Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu kekuatan


pendorong bagi pembangunan perekonomian Indonesia. Sektor UKM memegang
peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja
yang mampu diserap oleh UKM. UKM ini selain memiliki arti strategis bagi
pembangunan, juga sebagai upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan yang
telah dicapai (Anoraga dan Sudantoko, 2002: 224). Hal ini karena UKM cukup
fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah
permintaan pasar. Selain itu, UKM juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih
cepat dibandingkan sektor usaha lainnya.
Dibalik daya tahan yang dimiliki, banyak kendala yang dihadapi UKM,
khususnya dalam menghadapi era globalisasi. Salah satunya adalah masalah
kualitas produk yang dihasilkan, terutama oleh UKM dalam industri pangan.
Dalam hal ini, banyak pihak dari UKM yang belum menyadari pentingnya
penerapan QC dalam proses produksinya, sementara peraturan dunia bahkan
dalam negeri semakin ketat mensyaratkan kualitas produk yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan. Sebagai ilustrasi UU No. 8 Tahun 1999 (Ariani, 1999) yang
mewajibkan pelaku usaha untuk:
a. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar kualitas barang dan/atau
jasa yang berlaku

b. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau


mencoba barang dan/atau jasa tertentu, serta memberi jaminan dan/atau
garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan

c. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian


akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.

Teknik Industri | 1
d. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian

Permasalahan mengenai kualitas produk menjadi salah satu faktor yang


perlu diperhatikan para usaha kecil menengah seperti UKM karena mutu atau
kualitas menjadi salah satu hal yang berpengaruh terhadap kemajuan usaha
mereka.
Kualitas merupakan cara yang paling baik untuk memastikan adanya
kesetiaan pelanggan, pertahanan yang paling baik terhadap pesaing asing dan
satu-satunya jalan untuk memantapkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan dalam keadaan pasar yang sulit (Faure dan Faure, 1996: 1-2).
Kualitas yang baikmerupakan suatu prestasi yang didapatkan suatu perusahaan di
mata para konsumen.
Kualitas makanan yang dihasilkan akan menjadi baik karena sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah bahan baku, proses pengerjaan,
peralatan yang dipakai, dan lain-lain. Konsumen secara otomatis akan merasa
puas jika mendapatkan suatu produk yang memiliki kualitas seperti yang
diinginkan. Kualitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi
tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi
pembayaran biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi
inspeksi dan pengujian, mengurangi waktu pengiriman produk ke pasar,
meningkatkan hasil (yield) dan meningkatkan utilisasi kapasitas produksi serta
memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa (Nasution, 2005: 12).
Peningkatan kualitas harus dilakukan agar perusahaan tidak kehilangan
pangsa pasar. Peningkatan kualitas suatu produk dapat dilakukan apabila
kecacatan dapat diketahui terlebih dahulu. Pengendalian kualitas merupakan salah
satu cara untuk melakukan peningkatan kualitas. Setiap aksi yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok bahkan organisasi untuk memastikan bahwa sebuah produk
dapat lolos dari standar spesifikasi sering disebut dengan pengendalian kualitas
(Banks, 1989).

