Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum dan berlandaskan
berdasarkan asas kekeluargaan dan juga asas demokrasi ekonomi serta terdiri dari
beberapa anggota didalamnya. Koperasi merupakan salah satu kegiatan organisasi
ekonomi yang bekerja dalam bidang gerakan potensi sumber daya yang memiliki
tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Sumber daya ekonomi yang ada dalam
koperasi terbatas sehingga lebih mengutamakan kesejahteraan dan kemajuan
anggotanya terlebih dahulu. Agar suatu koperasi bisa berjalan lancar, koperasi
harus bisa bekerja secara efisien dan mengikuti adanya prinsip dan kaidah
ekonomi yang ada.
Koperasi berdasarkan jenis usahanya dibagi ke dalam empat jenis, yaitu
koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha, koperasi produksi dan koperasi
konsumen. Jenis koperasi simpan pinjam adalah jenis koperasi yang banyak
diikuti oleh masyarakat. Konsep dari koperasi ini adalah anggota yang
menyimpan uangnya di koperasi akan mendapatkan imbalan menabung dan
anggota yang melalukan peminjaman akan dikenakan jasa. Jasa yang dikenakan
oleh anggota yang meminjam adalah berupa bunga kecil ketika melakukan
pembayaran terhadap uang yang dipinjamnya. Oleh sebab itu koperasi itu berasal
dari anggota, oleh anggota dan hasilnya pun akan dikembalikan untuk anggota.

Namun demikian apakah ketika kebijakan kredit tersebut dilakukan pada


suatu koperasi apakah pihak manajemen koperasi menggunakan prinsip penilaian
5C yaitu menilai character (watak), capacity (kemampuan), capital (modal),
collateral (jaminan), condition (kondisi) dalam proses pengendalian aktivitas
kredit yang dilakukan. Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi
kelayakan (feasibility study) atau perusahaan pemohon kredit. Penilaian kredit
adalah suatu kegiatan pemreriksaan, penelitian, dan analisa terhadapt
kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit
calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut
diterima atau ditolak.

1
Koperasi Pemuda Tri Karya adalah salah satu koperasi yang didirikan pada
tanggal 7 April 1997, dengan surat keputusan Tahun 1997 No : 108 / BA /
KWK.25 / IV / 1997, beralamat di Desa Lateri 1 (berhadapan dengan SMA Negeri
5 Ambon), Jln. Wolter Monginsidi, Ambon. Produk koperasi terbagi mnjadi dua
yaitu Kredit Harian, yaitu kredit yang waktu penagihan atau lamanya penagihan
selama 30 hari kerja pembayaran serta penagihan dilakukan setiap hari kerja
(tidak terhitung hari Minggu dan hari libur) dan Kredit Mingguan, yaitu kredit
yang waktu penagihan atau lamanya penagihan selama 10 kali pembayaran,
pembayaran dilakukan tiap minggu, serta batas waktu paling lambat 3 bulan.
Daerah pelayanan terbagi menjadi tiga uni yaitu unit pelayanan Lateri, unit
pelayanan Teluk Ambon, dan unit pelayanan kota. Saat ini masalah yang ada pada
Koperasi Pemuda Tri Karya adalah bagaimana menentukan sistm keputusan
kriteria yang tempat agar nasabah bisa mendapat pinjaman.

Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan sistem yang membantu


pembuat keputusan dalam kondisi keputusan yang kurang terstruktur. Dalam
kasus penyeleksian pemberian kredit bagi calon nasabah, keputusan dipilih dari
berbagai alternatif hasil pengolahan informasi yang diperoleh menggunakan
model pengambil keputusan.

Metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan penyeleksian


pemberian kredit bagi calon nasabah untuk mencari alternatif terbaik berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan Weight Product (WP)
yang merupakan salah satu metode untuk pengambilan keputusan dengan
memeberikan hasil terbaik atau metode penyelesaian dengan menemukan rating
tertinggi dari setiap kriteria. Metode ini dapat digunakan untuk pemecahan
masalah di berbagai bidang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan


masalah dalam makalah ini adalah:

2
Bagaimana merancang suatu sistem pendukung keputusan pada Koperasi
“Pemuda Tri Karya” Kota Ambon menggunakan Ms. Excel dalam kelayakan
penilaian pemberian kredit kepada nasabah atau calon nasabah serta dengan
menerapkan prinsip kriteria 5C?

