PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai
melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari
bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu
disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah
keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di
lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat
memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Jelaskan pengertian Decision Support System?
2) Bagaimana konsep Decision Support System?
3) Jelaskan Tujuan dan Manfaat Decision Support System?
4) Jelaskan Jenis dan Karakteristik Decision Support System?
5) Jelaskan Keuntungan dan Kerugian Decision Support System?
6) Bagaimana Model Decision Support System?
7) Jelaskan Bagian Bagian dari Decision Support System?
1.3 Tujuan
1) Memahami definisi dari konsep sistem penunjang keputusan (DSS)
2) Memahami tujuan dan manfaat DSS
3) Memahami satu definisi mengenai DSS dan model yang menyertainya
4) Mengetahui bagian-bagian dari DSS
5) Mengetahui keuntungan dan kerugian DSS
6) Mengetahui cara menerapkan konsep DSS kepada sekelompok pemecah masalah
7) Mengetahui karakteristik dan jenis DSS
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Decision Support System pertama kali dinyatakan oleh Michael S. Scott Morton pada
tahun 1970 dengan istilah Management Decision System (Sprague and Watson: 1993: 4) (Turban:
1995) (McLeod: 1995). Setelah pernyataan tersebut, beberapa perusahaan dan perguruan tinggi
melakukan riset dan mengembangkan konsep Decision Support System. Pada dasarnya DSS dirancang
untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah,
memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Ada berbagai pendapatan mengenai DSS, antara lain disebutkan di bawah ini (Daihani: 2001: 54):
1. Menurut Scott, DSS merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer, yang membantu
pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk
memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur, yang
intinya mempertinggi efektifitas pengambil keputusan.
2. Menurut Alavi and Napier, DSS merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan
informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban
yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana,
mudah dan adaptif.
3. Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan
berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai
permasalahan yang semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan
model.
4. Menurut Sparague and Carlson, DSS adalah sistem komputer yang bersifat mendukung dan
bukan mengambil alih suatu pengambilan keputusan untuk masalah-masalah semi terstruktur
dan tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
5. Sedangkan menurut Al-Hamdany (2003: 519),DSS adalah sistem informasi interaktif yang
mendukung proses pembuatan keputusan melalui presentasi informasi yang dirancang secara
spesifik untuk pendekatan penyelesaian masalah dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi para
pembuat keputusan, serta tidak membuat keputusan untuk pengguna.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DSS adalah suatu sistem informasi yang
spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan
2
dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur secara efektif dan efisien, serta tidak menggantikan
fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu
bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka. DSS ditujukan untuk
keputusankeputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang tidak
terstruktur.
Menurut Turban(2005), komponen sistem penunjang keputusan dapat dibangun dari sistem
subsistem berikut ini.
1. Database
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang
berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS,
diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base
3
Komponen kedua adalah model base atau suatu model yang mempresentasikan permasalahan
ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi
atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif),
komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait
lainnya.
3. Software System
Kedua komponen tersebut selanjutnya diastukan dalam komponen ketiga (software system),
setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti komputer.
Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System),
OODBMS (Object Oriented Databse Management System) dipergunakan untuk mere-
presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk
DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System) yang merupakan
suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara komputer dan
manusia (user) sebagai pengambil keputusan.
DSS digunakan untuk membantu para manajer untuk memecahkan masalah-masalah semi struktur.
Laporan dari sistem informasi dirancang untuk mendukung secara langsung keputusan yang
terstruktur. Dimana informasi ini meliputi teknik perencanaan dan pengawasan. DSS memiliki peran
khusus dalam pengambilan suatu keputusan, disamping itu DSS dirancang untuk mendukung tiga
tahap dalam pengambilan keputusan model Herbert Simon, yaitu: Intelijen, merancang serta memilih
dan menelaah.
4
KONSEP DSS
Setiap petak pada kisi-kisi Gorry dan Scott-Morton berisi contoh-contoh masalah sesuai dengan
tingkat manajemen dan struktur masalahnya masing-masing. Pada saat itu, masalah-masalah yang
berada di atas garis-garis putus horizontal telah didukung dengan baik oleh proses komputer. Istilah
Sistem Keputusan Terstruktur (Structured Decision System-SDS) digunakan untuk menggambarkan
sistem yang mampu memecahkan masalah-masalah yang teridentiflkasi. Masalah-masalah yang
berada di bawah garis tidak dapat dibantu oleh komputer, karenanya Gorry dan Scott-Morgon
5
menggunakan istilah Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan (Decision Support System-DSS)
untuk menggambarkan suatu sistem yang dapat menyediakan dukungan-dukungan yang diperlukan.
