Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai
melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari
bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu
disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah
keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di
lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat
memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Jelaskan pengertian Decision Support System?
2) Bagaimana konsep Decision Support System?
3) Jelaskan Tujuan dan Manfaat Decision Support System?
4) Jelaskan Jenis dan Karakteristik Decision Support System?
5) Jelaskan Keuntungan dan Kerugian Decision Support System?
6) Bagaimana Model Decision Support System?
7) Jelaskan Bagian Bagian dari Decision Support System?
1.3 Tujuan
1) Memahami definisi dari konsep sistem penunjang keputusan (DSS)
2) Memahami tujuan dan manfaat DSS
3) Memahami satu definisi mengenai DSS dan model yang menyertainya
4) Mengetahui bagian-bagian dari DSS
5) Mengetahui keuntungan dan kerugian DSS
6) Mengetahui cara menerapkan konsep DSS kepada sekelompok pemecah masalah
7) Mengetahui karakteristik dan jenis DSS

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

Konsep Decision Support System pertama kali dinyatakan oleh Michael S. Scott Morton pada
tahun 1970 dengan istilah Management Decision System (Sprague and Watson: 1993: 4) (Turban:
1995) (McLeod: 1995). Setelah pernyataan tersebut, beberapa perusahaan dan perguruan tinggi
melakukan riset dan mengembangkan konsep Decision Support System. Pada dasarnya DSS dirancang
untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah,
memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.

Ada berbagai pendapatan mengenai DSS, antara lain disebutkan di bawah ini (Daihani: 2001: 54):

1. Menurut Scott, DSS merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer, yang membantu
pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk
memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur, yang
intinya mempertinggi efektifitas pengambil keputusan.
2. Menurut Alavi and Napier, DSS merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan
informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban
yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana,
mudah dan adaptif.
3. Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan
berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai
permasalahan yang semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan
model.
4. Menurut Sparague and Carlson, DSS adalah sistem komputer yang bersifat mendukung dan
bukan mengambil alih suatu pengambilan keputusan untuk masalah-masalah semi terstruktur
dan tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
5. Sedangkan menurut Al-Hamdany (2003: 519),DSS adalah sistem informasi interaktif yang
mendukung proses pembuatan keputusan melalui presentasi informasi yang dirancang secara
spesifik untuk pendekatan penyelesaian masalah dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi para
pembuat keputusan, serta tidak membuat keputusan untuk pengguna.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DSS adalah suatu sistem informasi yang
spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan

2
dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur secara efektif dan efisien, serta tidak menggantikan
fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu
bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka. DSS ditujukan untuk
keputusankeputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang tidak
terstruktur.

Menurut Turban(2005), komponen sistem penunjang keputusan dapat dibangun dari sistem
subsistem berikut ini.

1) Subsistem Manajemen Data (Data Management Subsystem) Subsistem manajemen data


memasukan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh
perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS). Subsistem manajemen
data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, repository data perusahaan
yang relevan untuk pengambilan keputusan.
2) Subsistem Manajemen Model (Model Management Subsystem) Merupakan paket perangkat
lunak yang memasukan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif
lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.
Termasuk juga bahasa pemodelan untuk membuat model yang dapat disesuaikan. Perangkat
ini sering disebut dengan Model Base Management System (MBMS).
3) Subsistem Antarmuka Pengguna (User Interface Subsystem) Pengguna berkomunikasi dan
memerintahkan DSS melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan
dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari
interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.
4) Subsistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Subsystem) Subsistem ini
dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai komponen independen. Ia
memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan kepada pengambil keputusan.
Subsistem ini dapat di interkoneksikan dengan repository pengetahuan perusahaan (bagian
dari Knowledge Management System), yang biasa disebut dengan Orgaizational Knowledge
Base.

Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:

1. Database
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang
berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS,
diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base

3
Komponen kedua adalah model base atau suatu model yang mempresentasikan permasalahan
ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi
atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif),
komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait
lainnya.
3. Software System
Kedua komponen tersebut selanjutnya diastukan dalam komponen ketiga (software system),
setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti komputer.
Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System),
OODBMS (Object Oriented Databse Management System) dipergunakan untuk mere-
presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk
DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System) yang merupakan
suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara komputer dan
manusia (user) sebagai pengambil keputusan.

