Anda di halaman 1dari 26

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah


Ekonomi Teknik

oleh:

Bagus Setiawan

1206220825

V. Tri Frebrina Harisetyawan 1206222326


Naufalarizqa Ramadha M.

1206221790

Julianto Putra Kanggeyan

1206223202

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan segala karunia
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang ber judul SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN dengan lancar tanpa ada halangan apapun.
Dalam makalah ini penulis mengharapkan semoga nantinya pembaca dapat lebih
mengetahui tentang sistem manajemen informasi yang baik untuk suatu organisasi / perusahaan
dan makalah ini dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran di perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak mungkin menyelesaikan makalah ini tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, ijinkanlah pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

Dosen Pembimbing mata kuliah Ekonomi Teknik, Bapak Ir. Amien Rahardjo M.T.
Pengurus Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.
Keluarga kami tercinta.
Teman-teman kelas mata kulaih Ekonomi Teknik K.207
Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini tidak bisa lepas dari

segala kesalahan dan kekhilafan. Karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengaharapkan agar nantinya
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Depok, 1 Juni 2015


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
BAB 3 METODE PENULISAN..............................................................................8
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN..............................................................9
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
LAMPIRAN...........................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi di dalam sebuah organisasi / perusahaan sangat penting untuk
mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi
sangat dibutuhkan bagi sebuah organisasi / perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan
informasi,

dalam

waktu

tertentu

organisasi

perusahaan

akan

mengalami

ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusankeputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan
dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang
dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa
sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti
(sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting
(vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system).
Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah
tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan
pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah
kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti
suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat untuk tugas-tugas pengolahan data
semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas
lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data yaitu sistem pengolahan informasi
yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen
dan bagi pengambilan keputusan.
Berdasarkan kondisi di atas, makalah ini mencoba menguak kembali pentingnya
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam suatu organisasi, khususnya dalam suatu
bisnis dan perusahaan. Penyusunan makalah ini diharapkan akan mampu membangkitkan
semangat organisasi / perusahaan dalam meningkatkan mutu hasil perusahaan tersebut
baik dalam lingkup eksternal maupun internal di dalam organisasi / perusahaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Sistem Informasi Manejemen
2. Bagaimana sejarah perkembangan Sistem Informasi Manajemen
C. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Sistem Manajemen Informasi
2. Pembaca dapat mengetahu sejarah dan perkembangan Sistem Manajemen Informasi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Terminologi Sistem Informasi Manajemen


Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu entitas yang berinteraksi.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya
seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang
berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Dalam pengertian umum, Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dan
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi adalah hasil proses pengolahan data yang dipergunakan didalam
pengambilan suatu keputusan, adapun yang dimaksud data itu sendiri yaitu fakta atau
bagian dari fakta yang mengandung arti bisa berupa angka, huruf, situasi maupun
kondisi.
Sedangkan proses untuk memperoleh suatu informasi adalah sebagai berikut :

Dari proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Data diproses, dari hasil
proses bisa berbentuk informasi dan bisa berbentuk data, sedangkan hasil proses tersebut
bisa berbentuk informasi apabila hasil dari pada proses dipergunakan untuk mengambil
suatu keputusan, sedangkan apabila hasil proses tersebut tidak dipergunakan untuk
mengambil suatu keputusan tetapi disimpan disuatu file tertentu (Database) maka hasil
proses dinamakan data. Karena dari hasil proses tersebut akan dipergunakan lagi sebagai

data, dan membutuhkan proses yang pada akhirnya dipergunakan sebagai informasi
dimasa mendatang.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang
mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan
menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi
diperlukan klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan
suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain,
fleksibel, efektif dan efisien.
Sistem Informasi adalah Proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk kepentingan
tertentu; kebanyakan Sistem Informasi menggunakan komputer.
Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup inputproses-output. Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan
aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung
serta memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung
memecahkan masalah dan kebutuhan pengambilan suatu keputusan manejemen dan para
pengguna yang berpengalaman di bidangnya.
Manajemen adalah Sebuah proses dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan
organisasi dengan bekerja secara bersama sama bersama orang - orang dan sumber daya
entitas atau organisasi yang lain.
Pengertian Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan proses pengorganisasian
seperti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian atau pengawasan
Pengertian manajemen menurut Mary Parker F yaitu pengertian manajemen
sebagai suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain.
George Terry memberikan pendapat, Definisi Manajemen merupakan ilmu
sekaligus seni, manajemen adalah wadah didalam ilmu pengetahuan, sehingga
manajemen bisa dibuktikan secara umum kebenarannya.
Manajemen yang didefinisikan oleh Koontz adalah suatu seni yang produktif yang
didasarkan pada suatu pemahaman ilmu. Koontz menambahkan, ilmu dan seni tidaklah
bertentangan, namun masing masing saling melengkapi.