Istilah DSS kemudian digunakan untuk menggambarkan sistem yang dirancang untuk
membantu seorang manajer suatu departemen dalam memecahkan suatu masalah yang spesifik.
Sistem ini ditekankan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan
masalah, tapi tidak mampu mengerjakan kedua hal tersebut tanpa bantuan seorang manajer. Jadi
sistem ini adalah sistem yang memerlukan kerjasama antara seorang manajer dan komputer sehingga
didapatkan hasil yang optimal. Masalah-masalah yang dipecahkan dengan sistem ini adalah masalah
semi terstruktur. Bagian terstruktur dari masalah akan dikerjakan oleh komputer dan bagian tidak
terstruktur akan dikerjakan oleh manajer.
Gorry dan Scott-Morgon telah mencapai lebih dari apa yang mereka perkirakan. Seperti yang
terlihat pada judul artikelnya, pada awalnya Gorry dan Scott-Morgon hanya bertujuan untuk
menambahkan beberapa hal pada konsep SIM yang telah ada. Namun, kemudian pemikiran mereka
berkembang menjadi model baru sistem informasi. Beberapa periode sejak 1971, DSS menjadi jenis
sistem informasi yang paling sukses dan saat ini sistem tersebut merupakan jenis aplikasi komputer
yang paling produktif untuk memecahkan suatu masalah.
Pelopor DSS pada MIT yang lain, Peter G.W. Keen, yang bekerja dengan Scott Morton, menetapkan
tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka yakin bahwa DSS akan dapat:
6
Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan
efesiensinya.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu terstruktur masalah, dukungan
keputusan, dan efektivitas keputusan.
Susunan Masalah
Sulit memang untuk mendapatkan masalah yang bersifat terstruktur atau tak terstruktur sepenuhnya.
Mayoritas masalah yang ada adalah bersifat semi terstruktur, seperti pendapat Simon mengenai area
kelabu. Hal ini berarti bahwa DSS ditujukan terhadap area tempat sebagian besar masalah
dikemukakan.
Dukungan keputusan
DSS tidak dimaksudkan untuk mengganti tugas manajer. Gambar dibawah ini menunjukan hubungan
antara struktur masalah dan derajad atau tingkat dukungan yang dapat diberikan oleh komputer.
Komputer dapat diterapkan terhadap bagian masalah yang terstruktur, namun masalah yang tak
terstruktur akan menjadi tanggung jawab manajer. Manajer ini akan mengandalkan keputusannya
sendiri atau intuisinya dan melakukan analisi terhadap masalah tak terstruktur tersebut. Manajer dan
komputer bekerja sama sebagai sebuh team pemecah masalah untuk memecahkan masalah yang
bersifat semi terstruktur yang sangat luas.
7
DSS difokuskan terhadap masalah semi terstruktur
Efektivitas Keputusan
Tujuan DSS bukanlah untuk membuat proses pembuatan keputusan seefisien mungkin.
Waktu manejer adalah sangat berguna dan tidak boleh disia-siakan , namun maksud utama penerapan
DSS adalah perolehan keputusan yang lebih baik.
Ketika membuat keputusan manajer tidak selalu mencoba untuk mendatkan hasil keputusan
yang terbaik, Beberapa model matematika akan membantu manajer dalam hal ini. Namun
demikian,dalam banyak kasus , manajerlah yang harus menentukan alternatif keputusan yang paing
baik. Manajer mungkin sekali meluangkan waktu tambahan untuk memperbaiki lagi keputusannya
agar keputusan tersebut mendekati maksimal. Namun , biasanya waktu dan tenaga tambahan yang ia
keluarkan tidak sepadan dengan perbaikan keputusan tersebut. Manajer menggunakan keputusannya
sendiri dalam menentukan kapan keputusan yang ia buat tersebut akan memberikan sumbangan bagi
pemecah masalah.
Manfaat DSS:
1. Meningkatkan efisiensi pribadi
2. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam sebuah
organisasi)
3. Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
8
5. Meningkatkan pengendalian organisasi
6. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
9. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
Kebutuhan akan informasi yang akurat.
DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
Kebutuhan akan informasi baru.