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menghasilkan/merancang suatu sistem pendukung keputusan


penyeleksi pemberian kredit bagi calon nasabah pada Koperasi “Pemuda
Tri Karya” Kota Ambon menggunakan Ms. Excel dengan menerapkan
prinsip kriteria 5C.
2. Untum mempermudah individu Koperasi “Pemuda Tri Karya” Kota
Ambon dalam menetapkan layak atau tidaknya pemberian kredit kepada
nasabah atau calon nasabah.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Sistem (DSS)


secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan
kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk
masalah semi terstruktur (Turban, 2005: 137).

Menurut Alter dalam Kusrini (2007:15), SPK merupakan sistem informasi


interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data.
Sistem pendukung tersebut digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
dalam situasi yang semi terstuktur dan situasi tidak terstruktur, dimana tak
seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.Dari
beberapa definisi diatas, maka dapat diketahui bahwa SPK adalah suatu sistem
informasi spesifik yang ditunjukan untuk membantu pengambil keputusan dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi
terstruktur dan tidak terstuktur. SPK memiliki fasilitas untuk menghasilkan
berbagai alternatif yang secara aktif dapat digunakan oleh pemakainya.

2.1.1.Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban sebagaimana dikutip dalam Kusrini (2007:15-16)


karakteristik SPK adalah sebagai berikut:

1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi


restruktur dan tak restruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan
informasi terkomputerasi.

2. Dukungan untuk semua level manajerial dari eksekutif puncak sampai


manajer lini.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang restruktur


saring memerlukan keterlibatan individu dari department dan tingkat
organisasi yang berbeda atau bahkan dari organisasi.

4
4. Dukungan untuk kepuasan independen dan atau sekuensial. Keputusan
bisa dibuat satu kali, atau berulang (dalam interval yang sama).

5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi,


desain, pilihan, dan implementasi.

6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif,


bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi SPK
untuk memenuhi perubahan tersebut atau bisa dikatakan SPK bersifat
fleksibel.

8. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines,


kualitas) dari pada efesiensinya (biaya pengambilan keputusan).

9. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses


pengambilan keputusan dalam memecahkan satu masalah.

10. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem.


Sistem yang lebih besar bisa dibangun dengan bantuan ahli sistem
informasi.

11. Biasanya, model-model digunakan untuk menganalisis situasi


pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan
eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi
yang berbeda.

12. Akses yang digunakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai
dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

2.2. Metode Weighted Product (WP)

Weighted Product (WP) merupakan salah satu metode yang digunakan


untuk menyelesaikan masalah Multi Attribute Decision Making (MADM).
Metode Weighted Product (WP) menggunakan perkalian untuk menghubungkan
nilai atribut (kriteria), dimana nilai setiap atribut (kriteria) harus dipangkatkan

5
dulu dengan bobot atribut (kriteria) yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam
menggunakan metode WP sebagai berikut(Kusumadewi,2006).

a. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam


pengambilan keputusan.

b. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

c. Menentukan bobot preferensi(w) tiap kriteria, sebagai berikut.

wj = bobot kepentingan kriteria j

∑Wj = jumlah semua bobot kepentingan, dimana wj berpangkat negatif untuk


atribut biaya dan pangkat positif untuk atribut keuntungan.

𝑊𝑗
𝑊𝑗 =
∑ 𝑊𝑗

d. Mengalikan seluruh atribut bagi sebuah alternatif dengan bobot


sebagai pangkat positif untuk atribut keuntungan dan bobot
berpangkat negatif untuk atribut biaya.
𝑛

𝑆𝑖 = ∏ 𝑥𝑖𝑗 𝑤𝑗
𝑗=1

Dengan

i=1,2,…m.

Dimana: S : preferensi alternatif dianalogikan vektor S

X : nilai kriteria

W : bobot kriteria

i : alternatif

j : kriteria

n : banyaknya kriteria

6
e. Hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan nilai V untuk setiap
alternatif. Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai:

∏𝑛𝑗=1 𝑥𝑖𝑗 𝑤𝑗
𝑉𝑖 = 𝑛
∏𝑗=1(𝑥𝑖𝑗 )𝑤𝑗

Dengan i=1,2,…m.

Dimana: S : preferensi alternatif dianalogikan vektor V

X : nilai kriteria

W : bobot kriteria

i : alternatif j : kriteria

n : banyaknya kriteria

* : banyaknya kriteria yang telah dinilai pada vektor S.


(Kusumadewi, 2006)

f. Mencari nilai alternatif dengan melakukan langkah yang sama seperti pada
langkah satu, hanya saja menggunakan nilai tertinggi untuk setiap atribut tertinggi
untuk setiap atribut manfaat dan nilai terendah untuk atribut biaya.

g. Membagi nilai V bagi setiap alternatif dengan nilai standar (V(A*)) yang
menghasilkan R. h. Mencari nilai alternatif ideal.