Teknik Industri | 2
Nastiti, Heni (2013) mengatakan bahwa kualitas produk yang dihasilkan
ditentukan oleh kegiatan yang dilakukan pada saat awal proses produksi hingga
barang jadi agar produk yang dihasilkan berkualitas baik. Nastiti, Heni (2013)
juga mengatakan bahwa kurangnya pengawasan standar kerja yang jelas menjadi
salah satu pemicu sering terjadinya kecacatan produksi. Adanya kecacatan produk
akan berdampak pada proses produksi yang dapat menimbulkan penambahan
biaya sehingga dianggap pemborosan dan tidak dapat menggunakan sumber daya
secara baik. Dengan kata lain pengawasan kualitas merupakan usaha untuk
mempertahankan kualitas dan barang-barang yang dihasilkan agar sesuai dengan
spesifikasi dan mendapatkan hasil yang baik, Assauri (2004) sehingga
pengendalian kualitas yang sangat erat berhubungan dengan proses produksi dapat
terus dioptimalkan, Susetyo, et al (2011).
Donat merupakan roti yang berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya
dan proses akhir pengolahan dengan cara digoreng. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan donat yaitu tepung terigu protein tinggi, telur, yeast, mentega, baking
powder, dan gula pasir. Mempunyai karakteriktik tekstur lunak, volume ringan,
rasanya manis dan warna kecoklatan. Pada pembuatan donat pencampuran garam
sebaiknya dipisah dengan yeast karena dapat menghambat proses fermentasi
(Iriyanti, 2012).
Teknik yang digunakan untuk membuat donat dengan tepung protein
tinggi, baking powder, yeast, susu bubuk, mentega, air dan telur dengan
pencampuran dan pengulian, teknik straight dough. Setelah itu dilanjutkan dengan
menggoreng (deep fraying) dengan minyak banyak suhu 180˚C selama 10 menit
(Iriyanti, 2012).
Donat merupakan suatu makanan seperti roti yang berbentuk bulat dengan
lubang di tengahnya dan proses akhir pengolahan dengan cara digoreng. Tingkat
pengembangan merupakan suatu kemampuan donat dalam mengalami
pertambahan ukuran sebelum dan sesudah proses penggorengan.
Tingkat pengembangan pada pembuatan donat selain dipengaruhi dengan
ragi, tingkat pengembangan dipengaruhi dengan adanya gluten dalam suatu
adonan. Adonan yang mengandung gluten akan mampu menahan gas hasil

Teknik Industri | 3
peragian, sehingga hasil yang diperoleh berdaya kembang besar (Khotmasari,
2013).

1.2 Permasalahan
Masalah yang akan dibahas dalam modul ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana memetakan dan mendefenisikan kualitas di unit yang
dipantau?
2. Bagaimana mengidentifikasikan karakteristik kualitas produk di unit yang
dipantau?
3. Bagaimana mengidentifikasikan aliran proses produksi di unit yang
dipantau?
4. Bagaimana mengidentifikasikan titik-titik potensial agar dapat dilakukan
pengendalian kualitas secara statistik?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan yang dilakukan pada modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu memetakan dan mendefenisikan kualitas di unit yang
dipantau.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan karakteristik kualitas produk di unit
yang dipantau.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan aliran proses produksi di unit yang
dipantau.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan titik-titik potensial agar dapat
dilakukan pengendalian kualitas secara statistik.

Teknik Industri | 4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Definisi Kualitas
Defenisi kualitas berkembang terus seiring dengan berjalannya waktu.
Berikut ini merupakan contoh defenisi "kualitas" dari berbagai interpretasi :
a. ISO 9000
"Tingkatan untuk menentukan karakteristik yang memenuhi keinginan
konsumen".
b. Philip B. Crosby in the 1980s
"Conformance to requirements".
c. Joseph M. Juran
"Fitness for use". Fitness ditentukan oleh konsumen.
d. Gerald M. Weinberg
"Value to some person".
e. Genichi Taguchi
Meminimasi loss dimana ekspektasi loss terdiri atas variasi dan bias.

Kualitas merupakan kondisi yang dinamis, sesuatu yang dianggap


mempunyai kualitas yang baik saat ini, mungkin dianggap kurang berkualitas di
masa yang akan datang.
Dalam industri dan manufaktur, Quality Control merupakan sistem yang
memastikan produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen.
Quality Control (QC) terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu online (statistical
quality control) dan offline (design of experiment).
Untuk mewakili keinginan konsumen, maka perlu ditentukan karakteristik
kualitas yang didefenisikan sebagai jumlah elemen yang dapat digunakan untuk
mengukur kualitas suatu produk atau jasa. Ada 3 (tiga) macam karakteristik
kualitas, yaitu :

1. Physical

Teknik Industri | 5
Contoh : panjang, lebar
2. Sensory
Contoh : rasa, penampilan, warna
3. Time Orientation
Contoh : reability, serviceability

