Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“ SISTEM PEMANDU KEPUTUSAN ”

SEMESTER (3)

Disusun Oleh :
KELOMPOK I2
Syahrul ramadhan (1214.21.19295)
Fitri Zahra (1214.21.19264)
Susan suraya (1214.21.19294)

Dosen Pengampu
SRI INDRIYANI ALI, SE, M.M

PRODI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SULTHAN SYARIF HASYIM
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia dan hidayahnya sehingga makalah tentang “SISTEM PEMANDU
KEPUTUSAN” dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN. Demikian pula makalah ini kiranya bermanfaat bagi
rekanrekan.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan dan pemahaman
bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan sebagai umpan balik yang positif untuk
memperbaiki di masa mendatang.
Akhir kata Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2

2.1. pengertian sistem pemandu keputusan…………………………………………………………2

2.2 komponen Sistem pemandu keputusan ………………………………………………………...2

2.3. jenis-jenis system pemandu keputusan ………………………………………………………..4

2.4. proses atau tahap pembuat keputusan ………………………………………………………….6

BAB III PENUTUP............................................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan danSaran......................................................................................................................10

Daftar Pustaka.......................................................................................................................................11

II
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pembuatan keputusan bisa berbeda-beda untuk tiap manajer atau tiap pembuat
keputusan. Apabila keputusan diambil oleh seorang manajer yang berpengalaman, hasilnya
bisa membawa kebaikan bagi perusahaan dan sebaliknya bila keputusan diambil oleh seorang
manajer yang belum berpengalaman, bisa jadi tidak membuahakan hasil bagi perusahaan. Hal
itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh
sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin
terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem
tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan
informasi yang didapatkan. Untuk itu, diperlukan suatu cara untuk mengurangi kesalahan
dalam pembuatan keputusan. Caranya adalah dengan sebuah sistem yang akan memandu para
pembuat keputusan dengan berbagai langkah yang diperlukan dalam pembuatan keputusan.
Sistem itu disebut dengan sistem pemandu keputusan (SPK). SPK merupakan suatu sistem
berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam
memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak
terstruktur, yaitu pencarian solusi yang melibatkan intuisi manusia dalam membuat keputusan
yang tepat sasaran dan betul – betul berguna bagi organisasi.
1. Perumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem pemandu keputusan?
2. Apa sajakah komponen Sistem pemandu keputusan?
3. Apa saja jenis-jenis system pemandu keputusan ?
4. Bagaimana proses atau tahap pembuat keputusan?
5. Bagaimanakah pengembangan system pembuatan keputusan?
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem pemandu keputusan.
2. Untuk mengetahui komponen system pemandu keputusan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis system pemandu keputusan
4. Unutk mengetahui proses dan tahap pembuatan keputusan
5. Unutk mengetahui pengembangan system pembuat keputusan

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pemandu Keputusan


Sistem Pemandu Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang memandu pembuat
keputusan. Sistem ini akan mendasarkan proses pembuatan keputusan kepada aturan yang
ditetapkan oleh para perancang sistem. Sistem juga akan mendasarkan prosesnya kepada
basis data yang ada di dalam perusahaan.

Sistem pemandu keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat
juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore dan Chang (Principle of Service Marketing : 1980) yang


diterjemahkan oleh Masrun (Turban dkk : 1995), sistem pemandu keputusan dapat
digambarkan sebagai “sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hocdata, dan
pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan dan
digunakan pada saat-saat yang tidak biasa”.