Manajemen diamanahi DSS.
Penyediaan informasi yang tepat waktu.Pencapaian pengurangan biaya.
10. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
12. Mengurangi kebutuhan akan training.
13. Meningkatkan kontrol manajemen.
14. Memfasilitasi komunikasi.
15. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
16. Mengurangi biaya.
17. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.
2.4 Jenis dan Karakteristik DSS
2.4.1 Jenis DSS
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah
sebagai berikut:
9
Karakteristik dan Kemampuan DSS Sistem Penunjang Keputusan (DSS) memiliki kemampuan
dan karakteristik, diantaranya yaitu :
1) Mendukung pengambilan keputusan, khususnya dalam situasi yang semiterstruktur dan tidak
terstruktur, dengan cara memadukan kemampuan manusia dalam menganalisa suatu masalah dan
informasi yang dihasilkan oleh sistem berbasis komputer.
2) Memberikan dukungan pada semua tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat tinggi
sampai ke manajemen operasional. 8
3) Memberikan dukungan untuk individu maupun kelompok. Masalah yang tidak terstruktur
sering kali membutuhkan keterlibatan beberapa orang dari berbagai departemen dan berbagai
tingkatan manajemen dalam sebuah organisasi atau bahkan dari organisasi lain.
5) Memberikan dukungan pada semua fase dalam proses pengambilan keputusan, yaitu fase
Intelligence, Design, Choice, dan Implementation.
7) Adaptable. Para pengambil keputusa harus reactive, mampu menghadapi perubahan situasi
dengan cepat, dan mampu menyesuaikan DSS dengan perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel,
sehingga user dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, merubah, dan menyusun
10
kembali elemen dasar. DSS juga dapat dimodifikasi untuk menyelesaikan masalah lain yang
serupa.
8) Kenyamanan user. Interface yang user-friendly, tampilan grafis, bahasa interaktif antara
manusia dan komputer akan meningkatkan efektifitas DSS. Sebagian besar aplikasi DSS saat ini
menggunakan web-based interface.
9) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan (akurat, tepat waktu, kualitas) bukan efisiensi
(biaya dalam proses pengambilan keputusan). Pada saat DSS diimplementasikan, proses
pengambilan keputusan akan memakan waktu lebih lama, tetapi keputusan yang dihasilkan lebih
baik.
10) Pengambil keputusan dapat melakukan pengawasan penuh pada setiap tahapan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah. DSS bertujuan untuk mendukung para
pengambil keputusan, bukan untuk menggantikannya.
12) Model secara umum digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan.
Kemampuan membuat model memungkinkan dilakukannya percobaan dengan strategi yang
berbeda dengan konfigurasi yang berbeda pula. Pada kenyataannya, model membuat DSS berbeda
dengan Management Information System (MIS).
13) Menyediakan akses ke berbagai sumber data, format dan tipe data, mulai dari Geography
Information System (GIS) sampai dengan sistem yang berorientasi obyek.
14) Dapat digunakan sebagai standalone tool yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan
pada suatu lokasi atau didistribusikan melalui sebuah organisasi dan di beberapa organisasi yang
bernaung di bawah satu perusahaan yang sama. DSS juga dapat diintegrasikan dengan DSS lain
atau aplikasi, dan dapat didistribusikan secara internal dan eksternal, dengan menggunakan
teknologi jaringan dan website.
Dalam sebuah sistem penunjang keputusan Keputusan tentunya kita perlu melakukan
pengambilan keputusan. Namun sebelum dapat melakukan pengambilan keputusan perlu adanya suatu
proses-proses yang haru dilalui. Simon(1997), mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan
meliputi tiga fase utama, yaitu Intelligence, Design dan Choice, kemudian Simon menambahkan fase
keempat, yaitu Implementation. Model Simon merupakan karakterisasi yang paling kuat dan lengkap
11
mengenai pengambilan keputusan rasional. Gambar konseptual dalam proses pengambilan keputusan
digambarkan pada Gambar berikut:
12
seringkali seseorang berpindah dari aktivitas pilihan ke aktifitas desain. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
4) Fase Implementasi. Dalam fase ini, sebuah tindakan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari
pemilihan sebuah solusi dari masalah yang ada. Pada awal tahun 1970an, Scott Morton
merumuskan konsep Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem interaktif berbasis komputer
yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan
masalah yang tidak terstruktur. (Gory and Scott Morton,1971;Effraim,2007).