DSS digunakan untuk membantu para manajer untuk memecahkan masalah-masalah semi struktur.
Laporan dari sistem informasi dirancang untuk mendukung secara langsung keputusan yang
terstruktur. Dimana informasi ini meliputi teknik perencanaan dan pengawasan. DSS memiliki peran
khusus dalam pengambilan suatu keputusan, disamping itu DSS dirancang untuk mendukung tiga
tahap dalam pengambilan keputusan model Herbert Simon, yaitu: Intelijen, merancang serta memilih
dan menelaah.

2.2 Konsep DSS


Dalam sepuluh tahun pertama di dunia bisnis, penggunaan komputer hanya ditujukan untuk
proses-proses transaksi. Di pertengahan tahun 1960, muncul konsep Sistem Informasi Manajemen
sejalan dengan kebutuhan untuk menyediakan informasi bagi para manajer. Pendekatan terhadap
Sistem Informasi Manajemen telah dilakukan seluas-luasnya agar tersedia informasi yang sesuai dan
memadai, yang dapat digunakan untuk memecahkan segala jenis masalah oleh seluruh manajer
perusahaan. Pendekatan yang terlalu luas dan menyeluruh ternyata tidak efektif dan terbukti beberapa
sistem telah gagal dan berfungsi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dua orang profesor dari MIT, yaitu G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott-Morton, meyakini
bahwa sistem informasi yang terpusat pada satu permasalahan dan ditangani oleh satu orang manajer
akan memberikan sistem pendukung yang lebih baik. Konsep ini dipublikasikan dalam artikel
berjudul "Kerangka Kerja Bagi Sistem Informasi Manajemen," (A Framework for Managemen
Information System) yang diterbitkan pada 1971 dalam Sloan Management Review. Inti dari konsep
tersebut berupa suatu Tabel yang disebut kisi-kisi Gorry dan Scott-Morgon.

4
KONSEP DSS

Kisi-kisi yang diilustrasikan pada di atas, menggolongkan masalah-masalah ke dalam struktur


masalah dan tingkat manajemen. Gorry dan Scott-Morgon memberi nama setiap tingkatan manajemen
seperti nama yang diberikan oleh ahli teori manajemen Robert N. Anthony. Anthony menyebut
tingkat paling atas sebagai tingkat perencanaan strategis, tingkat menengah disebut tingkat
manajemen kontrol, dan tingkat yang paling rendah disebut tingkat kontrol operasional.

Setiap petak pada kisi-kisi Gorry dan Scott-Morton berisi contoh-contoh masalah sesuai dengan
tingkat manajemen dan struktur masalahnya masing-masing. Pada saat itu, masalah-masalah yang
berada di atas garis-garis putus horizontal telah didukung dengan baik oleh proses komputer. Istilah
Sistem Keputusan Terstruktur (Structured Decision System-SDS) digunakan untuk menggambarkan
sistem yang mampu memecahkan masalah-masalah yang teridentiflkasi. Masalah-masalah yang
berada di bawah garis tidak dapat dibantu oleh komputer, karenanya Gorry dan Scott-Morgon

5
menggunakan istilah Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan (Decision Support System-DSS)
untuk menggambarkan suatu sistem yang dapat menyediakan dukungan-dukungan yang diperlukan.

Istilah DSS kemudian digunakan untuk menggambarkan sistem yang dirancang untuk
membantu seorang manajer suatu departemen dalam memecahkan suatu masalah yang spesifik.
Sistem ini ditekankan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan
masalah, tapi tidak mampu mengerjakan kedua hal tersebut tanpa bantuan seorang manajer. Jadi
sistem ini adalah sistem yang memerlukan kerjasama antara seorang manajer dan komputer sehingga
didapatkan hasil yang optimal. Masalah-masalah yang dipecahkan dengan sistem ini adalah masalah
semi terstruktur. Bagian terstruktur dari masalah akan dikerjakan oleh komputer dan bagian tidak
terstruktur akan dikerjakan oleh manajer.

Gorry dan Scott-Morgon telah mencapai lebih dari apa yang mereka perkirakan. Seperti yang
terlihat pada judul artikelnya, pada awalnya Gorry dan Scott-Morgon hanya bertujuan untuk
menambahkan beberapa hal pada konsep SIM yang telah ada. Namun, kemudian pemikiran mereka
berkembang menjadi model baru sistem informasi. Beberapa periode sejak 1971, DSS menjadi jenis
sistem informasi yang paling sukses dan saat ini sistem tersebut merupakan jenis aplikasi komputer
yang paling produktif untuk memecahkan suatu masalah.

