelesaian dan memberikan line khusus
terhadap karyawan baru. Perusahaan juga harus memperhatikan kondisi mesin jahit dengan
cara melakukan perawatan secara rutin. Dengan saran yang diberikan oleh peneliti
diharapkan PT. Jaya Asri Garmindo dapat meminimalisirkan kerusakan produk cacat pada
bagian sewing
B. Pengertian Quality Assurance Menurut Para Ahli
1. JIS (2003)
Quality assurance adalah kegiatan-kegiatan yang sistematis yang dijalankan oleh
produsen untuk menjamin bahwa kualitas yang dibutuhkan oleh knsumen
sepenuhnya memuaskan.
2. Damrong (2003)
Quality assurance adalah upaya untuk memastikan bahwa sistem, proses dan
prosedur sesuai dengan standar, harapan, atau rencana yang dijanjikan.
3. J.M. Juran (2000)
Quality assurance adalah aktivitas yang menyediakan bukti-bukti yang diperlukan
untuk memberikan kepercayaan, bahwa semua aktivitas yang berhubungan
dengan kualitas menunjukkan performansi yang efektif.
4. ANSI (2003)
Quality assurance adalah adalah tindakan-tindakan sistematis yang dibutuhkan
untuk meningkatkan derajat kecukupan yang akan memuaskan kebutuhan-
kebutuhan yang diberikan oleh produk dan pelayanannya.
5. Quality Assurance Guidebook (2000)
Quality Assurance adalah suatu tindakan untuk memastikan bahwa produk dapat
dibeli oleh konsumen tanpa ada rasa khawatir dan menggunakannya dalam waktu
yang lama dengan rasa kepuasan.
Macam – Macam Quality Assurance
1. Total Quality Assurance
Total quality assurance adalah jaminan atau penjamin mutu atau kualitas
perusahaan secaar lebih menyeluruh atau total. Penjaminan total terhadap kualitas
suatu perusahaan beserta produk-produk yang diproduksi di dalamnya memang
sangatlah sentral karena berkaitan dengan target jangka pendek maupun jangka
panjang yang telah dipatok oleh perusahaan.
2. Hospitality Quality Assurance
Hospitality quality assurance adalah jaminan atau penjamin mutu untuk sebuah
produk yang ditawarkan oleh industri hospitality semacam hotel atau hal-hal yang
berkaitan dengan pariwisata.
3. Software Quality Assurance
software quality assurance adalah jaminan atau penjamin mutu untuk sebuah
produk yang dihasilkan oleh perusahaan teknologi yang berbasis perangkat lunak
yang memastikan bahwa produk perangkat lunak yang perusahaan tawarkan
adalah produk yang layak digunakan dan memuaskan pelanggan.
Metode Quality Assurance
1. Total quality management (TQM)
Metode ini menggambarkan pendekatan manajerial pada sukses jangka panjang
berdasarkan kepuasaan konsumen.
2. Pengujian kegagalan (failure testing)
Metode dimana perusahaan melakukan pengujian terus-menerus kepada
produknya untuk menentukan apakah terjadi kegagalan atau kerusakana.
3. Statistical process control (SPC)
Metodologi yang dikembangkan oleh Walter Shewhart dari Werstern Electric
Company dan Bell Telephone Laboratories, dimana metodologi ini melakukan
pengelolaan dan pengendalian produksi produk menggunakan metode statistik.
Tugas Quality Assurance
1. Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko
2. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas
3. Memantau dan mengadakan suatu pengujian, inspeksi bahan dan produk terhadap
guna memastikan kualitas dari produk jadi
4. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data
berkualitas
5. Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik
6. Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen
7. Menganalisis suatu data untuk dapat mengidentifikasi sebagian area untuk
perbaikan dalam sistem mutu
8. Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian
Tujuan Quality Assurance
Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan proses pembuatan
produk tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan.