2.2.Komponen SPK
Sebagai sebuah sistem, SPK juga memiliki komponen. Komponen SPK agak berbeda
dengan komponen SPT dan SIM. Komponen SPK pada dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Basis data, yanag berasal dari sumber internal (dicatat dari perusahaan dari berbagai
transaksi yang selama ini terjadi) dan dari sumber eksternal (diambil oleh perusahaan
dari sumber luar perusahaan, misalnya data industri, data statistik, dan data dari
peraturan pemerintah).
2. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus diambil.
3. Berbagai peragkat analisis, yang digunakan untuk mencari jalan keluar terbaik.
Perangkat analisis tersebut misalnya adalah:
• What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi apabila
satu atau beberapa variabel berubah. Berapa laba yang akan diperoleh perusahaan bila

2
harganya dinaikkan 10% sedang biaya variabel naik 8% ? apa yang terjadi dengan
biaya gaji kalau hari Minggu kantor bagian penjualan tetap buka, dan seterusnya.
• Sensitivity analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan
suatu variabel terhadap variabel yang lain. Analisis ini akan melakukan perubahan
secara berkali-kali terhadap suatu variabel, sehingga dapat diketahui apakah
pengaruhnya konsisten atau tidak.
• Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi terbaik (misalnya
laba tertinggi atau biaya terendah atau waktu tersingkat) dari suatu masalah.
• Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi yang paling
menguntungkan bagi perusahaan, dan mirip dengan goal-seeking analysis. Analisis ini
biasanya memanfaatkan perhitungan menggunakan linear programming.
Laporan ada tiga jenis, yaitu:
1. Laporan rutin (periodic report), yang diterbitkan dan disediakan secara berkala,
memuat informasi yang sudah standar, sehingga jarang diperlukan oleh manajemen
puncak.
2. Laporan pengecualian (exception report), yang disediakan apabila terjadi kondisi yang
menyimpang dari kebiasaan. Sebagai contoh, terjadi penurunan produksi, maka harus
segera dicari informasi penyebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat
diambil tindakan segera.
3. Laporan atas permintaan (on-demand report), yaitu laporan yang disediakan apabila
manajemen memintanya. Laporan ini biasanya berisi informasi yang benar-benar
diperlukan oleh manajemen, sehingga bermanfaat cukup besar dalam pembuatan
keputusan.

➢ Tujuan Sistem Pemandu Keputusan


Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Turban, 2005) :
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk
menggantikan fungsi manajer
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan
efisiensinya
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk
melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah

3
5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan,
terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi
ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai
lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf
pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas
juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara
terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis
6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat.
Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang
bisa di evaluasi.
7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan
persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.

2.3.Jenis-jenis Sistem Pemandu Keputusan


Dalam membangun sebuah SPK, manajemen perusahaan dan perancang sistem harus
dapat merumuskan berbagai masalah dan jalan keluarnya. Rumusan ini sangat memerlukan
model. Model adalah perwakilan atau gambaran atas sesuatu. Model dapat mewakili objek
atau aktivitas, yang disebut dengan entitas.
Model ada beberapa jenis, yaitu model fisik, model naratif, model grafis, dan model
matematis.
1. Model fisik adalah gambaran berbentuk tiga dimensi yang menyamai objek aslinya,
hanya saja ukurannya lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan
dalam perancangan objek yang bersifat berwujud, misalnya bangunan, mobil,
pesawat, dan perangkat lainnya.
2. Model naratif adalah gambaran suatu objek yang dirancang dalam bentuk uraian
katakata. Model ini dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan.
3. Model grafis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambing, atau
grafik.
4. Model matematis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini
menggunakan berbagai bentuk rumus atau fungsi. Model ini banyak digunakan dalam
perancangan Sistem Pemandu Keputusan
➢ Manfaat Model

4
Model memiliki manfaat bagi pemecahan masalah. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Mempermudah pemahaman. Apabila sebuah model yang sederhana telah dipahami,
para pembuat keputusan dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks.
2. Mempermudah komunikasi. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat
berkomunikasi dengan lebih cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang
rendah.
3. Memprediksi masa depan. Dengan menggunakan model, misalnya saja analisis time
series, pembuat keputusan dapat memperkirakan apa yang terjadi dengan penjualan
pada bulan depan setelah harga diturunkan 10%.