Tahapan dalam membangun Decision Support System (DSS)


a. Pemahaman
Pada tahap pertama proses pemahaman terhadap pokok masalah dengan mengidentifikasi dan
mempelajari masalah serta menganalisa solusi dari tingkat sistem ke subsistem.
b. Perancangan
Pada tahap ini di lakukan pengembangan lebih lanjut dari hasil pengamatan permasalahan,
menganalisis solusi yang mungkin untuk di ambil dan mengevaluasi solusi alternatif.
c. Pemilihan
Pada tahap ketiga dilakukan pemilihan solusi-solusi yang telah di evaluasi pada tahap
perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan memperhatikan kriteria-kriteria
berdasarkan tujuan yang ingin di capai.
d. Penerapan atau uji coba
Pada tahap akhir di lakukan uji coba terhadap sistem yang telah di bangun untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah di identifikasi sebelumnya.

2.3 Tujuan dan Manfaat DSS

Pelopor DSS pada MIT yang lain, Peter G.W. Keen, yang bekerja dengan Scott Morton, menetapkan
tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka yakin bahwa DSS akan dapat:

6
Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan
efesiensinya.

Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu terstruktur masalah, dukungan
keputusan, dan efektivitas keputusan.

Susunan Masalah

Sulit memang untuk mendapatkan masalah yang bersifat terstruktur atau tak terstruktur sepenuhnya.
Mayoritas masalah yang ada adalah bersifat semi terstruktur, seperti pendapat Simon mengenai area
kelabu. Hal ini berarti bahwa DSS ditujukan terhadap area tempat sebagian besar masalah
dikemukakan.

Dukungan keputusan

DSS tidak dimaksudkan untuk mengganti tugas manajer. Gambar dibawah ini menunjukan hubungan
antara struktur masalah dan derajad atau tingkat dukungan yang dapat diberikan oleh komputer.
Komputer dapat diterapkan terhadap bagian masalah yang terstruktur, namun masalah yang tak
terstruktur akan menjadi tanggung jawab manajer. Manajer ini akan mengandalkan keputusannya
sendiri atau intuisinya dan melakukan analisi terhadap masalah tak terstruktur tersebut. Manajer dan
komputer bekerja sama sebagai sebuh team pemecah masalah untuk memecahkan masalah yang
bersifat semi terstruktur yang sangat luas.

7
DSS difokuskan terhadap masalah semi terstruktur

Efektivitas Keputusan

Tujuan DSS bukanlah untuk membuat proses pembuatan keputusan seefisien mungkin.
Waktu manejer adalah sangat berguna dan tidak boleh disia-siakan , namun maksud utama penerapan
DSS adalah perolehan keputusan yang lebih baik.

Ketika membuat keputusan manajer tidak selalu mencoba untuk mendatkan hasil keputusan
yang terbaik, Beberapa model matematika akan membantu manajer dalam hal ini. Namun
demikian,dalam banyak kasus , manajerlah yang harus menentukan alternatif keputusan yang paing
baik. Manajer mungkin sekali meluangkan waktu tambahan untuk memperbaiki lagi keputusannya
agar keputusan tersebut mendekati maksimal. Namun , biasanya waktu dan tenaga tambahan yang ia
keluarkan tidak sepadan dengan perbaikan keputusan tersebut. Manajer menggunakan keputusannya
sendiri dalam menentukan kapan keputusan yang ia buat tersebut akan memberikan sumbangan bagi
pemecah masalah.

Manfaat DSS:
1. Meningkatkan efisiensi pribadi
2. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam sebuah
organisasi)
3. Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan

8
5. Meningkatkan pengendalian organisasi
6. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
9. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
Kebutuhan akan informasi yang akurat.
DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
Kebutuhan akan informasi baru.
Manajemen diamanahi DSS.
Penyediaan informasi yang tepat waktu.Pencapaian pengurangan biaya.
10. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
12. Mengurangi kebutuhan akan training.
13. Meningkatkan kontrol manajemen.
14. Memfasilitasi komunikasi.
15. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
16. Mengurangi biaya.
17. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.
2.4 Jenis dan Karakteristik DSS
2.4.1 Jenis DSS

Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah
sebagai berikut:

1. Mengambil elemen-elemen informasi.


2. Menganalisis seluruh file.
3. Menyiapkan laporan dari berbagai file.
4. Memperkirakan dari akibat keputusan.
5. Mengusulkan keputusan.
6. Membuat keputusan.
2.4.2 Karakteristik DSS

9
Karakteristik dan Kemampuan DSS Sistem Penunjang Keputusan (DSS) memiliki kemampuan
dan karakteristik, diantaranya yaitu :

1) Mendukung pengambilan keputusan, khususnya dalam situasi yang semiterstruktur dan tidak
terstruktur, dengan cara memadukan kemampuan manusia dalam menganalisa suatu masalah dan
informasi yang dihasilkan oleh sistem berbasis komputer.