Manfaat Quality Assurance
1. Mampu untuk meningkatkan efisiensi operasional
2. Sangat membantu untuk memotivasi semua anggota agar dapat bekerja lebih baik
dengan memberikan mutu yang tinggi
3. Dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
4. Dapat meningkatkan rasa kepercayaan para konsumennya
5. Meminimalkan terjadinya pengerjaan ulang yang dapat merusak perusahaan
secara finansial seiring berjalannya waktu
6. Berguna untuk menghindari terjadinya pemborosan
Quality Assurance Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

1. Novita Yuliani, S.KM, M.Kes


(Tim PMKP di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, Dosen Tamu D3 Rekam Medis
Universitas Duta Bangsa Surakarta, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo &
STIKES Mitra Husada Kaaranganyar)
2. Sri Wahyuningsih Nugraheni, S.KM, M.Kes
(Dosen Universitas Duta Bangsa Surakarta)
Tenaga rekam medis masih sangat dibutuhkan di Indonesia dibuktikan dengan adanya
kebutuhan tenaga rekam medis di rumah sakit, puskesmas atau di berbagai tempat pelayanan
kesehatan yang masih tinggi. Tenaga rekam medis di rumah sakit minimal dengan pendidikan
D3 rekam medis. Hal ini Sesuai dengan Permenkes RI No 55 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan pekerjaan perekam medis.
Manajemen Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah kegiatan
menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik
sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter klinik, asuransi
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dan menjaga rekaman.
Quality assurance merupakan upaya menjaga mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.
Quality assurance bagi profesi perekam medis dan informasi kesehatan diantaranya adalah
dengan menjaga kelengkapan dokumen rekam medis baik dilihat dari aspek analisis kualitatif
maupun kuantitatif, menjaga kepuasan pasien, menjaga efisiensi mutu rumah sakit, dan
menjaga keamanan pasien.
Kualitas atau mutu pelayanan dirumah sakit perlu diperhatikan dan terus ditingkatkan.
Untuk mengukur indikator mutu pelayannan yang baik, maka rekam medis harus selalu
berbenah terhadap kelengkapan dokumen pasiennya. Petugas rekam medis diantaranya harus
melakukan : analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Merupakan telaah review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam medis.
Review analisis kuantitatif ini terdiri dari: a) Review Identifikasi, b) Review Pelaporan,
c) Review Autentifikasi, d) Review Pencatatan.
Hasil pelaksanaan analisis kuantitatif, maka berkas rekam medis bisa
dikelompokkan menjadi 2 yaitu berkas rekam medis yang sudah lengkap (memenuhi
semua aspek review diatas) dan berkas rekam medis yang masih belum lengkap. Berkas
rekam medis yang sudah lengkap akan diserahkan ke bagian coding dan indexing,
selanjutnya akan diteruskan ke bagian analyzing dan reporting, dan akhirnya disimpan
oleh bagian filing.
2. Analisis Kualitatif
Merupakan suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan tentang ke
konsistensian dan isinya merupakan bukti bahwa rekam medis tersebut akurat
dan lengkap.
Tujuan analisis kualitatif rekam medis adalah mendukung kualitas informasi,
merupakan aktifitas dari risk management, membantu dalam kode penyakit
dan tindakan yang lebih spesifik, penelitian medis, studi administratif, dan untuk
penagihan. Komponen analisis kualitatif rekam medis adalah:
a. Review kelengkapan dan kekonsistensian diagnose
b. Review kekonsistensian pencatatan diagnose
c. Review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat perawatan dan pengobatan
d. Review adanya informed consent yg seharusnya ada
e. Review cara/ praktek pencatatan
f. Review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi
Mutu dan kualitas di rumah sakit ditentukan dari pelayanan dan kelengkapan dokumen
rekam medis yang lengkap. Sesuai dengan Permenkes No 269/ Menkes/Per/III/2008
bahwa dalam Bab II, pasal 2 yang menyatakan bahwa: rekam medis haarus dibuat
secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Artikel ini lebih jelas & detail
bisa dibaca dalam sebuah buku yang sudah penulis tuangkan dengan judul buku
“Quality Assurance Perekam Medis & Informasi Kesehatan”
C. Total Quality Control
TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut se
rtakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas
untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya. Dasar Total Quality Contr
ol adalah mentalitas, kecakapan dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengu
tamakan kualitas kerja. Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguh-
sungguh, jujur dan bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya.
Sistem manajemen Total Quality Control
Sistem manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan sistem m
anajemen, kebijakan manajemen, proses kerja gugus TQC, tujuan gugus kerja TQM dan prog
ram TQM.