➢ Keunggulan dan Kelemahan Model


Meskipun berguna dan memiliki berbagai keunggulan, model juga memiliki kelemahan yang
harus diketahui oleh para pembuat keputusan, sehingga tidak memunculkan kerugian yang
tidak diharapkan. Berikut ini akan diuraikan keunggulan dan kelemahan model.
➢ Keunggulan Model
1. Proses pembuatan model merupakan proses belajar bagai para pembuat keputusan
yang belum berpengalaman.
2. Dengan perancangan model, akan lebih banyak waktu yang tersedia untuk mencari
alternatif jalan keluar dari berbagai masalah yang timbul.
3. Model dapat memberikan perkiraan masa mendatang. Hal ini tidak dapat dilakukan
oleh sistem informasi jenis lainnya.
4. Model dapat menghemat biaya, dengan mengurangi atau bahkan meniadakan
cobacoba (trial and error).
➢ Kelemahan Model
1. Perancangan model tidak selalu mudah, meskipun oleh pembuat keputusan dan
perancang sistem yang sudah berpengalaman. Apabila model salah dirancang, maka
tidak akan mudah digunakan untuk memecahkan masalah.
2. Perancangan model memerlukan keahlian matematis dan pengetahuan pembuatan
keputusan, sehingga akan sulit dilakukan oleh pembuatan keputusan yang belum
berpengalaman.
➢ Konsep SPK

5
Menurut Gorry dan Seott Morton (1971), sistem informasi yang hanya menangani
satu atau sedikit masalah pembuatan keputusan akan memberikan bantuan yang lebih baik
kepada seorang manajer. Gorry dan Seott Morton juga menjadi orang yang mulai
memperkenalkan istilah Decission Support System (DSS) untuk menjelaskan sistem
informasi yang dapat memandu keputusan para manajer.
Sistem informasi yang diperlukan oleh masing-masing tingkatan manajer memiliki
karakteristik yang berbeda. Semakin rendah tingkatan manajemen, sistem informasinya akan
semakin terstruktur, yaitu sistem pengolahan transaksi. Semakin tinggi tingkatan manajemen,
semakin dekat dengan sistem pemandu keputusan.

2.4.Tahap Pembuatan Keputusan


Menurut Hebbert A. Simon, pembuatan keputusan melibatkan empat langkah berikut:
➢ Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah dapat merupakan
persolan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan organisasi, atau dapat juga
merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri oleh pembuat keputusan.
Masalah yang sudah ada atau muncul (dengan sendirinya) misalnya adalah persediaan barang
ditoko habis, maka jalan keluarnya adalah mengambil barang dari gudang. Jika manajemen
ingin menjual produk baru yang sebelumnya belum pernah dijual, berarti manajemen telah
menciptakan masalah baru yang harus dipecahkan. Tahap intelligence merupakan tahap yang
paling penting dari tahapan-tahapan pembuatan keputusan yang lain.
➢ Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternatif yang akan dipilih. Contohnya,
perusahaan akan membeli barang dagangan, tetapi mendapat masalah misalnya membelinya
sebanyak berapa, dengan harga berapa, membeli dimana, dan dibayar kapan.
Masalahmasalah ini perlu disiapkan beberapa jawabannya. Misalnya, perusahaan akan
membeli berapa banyak. Manajemen perlu menyiapkan alternatif kalau membeli sebanyak
150 unit, 200 unit, atau 500 unit. Dengan data yang lain, perusahaan akan memilih salah satu
diantara data ini.
➢ Tahap choice adalah tahap memilih salah satu diantara berbagai alternatif yang sudah
disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini, pembuat keputusan akan membuat model
pemilihan alternatif (baca subjudul Metode Pemilihan Alternatif berikut).
Setelah memutuskan untuk memilih salah satu alternatif, maka manajemen akan
melaksanakan keputusan itu. Tahap ini merupakan tahap implementation.