2) Memberikan dukungan pada semua tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat tinggi
sampai ke manajemen operasional. 8

3) Memberikan dukungan untuk individu maupun kelompok. Masalah yang tidak terstruktur
sering kali membutuhkan keterlibatan beberapa orang dari berbagai departemen dan berbagai
tingkatan manajemen dalam sebuah organisasi atau bahkan dari organisasi lain.

4) Mendukung pengambilan keputusan yang interdependent dan atau rangkaian keputusan.


Keputusan bisa dibuat sekali, beberapa kali atau berulang kali.

5) Memberikan dukungan pada semua fase dalam proses pengambilan keputusan, yaitu fase
Intelligence, Design, Choice, dan Implementation.

6) Memberikan dukungan untuk berbagai cara dan jenis pengambilan keputusan.

7) Adaptable. Para pengambil keputusa harus reactive, mampu menghadapi perubahan situasi
dengan cepat, dan mampu menyesuaikan DSS dengan perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel,
sehingga user dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, merubah, dan menyusun

10
kembali elemen dasar. DSS juga dapat dimodifikasi untuk menyelesaikan masalah lain yang
serupa.

8) Kenyamanan user. Interface yang user-friendly, tampilan grafis, bahasa interaktif antara
manusia dan komputer akan meningkatkan efektifitas DSS. Sebagian besar aplikasi DSS saat ini
menggunakan web-based interface.

9) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan (akurat, tepat waktu, kualitas) bukan efisiensi
(biaya dalam proses pengambilan keputusan). Pada saat DSS diimplementasikan, proses
pengambilan keputusan akan memakan waktu lebih lama, tetapi keputusan yang dihasilkan lebih
baik.

10) Pengambil keputusan dapat melakukan pengawasan penuh pada setiap tahapan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah. DSS bertujuan untuk mendukung para
pengambil keputusan, bukan untuk menggantikannya.

11) End-user dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana.

12) Model secara umum digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan.
Kemampuan membuat model memungkinkan dilakukannya percobaan dengan strategi yang
berbeda dengan konfigurasi yang berbeda pula. Pada kenyataannya, model membuat DSS berbeda
dengan Management Information System (MIS).

13) Menyediakan akses ke berbagai sumber data, format dan tipe data, mulai dari Geography
Information System (GIS) sampai dengan sistem yang berorientasi obyek.

14) Dapat digunakan sebagai standalone tool yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan
pada suatu lokasi atau didistribusikan melalui sebuah organisasi dan di beberapa organisasi yang
bernaung di bawah satu perusahaan yang sama. DSS juga dapat diintegrasikan dengan DSS lain
atau aplikasi, dan dapat didistribusikan secara internal dan eksternal, dengan menggunakan
teknologi jaringan dan website.

2.5 Fase Fase Pengambilan Keputusan

Dalam sebuah sistem penunjang keputusan Keputusan tentunya kita perlu melakukan
pengambilan keputusan. Namun sebelum dapat melakukan pengambilan keputusan perlu adanya suatu
proses-proses yang haru dilalui. Simon(1997), mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan
meliputi tiga fase utama, yaitu Intelligence, Design dan Choice, kemudian Simon menambahkan fase
keempat, yaitu Implementation. Model Simon merupakan karakterisasi yang paling kuat dan lengkap

11
mengenai pengambilan keputusan rasional. Gambar konseptual dalam proses pengambilan keputusan
digambarkan pada Gambar berikut:

Gambar 2.2 (Empat) Fase dalam Pengambilan Keputusan

1) Fase Inteligensi. Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning)


lingkungan, baik secara bertahap maupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktifitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah (termasuk juga
memonitor hasil dari fase implementasi). Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi
terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan
menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Pada fase pertama ini, sesorang berusaha
menetukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala-gejalanya, menentukan
keluasannya, dan mendefinisikan secara eksplisit.
2) Fase Desain. Fase ini meliputi kegiatan menemukan atau mengembangkan dan menganalisa
kemungkinan alternatif solusi. Termasuk kegiatan memahami masalah dan menguji beberapa
kemungkinan solusi. Sebuah model dari masalah dalam pengambilan keputusan dibangun,
diuji dan divalidasi. Membuat model meliputi kegiatan mengkonseptualisasikan masalah dan
menyederhanakannya ke dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
3) Fase Pilihan. Fase pilihan merupakan tahapan kritis dalam pengambilan keputusan. Fase
pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti tindakan tertentu. Batasan antara fase pilihan dan desain seringkali tidak
jelas, karena ada beberapa aktivitas tertentu dapat dilakukan selama ke dua fase ini dank arena