2.3 Koperasi

2.3.1 Pengertian Koperasi

Beberapa pengertian koperasi (Arifin Sitio & Halomoan Tamba : 2001)


antara lain:

a. Menurut Arifinal Chaniago (1984) Koperasi adalah suatu perkumpulan


yang beranggotakan orang – orang atau badan hokum, yang memberikan
kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerjasama secara
kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya.

7
b. Menurut Moh. Hatta Koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong – menolong.
Semangat tolong – menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa
kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’.

c. Menurut Munkner Munkner mendefinisikan koperasi sebagai organisasi


tolong – menolong yang menjalankan urus niaga secara kumpulan, yang
berazaskan konsep tolong – menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata – mata
bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong.

d. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang


beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.

2.3.2 Tujuan Koperasi

Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan


bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur,
berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. 3. Fungsi Koperasi
Fungsi koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian, yaitu:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas


kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan


ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

8
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

2.4 Kredit

2.4.1 Pengertian Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan


dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (UU No. 10
Tahun 1998 tentang perbankan)

Kredit mikro menurut Maryanto (2011 : 85) merupakan kredit yang


plafonnya sangat kecil, peruntukannya untuk pedagang atau pengusaha kecil.
Sedangkan dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Totok Budisantoso
dan Sigit Triandaru : 2006) menyebutkan bahwa kredit mikro merupakan kredit
yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit sampai dengan
25 juta rupiah.

2.4.2 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit

Kredit yang diberikan kepada debitur oleh bank selaku kreditur


mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit harus memperhatikan
asas-asas perkreditan yang sehat dan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk itu
bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap berbagi aspek yaitu :
(Andira M : 2011)

a. Prinsip 5C :

1) Character (penilaian watak) adalah penilaian atas kepribadian calon


debitur dengan tujuan untuk mengetahui kejujuran dan itikad calon debitur untuk
melunasi atau mengembalikan pinjamannya. Penilaian ini dapat bersumber dari
informasi dari internal bank, pihak lain, kepribadian dan perilaku calon debitur
dalam kesehariannya

9
2) Capacity (Penilaian kemampuan), penilaian atas keahlian calon debitur
mengelola usaha dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa
usaha yang akan akan dibiayai dikelola oleh orang yang tepat dan mampu
mengembalikan pinjaman. Penilaian ini mencakup pula skala bisnis calon debitur
untuk penetapan besaran kredit yang akan diberikan.

3) Capital (penilaian terhadap modal), penilaian terhadap posisi keuangan


secara menyeluruh mengenai masa lalu dan masa yang akan datang, sehingga
dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang
pembiayaan proyek atau usaha yang akan dibiayai. Dalam prakteknya, bank tidak
membiayai seluruh usaha namun hanya menyediakan tambahan modal usaha bagi
peningkatan usaha.

4) Collateral (penilaian terhadap agunan), sebagai antisipasi terhadap


timbulnya kredit bermasalah, umumnya calon debitur menyediakan jaminan yang
berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah
kredit atau pembiayaan yang diberikan.

5) Condition of Economy (prospek usaha calon debitur), penilaian


mencakup kondisi perekonomian masa lalu maupun masa yang akan datang,
sehingga masa depan usaha yang dibiayai dapat diketahui.

2.4 Jaminan

Sebenarnya jaminan bukan merupakan faktor utama yang dijadikan oleh


lembaga keuangan untuk menentukan keputusan pemberian dana kepada suatu
nasabah tertentu. Namun mengingat analisis yang telah dilakukan bank terhadap
berbagai aspek lain seperti karakter nasabah, kondisi sosial ekonomi, prospek
usaha nasabah ke depan, tidak selalu dapat mencerminkan kinerja nasabah di
masa yang akan datang, pihak lembaga keuangan perlu berjaga – jaga terhadap
kemungkinan yang terburuk.

Antisipasi terhadap kemungkinan macetnya pemenuhan kewajiban oleh


nasabah adalah kewajiban penyerahan berbagai bentuk jaminan sebelum dana
diberikan kepada nasabah.

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Pemuda


Tri Karya beralamat di Desa Lateri 1 (berhadapan dengan SMA Negeri 5 Ambon),
Jln. Wolter Monginsidi, Ambon.