1. Yang dimaksud sistem manajemen :
a. Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan sistem manajemen seutuhn
b. Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif
c. Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur piramidal
organisasi dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan TQC sesuai de
ngan fungsinya masing-masing
2. Kebijakan Manajemen
a. Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan memberi pe
ngarahan
b. Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC
c. Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/ kelompok kerja
dengan cara yang benar, agar kesalahan dapat diketahui sedini mungkin
3. Proses Kerja Gugus TQC
a. Pengajuan masalah
b. Analisis permasalahan
c. Mencari pemecahan masalah
d. Presentase pada pihak manajer, serta
e. Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta tindak lanjut dari presentasi
yang dimaksud.
4. Pelaksanaan Program TQC
Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar
TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.
a. Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi informasi
dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan dan latiha
n, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas dan dana
b. Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk pi
mpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, Mendapat dukungan
dari Pucuk Pimpinan
Pemecahan masalah Yang dilakukan Oleh Plan, Do, Check and Action
Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do, Check and Action yang di jabarkan
menjadi delapan langkah:
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan
3) Mengenali status masalah
4) Susun langkah-langkah perbaikan
5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6) Periksa hasil perbaikan
7) Mencegah terulangnya masalah
8) Menggarap masalah selanjutnya
Penerapan Total Quality Control Pada Produksi Susu KUD Karangploso
Pelaksanaan Total Quality Control pada produksi susu di KUD Karangploso. Untuk
mengetahui bagaimana penerapan yang dilaksanakan maka mengunakan penelitian kualitatif
yaitu menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.. Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa penerapan Total Quality Control yang dilakukan KUD Karangploso
melalui beberapa kegitan dimulai dari sosialisasi yang berupa ceramah, demonstrasi, dan
praktik, serta melaksanakan apa yang sudah ada di dalam Standart Operasional Prosedur
yang berisi tentang bagaimana proses penampungan susu sapi segar, bagimana penggunaan
alat pendingin, peralatan alat penampungan susu yang digunakan, kegiatan di pos
penampungan susu, serta penggunaan pendingin packo. Hasil dari penerapan Total Quality
Control (TQC) di KUD Karangploso adalah adanya kerjasama serta manajemen yang lebih
tertata antara KUD sebagai pemasok dan Nestle sebagai distributor. Selain itu adanya
evaluasi bagi peternak sapi yang masih belum maksimal dalam penyetoran susu segar.
Faktor yang mendukung dari adanya penerapan Total Quality Control (TQC) pada produksi
susu KUD Karangploso adalah adanya kerjasama yang baik antara pemasok, peternak dan
distributor. Sedangkan faktor yang menghambat adalah masih adanya beberapa anggota
KUD yang kurang tertib dalam melaksanakan produksi susu.
D. Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management menggambarkan pendekatan manajemen terhadap
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan. Dalam praktek TQM, semua
anggota organisasi berpartisipasi dalam memperbaiki proses, produk, layanan, dan budaya di
mana mereka bekerja.
Total Quality Management dapat diringkas sebagai sistem manajemen untuk organisasi
yang berfokus pada pelanggan yang melibatkan semua karyawan dalam perbaikan terus-
menerus dengan menggunakan strategi, data, dan komunikasi yang efektif untuk
mengintegrasikan mutu ke dalam budaya dan aktivitas organisasi.
Prinsip Total Quality Management : 8 Elemen Utama TQM
Konsep TQM terdapat dalam ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) yang merupakan penerus
dari TQM. Berikut adalah 8 prinsip Total Quality Management :
1. Fokus Pada Pelanggan
Semua upaya yang dilakukan organisasi seperti melakukan pelatihan karyawan
untuk meningkatkan kinerja, mengintegrasikan mutu ke dalam proses perancangan,
mengupgrade komputer atau perangkat, atau membeli alat ukur baru, pada akhirnya
pelanggan menentukan tingkat kualitas dan menentukan apakah usaha tersebut
bermanfaat.
2. Keterlibatan Karyawan
Semua karyawan berpartisipasi dalam bekerja menuju tujuan organisasi secara
bersama-sama. Komitmen karyawan akan diperoleh ketika karyawan diberdayakan dan
manajemen telah menyediakan lingkungan yang tepat bagi mereka. Sistem kerja yang
maksimal mampu mengintegrasikan upaya perbaikan terus-menerus sejalan dengan
operasi bisnis.