2.1.2 Metode-Metode Pengukuran Kualitas


Pengukuran kualitas produk dilakukan dengan metode-metode pengukuran
kualitas tertentu seperti uji visual, uji beban dan dengan alat pengukuran lainnya
seperti mistar, timbangan digital dan lain-lain. Dalam hal ini ada 2 (dua) macam
data yaitu, data variabel dan data atribut.
Terdapat 7 tools yang digunakan dalam QC, diantaranya yaitu :
1. Check Sheet
Lembar Periksa (Check Sheet) adalah suatu formulir, di mana item-
item yang akan diperiksa telah dicetak didalamnya, dengan maksud
untuk memudahkan pengumpulan data.
2. Control Chart (Peta Kontrol)
Peta kendali merupakan alat bantu untuk mengetahui terkendali
atau tidaknya suatu proses suatu proses. Proses yang terkendali
merupakan proses yang stabil, dimana semua titik ada dalam batas
kendali, random dan penyebabnya adalah penyebab umum saja. Peta
kendali yang umum digunakan adalah peta kendali Shewhart yang
ditemukan oleh Dr. Walter Shewhart, terdiri dari :
a. Peta kendali variabel, terdiri dari peta kendali dan peta kendali R

atau S.
b. Peta kendali atribut, terdiri dari :
- Untuk mengendalikan defective atau produk cacat : p dan np chart
- Untuk mengendalikan defect atau jenis kecacatan : c dan u chart
3. Defect Concentration Diagram
Merupakan diagram yang digunakan untuk menunjukan tingkat
kecacatan produk yang ada dalam suatu produksi.

Teknik Industri | 6
4. Histogram
Merupakan grafik bentuk batang yang memperlihatkan data yang
didapat dari suatu kondisi dan dibagi atas beberapa bagian, serta dibuat
sesuai nilai data yang ada dalam bagiannya.
5. Pareto Chart
Chart ini dibuat berdasarkan data-data yang dibagi dan disusun
menurut bagiannya dan diurut sesuai besarannya. Grafik ini
memperlihatkan bagian terjadinya suatu masalah dan tingkat kenaikan
pengaruhnya.
6. Scatter Plot
Merupakan Tools yang digunakan untuk memerilksa apakah dua
jenis data saling berhubungan (Korelasi). Biala ada hubungan maka kita
harus memeriksa dan mengatur faktor tertentu untuk memasukan nilai
karakteristik ke dalam daerah spesifikasinya.
7. Ishikawa Diagram
Lebih dikenal dengan sebutan diagram Tulang Ikan (Fish Bone),
merupakan diagram sebab akibat yang bertujuan untuk
mempresentasikan hubungan antara akibat (effect) dan penyebab
potensial atau penyebab yang paling memungkinkan yang berhubungan
dengan akibat tersebut. Diagram ini membantu memahami kegagalan
mekanisme yang terjadi, sehingga dapat digunakan langkah pencegahan
dengan tindakan proaktif.
Operation Process Chart (OPC) adalah salah satu jenis peta-peta kerja
yang digunakan untuk menggambarkan aliran sebuah proses produksi. Titik-titik
potensial adalah titik-titik atau tahapan-tahapan proses yang perlu dikerjakan
dengan hati-hati dan penuh dengan ketelitian, karena kesalahan pada tahap ini
dapat mengakibatkan produk cacat. Titik potensial ditentukan dari proses-proses
pada OPC pembuatan produk atau jasa yang bersangkutan.

2.1.3 Definisi Roti

Teknik Industri | 7
Roti merupakan produk sederhana yang diselesaikan dengan di oven.
Dalam pembuatan roti memerlukan enam macam bahan dasar yang paling utama
digunakan, yaitu tepung protein tinggi, air, garam, gula pasir, yeast dan lemak.
Beberapa bahan lainnya digolongkan sebagai bahan penambah agar memperoleh
penggunaan yang efektif dan maksimal, serta untuk meningkatkan kelezatan dan
nilai gizi roti. Keberhasilan dalam membuat roti sangat tergantung pada dua hal
yaitu cara gluten di kembangkan dan di fermentasi. Pengembangan gluten
dilakukan pada waktu pengulian, sedangkan yeast dikembangkan pada saat
pengulian. Dan untuk menghasilkan produk roti yang lebih empuk, lembut dapat
ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan seperti telur, susu dan pelembut
(bread improver) (Iriyanti, 2012).
Donat merupakan roti yang berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya
dan proses akhir pengolahan dengan cara digoreng. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan donat yaitu tepung terigu protein tinggi, telur, yeast, mentega, baking
powder, dan gula pasir. Mempunyai karakteriktik tekstur lunak, volume ringan,
rasanya manis dan warna kecoklatan. Pada pembuatan donat pencampuran garam
sebaiknya dipisah dengan yeast karena dapat menghambat proses fermentasi
(Iriyanti, 2012).
Teknik yang digunakan untuk membuat donat dengan tepung protein
tinggi, baking powder, yeast, susu bubuk, mentega, air dan telur dengan
pencampuran dan pengulian, teknik straight dough. Setelah itu dilanjutkan dengan
menggoreng (deep fraying) dengan minyak banyak suhu 180˚C selama 10 menit
(Iriyanti, 2012).
Donat merupakan suatu makanan seperti roti yang berbentuk bulat dengan
lubang di tengahnya dan proses akhir pengolahan dengan cara digoreng. Tingkat
pengembangan merupakan suatu kemampuan donat dalam mengalami
pertambahan ukuran sebelum dan sesudah proses penggorengan.
Tingkat pengembangan pada pembuatan donat selain dipengaruhi dengan
ragi, tingkat pengembangan dipengaruhi dengan adanya gluten dalam suatu
adonan. Adonan yang mengandung gluten akan mampu menahan gas hasil