3.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel terikat
(variabel independen) merupakan variabel yang tergantung dengan variabel yang
lainnya serta variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang tidak
memiliki ketergantungan terhadap variabel yang lainnya. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a) Variabel terikat dalam penelitian adalah keputusan layak/tidak layak


nasabah atau calon nasabah yang menerima kredit pinjaman
b) Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan faktor yang
mempengaruhi keputusan layak/tidak layak nasabah atau calon
nasabah yang menerima kredit pinjaman yaitu antara lain:
1. Character/watak (X1)
2. Capacity/kemampuan (X2),
3. Capital/modal (X3),
4. Collateral/jaminan (X4),
5. Condition/kondisi (X5)
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dan
teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data adalah sebagai suatu metode
dan teknik analisis data. Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode
pengumpulan data kualitatis yang paling penting terhadap semua metode
pengumpulan data dan teknik analisis adalah metode observasi, bahan
documenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode

11
penelusuran bahan internet yaitu menggunakan data hipotetik (mengadakan data
dari penelitian orang lain).

3.4 Metode Analisis Data

Setelah dilakukannya proses pengumpulan data melalui beberapa tehnik,


maka data yang sudah ada akan diolah dan di analisis supaya mendapatkan suatu
hasil akhir yang bermanfaat. Dalam menganalisa data tersebut penulis
menggunakan metode analisa data Weight Product (WP). Sementara untuk analisa
data terkait dengan penilaian kelayakan kredit menggunakan metode prinsip 5C
(Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of economy). Tujuan
digunakan analisa Weight Product (WP) digunakan untuk melakukan
pengambilan keputusan layak/tidak layak nasabah atau calon nasabah yang
menerima kredit pinjaman

3.5 Alur Penelitian

Metodologi Penelitian bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada


secara terstruktur. Berikut pembagian dari flowchart yang ditunjukkan di dalam
gambar 3.1 dibawah ini:

12
Mulai

Survei Pendahuluan

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan Data menggunakan metode Weighting


Product (WP)
- Menghitung bobot dari setiap nilai kriteria.
- Memangkatkan nilai kriteria dengan bobot.
- Perangkingan hasil pembobotan nilai kriteria.

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

13
BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Pengolahan Data

Penentuan nasabah kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Tri, akan menggunakan
kriteria penentuan pemberian kredit dengan prinsip penilaian 5C yaitu menilai
character (watak), capacity (kemampuan), capital (modal), collateral (jaminan),
condition (kondisi) dalam proses pengambilan keputusan kelayakan pinjaman
kredit yang dilakukan dengan menggunakan metode Weight Product (WP).

4.1.1 Menentukan Rating Kecocokan pada Setiap Kriteria Dan Bobot tiap
Kriteria

Ranting kecocokan merupakan nilai dari setiap kriteria yang ada, pada
setiap kriteria dinilai dalam angka 1 sampai 5 yaitu:

4.1 Tabel Rating Kecocokan


Tingkat dari masing masing
kriteria Nilai
Sangat Kurang 1
Kurang 2
Cukup 3
Baik 4
Sangat Baik 5
Pada tabel diatas merupakan tabel ranting kecocokan yang mempunyai
nilai 1 (sangat buruk), 2 (kurang), 3 (Cukup), 4 (Baik), 5 (Sangatt baik). Nilai
terendah dari kriteria diatas adalah 1 dan yang tertinggi adalah 5.

Tabel 4.2 Pembobotan Karakter


Nama Nilai
Kriteria Bobot
C1 Karakter 4
C2 Kemampuan 3
C3 Modal 3
C4 Jaminan 3
C5 Kondisi 5

14
Tabel 4.2 menjelaskan nama serta nilai bobot yang akan dijadikan acuan
nilai dalam persyaratan peminjaman kredit pada koperasi Pemuda. Sehingga
urutan pada sistem pemberian keputusan kredit dari yang terbesar atau yang
dijadikan prioritas adalah kondisi dan selanjutnya Character (kepribadian), Capital
(uang muka), Capacity (kemampuan), Collateral (jaminan), dan Condition
(kondisi). Tingkat prioritas merupakan nilai bobot untuk prefrensi bagi sistem
pendukung keputusan nantinya, yang diberikan sebagai (W) bobot prefrensi yang
ditetapkan dalam penelitian ini dan telah dikonversikan ke dalam ranting
kecocokan. Nilai pembobotan diatas sudah ditentukan oleh Pemuda Tri Karya
terutama pada bagian peminjaman kredit dan nilainya tidak dapat dirubah tanpa
ketentuan dari koperasi.