6
➢ Metode Pemilihan Alternatif
Manajemen tidak selamanya dapat memilih keputusan yang terbaik, disebabkan karena
adanya berbagai factor. Keputusan yang diambil oleh manajemen, akan merupakan salah satu
diantara tiga keputusan berikut ini.
1. Model optimization
Digunakan untuk mencapai hasil yang paling baik. Misalnya untuk memperoleh keuntungan
yang paling besar, perusahaan memutuskan untuk memproduksi sebanyak 750 unit produk.
2. Model satisficting
Membuat keputusan tanpa mempertimbangkan semua alternatif, dan keputusan yang dibuat
belum tentu merupakan alternatif yang paling baik, karena keputusan yang paling baik,
mungkin sulit sekali diperoleh. Misalnya: kalau perusahaan ingin membuka cabang,
seharusnya dipilih daerah dipusat kota, tetapi karena harga tanah dan bangunan terlalu mahal,
maka di pinggiran kota pun tidak apa-apa.
3. Model beuristic
Adalah keputusan yang diambil berdasarkan aturan yang sudah baku. Misalnya ada seorang
raja wafat, mau tidak mau anak laki-lakinya harus menggantikannya, meskipun ia baru
berusia 7 tahun.

➢ Kesalahan dalam Pembuatan Keputusan


Meskipun pembuatan keputusan sudah didukung dengan berbagai alat bantu dan
informasi, namun keputusan tetap berhubungan dengan masa yang akan datang. Masa yang
akan datang selalu mengandung ketidak pastian. Oleh karena itu pembuatan keputusan tetap
mengandung risiko. Salah satu risiko yang dihadapi pembuat keputusan adalah kesalahan
(dalam pembuatan keputusan)
Kesalahan pembuatan keputusan ada beberapa macam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan analisis
Yaitu salah mengenali masalah, sehingga keputusan yang dibuat juga salah.
2. Kesalahan melihat waktu (yang baru saja dialami)
Misalnya pada bulan juni-juli penjualan alat-alat tulis tiba-tiba melonjak. Pimpinan
perusahaan memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Ternyata, setiap
bulan Juni-Juli sebenarnya merupakan tahun ajaran baru, sehingga memang tejadi
kenaikan permintaan akan alat tulis. Bila bulan selanjutnya kapasitas produksi
dinaikkan, tidak akan mempertahankan penjualan.

7
3. Kesalahan sudut pandang tidak berubah
Perusahaan beranggapan bahwa pihak yang paling menentukan suksesnya penjualan
adalah pramuniaga, oleh karenanya manajemen memberikan bonus yang menarik
kepada semua pramuniaga.
4. Kesalahan terlalu percaya diri
Karena terlalu percaya diri akan menyebabkan manajemen kurang
mempertimbangkan hal-hal yang seharusnya dipertimbangkan.

➢ OLAP (On Line Analytical Procedure)


SPK tidak memiliki standar, sehingga setiap perusahaan dapat membangun sesuatu
dengan kebutuhan para pemakainya. Pemakai SPK kebanyakan adalah para manajer puncak,
yaitu para pembuat keputusan tidak terstruktur. Keputusan ini relatif jarang diambil, tetapi
lingkupnya luas.

Semakin kompleksnya pengembangan sistem-sistem informasi pemrosesan transaksional


yang berevolusi ke arah Online Transactional Processing (OLTP) system menimbulkan
konsekuensi semakin rumit dan semakin banyak data maupun informasi yang harus dianalisis
oleh pihak manajemen.

Cakupan sistem penunjang keputusan pun semakin berkembang untuk menyesuaikan


kebutuhan analisis informasi yang juga semakin kompleks. Pada pertengahan dekade 1990,
bersamaan dengan adopsi besar-besaran data-warehousing pada sejumlah perusahaan besar
dunia, dikenalkan suatu teknik analisis penunjang keputusan yaitu OLAP.

OLAP menawarkan metode analisis data secara kompleks yang disesuaikan dengan
kebutuhan akan informasi oleh para analis maupun eksekutif.