3. Proses Terpusat
Bagian mendasar dari TQM adalah fokus pada serangkaian langkah yang
mengambil masukan dari pemasok (internal atau eksternal) dan mengubahnya menjadi
output yang dikirimkan ke pelanggan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk
melaksanakan proses didefinisikan, dan ukuran kinerja terus dipantau untuk mendeteksi
variasi yang tak terduga.
4. Sistem Terintegrasi
Meskipun sebuah organisasi dapat terdiri dari banyak spesialisasi fungsional yang
berbeda dan secara vertikal sering diatur ke dalam departemen terstruktur, namun
proses horizontal mampu menghubungkan fungsi-fungsi ini yang menjadi fokus TQM.
Proses mikro mampu menambah proses yang lebih besar, dan semua proses
digabungkan ke dalam proses bisnis yang diperlukan untuk menentukan dan
menerapkan strategi. Setiap orang harus memahami visi, misi, dan prinsip panduan
serta kebijakan mutu, tujuan, dan proses organisasi, Sebab itu kinerja bisnis harus
dipantau dan dikomunikasikan secara terus-menerus.
Sistem bisnis terintegrasi dapat dimodelkan setelah memasukkan standar ISO
9000. Setiap organisasi memiliki budaya kerja yang berbeda, dan hampir tidak mungkin
untuk mencapai keunggulan dalam produk dan layanannya tanpa ditanamkan budaya
mutu yang baik. Dengan demikian, sistem terintegrasi menghubungkan elemen
peningkatan bisnis dalam upaya untuk terus memperbaiki dan melampaui harapan
pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
5. Pendekatan Strategis dan Sistematis
Bagian penting dari pengelolaan mutu adalah pendekatan strategis dan sistematis
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Proses yang disebut Strategic
Planning atau Strategic Management ini mencakup perumusan rencana strategis yang
mengintegrasikan mutu sebagai komponen inti.
6. Perbaikan Berkelanjutan
Dorongan utama TQM adalah perbaikan proses secara terus-menerus yang dapat
membuat sebuah organisasi menjadi analitistis dan kreatif dalam menemukan cara
untuk menjadi lebih kompetitif dan lebih efektif dalam memenuhi harapan stakeholder.
7. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Bukti
Untuk mengetahui seberapa baik kinerja sebuah organisasi maka diperlukan data
tentang ukuran kinerja. TQM mensyaratkan bahwa sebuah organisasi terus
mengumpulkan dan menganalisis data untuk meningkatkan ketepatan pengambilan
keputusan, mencapai konsensus, dan memungkinkan prediksi berdasarkan catatan yang
telah lalu.
8. Komunikasi
Selama masa perkembangan organisasi dan juga bagian dari operasi sehari-hari,
komunikasi yang efektif memainkan peran besar dalam menjaga moral dan memotivasi
karyawan di semua tingkat. Komunikasi melibatkan strategi, metode, dan ketepatan
waktu.
TQM Jadi Kunci PT Komatsu Indonesia Kejar Target Bisnis

PT Komatsu Indonesia terpilih menjadi salah satu finalis untuk mengikuti sesi
penjurian TOP GRC 2019 yang diselenggarakan oleh Majalah Top Business Indonesia pada
Jumat 12 Juli 2019 di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut Komatsu Indonesia memaparkan penerapan governance,
risk management, and compliance (GRC) dalam pengelolaan perusahaan melalui
implementasi prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM) yang telah dilakukan sejak
2014.
Penerapan prinsip TQM ini pun telah berbuah manis dengan PT Komatsu Indonesia
memperoleh Deming Prize dari JUSE (Japan Union of Scientists and Engineers) di Jepang
pada 14 November 2018 silam. Perusahaan yang memproduksi berbagai produk dan
komponen alat berat merek Komatsu di Indonesia ini dinilai sudah berhasil
mengimplementasikan TQM, baik dari level top management hingga level staf, sehingga
menghasilkan kualitas terbaik dalam setiap aspek dan siklus pekerjaan.