4.1.2 Menentukan pembobotan untuk tiap kriteria

Setelah menentukan nilai kriteria pemohon kriteria


tahap selanjutnya dibuat suatu tingkatan kriteria berdasarkan telah ditentukan ke
dalam nilai. Tabel berikut merupakan kecocokan setiap ranting alternatif pada
setiap kriteria:

a. Kriteria Karakter

Tabel 4.3 Penilaian Karakter

Kriteria
Kriteria Pemohon Nilai
Sangat Kurang 1
Kurang 2
Karakter Cukup 3
Baik 4
Sangat Baik 5
Pada tabel 4.3 menjelaskan penilaian kriteria karakter, nilai tersebut
berdasarkan data dari pemohon kredit. Nilai 5 merupakan nilai tertinggi dari
kriteria peminjam sangat baik, nilai 4 baik, nilai 3 cukup, nilai 2 kurang, nilai 1
sangat kurang.

b. Kriteria Kemampuan

15
Tabel 4.4 Penilaian Karakter
Kriteria Kriteria Pemohon Nilai
<200.000 1
200.000- 499.999 2
Kemampuan 500.000- 999.999. 3
1.000.000-
4.000.000 4
>4.000.000 5
Tabel 4.4 adalah tabel kemampuan membayar, yang dihitung dari seluruh
penghasilan perbulan dan nantinya dikurangi pengeluaran perbulan. Berikut
penjelasannya:

 Sangat kurang : Kondisi dimana penghasilan dikurangi total biaya


pengeluaran per bulan dan masih tersisa dibawah Rp.200.000.
 Kurang : Kondisi dimana penghasilan dikurangi total biaya
pengeluaran per bulan dan masih tersisa antara 200.000 sampai dengan
499.999
 Cukup : Kondisi dimana penghasilan dikurangi total biaya pengeluaran
per bulan dan masih tersisa antara 500.000 sampai dengan 999.999.
 Baik : Kondisi dimana penghasilan dikurangi total biaya pengeluaran
per bulan dan masih tersisa antara lebih dari 1.000.000 sampai dengan
4.000.000.
 Sangat baik : Kondisi dimana penghasilan dikurangi total biaya
pengeluaran per bulan dan masih tersisa diatas 4.000.000.

c. Kriteria Modal

Tabel 4.5 Penilaian Modal

Kriteria
Kriteria Pemohon Nilai
Sangat Kurang 1
Kurang 2
Modal Cukup 3
Baik 4
Sangat Baik 5

16
Pada tabel 4.4 menjelaskan penilaian kriteria modal, nilai tersebut berdasarkan
data dari pemohon kredit. Nilai 5 merupakan nilai tertinggi dari kriteria modal
sangat baik, nilai 4 baik, nilai 3 cukup, nilai 2 kurang, nilai 1 sangat kurang.

d. Kriteria Jaminan

Tabel 4.6 Penilaian Jaminan

Kriteria
Kriteria Jaminan
Pemohon Nilai
BPKB Motor 2
BPKB Mobil 3
Jaminan Sertifikat
Tanah 4
Sertifikat
Rumah 5
Pada tabel 4.6 menjelaskan tentang kriteria jaminan, kriteria tersebut
didapat dari Koperasi sekawan, Koperasi sekawan hanya melayani peminjaman
kredit untuk jaminan BPKB motor, BPKB mobil, Sertifikat tanah, Sertifikat
rumah. Khusus untuk BPKB motor dan mobil yang dapat digunakan adalah
kendaraan yang berusia maksimal 10 tahun. Selain jaminan yang tertera pada
tabel diatas (seperti kulkas, TV atau alat elektronik lainnya) koperasi tidak dapat
menerima jaminan tersebut.

e. Kriteria Kondisi

Tabel 4.7 Penilaian Kondisi

Kriteria Kriteria Pemohon Nilai


Sangat Kurang 1
Kurang 2
Kondisi Cukup 3
Baik 4
Sangat Baik 5
Pada tabel 4.7 merupakan bagian kondisi jaminan yang akan digunakan
oleh pemohon kredit. Disini pegawai koperasi melakukan analisis terhadap
kondisi kelayakan jaminan tersebut. Berikut yang harus di cek terhadap kondisi
jaminan:

17
 Sangat kurang: kondisi dimana jaminan untuk kredit dalam keadaan
motor atau mobil tidak layak, Nama pemilik surat bukan dari pemohon
kredit, Rumah berada diatas tanah milik negara, Tanah/Rumah bukan
pemilik kredit tetapi masih dalam sengketa.
 Kurang: kondisi dimana jaminan untuk kredit dalam keadaan motor
atau mobil tidak layak, Nama pemilik surat atas nama pemohon kredit.
Tempat tinggal/rumah masih mempunyai tunggakan/belum lunas (semi
permanen). Dan tanah bukan milik pemohon kredit dan memiliki
tunggakan.
 Cukup: kondisi dimana jaminan untuk kredit dalam keadaan motor
atau mobil cukup layak, Nama pemilik surat bukan dari pemohon
kredit. Tempat tinggal/rumah masih mempunyai tunggakan/belum
lunas (semi permanen). Dan tanah milik pemohon kredit serta
memiliki tunggakan.
 Baik: kondisi dimana jaminan untuk kredit dalam keadaan motor atau
mobil layak namun surat-surat bukan dari pemilik pemohon kredit.
Rumah sudah permanen namun tidak atas nama pemohon kredit. Dan
tanah milik pribadi dan lunas pembayarannya namun sertifikat bukan
atas nama pemohon.
 Sangat baik: kondisi dimana jaminan untuk kredit dalam keadaan
motor atau mobil layak serta surat atas nama pemohon kredit. Rumah
merupakan tempat tinggal pribadi dan atas nama pemohon kredit.
Tanah atas nama pemohon kredit dan sudah lunas
pembayarannya/tidak ada tunggakan.