Pemanfaatan OLAP dengan pola analisis seperti berikut ini :

1. Meringkas dan mengumpulkan sejumlah besar data

2. Melakukan filtering, pengurutan, dan memberikan peringkat (rangking)

3. Membandingkan beberapa set dari data

4. Membuat sketsa/bagan/diagram

5. Menganalisis dan menemukan pola dari data

8
6. Menganalisis kecenderungan data

Pada dasarnya, setiap proses bisnis yang mengharuskan kita untuk menganalisis
(menggulung, menelusuri dll) Data transaksional di berbagai kategori adalah aplikasi yang
sangat baik teknologi OLAP.

Prinsip Akey dari OLAP adalah bahwa pengguna harus melihat waktu respon yang konsisten
untuk setiap tampilan, atau iris, dari data yang mereka permintaan. Karena data dikumpulkan
pada tingkat rinci hanya, ringkasan informasi yang biasanya dihitung di muka. Nilai-nilai
precomputed, atau agregasi, merupakan dasar dari keuntungan kinerja OLAP.
OLAP jasa meliputi server middle_tier yang memungkinkan pengguna untuk melakukan
analisis canggih pada volume data yang besar dengan kinerja yang luar biasa.

Fitur lain dari layanan OLAP adalah layanan PivotTable, yang memungkinkan pengguna
untuk melakukan analisis bila terputus dari jaringan perusahaan.

OLAP jasa mengatur data dari sebuah gudang data menjadi kubus multidimensi dengan
informasi ringkasan pra dihitung untuk menyediakan jawaban untuk pertanyaan analitis
kompleks.

OLAP layanan dapat mengakses data sumber di penyedia jasa yang didukung OLE DB data,
yang termasuk tidak hanya server SQL tetapi juga sejumlah besar database deskop dan
server, termasuk Microsoft Acces, MicroSoft FoxPro, Oracle, Sybase dan Informix.

Kinerja OLAP tergantung di hal-hal ini :

1. Aggregations
Mewujudkan agregasi biasanya menyebabkan respon lebih cepat query karena kita
mungkin perlu untuk melakukan pekerjaan lebih sedikit untuk menjawab permintaan
untuk nilai sel.

2. Partisi
Partisi memberikan Anda kemampuan untuk memilih strategi penyimpanan yang
berbeda untuk mengoptimalkan tradeoff antara pengolahan dan query kinerja.

3. Data irisan pada partisi

Mengatur slice data merupakan cara yang efisien untuk menghindari query partisi tidak
relevan.

9
BAB III PENUTUP

3.1. Hasil dan Kesimpulan


Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan tidak terstruktur dimana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
SPK lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang
bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dengan kriteria yang kurang jelas.
SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan tetapi memberikan
perangkat interaktif yang memungkinkan pangambil keputusan dapat melakukan berbagai
analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
Tujuan sistem pendukung keputusan :
1. Membantu membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
2. Mendukung dan tidak mengganti manajer.
3. Membantu membuat keputusan yang efektif daripada efisien.
Macam Keputusan :
1. Keputusan terstruktur,
2. Keputusan semi terstruktur,
3. Keputusan tidak terstruktur,
4. SPK dibangun melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini ditetapkan untuk
rnenuntun pembuatnya agar dapat menyusun sebuah SPK yang baik secara sistematis,
terintegrasi, dan teratur. Adapun tahap – tahap pembentukan SPK adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Intellegent
2. Tahap Design
3. Tahap Choice
4. Tahap Implementasi
5. Rekomendasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi HS, D. 1993. Pengantar Komunikasi Data. Gunadarma (modul komunikasi data
mercubuana.ac.id)
Winarno, Wing Wahyu. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
McLeod, Raymond. 1997. Sistem Informasi Manajemen Jilid 1. Texas : BIP Gramedia Edris,
Mochamad. 2013. Pengantar Manajemen. Kudus

11

Anda mungkin juga menyukai