Stoner memiliki pendapat, Ilmu Manajemen merupakan proses dalam membuat


suatu perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usahda
dari anggota entitas/organisasi dan juga mempergunakan semua sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Definisi Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi
data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan
produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang
telah ditetapkan.
Manajemen informasi merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan
pemerolehan informasi, penggunaan informasi seefektif mungkin, dan juga pembuangan
terhadap informasi (yang tidak berguna) pada waktu yang tepat (McLeod, 1998). Sistem
informasi manajemen mempunyai pengertian sebagai suatu metode formal untuk
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen, yang diperlukan
untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi
perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi yang bersangkutan dapat
dilakukan secara efektif. (Stoner JAF., 1991). Definisi sistem informasi manajemen,
istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu
(intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen,
dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model
manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.
Menurut McLeod, sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
serupa. Para pemakai membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan atau subunit
dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan mengenai apa yang telah terjadi dimasa
lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi dimasa datang.
Informasi tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan kusus, dan output dari model
matematika. Informasi digunakan oleh manajer atau non manajer dalam perusahaan saat
mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah Sistem informasi yang mampu memberikan
informasi yang canggih dan cepat kepada seluruh bagian untuk memanage suatu
organisasi agar tetap eksis. Kecenderungan utama dalam sistem informasi adalah ke arah
pengembangan kemampuan yang dimaksudkan untuk menampung penyesuaian terhadap
perubahan organisasi yang cepat. Oleh sebab itu pimpinan harus membuat keputusan
dengan cepat, dan terutama memperpendek waktu antara munculnya masalah manajemen
dengan munculnya pemecahan yang memadai.
C. Sejarah Singkat Sistem Informasi Manajemen
Alasan terciptanya sistem informasi manajemen :
a. Meningkatnya kebutuhan akan output dari transaction processing system dalam
dunia usaha
b. Kebutuhan akan pengolahan dan pengorganisasian output dari transaction
processing system dalam pengambilan keputusan.
c. Keinginan para pakar informasi dan perusahaan pembuat komputer untuk
mengembangkan aktivitas mereka di dunia komputer
Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer.
Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch,
pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai
sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan
perusahaan masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi
akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik
(PDE).
Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang
menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik.
Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan
konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah
untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa
komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan
informasi manajemen. Konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini dengan sangat
cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar

seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran,


pembiayaan dan penerimaan negara. Namun demikian, para pengguna yang mencoba
SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para
lapisan manajemen tingkat menengah atas. Perkembangan konsep ini masih belum mulus
dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa
hambatan,

misalnya:

Kekurangpahaman

para

pemakai

tentang

computer,

kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen,
relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta terlalu berambisinya para pengguna
yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat
mendukung semua lapisan manajer.
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari
Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi
nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah
sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus
dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer.
Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi
Kantor (office automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk meningkatkan
komunikasi dan produktivitas para manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan
elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial
Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk
melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI yang banyak
mendapat perhatian adalah Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai
fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu.
Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan
aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan
menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

D. Konsep Dasar Informasi, Nilai Informasi dan Kuliatas Informasi


a. Konsep Dasar Informasi

Terdapat beberapa definisi, antara lain :

Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya.

Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat
ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh,
informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi
ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.

Data organized to help choose some current or future action or nonaction to


fullfill company goals (the choice is called business decision making).

b. Nilai Informasi
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir
keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya
c. Kulitas Informasi
Dalam manajemen informasi, informasi harus baik dan dikatakan berkualitas
agar tujuan dari manajemen informasi dapat dicapai. Informasi dikatakan berkualitas
minimal memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Akurat : Informasi dikatakan akurat apabila suatu informasi tersebut terbebas
dari kesalahan.
b. Tepat waktu : Informasi dikatakan tepat waktu, apabila suatu informasi itu
ada pada saat dibutuhkan.
c. Relevan : informasi dikatakan relavan, apabila model dari pada informasi
tersebut dapat dipergunakan didalam pengambilan keputusan secara tepat
untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.

E. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status,
dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam
mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya

sistem

informasi

untuk

membantu perencanaan taktis


dan

pengambilan

keputusan

untuk pengendalian manajemen.


Lapisan

puncak terdiri dari

sumber daya informasi utnuk


mendukung perencanaan dan
perumusan

kebijakan

oleh

tingkat manajemen.
Output

dari

sistem

manajemen

informasi adalah:
a) Rencana dan anggaran
b) Laporan yang terjadwal
c) Laporan khusus
d) Analisis situasi masalah
e) Keputusan untuk penalaahan
f) Jawaban atas pertanyaan
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi
manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertianpengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen
atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam
pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang
menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan (Gambar 2 - 2), yaitu:

a. Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning); merupakan manajer

tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan
yang dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi
lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi
organisasi.
b. Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); yang dikenal juga

dengan istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk


menjabarkan rencana stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan
meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini
misalnya adalah Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon
III, Kepala Bagian/Bidang.
c. Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer

tingkat bawah misalnya eselon IV dan V, bertanggung jawab melaksanakan rencana


yang sudah ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam
operasi/kegiatan organisasi.

Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan


dalam mendisain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara
penyajian, dan jenis keputusannya. Manajer tingkat perencanaan stratejik akan lebih
banyak menerima informasi yang berasal dari lingkungan luar organisasi daripada
informasi intern, dan sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya,
manajer tingkat atas lebih menyukai informasi dalam bentuk ringkas, bukan detil.
Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekankan pada informasi detil, bukan
ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan yang diambil, keputusan yang dibuat oleh

manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur dibandingkan keputusan yang diambil oleh
manajer tingkat yang lebih rendah.
Satu hal yang perlu ditekankan pula disini bahwa bukan hanya para manajer yang
memperoleh manfaat dari SIM. Pegawai-pegawai dalam posisi non-manajer maupun staf
ahli juga menggunakan output yang dihasilkan SIM. Demikian juga para pengguna yang
berada di luar institusi/lembaga. Para pengguna menerima manfaat berupa informasi jenis
pelayanan yang dihasilkan oleh suatu institusi seperti Kantor Pariwisata yang
menginformasikan suatu daerah tujuan wisata yang sudah dikelola dengan baik dan layak
untuk dikunjungi, para pembayar pajak dapat mengetahui penggunaan sebagian
kontribusi mereka kepada Negara untuk membangun fasilitas umum, dan pihak
pemerintah dapat segera mengetahui Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan publik, dan kewajiban mereka membayar pajak. Jadi istilah SIM sebenarnya
tidak memberikan gambaran yang menyeluruh, bahwa sasaran informasi yang dihasilkan
semata-mata untuk para manajer. SIM bukanlah suatu sistem yang memproduksi
informasi manajemen, melainkan informasi untuk mendukung pemecahan masalah.
F. Manajemen Pada Aspek Informasi
Informasi, data, fakta, atau opini dalam suatu organisasi dapat berlangsung dari
atas ke bawah atau sebaliknya dan dapat pula berlangsung secara horisontal. Lalu lintas
informasi tersebut dapat berlangsung sewaktu-waktu dengan frekuensi tinggi atau rendah.
Intensitas informasi tersebut belum tentu cocok dengan kebutuhan suatu organisasi dan
bidang tertentu, terlebih bila informasi-informasi yang ada menumpuk dan tercampur
baur. Maka untuk penertibannya dibutuhkan suatu perangkat khusus yang dapat
menanganinya. Perangkat tersebut dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
atau Manajemen Informasi secara Sistem (MIS).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai
berkembang sejak tahun 1960an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum
SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk
mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM
juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: Sistem Informasi, Sistem Pemrosesan
Informasi, Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan. SIM menggambarkan suatu

unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya
menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem.
Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam pelbagai bentuknya
dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian
dirumuskan menjadi suatu informasi.
Baskerville dan Myers berargumentasi bahwa SIM sudah saatnya menjadi sebuah
disiplin ilmu secara mandiri. Davis menawarkan konsensus, bahwa setidaknya terdapat
lima aspek yang dapat dikategorikan sebagai ciri khusus bidang SIM :
1. Proses Manajemen, seperti perencanaan strategis, pengelolaan fungsi sistem
informasi, dan seterusnya.
2. Proses Pengembangan, seperti manajemen proyek pengembangan sistem, dan
seterusnya.
3. Konsep Pengembangan, seperti konsep sosio-teknikal, konsep kualitas, dan
seterusnya.
4. Representasi, seperti sistem basis data, pengkodean program, dan seterusnya.
5. Sistem Aplikasi, seperti Knowledge Management, Executive System, dan seterusnya.
Secara ideal, lembaga pendidikan seharusnya memiliki SIM yang merupakan
suatu unit atau badan tersendiri lengkap dengan susunan petugasnya. Sebab, adanya SIM
bertujuansebagaimana dijelaskan Murdickuntuk meningkatkan manajemen yang
didasarkan kepada berita-berita, intuisi, dan pemecahan masalah yang terisolasi kepada
manajemen yang didasarkan pada informasi secara sistem, pemrosesan data secara
sempurna dengan alat-alat yang canggih dan pemecahan masalah secara sistem SIM
sebagai suatu badan memiliki bagian-bagian yang melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Bagian-bagian itu ialah: (1) pengumpulan data, (2) penyimpan data, (3) pemroses data,
dan (4) pemrogram data. Masing-masing bagian tersebut dibutuhkan petugas yang ahli
dalam bidangnya. Di negara-negara yang kaya, SIM sudah menggunakan alat yang
canggih, yaitu komputer sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dan benar.
Di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, pemakaian komputer ini sedang
dirintis. Meski demikian, data dapat saja diproses dengan pikiran dan keterampilan
petugas dengan memakai model berpikir deduktif dan induktif. Berpikir deduktif

bersumberkan dari kebutuhan manajer sedangkan berpikir induktif terjadi ketika


menyusun informasi dari fakta-fakta yang menyangkut kebutuhan manajer.
G. Sistem Informasi Sebagai Pendukung Proses Manajerial
Teori-teori kepemimpinan diketahui bahwa manajemen suatu organisasi
memainkan tiga ketegori peranan, yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan
informasional, dan peranan selaku pengambil keputusan. Peranan yang bersifat
interpersonal dimaksudkan untuk menumbuhkan iklim solidaritas dan kebersamaan
dalam organisasi. Peranan ini dapat terlihat dalam tiga bentuk, yaitu (1) peranan yang
bersifat simbolis, dimana ia akan berakibat pada kesediaan manajemen untuk terlibat
dalam berbagai kegiatan sosial dan seremonial. (2) Peranan selaku pimpinan, dimana
kemampuan memimpin yang efektif akan turut menentukan keberhasilan atau kegagalan
organisasi. (3) Peranan sebagai penghubung, yakni manajemen menerima informasi dari
pihak luar dan sebaliknya memberikan informasi kepada pihak luar tentang organisasi
yang dipimpinnya.
Peranan yang kedua adalah peranan informasional. Yakni, dalam kedudukannya
sebagai pimpinan dalam organisasi, manajemen menjadi pemantau arus informasi, selain
sebagai penerima dan pembagi informasi. Peranan yang terakhir adalah selaku pengambil
keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional dan teknis operasional. Seluruh
peranan yang telah disebutkan tadi akan dapat dimainkan oleh manajemen dengan tingkat
efektivitas yang tinggi apabila sebelum dan selama memainkan peranan tersebut tersedia
semua jenis informasi yang diperlukan oleh manajemen suatu organisasi.
Organisasi apapun yang dikelola, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian
proses manajerial yang pada intinya berkisar pada penentuan tujuan dan sasaran,
perumusan

strategi,

perencanaan,

penentuan

program

kerja,

pengorganisasian,

penggerakan sumber daya manusia, pemantauan kegiatan operasional, pengawasan,


penilaian, serta penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik. Masing-masing tahap
dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi dalam pelaksanaannya.
1. Penentuan Tujuan dan Sasaran
Dapat dinyatakan secara aksiomatis bahwa suatu organisasi dibentuk dan dikelola
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka penentuan