12
seringkali seseorang berpindah dari aktivitas pilihan ke aktifitas desain. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
4) Fase Implementasi. Dalam fase ini, sebuah tindakan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari
pemilihan sebuah solusi dari masalah yang ada. Pada awal tahun 1970an, Scott Morton
merumuskan konsep Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer
yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan
masalah yang tidak terstruktur. (Gory and Scott Morton,1971;Effraim,2007).
2.6 Arsitektur DSS

Untuk membuat arsitektur DSS ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1) Keputusan strategis, taktis dan operasional.

2) Keputusan tidak terstruktur, semi terstruktur dan terstruktur.

3) Semua tingkatan manajemen dan staf yang memiliki knowledge di perusahaan.

4) Semua divisi fungsional utama, produk dan jalur bisnis, dan divisi geografis suatu perusahaan

2.7 Model DSS

Model DSS (Decision Support System)

Data dan informasi dimasukkan ke dalam database dari lingkungan perusahaan. Database berisi data
yang disediakan oleh SIA. Isi database digunakan oleh tiga subsistem perangkat lunak.

Perangkat Lunak Penulisan Laporan merupakan hasil periodik maupun khusus.

13
Model Matematika menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau
beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan, atau berbagai aspek operasinya.

Model Statis dan dinamis


Model statis : model yang berkaitan dengan satu situasi pada satu titik waktu tertentu, tidak
menyertakan waktu sebagai variabel. Model dinamis: model yang menyertakan waktu sebagai
variabel. Model ini menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu.
Model Probabilistik & Deterministik
Cara lain mengelompokkan model adalah berdasarkan probabilita (peluang terjadinya sesuatu).
Model Optimisasi & Suboptimisasi
Model optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari alternatif. Model
suboptimisasi, sering disebut satisficing model, memungkinkan manajer memasukkan
serangkaian keputusan, dan model akan memproyeksikan hasilnya.

Perangkat Lunak GDSS, memungkinkan beberapa pemecah masalah, bekerja sama sebagai satu
kelompok, mencapai solusi.

2.8 Contoh Nyata Decision Support System (DSS)


Dalam proses manajemen teknologi sangatlah membantu dalam proses kerja seorang manajer,
karena itu terciptalah Decision Support System (DSS). Decision Support System (DSS) merupakan
sebuah sistem yang di tujukan untuk mempermudah atau mempercepat seorang manager dalam
mengambil suatu keputusan. DSS merupakan sebuah komputer berbasis sistem informasi yang
mendukung bisnis maupun organisasi pengambilan keputusan.

DSS pada tahun 1971, istilah DSS sendiri diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S.
Scott Morton, keduanya professor MIT. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk
mengarahkan aplikasi computer kepada pengambilan keputusan manajemen dan mengembangkan apa
yang telah dikenal sebagai Gorry and Scott Morton Grid.

Sesuai dengan namanya DSS atau Sistem Penunjang Keputusan tujuan yang dicapai dari DSS
adalah membantu manajer untuk membuat keputusan dalam memecahkan suatu masalah semi-
terstruktur. Juga meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.

Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:

(1) Sederhana

(2) Mudah untuk dikontrol

(3) Mudah beradaptasi

14
(4) Lengkap pada hal-hal penting

(5) Mudah digunakan

Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa langkah langkah yang harus dilewati
sebelum mengambil suatu keputusan.

a) Intelligence = kegiatan untuk mengenali masalah, kebutuhan atau kesempatan


b) Design = cara-cara untuk memecahkan masalah / memenuhi kebutuhan
c) Choice = memilih alternatif keputusan yang terbaik
d) Implementasi yang disertai dengan pengawasan dan koreksi yang diperlukan

Contoh dari DSS adalah untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas
Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan
dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus.

Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan
terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga
diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam membuat sebuah keputusan.
Akhirnya karena berkembangnya teknologi terciptalah aplikasi LTDSS (Lintas Timur
Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan
jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access
2000 dan Crystal Reports 8.5.

Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalu lintas,
data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis
Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan
untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau. Aplikasi ini lebih mirip
seperti GPS, namun lebih terspesifikasi untuk daerah Sumatra.

Contoh kedua dari DSS adalah Aplikasi DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3
di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX Produktivitas atau perbandingan antara input dan output
merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam
perusahaan. Hotel perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan
bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain. Berdasarkan permasalahan yang
dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur
produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.

15
Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk
pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-
kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel. Sehingga hal tersebut dapat membantu seorang
manajer dalam mengambil sebuah keputusan.

Contoh ketiga dari DSS adalah sebuah aplikasi untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat
Indonesia, Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke
Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.

Sebagai contoh : Pemberian Kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit
kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan
membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam
menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus
menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.

Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah


suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS yang
dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif.

Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak
Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya. Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat
disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan
dalam tugasnya menilai layak atau tidaknya proposal kredit tersebut.

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi
pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan
tersebut meliputi:

1. Proses pemodelan menjadi pengalaman belajar


2. Model memberikan daya peramalan
3. Model membutuhkan biaya yang lebih murah daripada meotde trial-and-eror
4. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi untuk
pengambilan keputusan.
5. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
6. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer
7. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah
yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

16
8. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
9. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya
DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun
dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
10. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambil.

11. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan
waktu, tenaga dan biaya.
Selain memiliki banyak keuntungan , decision support systemjuga memiliki beberapa kelemahan
yaitu :
1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis.
2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua
pengaruh pada entity.
3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model yang
lebih kompleks.

2.9 Sistem Penunjang Keputusan Kelompok (Group Decision Support System)

2.9.1 Pengertian Sistem Penunjang Keputusan Berkelompok (GDSS)


Sistem penunjang keputusan kelompok (GDSS) adalah : sistem berdasarkan komputer interaktif
yang memudahkan pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa (set) pembuat keputusan
yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Sistem pendukung keputusan kelompok yang berusaha
memperbaiki komunikasi di antara para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang
mendukung dan mendukung para pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS
yang disebut groupware.
Komponen GDSS meliputi hardware, software, orang, dan prosedur. Sifat yang penting dari
suatu GDSS sbb :
1. GDSS adalah sistem yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai konfigurasi dari
komponen sistem yang sudah ada
2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat keputusan dalam
melakukan pekerjaan mereka
3. GDSS mudah dipelajari dan digunakan
4. GDSS bisa bersifat spesifik atau bisa bersifat umum
5. GDSS berisi mekanisme built-in (yang sudah tersusun di dalam sistem itu)
Aktifitas dasar yang terjadi di kelompok manapun dan yang memerlukan dukungan yang
berdasarkan komputer adalah : pemanggilan informasi, pembagian informasi, dan penggunaan
informasi (Huber, 1984).

17
Pemanggilan informasi : melibatkan pemilihan nilai data dari database yang ada maupun
pemanggilan informasi sederhana (termasuk sikap, opini, dan observasi informal) dari anggota
kelompok lain.
Pembagian informasi : menampilkan data pada layar tampilan agar bisa dilihat oleh semua
kelompok, atau pengiriman data ke tempat terminal anggota kelompok yang terpilih agar data tersebut
bisa dilihat olehnya. Pengguna informasi mencakup aplikasi teknologi software (seperti paket
modeling atau program aplikasi spesifik), prosedur, dan teknik pemecahan masalah kelompok untuk
data dengan tujuan agar sampai pada keputusan kelompok.

2.9.2 Teknologi GDSS


1. Hardware Keperluan hardware minimal untuk setiap sistem mencakup :
- peralatan input/output
- prosedur
- jalur komunikasi antara peralatan I/O dan prosesor
- layar tampilan untuk umum atau monitor perorangan guna menampilkan informasi kepada
kelompok.
Yang diinginkan adalah suatu disain yang memungkinkan setiap peserta bekerja secara
independen terhadap yang lain, bisa menampilkan kerja / hasil karya perorangannya kepada
seluruh anggota, dan melihat hasil karya orang lain dan karya kelompok secara keseluruhan.
2. Software Komponen software GDSS :
- Database
- Base model
- Program aplikasi khusus
- Interface
Beberapa sistem GDSS yang spesifik tidak memerlukan database. Tetapi sebagian besar sistem
yang canggih akan terdiri dari database yang digabungkan dengan base model, bahasa tingkat tinggi
untuk penulisan program, dan interface yang mempunyai tingkat manajerial standar (grafik, paket
statistik, spreadsheet, dsb). Komponen teknologi GDSS yang paling khusus adalah software aplikasi
yang dikembangkan secara khusus untuk mendukung kelompok dalam proses keputusan. Fasilitas
yang terdapat dalam software ini diantaranya :