4.1.3 Hasil Perhitungan Menggunakan Ms. Excel

 Penginputan alternatif

Setelah kriteria dan pembobotan nilai ditentukan selanjutnya adalah


penginputan data alternatif atau bisa juga disebut perhitungan data bagi pemohon
kriteria. Berikut ada 5 sampel data untuk perhitungan metode weighted product
yang dikaji dalam perhitungan excel.

18
Tabel 4.8 Penginputan Data Pemohon

Nama Jenis
ID_Nasabah Nasabah No.KTP Kelamin Agama Alamat No. Telp Karakter Kemampuan Modal Jaminan Kondisi
200.000- BPKB Sangat
NSB_1 Rahmanita 9994155110003 Perempuan Islam Poka 081247435699 Baik 499.999 Cukup Motor Baik
Sangat 200.000- BPKB
NSB_2 Sumaria 9994344110004 Perempuan Islam Wailela 082347473907 Baik 499.999 Baik Mobil Cukup
BPKB Sangat
NSB_3 Lailatul 9998465110055 Perempuan Islam Seith 085243037793 Baik <200.000 Kurang Motor Baik
Nur 200.000- BPKB
NSB_4 Andina 9993347110006 Perempuan Islam Hila 082213956628 Baik 499.999 Cukup Motor Cukup
BPKB
NSB_5 Ali Said 9998881100071 Laki-Laki Islam Kapaha 082199008875 Kurang <200.000 Kurang Motor Kurang
Setelah tabel pemohon sudah diinput lalu tahap selanjutnya mentrasformasikan ke dalam tabel kecocokan berdasarkan bobot yang sudah
ditentukan sebelumnya. Berikut tabel nilai kecocokan berdasarkan inputan diatas:

Tabel 4.9 Tabel Nilai Kecocokan

ID_Nasabah Nama Karakter Kemampuan Modal Jaminan Kondisi


NSB_1 Rahmanita 4 2 3 2 5
NSB_2 Sumaria 5 2 4 3 3
NSB_3 Lailatul 4 1 2 2 5
NSB_4 Nur Andina 4 2 3 2 3
NSB_5 Ali Said N 3 1 2 2 2

19
 Menentukan Jumlah Nilai Bobot Masing-Masing Kriteria

Tabel 4.10 Jumlah Nilai Bobot Masing-Masing Kriteria

Nilai Bobot Kriteria


Bobot
Kode Nama Kriteria
Nilai
C1 Karakter 4
C2 Kemampuan 3
C3 Modal 3
C4 Jaminan 3
C5 Kondisi 5
Jumlah 18

 Melakukan Pehitungan Nilai Relatif Bobot Awal (Wj). Dimana Wj = 1

Selanjutnya melakukan perbaikan bobot, perbaikan bobot ini yaitu


menghitung bobot awal yang sudah ditentukan pada koperasi (tabel 4.2).
Dimana bobot awal yaitu W= (4, 3, 3, 3,5) 5) dan akan diperbaiki menjadi:

𝑊𝑗
Rumus: 𝑊𝑗 = ∑ 𝑊
𝑗

4 4
Contoh: 𝑊𝑗 = 4+3+3+3+5 = 18 = 0.222

3 3
𝑊𝑗 = 4+3+3+3+5 = 18 = 0.1667

3 3
𝑊𝑗 = 4+3+3+3+5 = 18 = 0.1667

3 3
𝑊𝑗 = 4+3+3+3+5 = 18 = 0.1667

5 5
𝑊𝑗 = 4+3+3+3+5 = 18 = 0.2778

20
Tabel 4.11 Nilai Relatif Bobot Awal (𝑾𝒋) Menggunakan Excel

Normalisasi Bobot
Bobot Hasil
W1 0.222222
W2 0.166667
W3 0.166667
W4 0.166667
W5 0.277778
Wj 1
Setelah mendapatkan nilai perbaikan bobot dari masing-masing alternative
diatas, kemudian dilakukan perhitungan vektor Si, dimana merupakan nilai
prefrensi alternatif ke-i sebagai berikut:

 Menghitung Nilai Vektor S

Rumus: 𝑆𝑖 = ∏𝑛𝑗=1 𝑥𝑖𝑗 𝑤𝑗

Contoh: 𝑆𝑖 = (40,222 )(20,222 )(30,167 )(20,167 )(50,278 ) = 2,760

𝑆𝑖 = (50,222 )(20,222 )(40,167 )(30,167 )(30,278 ) = 2,953

𝑆𝑖 = (40,222 )(10,222 )(20,167 )(20,167 )(50,278 ) = 2.680

𝑆𝑖 = (40,222 )(20,222 )(30,167 )(20,167 )(30,278 ) = 2.793

𝑆𝑖 = (30,222 )(10,222 )(20,167 )(20,167 )(20,278 ) = 1.949

Tabel 4.11 Nilai Vektor S

Nilai Vektor S
S1 2.760053054
S2 3.295304538
S3 2.68097507
S4 2.793755092
S5 1.949798449
Total 13.4798862
Setelah mendapatkan nilai dari masing-masing prefrensi pada perhitungan
diatas, Kemudian menghitung untuk mencari nilai Vektor Vi

 Menghitung Nilai Vektor V

21
Hasil akhir pengujian sampel data dengan metode weighted product adalah
mencari nilai Vektor, sehingga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

𝑤𝑗
∏𝑛
𝑗=1 𝑥𝑖𝑗
Rumus: 𝑉𝑖 = ∏𝑛
𝑤𝑗
𝑗=1(𝑥𝑖𝑗 )

3,215
Contoh: 𝑉𝑖 = 3,215+ 3,292+3,677+2,790+1,946 = 0,198

3,292
𝑉𝑖 = 3,215+ 3,292+3,677+2,790+1,946 = 0,2364

2,677
𝑉𝑖 = 3,215+ 3,292+3,677+2,790+1,946 = 0,1923

2,790
𝑉𝑖 = = 0,2004
3,215+ 3,292+3,677+2,790+1,946

1,946
𝑉𝑖 = = 0,1398
3,215+ 3,292+3,677+2,790+1,946

Tabel 4.12 Nilai Vektor V

Nilai Vektor V
V1 0.198002015
V2 0.236400144
V3 0.192329081
V4 0.200419748
V5 0.13987558
Total 0.967026569

Tabel 4.13 Hasil Kelayakan Nasabah/Pemohon

ID_Nasabah Nama HasilKeputusan Produk Koperasi


Tidak
Rahmanita
NSB_1 0.198002015 Layak -
NSB_2 Sumaria 0.236400144 Layak Harian
Tidak
Lailatul
NSB_3 0.192329081 Layak -
Nur
NSB_4 Andina 0.200419748 Layak Harian
Tidak
Ali Said N
NSB_5 0.13987558 Layak -

22
Dengan asumsi Batas Nilai Kelayakan: 0,20 serta Produk Koperasi Yang terpilih Harian (≥ 0.2 dan Mingguan >0.3)

Layak X >=0.20 Produk Harian X >=0.20


Produk
X<0.20 X>0.30
Tidak Layak Mingguan

Tabel 4.13 Hasil Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Nasabah (Ms. Excel)

Nama Jenis Produk


ID_Nasabah Nasabah No.KTP Kelamin Agama Alamat No. Telp Karakter Kemampuan Modal Jaminan Kondisi Keputusan Koperasi
200.000- BPKB Sangat
NSB_1 Rahmanita 9.99416E+12 Perempuan Islam Poka 81247435699 Baik 499.999 Cukup Motor Baik Tidak Layak -
Sangat 200.000- BPKB
NSB_2 Sumaria 9.99434E+12 Perempuan Islam Wailela 82347473907 Baik 499.999 Baik Mobil Cukup Layak Harian
BPKB Sangat
NSB_3 Lailatul 9.99847E+12 Perempuan Islam Seith 85243037793 Baik <200.000 Kurang Motor Baik Tidak Layak -
200.000- BPKB
NSB_4 Nur Andina 9.99335E+12 Perempuan Islam Hila 82213956628 Baik 499.999 Cukup Motor Cukup Layak Harian
BPKB
NSB_5 Ali Said 9.99888E+12 Laki-Laki Islam Kapaha 82199008875 Kurang <200.000 Kurang Motor Kurang Tidak Layak -