juga pencapaian tujuan tersebut maka dibutuhkan informasi-informasi yang dapat


memberikan gambaran kasar atau global tentang kecenderungan-kecenderungan yang
mungkin terjadi, baik secara internal organisasi itu sendiri maupun pada lingkungan di
mana organisasi bergerak. Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut secara eksternal
dapat mencakup bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, serta arah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara internal informasi yang
diperlukan adalah tentang produk yang akan dihasilkan dikaitkan dengan kemampuan
organisasi dalam penyediaan dan penguasaan berbagai sarana, prasarana, dana dan
sumber daya manusia.
2. Perumusan Strategi
Keseluruhan upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi
memerlukan strategi yang mantap dan jelas. Salah sat instrumen ilmiah yanng umum
digunakan dalam penentuan strategi organisasi ialah analisis SWOT, yaitu Strengths
(Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman).
Agar analisis SWOT benar-benar ampuh sebagai instrumen pembantu dalam penentuan
dan pelaksanaan strategi organisasi, diperlukan informasi menngenai kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman yang mungkin dihadapi oleh organisasi tersebut.
3. Perencanaan
Strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan memerlukan penjabaran melalui
penelenggaraan fungsi perencanaan. Karena perencanaan merupakan salah satu hal yang
penting dalam organisasi, perlu diketahui secepat mungkin berbagai resiko dan faktorfaktor yang dapat menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan tujuan dan strategi
organisasi. Informasi-informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan adalah 5 W 1
H, yaitu what (apa), when (kapan), where (di mana), who (siapa), why (mengapa), dan
how (bagaimana).
4. Penyusunan Program Kerja
Penyusunan program kerja merupakan rincian sistematis dari rencana kerja jangka
waktu menengah. Keenam pertanyaan di atas harus terjawab dalam penyusunan program
kerja dimana ia harus bersifat kuantitatif, menyatakan secara jela dan konkrit hasil yang
diharapkan, standar kinerja jelas, mutu hasil pekerjaan ditetapkan secara pasti, dan

program kerja disusun sedemikian rincinya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional.
5. Pengorganisasian
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang terikat secara
formal dan hierarkis serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Organisasi dapat menjadi wadah dimana sekelompok orang
bergabung dan menempati wilayah-wilayah tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya. Organisasi dapat pula menjadi tempat berinteraksi
antar anggota organisasi tersebut maupun dengan anggota organisasi lainnya.
Tolok ukur keberhasilan suatu organisasi tidak dilihat secara inkremental dari apa
yang dicapai oleh masing-masing satuan kerja melainkan dari sudut pandang yang
bersifat holistik dalam arti keberhasilan organisasi secara keseluruhan. Penyelesaian
tugas yang menjadi tanggung jawab fungsional satuan kerja tertentu memerlukan
interaksi, interdependensi dan interrelasi dengan semua satuan kerja lainnya. Dan
tentunya proses seperti ini memerlukan suatu sistem informasi yang baik.
6. Penggerakan SDM
Penggerakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan fungsi yang teramat
penting dalam manajemen sekaligus paling sulit. Penggerakan SDM yang tepat dan
efektif memerlukan informasi yang handal. Misalnya, informasi tentang klasifikasi
jabatan, informasi tentang uraian dan analisis pekerjaan, informasi tentang standar mutu
yang diterapkan dalam manajemen, dan berbagai informasi lainnya yang memungkinkan
satuan kerja yang mengelola SDM dalam organisasi menyelenggarakan berbagai
fungsinya dengan baik.
7. Penyelenggaraan Kegiatan Operasional
Penyelenggaraan kegiatan operasional merupakan bagian yang sangat penting dari
keseluruhan proses manajerial dan bahkan merupakan tes apakah sebuah organisasi
berjalan di atas rel yang benar atau tidak. Hal ini dikarenakan manajemen bersifat
situasional dimana penerapan prinsip-prinsip manajemen harus diterapkan secara
universal dengan memperhitungkan faktor situasi, kondisi, ruang dan waktu. Manajemen
juga berorientasi pada hasil optimal dari segi produk, efisiensi dan efektivitas kerja.

Sehingga penyelenggaraan kegiatan operasional yang baik dan tepat hanya akan terwujud
bila didukung dengan berbagai informasi yang tepat pula.
8. Pengawasan
Pengawasan diperlukan atas pertimbangan bahwa penyelenggaraan seluruh
kegiatan operasional memungkinkan terjadi kesalahan yang berarti dapat berakibat pada
tidak terwujudnya tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang diharapkan. Oleh
karena itu, kegiatan pengawasan jelas memerlukan sekaligus menghasilkan informasi
tentang penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional yang sedang terjadi.
9. Penilaian
Seperti halnya dalam pengawasan, informasi dalam proses penilaian juga sangat
dibutuhkan. Informasi ini dapat diperoleh melalau berbagai wawancara, penyebaran
kuesioner kepada pihak-pihak lain yang dianggap mengetahui pengetahuan mendalam
tentang seluruh proses manajerial, dan teknik-teknik lainnya yang dipandang perlu dan
tepat digunakan.
10. Sistem Umpan Balik
Semua

