ABSTRAK
SMK Negeri 1 Pugung merupakan salah satu SMK di kabupaten Tanggamus, memiliki tiga program
keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Audio Video, dan Teknik Komputer dan Jaringan,
mempunyai tenaga pendidik dan staf yang berkualitas, serta mempunyai salah satu misi membekali
keterampilan dalam bidang rekayasa dan jasa yang berwawasan professional, produktif, dan mandiri
hingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia usaha dan industri. Dengan jumlah siswa yang
cukup banyak, sekolah mengalami kendala dalam menentukan siapa saja yang berhak menerima
beasiswa dari pemerintah. Dalam menentukan penerimaan beasiswa, setiap siswa harus memiliki
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, dan untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang
yang layak menerima beasiswa, maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Pada penelitian
ini akan diangkat suatu kasus yaitu mencari alternatif terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dimana masing-masing
kriteria setiap siswa dibandingkan satu dengan lainnya sehingga akan didapatkan siswa-siswa yang
layak untuk menerima beasiswa. Dalam penghitungan Analytical Hierarchy Process menggunakan
sistem komputerisasi yaitu perangkat lunak microssoft excel. Dan dari pengolahan data hasil yang
didapat adalah konsisten, ini dikarenakan hasil perhitungan < 0,1. Nilai Rasio konsistensi yang didapat
adalah – 0,017.
35
1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian ini diperlukan batasan- 2.3 Tahapan Pengambilan Keputusan
batasan agar sesuai dengan apa yang sudah Untuk pengambilan keputusan yang
direncanakan sebelumnya sehingga tujuan baik ada beberapa tahapan proses yang
penelitian dapat tercapai. Adapun batasan harus dilalui dalam pengambilan keputusan.
masalah yang dibahas pada penelitian ini Menurut Julius Hermawan (2002:3), proses
adalah: pengambilan keputusan melalui beberapa
a. Sample data yang dilakukan untuk tahap berikut :
penelitian ini diperoleh dari siswa SMK
Negeri 1 Pugung, Tanggamus. a. Tahap Penelusuran (intelegence)
b. Metode pengambilan data diperoleh Tahap ini pengambil keputusan
dengan menggunakan angket siswa. mempelajari kenyataan yang terjadi,
sehingga kita bisa mengidentifikasikan
masalah yang terjadi biasanya
2. TINJAUAN PUSTAKA dilakukan analisis dari sistem ke sub
2.1 Konsep Pengambilan Keputusan sistem pembentuknya sehingga
Menurut Raymond McLeod (1998), didapatkan keluaran berupa dokumen
sistem pendukung keputusan adalah sistem pernyataan masalah.
penghasil informasi yang ditujukan pada
suatu masalah tertentu yang harus b. Tahap Desain
dipecahkan oleh manager dan dapat Dalam tahap ini pengambil
membantu manager dalam pengambilan keputusan menemukan,
keputusan. Menurut Mat dan Watson dalam mengembangkan dan menganalisis
jurnal Aulia Vitari (sistem penunjang semua pemecahan masalah yaitu
keputusan penerima beasiswa melalui pembuatan model yang bisa
menggunakan metode AHP) Sistem mewakili kondisi nyata masalah. dari
pendukung keputusan merupakan suatu tahapan ini didapatkan keluaran berupa
sistem interaktif yang membantu dokumen alternatif solusi.
pengambilan keputusan melalui
penggunaan data dan model-model c. Tahap Choice
keputusan untuk memecahkan masalah- Dalam tahap ini pengambil
masalah yang sifatnya semi terstruktur dan keputusan memilih alternatif pemecahan
tidak terstruktur. yang dibuat tahap desain yang dipandang
sebagai aksi yang paling tepat untuk
2.2 Keuntungan dan Keterbatasan Sistem mengatasi masalah yang sedang
Pendukung Keputusan dihadapi. Dari tahap ini didapatkan
Sistem pendukung keputusan dapat dokumen solusi dan rencana
memberikan berbagai manfaat atau implementasinya.
keuntungan bagi pemakainya, antara lain :
1. Memperluas kemampuan pengambil d. Tahap Implementasi
keputusan dalam memproses Pengambilan keputusan
data/informasi bagi pemakainya. menjalankan rangkaian aksi pemecahan
2. Membantu pengambilan keputusan yang dipilih dari tahap choice.
dalam hal penghematan waktu yang Implementasi yang sukses ditandai
dibutuhkan untuk memecahkan masalah dengan terjawabnya masalah yang
terutama berbagai masalah yang sangat dihadapi, sementara kegagalan ditandai
kompleks dan tidak terstruktur. masih adanya masalah yang sedang
3. Dapat menghasilkan solusi dengan lebih dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini
cepat serta hasilnya dapat diandalkan. didapatkan laporan pelaksanaan solusi
4. Walaupun suatu Sistem Pendukung dan hasilnya.
Keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh
pengambil keputusan, namun dapat 2.4 Komponen– Komponen Sistem
menjadi stimulant bagi pengambil Pendukung Keputusan
keputusan dalam memahami Efraim turban, dalam bukunya Decision
persoalannya, Karena sistem pendukung support system and Intellegent System,
keputusan mampu menyajikan berbagai Aplikasi sistem pendukung Keputusan bisa
alternatif. dikomposisi dengan sub sistem berikut:
36
3. IMPLEMENTASI SISTEM
Data Sistem basis Internet,
internal, 3.1 Mendefinisikan Masalah dan Solusi yang
komputer lain Intranet,
external Exranet
diiginkan
Masalah yang muncul adalah
bagaimana memutuskan untuk memilih
Manajemen Manajemen siswa yang akan mendapat beasiswa yang
Model
data model external sesuai dengan syarat dan prioritas yang
telah ditetapkan oleh pemegang keputusan,
Sub sistem baisis
dalam hal ini adalah pihak sekolah. Solusi
pengetahuan yang diinginkan adalah menetapkan siswa
penerima beasiswa yang sesuai dengan
kriteria syarat dan prioritas yang telah
ditetapkan.
User interface
37
4.2 Diagram Alir AHP Kriteria pada elemen dominan
Diagram ini berfungsi untuk yang lain terlihat
menggambarkan proses AHP kriteria dalam
penentu penerima beasiswa. Proses yang praktek
terdapat dalam AHP kriteria ini adalah Bukti yang
input kriteria ekonomi, prestasi dan prilaku. mendukung
elemen yang
satu terhadap
mulai
Satu elemen
elemen lain
m mutlak
memiliki
9 penting dari
tingkat
Input kriteria ekonomi
pada elemen
penegasan
penghasilan orangtua >= Rp. 1 juta lainnya
tertinggi
(MAMPU)
penghasilan orangtua >= Rp.300 yang
s/d 500 ribu (TIDAK MAMPU) mungkin
penghasilan orangtua< Rp. 300.000 menguatkan
(SANGAT TIDAK MAMPU) Nilai-nilai Nilai ini
antara dua diberikan
nilai bila ada dua
2,4,6,8
pertimbangan kompromi
Input kriteria prestasi
nilai rata-rata >= 7,00 yang diantara dua
berdekatan pilihan
Jika untuk aktifitas i
Input kriteria prilaku mendapat satu angka
Baik disbanding dengan aktivitas j,
Cukup Kebalikan
maka j mempunyai nilai
Kurang
kebalikannya dibanding
dengan i
Jika
selesai konsistensi
dipaksa
Rasio yang
dengan
Gambar 4. Diagram alir AHP kriteria Rasional bersasal dari
perolehan n
skala
nilai untuk
4.3 Skala Perbandingan AHP menjangkau
matriks
Tabel 1. Skala perbandingan AHP
Intensitas
Keterangan Penjelasan
Kepentingan 4.4 Menentukan Skala Untuk Perhitungan
Dua elemen Bobot Kriteria
Kedua
pengaruh
1 element sama
yang sama Tabel 2. Bobot Kriteria
pentingnya
besar
Pengalaman Parameter ukuran Nilai
Elemen yang dan penilaian Sangat penting 5
satu sedikit sedikit Penting 3
lebih penting menyokong Kurang penting 1
3
dari pada satu elemen
elemen yang dibandingkan 4.5 Menentukan Skala Untuk Data Per calon
lain elemen
lainnya Berikut ini adalah aturan penilaian yang
Pengalaman akan diberikan untuk menghitung nilai dari
dan penilaian masing-masing calon :
Elemen yang
sangat kuat 1. Ekonomi
satu lebih
menyokong
5 penting dari
satu elemen
pada elemen
dibandingkan Tabel 3. Paramater Ukuran berdasarkan
yang lain
elemen Ekonomi
lainnya
Satu elemen Satu elemen
7 jelas lebih yang kuat
penting dari disokong dan
38
Parameter ukuran Nilai d. Siswa 4 : Mampu, prestasi tingkat provinsi,
Mampu : penghasilan prilaku baik
1 e. Siswa 5 : Sangat tidak mampu, prestasi
orangtua >= Rp. 1 juta
Tidak mampu: tingkat sekolah, prilaku cukup
penghasilan orang tua
2
Rp. 300 ribu s/d 500 Tabel 6. Matrik perbandingan level 2 kriteria ekonomi
ribu
Sangat tidak mampu: siswa siswa siswa siswa siswa
penghasilan orang tua 3 skala 1 2 3 4 5 bobot
Rp. < 300 ribu
siswa 1 5 1 1.7 5 2 1 0.294
39
Dibawah ini merupakan Tabel Consistensi Rasio, Metode ini menggunakan konsep dasar
diamana N adalah banyaknya kriteria yang Pairwise Comparison (perbandingan
ditetapkan, dengan ketentuan Rasio 0,58 berpasangan) dengan membuat matrik
berpasangan, kemudian menghitung bobot
N 1 2 3 kriteria yang sudah ditetapkan, sehingga
menghasilkan informasi siapa saja yang
CR 0,00 0,00 0,58 layak untuk menerima beasiswa tersebut.
Dan dari pengolahan data hasil yang didapat
Tabel 10. Perhitungan Kriteria
adalah konsistensi, ini dikarenakan hasil
perhitungan < 0,1. Nilai Rasio Consistensi
Ekonomi Prestasi Prilaku yang didapat adalah – 0,017.
Ekonomi 1 3 5
5.2 Saran
Prestasi 0.33 1 3
a. Dibutuhkan suatu aplikasi yang handal
Prilaku 0.20 0.20 1
untuk penghitungan data pada sistem
Jumlah 1.53 4.20 9.00 pendukung keputusan yang
Sumber : pengolahan data di Microsoft excel menggunakan metode AHP, sehingga
data yang dihasilkan lebih akurat.
Tabel 11. Matrik Bobot Prioritas Kriteria b. Diharapkan peneliti selanjutnya
menggunakan kriteria-kriteria yang lain,
Ekonomi Prestasi Prilaku Perbaris Prioritas
misalnya keaktifan dalam kegiatan
extrakurikuler, dan sebagainya.
Ekonomi 0.65 0.71 0.56 1.92 0.641
c. Seiring perkembangan teknologi
Prestasi 0.22 0.24 0.33 0.79 0.263 informasi, maka akan lebih baik jika
Prilaku 0.13 0.05 0.11 0.29 0.096 sistem yang ada sekarang untuk
kedepannya dapat dikembangkan lagi
Jumlah 1 1 1 3
dengan memanfaatkan teknologi jaringan
Sumber : pengolahan data di Microsoft excel
komputer sehingga masyarakat dapat
menggunakan sendiri secara langsung.
Rumus
1. λ Maximum = (jumlah setiap kolom *
prioritas) DAFTAR PUSTAKA
2. C1 = ( λMax-n ) / ( n-1) dimana n
merupakan banyaknya elemen Supriyono,Wisnu Arya Wardana, Sudarto, 2007.
3. CR = CI / CR Sistem pemilihan pejabat struktur dengan
metode AHP.
Armadyah Amborowati, 2007.
1. λ Maximum Sistem pendukung keputusan pemilihan
karyawan berprestasi berdasarkan kinerja
= (1,53x0,461+4,20x0,263+9,00x0,096) Aulia Vitari dan Muhammad Said Hasibuan,
= 2,954 2010.
Sistem pendukung keputusan penerima
2. CI = (2,954-3) / (3-1) = - 0,023 beasiswa menggunakan metode Analytical
3. CR = -0,023/0,58 = -0,017 Hierarki Process
Lis Utari, 2011.
Rancang bangun database nilai siswa
Keterangan : tingkat sekolah menengah, memilih
kendaraan (mobil) dengan metode
Karena CR < 0,1 maka nilai perbandingan pada Analytical Hierarki Process
matrik kriteria yang diberikan Konsisten. Titis Handayani, 2012.
Penerapan sistem pendukung keputusan
untuk seleksi mahasiswa berprestasi
5. PENUTUP menggunakan metode AHP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Untuk menyelesaikan masalah penentuan
penerima beasiswa, SMK Negeri 1 Pugung,
Tanggamus membangun suatu sistem
pengambilan keputusan dengan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process).
40