Fasilitas dasar :

- penciptaan teks dan file data, modifikasi, dan penyimpanan


- word processing
- fasilitas pembelajaran untuk pemakai GDSS yang belum mampu
- on line help

18
- worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk menampilkan angka dan teks
secara grafis
- manajemen database Fasilitas kelompok :
- peringkasan grafik dan bilangan
- menu yang memberitahu (prompt)

- program untuk prosedur kelompok khusus


- metode penganalisaan interaksi kelompok
- transmisi teks dan data
3. Orang-orang
Komponen people dari GDSS meliputi : anggota kelompok dan fasilitator kelompok yang
bertanggung jawab atas beroperasinya teknologi GDSS dengan baik pada saat GDSS digunakan
Fasilitator kelompok secara fisik bisa berada atau bertempat di departemen SIM atau pusat
informasi dan hanya bertindak apabila diperlukan Fasilitator kelompok diharapkan mampu
diandalkan untuk mengkoordinir aktivitas kelompok dan berfungsi atau berperan sebagai
interface antara kelompok dan teknologi tersebut.
4. Prosedur
Komponen prosedur dapat memudahkan operasi dan membuat penggunaan teknologi oleh
anggota kelompok menjadi efektif. Prosedur ini mungkin hanya berlaku untuk operasi
hardware, dan software, atau mungkin bisa dikembangkan lagi untuk mencakup aturan
mengenai pembahasan verbal di antara anggota dan arus kejadian (event) selama meeting
kelompok.

2.9.3 Penggunaan GDSS Dalam Sistem


Sistem pertemuan elektronik (electronic meeting/EMS) adalah tipe GDSS yg menggunakan
teknologi informasi untuk membuat pertemuan kelompok lebih produktif.
EMS mendukung aktivitas dalam pertemuan, baik peserta berada dalam tempat dan waktu yg sama
atau dalam tempat dan waktu berbeda. 2. Sistem Penunjang Keputusan Kelompok (GDSS).

2.9.4 Keuntungan Pengambilan Keputusan Kelompok


Berikut adalah keuntungan pengambilan keputusan kelompok dengan GDSS:
1. Memperbaiki perencanaan awal
2. Meningkatkan partisipasi
3. Suasana rapat menjadi lebih terbuka
4. Peserta bebas berpendapat
5. Objektivitas evaluasi

19
6. Mengorganisasi dan mengevaluasi ide
7. Menetapkan prioritas dan membuat keputusan
8. Mendokumentasi pertemuan
9. Akses ke informasi eksternal
10. Pemeliharaan memori organisasi

2.10 Sistem Pakar (Expert System)


2.10.1 Konsep Sistem Pakar

Sistem pakar atau ES di tranfer dari seorang ahli ke komputer. Pengetahuan itu lalu disimpan
pada komputer sehingga komputer dapat membuat pembahasan hingga kesimpulan serta saran. ES
terkadang dapat melaksanakan lebih baik dari seorang ahli. Transfer keahlian dari seorang ahli
kekomputer dan kemudian kepemakai melibatkan 4 aktivitas : akuisisi pengetahuan, memasukkan
pengetahuan kekomputer, penyimpulan pengetahuan, tranfer pengetahuan ke pemakai.

ES menjadi terkenal karena besarnya kapabilitas dan keuntungan yg disediakannya, berikut


keuntungan dari ES :

1. Meningkatkan output dan produktivitas


2. Meningkatkan kualitas
3. Menjaring keahlian langka dan penyebarannya
4. Beroperasi dilingkungan yang sulit
5. Rehalibilitas
6. Meningkatkan kapabilitas dan sistem komputer lainnya
7. Kemampuan bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan tidak pasti
8. Sebagai perlengkapan training
9. Meningkatkan kapabiltas penyelesaian masalah
10. Mengurangi waktu pengambilan keputusan
11. Mengurangi waktu yang hilang.