Teknik Industri | 8
peragian, sehingga hasil yang diperoleh berdaya kembang besar (Khotmasari,
2013).

2.2 Kegiatan
Rangkaian kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada modul 1 yaitu :
a. Melakukan observasi (penelitian) ke unit yang akan dipantau.
b. Menggambarkan OPC di unit yang akan dipantau.
c. Mendefenisikan kualitas yang ada di unit yang dipantau.
d. Menentukan karakteristik kualitas produk atau jasa yang ada di unit yang
dipantau.
e. Menentukan titik-titik potensial pengendalian kualitas.
f. Menentukan metode pengukuran kualitas yang tepat bagi setiap titik
potensial.

Teknik Industri | 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Untuk mendapatkan berbagai macam data yang dibutuhkan dalam penelitian


ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

1. Library Research (Studi kepustakaan), merupakan penelahan buku-buku,


proses ini dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti serta metode-
metode yang perludilakukan untuk mencari solusi dari suatu
permasalahan.
2. Field Research (Studi lapangan), merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan investigasi langsung ke objek penelitian. Data
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a) Data primer yaitu data yang berasal dari pengamatan langsung ke
sumber data kemudian dihitung langsung sesuai dengan kebutuhan.

3.2 Laporan Kegiatan

Nama kelompok 11:


1. Malik Ismanto
2. Rahmanita Alfia
3. Rahmi R Prahmadani
4. Nur Andina Ely
5. Lailatul Jannah Haupea

Tabel 3.1 Laporan Kegiatan


Hari/Tanggal
Jenis Unit Batas Waktu Lokasi
Pengamatan Data
Selasa,19 Jln. Air kuning
Donat 10.34 - 11.40 WIT
November 2019 (Home Industri)

Teknik Industri | 10
a) Alat yang digunakan untuk pembuatan Donat

1. Kompor 32 sumbu 4. baskom atau wadah 40 cm 7. Cetakan ukuran diameter 7 cm


2. Wajan 23 cm 5.Sendok the
3. Spatula 40 cm 6. Gelas belimbing 250 ml
b) Bahan yang digunakan untuk pembuatan Donat
- bahan untuk adonan:
1. 1 kg tepung terigu
2. 200 gram gula pasir
3. 11 gram ragi instan
4. 4 gram baking powder
5. 4 gram garam
6. 4 butir kuning telur
7. 200 gram mentega
8. 500 ml susu cairan
- Bahan olesan
1. Mentega 100 gram
2. Meises coklat 500 gram

Teknik Industri | 11
BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.1 Operation Process Chart (OPC)


PETA PROSES OPERASI
NAMA OBJEK : PEMBUATAN ROTI DONAT
DIPETAKAN : KELOMPOK
NOMOR PETA : 11
TANGGAL DIPETAKAN : 19-NOVEMBER-2019

MINYAK GORENG MENTEGA TELUR BAKING POWDER RAGI GULA PASIR TEPUNG TERIGU

1' 45'’ 1' DITAKAR 1'


45'’ DITAKAR DITAKAR 10'' DIPECAHKAN 45'’ DITAKAR DITAKAR
O-2
DITAKAR
O-17 O-11 O-8 O-5 (TIMBANGAN) O-3 (TIMBANGAN) (TIMBANGAN) O-1 (TIMBANGAN)
(TIMBANGAN) (TIMBANGAN) (SENDOK)
AIR

