Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2.1 Peran manajer dalam


membuat banyak
keputusan bertujuan
untuk mengatasi
masalah.
3.1 Penyelesaian
masalah dicapai
melalui empat
tahapan dasar dan
mempergunakan
4.1 kerangka berpikir
seperti model sistem
perusahaan yang umum
dan model lingkungan.
5.1 Dengan mengikuti
pendeketan sistem
untuk menyelesaikan
masalah, manajer
melihat
6.1 sistem secara
keseluruhan
Peran manajer dalam membuat banyak keputusan bertujuan untuk
mengatasi masalah.Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan
dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem
perusahaan yang umum dan model lingkungan.Dengan mengikuti
pendeketan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihatsistem
secara keseluruhan.
Empat elemen dasar Proses pemecahan masalah tersebut terdiri atas:
1. standar,
2. informasi,
3. batasan, dan
4. solusi alternatif.
Jika ke-emapat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik
tidak selalu dicapaimelalui analisis logis saja dan penting untuk
membedakan antara permasalahan dangejala .Masalah memiliki struktur
yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram
maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan
keputusan(decision support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-
masalah yang setengahterstruktur. Output DSS yang pertama terdiri
atas laporan dan output dari modelmatematika. Kemudian, kapabilitas
pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikutidengan kecerdasan buatan
(artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-lineanalytical
processing-OLAP).
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara,
dan penggunaannyadisebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet)
merupakan alat yang baik untukmembuat model matematika. Lembar kerja
ini dapat digunakan baik untuk model statikdan dinamik dan membuat
manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-game).
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS.
Dengan menambahkanbasis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS
dapat memberikan saran solusi masalahkepada manajer.Jika groupware
ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi
sistempendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support
system-GDSS).GDSS dapat diletakkan di beberapa tempat yang
berbeda agar kondusif terhadappemecahan masalah kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan?
2. Apa saja fase pemecahan masalah ?
3. Bagaimana membangun konsep dan elemen proses pemecahan
masalah?
4. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan?
5. Apa saja model DSS (Decision Support Systems) ?
6. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan


Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk
perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu
manajemen dalam proses pengambil keputusan. Sesuai namanya, tujuan
digunakannya system ini adalah sebagai “secondopinion” atau “information
source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangansebelum seorang
manajer memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan yang paling sering
digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah dengan menggunakan
teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manajer
untuk menggunakannya, diharapkan system ini dapatmerepresentasikan
keadaan dunia nyata atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankan
adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas, tetapi
untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan
keputusanyang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation
research dan managementscience. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu
untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan
perhitungan iterasi secara manual (biasanya untukmencari nilai
minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah
menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama
dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal
istilah decision modeling,decision theory, dan decision analysis – yang pada
hakekatnya adalah merepresentasikan permasalah dan manajemen yang
dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model
matematika).
2.2 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban (2005), ada beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model
5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Selain itu, menurut Turban kemampuan yang harus dimiliki oleh
sebuah sistem pendukung keputusan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani
masalah semi terstruktur
2. Manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen
tingkat dan tidak terstruktur.
3. Membantu manajer pada berbagai tingkatan bawah.
4. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
5. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan
Berurutan
6. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence,
design, choice dan implementation.
7. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis
keputusan.
8. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat
fleksibel.
9. Kemudahan melakukan interaksi sistem.
10. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan dari pada
efisiensi.

2.3 Keuntungan Pengguna Sistem Pendukung Keputusan


Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut
(Surbakti, 2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan
yang kompleks
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan
dalam konsisi yang berubah-ubah
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat
4. Pandangan dan pembelajaran baru
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha
10. Meningkatkan produktivitas analisis.

2.4 Fase Pemecahan masalah


Menurut Simon, orang yang memecahkan masalah terlibat dalam :
1. Aktivitas Intelijen. Mencari di sekitar lingkungan kondisi yang
harus dipecahkan.
2. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan.
3. Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang
tersedia.
4. Aktivitas Pengkajian. Memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.

2.5 Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah


Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat
dianggap sebagai permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan
sebagai suatu sistem tidak berfungsisebagaimana mestinya. Atau, terdapat
masalah dengan sistem persediaan, sistem komisipenjualan, dan
seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat
sistemtersebut memenuhi tujuannya dengan paling baik, seperti
yang dicerminkan dalamstandar kinerja sistem. Standar ini
menggambarkan situasi yang diinginkan (desiredstate) apa yang harus
dicapai sistem tersebut. Sebagai tambahan,manajer tersebut harus memiliki
informasi yang menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa
yangdicapai sistem tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan ini berbeda,
maka ada masalahyang menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan
disebut dengankriteria solusi (solution criterion), atau apa yang
harus terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang
diinginkan. Tentu saja, jika situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan, maka
tugas yang harus dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini.
Melainkan, tugasyang harus dilakukan adalah menjaga agar situasi saat ini
tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi
dapat dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.

3.5 Kebanyakan
masalah yang
dipecahkan
manajer dapat
dianggap sebagai
4.5 permasalahan
sistem. Sebagai
contoh, perusahaan
sebagai suatu
sistem tidak
berfungsi
5.5 sebagaimana
mestinya. Atau,
terdapat masalah
dengan sistem
persediaan, sistem
komisi
6.5 penjualan, dan
seterusnya. Solusi
masalah sistem
adalah solusi yang
membuat sistem
7.5 tersebut
memenuhi
tujuannya dengan
paling baik,
seperti yang
dicerminkan
dalam
8.5 standar kinerja
sistem. Standar ini
menggambarkan
situasi yang
diinginkan
(desired
9.5 state) apa yang
harus dicapai
sistem tersebut.
Sebagai tambahan,
manajer tersebut
harus
10.5 memiliki
informasi yang
menggambarkan
keadaan saat ini
(current state) apa
yang
11.5 dicapai sistem
tersebut sekarang
ini. Jika dua
keadaan ini
berbeda, maka ada
masalah
12.5 yang menjadi
penyebabnya
dpecahkan Kebanyakan masalah
yang dipecahkan manajer dapat dianggap
sebagaipermasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan
sebagai suatu sistem tidak berfungsisebagaimana mestinya.
Atau, terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem
komisipenjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem
adalah solusi yang membuat sistemtersebut memenuhi
tujuannya dengan paling baik, seperti yang
dicerminkan dalamstandar kinerja sistem. Standar ini
menggambarkan situasi yang diinginkan (desiredstate)
apa yang harus dicapai sistem tersebut. Sebagai tambahan,
manajer tersebut harusmemiliki informasi yang
menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa
yangdicapai sistem tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan
ini berbeda, maka ada masalahyang menjadi penyebabnya
dan harus dipecahkan

Anda mungkin juga menyukai