Kerugian ES :

1. Tidak selalu tersedia pengetahuan yang hendak diambil


2. Kesulitan mengekstraksi pengetahuan manusia
3. Pendekatan setiap ahli terhadap situasi mungkin berbeda
4. Sulit mengakses situasi yang akurat dalam waktu singkat meskipun bagi ahli yang
berkemampuan tinggi
5. Pemakai ES memiliki keterbatasan kognitif, menyebabkan mereka tidak menikmati
keuntungannya

20
6. ES dapat berfungsi baik hanya dengan subjek yg didefenisikan dalam arti sempit seperti
mendiagnosa kesalahan dalam mesin.
7. Membuat ES membutuhkan keahlian yang langka dan mahal
8. Kurang dipercaya pemakai akhir memungkinkan tak terpakainya ES
9. Pengetahuan yang di transfer mengandung persepsi dan pertimbangan yg biasa.

Proses ES dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: lingkungan pengembangan dan lingkungan
konsultasi.

Komponen utama dalam ES adalah sebagai berikut :

1. Basis pengetahuan (knowledge basis) berisi pengetahuan yg perlu untuk memahami, formulasi
dan pemecahan.
2. Blackboard area semacam database .
3. Otak ES adalah mesin kesimpulan berupa program komputer yang menyediakan metodologi
untuk pemberian alasan dan formulasi kesimpulan.
4. User interface dalam ES adalah adanya dialog antara pemakai dan komputer .
5. Kemampuan untuk menelusuri pertanggung jawaban kesimpulan ke sumbernya adalah penting
dalammenstranfer keahlian dan dalam pemecahan masalah.
2.11 Sistem Pendukung Eksekutif (Executive Support System )
2.11.1 Pengertian Sistem Pendukung Eksekutif

Menurut Rockart dan DeLeong (1988)

1. ESS adalah sistem berbasis komputer yg menyajikan informasi yg dibutuhkan top eksekutif.
2. ESS merupakan sistem pendukung komprehensif melampaui ESS termasuk pendukung
analisis, komunikasi, otomasi kantor, dan intelijen.
2.11.2 Kapabilitas dan karakteristik ESS

Berikut adalah kapabilitas umum dari ESS.

1. Menggali (drill down), ESS menyediakan informasi detil, ESS terdiri dari beberapa ribu
menu, sub menu dan sub-sub menu. Penggalian dapat dilakukan dengan bertanya langsung ke
database dan dengan penjelajahan (Browser)
2. Indikator faktor kunci sukses kritis, faktor kunci sukses ktitis dapat terdiri dari provitabilitas,
keungan, pemasaran, sumber daya manusia, perencanaan, analisis ekonomi, tren konsumen.
3. Status akses, data termasuk data dan laporan terakhir dapat diakses kapanpun
4. Analisis tren, analisis tren dapat dilakukan dengan menggunakan model peramalan termasuk
ESS dan DSS.

21
5. Analisis khusus (ad hoc analysis), ESS menyediakan kemampuan analisis khusus selain
menyediakan akses ke analisis data.
6. Laporan pengecualian,laporan pengecualian disarkan pada konsep management by exception,
dimana eksekutif harus memperhatikan penyimpangan dari standar. Dalam laporan ini
perhatian eksekutif diarahkan pada kasus kinerja yg sangat buruk atau baik.
7. Tipe ESS, terdapat dua tipe ESS, yaitu ESS untuk mendukung top eksekutif, dan untuk
membantu memperlebar komunitas pemakai.
8. Intelegent ESS, intelegent ESS telah dikembangkan untuk mengotomasi aktivitas menggali,
menemukan pengeculian, identifikasi tren.
9. Keterpaduan dengan DSS, telah banyak vendor software yang menyediakan ESS/DSS
integration tools.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, didapat beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem yang dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Tujuan sistem pendukung keputusan adalah membantu manusia dalam pengambilan keputusan
supaya lebih cepat dan tepat.
3. Jenis-jenis sistem pendukung keputusan yaitu : Mengambil elemen-elemen informasi,
Menganalisis seluruh file, Menyiapkan laporan dari berbagai file, Memperkirakan dari akibat
keputusan, Mengusulkan keputusan, Membuat keputusan.
4. Komponen sistem pendukung keputusan meliputi subsistem manajemen basis data, subsistem
manajemen basis model dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog.
5. Proses dalam sistem pendukung keputusan yaitu pemahaman, perancangan, pemilihan dan
penerapan.
6. Kerugian sistem pendukung keputusan yaitu hanya bisa menyelesaikan masalah berdasarkan
program yang ditanamkan, tidak dengan hal yang tak terduga seperti manusia.
7. Bagian dari DSS yaitu :
1) Decision Support System
2) Group Decision Support System
3) Expert System
4) Executive System

23
24

Anda mungkin juga menyukai