2.6 Arsitektur DSS
Untuk membuat arsitektur DSS ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
4) Semua divisi fungsional utama, produk dan jalur bisnis, dan divisi geografis suatu perusahaan
Data dan informasi dimasukkan ke dalam database dari lingkungan perusahaan. Database berisi data
yang disediakan oleh SIA. Isi database digunakan oleh tiga subsistem perangkat lunak.
13
Model Matematika menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau
beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan, atau berbagai aspek operasinya.
Perangkat Lunak GDSS, memungkinkan beberapa pemecah masalah, bekerja sama sebagai satu
kelompok, mencapai solusi.
DSS pada tahun 1971, istilah DSS sendiri diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S.
Scott Morton, keduanya professor MIT. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk
mengarahkan aplikasi computer kepada pengambilan keputusan manajemen dan mengembangkan apa
yang telah dikenal sebagai Gorry and Scott Morton Grid.
Sesuai dengan namanya DSS atau Sistem Penunjang Keputusan tujuan yang dicapai dari DSS
adalah membantu manajer untuk membuat keputusan dalam memecahkan suatu masalah semi-
terstruktur. Juga meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.
(1) Sederhana
14
(4) Lengkap pada hal-hal penting
Dalam pengambilan keputusan terdapat beberapa langkah langkah yang harus dilewati
sebelum mengambil suatu keputusan.
Contoh dari DSS adalah untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas
Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan
dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus.
Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan
terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga
diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam membuat sebuah keputusan.
Akhirnya karena berkembangnya teknologi terciptalah aplikasi LTDSS (Lintas Timur
Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan
jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access
2000 dan Crystal Reports 8.5.
Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalu lintas,
data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis
Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan
untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau. Aplikasi ini lebih mirip
seperti GPS, namun lebih terspesifikasi untuk daerah Sumatra.
Contoh kedua dari DSS adalah Aplikasi DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3
di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX Produktivitas atau perbandingan antara input dan output
merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam
perusahaan. Hotel perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan
bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain. Berdasarkan permasalahan yang
dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur
produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.
15
Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk
pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-
kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel. Sehingga hal tersebut dapat membantu seorang
manajer dalam mengambil sebuah keputusan.
Contoh ketiga dari DSS adalah sebuah aplikasi untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat
Indonesia, Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke
Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.
Sebagai contoh : Pemberian Kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit
kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan
membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam
menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus
menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak
Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya. Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat
disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan
dalam tugasnya menilai layak atau tidaknya proposal kredit tersebut.
Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi
pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan
tersebut meliputi:
16
8. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
9. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya
DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun
dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
10. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambil.
11. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan
waktu, tenaga dan biaya.
Selain memiliki banyak keuntungan , decision support systemjuga memiliki beberapa kelemahan
yaitu :
1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis.
2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua
pengaruh pada entity.
3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model yang
lebih kompleks.
17
Pemanggilan informasi : melibatkan pemilihan nilai data dari database yang ada maupun
pemanggilan informasi sederhana (termasuk sikap, opini, dan observasi informal) dari anggota
kelompok lain.
Pembagian informasi : menampilkan data pada layar tampilan agar bisa dilihat oleh semua
kelompok, atau pengiriman data ke tempat terminal anggota kelompok yang terpilih agar data tersebut
bisa dilihat olehnya. Pengguna informasi mencakup aplikasi teknologi software (seperti paket
modeling atau program aplikasi spesifik), prosedur, dan teknik pemecahan masalah kelompok untuk
data dengan tujuan agar sampai pada keputusan kelompok.
Fasilitas dasar :
18
- worksheet, spreadsheet, decision trees, dan alat lain untuk menampilkan angka dan teks
secara grafis
- manajemen database Fasilitas kelompok :
- peringkasan grafik dan bilangan
- menu yang memberitahu (prompt)
19
6. Mengorganisasi dan mengevaluasi ide
7. Menetapkan prioritas dan membuat keputusan
8. Mendokumentasi pertemuan
9. Akses ke informasi eksternal
10. Pemeliharaan memori organisasi
Sistem pakar atau ES di tranfer dari seorang ahli ke komputer. Pengetahuan itu lalu disimpan
pada komputer sehingga komputer dapat membuat pembahasan hingga kesimpulan serta saran. ES
terkadang dapat melaksanakan lebih baik dari seorang ahli. Transfer keahlian dari seorang ahli
kekomputer dan kemudian kepemakai melibatkan 4 aktivitas : akuisisi pengetahuan, memasukkan
pengetahuan kekomputer, penyimpulan pengetahuan, tranfer pengetahuan ke pemakai.