5' 1' DIPISAHKAN 1'


DIPANASKAN O-9 O-4 DILARUTKAN
O-18 KUNING TELUR
(KOMPOR) (GELAS)
(SENDOK)

AIR
DICAMPUR
7' (MIXER)
O-6

SUSU CAIR
5' DICAMPUR
O-7
(MIXER)

5' O- DIULENI
10 (TANGAN)

15' DIULENI
O-12 SAMPAI KALIS
I-1 (TANGAN)

DITUTUP DAN
60'
O-13 DIDIAMKAN
(WADAH &KAIN)

20' O-14 DIBAGI PER


I-2 PIECES
(TANGAN)

10' DIDIAMKAN
O-15 (WADAH)

15' DICETAK
O-16 (CETAKAN)

15' DIGORENG
O-19
(WAJAN)

5' DIANGKAT DAN


O-20 DITIRISKAN
MENTEGA (TIRISAN)
MEISES COKELAT

KEGIATAN JUMLAH WAKTU (MENIT) 15' DIBERI TOPING


O-21 (KUAS)
19 150'25'’

1'
2 35' I-3 INSPEKSI

1 1'
DISIMPAN

TOTAL 186'25'’

Gambar 4.1 Peta Proses Operasi

Dapat dilihat pada gambar OPC di atas, dilakukan operasi sebanyak 21


dan inspeksi sebanyak 3 kali. Pada operasi pertama, tepung terigu ditakar, pada
operasi kedua gula pasir ditakar, pada operasi ketiga ragi ditakar kemudian pada
operasi kelima baking powder ditakar (keempat operasi tersebut dilakukan
menggunakan timbangan). Pada operasi keempat ragi dilarutkan dengan air di

Teknik Industri | 12
dalam gelas. Pada operasi keenam, tepung terigu, gula pasir, ragi dan baking
powder dicampur menggunakan mixer. Pada operasi ketujuh adonan tersebut
dicampurkan dengan susu cair. Pada operasi kedelapan dan kesembilan, telur
dipecahkan dan diambil kuning telur. Pada operasi kesepuluh, adonan diuleni
dengan menambahkan kuning telur.
Pada operasi kesebelas, mentega ditakar kemudian diuleni dengan adonan
pada operasi ke-12 sekaligus diinspeksi. Kemudian pada operasi ke-13, adonan
ditutup dengan kain kemudian didiamkan selama 1 jam hingga adonan
mengembang. Kemudian pada operasi ke-14 adonan dibagi menjadi lebih kecil
(per unit donat) sekaligus diinspeksi. Pada operasi ke-15, adonan per unit tersebut
didiamkan selama 10 menit. Kemudian pada operasi selanjutnya, adonan per unit
donat dicetak.
Kemudian pada operasi ke-17 dan ke-18, minyak goreng ditakar kemudian
dipanaskan. Pada operasi selanjutnya donat digoreng hingga matang. Pada operasi
k-20, donat diangkat dan ditiriskan. Pada operasi selanjutnya, donat-donat diberi
topping, kemudian dilakukan inspeksi terakhir.

4.2 Karakteristik Kualitas


Karakteristik dari kualitas terdiri dari 9 dimensi yaitu :
1. Fisik Produk
Karakteristik fisik dari donat yaitu berbentuk bulat berwarna cokelat dan
terdapat lubang di tengah donat dengan diberi topping meises cokelat.
Ukuran donat dengan tebal 3,8 cm, diameter 7, dan berat 81 gram.
2. Hasil Produk (Performance)
Karakteristik utama dari produk donat adalah rasa dan tekstur dari donat
tersebut. yakni rasa donat yang enak, tekstur adonan yang lembut, padat
dan mengenyangkan.
3. Ciri-Ciri atau Keistimewaan Tambahan (Features)
Keistimewaan tambahan yang membedakannya dengan produk donat
home industry yang lain hanyalah topping donat tersebut lebih banyak
dibandingkan donat-donat home industry lainnya.
4. Kehandalan (Reliability)