Deputy General Manager Komatsu Indonesia Rofiur Rutab mengatakan Implementasi
TQM dilakukan untuk merealisasikan strategi dan tujuan bisnis dari perusahaan. Ia
menyebutkan implementasi TQM di Komatsu Indonesia mencakup 7 poin utama.
“Yang pertama yaitu mengenalkan dan mensosialisasikan strategi dan target-target
perusahaan mulai dari visi, misi, tujuan, strategi berjangka (pendek, menengah dan jangka
panjang), kebijakan manajemen, target per divisi hingga penteapan target per individu di
perusahaan,” kata Rofiur.
Implementasi TQM yang kedua yakni menciptakan nilai-nilai baru dari sudut pandang
pelanggan. Dalam hal ini Komatsu Indonesia mengembangkan produk-produk baru
berdasarkan kebutuhan pelanggan dan mitra-mitra bisnis di Indonesia serta berdasar
pada Poroduct Life Cycle Cost dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas mesin
pelanggan.
Yang ketiga yakni manajemen dan peningkatan kualitas dari produk yang dihasilkan
Komatsu Indonesia. Yang Keempat membangun system manajemen. “ Dalam hal ini
Komatsu Indonesia mendefinisikan ulang proses operasional untuk tahap pengembangan
produk hingga tahap layanan purna jual dengan membuat QASC (Quality Assurance System
Chart) atau Bagan Sistem Jaminan Kualitas. QASC ini menginformasikan dua hal yakni
tugas dan otoritas dari setiap divisi dan memetakan ulang koneksi antar divisi,” ujar Rofiur.
Implementasi TQM yang kelima adalah mengumpulkan dan menganalisis informasi melalui
system ICT yang telah terintegrasi. Yang keenam yakni pengembangan SDM pegawai.
Menurut Rofiur Komatsu Indonesia meyakini bahwa Man Power atau SDM yang memadai
merupakan kunci utama bagi perkembangan perusahaan. Karenanya, sambung Rofiur,
Komatsu Indonesia secara konsisten selalu melakukan pelatihan dan program pengembangan
SDM untuk mengejar target bisnis.
Director PT Komatsu Indonesia, Pratjojo Dewo mangatakan melalui penerapan TQM
Komatsu Indonesia melakukan perubahan bisnis dengan membuat sistem produksi yang
fleksibel, sehingga mampu membangun struktur operasional yang mampu memenuhi
perubahan permintaan secara cepat dan responsif. Fasilitas-fasilitas produksi yang berada di 3
lokasi (Cakung-Cilincing, KBN Cilincing, dan MM2100) dan terintegrasi (steel casting,
fabrikasi, assembling, hydraulic cylinder dan remanufacturing), termasuk di dalamnya
fasilitas Material Technology Center menjadi salah satu kekuatan perusahaan untuk
menjalankan strategi tersebut.
Komatsu Indonesia juga mengembangkan sumber daya manusia melalui perspektif
jangka panjang dengan mengidentifikasi kapabilitas setiap karyawannya untuk memenuhi
tujuan dan strategi bisnis. Sebagai hasilnya, perusahaan ini telah meningkatkan market share,
mengurangi angka claim hingga setengahnya, dan berhasil meningkatkan kapabilitas para
karyawan sehingga mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk bisa mengerti
kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan mengatasi perubahan.
Perusahaan yang berdiri pada 1982 ini membuat berbagai jenis alat berat konstruksi dan
pertambangan seperti Buldozer, Excavator, Motor Grader dan Dumptruck beserta
komponennya yang tidak hanya dipakai sendiri tapi juga diekspor sebagai salah satu base
manufacturing Komatsu global.
REFERENSI
https://belajarekonomi.com/quality-control/
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/80694/Quality-Control-Faktor-Penyebab-Produk-
Reject-Studi-Kasus-Divisi-Sewing-PT-Jaya-Asri-Garmindo
https://sarjanaekonomi.co.id/quality-assurance/
https://media-infokes.com/2019/08/24/quality-assurance-perekam-medis-dan-informasi-
kesehatan/
http://bukucepatpaham.blogspot.com/2013/01/makalah-total-quality-control-tqc.html
https://jimfeb.ub.ac.id
https://isokonsultindo.com/total-quality-management
https://www.topbusiness.id/22947/tqm-jadi-kunci-pt-komatsu-indonesia-kejar-target-
bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai