Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER

MATERIAL
MENGGUNAKAN METODE AHP PADA CV DIAN PERMATA




Disusun Oleh:
Fithriya Naila Khusna (A12.2009.03575)
Antonia Eka Widhia (A12.2009.03645)
Kartina Purwaningsih (A12.2009.03789)
Byerpha Mahoullete (A12.2009.03478)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini semakin pesat,
terutama pada bidang Teknologi Informasi. Indonesia sebagai negara berkembang
mempunyai kepentingan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi supaya tidak tertinggal
dari negara-negara maju. Penguasaan ilmu dan teknologi sebagai sarana bagi bangsa
Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan di banyak bidang. Seperti salah satunya adalah
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Sebagai contoh setiap perusahaan, instansi yang
melakukan kegiatan pengiriman barang yang cepat sehingga dituntut untuk memiliki mesin
yang baik dan tangguh untuk dapat memenuhi target pada perusahaan tersebut.
Di dalam sebuah perusahaan atau instansi harus tangguh menjaga konsistensinya,
karena persaingan didalamnya sangat berat. Dengan perkembangan jaman yang sangat pesat
dan munculnya perusahaan perusahaan atau kompetitor dalam jumlah yang tidak sedikit.
Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan jaman akan
dengan mudah akan tersisihkan dalam dunia bisnis. Untuk menjaga konsistensi dalam dunia
bisinis, hal yang paling penting adalah kepercayaan, ketepatan dan kualitas dari barang yang
dipesan.
CV.Dian Permata adalah perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang
konstruksi bangunan dan supplier matrial. Perusahaan ini telah berdiri cukup lama, pada
perusahaan ini terdapat 3 bagian penting dalam perusahaan yaitu manager, bagian gudang
dan bagian keuangan. Perusahaan ini kadang mendapatkan masalah dalam pencatatan
transaksi yang masih dilakukan secara manual, sehingga laporan laporan yang diminta
sering terlambat dan kurang akurat. Serta terdapat masalah pada pemilihan supplier material
bangunan, karena banyaknya dan bermacam - macam keinginan konsumen.
Untuk memudahkan pemilihan supplier material, maka dibutuhkan sebuah sistem
pendukung keputusan yang bertujuan untuk mempermudah memberikan pilihan supplier
material yang cocok bagi konsumen dan diharapkan dapat membantu masalah - masalah yang
ada pada perusahaan. Dalam penelitian ini sistem pendukung keputusan dijalankan oleh CV.
Dian Permata akan diserahkan ke bagian manager yang berwenang dalam pengambilan
keputusan.
Sistem pendukung keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini
dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk bergerak cepat
dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Dengan mengacu kepada solusi yang
diberikan oleh metode AHP (Analytical Hierarhcy Process) dalam membantu membuat
keputusan, dan pemilihan supplier secara objektif berdasarkan multi kriteria yang ditetapkan.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode analisis dan sintesis yang
dapat membantu proses Pengambilan Keputusan. AHP merupakan alat pengambil keputusan
yang powerful dan fleksibel, yang dapat membantu dalam menetapkan prioritas-prioritas dan
membuat keputusan di mana aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif terlibat dan keduanya
harus dipertimbangkan. Dengan mereduksi faktor-faktor yang kompleks menjadi rangkaian
one on one comparisons dan kemudian mensintesa hasil-hasilnya, maka AHP tidak hanya
membantu orang dalam memilih keputusan yang tepat, tetapi juga dapat memberikan
pemikiran/alasan yang jelas dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dengan demikian
dirumuskanlah permasalahan yang ada yaitu Bagaimana merancang sistem
pendukung keputusan pemilihan supplier material pada CV. Dian Permata dengan
menggunakan metode AHP? yang nantinya akan memperoleh pengambilan keputusan
yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia serta luas ruang
lingkup kegiatan sistem pendukung keputusan pemilihan supplier material yang
dilakukan oleh Perusahaan Kontraktor CV. Dian Permata dan juga waktu yang
disediakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, maka akan memberikan pembatasan
masalah yaitu berupa :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada supplier yang mensuply material bahan bangunan di CV.
Dian Permata.
2. Penilaian performasi supplier dilakukan untuk periode Januari, Februari, dan Maret 2012.
3. Penilaian performasi supplier ditentukan oleh perusahaan.
4. Tidak terjadi perubahan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pengadaan material
bahan bangunan selama penelitian dilakukan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari dilaksankannya penelitian ini adalah :
1. Menentukan kriteria-kriteria evaluasi dan seleksi supplier.
2. Mengetahui bobot dari masing-masing kriteria untuk menentukan kriteria mana yang
memiliki bobot tertitnggi dan terendah.
3. Menentukan indikator kinerja supplier dari masing-masing kriteria beserta formulanya.
4. Membuat cara pemilihan supplier yang sistematis dan mudah digunakan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat didapat dari penelitian ini adalah
a) Bagi Penulis
1. Menguji kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang diperolah selama
belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang secara nyata dalam praktek
lapangan dengan didukung juga oleh berbekal teori - teori yang diterima.
2. Dengan mengadakan penelitian secara langsung akan menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan yang lebih luas tentang obyek yang diteliti.
b) Bagi Perusahaan kontraktor CV Dian Permata.
Dalam suatu penelitian diharapkan hasil yang di buat dapat membantu perusahaan
itu agar bisa berkembang dan maju sehingga apa yang dilakukan tidak terbuang percuma bagi
perusahaan untuk menentukan pengambilan keputusan dan kebijaksanaan perusahaan di masa
yang akan datang.
c) Bagi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi akademik untuk
dijadikan tolak ukur pemahaman dan penguasaan tentang teori yang diberikan oleh
akademik dalam mendidik dan membekali mahasiswanya sebelum terjun ke
masyarakat.

LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Untuk memperoleh hasil yang optimal dan maksimal dari suatu perencanaan
kegiatan - kegiatan yang penting, maka diperlukan adanya suatu sistem yang tepat
guna mencapai tujuan yang diharapkan. Keberadaan suatu sistem sangat penting untuk
mengolah data yang ada dalam suatu organisasi hingga dapat dihasilkan agar
menghasilkan suatu sistem informasi yang berguna sebagai bahan dalam pengambilan
keputusan.
Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan
komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan
dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang
didefinisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini
didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran
kas, penjualan, pembelian dan buku besar.
Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang
didefinisikan dengan pendekatan ini misalnya adalah sistem komputer yang
didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak. [1]
2.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
2.2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Sprague (1982) sejarah konsep sistem pendukung keputusan pertama kali
diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott Morton dengan istilah
Management Decision System.
Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System atau DSS) adalah system
informasi yang bertujuan untuk membantu manajemen puncak dalam mengambil keputusan
yang tidak terstruktur. Keputusan tidak terstruktur sifatnya tidak rutin. Disebut keputusan
tidak terstruktur karena masalanya tidak jelas, jalan keluarnya pun juga tidak jelas.[3]
Pada dasarnya SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan
mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan
alternatif.
2.2.2 Jenis-jenis keputusan
Jenis jenis keputusan berdasarkan keharusan keputusan dibuat dan cakupan keputusan
tersebut, yaitu : [2]
1. Keputusan terstruktur
Sebuah keputusan terstruktur dapat merupakan keputusan yang dihasilkan oleh program
komputer, keputusan terstruktur diambil untuk memecahkan masalah yang pernah terjadi
sebelumnya.
2. Keputuasn tidak terstruktur
Keputusan yang diambil untuk memecahkan masalah baru atau sangat jarang terjadi,
sehingga perlu dipelajari secara hati hati. Komputer tetap dapat membantu pembuat
keputusan, tetapi hanya dapat memberikan
sedikit dukungan.
3. Keputusan semi terstruktur
Merupakan keputusan diantara keputusan terstruktur dan tidak terstruktur.
2.2.3 Elemen-elemen Sistem Pendukung Keputusan
Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan DSS dilalukan langkah-langakah yaitu
sebagai berikut : [2]
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka
mengindentifikasi masalah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif
tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah,
menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses
pengambilan keputusan. Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa
pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna
menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif.
4. Memnuat DSS
Setelah menentukan modelnya, berikutnya adalah mengimplementasikannya dalam aplikasi
DSS.
2.2.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik yang diharapkan ada di SPK adalah : [2]
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak
terstruktur.
2. Dukungan untuk semua level majerial dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.
5. Dukungan di semua fase proses pengambian keputusan: inteligensi, desaign, pilihan, dan
implementasi.
6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Kemampuan sistem beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat
menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan
cara mengadapatasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
8. Penggunaan merasa seperti dirumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat dan sebuah
bahasa intekatif yang alami antarmuka manusia-mesin dapat meningkatkan SPK.
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) dari
pada efesiensi (biaya)
10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputusan
dalam memecahkan masalah.
11. Penggunaan akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.
12. Menggunakan model-model dalam penganalisasan situasi pengambil keputusan.
13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe mulai dari sistem infomasi
geografis (GIS) sampai sistem beroreintasi objek.
14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oelh seorang pengambil keputusan
pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa
organisasi sepanjang rantai persediaan.
2.2.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki subsistem utama yang menentukan
kapabilitas teknis SPK tersebut, diantaranya sebagai berikut: [2]
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data memasukan satu database yang berisi data yang relevan
untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sist em manajemen
database (DBMS).
2. Subsistem Manajemen Model
Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model, keuangan, statistik, ilmu
manajemen, atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan
manajemen perangkat lunak yang tepat.
3. Subsistem Antarmuka Pengguna
Pengguna berkomunikasi dengan memerintah sistem pendukung keputusan melalui
subsistem tertentu.
4. Subsistem Manajemen berbasis pengetahuan
Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai
suatu komponen independen dan bersifat opsional.



2.2.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan tujuan SPK berhubungan dengan prinsip dasar dari konsep SPK, yaitu : [2]
1. Struktur Masalah
Membantu manajer membuat keputusan dan menyelesaikan masalah semi terstruktur
2. Dukungan keputusan
Sistem pendukung keputusan mendukung pengambilan keputusan manajer, dan bukan
menggantikannya.
3. Efektivitas keputusan
Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan daripada efisiensinya
4. Kecepatan komputasi
Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyakkomputasi
secara cepat dengan biaya rendah.
5. Peningkatan produktivitas
Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal.
Pendukung komputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para
anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda.
6. Dukungan kualitas
Komputer bisa meningkatakn kualitas keputusan yang dibuat secara cepat dan ekonomis.
7. Berdaya saing
Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Maka
organisasi harus mampusecara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang
proses dan terstruktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi.
8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
2.2.7 Tahapan Pengembangan Sistem Pndukung Keputusan
Tahapan pengembangan SPK terdiri atas : [3]
1. Perencanaan
Tahap ini berhubungan dengan penetapan kebutuhan sistem, mendiagnosa dan menilai
masalah yang dihadapi serta penetapan sasaran dari SPK yang ingin dicapai.
2. Penelitian
Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dari user, sumber daya yang tersedia
serta lingkungan yang mempengaruhinya.
3. Perancangan Konsep dan Analisis
Dalam tahap ini dilakukan suatu kegiatan membuat perancangan konseptual dan studi
kelayakan. Disarankan menggunakan pendekatan normatif untuk mendefinisikan model yang
ideal agar dapat menyediakan informasi sesuai dengan yang diinginkan.
4. Perancangan
Meliputi perancangan dialog, komponen, sistem, pemrosesan masalah dan kelengkapan basis
data SPK. Perancangan dapat dibagi menjadi 3 bagian yang saling berhubungan, yaitu
subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem komunikasi.
5. Konstruksi
Tahap ini merupakan tahap pembangunan SPK sesuai dengan konsep perancangan dan alat
alat yang digunakan.
6. Implementasi
Tahap implementasi adalah kelanjutan dari tahap kenstruksi, dimana disini sistem siap untuk
diimplementasikan ke dunia nyata. Implementasi meliputi penyiapan, evaliasi, demontrasi,
orientasi, pelatihan, dan penyebarluasan.
7. Dokumentasi dan pemeliharaan
Tahap ini terdiri atas perencanaan untuk mendukung sistem secara terus menerus.
Dokumentasi untuk penggunaan dan pengembangan dari sistem yang telah dibangun.



2.3 Analisis Sistem
2.3.1 Pengertian Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang ada dengan tujuan
untuk merancang sistem yang baru atau penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh
kedalam bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dari mengevaluasi
permasalahan yang timbul, yang nantinya dapat diusulkan untuk dilakukan perbaikan-
perbaikan. [1]
2.3.2 Tahap-tahap Analisis Sistem
Langkah-langkah dasar dalam menganalisa suatu sistem, yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisa sistem. Dalam tahap ini
diidentifikasi masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang
ingin dipecahkan.
2. Memahami Kerja Sistem yang ada
Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana sistem yang sudah
ada berjalan. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat
diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap sistem. Analisis sistem perlu
mempelajari apa dan bagaimana operasi sistem yang ada sebelum mencoba untuk
menganalisa permasalahan-permasalahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat
mencari pemecahannya. Observasi dan wawancara dapat dilakukan untuk
mendapatkan data contoh-contoh data yang perlu diteliti.
3. Menganalisis Sistem
Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka dilakukan analisa hasil penelitian yang
sudah dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menganalisa hasil penelitian adalah :
a. Menganalisis Kelemahan Sistem
Pada tahap ini dilakuka guna mancari jawaban yang sebenarnya penyebab dari
masalah yang timbul.
b. Menganalisa Kebutuhan Informasi Pemakai
Setelah menganalisa kelemahan sistem, perlu pula mencari kebutuhan-kebutuhan
informasi yang digunakan oleh pemakai sistem.
4. Membuat Laporan
Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Tujuan utamanya adalah
sebagai bukti secara tertulis tentang hasil analisis yang sudah dilakukan.
2.4 Metode AHP (Analitical Hierarchy Process)
2.4.1 Pengertian AHP (Analitical Hierarchy Process)
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas
L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan
sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria,
dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode
yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :[5]
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan
alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

2.5 Perangkat Lunak Pendukung
2.5.1 Microsoft Visual Basic 6.0
Visual Basic diciptakan pada tahun 1991 oleh Microsoft untuk menggantikan bahasa
pemrograman BASIC (Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code). Visual Basic
adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang
berbasis GUI ( Graphical User Interface ). Visual Basic artinya program menunggu sampai
adanya respon dari user berupa event/kejadian tertentu ( tombol diklik, menu dipilih, dll ).
Ketika event terdeteksi, event yang berhubungan akan melakukan aksi sesuai dengan kode
yang diberikan. [8]
Visual Basic merupakan suatu bahasa pemrograman yang sangat mudah dimengerti dan
dipahami sehingga lebih banyak yang memilih pemrograman Visual Basic pada saat ini.
Visual Basic atau sering disebut VB selain disebut sebagai bahasa pemrograman, juga disebut
sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program aplikasi berbasis Windows.
Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan kata-kata bahasa Inggris yang
umum digunakan dan tidak perlu lagi menghafalkan sintaks-sintaks maupun format bahasa
yang bermacam-macam. Sehingga bagi programmer pemula yang ingin belajar
pemrograman, Visual Basic dapat membantu membuat program berbasis Windows dalam
sekejap. Sedangkan bagi programmer tingkat lanjut dengan kemampuan yang besar dapat
digunakan untuk membuat program-program yang kompleks.