informasi

yang

diperolehterutama

dari

hasil

penilaian

diumpanbalikkan kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan manajerial organisasi,


termasuk kepada para pemodal, pemilik saham, manajemen puncak, para pimpinan
satuan usaha, dan lainnya. Hal ini penting dilakukan supaya manajerial organisasi yang
bersangkutan tetap menghasilkan efektivitas, efisiensi serta produktivitas yang tinggi
sehingga tujuan awal organisasi dapat terwujud secara maksimal.
Penjelasan di atas membuktikan bahwa informasi sangat dibutuhkan dalam
pengembangan suatu organisasi. Untuk membangun informasi yang handal dibutuhkan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang mampu menampung dan mengolah data serta
menghasilkan informasi yang tepat dan akurat setiap saat. Tanpa dukungan SIM yang
tangguh, maka akan sulit organisasi yang baik akan terwujud, karena SIM menolong
lembaga-lembaga bidang apapun dalam mengintegrasikan data, mempercepat dan
mensistematisasikan pengolahan data, meningkatkan kualitas informasi, mendorong
terciptanya layanan-layanan baru, meningkatkan kontrol, mengotomatisasikan sebagian

pekerjaan rutin, menyederhanakan alur registrasi atau proses keuangan, dan lain
sebagainya.
H. Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Komputer
Pada dasarnya orang dapat membahas sistem informasi manajemen tanpa
komputer, tetapi adalah kemampuan komputer yang membuat SIM terwujud.
Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya komputer dalam sebuah sistem informasi
manajemen, tetapi adalah sejauh mana berbagai proses akan dikomputerkan. Gagasan
suatu sistem informasi/keputusan berdasarkan komputer berarti automatisasi total.
Konsep

sistem

manusia/mesin

menyiratkan

bahwa

sebagian

tugas

sebaiknya

dilaksanakan oleh manusia, dan lainnya lebih baik dilakukan oleh mesin. Dalam sebagian
terbesar persoalan, manusia dan mesin membentuk sebuah sistem gabungan dengan hasil
yang diperoleh melalui serangkaian dialog dan interaksi antara komputer dan seorang
manusia pengolah.
Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer berarti bahwa para
perancang harus memilih pengetahuan cukup mengenai komputer dan penggunaannya
dalam pengolahan informasi. Konsep manusia/mesin bahwa perancang sebuah sistem
informasi manajemen harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi
dan perilaku manusia dalam mengambil keputusan.
I. Sistem Informasi Manajemen Terpadu dengan Data Base
Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada anggapan bahwa harus ada integrasi
antara data dan pengolahan. Integrasi data dicapai melalui data base. Pada sebuah
sistem pengolahan informasi, data base terdiri dari semua data yang dapat dijangkau
oleh sistem. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah data base biasanya dipakai khusus
untuk data yang dapat dijangkau secara langsung oelh komputer. Manajemen sebuah
data base adalah sebuah sistem perangkat lunak komputer yang disebut sebagai sebuah
sistem manajemen data base. Sesuatu penerapan yang mamakai sebuah item (butir)
data akan mengambil item data yang sama, yang hanya sekali disimpan dan disediakan
untuk semua penerapan. Suatu peremajaan dari sebuah item data membuatnya sesuai
untuk semua pemakaian.

Pengolahan terpadu dicapai melalui sebuah perencanaan sistem secara


menyeluruh. Biasanya sistem dirancang sebagai suatu gabungan beberapa subsistem dan
bukan sebagai sebuah sistem tunggal. Perancangan sistem ini dapat berupa sebuah
komputer pusat besar, atau dapat pula merupakan sebuah jaringan kerja beberapa
komputer kecil. Gagasan pokoknya adalah paduan terencana dari berbagai penerapan
yang layak dan efektif.
J. Dukungan Operasi untuk Manajemen Informasi
Kecenderungan dalam pengolahan transaksi pada sistem-sistem mutakhir adalah
menuju pengumpulan data secara online dan permintaan informasi (inquiry) secara
online pula. Kemampuan memperoleh informasi secara online sangat besar peranannya
dalam mendukung informasi. Ini berarti bahwa setiap petugas yang berwenang dapat
memperoleh jawaban langsung atas sesuatu permintaan informasi seperti posisi terakhir
perkiraan seorang pelanggan atau sediaan yang ada untuk jenis barang tertentu.
K. Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan
Model-model pembantu keputusan yang dipakai dalam sistem dapat berupa model
cerdas (intelligence model) untuk menemukan persoalan, model keputusan (decision
model) untuk mengenali dan menganalisis penyelesaian yang mungkin, dan berbagai
model pilihan seperti model optimisasi (optimization model) yang memberikan suatu
penyelesaian optimal atau metode pemuas untuk memutuskan atas sebuah penyelesaian
yang memuaskan. Dengankata lain, diperlukan berbagai rancanagan analitis dan
permodelan untuk memenuhi berbagai situasi yang memerlukan keputusan.

L. Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen


Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi
manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertianpengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen

atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam
pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para

pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.


2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem

informasi secara kritis.


3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem

informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem

informasi dan teknologi baru.


7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,

mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat

berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.


10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada

tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu

model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka.
Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari
masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil
keputusan dianggap:

a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masingmasing
b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia
membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan, atau kegunaan.
Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional
yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan
hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal.
Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan
tertutup.
Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada
dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian
mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan
sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam
batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan
menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.
12. SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen Kegiatan dan proses informasi

untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan. Contohnya pengendalian inventaris


pada tingkatan operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi; pada
tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan
persediaan dan frekuensi memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari
hasil operasi-operasi; pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan
pengendalian manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan
tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat
kontras tajam antara ciri-ciri informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis
berada di tengahnya. Tabel 6 menunjukkan perbedaan tujuh macam ciri. Dengan
melihat perbedaan ini, sistem informasi untuk perencanaan strategik tidaklah identik
dengan sistem informasi untuk pengendalian operasional.
13. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional

Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional


dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan
prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar
keputusan bisa diprogramkan.
Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :
a. Proses transaksi
b. Proses laporan
c. Proses pemeriksaan

Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan keputusan yang dapat
dibuat dalam sistem pengendalian operasional :
a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu dokumen
transaksi. Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki persediaan yang ada, dan
memutuskan apakah suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan.
b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan untuk suatu
posisi. Komputer menyelidiki file pegawai menggunakan program untuk memilih
kandidat secara kasar.
c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang
diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan laporan bisa menciptakan
laporan khusus dalam suatu bidang masalah. Contoh : suatu analisis pesanan yang
masih belum dilayani setelah 30 hari.
14. Sistem

Informasi

Untuk

Pengendalian

Manajemen

Informasi

pengendalian

manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk mengukur pekerjaan,


memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk
diterapkan

personalia

operasional,

dna

mengalokasi

sumber

daya.

Proses

pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :


a. Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)
b. Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan
c. Sebab penyimpangan
d. Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin
Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen utama : (1)
database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran, standar, dll yang

mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal seperti


perbandingan industri dan indeks biaya.
Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian manajemen adalah
sebagai berikut :
1) Model perencanaan dan anggaran
2) Program-program laporan penyimpangan
3) Model-model analisis masalah
4) Model-model keputusan
5) Model-model pemeriksaan/pertanyaan
Keluaran dari sistem informasi pengendalian manajemen adalah : rencana dan
anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus, analisis situasi masalah, keputusan
untuk penelaahan, dan jawaban atas pertanyaan.
15. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis

Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana


suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan
strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bisa
diadakan, sebagai contoh :
a. Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha

melalui pesanan
b. Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk

mengubah menjadi suatu toko obral di luar kota.


Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode
seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur,
meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan
tahunan dan siklus penganggaran. Beberapa jenis data yang berguna dalam
perencanaan strategis menunjukkan ciri data :
a. Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.
b. Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang
c. Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya

(berdasarkan kebijakan dewasa ini).

d. Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan

sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).


e. Prospek bagi industri di daerah lain.
f. Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.
g. Peluang bagi karya usaha baru.
h. Alternatif strategi
i.

Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa strategi.


Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap

seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun


demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada
proses perencanaan strategis, misalnya:
a) Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan
kebutuhan pengolahan operasional.
b) Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau
dan diproyeksikan ke masa mendatang
c) Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam database komputer.
16. SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi

Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem


yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masingmasing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses
informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database,
model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem
fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk
proses

transaksi,

pengendalian

perencanaan strategis.

operasional,

pengendalian

manajemen,

dan

Anda mungkin juga menyukai