Teknik Industri | 13
Berdasarkan pengamatan data yang telah kelompok kami lakukan, rasa dan
tekstur dari donat yang kami amati sesuai dengan keinginan konsumen dan
konsisten per tiap unit donat. Sedangkan bentuk/fisik dari donat masih
dianggap sesuai bagi konsumen karena konsumen tidak memiliki standar
yang lebih rinci mengenai bentuk donat home industry yang diinginkan.
5. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Spesification)
Karakteristik rasa dari donat yang kami amati sesuai dengan spesifikasi
yang diharapkan, karena rasa donat konsisten (sama pada setiap unit) dan
sesuai dengan keinginan konsumen. Sedangkan bentuk/fisik dari donat per
tiap unitnya tidak sama (ukuran diameter, tebal dan berat), tetapi tetap
berada dalam batas kontrol. Namun, tidak menutup kemungkinan akan
adanya produk-produk yang cacat atau berada di luar batas spesifikasi.
Mengenai produk cacat dan aspek kecacatan dari donat akan dibahas lebih
lanjut pada sub-subbab 4.3.
6. Daya Tahan (Durability)
Terkait dengan daya tahan dari produk donat, produk ini dapat bertahan
dalam kondisi baik maksimal selama 2 hari tergantung juga pada cara
penyimpanannya. Lebih dari jangka waktu 2 hari, maka kualitas dari donat
akan menurun, seperti tekstur donat menjadi lebih keras, bahkan hingga
berjamur.
7. Pelayanan (Serviceability)
Pada karakteristik ini, aspek seperti ketersediaan produk serta pelayanan
terhadap konsumen dianggap cukup baik. Hal ini karena donat diproduksi
setiap hari dan dijual langsung ke konsumen tanpa melalui distributor,
sehingga produsen lebih mengetahui perkiraan berapa unit yang harus
diproduksi sesuai permintan pasar per hari.
8. Estetika (Aesthetics)
Merupakan karakteristik daya tarik produk terhadap panca indera. Secara
umum, bentuk donat yang kami amati memiliki estetika yang sama seperti
donat-donat home industry lainnya karena memiliki penampakan yang

Teknik Industri | 14
sama yakni berbentuk bulat, berwarna cokelat dan terdapat lubang di
tengah donat.

9. Kualitas yang Dirasakan (Perceived Quality)


Karakteristik ini berdasarkan pada pengalaman konsumen. Rata-rata
konsumen yang pernah mengkonsumsi donat yang kami amati merasa
puas dengan cita rasa dan pelayanan dari produsen. Selain itu harga dari
produk yang murah juga menjadi salah satu pertimbangan kepuasan
konsumen.

4.3 Metode Pengukuran Kualitas


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, jenis cacat yang paling sering
terjadi pada produksi donat home industry yang kami amati yaitu :
1. Berat masing-masing produk berbeda-beda.
Faktor yang menyebabkan berat masing-masing produk berbeda-beda
diantaranya :
 Operator tidak membagi adonan per unit sama persis.

Teknik Industri | 15
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penulisan laporan modul 1 dapat disimpulkan bahwa :


1. Defenisi dari kualitas pada produk donat home industry di Kebun Cengkeh
yaitu donat yang mampu memenuhi keinginan pelanggan yang dituangkan
menjadi spesifikasi yang harus dipenuhi oleh donat yang diproduksi
berupa berbagai karakteristik seperti bentuk donat, ukuran dan rasa dari
donat tersebut.
2. Karakteristik kualitas dari donat terdiri dari fisik (berbentuk bulat
berwarna cokelat dan terdapat lubang di tengah donat dengan diberi
topping coklat ceres dengan tebal antara 3,8 cm, diameter 7, dan berat 81
gram), performansi (cita rasa yang enak dan tekstur yang lembut),
reliability (rasa dan tekstur yang konsisten), serviceability (layanan yang
baik), estetika (cukup baik), kualitas yang dirasakan cukup memuaskan
konsumen.
3. Aliran dari proses produksi donat pada home industry di Kebun Cengkeh
telah dibuat dalam Peta Proses Operasi, dimulai dari pengolahan bahan-
bahan baku produksi, pencampuran, pencetakan produk, pemrosesan akhir
yakni digoreng dan diberi sentuhan akhir hingga produk siap dipasarkan.
4. Titik-titik potensial yang dapat menyebabkan kecacatan yaitu pembuatan
adonan, dan proses pencetakan.

Teknik Industri | 16

Anda mungkin juga menyukai