METODE PENELITIAN

Dalam pengumpulan data, akan digunakan beberapa metode untuk menentukan
kebutuhan sistem yang akan dibangun. Adapun metode yang digunakan adalah:
1) Pengumpulan Data
a) Observasi
Observasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap semua aktivitas objek penelitian.
b) Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab secara langsung dengan sumber
sumber yang terkait.
Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan angket maka digunakan
teknik wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh pewawancara (intervieer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban. Wawancara menurut Arikunto
(1996:135) adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan
responden..
c) Studi Pustaka
Studi Pustaka berisi tinjauan teori-teori tentang pengertian perpustakaan, jenis-jenis
perpustakaan, karakteristik perpustakaan ideal, pengertian tentang sumber belajar, fungsi dan
penggunaan pusat sumber belajar bagi pembelajaran, keterkaitan belajar dengan sumber
belajar perpustakaan dan hipotesis.
2) Metode Analisis Data
Analisis Data dapat digunakan diantaranya:
a. Dekomposisi
Yaitu proses penurunan sistem menjadi bentuk yang lebih kecil (sub sistem).
Manfaatnya :
-Memahami hubungan antar sub sistem
-Mempermudah pemusatan perhatian
-Konsentrasi pada komponen yang bermasalah
-Dapat membangun sub sistem ( komponen ) secara bersamaan.
b. Context Diagram (CD)
Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level),
yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan
aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas
eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas
luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem).
c. Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan diagram yang mengunakan notasi-notasi atau simbol-simbol
untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar fungsi-fungsi yang berhubungan
satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data.
d. Entity Relational Diagram (E-R Diagram)
Entity Relational Diagram merupakan salah satu pemodelan data konseptual yang
paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional. Model E-
R adalah rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area
bisnis tertentu.
Model E-R terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu sebagai berikut:
1. Entitas
Entitas adalah sesuatu atau objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dari sesuatu atau objek
yang lainnya. Sebagai contoh, setiap mahasiswa dalam suatu universitas adalah suatu entitas.
Setiap fakultas dalam suatu universitas adalah juga suatu entitas. Dapat dikatakan bahwa
entitas bisa bersifat konseptual/abstrak atau nyata hadir di dunia nyata.
2. Atribut
Atribut adalah properti deskriptif yang dimiliki oleh setiap anggota dari himpunan entitas.
Sebagai contoh entitas mahasiswa, atribut-atribut yang dimiliki adalah nim, nama mahasiswa,
alamat dan lain-lain.
3. Hubungan antar relasi (Relationship)
Hubungan antar relasi adalah hubungan antara suatu himpunan entitas dengan himpunan
entitas yang lainnya. Misalnya, entitas mahasiswa memiliki hubungan tertentu dengan entitas
matakuliah (mahasiswa mengambil matakuliah). Pada penggambaran model E-R, relasi
adalah perekat yang menghubungkan suatu entitas dengan entitas yang lainnya.
4. Kardinalitas/Derajat Relasi
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas
pada himpunan entitas yang lain. Sebagai contoh: entitas-entitas pada himpunan entitas
mahasiswa dapat berelasi dengan satu entitas, banyak entitas atau tidak satupun entitas dari
himpunan entitas kuliah. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat
berupa:
Satu ke Satu(One to One)
Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu
entitas pada himpunan entitas B, begitupun sebaliknya.
Satu ke Banyak(One to Many)
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan
entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Banyak ke Satu(Many to One)
Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya dengan entitas B.
Banyak ke Banyak(Many to Many)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada
himpunan entitas B, dan demikian sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B
dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas

ANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1 Analisis Sistem
4.1.1 Identifikasi Masalah
CV. Dian Permata Pekalongan merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang
bergerak dalam bidang konstruksi bangunan dan supplier matrial yang produktif, aman,
menguntungkan, professional dan tangguh. Dengan demikian diperlukan sebuah sistem yang
dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat mengenai suplier matrial sehingga dapat
digunakan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan suplai matrial. Pemilihan suplier
ditentukan berdasarkan 4 (empat) kriteria, antara lain :
1. Quality
Merupakan penilaian terhadap bahan material yang cacat (rusak)
2. Cost
Merupakan penilaian terhadap harga material bangunan
3. Delivery
Merupakan penilaian terhadap prosentase ketepatan waktu pengiriman
4. Flexibility
Merupakan penilaian terhadap prosentase dipenuhinya permintaan perubahan permintaan.
4.1.2 Scoring dengan Metode AHP
Evaluasi sroring dilakukan terhadap pertimbangan yang telah diberikan. Evaluasi ini
dilakukan dengan mempertimbangkan nilai dari consistency ratio (CR). Penilaian dapat
dikatakan konsisten apabila nilai CR lebih kecil atau sama dengan 0,10. Bila nilai CR lebih
besar dari 0,10 maka mengindikasikan perlu adanya pemeriksaan terhadap pertimbangan
yang telah dibuat. Timbulnya ketidakkonsistenan sebagian besar karena ide baru yang
mempengaruhi empat fungsi psikologis manusia dalam memecahkan masalah, yaitu intuisi,
pikiran, perasaan, dan penginderaan. Hal ini cenderung menyebabkan pengambilan keputusan
mengubah preferensi dan komitmen yang telah dilakukannya. Consistency ratio dalam
penelitian ini dapat kita lihat pada tabel berikut :

Kode Kriteria
(elemen-elemen)
Bobot
(%)
Const.
Ratio
(CR)
A Quality 30 0,3
B Cost 20 0,2
C Delivery 20 0,2
D Flexibility 30 0,3
Nilai seluruh sistem 100 1

AHP mengukur seluruh konsistensi penilaian dengan menggunakan Consistency Ratio
(CR), yang dirumuskan :
CR = CI
RI
CI = ( Z
mak
n ) / ( n 1 )

Dimana :
CI = Indeks konsistensi
RI = Indeks random
Diperoleh dari tabel nilai RI berdasarkan jumlah n (ukuran matriks), dengan demikian nilai
RI untuk matrik n(4) = 0,90
Z
maks
= eigen value maksimum
Untuk n > 2, semua harga eigen value-nya sama dengan nol dan hanya ada satu eigen value
yang sama dengan n (konstan dalam kondisi matriks konsisten). Dengan demikian eigen
value pada matrik diatas adalah nol (0).
n = ukuran matriks
Ukuran matrik dalam penelitian ini adalah 4



4.2 Implementasi Program
4.2.1 Tampilan Analisa



4.2.1.1 Analisa Faktor Cost



4.2.1.2 Analisa Faktor Quality



4.2.1.3 Analisa Faktor Delivery



4.2.1.4 Analisa Faktor Fleksibility


4.2.1.5 Tampilan AHP






KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa Sistem pendukung
keputusan yang dirancang merupakan sistem pendukung keputusan pemilihan suplai material
pada CV. Dian Permata Pekalongan yang dapat memberikan informasi yang akurat terkait
dengan kriteria calon supplier.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Jogiyanto HM., MBA., Akt., Ph.D. (2009) Buku Sistem Tehknologi Informasi. Yogyakarta:
Andi Offset.
[2] Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi
Offset.
[3] Winarno (2007). Sistem Informasi Manajemen. Yogjakarta: UPP (Unit Penerbit dan
Percetakan) AMP YKPN.
[4] Uyuunul Mauidzoh, dan Yasin Zanidi (2007). Perancangan Sistem Penilaian dan Seleksi
Supplier Menggunakan Multi Kriteria. Jakarta : PT. Prenhallindo.
[5] Syaifullah (2010). Pengenalan Metode AHP. Syaifullah08.Wordpress.
[6] Penjelasan Supplier dari : jani setiawati natalia, 2007. liblary@petra.ac.id
Diambil pada Rabu 02/05/2012. http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_6184_1.html
[7] Penjelasan Bahan Material Diambil pada Kamis 03/05/2012
dari : http://zith.web.id/material-bangunan.html
[8] Penjelesan Miscrosoft Visual Basic Diambil pada Kamis 03/05/2012 dari:
http://mti.ugm.ac.id/~adji/courses/resources/students/Fendy/naskah%20ta/HTML/index14.ht
m
[9] Soerjono Soekanto (2006). Pembahasan Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Anda mungkin juga menyukai