23
4.2 Pembahasan

Weighted Product (WP) merupakan salah satu metode yang digunakan


untuk menyelesaikan masalah pda sistem pendukung keputusan dan serta salah
satu Multi Attribute Decision Making (MADM). Metode Weighted Product (WP)
menggunakan perkalian untuk menghubungkan nilai atribut (kriteria), dimana
nilai setiap atribut (kriteria) harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut
(kriteria) yang

bersangkutan. Alasan menggunakan metode ini karena metode weight produst


(wp) lebih mudah untuk dipahami dibandingkan metode AHP ataupun ANP, dan
lebih simple dibandingkan metode lainnya serta tidak terlalu kompleks dalam segi
perhitungannya

Pada hasil akhir dari ke-5 pemohon kredit, kita dapat melihat bahwa hasil
nilai terbesar dari ke 5 data pemohon adalah Sumaria dan nilai yang terendah
adalah Ali Said. Asumsi batas nilai kelayakan yang ditetapka 0.2 sehingga hasil
nilai yang dinyatakan layak yaitu lebih dari atau sama dengan 0.2 sedangkan
dinyatakan tidak layak jika nilai tersebut kurang dari 0,2. Sedangkan untuk asumsi
penetapan produk koperasi harian dan mingguan yaitu jika lebih dari atau sama
dengan 0.2 dinyatakan dalam harian dan untuk produk mingguan jika lebih dari
0.3 dinyatakan dalam produk koperasi mingguan.

Nilai pada tabel 4.13 adalah hasil akhir dari metode Weighted Product yang
sudah dihitung dengan nilai pembobotan kriteria yang diberikan koperasi pemuda
tri Karya. Semakin besar hasil nilai dari calon pemohon maka semakin layak
pemohon tersebut untuk menerima kredit, atau bisa dibilang hasil dari angka
perangkingan. Tabel diatas hanya sebagian dari sample pemohonan yang
diinputkan, untuk pemohon selanjutnya terutama untuk data yang lebih banyak
akan diproses program.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan


terhadap sistem pendukung keputusan kelayakan penerimaan kredit pada koperasi
pemuda tri karya sebagai berikut:

1. Sistem ms excel yang dibuat dapat mempercepat proses pemberian kredit


bagi pemohon yang sesuai dengan kriteria yang diberikan oaleh koperasi
pemuda tri karya
2. Sistem yang dibuat dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan kredit.
3. Dengan adanya aplikasi ini membuktikan bahwa metode weighted product
dapat di implementasikan kedalam sistem untuk menguji kelayakan
pemberian kredit.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kinerja serta menyempurnakan sistem pendukung keputusan


yang telah dibuat, ada beberapa saran yang diinginkan penulis yaitu:

1. Diharapkan dapat dilakukan pengembangan lagi pada sistem pendukung


keputusan kelayakan pemberian kredit ini dengan menggunakan aplikasi berbasis
web serta dengan menambahkan metode lain seperti Fuzzy Multiple Attributte
Decision Making (FMADM) atau SAW (Simple Additive Weighting) maupun
sistem pendukung keputusan lainnya.

2. Diharapkan sistem ini kedepannya dapat lebih fleksibel sesuai dengan kriteria
koperasi, dengan adanya menu pengaturan pembobotan kriteria

25
DAFTAR PUSTAKA

Femie Yemimma, 2018, Implementasi Penilaian Kelayakan Kredit (Studi Kasus


Pada Kpri Universitas Brawijaya Malang), Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya,
Malang.

Mutiara Ekowati Indriastuti, 2012, Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi


Simpan Pinjam (Ksp) Bhina Raharja Cabang Karanganyar, Tugas Akhir, Program
Studi Diploma Iii Keuangan Dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Jaya, Putra (2013). “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Karyawan


Menggunakan Metode Weighted Product (WP) (Studi Kasus: PT. Gunung Sari
Medan”. Pelita Informasi Budi Darma, Vol. V, No. 2, pp. 90- 95.

Andri Syafrianto, 2012, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk


Pemilihan Lokasi Perumahan Menggunakan Weighted Product Model (WPM),
STMIK El Rahma, Yogyakarta].

Tampubolon, Meabeng. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan


Tinggi Swasta Terbaik Jurusan Komputer Menggunakan Metode Weighted
Product Dan Weighted Sum Model. Universitas Sumatera Utara, Medan

Kasman, A.D. 2013. Kolaborasi Dahsyat Android dengan PHP & MYSQL.
Yogyakarta: Lokomedia

Nugraha, Dhany. 2006. Diagnosis Gangguan Sistem Urinari Pada Anjing dan
Kucing Menggunakan VF15. Bandung: IPB.

Rani,Sasika. 2014. “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda Motor


Berbasis Web Dengan Metode Weighted Product”. Skripsi. Teknik informatika,
STMIK Budidarma Medan.

26

Anda mungkin juga menyukai