Kerugian ES :
20
6. ES dapat berfungsi baik hanya dengan subjek yg didefenisikan dalam arti sempit seperti
mendiagnosa kesalahan dalam mesin.
7. Membuat ES membutuhkan keahlian yang langka dan mahal
8. Kurang dipercaya pemakai akhir memungkinkan tak terpakainya ES
9. Pengetahuan yang di transfer mengandung persepsi dan pertimbangan yg biasa.
Proses ES dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: lingkungan pengembangan dan lingkungan
konsultasi.
1. Basis pengetahuan (knowledge basis) berisi pengetahuan yg perlu untuk memahami, formulasi
dan pemecahan.
2. Blackboard area semacam database .
3. Otak ES adalah mesin kesimpulan berupa program komputer yang menyediakan metodologi
untuk pemberian alasan dan formulasi kesimpulan.
4. User interface dalam ES adalah adanya dialog antara pemakai dan komputer .
5. Kemampuan untuk menelusuri pertanggung jawaban kesimpulan ke sumbernya adalah penting
dalammenstranfer keahlian dan dalam pemecahan masalah.
2.11 Sistem Pendukung Eksekutif (Executive Support System )
2.11.1 Pengertian Sistem Pendukung Eksekutif
1. ESS adalah sistem berbasis komputer yg menyajikan informasi yg dibutuhkan top eksekutif.
2. ESS merupakan sistem pendukung komprehensif melampaui ESS termasuk pendukung
analisis, komunikasi, otomasi kantor, dan intelijen.
2.11.2 Kapabilitas dan karakteristik ESS
1. Menggali (drill down), ESS menyediakan informasi detil, ESS terdiri dari beberapa ribu
menu, sub menu dan sub-sub menu. Penggalian dapat dilakukan dengan bertanya langsung ke
database dan dengan penjelajahan (Browser)
2. Indikator faktor kunci sukses kritis, faktor kunci sukses ktitis dapat terdiri dari provitabilitas,
keungan, pemasaran, sumber daya manusia, perencanaan, analisis ekonomi, tren konsumen.
3. Status akses, data termasuk data dan laporan terakhir dapat diakses kapanpun
4. Analisis tren, analisis tren dapat dilakukan dengan menggunakan model peramalan termasuk
ESS dan DSS.
21
5. Analisis khusus (ad hoc analysis), ESS menyediakan kemampuan analisis khusus selain
menyediakan akses ke analisis data.
6. Laporan pengecualian,laporan pengecualian disarkan pada konsep management by exception,
dimana eksekutif harus memperhatikan penyimpangan dari standar. Dalam laporan ini
perhatian eksekutif diarahkan pada kasus kinerja yg sangat buruk atau baik.
7. Tipe ESS, terdapat dua tipe ESS, yaitu ESS untuk mendukung top eksekutif, dan untuk
membantu memperlebar komunitas pemakai.
8. Intelegent ESS, intelegent ESS telah dikembangkan untuk mengotomasi aktivitas menggali,
menemukan pengeculian, identifikasi tren.
9. Keterpaduan dengan DSS, telah banyak vendor software yang menyediakan ESS/DSS
integration tools.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem yang dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Tujuan sistem pendukung keputusan adalah membantu manusia dalam pengambilan keputusan
supaya lebih cepat dan tepat.
3. Jenis-jenis sistem pendukung keputusan yaitu : Mengambil elemen-elemen informasi,
Menganalisis seluruh file, Menyiapkan laporan dari berbagai file, Memperkirakan dari akibat
keputusan, Mengusulkan keputusan, Membuat keputusan.
4. Komponen sistem pendukung keputusan meliputi subsistem manajemen basis data, subsistem
manajemen basis model dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog.
5. Proses dalam sistem pendukung keputusan yaitu pemahaman, perancangan, pemilihan dan
penerapan.
6. Kerugian sistem pendukung keputusan yaitu hanya bisa menyelesaikan masalah berdasarkan
program yang ditanamkan, tidak dengan hal yang tak terduga seperti manusia.
7. Bagian dari DSS yaitu :
1) Decision Support System
2) Group Decision Support System
3) Expert System
4) Executive System
23
24